Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBIJAKAN KERJASAMA PERJANJIAN

PERDAGANGAN BEBAS AMERIKA UTARA (NAFTA)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas MataKuliah


Dasar-Dasar Manajemen

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Siti Rochaeni M.Si.

Disusun Oleh

Kelompok 6 Kelas C :

Insyira Nur Majid 11230920000074


Putri Ayu Lestari 11230920000091
Nazlaa Yusriliswari Ghinatria 11230920000092
Afdhol Wildana 11230930000099
M. Faiz Ramadhan 11230930000105

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 4
2.1 Struktur Organisasi NAFTA ............................................................................................. 4
2.2 Ekspor Jagung Amerika Serikat Terhadap Meksiko.......................................................... 5
2.3 Faktor Amerika Serikat Mengekspor Jagung ke Meksiko Serta Kebijakan NAFTA ............. 6
2.4 Permasalahan Ekspor dan Impor Jagung antara Meksiko dan Amerika Serikat ................ 8
BAB III ............................................................................................................................................. 10
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 11

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan
tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi. Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi
secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika
Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung
sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu (Iriany et all, 2011).
Namun demikian berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui
bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian Selatan). Budidaya jagung
telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika
Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di Selatan
Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp.
mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses
domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk
gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya
digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak
dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal
maupun kultivar (Anonim, 2011).
Bedasarkan latar belakang di atas disebukan bahwa Meksiko bagian Selatan daerah
asal peghasil jagung terbesar dan terdahulu. Namun, di masa sekarang negara Meksiko
kesulitan melampau Amerika Selatan dalam komuditi unggulan yaitu jagung sehingggu
Meksiko masih perlu mengimport dari Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Membahas struktur aliansi NAFTA
2. Membahas ekspor jagung Amerika Serikat ke Meksiko
3. Membahas faktor Amerika Serikat mengekspor jagung ke Meksiko
4. Membahas permasalahan ekspor dan impor antara Meksiko dan Amerika Serikat

2
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas struktur aliansi NAFTA, kegiatan ekspor
jagung Amerika Serikat ke Meksiko, faktor Amerika Serikat mengekspor jagung ke
Meksiko serta permasalahannya hingga dampak liberalisasi perdagangan jagung di
Meksiko.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Organisasi NAFTA


NAFTA terdiri dari sebuah Komisi trilateral Perdagangan Bebas dan Sekretariat
NAFTA. Komisi perdagangan bebas bertanggung jawab untuk meninjau reguler hubungan
perdagangan antara ketiga negara anggota NAFTA.
Apabila diperlukan komisi ini dapat menciptakan panel bilateral atau triteral yang
melibatkan pihak swasta untuk menyelesaikan sengketa yang melibatkan interpretasi dan
penerapan yang terdapat di dalam NAFTA. Sementara Sekretariat NAFTA bertanggung jawab
untuk mengelola proses penyelesaian sengketa di bawah aturannya.
Struktur Organisasi NAFTA

Secara struktural, North American Free Trade Agreement (NAFTA) memiliki tiga komisi,
yaitu:
1. The Free Trade Commission (FTC)
Komisi ini berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan bebas, pembuat
rekomendasi dan pemilih mediator untuk menangani masalah atau sengketa yang ada dalam
NAFTA. FTC dikelola oleh tiga menteri perdagangan dari tiga negara anggota NAFTA.
2. Commission on Environmental Co-operation (CEC)
Komisi ini dipimpin oleh menteri lingkungan hidup masing-masing negara anggota
NAFTA. Adapun yang menjadi tugas dari komisi ini adalah hal-jal yang berkaitan dengan
kerjasama lingkungan. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa lingkungan mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap kondisi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Komisi ini mempunyai beberapa program kerja yang tentunya berkaitan dengan lingkungan
negara anggota NAFTA.

