Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK

KORBAN BULLYING SAMPAI MELAKUKAN BUNUH DIRI


PERPEKTIF UNDANG – UNDANG NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK

PROPOSAL SKRIPSI

Di ajukan kepada fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah untuk memenuhi


persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum pada program studi sarjana
ilmu hukum fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah

Disusun oleh :
Faricha fitrotut taqwiyah
NIM : 1220200009

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA

2024
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang di kutip
maupun di rujuk saya nyatakan dengan benar .

Nama : faricha fitrotut taqwiyah

Nim : 122020009

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ’’Analisis yuridis perlindungan
terhadap anak korban bullying sampai melakukan bunuh diri perspektif undang –
undang no. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak ’’ adalah hasil karaya saya
sendiri. Semua hasil yang saya tulis yang tertuang dalam skripsi telah mengikuti kaidah
penulisan karya ilmiah universitas islam as-syafiiyah. Apabila kemudian hari terbukti
bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau yang di buat oleh orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Jakarta, januari 2024

Penulis

Faricha fitrotut taqwiyah

ii
Proposal oleh faricha fitrotuta taqwiyah Berjudul
”analisis yuridis perlindungan anak korban bullying sampai
melakukan bunuh diri perfektif undang-undang nomer 35 tahun 2014
tentang perlindungan anak”

Telah Disetujui Untuk Diuji

Pembimbing I

( )

Pembimbing II

( )

HUKUM PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK KORBAN


BULLYING SAMPAI MELAKUKAN BUNUH DIRI
Skripsi oleh faricha fitrotut taqwiyah telah berhasil dipertahankan di
hadapan penguji untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada

iii
Program Studi Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islamiyah
As-Syafi'iyah.
MAJELIS PENGUJI

( …………………………… ) `
…………………………… ……………………………

Ketua Penguji

( …………………………… )
…………………………… ……………………………

Anggota Penguji

( …………………………… )

…………………………… ……………………………
Anggota Penguji

Mengetahui
Dekan

(Dr. Efridani Lubis, S.H.,M.H)

iv
KATA PENGANTAR
‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, tuhan semesta alam karena
atas segala berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul ” analisis yuridis perlindungan anak korban
bullying sampai melakukan bunuh diri perfektif undang-undang
nomer 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi


Muhammad SAW. Beserta para keluarga, sahabat yang telah membawa
kita ke luar dari zaman kegelapan menuju zaman yang beradab seperti saat
ini. Semoga kita selalu diberikan syafaatnya pada yaumil akhir kelak.
Aamiin.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Program Studi Sarjana Ilmu Hukum
pada Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi'iyah.
Dalam proses penulisan skripsi ini, saya menyadari bahwa, mungkin tidak
akan sempurna dan tidak dapat dicapai dengan maksimal tanpa adanya
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat saya sebagai peneliti ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
Ketua YAPTA
Rektor
Dekan
Wakil Dekan
Ketua Prodi
Sek Prodi

v
Pembimbing
Bapak dan Ibu Dosen
Teman-teman Mahasiswa
Orang Tua
Akhir Kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenaan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 26 Januari 2024


Penulis

Faricha fitrotut taqwiyah

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Fakultas Hukum Universiitas Islam As-
Syafi'iyah, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : faricha fitrotut taqwiyah
NIM : 122020009
Program Studi : Imu Hukum
Demi Pengembangan Ilmu pengetahuan, penulis menyetujui untuk
memberikan kepada Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi'iyah Hak
Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
skripsi yang berjudul :

vi
analisis yuridis perlindungan anak korban bullying sampai melakukan
bunuh diri perfektif undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang
perlindungan anak
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan Dengan Hak Bebas Royalti
Non-eksklusif ini. Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi'iyah berhak
menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan dataa (data base), merawat dan mepublikasikan skripsi saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 26 Januari 2024
Yang menyatakan

(faricha fitrotut taqwiyah)

ABSTRAK
Faricha fitrotut taqwiyah , 122020009, analisis yuridis perlindungan anak
korban bullying sampai melakukan bunuh diri perfektif undang-undang
nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. Fakultas Hukum
Universitas Islam As-Syafi'iyah 2024.

