Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

MANAJEMEN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT (MPGM)


DINAS KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2023

OLEH :

Ahlia Ryanti Putri (192210689) Qori Agustin (192210673)


Altifah Alputri ( 192210651 ) Raisyatul Maharani (192210
Cyintia Yunica Putri ( 192210656) Rhamadilla (192210714)
Dinda Sri Kinanti ( 192210697 ) Suci Wahyuni (192210724)
Elvanisa Maisyitariza ( 192210659) Shofwah Safinatun N ( 192210721)
Fadhila Azizah ( 192210660 ) Shinta Bella Pertiwi (192210681)
Nindalany Rahti (192210708)

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2023
PERSETUJUAN LAPORAN

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) MPGM


Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota
Payakumbuh 2023, telah disetujui.

Clinical Instructure Dinas


Kesehatan Kota
Payakumbuh

Tri Vio Gianti Nora, AMG


NIP.19851126 201001 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena berkat dan
hidayah- Nya laporan praktek kerja lapangan Manajemen Pelayanan Gizi
Masyarakat (MPGM) pada program studi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika Poltekkes Kemenkes RI Padang dapat disusun.
Pembelajaran dilahan praktek merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
telah didapat mahasiswa saat pembelajaran di kelas dan di laboratorium.
PKL sekaligus merupakan Program Internship (Magang) atau pendidikan
profesi untuk mencapai kompetensi yang diakui oleh Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI) dan ditetapkan dalam Kepmenkes No
374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi.
Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu pembimbing yang
telah membantu dalam menyelasaikan laporan ini. Semoga laporan ini
memberikan manfaat dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan PKL
Mahasiswa S1 Terapan Gizi dan Dietetika Tahun 2023 khususnya PKL
MPGM.

Payakumbuh, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN LAPORAN..................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan PKL..................................................................................................2
C. Waktu dan Lokasi PKL.................................................................................3
D. Peserta PKL...................................................................................................3
E. Manfaat PKL.................................................................................................4
BAB II HASIL PKL MPGM.................................................................................5
A. Gambaran Umum Lokasi PKL.....................................................................5
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL...............................................................16
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................24
A. Perencanaan dan Pelaksanaan Program Gizi..............................................24
B. Pengembangan dan Evaluasi Program Gizi................................................26
C. Penyuluhan gizi...........................................................................................27
D. Asuhan Gizi Buruk.....................................................................................27
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................30
A. Kesimpulan.................................................................................................30
B. Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
LAMPIRAN..............................................................................................................

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah sasaran penduduk menurut wilayah kerja Puskesmas..........................10


Tabel 2. 2 Rasio Tenaga Kesehatan Tahun 2020 di Kota Payakumbuh............................10
Tabel 2. 3 Hasil Skrining Gizi dengan metode Strong Kids..............................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik


Kesehatan Kemenkes RI Padang merupakan pendidikan vokasi yang
menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan bidang
gizi. Proses pembelajaran ditempuh selama 8 semeter(4 tahun) dengan
beban SKS sebanyak 145 SKS dan dilakukan baik dalam bentuk teori kelas,
praktik laboratorium, maupun praktik kerja lapangan. Praktek Kerja
Lapangan di bidang gizi masyarakat dilakukan di institusi pengelola
prograqm gizi tingkat kabupaten/kota dan puskesmas kecamatan. Pada
prinsipnya lulusan diharapkan mampu dan terampil di bidang pengelolaan
pelayanan gizi masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementrian Kesehatan
Republik Idonesia nomor : HK.01.07/III/01169/2016 Ditetapkan krikulum
program studi Sarjana Terapan Gizi yang mencantumkan prodil Sarjana
Terapan Gizi yaitu sebagai 1) Pengelola Gizi Masyarakat, 2) pengelola Gizi
Klinik/dietetic 3) Pengelola Gizi Institusi, 4) Edukator dan Konselor Gizi, 5)
Peneliti Gizi.
Praktek Kerja Lapangan MPGM merupakan penerapan pengetahuan
tentang pengelolalaan kegiatan/manajemen pelayanan gizi masyarakat yang
dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Puskesmas.
Sesuai dengan visi program studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
yaitu menjadi program studi yang unggul terutama dalam pengelolaan
penanggulangan penyakit degeneratif berlandasan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME pada tahun 2024, maka kegiatan pelayanan gizi
masyarakat dikhususkan pada kelompok masyarakat yang beresiko (bayi,
balita, bumil,busui, tenaga kerja) dan termasuk kelompok masyarakat
beresiko menderita penyakit degeneratif (seperti usia lanjut). Berdasarkan
uraian diatas, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan Menajemen Pelayanan Gizi Masyarakat (MPGM) yang

1
pelaksanaannya di Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang.
Kegiatan ini merupakan salah satu sarana pembelajaran dalam
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama diperkuliahan dengan
lingkungan kerja. Sehingga nantinya mahasiswa menjadi bermutu dan
professional dalam mengelola pelayanan gizi di masyarakat.

B. Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
PKL MPGM ini merupakan penjabaran dari kelompok mata kuliah
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan
kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efekstif, efisien dan
optimal untuk dapat mencapai kompetensi sebagai Sarjana Terapan Gizi
dan Dietetika.
2. Tujuan Khusus
Setelah pelaksanaan PKL MPGM, mahasiswa diharapkan mampu
melaksanakan manajemen pelayanan gizi masyarakat tingkat Puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Semester VIII.
Pendidikan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang merupakan
Pendidikan vokasi yang menghasilkan Sarjana Terapan Gizi. Lulusan baru
(fresh graduate) berperan sebagai pengelola gizi masyarakat yang memiliki
kemampuan dalam mengelola pelayanan program gizi masyarakat secara
promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang telah ditetapkan pada individu maupun kelompok.
Capaian pembelajaran (Learning Outcome) yang diharapkan pada
aspek pengetahuan adalah :
a) Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis, pangan gizi dan
Kesehatan dalam pelayanan gizi dengan memanfaatkan IPTEK secara
tepat.
b) Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis advokasi gizi,
perencanaan, monitoring dan evaluasi pelayanan gizi, pemberdayaan
masyarakat dan pengelolaan asuhan gizi serta dokumentai pelayanan
gizi masyarakat.

2
Capaian pembelajaran yag diharapkan pada aspek Keterampilan
Khusus adalah :

a) Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan pelayanan gizi


masyarakat dengan memanfaatkan IPTEK secara tepat.
b) Mahasiswa mampu merencanakan, melakukan pelayanan gizi
masyarakat dan melakukan advokasi gizi, onitoring, evaluasi
pelayanan gizi, pemberdayaan masyarakat dan pengelola asuhan gizi
serta dokumentasi pelayanan gizi masyarakat.

C. Waktu dan Lokasi PKL

Praktek Kerja Lapangan (PKL) Manajemen Program Gizi


Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, yang dilaksanan pada
tanggal 16 Januari 2023 hingga tanggal 10 Februari 2023.
Lokasi PKL dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang
dan pada 6 Puskesmas yang ada di Kota Payakumbuh, yaitu Puskesmas Air
Tabit, Puskesmas Lampasi, Puskesmas Tarok, Puskesmas Parit Rantang,
Puskesmas Tiakar, dan Puskesmas Payolansek.

D. Peserta PKL

Peserta Praktek Kerja Lapangan MPGM adalah mahasiswa Jurusan


Gizi program Studi Sarjana Taerapan Gizi Dan Dietetika yang telah lulus
semester I-VII yang telah mengambil mata kuliah MPGM. Mahasiswa yang
mengikuti PKL sebagai berikut :
1. Ahlia Ryanti Putri (192210689)
2. Altifah Alputri ( 192210651 )
3. Chintya Yunica Putri ( 192210656)
4. Dinda Sri Kinanti ( 192210697 )
5. Elvanisa Maisyitariza ( 192210659)
6. Fadhila Azizah ( 192210660 )
7. Nindalany Rahti (192210708)
8. Qori Agustin (192210673)
9. Raisyatul Maharani (192210

3
10. Rhamadilla (192210714)
11. Suci Wahyuni (192210724)
12. Shofwah Safinatun N ( 192210721)
13. Shinta Bella Pertiwi (192210681)

E. Manfaat PKL

1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan
meningkatkan kemampuan dalam Manajemen Program Gizi Masyarakat.
2. Bagi Instansi
Sebagai masukan bagi institusi khususnya seksi kesehatan keluarga
(kesga) dan gizi dalam Manajemen Program Gizi Masyarakat.

4
BAB II
HASIL PKL MPGM

A. Gambaran Umum Lokasi PKL

1. Keadaan Geografis
Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 00º 10’
sampai dengan 00º 17’ LS dan 100º 35’ sampai dengan 100º 45’ BT. Luas
wilayah Kota Payakumbuh yaitu 80,43 Km² atau setara dengan 0,19
persen dari luas provinsi Sumatera Barat.
Suhu udara Kota Payakumbuh berkisar antara 21 - 32º celcius
dengan kelembapan udara berkisar antara 45 persen sampai dengan 50
persen. Keadaan topografi Kota Payakumbuh seagian besar adalah
dataran, dengan sedikit perbukitan. Ketinggian Kota Payakumbuh 514
meter di atas permukaan laut.
Keadaan Topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara daratan
dan berbukit dengan ketinggian 514 meter diatas permukaa air laut.
Berdasarkan penggunaan tanah di Kota Payakumbuh, 2.751 Ha merupakan
tanah sawah, lahan pertanian bukan sawah 2.390 Ha berupa tanah kering.
Sebagian besar tanah kering dimanfaatkan untuk bangunan sebesar 2.902
Ha dan sisa untuk kebun, hutan rakyat dan lainnya.
Berdasarkan penggunaan tanah diatas, tanah untuk bangunan dan
sekitarnya merupakan areal terluas yaitu 36,08%. Jumlah ini telah meleihi
areal tanah ntuk sawah yang tercatat hanya 34,02%.
Letak Kota Payakumbuh sangat strategis bila dilihat dari segi lalu
lintas darat antar Provinsi Sumbar-Riau. Kota Payakumbuh merupakan
pintu gerbang dari arah Pekanbaru menuj kota-kota penting di Sumatera
Barat. Jarak Kota Payakumbuh ke kota Pekanbaru 188 Km dan dapat
ditempuh selama 3 jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan
jarak ke kota Padang sejauh 124 Km. Kota Payakumbuh terdiri dari 5
kecamatan, kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Payakumbuh
Barat.

5
2. Keadaan Penduduk
Kota Payakumbuh merupakan segi tiga emas, yang mana
perlintasan Proinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh Kota, jumlah
penduduknya yang relatif banyak. Besarnya jumlah penduduk tersebut
dissamping merupakan potensi daerah juga menimbulkan berbagai
permasalahan sosial termasuk masalah kesehatan.
Jumlah penduduk Kota Payakumbuh berdasarkan data dari Kantor
Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2020 berjunlah 137.487 jiwa
dengan jumlah laki-laki 68.493 jiwa da perempuan 68.994 jiwa, dimana
penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Penduduk
terbanyak menurut Kecamatan adalah di Kecamatan Payakumbuh Barat
(58.818 jiwa) dan Kecamatan Lamposi Tigo Nagari adalah yang paling
sedikit (9.989 jiwa). Tahun 2019 terjadi penggabungan keluahan di Kota
Payakumbuh menjadi 47 kelurahan dari sebelumnya 48 kelurahan. Begitu
juga dengan wilayah kerja puskesmas juga mengalami perubahan yaitu
Puskesmas Lampasi, Tarok dan Tiakar. Perubahan wilayah kerja ini
didasari adanya kebijakan penggabungan kelurahan serta adanya kebijakan
pemerataan penduduk yang dilayani Puskesmas juga terkait junlahkapitasi
BPJS yang akan diterima Puskesmas.
Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas jumlah penduduk terbanyak
yang dilayani Puskesmas adalah Puskesmas Parit Rantang dengan jumlah
penduduk yang dilayani 43.145 jiwa sedangkan puskesmas yang jumlah
penduduknya terkecil adalah Puskesmas Tiakar yaitu 9.581 jiwa.
Penanggulangan kemiskinan bidang kesehatan salah satunya
ditujukan bagi terjaminnya masyarakat Kota Payakumbuh dalam
kepesertaan Jaminan Kesehatam Nasional melalui BPJS. Pada tahun 2020
jumlah peserta JKN ; PBI-APBN tercatat sebanyak 32.729 jiwa, PBI
APBD sebanyak 43.546 jiwa, Total PBI seluruhnya sebanyak 76.285 jiwa.
Sedangkan peserta non PBI/Mandiri, Askes dll sejumlah 85,4% atau
sebanyak 119.189 jiwa. Namun secara total penduduk terdaftar JKN pada
BPJS (termasuk tidak aktif/ menunggak) adalah 128.346 jiwa atau 93,15%
dari total penduduk 137.487 jiwa (data capil).

6
Peningkatan produktifitas ekonomi Kota Payakumbuh didominasi
sektor perdagangan, pertanian dan wisata. Meningkatnya aktfitas ekonomi
berpengaruh terhadap penigkatan usaha kecil dan menengah pada sektor
kerajinan dan industri kecil baik dalam pengadaan bahan baku maupun
dalam pemasaran.
3. Administrasi
Kota Payakumbuh pada tahun 2020 mempunyai wilayah
administrasi terdiri atas 47 kelurahan, 5 kecamatan dan jumlah rumah
tangga sebanyak 30.293. Jumlah puskesmas di Kota Payakumbuh
sebanyak 8 Puskesmas dengan jumlah puskesmas 2 rawatan, serta jumlah
puskesmas pembantu sebanyak 23 buah, poskeskel 43 unit.
4. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
a) Visi
Masyarakat Payakumbuh yang Mandiri untuk Hidup Sehat dan
Sejahtera melalui Pelayanan Kesehatan yang Bermutu.
b) Misi
1) Menggerakkan pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan.
2) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau secara paripurna dengan berpedoman kepada
etika dan profesionalisme.

