Anda di halaman 1dari 6

Punishment intinya buat ngurangin / ngilangin perilaku yang berlebihan.

Punishment simbolnya: SR- atau Sr-.

● Positive Punishment artinya ada yang diberikan kepada subjek sebagai hukuman
(misalnya pukulan, teguran, denda).
● Negative Punishment artinya ada yang diambil dari subjek sebagai bentuk hukuman
(misal HP disita, pengurangan waktu main).

Aversif Stimulus (Stimulus Permusuhan) = peristiwa yg ga menyenangkan, menyakitkan


(agresif). Biasanya dalam bentuk denda/ancaman. Contohnya ASAP ROKOK AJG. ORANG
YG NGEROKOK TUH PARASIT. Nih penjelasannya, asap rokok emg bukan aversif stimulus
bagi org yg ngerokok. Tp rokok itu punishment bagi gua yg lagi nyantai.

Atau musik Rock itu sebagai punishment buat maria yg lagi nari jaipong, tp reinforcement
positive buat Jan yang lagi ngedance.

Aversif stimulus itu punishment yg cuma ngurangi kekuatan perilaku. Punishment bisa kek
penguat, bisa berupa rangsangan tanpa syarat/terkondisi.

● Punisher tanpa syarat (primer) simbolnya SR


Stimulus secara alami ngehukum atau ga perlu pake asosiasi sama stimulus lain
buat nekat perilaku (jadi stimulus).
Punishment primer di catetan smt 1. Stimulus yg selalu berkaitan sama "hukuman".
Contoh: sengaja listrik, pukulan, dll.

● Punisher terkondisi (sekunder) simbolnya Sr


Stimulus yg harus dipasangin atau dikaitkan sama hukuman yang dah terencana
sebelum bertindak buat neken perilaku. Jadi dia harus ada asosiasi dulu sama
hukuman primer.
Contoh: nilai kecil jadinya dimarahin, kalah perlombaan (hukuman menurut dia)
jadinya dipecut ortu, di cut dari perusahaan jadinya dia ga ada uang buat hidup.
Contoh lain: ancaman, denda, dan dihapus hak istimewanya.

POSITIF PUNISHMENT
Positif punishment itu ada yang diberikan kepada subjek sebagai hukuman (misalnya
pukulan, teguran, denda).
Diagram positif reinforcement:
Respon (R ) dilakuin dan diikuti (tanda panah) munculnya stimulus (S) yang ngurangin (-)
kekuatan respon.

R __________________________________________> SR+
Respon diikuti Punishment

Efek: penurunan tingkat respon (R ).

Contoh punishment positif:


● jorge masuk ke dalem rumah pake sepatu penuh lumpur, trs ibu teriak dan
dimarahin.
R __________________________________________> SR+
Pake sepatu berlumpur diikuti ibu ngebentak
Efek: Jorge berenti bawa masuk lumpur ke rumah

● Teri gigit kuku trs ayah marah dan nyuruh taro saos di atas kukunya biar enak
(nyindir)

R __________________________________________> SR+
Gigit kuku diikuti dimarahin bapa + disindir
Efek: Teri berenti gigitan kuku

Keputusan buat lakuin Positive Punishment apalagi yg ga terkondisi seperti sengatan listrik,
ada perkembangan etis:
1. Ada efek langsung karena bahaya serius atau cedera di individu kalo perilaku itu ga
diteken.
2. Pertimbangin kelebihan dan kekurangan sama efektivitas relatif dari teknik lain
3. Liat ketidakefektifan prosedur non-inversif hang dicoba sebelumnya.
4. Konsekuensi negatif secara langsung dan jangka panjang bagi individu yg signifikan
dari klien

NEGATIVE PUNISHMENT
Menarik atau mengambil penguatan positif atau stimulus yg bikin dia berperilaku begitu.
Diagram:

R __________________________________________> SR-
Respon diikuti Punishment

Contoh:
● Melani manjat pohon gede nan tinggi, bareng gengnya yg terus nyemangatin melin
buat manjat lebih tinggi. Terus ibu melani dateng dan ngusir temen-temennya melani
dan nyuruh turun.

R __________________________________________> SR-
Melani manjat pohon diikuti Ngusir temen-temennya melani
Efek: melani berenti manjat pohon

● Budi nyetir motor ngebut akhirnya dia ditilang polisi, didenda dan disita sim nya.