Skripsi ini membahas mengenai tentang penegkan hukum Terhadap korban


kasus bullying pada anak.

vii
Perundungan/Bullying, bukan merupakan suatu tindak pidana baru di
tengah masyarakat, Bullyingtidak dapat dipandang sebelah mata mengingat
dampak dari Bullyingpaling berbahaya, yaitu dapat menyebabkan
seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri. Karenanya perlu
perlindungan yang diberikan oleh Hukum supaya tindak pidana Bullyingdi
Indonesia dapat berkurang, oleh karena itu, penulis tertarik dengan
merumuskan masalah sebagai berikut:
(1) Bagaimana realita perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana
Bullyingdi Indonesia.
(2) Bagaimana formulasi hukum pidana yang seharusnya dalam
menanggulangi tindak pidana Bullyingdi Indonesia.
Metode penelitain dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan jenis
penelitian Yuridis Normatif.Sumber data yang diperoleh peneliti adalah
dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan studi pustaka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) realita tindak pidana Bullying yang didapat melalui Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) penulis mengklarifikasikan beberapa
perbuatan yang termasuk dalam kategori Bullying, yaitu anak korban
kekerasan di sekolah (Bullying), anak pelaku kekerasan di sekolah
(Bullying),anak sebagai korban kekerasan fisik, anak sebagai korban
kekerasan psikis, anakpelaku kekerasan fisik, anak pelaku kekerasan psikis.
peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur untuk
melindungi korban tindak pidana Bullyingadalah Pasal 76C Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Sedangkan
perlindungan untuk pelaku dengan mengedepankan diversi dalam upaya
penyelesaian tindak pidana Bullyingdan mengesampingkan sanksi pidana.
(2) rumusan Pasal 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan anak perlu reformulasi pasal dengan menyebutkan bahwa
kekerasan fisik dan kekerasan non fisik termasuk dalam tindak pidana
Bullying, atau memasukan penjelasan terhadap pasal 76C Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, sehinga yang dimaksud kekerasan

viii
adalah kekerasan fisik dan kekerasan non fisik. Upaya non penal dalam
mengatasi Bullyingdapat dilakukan suatu pembuatan program yang
dimasukan di dalam kurikulum belajar siswa, dapat berupa mata pelajaran,
mini drama, ataupun bentuk pelajaran lain.
Kata Kunci : korban bullying
ABSTRACT
Faricha fitrotut taqwiyah, 122020009, Juridical analysis of protection for
child victims of bullying to the point of committing suicide from the
perspective of Law 35 no 2014 concerning child protection, As-Syafi'iyah
Islamic University 2024.
This thesis discusses law enforcement regarding the protection of victims
of bullying cases in children.
Bullying is not a new criminal act in society. Bullying cannot be
underestimated considering that the impact of bullying is the most
dangerous, namely that it can cause someone to have the desire to commit
suicide. Therefore, the need for protection provided by law so that criminal
acts of bullying in Indonesia can be reduced, therefore, the author is
interested in formulating the problem as follows: (1) What is the reality of
legal protection for perpetrators and victims of criminal acts of bullying in
Indonesia. (2) What is the formulation of criminal law that should be used
to tackle the criminal act of bullying in Indonesia?
The research method was carried out using a qualitative approach, with a
Normative Juridical type of research. The data sources obtained by
researchers were from the Indonesian Child Protection Commission
(KPAI) and literature studies.
The results of the research show that
(1) the reality of criminal acts of bullying obtained through the Indonesian
Child Protection Commission (KPAI), the author clarifies several acts that
fall into the Bullying category, namely children who are victims of
violence at school (Bullying), children who are perpetrators of violence at
school (Bullying), children as victims of physical violence, children as
victims of psychological violence, children as perpetrators of physical
violence, children as perpetrators of psychological violence. The laws and

ix
regulations in Indonesia that regulate the protection of victims of the crime
of bullying are Article 76C of Law Number 35 of 2014 concerning
Amendments to Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection.
Meanwhile, protection for perpetrators is by prioritizing diversion in efforts
to resolve the crime of bullying and criminal sanctions.
(2) the formulation of Article 76C of Law Number 35 of 2014 concerning
Amendments to Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection
requires reformulation of the article by stating that physical violence and
non-physical violence are included in the crime of Bullying, or including
an explanation of article 76C Law Number 35 of 2014 concerning
Amendments to Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection, so
that what is meant by violence is physical violence and non-physical
violence. Non-penal efforts to overcome bullying can be carried out by
creating a program that is included in the student learning curriculum,
which can be in the form of subjects, mini dramas, or other forms of
lessons.
Keywords: victims of bullying

Moto dan persembahan

Di dunia ini selalu terdapat orang baik, kalau kamu tidak menemukannya, maka jadilah
salah satu dari orang baik tersebut (Anonim).

