Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PABRIK PADI AWAN MULIA

DISUSUN OLEH:

1. Emi Susilawati (3052023004)


2. Tari Isnaini (3052023014)
3. Rina Kurniati (3052023016)
4. Resti Alvira (3052023017)
5. Cleo Angela Diah Fitriana (3052023023)
6. Irga Pramata (3052023033)

DOSEN PENGAMPU:

Munawar Kholil ,S.Si., M.Pd

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN PERTANIAN DAN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan industry ke pengolahan padi. Laporan
ini disusun sebagai tugas mata kuliah Satuan Operasi di Politeknik Negeri Ketapang.
Kunjungan industry ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2024 di Pabrik Padi
Awan Mulia, Sungai Awan. Tujuan dari kunjungan industri ini adalah untuk mempelajari
proses pengolahan padi secara langsung dan menambah wawasan tentang industry pengolahan
padi.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang pengolahan padi. Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
laporan ini di masa depan.

Ketapang Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Profil Badan Usaha .................................................................................................................... 2
2.2 Tahap – Tahap Operasi Yang Dilakukan ................................................................................. 2
2.3 Informasi mesin atau operasi yang digunakan ....................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggilingan gabah menjadi beras merupakan salah satu rangkaian utama


penanganan pascapanen. Teknologi penggilingan sangat menentukan kwantitas dan
kualitas beras yang dihasilkan. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting
dalam sistem agribisnis beras di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat
pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras
sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut
untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Proses penanaman padi
sangatlah rumit dibutuhkan ketelitian dan ketekunan khusus dalam pengerjaannya.
Mulai dari pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, penanaman, perawatan,
pemupukan, pengairan, penyiangan, sampai pengolahan hasil pertanian menjadi butir
beras yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidaklah sedikit ditambah lagi biaya
yang harus dikeluarkan untuk semua proses tersebut. Semua itu sangat berbeda dengan
masyarakat industri yang menghasilkan produk- produk yang bersifat instan dalam
waktu yang singkat dan cepat.

Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi


padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai
cadangan. Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi
sangat perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk
fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang memiliki bagian-bagian
yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama
proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan sampai akhirnya didapatkan
beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras putih).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengolahan padi dari gabah sampai menjadi beras.
2. Mengetahui alat-alat pengolahan padi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Badan Usaha

Nama Badan Usaha : Pabrik Padi Awan Mulia

Nama Produksi : Tempat Penggiling Beras

Nama Pemilik Badan Usaha : Haji Istoli Ismail

Tahun Berdiri : 1996

Alamat : Sungai Awan Kiri

Kapasitas Produksi : 1-2 ton perhari

Tenaga Kerja : 3 orang

Permodalan : Total modal Rp 35.000.000 meliputi pembelian


alat dan Pembangunan pabrik.

2.2 Tahap – Tahap Operasi Yang Dilakukan

Pada pengolahan gabah menjadi beras di pabrik Padi Awan Mulia, pemilik
pabrik mendapatkan gabah dari petani. Gabah yang di terima sudah siap untuk
digiling. Proses penggilingan dilakukan dengan cara gabah dimasukkan ke dalam
mesin pemecah kulit (husker) dan kemudian sekam akan dikelupas dari gabah. Proses
pemecah kulit ini biasanya dilakukan 2 kali diikuti dengan satu kali ayakan dari alat
ayakan sehingga dihasilkan beras pecah kulit atau brown rice. Biji beras dihasilkan
masih memiliki lapisan kulit ari (aleuron dan pericarp), dan lapisan kulit ari ini disebut
bekatul. Proses pemecah kulit berjalan baik bila tidak ada butir gabah pada beras pecah
kulit yang dihasilkan. Bila butir gabah masih banyak harus di setel kembali jarak
(clearance) dari rol karet dan kecepatan putarnya.

2
Setelah beras pecah kulit dihasilkan dari mesin pengupas gabah yang masih
berwama kecoklatan dan masih kotor dengan lapisan aleuron maka perlu dilakukan
proses pemutihan dengan cara menyosoh menggunakan mesin polisher. Umumnya
proses penyosohan bertujuan menghilangkan lapisan aleuron yang ada di bagian
permukaan beras pecah kulit, sehingga dihasilkan beras putih. Untuk mendapatkan
beras giling dengan butir patah yang rendah, proses penyosohan dapat dilakukan dua
kali secara bertahap. Setelah proses pemutihan, beras dikemas di masukan ke dalam
karung.