R __________________________________________> SR-
Budi nyetir motor ngebut diikuti Ditilang, didenda dan sim disita.
Efek: Budi berenti ngebut
KEPUNAHAN (Extinction)
Kepunahan ≠ negative punishment. Kepunahan itu “pertahanin respon ditahan sampe nurun
ke nol atau ketingkat yg dimau”. Kepunahan: ketika stimulus terkondisi jadi netral lagi,
sampe perilaku berkurang atau ttp. Biasanya di reinforcement positif.

Kalo kepunahan, simbolnya:


R —-------------/—------------------> SR+
Respon ga diikuti Ngehapus Positif Reinforcement (stimulus).

Efek: Perilaku menurun

TIME OUT
Bentuk punishment negatif. Jadi individu/klien dikeluarkan dri situasi yg bermasalah
langsung pas abis ngelakuin perilaku target. Terus ditempatin di periode singkat di
lingkungan tanpa adanya penguatan minimal. Periode singkatnya bisa 5-20 menit. Kalo dia
nolak buat di time out (kek nolaknha tuh nendang, mukul, tantrum), bisa diperpanjang
waktunya misal 2-5 menit per insiden.

OALAAA jadi time out itu nama “space” sama “waktu” buat si pelaku ngerasain punishment,
biasanya buay renungin masalah. YEP, ini termasuk punishment negatif karena ada banyak
hal yg ga bisa dilakuin pelaku di situ. Intinya dia dihukum buat ga ngapa-ngapain di sana.

Contoh, Budi selalu pecicilan sampe rusakin tugas ayu (kakaknya budi). Ayu bawa Budi ke
tempat cuci baju di loteng, buat berdiam diri dan ditentuin waktu 20 menit. Di loteng Budi
terus ngebela diri Kalo dia ga salah padahal ibu jadi saksinya, makannya ayu nambahin
waktu 5 menit tiap kali ngebela diri. Total semuanya 35 menit, berarti Budi ngebela diri
sebanyak 3 kali.

CARA BUAT MEMAKSIMALKAN EFEKTIVITAS PUNISHMENT


1. Punisher harus segera mengikuti respons target
Pas perilaku target keluar, harus langsung dikasih punishment. Jangan ditunda, kalo
ditunda, malah nanti menekan perilaku lain secara ga sengaja.
2. Punisher dikasih tiap kalo respons dilakuin
3. Punisher punya intensitas yg cukup buat neken respons target
4. Kontingensi hukuman diatur sampe individu ga bisa kabur dari penghukum
5. Perilaku alternatif yg sesuai ditentuin
6. Perilaku yg sesuai, diperkuat secara positif
7. Penguatan buat perilaku yg ga pantas, dihapus atau dikurangi

KERUGIAN PUNISHMENT
1. Perilaku yg dihukum bisa muncul lagi kalo orang yg ngasih hukuman ga ada.
2. Agresi bisa terjadi dari pelaku ke pemberi hukuman
3. Pelaku bisa displacement (lakuin agresi yg seharusnya ke pemberi hukuman jadi ke
orang lain yg lebih “ga berpengaruh”.
4. Pemberi hukuman malah bisa jadi punishment sekunder (hukuman yang
dikondisikan) bagi pelaku, jadinya pelaku malah ngehindar pemberi hukuman.
5. Punisher bisa neken perilaku yg tepat sebelum punishment diberikan.
6. Pemberi hukuman bisa ditiru sama pengamat.
7. Hukuman bisa aja ga efektif

Contoh: Mama lagi masak dan mau bawa makanan ke bawah. Minta tolong zahwa tp zahwa
malah sibuk main hp. Mama marah dan zahwa nangis, terus mama malah kerjain semuanya
sendiri trs zahwa malah lanjut main hp lagi karena ngerasa dah ga dibutuhin.

—------------ SD (mama mau nurunin makanan)


|
|
|___R_____________________________________> S. SD
Zahwa main hp diikuti oleh Mama marahin zahwa (punishmenr)

|
|
|
R___________________Sr+
Zahwa nangis Mama ngerjain sendiri dan biarin zahwa main hp lagi

Efek: zahwa jadi mikir kalo nangis, mamanya bakal “yaudah lah ribet” akhirnya ga minta
tolong lagi dan kerjain semuanya sendiri. Jadinya dia bisa bebas main lagi.

ALTERNATIF PUNISHMENT
Aturannya: punishment positif cuma dilakuin kalo metode alternatif ga berhasil, atau
kasusnya ekstrem di mana konsekuensinya merusak sehingga harus segera dihentikan.