4
3. Commission on Labor Co-opertaion (CLC)
Komisi ini dikelola oleh menteri tenaga kerja masing-masing negara anggota NAFTA. ini
merupakan komisi yang mengatur tentang North American Agreement on Labor Co-
operation (NAALC). Komisi ini mempunyai tugas dalam hal efektifitas dan stanadarisasi
hal-hal yang berkaitan dengan tenaga kerja.
Sementara Kegiatan kerjasama dalam NAFTA mencakup tiga hal, yaitu:

1. Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA)


Ada beberapa kebijakan yang terdapat dalam perjanjian perdagangan bebas yang
menjadi pengawasan FTC, diantaranya dengan meniadakan pajak bea masuk beberapa
jenis barang tertentu, membuka peluang investasi, persaingan ekonomi yang sehat, dan
juga memberi jaminan perlindungan terhadapa hubungan ekonomi negara anggota
NAFTA. Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut, maka proses ekspor-impor akan
lebih mudah dan aliran investasi asing akan semakin besar yang akan menyebabkan
dampak baik dengan terbukanya lapangan perkerjaan baru dan menggerakkan roda
ekonomi di negara-negara anggota NAFTA.
2. Perjanjian Kerjasama Lingkungan (NAAEC)
NAAEC berfungsi untuk melindungi keaneka ragaman hayati, memperhatikan dan
meningkatkan kualitas kesehatan dengan mengelola limbah, dan menyediakan informasi
tentang isu-isu lingkungan yang ada di wilayah Amerika Utara.
3. Perjanjian Kerjasama Buruh (NAALC)
NAALC ditandatangani oleh presiden Amerika Serikat, Meksiko dan Perdana Menteri
Kanada pada tanggal 14 September 1993, dan berlaku mulai 1 Januari 1994.

Berikut beberapa tujuan NAALC:


 Memperbaiki kondisi kerja dan standar hidup di wilayah NAFTA.
 Meningkatkan semaksimal mungkin prinsip-prinsip kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian.
 Menganjurkan kerjasama untuk meningkatkan inovasi, produktivitas dan
kualitas.
 Menganjurkan publikasi, pertukaran informasi, pengembangan data.
 Meneruskan kegiatan yang berhubungan dengan kerjasama yang saling
menguntungkan.
Terbaru, pada 30 September 2018, Amerika Serikat dan Kanada menyepakati untuk
mengganti nama NAFTA, sekarang disebut dengan USMCA (Perjanjian Amerika Serikat-
Meksiko-Kanada.

2.2 Ekspor Jagung Amerika Serikat Terhadap Meksiko


Jagung adalah tanaman utama yang ditanam di Amerika Serikat dan Meksiko yang
diukur dengan luas lahan, dan pasar kedua negara sekarang terintegrasi melalui
perdagangan. Integrasi ini telah didorong oleh pengurangan hambatan perdagangan yang
dimungkinkan oleh Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang
menghilangkan semua pembatasan formal untuk perdagangan, yang memungkinkan
jagung AS memasuki Meksiko bebas dari semua tarif dan kuota pada 2008.
Di bawah NAFTA, nilai tahunan ekspor AS ke Meksiko jagung dan produk berbasis
jagung meningkat sekitar $ 1,8 miliar dari 2007 hingga 2017, tidak disesuaikan dengan
inflasi (lihat gambar). Selama tahun pemasaran 2018/19, dan tahun pemasaran saat ini
hingga April, ekspor ke Meksiko menyumbang hampir 40 persen dari total pengiriman AS