7
5. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2023

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2023

8
6. Bagan Struktur Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota
Paykumbuh tahun 2023
Pelaksana Program
Ibu/KB
Lidya Arliani, STr. Keb

Pelaksana Pelayanan
Kesehatan Anak
Sriyana Yosa, AMd. Keb

Kasub. Koordinator Kesga dan Pelaksana Pelayanan Kesehatan Usia


Gizi Pendidikan Dasar, Lansia, dan
Despriyani, STr. Keb Pengelola Data Stunting
Amelia, AMG

Pelaksana Kesehatan Gizi


Masyarakat
Tri Ivo Gianti Nora, AMG

Pelaksana Kegiatan Anak/KIA dan


Umum
1. Olifia Aprinesia
2. Debby Regiska Putri, S.Gz

Bagan 2. 1 Struktur Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Paykumbuh
tahun 2023
7. Sarana Kesehatan
Gambaran mengenai sarana kesehatan di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh dikelompokkan dalam sajian data dan informasi
diantaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi
kefarmasian serta upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).
Untuk Puskesmas, Pada tahun 2020 jumlah Puskesmas di Kota Payakumbuh
sebanyak 8 Puskesmas dengan jumlah Puskesmas rawatan 2 buah yaitu
puskesmas lbuh dan Puskesmas Lampasi, serta jumlah puskesmas pembantu
sebanyak 23 buah. Secara konseptual Puskesmas menganut konsep wilayah
dan diharapkan dapat melayani penduduk rata- rata 20.000 penduduk

9
(minimal). Dengan jumlah Puskesmas tersebut berarti 1 puskesmas di Kota
Payakumbuh rata-rata melayani sebanyak 16.946 jiwa. Berikut dibawah ini
data sasaran penduduk per wilayah kerja Puskesmas tahun 2019.

Tabel 2. 1 Jumlah sasaran penduduk menurut wilayah kerja


Puskesmas tahun 2020
N Perempua Jumlah Keteranga
Nama Puskesmas Laki-Laki
o n Penduduk n
1 Pusk. Ibuh 10.992 11.073 22.065 6 kel
2 Pusk. Parit Rantang 7.305 7.359 14.664 5 kel
3 Pusk. Payolansek 8.514 8.575 17.089 6 kel
4 Pusk. Air Tabit 7.991 8.050 16.041 5 kel
5 Pusk. Tiakar 9.341 9.409 18.750 5 kel
6 Pusk.Lampasi 8.802 8.868 17.670 8 kel
7 Pus. Tarok 9.938 10.010 19.948 6 kel
Pusk. Padang
8 5.610 5.650 11.260 6 kel
Karambia
Jumlah 68.493 68.994 137..487 47 kel

8. Jumlah Tenaga Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh


Data tenaga kesehatan di Kota Payakumbuh pada Tahun 2020 dapat
dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 2. 2 Rasio Tenaga Kesehatan Tahun 2020 di Kota
Payakumbuh
NO JENIS TENAGA JUMLAH
1 Dokter 124
2 Dokter gigi 16
3 Perawat 296
4 Bidan 169
5 Kesehatan Masyarakat 25
6 Kesehatan Lingkungan 16
7 Gizi 22
8 Ahli laboraturium medik 39
9 Tenaga Teknik biomedika lainnya 0
10 Keterapian fisik 6
11 Keteknisian medis 47
12 Tenaga Teknik kefarmasian 35
13 Apoteker 24
14 Tenaga penunjang kesehatan 99

10
9. Sumber Dana Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
Sumber dana yang digunakan oleh Dinas Kesehatan berasal dari
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Dana Alokasi Umum (DAU).
BOK adalah dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Kementerian Kesehatan dan merupakan bantuan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme tugas pembantuan
untuk percepatan pencapaian target program kesehatan. Sedangkan DAU
merupakan salah satu transfer dana pemerintah kepada pemerintah daerah
yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

10. Tugas Pokok Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh
Tugas Pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Tahun
2023:
a) Kepala Seksi
1) Merencanakan kegiatan seksi kegiatan keluarga dan gizi sesuai dengan
program kerja bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing untuk kelancaran tugas seksi kesehatan keluarga
dan gizi.
3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan dilingkungan seksi kesehatan
keluarga dan gizi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar.
4) Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dilingkungan seksi
kesehatan keluarga dan gizi sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku agar terhindar dari kesalahan.

11
5) Melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan keluarga dan
keluarga berencana sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
pelaksanaan tugas.
6) Melaksanakan dan mengevaluasi pemantauan sistem kewaspadaan
pangan gizi (SKPG), survailens gizi, komunikasi informasi dan edukasi
gizi (KIEG), dan upaya penanggulangan masalah gizi sesuai dengan
standar pelayanan dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga
dan gizi.
7) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dilingkungan seksi kesehatan keluarga
dan gizi dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang.
8) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah, standar
operasional prosedur, dan standar pelayanan publik sesuai dengan
bidang tugas untuk pedoman pelaksanaan tugas.
9) Melaporkan hasil kegiatan seksi kesehatan keluarga dan gizi sesuai
dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk
akuntabilitas kerja.
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah oleh pimpinan baik
lisan maupun tulisan.
b) Staff Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu/KB
1) Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin KB
sesuai DPA tahun 2023.
2) Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan program ibu hamil
bersalin KB.
3) Menyiapkan bahan dalam pelaksanaan upaya kesehatan maternal / KB.
4) Menyiapkan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
rutin(undangan, daftar hadir, laporan, dan dokumentassi
kegiatan(program ibu/KB).
5) Berkoordinasi dan bertanggungjawab terhadap semua kegiatan ibu atau

12
KB kepada sub koordinator kesga gizi/kabid.
6) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan puskesmas terkait pelayanan
kesehatan ibu/KB.
7) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Provinsi
dengan berkoordinasi dengan sub koordinator/kabid, baik berupa
laporan rutin maupun khusus.
8) Membina petugas kesehatan atau puskesmas dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan ibu/KB.
9) Membuat konsep surat yang berhubungan dengan kegiatan ibu dengan
berkonsultasi sub koordinator kesga gizi.
10) Mengkoordinir semua laporan Ibu puskesmas.
11) Mengkoordinir Pendistribuasian pengadaan dari Dinkes Kota ,Dinkes
Provinsi dan Kemenkes.
12) Menganalisa laporan Ibu Anak.
c) Staff Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Anak
1) Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan Bayi baru Lahir ,Anak
Balita Serta Apres KLA sesuai DPA tahun 2023.
2) Menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka
perencanaan,pe;aksanaan ,pengendalian ,evaluasi dan pelaporan
program BBL, Balita dan APRAS.
3) Menyiapkan bahan dalam pelaksanaan upaya kesehatan BBL.BALITA
DAN APRAS.
4) Menyiapkan pertanggungajawaban pelaksanaan kegiatan rutin
(Undangan.Daftar Hadir,Loporan dan dokumantasi Kegiatan ) Program
ANAK.
5) Berkoordinasi dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan ANAK
dan KLA Koordinator Kesga Gizi/Kabid.
6) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas terkait pelayanan
kesehatan anak.

13
7) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Provinsi
dengan berkoordinasi dengan sub Koordinator/Kabid, baik berupa
laporan rutin maupun khusus.
8) Membina petugas kesehatan/Puskesmas dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan anak.
9) Membuat konsep surat yang berhubungan dengan kegiatan ANAK
dengan berkonsultasi ke sub Koordinator kesga gizi.
10) Mengkoordinir semua laporan puskesmas. Yg berhubungan dengan lap
ANAK.
11) Mengkoordinir Pelaksanaan SHK, pengiriman sampel SHK ke Rs M
Jamil Padang.serta pelaporan pengdaan sampel SHK.
12) Mengirim laporan MPDN.E Kohor,Komdat ke Kemenkes,Dinkes
Provinsi. F1-F7.LB 3 KIA.PWS KIA.Lap Tri wulan dan
laporanTahunan.
13) Melaksanakan pengadministrasian pertanggungjawaban keuangan
terkait kegiatan anak.
d) Pelaksanan Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar/LANSIA
1) Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan Usia Pendidikan
dasar/lansia sesuai DPA tahun 2023.
2) Menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka
perencanaan,pelaksanaan ,pengendalian ,evaluasi Pelayanan Usia
Pendidikan dasar /lansia.
3) Menyiapkan bahan dalam pelaksanaan upaya kesehatan Usia
Pendidikan dasar/Lansia.
4) Menyiapkan pertanggungajawaban pelaksanaan kegiatan rutin
(Undangan.Daftar Hadir,Loporan dan dokumantasi Kegiatan )
Program Usia Pendidikan dasar/Lansia.
5) Membuat konsep surat yang berhubungan dengan kegiatan
UPD/LANSIA dengan berkoodinasi ke sub koordinator kesga gizi

14
6) Mengkoordinir semua laporan puskesmas yang berhubungan dengan
laporan UPD/LANSIA.
7) Berkoordinasi dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
UPD/LANSIA ke Koordinator Kesga Gizi/Kabid.
8) Mengkoordinir Pendistribuasian pengadaan dari Dinkes Kota ,Dinkes
Provinsi dan Kemenkes.
9) Mengkoordinar dan membuat laporan yang Berhubugan dengan
Stunting.
10) Melaksanakan pengadministrasian pertanggungjawaban keuangan
terkait kegiatan pelayanan usia pendidikan dasar dan lansia.
e) Staf Pelaksana Kesehatan Gizi Masyarakat
1) Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan gizi Masyarakat sesuai
DPA tahun 2023.
2) Menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka
perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, evaluasi Pelayanan
Kesehatan Gizi Masyarakat.
3) Menyiapkan bahan dalam pelaksanaan upaya kesehatan Gizi
Masyarakat.
4) Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
5) Menyiapkan pertanggungajawaban pelaksanaan kegiatan rutin
(Undangan Daftar Hadir, Laporan dan dokumantasi Kegiatan)
Program Kesehatan Gizi Masyarakat.
6) Mengkoordinir semua laporan puskesmas yang berhubungan dengan
laporan gizi Masyarakat.
7) Berkoordinasi dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan Gizi
masyarakat ke Koordinator Kesga Gizi/Kabid.
8) Mengkoordinir Pendistribuasian pengadaan dari Dinkes Kota ,Dinkes
Provinsi dan Kemenkes.
9) Menyiapkan bahan dalam pelaksanaan penanggulangan masalah gizi.

15
10) Mengkoordinar dan membuat laporan yang Berhubugan dengan SKPG
EPPGBM.
11) Membantu menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan gizi
Masyarakat sesuai DPA tahun 2023.
12) Membantu menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi Pelayanan
Kesehatan Gizi Masyarakat.
13) Membantu menyiapkan bahan dalam pelaksanaan upaya Kesehatan
Keluarga dan Gizi.
14) Melakukan kegiatan yang bersifat umum di bidang Kesehatan
Keluarga dan Gizi.
15) Membantu menyiapkan undangan di bidang Kesehatan Keluarga dan
Gizi.
16) Membantu menginput laporan puskesmas yang berhubungan dengan
laporan Gizi Masyarakat.
17) Membantu Pendistribuasian pengadaan dari Dinkes Kota, Dinkes
Provinsi dan Kemenkes.
18) Membantu menyiapkan bahan dalam pelaksanaan penanggulangan
masalah gizi.
19) Membantu membuat laporan yang berhubugan dengan, SKPG
EPPGBM.
20) Membantu menginput laporan P3DN.
21) Membantu menyiapkan SPJ Kesehatan Keluarga dan Gizi.
22) Membantu merekap dan pendistribusian SHK.