Hidup tidak ada yang sulit jika kamu punya Tuhan (Habib Novel, 2019)

”fiat justitia ruat coelom”

Sekalipun esok langit akan runtuh,meskipun dunia akan musnah, dan harus
mengorbankan kebaikan, maka keadilanlah harus tetap di tegakkan

x
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................................ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIK .....................................................................................iv

ABSTRAK ......................................................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................................vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………1

1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………………2

1.3 TUJUAN PENELITIAN …………………………………………….........3

1.4 MANFAAT PENELITIAN ………………………………………….........4

1.5 TINJAUAN KEPUSTAKAAN ..................................................................5

1.6 KERANGKA PEMIKIRAN ……………………………………………...6

1.7 METODE PENELITIAN ............................................................................7

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................8

BAB II ........................................................................................................................................9

xi
2.1 BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM DALAM MENANGANI KORBAN
KASUS TINDAK PIDANA BULLYING DI SEKOLAH
………………………………………………………………………………………...9

2.1.1. PENGERTIAN KORBAN ………………………………………………….10

2.1.2. PERKEMBANGAN KASUS KORBAN …………………………….…11

2.1.3. JENIS-JENIS BULLYING ……………………………………………....12

2.1.4. CARA PENANGANAN KASUS BULLYING DI SEKOLAH ...............13

BAB III .....................................................................................................................................

3.1. PERLINDUNGAN HUKUM TERJADI PADA KORBAN TINDAK PIADANA


BULLYING MENURUT UNDANG - UNDANG PERLINDUNGAN ANAK
………………………………………………………………………………………...14

3.1.1. LANDASAN TEORI …………………………………………………....15

3.1.2. KEBIJAKAN HUKUM PIDANA ……………………………………….16

3.1.3. PERLINDUNGAN HUKUM ……………………………………………17

3.1.4. KORBAN BULLYING …………………………………………………..18

BAB IV……………………………………………………………………………………..…19

4.1. FORMULASI HUKUM PIDANA YANG SEHARUSNYA ADA DALAM


MENANGANI TINDAK PIDANA BULLYING DI JAMAN MILENIAL DI
NEGARA INDONESIA
………………………………………………………………………………………...19

4.1.1UPAYA PENAL DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA BULLYING DI


INDONESIA ……………………………………………………………………………………………………….20

4.2.2. UPAYA NON PENAL DALAM MENANGGULAGI TINDAK PIDANA BULLYING


DI INDONESIA ……………………………………………………………………………………………………21

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN......................................................................................................22

xii
5.2 SARAN – SARAN ...............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................24

xiii
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu dari sarana penting dalam peradaban dan
kemajuan suatu bangsa sehingga dapat di artikan suatu bangsa atau pun Negara
dapat di katakan maju, sangat bergantung terhadap proses pendidikan yang
berada di dalamnya, sekolah sebagai salah satu ujung tombak dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa kita dan juga merupakan tempat kedua bagi
siswa setelah lingkugan keluarga untuk mendapatkan wawasan ilmu
pengetahuan dan pendidikan karakter bangsa kita sekolah seharusnya menjadi
tempat ternyaman dan aman bagi siwa yang sedang menjalankan pendidikan di
dalamnya, namun tidak mengsampingkan bahwa terdapat beberapa kejadian atau
kasus yang dapat membahayakan keselamatan siswa itu sendiri, terdapat banyak
perilaku agresif dan represif terhadap anak, terutama terhadap pelajar di generasi
milenial ini, berupa perilaku fisik atau melalui kata-kata yang di sebut dengan
bullying.
Bullying di anggap sebagai bentuk awal kekerasan yang terjadi selama
masa remaja, intimidasi anak merupakan ancaman serius bagi perkembangan
anak dan potensi penyebab kekerasan di sekolah.
Di sini Bullying juga dapat di artikan dengan sebagai bentuk penindasan
atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh perorangan (individu) atau
perkelompok yangg lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain (gengs),
dengan tujuan untuk menyakiti dan di lakukan secara terus menerus.
Dampak bullying yang menghawatirkan adalah dapat menyebabkan
seseorang dapat menyebabkan seseorang memiliki niat atau keinginan untuk
bunuh diri, tidak dapat di pungkiri bahwa bullying memiliki dampak yang cukup
”mengerikan” terutama bagi mereka yang menjadi korban bullying secara
berulang-ulang dan juga menjadi korban bullying fisik.
Bullying fisik ini bisa dapat dikenal dengan adanya tanda bekas kekerasan
seperti luka lebam ataupun memar yang terdapat pada tubuh korban, selain itu