Sebelum menggunakan prosedur punishment, praktisi harus mempertimbangkan


pendekatan lain untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Salah satu cara alternatif
untuk mengurangi perilaku yang tidak pantas dan meningkatkan perilaku yang sesuai adalah
untuk menentukan dan secara positif memperkuat perilaku yang diinginkan yang tidak
sesuai dengan perilaku yang tidak diinginkan (DRI). Sebagai contoh, alih-alih meneriaki
Stephen ketika dia memukul Dianne, Edward bisa memperkuat Stephen dengan kue atau
pujian ketika dia bermain bersama dengannya.

Jadi secara Simplenya kalo bisa ni positive reinforcement dulu baru punishment? Betul.
Ketika disertai dengan positif reinforcement, punisher bisa pake punishment yang ringan.
Misal klien selalu oot, terus kita bilang “bisakah kita kembali ke subjek?”. Maka klien akan
berhenti ngomong tanpa ada kekerasan yg pasti. Tp juga memperkuat klien dengan topik.
Dan punishmen ga boleh fisik. Mending bikin prosedur Antecedent diikutin positive
reinforcement biar perilaku yg diinginkan bertambah.

Ketika punishment dipilih sebagai prosedur yang diinginkan, punishment negatif atau
penghilangan perencanaan positif lebih disukai daripada punsihment positif atau penyajian
seorang penghukum, kecuali dalam keadaan ekstrem.
OVERRECTION
Adalah cara yg satu sisi ngurangin perilaku yang ga pantas tp di sisi lain memperkuat
perilaku yg sesuai (counterconditioning)(??). Ada 2 jenis koreksi:
● Koreksi overitutional (restitusi)
Pemulihan “Situasi, kondisi, kepemilikan” kembali seperti sebelum terjadi tindakan yg
pantas. Dan memperbaiki lebih jauh.
Contoh: Budi ngumpetin pensil ayu. Budi harus balikin pensil ayu dan membantu ayu
merapikan barangnya sebagai hukuman. (Jadinya overcorrection).
Contoh lain: ayu memarahi kakanya karena tidak mau bermain dengannya. Ayu
harus minta maap ke kakanya dan harus membujuk secara halus kakanya agar mau
bermain dengannya apabila ia mau bermain dengan kakanya sekaligus coklat dari
mama.

Dalam satu kasus yang


dilaporkan, prosedur koreksi berlebihan mencuri makanan mengharuskan individu
untuk mengembalikan barang curian kepada korban (restitusi) dan, di samping itu,
membeli barang yang identik dan memberikannya padanya (overcorrection)

Contoh lengkap:
Steven buang sampah di gym, pelatih nyuruh Steven ngambil sampahnya ke tempat
sampah (restitusi). Lanjut, pelatih nyuruh Steven mengambil semua sampah di
seluruh gym dan buang di tempat sampah (overcorrection).

● Praktik positif overcorrection.


Dalam positive overcorrection, individu harus ngelakuin dan ngulangi perilaku yang
diinginkan melampaui koreksi dari perilaku yg ga diinginkan (jadi instruksi 1 kali, tp
ngelakuin perilakunya bisa 10 kali) Jadi dia ngelakuin perilaku yg diinginkan yang ga
sesuai sama perilaku yg ga pantas sebelumnya dan praktekin perilaku yg diinginkan
berulang kali.
Contoh: kalo siswa ngomong terus dan ninggalin kursi di kelas tanpa izin, lari lagian
kesana kemari. Mereka bakal diminta buat sebutin aturan yang dah dilanggar
beserta prosedur yang benar (angkat tangan, nunggu dipanggil guru, dan minta guru
buat izin berbicara). Penguat yang dilakuin guru adalah pujian verbal. Dan perilaku
ini diulangi 5-10 menit selama jam istirahat.

Positive overcorrection bisa dilakuin sendiri atau bareng overcorrection restitusi.


Prinsip-prinsip overcorrection restitusi:
1. Penguatan buat perilaku yg ga pantas, dihilangkan.
Orang mencuri, penguatnya kan barang. Makannya barang itu harus
dikembalikan
2. Time out dilakuin buat perilaku ga pantas.
3. Praktikin perilaku yg sesuai
4. Ada penguat positif yg dikasih buat praktik yg bener.

MASA DEPAN PUNISHMENT


Punishment juga bisa jadi penguat buat si pemberi punishment dalam jangka pendek. Misal:
ayu selalu bawa Budi ke loteng buat time out. Ayu jadi diperkuat buat “ngurung” Budi
sendirian berkedok time out. Makannya punishment dg rangsangan permusuhan cuma bisa
dipake kalo:
a. Alternatif dan teknik yg ga sensitif ttp ga efektif
b. Perilaku yg ga diinginkan terlalu berbahaya dan merugikan sampe harus
penghentian segera.

Anda mungkin juga menyukai