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL

1. Perencanaan dan Pelaksanaan Program Gizi


Perencanaan program gizi untuk tahun 2023 sudah ditetapkan pada bulan
November tahun 2022. Perencanaa program gizi disusun berdasarkan :

16
a) Data
Analisis data dilakukan untuk menemukan masalah gizi yang ada di
masyarakat. Data yang dianalisis untuk perencanaan program gizi tahun
2023 adalah data gizi tahun 2021 yang didapatkan dari hasil pencatatan
yang dilakukan petugas gizi pada setiap puskesmas.
b) Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan
program gizi adalah kebutuhan dan harapan masyarakat. Disamping
masalah yang didapatkan dari analisis data, masalah gizi juga dapat
diketahui dari MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan
Pengembangan untuk Masyarakat) bersama tokoh masyarakat. Hal ini
dikarenakan tokoh masyarakat lebih memahami kebutuhan dan harapan
masyarakat. Dengan adanya organisasi ditingkat masyarakat, seperti ibu
PKK, bundo kanduang, pemuda dan lain sebagainya dapat menjebatani
masyarakat dengan petugas kesehatan.
c) Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memiliki beberapa program gizi, salah satunya yaitu
program pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas. Meskipun kasus
kekurangan vitamin A sudah jarang ditemukan, tetapi pemerintah tidak
bisa menjamin kebutuhan vitamin A balita dan ibu nifas tercukupi dari
asupan yang dikonsumsi, maka dari itu program gizi pemberian vitamin
A untuk balita dan ibu nifas masih dilaksanakan hingga saat ini sebagai
bentuk pencegahan. Kegiatan ini terjadwal serentak yaitu setiap bulan
Februari dan Agustus.
Setelah perencanaan program gizi sudah tersusun, maka yang
dilakukan selanjtnya membuat RUK (Rencana Umum Kegiatan) dan
RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan). Jika RUK dan RPK sudah
disetujui maka selanjutnya adalah pembuatan POA (Plan of Action).
Adanya POA bertujuan agar tahap pelaksanaan program bisa berjalan
runtut, tidak ada tahapan yang terlewati dan memudahkan yang terkait

17
agar jelas posisinya dan kewajibannya. Dengan POA yang tercatat, akan
bisa bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan atau
program yang dilaksanakan.
Selanjutnya, kerangka acuan pelaksanaan kegiatan, yaitu gambaran
umum dan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tugas masing-masing sektor yang terlibat. Dalam kerangka
acuan pelaksanaan kegiatan tercakup latar belakang, maksud dan tujuan,
indikator input dan output, cara pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan
penanggung jawab kegiatan, jadwal kegiatan dan biaya kegiatan.
Setelah POA dan kerangka acuan pelaksaaan kegiatan, yang perlu
disiapkan untuk melaksanakan program gizi yaitu SOP (Standart
Operating Procedure). SOP berfungsi sebagai panduan proses kerja
yang harus dikerjakan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa dilakukan. Fungsi dari adanya SOP adalah untuk
memperlancar pelaksanaan kegiatan, sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan
mudah dilacak, mengarahkan petugas agar disiplin dan sebagai
standarisasi cara yang dilakukan petugas dalam melaksanakan kegiatan.
Dalam melaksanakan program gizi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
serta memperhatikan faktor sosial (adat istiadat atau kebiasan
masyarakat setempat).

18
Berikut contoh RPK Kesga Gizi

19
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Kegiatan
Sebelum Perubahan Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Setelah Perubahan
Indikator
Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja

Jumlah Kasus Kematian bayi Jumlah kasusu Jumlah Kasus Kematian bayi Jumlah kasusu
kematianIbu Melahirkan,Persentase kematianIbu Melahirkan,Persentase Kelurahan
Capaian Program Kelurahan STBM.Persentase Penaganan kasus 24 kasus.3 kasus.95 % 100%100% STBM.Persentase Penaganan kasus penyakit 24 kasus.3 kasus.95 % 100%100%
penyakit menularberpotensi KLB,Persentase menularberpotensi KLB,Persentase penganan
penganan kasus penyakit tidak menular kasus penyakit tidak menular

Masukan Dana Yang dibutuhkan - Dana Yang dibutuhkan 168.565.800


Jumlah kegiatan peningkatan capaian Jumlah kegiatan peningkatan capaian pelayanan
Keluaran 7 kegiatan 7 kegiatan
pelayanan kesehatan .bulin sesuai standar kesehatan .bulin sesuai standar
Hasil Persentase layanan kesehatan sesuai standar Persentase layanan kesehatan sesuai standar

Rincian Belanja Sub Kegiatan Rincian Belanja Sub Kegiatan


Rincian Penghitungan Jumlah Rincian Penghitungan Jumlah
Koefisi Bertambah/
Kode Rekening Uraian en/ Satu PP Uraian Koefisien
Harga ( Rp) Satuan Harga PPN ( Rp) Berkurang
Volum an N / Volume
e
1 2 3 4 5
PENURUNANA AKI -AKB DAN PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
- 98.966.000 98.966.000
MASYARAKAT
Rapat Pembentukan dan Evaluasi
Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring
Jejaring skrining layak hamil, ANC 83.706.000 83.706.000
skrining layak hamil, ANC dan stunting
dan stunting -
Uang transport kader/ peserta - org 60.000 Uang transport kader/ peserta 183 org 60.000 10.980.000 10.980.000
Uang harian - org 300.000 Uang harian 183 org 300.000 54.900.000 54.900.000
Narasumber - org 300.000 Narasumber 9 org 300.000 2.700.000 2.700.000
Fullday Meeting Monev - hr 240.000 Fullday Meeting Monev 61 hr 240.000 14.640.000 14.640.000
Penggandaan - lbr 300 Penggandaan 1620 lbr 300 486.000 486.000

316.203.1 Rapat Pengkajian kasusu


316.203.1 Rapat Pengkajian kasus Kematian
Kematian Ibu dan Anak Triwulanan
Ibu dan Anak Triwulanan (Komponen Wajib)
(Komponen Wajib)
1.Rapat pengkajian kasus kematian 1.Rapat pengkajian kasus kematian Ibu dan
- 12.380.000 12.380.000
Ibu dan Anak Anak
5.1.02.01.01.0024 ATK ATK
- Buku Agenda 4 rim 41.330 - - Buku Agenda - rim 41.330 - -
- Map plastik jepit 4 rim 7.090 - - Map plastik jepit - rim 7.090 - -
- Pena mayjel 4 lsn 76.750 - - Pena mayjel - lsn 76.750 - -
- Map order folio 4 bh 20.000 - - Map order folio - bh 20.000 - -
- Binder clip 4 ktk 18.900 - - Binder clip - ktk 18.900 - -
5.1.02.01.01.0052 Makan Minum - Makan Minum -
- Makan 100 ktk 25.000 - - Makan 100 ktk 25.000 2.500.000 2.500.000
- Snack 100 ktk 10.000 - - Snack 100 ktk 10.000 1.000.000 1.000.000
5.1.02.02.01.0003 Narasumber - Narasumber -
Honor Nara Sumber 8 Oj 300.000 - Honor Nara Sumber 8 Oj 300.000 2.400.000 2.400.000
5.1.02.01.01.0025 Penggandaan 2.500 lbr 300 - Penggandaan 1.600 lbr 300 480.000 480.000
5.1.02.01.01.0036 Spanduk 6 mtr 35.430 - Spanduk - mtr 35.430 - -
uang Transport - org 60.000 - uang Transport 100 org 60.000 6.000.000 6.000.000
316.204.1 Supervisi Layanan dan
316.204.1 Supervisi Layanan dan program KIA
program KIA dan Gizi Dalam
- dan Gizi Dalam Pengelolaan Posyandu ( 2.880.000 2.880.000
Pengelolaan Posyandu ( Komponen
Komponen Wajib )
Wajib )
1.Supervisi Layanan KIA ke
1.Supervisi Layanan KIA ke BPM/Puskesmas -
BPM/Puskesmas
5.1.02.04.01.0003 Transport petugas 200 OH 60.000 - Transport petugas 48 OH 60.000 2.880.000 2.880.000
316.205.1. Rapat Koordinasi Bidang 316.205.1. Rapat Koordinasi Bidang Kesmas ( 41.844.600 (41.844.600)
Kesmas ( Komponen Wajib ) - Komponen Wajib )
Fullday Meeting Monev 108 oh 240.000 - Fullday Meeting Monev 108 oh 240.000 25.920.000 (25.920.000)
Uang Harian 108 oh 85.000 - Uang Harian 108 oh 85.000 9.180.000 (9.180.000)
Transport 108 oh 60.000 - Transport 108 oh 60.000 6.480.000 (6.480.000)
Penggandaan 882 lbr 300 - Penggandaan 882 lbr 300 264.600 (264.600)
Payakumbuh Januari 2023

20
2. Pengembangan dan Evaluasi Program Gizi
Program gizi merupakan salah satu pilar yang sangat strategis untuk
mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Seiring dengan
meningkatnya program pembangunan di bidang kesehatan, puskesmas
dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang selalu siap pakai
dan sanggup mengantisipasi setiap permasalahan yang ada. Dengan adanya
laporan kegiatan dan capaian setiap bulan maupun tahunnya dijadikan
sebagai bahan kajian dan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya sesuai dengan
tujuan pembangunan kesehatan.
Evaluasi program gizi adalah proses pengumpulan dat atau informasi
ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pengambilan keputusan dalam menentukan alternative kebijakan dalam
bidang gizi yang bertujuan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi program
gizi secara benar.

3. Penyuluhan Gizi
Salah satu program di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh adalah Aksi
Bergizi yang merupakan Kegiatan yang dilakukan mulai dari senam pagi,
dan sarapan bersama. Selain itu juga melakukan penyuluhan di sekolah.
 Topik : Aksi Bergizi, Penilaian Status Gizi ( pengukuran
BB, TB dan Lila) dan pemberian TTD pada remaja puti
 Sasaran : Remaja Putri
 Jam : 08.00 – 11.00 WIB
 Hari/tanggal/ tempat :
- Jum’at /20 Januarai 2023 (SMAN 3 Payakumbuh)
- Rabu /25 Januari 2023 (SMAN 1 Payakumbuh)
- Kamis /26 Januari 2023 (SMAN 5 Payakumbuh)
- Jum’at /27 Januarai 2023 (SMKN 2 Payakumbuh)
4. Asuhan Gizi Buruk
Asuhan Gizi Buruk biasanya dilakukan kunjungan rutin sekali dalam
seminggu oleh pihak puskesmas untuk melihat perkembangan anak gizi
buruk dan diketahui oleh pihak dinkes. TPG di Puskesmas membuat asuhan

21
gizi secara berkala untuk melihat perkembangan anak gizi buruk. Dari 6
puskesmas yang dijadikan sebagai lahan PKL, terdapat 3 kasus gizi buruk di
bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, salah satunya terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Air Tabit tepatnya dengan data sebagai berikut ;
1. Data Umum
a. Data Pasien
Nama :MK
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 23 bulan
Tempat/ Tanggal Lahir : Payakumbuh/ 16 Februari 2021
Alamat :Padang Alai Bodi,Payakumbuh
BBL : 2,3 kg
PBL : 45 cm
Cara Lahir :Normal
b. Data Keluarga
Nama Ayah :A
Usia : 56 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu :SM
Usia : 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : IRT
2. Data Hasil Skrining
Metode skrining : Strong Kids
Berikut merupakan hasil skrining gizi pasien degan metode Strong Kids,
yaitu :
Tabel 2. 3 Hasil Skrining Gizi dengan metode Strong Kids
No Parameter Skor
1. Apakah pasien tampak kurus?
a. Tidak 0
b. Ya 1

22
c. Apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan
terakhir? (Berdasarkan penilaian objektif bjektif
data BB bila ada atau penilaian subjektif
orangtua pasien atau untuk bayi <1 tahun : BB
tidak naik selama 3 bulan terakhir) 0
a. Tidak 1
b. Ya
d. Apakah terdapat salah satu dari kondisi tersebut?
 Diare ≥ 5kali/ hari, muntah > 3 kali/hari
dalam seminggu terakhir
 Asupan makan berkurang selama 1
minggu terakhir) 0
a. Tidak 1
b. Ya
e. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko mengalami
malnutrisi ? 0
1. Tidak 1
2. Ya, karena pasien mengalami penyakit
penyerta Tuberkolosis dan down
syndrome
TOTAL SKOR 2

Interpretasi Skor:
0 = resiko rendah (ulang skrining tiap 7 hari)
1-3 = resiko menengah (dirujuk ke tim terapi
monitor)
4-5 = resiko berat (diberkan asuhan gizi setiap
hari)
3. Assesment
a. Antropometri
Berat Badan Aktual : 6,95 Kg
Panjang Badan Aktual : 72,9 cm
BB/U : - 4,53 SD (Berat badan sangat kurang)
PB/U : -4,70 SD (Sangat pendek)
BB/PB : -3,34 (Gizi Buruk)
Berat badan anak turun pada kunjungan hari selanjutnya.
b. Biokimia
Berdasarkan hasil laboratorium pasien mengalami Tubercolosis

23
c. Fisik/klnis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinik
Awal Kunjungan :
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil
Keadaan Umum Aktif Kurus Ya
Wajah Tanpa ekspresi Lesu Ya
Kesadaran Sadar Belum bisa Ya
berdiri
Mata Tidak bisa diam Gigi sudah Ya
(nistagmus) tumbuh
d. Dietary History (Awal Kunjungan)
Anak sudah diberikan MPASI sejak usia 5 bulan, dikarenakan ASI
yang diberikan ibu tidak mencukupi. Asupan anak tidak memenuhi
kebutuhan seharusnya ketika petugas mengunjungi rumah anak. Asupan
anak terus menurun pada kunjungan di hari selanjutnya.
e. Riwayat personal
Merupakan anak ke-5 dari 5 bersaudara. Anak memiliki riwayat
hipotiroid, saat ini anak menderita tubercolosis dengan keadaan down
syndrome.