5
dan nilai rekor tertinggi. Selama 2018/19, Amerika Serikat memasok 96 persen dari total
impor jagung Meksiko.
Meksiko sebagai pasar terbesar untuk jagung AS. Pada 2017, Amerika Serikat
mengekspor jagung senilai $ 2,7 miliar ke Meksiko, di samping banyak produk sampingan
jagung seperti sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS) dan DDG. Rezim perdagangan bebas
jagung ini telah dilanjutkan di bawah Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada
(USMCA), perjanjian perdagangan baru yang menggantikan NAFTA pada 1 Juli 2020,
sambil melanjutkan perdagangan bebas tarif dan kuota.
Amerika Serikat memproduksi jagung terutama untuk produksi etanol, pakan ternak,
dan ekspor, dengan sekitar 10 persen digunakan untuk makanan, minuman, dan
manufaktur. Sebagian besar jagung AS yang diproduksi adalah jagung kuning, cocok untuk
etanol dan pakan ternak, sedangkan sejumlah kecil jagung putih AS yang diproduksi
diekspor atau digunakan dalam produksi makanan.
Meksiko, di sisi lain, memproduksi jagung putih yang dominan digunakan langsung
untuk konsumsi manusia dalam bentuk tortilla dan makanan pokok Meksiko lainnya. Untuk
memenuhi permintaan domestik, Meksiko harus mengimpor sekitar 5 persen jagung
putihnya. Sementara jagung putih adalah andalan, impor jagung kuning Meksiko
meningkat, mencerminkan industri peternakan dan unggas Meksiko yang tumbuh bahwa
produksi jagung kuningnya yang sedikit tidak dapat didukung pada tingkat saat ini. Dari
20,4 juta metrik ton (MMT) jagung yang diimpor Meksiko dari Amerika Serikat selama
2018/19 dan 2019/20 hingga Maret, 95 persennya adalah jagung kuning.
Pola perdagangan jagung AS-Meksiko ini disebabkan oleh karakteristik pertanian
jagung yang sangat berbeda di Meksiko dan Amerika Serikat. Sektor jagung AS jauh lebih
besar daripada sektor jagung Meksiko. Produksi per kapita di Amerika Serikat adalah 1,1
metrik ton dibandingkan dengan 0,2 di Meksiko. Pertanian jagung di Meksiko berskala
kecil, rata-rata 3,6 hektar masing-masing, dan kebijakan pemerintah mendukung pertanian
skala kecil dengan pembayaran langsung dan program lainnya. Pertanian jagung di
Amerika Serikat rata-rata berukuran 101 hektar. Pertanian jagung Meksiko juga memiliki
hasil panen yang lebih rendah daripada di Amerika Serikat — rata-rata 3,6 metrik ton per
hektar dibandingkan dengan 10,9 di Amerika Serikat. Antara 2016 dan 2018, produksi AS
rata-rata 373,4 MMT per tahun sementara Meksiko menghasilkan total 27,6 MMT selama
tiga tahun yang sama. Dengan demikian, Amerika Serikat bertindak terutama sebagai
eksportir jagung, sementara Meksiko berpartisipasi terutama sebagai importir.
Sementara perdagangan jagung AS-Meksiko di masa depan pada akhirnya akan
bergantung pada kekuatan pasar, ketentuan yang memfasilitasi integrasi kedua sektor telah
dipertahankan di bawah USMCA, sehingga meletakkan dasar untuk pertumbuhan
perdagangan lebih lanjut.

2.3 Faktor Amerika Serikat Mengekspor Jagung ke Meksiko Serta


Kebijakan NAFTA
Literatur mengidentifikasi sejumlah faktor, termasuk NAFTA, yang mungkin telah
berkontribusi pada pertumbuhan ekspor jagung AS ke Meksiko antara tahun 1990 dan
2008.
Faktor-faktor ini sebagian besar dapat diringkas menjadi perubahan kebijakan
perdagangan Meksiko (termasuk NAFTA), perubahan kebijakan jagung domestik (baik
Meksiko dan AS), dan perubahan makroekonomi dan struktural dan guncangan di Meksiko.