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


2

bullying fisik juga terdapat bullying verbal, meskipun jenis bullying ini lebih
sulit di indentifikasi karena memang tidak ada tanda-tanda yang dapat di lihat
kasat mata untuk mengidentifikasi bullying verbal, meskipun tidak terlihat
secara nyata, namun bullying ini tidak bahaya bagi korban jenis bullying verbal
ini justru menyerang secara psikis, yang apabila di biarkan tidak ada penanganan
secara khusus juga dapat menyebabkan seseorang memiliki keinginan yang kuat
untuk bunuh diri, seperti yang di lansir oleh (Tribun Jabar.Id) 1 yang
memberitakan bahwa ”delapan dari sepuluh warga Indonesia terutama kalangan
anak anak, sudah terkena dampak perundang-undangan atau bullying, baik
dalam kehidupan nyata maupun media sosial di internet pemberantasan bullying
di lingkukan pendidikan pun masih menjadi pekerjaan berat bagi semua pihak
Indonesia. bullying juga sudah di alami kebanyakan orang ini berdampak serius
terhadap kejiwaan bahkan sampai terhadap fisik korban, maupun pelakunya,
bullying wajib di hentikan di dunia pendidikan karena biasa berdampak
kematian, tutur jasra putra selaku komisioner komisi perlindungan anak
Indonesia (KPAI))2
Salah satu kasus nyata tindak pidana bullying adalah yang di alami seorang
anak yang Bernama Bintang (alm), dia merupakan seorang siswa di SMA
NEGRI 1 semarang, hal ini di ungkap dengan acara konferensi pers yang di
gelar oleh pihak SMAN 1 semarang, konfersi pers itu menjelaskan tentang siswa
bernama bintang yang meninggal di kolam renang jati diri semarang 7 januari
2018 lalu.
Di dalam peristiwa terdapat kejanggalan antara lain di temukannya rekaman
video dan percakapan line juga terdapat foto Bintang memakai bra di fitting
room sebuah mall, video yang berisi adegan bintang di minta untuk berjalan
dengan cara duduk dan menyeret tubuhnya di sebuah mall dan jalan dia diminta
memakai rok mini di dalam handphone Bintang, puncaknya Bintang di ketahui
meninggal setelah melompat ke kolam renang jati diri dari papan loncat. dari

1
..... (Tribun Jabar.Id/2018/05/8)
2
…...(http://jabar.tribunnews.com/2018/07/27/8-dari-10-anak-indonesia-pernah-di-bully-harus-segera-
iakhiri-karena-bisa-bunuh-diri)

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


3

kejadian ini dua orang berinisial AN dan MA di kembalikan ke orang tuanya


karena di anggep melakukan kekerasan, sementara ibunya korban sudah
memaafkan pelaku, dan pihak sekolah menyarakan bahwa kejadian ini dapat
mungkin tidak sampai ke ranah hukum.3
Berdasarkan kejadian tersebut, bahwa korban telah mengalami tindak
pidana bullying yang menyebabkan kematian, dengan di suruhnya ia meloncat
dari papan kolam renang, tindak pidana bullying di alami seperti memakai bra
dan rok mini di sebuah mall, hal tersebut dapat merusak perkembangan psikis
korban, karena korban menggunakan apa yang tidak seharusnya di pakai dengan
seorang laki-laki. Kasus ini menyebabkan si pelaku mendapatkan sanksi di
kembalikan kepada orang tuanya secara sepihak. peristiwa diatas tertentu
bukanlah satu-satunya tindak pidana bullying yang terjadi di Indonesia, seperti di
lansir dalam berita online (tempo.com), 4 dengan nara sumber komisioner bidang
pendidikan komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI), Retno Listiani
menungkapkan pelanggaran hak anak di bidang pendidikan masih di domisili
oleh perundangan, yaitu berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis dan kekerasan
seksual, hal ini telah di lansir pada kamis, 2 Mei 2019). berdasarkan basis data
sepanjang bulan januari sampai dengan bulan April 2019 terjadi sebanyak 12
kasus dengan korban kekerasan psikis dan perundungan atau Bullying.
Selanjutnya dipaparkan bahwa anak korban kekerasan fisik dan
perundungan meliputi anak dituduh mencuri, anak di-bully oleh teman-
temannya, anak di-bully oleh pendidik dan saling ejek di dunia maya, ada pula
permasalahan persekusi di dunia nyata, anak korban pemukulan, anak korban
pengeroyokan, dan sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) dilaporkan oleh pihak
sekolah ke kepolisian.5
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) dan kasus kasus Bullying yang ada di Indonesia, perlu dikaji
3
… (https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3894976/sman-1-semarang-blak-blakan-kasus-
Bullying-berujung-2-siswa-dipecat).bedasarkan
4
… (tempo.com) dengan narasumber komisioner bindang pendidikan komisi perlindungan anak
Indonesia (KPAI)
5
... (https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-anak-nasional-kpai-catat-kasus-Bullying-paling-banyak)