24
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perencanaan dan Pelaksanaan Program Gizi

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang
merupakan dasar bagi kegiatan /tindakan ekonomis dan efektif pada waktu
yang akan datang. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dalam perencanaan program, Dinas Kesehatan menyesuaikan dengan
Rencana Jangka Menengah Daerah yang berlaku selama 5 tahun sesuai
dengan masa tugas Walikota. Dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) juga terdapat visi dan misi bupati atau kepala daerah yang
menjabat. Sehingga RPJMD bisa berubah-ubah. Dari RPJMD dituang kan
berupa isu strategi yang berisi permasalahan yang ditemui di Kota
Payakumbuh kedalam RENSTRA (Rencana Strategis) dari organisasi
perangkat daerah yang juga berlaku selama 5 tahun. Dari RENSRA,
dituangkan ke RENJA ( Rencana Kerja) yang bersifat tahunan. Perencanaan
program di dinas kesehatan juga mengacu pada PERMENDAGRI No 13
Tahun 2006, perencanaan program gizi dilakukan dengan melakukan
prioritas masalah, membuat rumusan masalah, menetapkan cara pemecahan
masalah, membuat RKPD (Rencanan Kerja Pembangunan Daerah), dan
membuat RKA(Rencana Kerja Anggaran).
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dilakukan
dengan cara membagi habis kerja dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan-tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban
tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi. Untuk itu ia

25
membagi tugas pokoknya kepada staf yang ada.
Langkah-langkah pengorganisasian dalam menyusun fungsi
pengorganisasian:
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah
disusun pada saat fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan. Dalam hal ini pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi
sesuai dengan visi dan misi organisasi.
c. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam suatu kegiatan yang praktis.
Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminka apa
yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
e. Penugasan personil yang cakap yaitu memilih dan menempatkan staf yang
dipandang mampu melaksanakan tugas.
f. Mendelegasikan wewenang. Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diketahui melalui stuktur organisasi yang dianut.
Dalam hal ini fungsi pengorganisasian di Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh sudah sesuai dengan fungsi pengorganisasian yaitu pembagian
tugas untuk pengorangan atau kelompok, hubungan organisasian antar
manusia yang menjadi anggota atau staf, pendelegasian wewenang kepada
staf sesuai dengan tugas-tugas pokok yang diberikan, pemanfaatan staf dan
fasilitas fisika yang dimiliki organisasi.
3. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan program kerja yang telah dibuat ,
tetapi ada kemungkinan pergeseran atau perubahan program jika pada waktu
pelaksanaan terdapat program tambahan yang perlu untuk dilakukan.
Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh puskesmas dan dinas
kesehatan. Apabila pelaksanaan kegiatan adalah puskesmas, maka tugas dinas

26
kesehatan hanya melakukan monitoring dan evaluasi melalui laporan yang
diberikan oleh puskesmas. Apabila ditemukan ketidaksesuaian, maka dinas
kesehatan melakukan tindak lanjut dengan cara membicarakan secara
langsung kepada bidang gizi puskesmas dan kepala puskesmas.
Apabila kegiatan dilaksanakan langsung oleh dinas kesehatan, maka
dinas kesehatan menyiapkan kerangka acuan kegiatan, kemudian melakukan
koordinasi dengan pihak terkait dan membuat laporan pelaksanaan. Laporan
pelaksanaan berisi hasil dari kegiatan yang dilakukan dan dana realisasi yang
digunakan.
Pelaksanaan kegiatan program gizi antara dinas kesehatan dengan
puskesmas memiliki kesinambungan. Dimana program yang telah dibuat oleh
dinas kesehatan dilaksanakan oleh Puskesmas yang ada diwilayah kerja dinas
kesehatan.
Terlaksananya program rencana kerja yang telah dibuat oleh pihak
Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tergantung pada pimpinan organisasi,
pimpinan harus menunjukkan kepada staffnya bahwa ia mempunyai tekad
untuk mencapai kemajuan.

B. Pengembangan dan Evaluasi Program Gizi

Program gizi merupakan salah satu pilar yang sangat strategis untuk
mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Seiring dengan
meningkatnya program pembangunan di bidang kesehatan, puskesmas dituntut
untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang selalu siap pakai dan
sanggup mengantisipasi setiap permasalahan yang ada.
Evaluasi program gizi adalah proses pengumpulan dat atau informasi ilmiah
yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan
keputusan dalam menentukan alternative kebijakan dalam bidang gizi.
Pada periode Rencana Stategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes)
tahun 2019 -2022, DAK Non Fisik Bidang Kesehatan telah banyak membantu
dan sangat dirasakan manfaatnya oleh puskesmas dan kader kesehatan di dalam

27
pencapaian program kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif
preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. Pada tahun pertama
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN) dan
Renstra Kemenkes 2019 -2022 serta tahun terakhir pencapaian tujuan Millenium
Development Goals (MDGs), DAK Non Fisik tetap difokuskan pada pencapaian
program kesehatan prioritas nasional, baik yang secara langsung berkaitan
dengan MDGs bidang kesehatan maupun yang mempunyai levarage atau daya
ungkit terhadap program kesehatan nasional dalam rangka pencapaian target
pada RPJMN dan atau Renstra Kemenkes.

C. Penyuluhan gizi

Aksi Bergizi merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan


kesadaran siswi dalam membiasakan konsumsi tablet tambah darah, konsumsi
gizi seimbang dan aktifitas fisik bagi anak sekolah.
Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan dengan Penilaian status gizi, senam
bersama, sarapan bersama dan minum tablet tambah darah dan penyuluhan.
Rangkaian acara Aksi Bergizi di tiap sekolah didampingi oleh Puskesmas
setempat dan Dinkes melakukan pemeriksaan atau skrining Hb bagi remaja putri.
Dalam dilakukan kegiatan gerakan Aksi Bergizi ini, diharapkan mampu
menumbuh kesadaran sejak dini kepada masyarakat, khususnya remaja siswi
mengenai pentingnya menjalankan perilaku hidup sehat dan minum tablet
tambah darah.

D. Asuhan Gizi Buruk

1. Penanganan Kasus Gizi Buruk


Kasus Gizi buruk yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Air Tabit
sudah ditangani dengan tepat. Pemantauan gizi buruk dilakukan bersama
program terkait mulai dari KIA, Gizi, Kesling, Promkes, dan Dokter ikut
serta dalam menangani kasus gizi buruk. Penanganan dimuai saat anak

28
diukur tinggi dan berat badan, setelah itu mendapatkan konseling bila terjadi
indikasi gizi buruk, diberikan bantuan PMT, dilakukan kunjungan rumah,
dan dirujuk ke rumah sakit bila anak mengalami komplikasi.
Anak rutin mendapatkan bantuan dari dinas kesehatan melalui
puskesmas berupa PMT, gula pasir dan telur. Adapun bantuan dari bapak
asuh berupa susu, dan sembako untuk memenuhi perbaikan gizi anak.
pemberian PMT berupa biskuit dan kacang hijau. Pemberian biskuit kepada
anak yaitu sebanyak 8 keping perhari, hal ini sudah dilaksanakan oleh ibu
balita. Sedangkan pemberian PMT lain yang diberikan ibu yaitu kacang
hijau bubuk sebanyak 3 sendok dengan campuran gula merah yang diseduh
dengan air sebanyak 1 kali perhari.
2. Evaluasi Antropometri
Berat badan anak mengalami penurunan dibandingkan pada kunjungan
hari sebelumnya.
3. Evaluasi Biokimia
Sebelumnya anak mengalami hipertiroid, dan anak sudah dinyatakan
sembuh. Akan tetapi, anak di diagnosa mengalami tubercolosis sejak
september 2022 pada saat anak dirujuk oleh puskesmas untuk berobat di
RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh.
4. Evaluasi Fisik dan klinis
Anak sudah dapat berinteraksi, seperti tertawa, akan tetapi anak belum
dapat menunjukan berdiri dan berjalan seperti anak seusianya.
5. Evaluasi Asupan Makan
Asupan makan anak semakin hari semakin menurun, dikarenakan anak
mengalami penurunan nafsu makan. Hal inilah yang menyebabkan berat
badan anak tidak bertambah melainkan semakin menurun.
6. Evaluasi Konseling Gizi kepada keluarga
Konseling gizi dilakukan setiap kali kunjungan ke rumah pasien.
Konseling ini ditunjukan untuk ibu dan keluarga pasien. Pengetahuan ibu
meningkat, dimana ibu masih memberikan ASI walaupun anak sudah

29
diberikan MPASI, akan tetapi frekuensi pemberian MPASI maupun ASI
masih kurang dari anjuran. Sang ibu menyadari bahwa apa yang diberikan
kepada anak belum memenuhi kebutuhan gizinya, akan tetapi ibu hanya
mengandalkan PMT yang diberikan oleh puskesmas dikarenakan ibu dan
keluarga masih sulit dalam memenuhi pemenuhan kebutuhan pasien
sehingga pemberian makan tidak diperhatikan komposisi dan jumlahnya. .
Selain itu, anak mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan penyakit
penyerta yang dialami anak dan ibu menjadi kurang termotivasi untuk
menyediakan makanan serta menyediakan susu formula kepada anak.

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Manajemen


Pelayanan Gizi Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh pada tanggal 16
Januari 2023 sampai dengan 10 Februari 2023 dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2020 diketahui
bahwa Kota Payakumbuh memiliki 5 Kecamatan dengan 47 Kelurahan dengan
jumlah penduduk 137.487 jiwa dengan jumlah laki-laki 68.493 jiwa da
perempuan 68.994 jiwa, dimana penduduk perempuan lebih banyak dari
penduduk laki-laki.
2. Fasilitas Kesehatan di Kota Payakumbuh terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD Adnaan WD), 1 Rumah Sakit Yarsi, 2 Rumah Sakit Bersalin
Ibu dan Anak serta 8 Puskesmas.
3. Perencanaan Program Gizi di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dijalankan
sesuai dengan 23 Indikator Suveilans Gizi yang dilakukan oleh masing- masing
Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh. Perencanaan
Program Gizi disusun secara bersama mengacu pada kegiatan di tahun
sebelumnya. Sealin itu, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh memiliki Program
Gizi Inovasi seperti GERTAK CETING (Gerakan Serentak Cegah Stunting)
dan Aksi Bergizi.
4. Pengembangan dan Evaluasi Program Gizi di Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh dilakukan secara berkala, Laporan disusun perbulan dengan
merangkap laporan-laporan bulanan di masing-masing Puskesmas. Setelah itu,
di adakan rapat bersama untuk mengkaji hasil dari laporan bulanan tersebut
secara berkala.
5. Penyuluhan Gizi di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh merupakan salah satu
program inovasi yang diberi nama Aksi Bergizi. Aksi bergizi merupakan
kegiatan ke sekolah-sekolah di Kota Payakumbuh dengan tujuan mencegah
stunting pada remaja putri. Kegiatan yang dilakukan ialah olahraga bersama,

31
sarapan bersama, minum tablet tambah darah dan mendengarkan penyuluhan
terkait gizi.
6. Asuhan Gizi Buruk pada Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dilakukan oleh
Puskesmas masing-masing wilayah. Pada Praktek Kerja Lapangan kali ini
terdapat 1 kasus gizi buruk yang kami buat asuhan gizi nya yakni di Puskesmas
Air Tabit. Pihak puskesmas mengunjungi penderita gizi buruk 1 x dalam
seminggu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Saran

1. Diperlukan penambahan tenaga gizi di Dinas Kesehatan dan TPG di Lapangan


agar program gizi bisa dijalankan dengan baik.
2. Memperbanyak kegiatan diklat kepada TPG untuk meningkatkan keterampilan
terkait dengan gizi.
3. Memperbanyak kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program serta
mngadakan rapat bulanan dengan lintas sektor dan lintas program secara rutin.
4. Dinas Kesehatan dan Puskesmas memberikan reward atau penghargaan pada
kader yang aktif.
5. Menambah pengadaan alat pengekuran antropometri
6. Dilakukannya beberapa kegiatan promosi kesehatan seperti kelas ibu hamil,
kelas ibu balita, dan perlombaan yang edukatif bagi anak balita pada saat
kegiatan posyandu, dan kegiatan lomba Posyandu. Selain itu Dinas Kesehatan
diharapkan mampu melakukan workshop tentang bentuk kegiatan edukatif pada
saat pelaksanaan posyandu.
7. Memperkuat kemitraan dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang
berada di lingkungan.
8. Usulan untuk penetapan lokasi yang terjangkau dan memadai saat musrenbang.

32
DAFTAR PUSTAKA

Profil Dinas Kesehatan Tahun 2021


Putri WCWS, Yuliyatni PCD, Aryani P, Sari KAK, Sawitri AAS. Dasar-dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Modul Pembekalan Manaj dan Progr
Puskesmas. Published online 2017:14.
RI Kementrian Kesehatan. Pedoman Proses Asuhan Gizi Masyarakat. Pedoman
Proses Asuhan Gizi Puskesmas. Published online 2014.
Thamaria, Netty. 2017. Penilaian Status Gizi. Pusat pendidikan sumber daya manusia
kesehatan. Badan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
Didik, Norif.NI, dan Ellyzabeth S. (2021). Peran serta Kader dalam Kegiatan
Posyandu Balita dengan Jumlah Kunjungan Balita Pada Era New
Normal.Jurnal Kebidanan Indonesia volume 12 no 1
Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU
PTM). 2012. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Akhmadrandy, I. (2016). Analisis Implementasi Manajemen Kualitas
DariKinerja Operasional Pada Industri Ekstraktif di Sulawesi Utara.
4(2), 859–869.
Didik, Norif.NI, dan Ellyzabeth S. (2021). Peran serta Kader dalam
KegiatanPosyandu Balita dengan Jumlah Kunjungan Balita Pada Era
NewNormal.Jurnal Kebidanan Indonesia volume 12 no 1.
Hasanah, S. N. (2017). Monitoring Dalam Manajemen Sarana dan
PrasaranaPendidikan.
Rahmawati, A. D. (2018). Manajemen Pengorganisasian Program
KursusBahasa Arab di Pare Kediri. 3(1), 52–60.
Sumardilah, D. S. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan yengan
HasilPelaksanaan Surveilan Gizi di Puskesmas se Kota Bandar Lampung.
VII(2),22–32.