6
1. Liberalisasi Perdagangan Meksiko
Liberalisasi perdagangan Meksiko dimulai pada 1980-an dan dimotivasi oleh kondisi
makroekonomi, struktural, dan politik di Meksiko. Liberalisasi perdagangan yang
terjadi di bawah GATT dan NAFTA bersamaan, dan juga memiliki efek tumpang
tindih pada arus perdagangan Meksiko. Bagian ini membahas liberalisasi
perdagangan Meksiko sebelum dan selama NAFTA, meletakkan konsesi jagung
NAFTA Meksiko dan liberalisasi perdagangan jagung di luar tunjangan NAFTA.
2. Liberalisasi Perdagangan Meksiko Pra-NAFTA
Jauh sebelum NAFTA dinegosiasikan atau diimplementasikan, krisis ekonomi 1982
mendorong pemerintah Meksiko untuk melakukan penyesuaian struktural ekonomi
Meksiko, termasuk liberalisasi perdagangan. Ketika krisis fiskal Meksiko memburuk
pada pertengahan 1980-an, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia
menjadi kreditor utama dan Meksiko memberlakukan langkah-langkah
penghematan, melakukan divestasi dari lembaga yang dikelola negara dan
meningkatkan upaya liberalisasi perdagangan, yang juga tercermin dalam kebijakan
jagung Meksiko yang dibahas di bawah ini. Dengan mengejar liberalisasi pasar,
pemerintah Meksiko mengizinkan penggunaan tanah, tenaga kerja, dan modal yang
lebih produktif. Liberalisasi kebijakan perdagangan adalah salah satu bagian dari
serangkaian perubahan kebijakan yang lebih luas dalam upaya untuk pulih dari krisis
ekonomi. Dimulai pada tahun 1986, ketika Meksiko bergabung dengan GATT,
perdagangan antara Meksiko dan Amerika Serikat berkembang pesat. Di bawah
GATT, Meksiko menurunkan tarifnya dari rata-rata bobot perdagangan 25 persen
menjadi 10 persen pada tahun 1986. Meksiko juga menerapkan reformasi domestik
sebelum NAFTA mulai berlaku untuk membantu sektor-sektor mempersiapkan
NAFTA dengan mengurangi perubahan ke perdagangan bebas dan mengurangi
keterlibatan pemerintah.
3. Pengaruh NAFTA
NAFTA selanjutnya memperluas liberalisasi perdagangan antara Amerika Serikat
dan Meksiko, dengan tarif impor tertimbang perdagangan rata-rata keseluruhan
Meksiko turun dari 10 persen pada tahun 1986 menjadi 5 persen pada tahun 1994.
NAFTA juga mengunci liberalisasi sepihak Meksiko sebelumnya terhadap investasi
asing dan perubahan kebijakan perdagangan. NAFTA jelas merupakan perjanjian
penting bagi industri jagung AS, menyiapkan lingkungan kebijakan yang mendorong
ekspor jagung AS yang lebih besar ke Meksiko setelah 1994. Di bawah NAFTA,
Meksiko setuju untuk membentuk TRQ, dengan kuota bebas bea sebesar 2,5 juta mt
yang tumbuh dari waktu ke waktu, dan tingkat tugas kelebihan kuota 200 persen
yang turun menjadi nol selama 15 tahun (tabel 2). TRQ berarti bahwa impor jagung
AS dari Meksiko tidak lagi tunduk pada sistem lisensi impor buram sebelumnya,
sehingga menciptakan lingkungan perdagangan yang jauh lebih transparan dan dapat
diprediksi bagi importir Meksiko dan eksportir jagung AS. Sebelum NAFTA, impor
jagung Meksiko diatur melalui perusahaan perdagangan negara. [Meksiko
menggunakan tarif dan lisensi impor yang berfungsi sebagai kuota impor, untuk
membatasi impor barang pertanian AS dalam beberapa tahun, lisensi impor jagung
tidak dikeluarkan sampai seluruh tanaman Meksiko digunakan.
4. Liberalisasi Pasar Jagung Meksiko di luar Komitmen NAFTA
Selama tahun-tahun implementasi NAFTA ketika TRQ jagung Meksiko berlaku,
pihak berwenang Meksiko memandang penerapan tarif over-kuota yang mahal
sebagai kekuatan diskresioner daripada wajib. Dalam sebagian besar tahun,
pemerintah Meksiko mengeluarkan izin impor tambahan untuk jagung kuning di atas
volume TRQ NAFTA dengan bea nol atau sangat rendah. Hal ini memungkinkan
pemerintah Meksiko untuk mengelola impor jagung untuk menebus panen pendek