• Peta Produksi Penggilingan Gabah

3
2.3 Informasi mesin atau operasi yang digunakan
1. Mesin pemecah kulit gabah (Husker)
❖ Spesifikasi alat :
• Tipe : HC-6BV
• Power : 6 HP atau 8.5-10 PK diesel
• Ukuran Rol karet : 152.4×222.25 mm
• Dimeni pulley utama : 140 mm x 95 mm
• Putaran : 1050 rpm
• Tinggi total : 1570 mm
• Dimensi Bodi : 735×600 mm
• Berat : 180 kg

❖ Kapasitas alat :
• Kapasitas : 1300-1500 kg/jam

❖ Prinsip kerja :

• Pastikan alat husker dalam kondisi baik dan siap digunakan.


• Periksa pengaturan jarak antar rol sesuai dengan jenis gabah yang akan
diproses.
• Nyalakan mesin husker dan tunggu hingga mencapai kecepatan yang
optimal.
• Masukkan gabah ke dalam hopper (corong) pengisian.
• Atur laju pengisian gabah agar tidak berlebihan dan sesuai dengan
kapasitas mesin.
• Gabah akan terdorong oleh rol karet dan mengalami tekanan dan
gesekan.
• Kulit gabah (sekam) akan terlepas dari bulir gabah dan tertahan oleh
saringan.
• Beras pecah kulit (brown rice) akan keluar dari mesin husker

4
2. Mesin Pemisah Gabah ( Saparator)
❖ Spesiflikasi alat :
• Tipe : MGS 02 E
• Daya Listrik : 120 Watt
• Voltase : 220 V
• Dimensi : 59.9 x 31 x 46 cm
• Berat : 25 kg
• Frekuensi : 484 HZ/menit

❖ Kapasitas alat
• Kapasitas : 200-300 kg/jam

❖ Prinsip kerja
• Hubungkan mesin kesumber listrik dan hidupkan mesin sesuai
petunjuk.
• Masukkan gabah secara bertahap kedalam hopper atau tempat
pemasukkan mesin. Jangan terlalu penh untuk manghindari
penymbatan.
• Gabah beras biasanya akan keluar melalui saluran tertentu, sedangkan
gabah hampa akan keluar melalui saluran yang berbeda.
• Selama proses berlangsung perlu menyesuaikan pengaturan mesin (jika
ada) untuk mendapatkan hasil pemisahan yang optimal.
• Setelah selesai memisahkan gabah, matikan mesin dan cabut dari
sumber listrik.
3. Mesin Pemutih (Polisher)
❖ Spesifikasi alat
• Tipe : Mahkota N-70
• Daya Listrik : 16 HP ( kira-kira 12kW)
• Kecepatan Putaran : 800 RPM
• Dimensi : 135 x 40 x 125 cm
• Berat : 185 kg
❖ Kapasitas alat

5
• Kapsitas : 700-800 kg/jam

❖ Prinsip Kerja
• Hubungkan mesin ke sumber listrik dan nyalakan sesui petunjuk.
• Miringkan dan mulai poleskan pada permukaan dengan gerakan maju
mundur yang tumpang tindih. Hindari penggunaan melingkar yang
bisa meninggalkan swirl marks (bekas putaran).
• Berikan tekanan yang sesuai. Tekanan lebih kuat untuk pembersih
awal dan tekanan lebih ringan untuk pemolesan akhir.
• Beberapa mesin memiliki penaturan kecepatan. Sesuaikan dengan
kebutuhan pemrosesan.
• Untuk menjaga peforma pemolesan, hentikan mesin sesekali dan
bersihkan pad dari kotoran yang menempel.
• Setelah selesai memoles, matikan mesin dan cabut dari sumber listrik.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Industri pengolahan padi merupakan industri yang paling penting untuk menyediakan
beras sebagai bahan pangan pokok. Proses pengolahan padi membutuhkan teknologi dan
keahlian khusus untuk menghasilkan beras yang berkualitas.

Alat – alat pengolahan padi memainkan peran penting dalam menghasilkan beras yang
berkualitas dan siap untuk dikonsumsi. Penggunaan alat yang tepat dan efesien dapat
meningkatkan hasil panen dan membantu industri pengolahan padi untuk bersaing di pasaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 177 hal.

http://agro.umsrappang.ac.id/content/news/alat-pertanian-modern-yang-wajib-diketahui

https://amp.kompas.com/agri/read/2023/01/14/160044084/simak-ini-cara-mengolah-gabah-
menjadi-beras

Anda mungkin juga menyukai