33
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )


1. Anemia pada Remaja
Topik : Pentingnya Mengenal Anemia pada Remaja
Hari/Tanggal : Selasa dan Rabu/ 24-25 Januari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : Sekolah
Sasaran : Siswi SMAN 2 Payakumbuh dan SMPN 3 Payakumbuh
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta yang menghadiri
penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan siswi tentang anemia.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan, peserta yang menghadiri penyuluhan dapat
mengerti dan mampu memahami tentang :
- Pengertian anemia
- Penyebab terjadinya anemia
- Gejala anemia pada remaja
- Hubungan pola makan dengan anemia
- Program penanggulangan anemia melalui TTD
II. MATERI PELAJARAN
1) Pengertian anemia
2) Penyebab terjadinya anemia
3) Gejala anemia pada remaja
4) Hubungan pola makan dengan anemia
5) Program penanggulangan anemia melalui TTD
III. PESERTA
Siswi SMAN 2 Payakumbuh dan SMPN 3 Payakumbuh.
IV. METODE
Metode yang diberikan pada proses penyuluhan adalah metode ceramah .
V. MEDIA
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet
VI. EVALUASI
Pengetahuan siswi tentang anemia meningkat sebesar 20%
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
NoWaktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 15 Pembukaan :
menit - Membuka/ memulai kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucap salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dengan seksama
- Memberikan pretest kepada siswi - Menjawab pretest
sesuai kemampuan
siswi
2 20 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan
menit - Menjelaskan materi tentang Pengertian memperhatikan
anemia
- Menjelaskan materi tentang penyebab
terjadinya anemia
- Menjelaskan materi tentang gejala
anemia pada remaja
- Menjelaskan materi tentang Hubungan
pola makan dengan anemia
- Menjelaskan materi tentang Program
penanggulangan anemia melalui TTD
3 25 Penutup - Peserta
menit - Memberikan kesempatan pada peserta memperhatikan
untuk bertanya jika terdapat hal-hal
yang belum jelas
- Mengevaluasi hasil kegiatan dengan
cara memberikan pertanyaan dan
meminta salah satu dari peserta untuk
menjelaskan secara singkat terkait teori
anemia
- Mengucapkan terima kasih atas peran
serta
- Mengucap salam

MATERI PENYULUHAN ANEMIA PADA REMAJA


A. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin
hemotokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Hampir semua
gangguan pada sistem peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai
dengan warna kepucatan pada tubuh, penurunan kerja fisik dan penurunan
daya tahan tubuh.
B. Penyebab Terjadinya Anemia
Remaja putri lebih mudah mengalami anemia karena pada umumnya
lebih banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit dibandingkan dengan makanan hewani sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan zat besi dalam tubuh. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing
sehingga membatasi asupan makan. Setiap hari manusia kehilangan zat besi
0,6 mg yang dieksresi khususnya melalui feses. Setiap bulan remaja putri
mengalami haid, dimana kehilangan zat besi = 1,3 mg perhari sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak daripada laki-laki.

C. Gejala Anemia pada remaja


Sebagian orang yang mengalami anemia tidak memperlihatkan gejala
atau tanda apa pun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan remaja putri
dapat mengalami gejala anemia seperti di bawah ini :
 Merasa mudah marah.
 Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya.
 Sakit kepala
 Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika
semakin memburuk, gejala kurang darah yang muncul bisa lebih berat,
seperti:
 Ada warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah.
 Kuku jari kaki dan tangan rapuh.
 Punya keinginan makan yang disebut sebagai pica, yaitu seperti makan
es batu atau tanah.
 Merasa pusing saat berdiri.
 Warna kulit pucat.
 Sesak napas
 Pusing disertai sakit kepala.
 Mengalami sindrom kaki gelisah.
D. Hubungan Pola Makan dengan Anemia
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah
asupan zat gizi dan pola makan yang kurang baik. Kurangnya asupan energi
bersumber pada makronutrien dan mikronutrien akibat pola makan, sehingga
dapat berkontribusi terhadap rendahnya kadar hemoglobin. Energi dibutuhkan
dalam proses fisiologi tubuh, jika asupan energi kurang dapat menyebabkan
terjadinya pemecahan protein sebagai sumber energi secara terus-menerus.
Sumber zat besi terdapat dalam bahan makanan hewani, seperti ayam,
daging dan ikan. Sumber yang lainnya yaitu telur, serealia tumbuk, kacang
kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Selain jumlah zat besi yang
harus diperhatikan, hal lain adalah kualitas makanan pada umumnya zat besi
didalam ayam, daging dan ikan memiliki ketersediaan biologik sedang, dan
besi yang berada didalam sayuran seperti bayam memiliki ketersediaan
biologik rendah. Sebaiknya lebih diperhatikan untuk mengkombinasikan
makanan sehari-hari, yang terdiri dari campuran sumber besi yang berasal dari
hewan dan tumbuh tumbuhan serta sumberzat gizi lainnya yang dapat
membantu absorpsi didalam tubuh (Sahlan, 2011).
Menghindari makanan yang mengandung tinggi protein hewani dapat
menghambat pembentukan sel darah merah yang dapat mengakibatkan
kekurangan zat besi sehingga kadar hemoglobin dibawah nilai normal dengan
status anemia yang tidak normal pula. Kebanyakan remaja putri menganggap
dirinya kelebihan berat badan atau kegemukan sehingga sering melakukan
diet dengan cara yang tidak benar seperti pola makan yang tidak teratur,
mengurangi frekuensi makan serta jumlah makan, memuntahkan kembali apa
yang telah dimakan, akibatnya nafsu makan menurun dan sangat
membahayakan diri mereka serta dapat berdampak dengan anemia. Pola
makan yang tidak teratur seperti salah satunya mengkonsumsi protein hewani
yang kurang akan menyebabkan furunnya kadar hemoglobin remaja putri dan
berdampak pada anemia (Sandra, 2004)
E. Program Penanggulangan Anemia melalui TTD
Tablet tambah darah (TTD) adalah suplemen berisi zat besi yang
berfungsi un tuk membantu meningkatkan jumlah sel darah merah agar tidak
menderita anemia. Satu butir tablet tambah darah (TTD) mengandung 60 mg
besi elemental dan 0,400 asam folat yang dapat membantu or gan-organ
pembentuk sel darah merah sep erti sumsum tulang untuk membentuk sel
darah merah atau hemoglobin.Konsumsi tablet tambah darah ini juga
membantu memenuhi asupan gizi besi yang kurang adekuat dari makanan.
Makanan yang tinggi mengandung gizi besi adalah jenis protein hewani
seperti daging yang harganya cukup mahal bagi kalangan tertentu dan juga
banyak ter kandung didalam sayuran yang jika cara pen golahannya tidak
tepat dapat mengurangi nilai gizinya sehingga asupannya tidak optimal.
Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan Nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian
Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur, pemberian
TTD pada remaja putri dilakukan melalui UKS/M di institusi Pendidikan
(5MP dan SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD
bersama. Dosis yang diberikan adalah satu tablet setiap minggu selama
sepanjang tahun.
Cakupan pemberian TTD pada remaja putri di Indonesia pada tahun
2018 adalah 46,56 %. Hal ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2019
yaitu 30% Provinsi dengan persentase tertinggi cakupan pemberian TTD pada
remaja putri adalah Bali (99,72%), sedangkan persentase terendah adalah
Kalimantan Barat (13,03%). Masih ada empat provinsi belum memenuhi
target Renstra tahun 2019 yaitu Aceh, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat,
dan Sulawesi Utara Cakupan pemberian TTD pada remaja putri selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 5.30.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

2. Gizi Seimbang pada Remaja


Topik : Gizi seimbang pada remaja
Hari/Tanggal : Selasa- Rabu / 24-25 Januari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : SMAN 2 Payakumbuh dan SMPN 3 Payakumbuh
Sasaran : Anak remaja
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan setelah penyuluhan sasaran dapat mengetahui dan
memahami tentang gizi seimbang serta merubah pola makan demi tercapainya
gizi seimbang remaja.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah proses penyuluhan, peserta yang menghadiri penyuluhan dapat
mengerti dan mampu memahami tentang :
- Memahami apa itu gizi seimbang bagi remaja
- Memahami prinsip gizi seimbang remaja
- Memahami faktor yang mempengaruhi gizi remaja
- Menyebutkan zat-zat gizi seimbang/makanan yang baik bagiremaja
II. MATERI PELAJARAN :
1) Pengertian gizi seimbang
2) Prinsip gizi pada remaja
3) Faktor yang mempengaruhi gizi remaja
4) Kebutuhan zat gizi seimbang usia remaja
III.PESERTA
Anak remaja
IV. METODE
Metode yang diberikan pada proses penyuluhan adalah metode presentasi,
ceramah
V. MEDIA
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet,laptop, proyektor
VI. EVALUASI
1. Remaja dapat Menjelaskan pengertian gizi seimbang
2. Remaja dapat Menjelaskan Prinsip gizi pada remaja
3. Remaja dapat Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi gizi remaja
4. Remaja dapat Menjelaskan kebutuhan zat gizi seimbang usia remaja
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 10 Pembukaan :
menit - Membuka/ memulai kegiatan - Menjawab salam
dengan mengucap salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan diri dengan seksama
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan

2 30 Pelaksanaan Kegiatan Mendengarkan dan


menit Penyuluhan memperhatikan
- Menjelaskan materi tentang
Pengertian gizi seimbang
- Menjelaskan materi tentang
prinsip gizi pada remaja
- Menjelaskan tentang faktor
yang mempengaruhi gizi
remaja
- Menjelaskan tentang
kebutuhan zat gizi seimbang
usia remaja
3 20 Penutup - Peserta
menit - Memberikan kesempatan pada memperhatikan
peserta untuk bertanya jika
terdapat hal-hal yang belum
jelas
- Mengevaluasi hasil kegiatan
dengan cara memberikan
pertanyaan pre test dan post
test terkait teori gizi seimbang
pada remaja
- Mengucapkan terima kasih atas
peran serta
- Mengucap salam

MATERI GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA


A. Pengertian Gizi Remaja
Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak
dan dewasa (Jones, 1997). Masa remaja amat penting diperhatikan karena
merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa. Berdasarkan tahapan
perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir menurut Erickson,
masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja
pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia remaja awal pada
perempuan yaitu 13-15 tahun, dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun (Thalib, 2010).
Pada masa remaja banyak aktivitas yang dapat dilakukan dalam usaha
pengembangan diri dan kepribadian. Mereka mempunyai kegiatan untuk mengisi
waktu dari hari kehari, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya
membentuk pola kegiatan. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan, baik secara fisik, mental, maupun aktivitas yang semakin
meningkat, maka kebutuhan akan makanan yang mengandung zat-zat gizi pun
menjadi cukup besar (Sumanto, 2009). Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhdap kesehatan dan gizi remaja.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja yang
mengandung zat sumber tenaga ,zat pembangun,dan zat pengatur serta beraneka
ragam jenisnya.
Jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi beranekaragam makanan. Makanan yang
beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam
yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik
kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makananyaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat
pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu,
ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga
menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan
untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
B. Prinsip Gizi pada Remaja
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
prosespertumbuhanfisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih
dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti,
makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi
lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsurgizi dalam masa dewasa
sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti
sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskanmendapatkan kebutuhan zat gizi
yang lebih dari biasanya.
 Variasi Makanan
 Pola hidup bersih dan sehat, menghindari rokok, narkoba dan minuman
beralkohol.
 Aktifitas Fisik
 Pemantauan Berat Badan Ideal
C. Faktor yang mempengaruhi Gizi Seimbang Remaja
Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhannya zat gizi usia
remaja seperti :
1. Aktivitas fisik
2. Lingkungan
3. Ekonomi
4. Pengobatan
5. Depresi dan kondisi mental
6. Penyakit
7. Stres
D. Kebutuhan Zat Gizi Seimbang bagi Remaja
1. Energi
Energi untuk tubuh di ukur dengan kalori di perlukan untuk melakukan
aktifitas sehari-hari dan dihasilkan dari karbohidrat, protein, lemak. Pada
remaja kebutuhan energi menurun karena basal metabolisme dan kegiatan fisik
meningkat. Sumber bahan makanannya yaitu : beras, singkong, mie dan lain-
lain (KH),ikan,daging(protein),minyak, keju,(lemak).
2. Protein
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel
yang rusak, pengatur fungsi fisiologis organ tubuh. Sumber protein utama
adalah ikan, daging ,ayam, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh
sebagai cadangan energi.Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia remaja
tidak di anjurkan karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh
khususnya kadar kolesterol darah, sumber ;minyak,mentega.
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan dikenal sebagai zat gizi makro sumber “bahan
bakar” (energi) utama bagi tubuh. Sumber karbohidrat utama dalam pola
makanan Indonesia adalah beras. Di beberapa daerah, selain beras digunakan
juga jagung, ubi, sagu, sukun dan lain-lain. sebagian masyarakat, terutama
dikota, juga menggunakan mie dan roti yang dibuat dari tepung terigu. Karena
sebagian besar energi berasal dari karbohidrat, maka makanan sumber
karbohidrat digolongkan sebagai makanan pokok.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

3. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)
Hari/Tanggal : Selasa – Rabu / 24-25 Januari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : SMAN 2 Payakumbuh dan SMPN 3 Payakumbuh
Sasaran : Remaja
VIII. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta yang menghadiri
penyuluhan tersebut dapat meningkatkan PHBS
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan, peserta yang menghadiri penyuluhan dapat
mengerti dan mampu memahami tentang :
- Pengertian PHBS
- Indikator PHBS
IX. MATERI PELAJARAN
1) PHBS
2) Indikator PHBS
X. PESERTA
Remaja
XI. METODE
Metode yang diberikan pada proses penyuluhan adalah metode ceramah
XII. MEDIA
Media yang digunakan saat penyuluhan adalahleaflet
XIII. EVALUASI
Pengetahuan siswa tentang PHBS meningkat sebesar 20%
XIV. KEGIATAN PENYULUHAN
NoWaktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 15 Pembukaan :
menit - Membuka/ memulai kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucap salam
- Memperkenalkan diri - mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dengan seksama
2 20 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan
menit - Menjelaskan materi tentang Pengertian memperhatikan
PHBS
- Menjelaskan materi tentang indicator
PHBS
- Mempraktekkan mencuci tangan yang
benar

3 25 Penutup - Peserta
menit - Memberikan kesempatan pada peserta memperhatikan
untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang
belum jelas
- Mengevaluasi hasil kegiatan dengan cara
memberikan pertanyaan dan meminta
salah satu dari peserta untuk menjelaskan
secara singkat terkait teori PHBS
- Mengucapkan terima kasih atas peran
serta
- Mengucap salam
MATERI PENYULUHAN PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. PHBS di
sekolah adalah upaya untuk memperdayakan peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).