7
yang disebabkan oleh kekeringan dan untuk menurunkan harga dan mengurangi
tekanan inflasi. Pihak berwenang Meksiko tidak memungut tarif di luar kuota
NAFTA terutama dalam upaya untuk mencegah kenaikan harga tortilla. Akibatnya,
pemerintah Meksiko memberikan akses bebas bea tambahan untuk impor jagung
kuning di setiap tahun TRQ transisi kecuali tahun 1997, dengan mengeluarkan izin
impor tambahan (gambar 2). Ini semakin memperumit analisis tentang pengaruh
NAFTA pada perdagangan jagung, karena perdagangan aktual lebih liberal daripada
ketentuan NAFTA. Meskipun impor di atas volume NAFTA TRQ diizinkan pada
nol atau tugas rendah, NAFTA TRQ Meksiko tampaknya masih membatasi
perdagangan jagung sampai implementasi NAFTA penuh pada tahun 2008. Hal ini
ditunjukkan oleh praktik eksportir AS mengirimkan jagung retak untuk menghindari
persyaratan lisensi impor Meksiko. Praktik ini hampir berakhir ketika kuota impor
Meksiko untuk jagung AS dihapus pada tahun 2008 dan lisensi impor dihilangkan,
yang mengakibatkan perdagangan sepenuhnya diliberalisasi, menciptakan
lingkungan perdagangan yang lebih transparan dan dapat diprediksi bagi eksportir
jagung AS. Ekspor jagung AS ke Meksiko pada tahun 2022 bernilai sekitar $5 miliar,
menurut Departemen Pertanian AS. Jagung untuk pangan manusia mencakup sekitar
21% impor jagung Meksiko dari AS, menurut perwakilan dari National Corn
Growers Association, yang mengutip data Dewan Biji-bijian AS.

2.4 Permasalahan Ekspor dan Impor Jagung antara Meksiko dan Amerika
Serikat
Meksiko Melarang Impor Jagung GMO (genetically modified organisms) dari
Amerika Serikat . AS telah meminta konsultasi perdagangan formal dengan Meksiko
mengenai rencana negara Amerika Latin itu untuk membatasi impor jagung rekayasa
genetika. Negara-negara tetangga Amerika Utara akan semakin dekat dengan sengketa
perdagangan besar-besaran di bawah Perjanjian Perdagangan AS-Meksiko-Kanada
(USMCA) jika tidak ada resolusi selama pembicaraan, yang menurut Meksiko akan
berlangsung satu bulan. Meksiko menerbitkan keputusan presiden tentang jagung
rekayasa genetika (GM) pada akhir 2020, mengatakan akan melarang jagung GM
dalam makanan orang Meksiko dan mengakhiri penggunaan herbisida glifosat pada 31
Januari 2024. Kata-kata dari perintah itu membuat permintaan Meksiko untuk impor
jagung dipertanyakan.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan benih GM dapat
mencemari varietas asli Meksiko dan telah mempertanyakan dampaknya terhadap
kesehatan manusia. Meksiko, di bawah tekanan dari mitra dagang utamanya Amerika
Serikat untuk menghindari mengganggu ekspor sekitar 17 juta ton jagung setiap tahun,
memodifikasi keputusannya pada bulan Februari. Keputusan baru tersebut
menghilangkan batas waktu untuk melarang jagung GM untuk pakan ternak dan
keperluan industri, sejauh ini sebagian besar impor jagung AS. Rencana baru melarang
hanya jagung GM yang digunakan untuk adonan atau tortilla tetapi membiarkan pintu
terbuka untuk secara bertahap mengganti jagung GM untuk pakan ternak dan keperluan
industri di masa depan. Masa transisi untuk menghilangkan glifosat juga diperpanjang
hingga 31 Maret 2024. Regulator kesehatan negara itu sekarang bertanggung jawab
atas otorisasi jagung transgenik untuk digunakan sebagai pakan ternak atau dalam
keperluan industri untuk konsumsi manusia, katanya.