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


4

mengenai bagaimana perlindungan yang diberikan hukum terhadap pelaku


maupun korban tindak Pidana Bullying, karena memang perlunya upaya
pencegahan maupun penanggulangan supaya korban merasa terpenuhi hak-
haknya dan pelaku tidak mengulangi tindak pidana Bullying dikarenakan sanksi
yang cukup memberikan efek jera, serta menemukan formulasi hukum pidana
yang dapat menanggulangi maupun mengurangi jumlah tindak pidana Bullying
di Indonesia, karenanya skripsi ini memiliki judul
”analisis yuridis perlindungan anak korban bullying sampai
melakukan bunuh diri perfektif undang-undang nomor 35 tahun
2014 tentang perlindungan anak ”

1.2 Rumusan masalah


Peralihan Undang-undang Dasar 1945 (sekarang UUD NRI 1945) yang
menyatakan segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku
selama belum diadakan yang baru menurut UUD NRI 1945 dan dikuatkan dengan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, disamping
memuat hukum pidana materiil juga memuat hukum pidana formil. Maka
rumusan makalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap perilaku dan korban tindak pidana


bullying di Indonesia menurut undang undang perlindungan anak?
2. Bagaimana formulasi hukum pidana yang seharusnya dalam menangani
tindak pidana bullying di jaman milenial?
3. Bentuk apa yang terdapat dalam menangani kasus Perlindungan Hukum
Bagi Anak Yang Menjadi Korban Bullying di Sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian


Sejalan dengan perumusan masalah tersebut di atas, pokok tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab atas tindakan pidana terhadap
korban anak bullying sampai melakukan bunuh diri Adapun sub pokok tujuan
penelitian adalah :

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


5

1 Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana


bullying di Negara Indonesia yg terdapat pada undang undang perlindungan
anak
2 Untuk mengetahui formulasi pidana yang seharusnya dalam menangani
tindak pidana bullying di jaman milenial
3 Untuk menangani kasus Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Menjadi
Korban Bullying di Sekolah

1.4 Manfaat penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang
berkepentingan, antara lain :

1 Manfaat Teoritis
a. Penulisan proposal skripsi ini diharapkan dapat menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai klaim tindakan pidana
bullying terhadap anak di jaman milenial, memperluas cara berpikir serta
agar dapat melatih kemampuan penulis dalam melakukan penulisan atau
penelitian. Serta untuk memperkaya khasanah ilmu hukum, khususnya
hukum pidana serta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
b. Di harapkan hasil penelitian ini mampu memberikan gambaran yang
lebih nyata mengenai perlindungan hukum bagi korban maupun pelaku
bullying di Indonesia

2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat sekitar di harapkan untuk kesadaran bahwa sebenarnya
tindak pidana bullying itu merupakan suatu hal yang tidak di berikan dan
dapat memberikan pengaruh negative bagi korban dan pihak maupun
pelaku dan korban dari kasus bullying ini mendapat kan hak masing-
masing dan berhak untuk mempertahankan hak tersebut
b. Diharapkan skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi
semua pihak khususnya masyarakat atau pihak yang berkepentingan

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


6

dalam menambah pengetahuan. Dan bagi kalangan praktis, diharapkan


bisa mengurangi tingkatan kasus bullying yg sudah terjadi di belakangan
ini, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi kepustakaan Fakultas
Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah.

1.5 TINJAUAN KEPUSTAKAAN


Bahwa tujuan dari adaya kerangka teori adalah konsep-konsep yang
sebenarnya merupakan abstraksi yang di gunakan harus berdasarkan kerangka
acuan hukumnya. Karena permasalahan yang dibahas mengenai faktor kriminologis
pelanggaran dan upaya penegakannya, maka dibawah ini dikemukakan beberapa
teori.

1. Teori Perlindungan Hukum

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi


anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak).

Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa


aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga
sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara
maupun berdasarkan penetapan pengadilan (Pasal 1 angka 4 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan


untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban yang wajib
dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang ini. (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban). Menurut Hadjon, seperti yang dikutip oleh
(Permadi, 2016:123), menyatakan bahwa dalam teori perlindungan hukum ada

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


7

dua hal dalam perlindungan hukum, yaitu perlindungan preventif dan


perlindungan represif.

1). Perlindungan hukum yang preventif 15 Perlindungan hukum ini memberikan


kesempatan kepada rakyat untuk mengajukan keberatan (inspraak) atas
pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintahan mendapat bentuk yang
definitif.

2). Perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum represif merupakan


perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda penjara, dan hukuman tambahan
yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan pelanggaran.6

2. Teori Pengertian Korban


Pengertian korban menurut kamus Crime Dictionary, yang dikutip seorang
ahli Abdusalam (dalam Waluyo, 2014: 9) bahwa victim adalah “orang yang
telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda,
atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha pelanggaran ringan
dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya”.
Di sini jelas yang dimaksud “orang yang mendapat penderitaan fisik dan
seterusnya” itu adalah korban dari pelanggaran atau tindak pidana. Pengertian
korban menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga, dalam Ketentuan umum, Pasal 1 angka 4
menyebutkan bahwa “korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau
ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga”.
Pengertian korban menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002
tentang Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban dan Saksi-Saksi dalam
Pelanggaran Ham yang berat, dalam Ketentuan umum, Pasal 1 angka 2
menyebutkan bahwa “Korban adalah orang perseorangan atau kelompok orang
yang mengalami penderitaan sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang
berat yang memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan,
teror, dan kekerasan dari pihak manapun”.
6
… Hadjon, dan (Permadi, 2016:123), Nurita, Dewi dan Rina Widiastuti. 2018. Hari Anak Nasional,
KPAI Catat Kasus Bullying Paling Banyak. Tempo.Co. 77 (https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-
anak-nasional-kpai-catat kasus-Bullying-paling-banyak)

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


8

Pengertian korban menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang


Perlindungan Saksi dan Korban, dalam ketentuan umum Pasal 1 angka 2,
menyebutkan bahwa “korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan
fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak
pidana”. Pengertian Korban menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2004
tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dalam Ketentuan umum Pasal 1
angka 5 menyebutkan bahwa “Korban adalah orang perseorangan atau kelompok
orang yang mengalami penderitaan fisik, mental, maupun emosional, kerugian
ekonomi, atau mengalami pengabaian, pengurangan, atau perampasan hak-hak
dasarnya sebagai akibat langsung dari pelanggaran hak asasi manusia yang berat
termasuk korban adalah juga ahli warisnya”.
Pengertian Korban menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, dalam Ketentuan umum Pasal 1 angka 4
menyebutkan bahwa “Anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya
disebut anak korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun
yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh tindak pidana. Pengertian Korban menurut Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, dalam
Ketentuan umum, Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa “Korban adalah
seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi,
dan/atau sosial, yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang”.7
Bentuk korban yang termasuk dalam muatan teori criminal-function relationship
dari stephen Schaffer, yaitu teori yang mencoba menelaah tanggung jawab
fungsional dalam hubungan korban dengan pembuay 18 kejahatan. Dalam hal ini
dikemukakan pendapat Benjamin Mendelsohn dan Stephen Scaffer (dikutip dari
Maya Indah, 2014:35-36 mengenai kualifikasi korban meliputi bentuk
keterlibatan korban dalam terjadinya kejahatan. Mendelshon mengemukakan
keterlibatan korban dalam terjadinya kejahatan dapat dibedakan menjadi 6
(enam) kategori berdasarkan derajat kesalahannya, yaitu:
1. Korban sama sekali tidak bersalah;

7
… kamus Crime Dictionary, (Abdusalam dalam Waluyo, 2014: 9)

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


9

2. Seseorang menjadi korban karena kelalaiannya sendiri;


3. Korban sama salahnya dengan pelaku;
4. Korban lebih bersalah daripada pelakunya;
5. Korban adalah satu-satunya yang bersalah;
6. Korban pura-pura dan korban imajinasi. 8

1.6 Kerangka Berpikir

Tindak Pidana Undang –undang


Bullying terkait

Undang –undang Undang –undang Undang –undang


terkait nomor. 35 nomor. 11

tahun 2014 Tahun 2012

Formulasi pasal

Diversi

1.7 METODE PENELITIAN

8
….dan Syarifudin. 2018. 8 Dari 10 Anak Indonesia Pernah di Buly, Harus Segera diAkhiri Karena Bisa
Bunuh Diri. TribunJabar. http://jabar.tribunnews.com/2018/07/27/8-dari-10-anak-indonesia-pernah di-
bully-harus-segera-diakhiri-karena-bisa-bunuh-diri. Diakses tanggal 30 November 2018.