Tujuan dan Manfaat Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS) di Sekolah


a) Tujuan Umum: Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.
b) Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah.
2) Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
3) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS.
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah
a) Manfaat bagi peserta didik
1) Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
2) Meningkatkan semangat belajar
3) Meningkatkan produktivitas belajar
4) Menurunkan angka absensi karena sakit
b) Manfaat bagi warga sekolah
1) Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
3) Meningkatnya citra sekolah yang positif
c) Manfaat bagi sekolah
1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
2) Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
d) Manfaat bagi masyarakat
1) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
2) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
sekolah.

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Sebagai Proses
Pembentukan Karakter
1) Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun telah
lama diketahui oleh masyarakat umum bahwa mencuci tangan merupakan
salah satu cara pencegahan dan perlindungan diri terhadap kuman penyakit.
Guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum
makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas,
dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang
mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada
pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga
dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Mencuci tangan menggunakan
sabun ketika sebelum dan sesudah makan. Setelah buang air kecil (BAK) dan
buang air besar (BAB) serta sebelum dan setelah melakukan pekerjaan akan
sangat efektif menjaga kesehatan tubuh serta mencegah penyebaran penyakit
melalui virus dan bakteri yang tak tampak oleh mata menempel di tangan.
Manfaat cuci tangan antara lain;
a) Membersihkan tangan,
b) Membunuh virus dan bakteri penyebab penyakit yang menempel di tangan
dan
c) Mencegah penularan penyakit. Untuk menunjang kegiatan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di sekolah haruslah tersedia kran cuci tangan,
sabun dan handuk sebagai sarana cuci tangan bagi guru dan peserta didik.
Dengan adanya sarana mencuci tangan serta gencarnya penyuluhan
pentingnya mencuci tangan akan membuat guru dan peserta didik terbiasa
dan sadar akan pentingnya melakukan cuci tanga dengan air mengalir dan
menggunakan sabun. Mencuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun melatih nilai karakter disiplin.
2) Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah
Mengkonsumsi makanan sehat merupakan suatu keharusan, terutama
bagi anak usia sekolah yang berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Makanan sehat yang mengandung banyak zat gizi sangat
diperlukan oleh tubuh mereka. Kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral serta serat yang cukup dapat membantu tumbuh kembang anak usia
sekolah lebih optimal. Warga sekolah terutama peserta didik harus lebih
selektif lagi dalam memilih jajanan yang sehat, hal ini menjadi pekerjaan
rumah untuk para orang tua dan guru untuk memberikan pengetahuan kepada
anak untuk memilih jajanan yang sehat ketika di kantin sekolah. Alangkah
baiknya jikalau para orang tua membuatkan bekal untuk anak sehingga anak
tidak perlu jajan makanan yang tidak diketahui bahan dan proses
pembuatannya. Untuk mendukung kegiatan berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di sekolah haruslah terdapat kantin yang memenuhi syarat kesehatan,
adanya pembinaan dan komitmen dari kepala sekolah dan guru terhadap
pengelola kantin sekolah. Hal itu merupakan hal yang sangat diperlukan agar
pengelola kantin sekolah dapat menyediakan lebih banyak jajanan yang bersih
dan sehat, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi peserta
didik menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik. Mengkonsumsi
makanan sehat merupakan bagian dari nilai karakter hidup sehat.
3) Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Kebersihan jamban mutlak diperlukan untuk mencegah penularan
bakteri dan virus penyebab penyakit diantara warga sekolah yang
menggunakannya. Selain kebersihan dari jamban, daya tahan tubuh pengguna
juga menjadi faktor penentu penularan penyakit. Sehingga diperlukan jamban
yang memenuhi syarat jamban sehat. Syarat jamban sehat diantaranya;
a) Tidak mengkontaminasi tempat penampungan air,
b) Tidak terjadi kontak antara manusia dan tinja,
c) Hasil buangan tinja tidak menimbulkan bau,
d) Cukup pencahayaan,
e) Cukup ventilasi,
f) Cukup air,
g) Cukup luas,
h) Lantai kedap air,
i) Konstruksi jamban dibuat dengan baik sehingga aman bagi penggunanya
dan
j) Tersedia alat-alat pembersih.
Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah haruslah tersedia
jamban yang memenuhi syarat kesehatan serta memiliki sarana alat
pembersih. Jamban yang bersih dan tidak berbau selain menunjukkan
kebersihan juga membuat angka penularan bakteri dan kuman penyebab
penyakit menjadi berkurang. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh peserta
didik serta terpisah antara peserta didik laki-laki dan perempuan. Dengan
menjaga kebersihan jamban merupakan bagian dari nilai karakter karakter
hidup sehat.

4) Berolahraga Teratur dan Terukur


Olahraga adalah aktifitas fisik maupun psikis yang berguna untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan. Berolahraga selain membuat
badan bugar dan sehat juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh terhadap
bakteri dan virus penyebab penyakit meningkat, sehingga dengan berolahraga
diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan bagi pelakunya.
Berolahraga hendaknya teratur dengan jadwal yang telah terukur sesuai
dengan kemampuan pelakunya.dengan berolahraga secara teratur tubuh akan
terbiasa dengan kegiatan tersebut sehingga tidak terjadi kekakuan otot. Peserta
didik, guru, dan masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas
fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga dapat
dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila
tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa
senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah
diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta
menyediakan alat/sarana untuk berolahraga. Untuk menunjang kegiatan PHBS
di sekolah, hendaknya terdapat jadwal rutin olahraga bagi para peserta didik
dilengkapi dengan sarana peralatan olahraga yang mendukung serta perlu
adanya penyuluhan PHBS di sekolah dan di dalam materi pelajaran olahraga.
Dengan berolahraga yang teratur dan terukur dapat menerapkan nilai karakter
disiplin.
5) Tidak Merokok di Sekolah
Merokok merupakan kegiatan menghisap asap rokok kedalam tubuh
dan menghembuskannya ke udara. Rokok adalah benda yang berbentuk
silinder dari kertas dan memiliki ukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang telah
dipotong kasar. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya.
Peserta didik, guru, dan masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan
sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada
di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
4000 bahan kimia berbahaya diantaranya;
a) Karbon monoksida (CO) zat yang sering ditemukan pada asap kendaraan
bermotor ini mampu mengikatkan dirinya pada hemoglobin dalam darah
secara permanen sehingga menghalangi penyediaan oksigen ke tubuh. Hal
tersebut dapat membuat Anda cepat lelah.
b) Tar, ketika merokok kandungan tar di dalam rokok akan ikut terhisap. Zat
ini akan mengendap di paru dan berdampak negatif pada kinerja rambut
kecil yang melapisi paru. Padahal rambut tersebut memiliki fungsi untuk
membersihkan kuman dan hal lainnya keluar dari paru.
c) Nikotin, menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh
darah. Untuk mendukung
Kegiatan PHBS di sekolah, tidak ada rokok, asbak dan abu serta
puntung rokok dilingkungan sekolah. Sekolah diharapkan membuat peraturan
dilarang merokok di lingkungan sekolah. Peserta didik/guru/masyarakat
sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di
lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa
rokok/kawasan bebas asap rokok. Dengan adanya peraturan dan sanksi
merupakan indikator yang harus dicapai dalam rangka mensukseskan kegiatan
ber-PHBS. Nilai karakter yang dapat diterapkan melalui indikator ini adalah
nilai karakter hidup sehat.
6) Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan media menumpuknya bakteri
dan virus penyebab penyakit. Peserta didik/guru/masyarakat sekolah
membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Sekolah sebaiknya
menyediakan tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-
organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap
dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan
membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu
peserta didik/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman
penyakit. Membuang sampah pada tempatnya merupakan perbuatan baik yang
positif yang harus dijadikan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari agar dapat
menjadi teladan bagi orang lain. Dengan membuang sampah pada tempatnya
nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah nilai karakter cinta lingkungan
dan disiplin.
7) Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang
dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat
penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot
bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan
barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah.
Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-
tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari
gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah
terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya,
malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk
melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali. Nilai karakter yang dapat
dikembang melalui indikator ini adalah hidup sehat.
8) Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Tinggi badan
adalah ukuran tubuh dalam sisi tingginya yang diukur dalam keadaan
berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Pertumbuhan dan
perkembangan anak di usia sekolah sangatlah pesat, sehingga diperlukan
pencatatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara rutin. Beberapa hal
yang mempengaruhi berat badan dan tinggi badan diantaranya adalah
makanan dan minuman. Dalam sehari tubuh manusia membutuhkan gizi
lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Peserta didik
ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap 6 bulan agar diketahui
tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan
dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah
pertumbuhan peserta didik normal atau tidak normal. Untuk mendukung
kegiatan PHBS, di sekolah hendaknya terdapat jadwal menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan serta sekolah harus memiliki sarana untuk
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan. Dengan menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan secara rutin nilai karakter yang dapat
dikembangkan adalah disiplin.
9) Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapi
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapi.
Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak
berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh
guru minimal seminggu sekali. Peserta didik diarahkan untuk memotong
rambut minimal 1 bulan sekali, jika terdapat peserta didik yang berambut
memotong dan merapikan rambut. Nilai karakter yang dapat dikembangkan
melalui indikator ini adalah disiplin.
10) Memakai Pakaian Bersih dan Rapih
Pakaian bersih dan rapih yaitu pakaian yang tidak kotor, tidak berbau,
dan tidak kusam yang diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan
dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai peserta didik dapat
dilakukan oleh guru setiap hari sebelum pelajaran dimulai dan sesudah
pelajaran selesai. Sebaiknya pihak sekolah mempunyai aturan tentang pakaian
yang dikenakan oleh peserta didik, bagi anak laki-laki baju dimasukkan,
memakai ikat pinggang, dan memakai kaos kaki. Dengan memakai pakaian
bersih dan rapih merupakan nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah
disiplin.
11) Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan
membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secara rutin
dapat dilakukan oleh guru minimal seminggu sekali sebelum memulai
pelajaran. Jika didapati ada peserta didik yang berkuku panjang, guru
mempunyai tugas untuk memotong dan merapikannya. dengan memelihara
kuku agar selalu pendek dan bersih nilai karakter yang dapat dikembangkan
adalah nilai karakter hidup sehat.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )


4. 4 Pilar Gizi Seimbang dan 10 Pesan Gizi Seimbang
Hari/Tanggal : Rabu/25 Januari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Tarok
Sasaran : Seluruh pengunjung Puskesmas Tarok
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pengunjung puskesmas yang
menghadiri penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan mengetahui
gizi seimbang
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan, pengunjung puskesmas yang menghadiri
penyuluhan dapat mengerti dan mampu memahami tentang :
- Pengertian gizi seimbang
- Sumber zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
- Dampak jika tubuh kekurangan asupan zat gizi
- Manfaat mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
- 4 pilar gizi seimbang
- 10 Pesan gizi seimbang
II. MATERI PELAJARAN
1) Pengertian gizi seimbang
2) Makanan sumber zat gizi KH, P, L, Vit, Mineral
3) Dampak kekurangan asupan gizi seimbang
4) Manfaat konsumsi makanan bergizi seimbang
5) 4 Pilar gizi seimbang
6) 10 Pesan gizi seimbang

III. PESERTA
Semua pengunjung Puskesmas Tarok
IV. METODE
Metode yang diberikan pada proses penyuluhan adalah metode ceramah.
V. MEDIA
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah food model
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
NoWaktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
- Membuka/ memulai kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucap salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dengan seksama
2 15 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan
menit - Menjelaskan materi tentang memperhatikan
Pengertian gizi seimbang
- Menjelaskan materi tentang makanan
sumber zat gizi KH, P, L, Vit, dan
Mineral
- Menjelaskan materi tentang dampak
kekurangan asupan zat gizi
- Menjelaskan materi tentang manfaat
mengonsumsi makanan bergizi
seimbang
- Menjelaskan materi tentang 4 pilar
gizi seimbang
- Menjelaskan materi tentang 10 pesan
gizi seimbang
3 10 Penutup - Peserta bertanya dan
menit - Memberikan kesempatan pada peserta memperhatikan
untuk bertanya jika terdapat hal-hal
yang belum jelas
- Mengucapkan terima kasih atas peran
serta
- Mengucap salam

MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG


Definisi Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat zat
gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi
makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.
Apa saja kandungan gizi:
1. Karbohidtrat (serelia dan olahannya, umbi-umbian dan olahannya, serta
olahan gula)
2. Lemak (lemak hewani : lemak hewan/gajih, mentega, krim, susu, keju dan
kuning telur. Lemak nabati : kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, minyak
jagung, minyak kedelai .
3. Protein (protein hewani : daging sapi, ayam dan olahannya, ikan dan
olahannya, seafood dan olahannya. Protein nabati : kacang kedelai, kacnag
hijau kacanh tanah , kacang merah dan olahannya)
4. Vitamin dan mineral (sumber yang sangat baik yaitu pada buah dan saur.
Vitamin yang dbutuhkan yaitu ADEK dan B kompleks C. Mineral yang
dibutuhkan terdiri dari zat besi, kalsium, magnesium)
5. Serat (sayur dan buah)
Prinsip gizi seimbang ada 4 atau biasa disebut dengan 4 pilar gizi seimbang :
1. Konsumsi makanan yang beragam
2. Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Melakukan kegiatan fisik atau berolahraga
4. Menjaga berat badan ideal
Dampak Gizi tidak seimbang :
1. Gangguan kesehatan akibat kekurangan energi dan protein (kek)
2. Gangguan kesehatan akibat kekurangan zat besi (anemia gizi)
3. Gangguan kesehatan akibat vitamin A
4. Ganggguan kesehatan akibat kekurangan iodium
5. Gangguan kesehatan akibat kelebihan zata energi
10 Pesan gizi seimbang :
10 pesan gizi seimbang penting untuk diterapkan agar dapat menjaga kesehatan baik
dari segi pola makan, kebersihan, dan juga aktivitas fisik. Adapun 10 pesan gizi
seimbang tersebut adalah :
1. Makanan bergizi seimbang dan bervariasi
2. Batasi konsumsi makanan manis, gula, asin, dan berlemak
3. Rutin beraktifitas dan menjaga berat badan ideal
4. Makan makanan berprotein tinggi
5. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
6. Minum air putih dengan cukup
7. Biasakan baca label kandungan gizi pada kemasan makanan
8. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
9. Biasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas
10. Bersyukur dan menikmati makanan yang kita makan
Manfaat terpenuhinya kebutuhan gizi seimbang :
1. Untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-
anak, serta seluruh kelompok umur
2. Untuk menjadikan/mempertahankan BB normal
3. Tubuh tidak mudah terkena penyakit
4. Produktivitas kerja meningkat
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
5. Hipertensi
Hari/Tanggal : januari 2023 jam 09.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh
Sasaran : Pasien yg Berkunjung ke Puskesmas
VII. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta yang menghadiri
penyuluhan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang
hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan, peserta yang menghadiri penyuluhan dapat
mengerti dan mampu memahami tentang :
- Pengertian Hipertensi
- Penyebab Hipertensi
- Gejala Hipertensi
- Klasifikasi dan faktor risiko hipertensi
- Komplikasi Hipertensi
- Pencegahan Hipertensi
- Penatalaksanaan diet pada Hipertensi
VIII. MATERI PELAJARAN
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Klasifikasi dan Faktor risiko Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Pencegahan Hipertensi
7. Penatalaksanaan Diet pada Hipertensi
IX. PESERTA
Pasien yg Berkunjung ke Puskesmas
X. METODE
Metode yang diberikan pada proses penyuluhan adalah metode ceramah
XI. MEDIA
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah food model dan leaflet
XII. KEGIATAN PENYULUHAN

NoWaktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 Pembukaan :
menit - Membuka/ memulai kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucap salam
- mendengarkan
- Memperkenalkan diri dengan seksama

- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

2 15 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan


menit 1. Menjelaskan materi tentang memperhatikan
Pengertian Hipertensi
2. Menjelaskan materi tentang Penyebab
Hipertensi
3. Menjelaskan materi tentang Gejala
Hipertensi
4. Menjelaskan materi tentang
Klasifikasi dan Faktor risiko
Hipertensi
5. Menjelaskan materi tentang
Komplikasi Hipertensi
6. Menjelaskan materi tentang
Pencegahan Hipertensi
7. Menjelaskan materi tentang
Penatalaksanaan Diet pada Hipertensi
3 10 Penutup - Peserta
menit - Memberikan kesempatan pada peserta memperhatikan
untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang
belum jelas
- Mengevaluasi hasil kegiatan dengan cara
memberikan pertanyaan dan meminta
salah satu dari peserta untuk menjelaskan
secara singkat terkait teori diet hipertensi.
- Mengucapkan terima kasih atas peran
serta
- Mengucap salam

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI


A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum
terjadi dalam masyarakat. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama
dalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang
usia lanjut. Salah satu cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur
tekanan darah secara teratur. Namun, nilai tekanan darah tersebut tidak memiliki
nilai yang baku. Hal itu berbeda – beda tergantung pada aktifitas fisik dan
emosional seseorang.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik maupun diatolik
diatas nilai normal. Tekanan darah arteri disebut normal apabila tekanan
sistole/diastole yaitu 120/80 mmHg. Jika tekanan diastole antara 80 – 89 mmHg
dan tekanan darah sistole antara 120-139 mmHg maka itu dianggap sebagai
prehipertensi. Disebut hipertensi jika tekanan darah > 140/90 mmHg. Baik
hipertensi diastole maupun sistole telah terbukti sebagai faktor terjadinya
gangguan penyakit kardiovaskuler seperti, stroke dan infark miokard.
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebab Hipertensi dibagi menjadi 2 bagian
a. Hipertensi Primer / Essensial
 Jenis Kelamin dan Usia
 Genetik
 Obesitas
 Gaya Hidup, merokok dan minum alkohol
b. Hipertensi Sekunder
 Stenosis Arteri Ginjal
 Penyakit parenkim atau vaskular ginjal
 Gangguan endokrin
 Kelebihan Noradrenalin
C. Gejala Hipertensi
 Sakit kepala, pusing
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
 Jantung berdebar – debar
 Pusing
 Rasa sesak di dada
 Mudah lelah
 Epistaksis
 Kesadaran menurun
 Mual dan muntah

D. Klasifikasi dan Faktor risiko Hipertensi


a. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )
Normal <120 <80
Normal – Tinggi <130 <85
130 – 139 85 – 89
Tingkat 1
140 - 159 90 – 99
( Hipertensi Ringan )
Tingkat 2
160 - 179 100 – 109
( Hipertensi Sedang )
Tingkat 3
≥180 ≥110
( Hipertensi Berat )
b. Faktor Risiko Hipertensi
 Faktor yang tidak dapat dikontrol
 Keturunan / Riwayat Keluarga
 Umur
 Jenis Kelamin
 Faktor yang dapat dikontrol
 Merokok
 Kegemukan / obesitas
 Stress
 Konsumsi Alkohol Berlebih
 Konsumsi Garam berlebih
 Kurang Aktifivitas Fisik
E. Komplikasi Hipertensi
 Stroke
 Penyakit Jantung
 Infark Miokardium
 Gagal Ginjal
 Ensefalopati
F. Pencegahan Hipertensi
Risiko Hipertensi dapat dikurangi dengan :
 Mengurangi konsumsi garam ( jangan melebihi 1 sendok teh per hari )
 Melakukan aktifitas fisik teratur ( seperti jalan kaki 3 km / olahraga 30
menit per hari minimal 5x seminggu )
 Tidak merokok dan menghisap asap rokok
 Diet dengan Gizi Seimbang
 Mempertahankan berat badan ideal
 Menghindari minum alkohol
G. Penatalaksanaan Diet pada Hipertensi
Syarat Diet :
 Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam
 Jenis dan komposisi makanan memenuhi gizi seimbang
 Membatasi penggunaan garam
Tingkatan diet rendah garam
 Diet Rendah Garam 1
 Diet Rendah Garam 2
 Diet Rendah Garam 3
DOKUMENTASI
1. Pemberian Bantuan Balita Stunting oleh Bapak Asuh

2. Kunjungan Balita Gizi Buruk

3. Kegiatan Posbindu di Kelurahan Padang Tiakar


4. Penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah (TTD)

5. Konseling Gizi

6. Validasi Data Stunting


7. Kegiatan Aksi Bergizi SMAN 3 Payakumbuh

8. Kegiatan Aksi Bergizi SMAN 1 Payakumbuh

9. Kegiatan Aksi Bergizi SMAN 5 Payakumbuh


10. Kegiatan Aksi Bergizi SMKN 2 Payakumbuh

1. Konseling Gizi di Puskesmas

2. Penigukuran BB dan TB balita di Puskesmas

3. Penyuluhan di Puskesmas
4. Kegiatan Aksi Bergizi di SMAN 3 Payakumbuh

5. Validasi Data Stunting

6. Pemberian PMT pada Ibu hamil KEK, anemia, dan balita gizi kurang
7. Musrenbang dan Rembuk Stunting

8. Posbindu wilayah Tarok

9. Briefing pagi dengan CI


Konsultasi ibu balita Penerimaan PMT Penimbangan BB balita

Konsultasi Bumil
Pengukuran TB
Balita Pengukuran panjang
badan

Penyuluhan TTD dan


Pembagian TTD
Rapat Lokmin anemia
Diskusi dengan Ibu
lurah Entry E-PPGBM
Diskusi dengan Bidan
di Pustu

Kunjungan Bumil KEK


Kunjungan ke pustu Pengantaran surat ke
sekolah

Senam bersama
Konseling Bumil

Konseling Balita Gizi


Kurang

1. Aksi bergizi di SMP IT Madani Payakumbuh


2. Konseling Gizi Balita

3. Konseling Gizi Pasien Diet Khusus

4. Konseling Gizi Ibu Hamil dan Pemberian MT Ibu Hamil

5. Pelaksanaan Posyandu

6. Lokakarya Mini dan himbauan Ayo ke Posyandu


7. Validasi alat antromometri posyandu

8. Kunjungan Dosen Gizi ke Puskesmas


ASUHAN GIZI PADA BALITA GIZI BURUK

A. Data Umum

a. Data Pasien
Nama : M. Kanzu Hatta
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 23 bulan
Tempat/ Tanggal Lahir : Payakumbuh/ 16 Februari 2021
Alamat : Padang Alai Bodi, Kota Payakumbuh
BBL : 2,3 kg
PBL : 45 cm
Cara Lahir :Normal
b. Data Keluarga
Nama Ayah : Arman
Usia : 56 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Susi Marnis
Usia : 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : IRT
B. Data Hasil Skrining
Metode skrining : Strong Kids
Berikut merupakan hasil skrining gizi pasien degan metode Strong Kids, yaitu :
Tabel 1. Hasil Skrining Gizi dengan metode Strong Kids
No Parameter Skor
2. Apakah pasien tampak kurus?
c. Tidak 0
d. Ya 1
c. Apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian objektif bjektif data BB bila ada
atau penilaian subjektif orangtua pasien atau untuk bayi <1
tahun : BB tidak naik selama 3 bulan terakhir)
c. Tidak 0
d. Ya 1
d. Apakah terdapat salah satu dari kondisi tersebut?
 Diare ≥ 5kali/ hari, muntah > 3 kali/hari dalam
seminggu terakhir
 Asupan makan berkurang selama 1 minggu
terakhir) 0
c. Tidak 1
d. Ya
e. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko mengalami malnutrisi ?
1. Tidak 0
2. Ya, karena pasien mengalami penyakit penyerta 1
Tuberkolosis dan down syndrome
TOTAL SKOR 2

Interpretasi Skor:
0 = resiko rendah (ulang skrining tiap 7 hari)
1-3 = resiko menengah (dirujuk ke tim terapi monitor)
4-5 = resiko berat (diberkan asuhan gizi setiap hari)
Berdasarkan hasil skrining Strong Kids di atas skor yang diperoleh pasien
adalah 2 karena status gizi tergolong buruk serta pasien memiliki penyakit
penyerta berupa Tuberkolosis dan down syndrome sehingga terjadi keterlambatan
perkembangan dan pasien beresiko berat mengalami malnutrisi dan perlu
dilakukan pengkajian gizi lanjut oleh ahli gizi.
C. Assesment
a. Antropometri
Berat Badan Aktual : 6,95 Kg
Panjang Badan Aktual : 72,9 cm
BBI berdasarkan PB : 9 Kg
BBI berdasarkan U : 12 Kg
BB/U : - 4,53 SD (Berat badan sangat kurang)
PB/U : -4,70 SD (Sangat pendek)
BB/PB : -3,34 (Gizi Buruk)
Penilaian : Status gizi pasien tergolong berat badan sangat
kurang, sangat pendek, dan gizi buruk
b. Biokimia
Berdasarkan hasil laboratorium psien mengalami Tubercolosis
c. Fisik dan Klinik
Berikut hasil pemeriksaan fisik dan klinik pasien, yaitu :
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinik
Awal Kunjungan :
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil

Keadaan Umum Aktif Kurus Ya

Wajah Tanpa ekspresi Lesu Ya

Kesadaran Sadar Belum bisa Ya


berdiri

Mata Tidak bisa diam Gigi sudah Ya


(nistagmus) tumbuh

Penilaian : Pasien menunjukan tanda dan gejala down syndrome disertai gizi
buruk
d. Dietary History (Awal Kunjungan)
a. Pasien mendapatkan ASI Kolostrum
b. Pasien masih diberi ASI sampai saat ini, biasanya lama menyusu selama
±10 menit dan diberikan ASI hanya 2x. Namun ASI yang dikeluarkan
sangat sedikit, karena asupan makan ibu yang kurang
c. Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif karena telah diberi MPASI
sejak usia 5 bulan, dengan makanan pertama yang diberikan berupa
pisang kerik
d. MPASI yang saat ini diberikan berupa nasi biasa, dengan komposisinya
berupa , nasi, belut, dan sayur labu siam. Pasien jarang diberi lauk
nabati dan buah.
e. Hasil Recall 1 x 24 jam
1) Energi: 864,8 kkal (97%)
2) Protein: 28,8 gr (51%)
3) Lemak: 18,5 gr (125%)
4) KH: 122,5 gr (92%)
Berdasarkan hasil recall diketahui bahwa asupan protein pasien
kurag sebesar 51% sedangkan asupan lemak berlebih yaitu 125%
e. Riwayat Personal (Awal Kunjungan)
a. Pasien merupakan anak kelima dari 5 bersaudara.
b. Perkembangan motorik Pasien belum bisa berjalan, sesuai dengan
perkembangan usia yang seharusnya.
c. Riwayat Penyakit
1) Penyakit dahulu
 Hipotyroid dengan status gizi buruk dan down syndrome
2) Penyakit sekarang
 Tubercolosis dengan status gizi buruk dan down syndrome
d. Riwayat Kelahiran:
1) BBL : 2400 gr (N=2500-3500 gr) (BBLR)
2) PBL : 48 cm (N-45-50 cm) (Normal)
3) Cara lahir: Normal
4) Usia lahir: 36 minggu
e. Riwayat sosial ekonomi:
1) Pekerjaan Ayah: Petani
2) Pekerjaan Ibu : IRT
3) Status ekonomi menengah ke bawah

f. Riwayat Obat sekarang:


Tabel 3. Riwayat Obat
No Nama Obat Fungsi

1. Vitamin B6 Pengobatan dan pencegahan kekurangan


Vitamin B6, termasuk yang disebabkan
karena reaksi obat yang tidak dikehendaki
obat tertentu.dan membantu dalam
perkembangan otak Vitamin B6 diberikan
bersama isoniazid

2. Asam Folat Berperan dalam pembuatan koenzim untuk


memproduksi eritrosit dan membentuk
asam nukleat untuk sintesis protein

3. Rifampisin Menghambat pertumbuhan berbagai


bakteri gram positif dan gram negatif dan
bersifat bakterisid terhadap mikobakterim
tuberkolosis

4. Isoniazid Menghambat basil tuberkel dan bersifat


bakterisida untuk basil tuberkel yang
tumbuh aktif

D. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake
N1 5.6.1
Asupan protein tidak adekuat berkaitan dengan pola makan tidak seimbang
ditandai dengan asupan protein sebesar 51% dari kebutuhan.
2. Domain Clinis
NC 3.1 Berat badan kurang berkaitan dengan asupan yang kurang ditandai
dengan BB/U -4,53 SD dan BB/PB -3,34 SD dengan status gizi buruk.
NC. 3.5 Pertumbuhan di bawah rata-rata berkaitan dengan asupan yang
kurang ditandai dengan PB/U -4,70 SD tergolong stunting
3. Domain Behavior
NB. 1.2 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
kurang terpapar informasi yang akurat seputar makanan dan zat gizi ditandai
dengan pemberian MPASI pada usia 5 bulan, dan MPASI yang diberikan
belum bervariasi dan belum memenuhi gizi seimbang
NB 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurangnya informasi
yang akurat ditandai dengan anak diberikan merk susu formula yang tidak
sesuai dengan usianya
E. Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
a. Memberikan asupan protein secara bertahap hingga mencapai adekuat
sesuai dengan keadaan bayi untuk mencegah defisiensi zat gizi
b. Mencapai berat badan ideal dengan status gizi normal
c. Membantu memulihkan kesehatan secara keseluruhan untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak.
d. Memberi edukasi gizi kepada keluarga pasien untuk
e. meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku terkait diet dan pola
asuh yang baik dan benar

2. Prinsip dan Syarat Diet


1. Energi yang diberikan cukup yakni 889,3kkal
2. Protein tinggi,yaitu 25%dari total energi atau sebanyak 55,5gr
3. Lemak cukup, yaitu15%dari total energi atau sebanyak 19,7 gr
4. Karbohidrat cukup 60%dari total energi atau sebanyak 122,2 gr
5. ASI tetap diberikan
6. Vitamin dan mineral menyesuaikan AKG 2019
3. Perhitungan Kebutuhan Gizi
Perhitungan WHO
BMR = 60,9 x BBI menurut PB - 54
= 60,9 x 9 kg - 54
= 487,2 - 54
= 433,2
TEE = BMR x F. Stress x F. Aktifitas
= 494,1 x1,5 x 1,2
= 889,3 kkal
Energi= 889,3 kkal
Protein =25% x 889,3 kkal =222,3 : 4 =55,5 gr
Lemak =20 % x 889,3 kkal =177,8 : 9 =19,7 gr
Karbohidrat =55% x 889,3 kkal =489,1 : 4 =122,2 gr

4. Preskripsi Diet
Diet : Diet gizi seimbang
Bentuk Makanan : Makanan Keluarga + Susu formula
Jalur Pemberian : Oral
Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan, susu
formula 4 kali sehari
5. Rencana Konseling
 Sasaran : Ibu Pasien/Keluarga Pasien
 Metode : Konseling Gizi/Ceramah & tanya jawab
 Materi
1. Menjelaskan penyebab gizi buruk.
2. Menjelaskan dampak gizi buruk, baik dalam jangka pendek ataupun
jangka panjang.
3. Menjelaskan tatalaksana diet pasien.
4. Menjelaskan pentingnya pemberian ASI untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
5. Memberikan edukasi seputar MP ASI sesuai keadaan pasien
6. Memotivasi keluarga pasien untuk mendukung perkmbangan dan
pertumbuhan anak dan membantu menjaga pola makan dengan
mengikuti dietyang diberikan serta pola asuh yang baik untuk anak.
 Tempat : Rumah pasien
 Waktu : +30 menit
6. Rencana Koordinasi
Berdasarkan kegiatan intervensi yang dilakukan, maka dilakukan
koordiasi lintas program, yaitu dokter, Pembina wilayah, bidan, sanitarian,
dan promosi kesehatan

F. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Indikator Parameter Cara Tolak Ukur Target


Monitoring

Antropometri Berat Badan Menimbbang BB kurang Naik


BB

Tinggi Badan Mengukur TB TB kurang Naik

Biokimia

Klinis Aktivitas Melihat hasil Belum dapat Dapat


pemeriksaan berjalan berjalan
fisik dan klinis

Asupan makan Asupan Melihat Asupan Asupan


protein berapa banyak protein yang protein >
sumber kurang dari 80% dari
protein yang kebutuhan total
anak makan kebutuhan

G. Hasil Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makanan
Hasil monitoring dan ealuasi asupan makan pasien selama intervensi, yaitu:

Tabel 5. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makanan Pasien


Hari/Tanggal E (kkal) P (gr) L (gr) KH
(gr)

Kamis/19-01-2023

Kebutuhan 864,8 kkal 28,8 18,5 122,5

% Asupan 97 51 93 100

Kamis/ 26-01-2023

Kebutuhan 725 21,3 22,9 101,03

% Asupan 81 38 116 82

2. Monitoring dan Evaluasi Antropometri


Berikut merupakan hasil monitoring dan evaluasi pengukuran antropometri
pasien, yaitu :

Tabel 6. Monitoring dan Evaluasi Pengukuran Antropometri


Tanggal 19/01/23 26/01/23

BB (kg) 6,95 6,35

PB (kg) 72,9 72,9

3. Monitoring dan Evaluasi Fisik dan Klinis


Pada saat pemantauan di hari pertama kunjungan, pasien sudah aktif
berinteraksi ketika dipanggil anak sudah mulai dapat tertawa ataupun
berteriak, pasien sudah mulai merangkak dan sudah bisa duduk sendiri tanpa
bantuan orang lain. Akan tetapi, pasien belum terlihat untuk menunjukan
dapat berdiri sendiri ataupun dapat berjalan seperti anak seusianya.
4. Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi
Konseling gizi dilakukan setiap kali kunjungan ke rumah pasien.
Konselig ini ditunjukan untuk ibu dan keluarga pasien. Pengetahuan ibu
meningkat, dimana ibu masih memberikan ASI walaupun anak sudah
diberikan MPASI, akan tetapi frekuensi pemberian MPASI maupun ASI
masih kurang dari anjuran. Ibu hanya mengandalkan PMT yang diberikan
dari puskesmas dikarenakan ibu dan keluarga masih sulit dalam memenuhi
pemenuhan kebutuhan pasien sehingga pemberian makan tidak diperhatikan
komposisi dan jumlahnya.
5. Monitoring dan Evaluasi Selama 1 Minggu Intervensi
Setelah dilakukan Intervensi selama 1 minggu dengan kunjungan pada hari
pertama dan hari ke-8 di rumah balita, didapatkan hasil sebagai berikut :
Berat Badan Pada awal kunjungan yaitu pada 19
Januari berat bada anak yaitu 6,95 kg,
namun ketika kunjungan pada
tanggal 26 januari berat anak
berkurang menjadi 6,35 kg

Asupan Asupan balita pada kunjungan


tanggal 26 januari lebih sedikit
dibandingkan pada saat kunjungan
19 januari 2023

Tabel 7. Monitoring dan Evaluasi Penambahan Berat Badan


Tanggal Berat Badan (kg) Kenaikan dan Penurunan
BB (gr)

19-01-23 6,95 -

26-01-23 6,35 - 600


Pada kunjungan tanggal 19 januari 2023 status gizi anak masuk ke
dalam kategori gizi buruk. Anak di diagnosa mengidap penyakit tubercolosis
ketika sedang berobat di RS Adnaan WD payakumbuh pada September
2023. Ibu sudah mulai terbuka mengenai pola makan anak, aktivitas dan
perkembangan anak.
Anak mendapatkan bantuan dari dinas kesehatan melalui puskesmas
berupa PMT, susu, gula pasir dan telur. Adapun bantuan dari bapak asuh
berupa susu, dan sembako untuk memenuhi perbaikan gizi anak. pemberian
PMT berupa biskuit dan kacang hijau bubuk. Pemberian biskuit kepada anak
yaitu sebanyak 8 keping perhari, hal ini sudah dilaksanakan oleh ibu balita.
Sedangkan pemberian PMT lain yang diberikan ibu yaitu kacang hijau
bubuk sebanyak 3 sendok dengan campuran gula merah yang diseduh
dengan air sebanyak 1 kali perhari.
Berdasarkan tabel monitoring dan evaluasi penambahan berat badan,
diketahui bahwa terjadi penurunan sebanyak 600 gram pada berat badan
anak. Hal ini dikarenakan anak tidak nafsu makan dan anak lebih aktif
dibandingkan hari-hari sebelumnya. Oleh karena itu, ibu menjadi kurang
termotivasi untuk menyediakan makanan serta menyediakan susu formula
kepada anak.
Ibu balita juga mengaku bahwa hanya 1 kali memberikan ASI kepada
anak, dikarenakan anak sudah memiliki 4 buah gigi sehingga payudara ibu
sudah terasa sakit bila menyusui anaknya. oleh karena itu asupan yang
diperoleh anak lebih sedikit dibandingkan pada kunjungan sebelumnya. yang
menyebabkan terjadinya penurunan berat badan pada anak.
Selama recall setiap kali kunjungan, anak selalu diberikan sayur labu
siam, dikarenakan ibu belum bisa menyediakan sayur lainnya, dan labu siam
yang diberikan kepada anak merupakan hasil panen yang ditanam di
lingkungan rumah. Pada kunjungan tanggal 19 januari ibu sudah diberikan
konseling untuk menambah jumlah nasi dan lauk yang diberikan kepada
anak, karena anak hanya diberikan nasi dengan lauk 1 ekor belut kecil, hal
ini yang menyebabkan kebutuhan protein anak tidak tercukupi.
Pada kunjungan selanjutnya, ibu menganti lauk menjadi telur ayam,
akan tetapi jumlah waktu pemberian susu formula yang diberikan ibu hanya
1 kali dalam 1 hari sedangkan pada kunjungan sebelumnya sebanyak 3 kali
dalam 1 hari , hal ini lah yang menyebabkan konsumsi protein anak semakin
berkurang karena ibu kurang konsisten dalam menyediakan zat gizi yang
dibutuhkan anak. Namun, susu yang diberikan oleh ibu kepada anak sudah
sesuai usia dibandingkan susu yang diberikan pada kunjungan sebelumnya.
Anak yang mengalami gizi buruk, kebutuhan zat gizi cenderung lebih
banyak dibandingkan anak dengan status gizi normal. Diketahui bahwa anak
tidak mengalami kenaikan berat badan selama dilakukan intervensi yang
disebabkan oleh asupan anak, pola asuh ibu dan peyakit tubercolosis yang
mempengaruhi berat badan anak.
DOKUMENTASI BALITA GIZI BURUK
a. Kunjungan Rumah Balita Tanggal 19 Januari 2023
b. Kunjungan Rumah Balita Tanggal 26 Januari 2023

c. Obat yang diberikan RS

Anda mungkin juga menyukai