8
Para pejabat AS telah mengkritik rencana Meksiko sebagai tidak berbasis sains
dan memperingatkan bahwa setiap pembatasan jagung rekayasa genetika dapat
berubah menjadi sengketa perdagangan habis-habisan di bawah USMCA. Kelompok
lobi pertanian AS yang kuat telah meminta pemerintah untuk mengambil tindakan
terhadap Meksiko, mengutip gangguan ekonomi besar bagi petani AS bahkan di bawah
dekrit yang dimodifikasi.

Kelompok industri biotek yang mewakili perusahaan seperti Bayer AG


(BAYGn.DE) dan Corteva Inc (CTVA. N) juga telah berbicara menentang perintah
Meksiko, membela produk bioteknologi sebagai hal penting untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan mengurangi dampak perubahan iklim terhadap produksi
pertanian. Beberapa pakar sektor mengatakan mereka khawatir bahwa pembatasan
Meksiko pada jagung GM, jika berhasil, dapat menjadi preseden, mendorong negara-
negara lain untuk mengambil pendekatan serupa dan mengganggu perdagangan jagung
global. Mereka berpendapat bahwa jika bioteknologi dibatasi, produksi akan turun dan
biaya makanan akan meningkat, bahkan ketika populasi global terus tumbuh.

Ekspor jagung AS ke Meksiko pada tahun 2022 bernilai sekitar $5 miliar,


menurut Departemen Pertanian AS. Jagung untuk penggunaan makanan manusia
terdiri dari sekitar 21% impor jagung Meksiko dari AS, menurut perwakilan dari
Asosiasi Petani Jagung Nasional, mengutip data Dewan Biji-bijian AS.

Data dari USDA menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir 4% dari
semua impor jagung Meksiko adalah jagung putih, yang sebagian besar digunakan
untuk makanan manusia. Sebagian besar jagung kuning ditujukan untuk pakan ternak,
tetapi sekitar 16% jagung kuning yang diekspor ke Meksiko dikonsumsi oleh manusia,
bukan ternak, menurut data Dewan Biji-bijian. Pakar sektor masih ragu tentang jumlah
ekspor jagung AS yang akan dipengaruhi oleh pesanan modifikasi Meksiko, karena
kata-katanya.

AS dan Meksiko akan memulai konsultasi teknis dan memiliki waktu satu
bulan untuk mencapai resolusi, kata Lopez Obrador pada 7 Maret. Jika kedua negara
tidak dapat menyetujui, masalah ini akan pindah ke panel sengketa di bawah USMCA,
Lopez Obrador menambahkan. Panel penyelesaian sengketa pada akhirnya dapat
menyebabkan pembalasan tarif AS jika tidak ada resolusi yang tercapai. Perwakilan
Dagang AS mengatakan Amerika Serikat mengekspor barang-barang pertanian senilai
$28 miliar ke Meksiko pada tahun 2022, dan membeli sekitar $43 miliar impor
pertanian dari Meksiko.