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


10

Beberapa tindak pidana yang berkaitan dengan perundungan adalah


Penganiayaan dan melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang
lain yang mengakibatkan sakit atau luka. Diatur dalam Pasal 351 KUHP dengan
ancaman pidana penjara maksimal 2 tahun 8 bulan, Jika kita mengacu pada UU
Perlindungan Anak maka bullying Masuk ke dalam kategori kekerasan yang
ancaman hukumannya adalah paling Lama tiga tahun enam bulan. Sehingga
tidak mungkin pelaku bullying dikenakan hukuman mati di Indonesia.dan
Bullying dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penganiayaan,
pengeroyokan, atau perundungan yang diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP).
Mengingat bullying dikalangan pelajar merupakan tindakan kekerasan
terhadap anak, maka menurut UU Perlindungan anak, bullying adalah tindak
pidana. Terhadap pelaku bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa penjara
paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak sebesar
Rp. 72. 000.000 (tujuh puluh dua juta rupiah). dan pada kasus ini FSGI mencatat
kasus bullying di satuan pendidikan sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus.
Di mana 80% terjadi di satuan pendidikan di bawah kewenangan
Kemendikbudristek dan 20% kasus terjadi di satuan pendidikan di bawah
Kementerian Agama. Ke-30 kasus merupakan kasus yang sudah dilaporkan dan
diproses pihak berwenang dan pada saat ini indonesia memiliki nilai angka
tertinggi pada kasus ini Kasus Perundungan di Indonesia Peringkat 5 Besar
Dunia.
A ). Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif,
penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang banyak digunakan
dalam penelitian dibidang sosial, penelitian kualitatif merupakan suatu
penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau metode kuantifikasi yang lain. Peneliti menggunakan
pendekatan naturalistik untuk memahami suatu fenomena tertentu.
Menggunakan metode kualitatif dikarenakan dalam skripsi ini
menjelaskan secara deskriptif mengenai perlindungan yang diberikan

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


11

oleh hukum terhadap pelaku tindak pidana Bullying maupun korban


tindak pidana Bullying di Indonesia, dijelaskan secara terperinci terkait
dengan pasal-pasal yang termasuk dalam kategori tindak pidana
Bullying, di dalam skripsi ini juga akan memberikan gambaran terkait
dengan formulasi hukum pidana 25 yang tepat untuk menanggulangi
permasalahan tindak pidana Bullying di Indonesia.9
B ). Jenis Penelitian
Jenis Penelitian hukum yang digunakan dalam skripsi ini adalah
Penelitian hukum normatif, menggunakan Jenis penelitian hukum
normatif dikarenakan penelitian ini menggunakan peraturan perundang-
undangan dan data sekunder sebagai rujukan penelitian terkait dengan
perlindungan yang hakikatnya dimiliki oleh setiap orang, terutama yang
menjadi fokus disini adalah terhadap pelaku maupun korban dari tindak
pidana Bullying di Indonesia, yang mana akan menjelaskan secara
meluas. Hal ini selaras dengan pengertian penelitian hukum normatif
yang dikemukakan oleh, yang mana penelitian hukum normatif
merupakan nama lain dari penelitian hukum doktriner, juga disebut
sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Disebut penelitian
hukum doktriner karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya
pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang
lain. Dikatakan sebagai penelitian hukum perpustakaan ataupun studi
dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data
yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan. Penelitian
perpustakaan demikian dapat dikatakan pula sebagai lawan dari
penelitian empiris (penelitian lapangan), yang termasuk dalam data
sekunder meliputi buku-buku, buku-buku harian, surat-surat pribadi, dan
dokumen-dokumen resmi dari pemerintah. Data sekunder ini dapat
bersifat pribadi dan bersifat publik. Yang bersifat pribadi misalnya
surat-surat, sejarah kehidupan seseorang, buku-buku harian dan lain-
lain, sedangkan yang bersifat publik meliputi data resmi dari instansi

9
… Kuntari, TT:1 ,

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


12

pemerintah, data arsip, yurisprudensi Mahkamah Agung, dan


10
sebagainya
C ). Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai Tindak Pidana
Bullying, Khususnya Bullying yang dilakukan di dunia nyata, dan bukan
merupakan Bullying yang dilakukan di media elektonik. perlindungan
yang diberikan oleh hukum terhadap pelaku dan korban tindak pidana
Bullying di Indonesia ditinjau dari beberapa pengaturan perundang-
undangan yang berlaku saat ini, serta mengenai formulasi hukum pidana
atau kebijakan hukum yang tepat untuk menanggulangi tindak pidana
Bullying di Indonesia.
D ). Sumber Data
Dikarenakan penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode
penelitian hukum Normatif, maka Sumber penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yang mencakup:
1. Internet
2. Bahan Hukum Primer
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun
1945.
b. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak
3. Bahan Hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil-hasil penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal penelitian maupun
dokumen lain yang terkait, seperti:
a. Rincian Data Kasus Perlindungan Anak Klaster Pendidikan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

10
,.,, Suratman (2013)

