Anda di halaman 1dari 5

Arus Laut

Menurut Firdaus dan Kusmastanto (2014)., kawasan Surabaya Madura


(Suramadu) merupakan daerah dengan karakteristik selat yang terlindung dari
paparan perairan laut secara langsung. Pengaruh karakteristik selat tersebut
menyebabkan potensi pembangkitan arus diduga lebih didominasi oleh pasang
surut, sehingga pola pasang surut menentukan pergerakan arus di perairan
Suramadu. Selain arus pasang surut, pergerakan arus perairan Suramadu tentu
dipengaruhi oleh faktor-faktor pembangkit arus lainnya seperti angin.

Gambar 2. Sebaran Komponen Arus u dan v selama 5

Tahun (2008 – 2012) di Suramadu

Gambar 2. Komponen arus u dan v yang disajikan merupakan sebaran data


kecepatan arus (cm/s) selama 5 tahun di perairan Suramadu. Komponen u
menunjukkan Timur – Barat dan komponen v menunjukkan Utara – Selatan.
Visualisasi komponen u dan v menggambarkan arus dominan selama tahun 2008
– 2012 mengarah ke arah Timur atau Timur Laut dan arah Barat atau Barat Daya.
Arah arus yang bergerak menuju Timur atau Timur Laut dan Barat atau Barat
Daya diduga karena kondisi geografis kawasan Suramadu.
Gambar 5. Diagram dan Histogram Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan
Arus selama 5 Tahun (2008 – 2012) di Suramadu

Pola arus perairan (Gambar 2) bergerak domain ke arah Timur dan Barat.
Pergerakan massa air pada dasarnya dipengaruhi oleh angin dan topografi.
Perpindahan massa air Suramadu tersebut diduga dominan dipengaruhi oleh
topografi. Kecepatan arus dominan sebesar 91,5% berada pada kisaran frekuensi
kecepatan 0 – 7 cm/s. Kecepatan arus yang tidak terlalu cepat diduga karena
pengaruh angin dan pasang surut yang bergerak tidak signifikan. Potensi
kecepatan arus merupakan dasar dalam penentuan prediksi potensi daya listrik.
Selain itu, meurut Kasharjanto et al., (2017)., menunjukkan bahwa hasil
pengukuran menunjukkan bahwa kecepatan arus laut terukur hanya sebesar 1.95
meter/detik pada posisi sekitar 4.5 meter dari pile 56 (lokasi dimana turbin
dipasang) dimana arus laut yang di ukur adalah arus akibat dari kondisi pasang
surut pengaruh gaya gravitasi dari hubungan antara bumi, bulan dan matahari.

Sedimentasi

Menurut Siswanto dan Nugraha (2014)., keberadaan Jembatan Suramadu


diduga memberikan pengaruh terhadap beberapa parameter oseanografi maupun
lingkungan, salah satunya kemungkinan timbulnya sedimentasi yang
mempengaruhi kondisi dan kualitas perairan. Kemungkinan sedimentasi ini dapat
terjadi pada salah satu maupun kedua sisi jembatan Suramadu, yaitu di sisi
Bangkalan maupun di sisi Surabaya. Menurut Fraenkel (1999), untuk membangun
teknologi energi laut terdapat beberapa kriteria; Pertama, merancang desain yang
kuat terhadap karakteristik laut; Kedua, merancang perangkat yang dapat diinstal
dengan mudah dan murah, serta biaya pemeliharaan yang kecil; dan Ketiga,
integrasi teknis dan sistem yang disesuaikan dengan lingkungan yang dinamis dan
integrasi jaringan listrik yang mudah.

Sedimentasi sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografi perairan.


karakteristik arus di lokasi penelitian menunjukkan kisaran yang relatif kecil.
Karakteristik gelombang menunjukkan kecenderungan semakin besar pada setiap
minggunya.Pola gelombang harian menunjukkan kecenderungan stabil sepanjang
hari, dengan kisaran perubahan tinggi gelombang yang sangat kecil. Gelombang
yang dianalisa merupakan gelombang yang dibangkitkan oleh angin, sehingga
gelombang ini adalah tipe gelombang permukaan. Sehingga, besar kecil dan
lamanya angin yang berhembus menjadi penentu utama tinggi gelombang yang
terbentuk (Triatmodjo, 1999). Kecepatan angin di Selat Madura relatif kecil
(Siswanto, 2010; Yulianti, 2011), sehingga gelombang yang terbentuk juga tidak
signifikan. Gelombang diduga berpengaruh pada sebaran konsentrasi Total
Suspended Solid (TSS), khususnya di profil permukaan. Perbedaan nilai pasang
dan surut relatif tidak terlalu besar, berkisar 50 cm. Pasang surut diduga
berpengaruh pada sebaran konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) (Siswanto,
2012a).

Pembahasan

Parameter oseanografi perlu diperhitungkan dalam perhitungan kelayakan


pembangunan pemanfaatan energi laut untuk dijadikan energi terbaharukan.
Beberapa parameter oseanografi yang penting, diantaranya suhu, salinitas, arus,
pasang surut dan gelombang. Ada beberapa factor yang menjadi pembangkit
beberapa parameter oseanografi tersebut, diantaranya adalah angin. Angin
merupakan salah satu faktor yang dapat membangkitkan arus di perairan laut
terutama arus permukaan. Pola angin mempengaruhi terbentuknya arus dan
gelombang. Kecepatan dan arah angin Selat Madura diduga tidak terlalu
mempengaruhi kondisi perairan karena kecenderungan kecepatan angin di
Suramadu yang tidak terlalu cepat. Sementara itu, pada kawasan tersebut memiliki
pasang surut campuran condong ke harian ganda.

Selat Madura memiliki potensi sumberdaya yang cukup untuk


menghasilkan energi. Kecepatan arus maksimal selama pengukuran insitu adalah
sebesar 1,3 m/s dengan rata-rata kecepatan arus insitu sebesar 0,47 m/s dan total
daya listrik yang dihasilkan PLTAL sebesar 10.864 watt. Potensi sumber energi
arus laut tersebut memungkinkan untuk dikembangkan, akan tetapi membutuhkan
modifikasi teknologi PLTAL agar efisien secara teknis.
Daftar Pustaka
Firdaus, A. M. dan Kusumastanto, T. 2014. Analisis Kelayakan Teknis dan
Finansial Pengembangan Energi Arus Laut di Selat Madura. Jurnal
Aplikasi Manajemen., 12(3):512-520

Luhur, E.S., Muhartono, R., Suryawati, S.H. 2013. Analisis Finansial


Pengembangan Energi Laut di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan. 8(1):25–37.

Siswanto, A. D. 2010. Analisa sebaran total suspended solid (TSS) di perairan


pantai Kabupaten Bangkalan Pasca Jembatan Suramadu. Jurnal
Kelautan, 2(2):16-20.

Siswanto, A. D. 2012a. Karakteristik pasang surut di perairan Selat Madura Pasca


Jembatan Suramadu. Prosiding Seminar Nasional Pertanian,
Universitas Trunojoyo Madura.

Siswanto, A. D. dan Nugraha, W. A. 2014. Studi Parameter Oseanografi di


Perairan Selat Madura Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan.,
7(1):45-49.

Triatmodjo, B. 1999. Teknik pantai. Beta offshet. Yogyakarta. 397 hlm.

Yulianti, D. 2011. Kajian pengaruh gelombang pecah terhadap transpor sedimen


sepanjang pantai (Longshore Sediment Transport) di perairan
Surabaya. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo
Madura.

Anda mungkin juga menyukai