Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Istiqomah B Malahika

NIM : 2321031
Kelas : AKT1J
Jawaban Tugas pertemuan ke 15
Dalam Al-Qur’an, konsep makanan dan minuman halal serta haram dijelaskan dengan rinci. Beberapa ayat yang relevan
termasuk Surah Al-Baqarah (2:173), Surah Al-Ma’idah (5:3), dan Surah Al-An’am (6:145). Meskipun Al-Quran tidak
secara spesifik menyebutkan jenis-jenis makanan atau minuman yang merusak akal, larangan terhadap substansi yang
dapat merugikan kesehatan mental dan fisik bisa ditemukan dalam beberapa ayat. Salah satu contohnya dapat ditemukan
dalam Surah Al-Baqarah (2:219):
“…mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa besar dan manfaat
bagi manusia; tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaat keduanya.” Dan mereka bertanya kepadamu, apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir.”
Meskipun ayat tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan makanan dan minuman yang merusak akal, konsep haram
terhadap hal-hal yang merugikan umat dapat diambil dari pemahaman tentang prinsip-prinsip keadilan, kesehatan, dan
kebijaksanaan dalam Islam. Ayat-ayat tersebut menegaskan larangan mengonsumsi makanan atau minuman yang
diharamkan, seperti daging babi dan minuman beralkohol. Hadits juga memainkan peran penting dalam menetapkan
hukum makanan dan minuman. Misalnya, hadits dari Nabi Muhammad Saw. Menyebutkan larangan terhadap hal-hal
tertentu, seperti darah, daging babi, dan hasil dari perjudian. Dalam Islam, prinsip kehalalan makanan dan minuman
ditegaskan untuk memastikan umat Muslim mengonsumsi yang baik dan bersih sesuai dengan ajaran agama mereka.
Al-Quran mengharamkan hal-hal seperti khamr, makanan/minuman yang merusak akal, narkoba, zina, riba, pencurian,
dan penipuan karena tujuan utama Islam adalah menjaga kesejahteraan manusia dan masyarakat. Larangan-larangan
tersebut diakui sebagai potensi merugikan yang dapat membahayakan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial individu
serta masyarakat secara keseluruhan. Al-Quran memberikan pedoman untuk kehidupan yang adil, aman, dan bermartabat.
Islam mengharamkan makanan dan minuman yang merusak akal karena akal atau pikiran yang sehat merupakan
anugerah dari Allah yang harus dijaga dan dihormati. Kesehatan mental dan kejernihan pikiran memiliki peran penting
dalam menjalani kehidupan yang baik dan memahami kewajiban agama. Konsumsi substansi atau zat-zat yang dapat
merusak akal, seperti alkohol atau obat-obatan terlarang, dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir jernih,
membuat keputusan yang baik, dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Melarang makanan dan
minuman yang merusak akal juga merupakan langkah preventif untuk melindungi individu dan masyarakat dari potensi
risiko dan kerugian yang dapat timbul akibat kehilangan kontrol diri yang disebabkan oleh substansi tersebut. Dengan
mematuhi larangan ini, umat Islam diarahkan untuk menjaga kesehatan mental mereka dan mendorong keberlanjutan
masyarakat yang adil dan aman.
Mendekati atau mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan dalam Islam dapat memiliki berbagai akibat,
termasuk:
1. Kerugian Spiritual, Mendekati makanan dan minuman haram dapat merugikan kebersihan spiritual individu. Ini
bisa mengganggu hubungan dengan Allah dan mempengaruhi keberlanjutan ketaatan kepada ajaran agama.
2. Risiko Kesehatan, Makanan dan minuman haram sering kali dapat membawa risiko kesehatan. Dalam beberapa
kasus, konsumsi bahan-bahan tertentu dapat merugikan tubuh dan memicu masalah kesehatan.
3. Kehilangan Kepercayaan, Tindakan melanggar larangan agama, termasuk dalam hal makanan dan minuman,
dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan komunitas agama. Ini dapat berdampak pada
reputasi dan interaksi sosial seseorang.
4. Ketidakseimbangan Hidup, Mengonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan dapat membawa seseorang
ke dalam siklus ketidakseimbangan hidup. Hal ini bisa mencakup masalah keuangan, kesehatan, dan hubungan
sosial.
5. Potensi Hukuman, Beberapa tindakan yang melibatkan makanan dan minuman haram dapat dikenai hukuman
di dunia atau di akhirat, tergantung pada kasusnya. Hukuman ini dapat berupa sanksi sosial atau konsekuensi
dari kebijakan hukum Islam.
Menghindari makanan dan minuman haram adalah bagian dari upaya untuk menjaga kesehatan spiritual, moral, dan fisik.
Ini juga mencerminkan ketaatan kepada ajaran agama dan niat untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Anda mungkin juga menyukai