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


13

b. “Bullying and Agency: Definition, Intervention and Ethics”. Journal


of Youth Studies, London Tahun 2013.
c “Pendekatan Restorative Justice Sebagai Upaya penyelesaian School
Bullying”. Jurnal Yustisia edisi 90, Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang Tahun 2014.
c. “Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying”.
Jurnal Penelitian dan PPM ISSN Vol 4, Universitas Diponegoro Tahun
2007.
E ). Teknik Pengambilan
Data Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah
mendalam, jelas, dan spesifik. menjelaskan bahwa pengambilan data
dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan
gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengambilan data dengan cara Studi kepustakaan. 28 Teknik kepustakaan
merupakan data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang
bersumber dari peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, buku-buku, dokumen resmi,
publikasi, dan hasil penelitian.11
D ). Analisis data
adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori,
satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data. Metode analisis
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu
berbentuk atas suatu penelitian atau ukuran secara tidak langsung dengan
kata lain yakni kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan
dan tulisan atau dengan kata lain adalah teknik deskriptif. Sifat analisis
deskriptif maksudnya adalah, bahwa peneliti dalam menganalisis

11
…. Sugiyono, 2009:225

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


14

berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas objek


penelitian sebagaimana hasil hasil penelitian.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data secara kepustakaan mulai
dari peraturan perundang-undangan, Jurnal jurnal penelitian, maupun
dokumen lain yang mendukung penelitian ini.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusat perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul 30 dari catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data
berlangsung terus menerus selama proses kualitatif berlangsung. Reduksi
data bukanlah hal yang terpisah dari analisis pilihan-pilihan penelitian
tentang data mana yang dikode dan mana yang dibuang, semua itu adalah
pilihan, pilihan analis. Reduksi data merupakan bentuk analisis data yang
menajam, menggolongkan mengarahkan, dan membuang yang tidak
perlu serta mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan di verifikasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi
kemungkinan adanya penarik kesimpulan dan pengambil tindakan.
Bentuk penyajian data kualitatif yang sering digunakan adalah bentuk
teks naratif. Penyajian dalam bentuk data kualitatif ini meliputi bentuk
matrik, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk ini diolah dan
dirancang untuk menggabungkan informasi yang telah disusun dalam
bentuk yang lebih sederhana.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah inti dari suatu data yang telah terkumpul
pada suatu proses penelitian yang telah dilaksanakan sehingga penelitian
yang telah dilaksanakan tersebut memperoleh kesimpulan atau verifikasi
akhir

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


15

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang masing-masing bab
terdiri dari sub bab guna memperjelas cakupan permasalahan yang menjadi objek
penelitian. Urutan masing-masing bab dijabarkan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, kerangka pemikiran,
metode penelitian, sistematika penulisan, dan daftar pustaka.

BAB II perlindungan hukum yang terjadi pada korban tindak pidana


bullying

Pada bab ini, akan diuraikan dua pokok pembahasan yang mendukung
penulisan skripsi ini, diantaranya pembahasan terkait perlindungan
hukum yang terjadi pada korban tindak pidana bullying di sekolah dan
teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan yang tertuang dalam
penelitian ini. Selanjutnya akan dijelaskan terkait review (tinjauan ulang)
studi terdahulu, agar tidak ada persaman terhadap materi muatan dan
pembahasan dalam skripsi ini dengan apa yang ditulis oleh pihak lain.

BAB III perlindungan hukum yang terjadi pada korban tindak pidana
bullying menurut uu perlindungan anak

Pada bab ini peneliti akan menguraikan beberapa data yang berhubungan
erat dengan apa yang menjadi titik fokus pembahasan dalam tulisan ini,
yakni penulis akan menjabarkan terkait regulasi atau aturan terhadap
tindak pidana bullying di jaman milenial ini, selain itu peneliti juga akan
memaparkan mengenai kondisi pelaksanaannya yang saat ini mulai
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

BAB IV formulasi hukum pidana yg sehausnya ada dalam menangani tindak


kasus pidana bullying

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah


16

Pada bab ini peneliti akan membahas dan menjawab permasalahan pada
penelitian ini diantaranya menjelaskan serta menganalisis terkait
ketentuan-ketentuan perlindungan hukum, penyelesaian hukum yang
dapat ditempuh debitur serta tindakan upaya penal dan non penal dalam
menangani kasus ini .

BAB V Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi.


Kesimpulan merupakan hasil dari penyederhanaan dari hasil analisis atau
jawaban terhadap inti dari masalah penelitian berdasarkan data yang
diperoleh. Rekomendasi merupakan masukan atau saran yang dijabarkan
oleh peneliti.

Fakultas hukum universitas islam as-syafi’iyah

Anda mungkin juga menyukai