9
BAB III
KESIMPULAN
Bedasarkan uraian di atas, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi NAFTA
NAFTA terdiri dari sebuah Komisi trilateral Perdagangan Bebas dan Sekretariat NAFTA.
Apabila diperlukan komisi ini dapat menciptakan panel bilateral atau triteral yang
melibatkan pihak swasta untuk menyelesaikan sengketa yang melibatkan interpretasi dan
penerapan yang terdapat di dalam NAFTA
2. Ekspor Jagung Amerika Serikat Terhadap Meksiko
Meksiko sebagai pasar terbesar untuk jagung AS. Pada 2017, Amerika Serikat mengekspor
jagung senilai $ 2,7 miliar ke Meksiko. Rezim perdagangan bebas jagung ini telah
dilanjutkan di bawah Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), perjanjian
perdagangan baru yang menggantikan NAFTA pada 1 Juli 2020, sambil melanjutkan
perdagangan bebas tarif dan kuota.
3. Faktor Amerika Serikat Mengekspor Jagung Ke Meksiko
a. Liberalisasi Perdagangan Meksiko
Adanya efek tumpang tindih pada arus perdagangan Meksiko. Liberalisasi
perdagangan Meksiko sebelum dan selama NAFTA, meletakkan konsesi jagung
NAFTA Meksiko dan liberalisasi perdagangan jagung di luar tunjangan NAFTA.
b. Liberalisasi Perdagangan Meksiko Pra-NAFTA
Sebelum NAFTA dinegosiasikan, krisis ekonomi mendorong Meksiko untuk
melakukan penyesuaian struktural ekonomi Meksiko, termasuk liberalisasi
perdagangan. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia sebagai upaya
liberalisasi perdagangan. Perdagangan antara Meksiko dan Amerika Serikat
berkembang pesat, dan Meksiko menurunkan tarifnya untuk membantu sektor-sektor
mempersiapkan NAFTA.
c. Pengaruh NAFTA
Sebelum NAFTA, impor jagung Meksiko diatur melalui perusahaan perdagangan
negara. NAFTA memperluas liberalisasi perdagangan antara Amerika Serikat dan
Meksiko, dengan menurunkan tarif impor perdagangan rata-rata keseluruhan, juga
mengunci liberalisasi sepihak terhadap investasi asing adanya kebijakan NAFTA impor
jagung AS dari Meksiko tidak lagi pada sistem lisensi impor buram itu menciptakan
lingkungan perdagangan lebih transparan.
d. Liberalisasi Pasar Jagung Meksiko di luar Komitmen NAFTA
Pihak Meksiko memandang penerapan tarif over-kuota pada TRQ jagung yang mahal.
Pemerintah Meksiko mengeluarkan izin impor tambahan untuk jagung kuning di atas
volume TRQ NAFTA dengan bea nol atau sangat rendah, dan memberikan akses bebas
bea tambahan untuk impor jagung kuning. Namun NAFTA TRQ Meksiko masih
membatasi perdagangan jagung sampai implementasi NAFTA penuh pada tahun 2008,
berupa praktik eksportir AS mengirimkan jagung retak untuk menghindari persyaratan
lisensi impor Meksiko. Praktik ini hampir berakhir ketika kuota impor Meksiko untuk
jagung AS dihapus pada tahun 2008 dan lisensi impor dihilangkan, yang
mengakibatkan perdagangan sepenuhnya diliberalisasi.
4. Membahas Permasalahan Ekspor dan Impor Jagung antara Meksiko dan Amerika Serikat
Meksiko Melarang Impor Jagung GMO (genetically modified organisms) dari Amerika
Serikat . Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan benih GM dapat mencemari
varietas asli Meksiko dan telah mempertanyakan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ana Swanson, Linda qiu (2023, maret 6). U.S. to challenge Mexican Ban on Genetically Modified
Corn. The New York Times. https://www.nytimes.com/2023/03/06/us/politics/mexico-ban-us-
corn.html
Cassandra Garrison (2023, Maret 9). What is the US-Mexico corn dispute about?. Reuters.
https://www.reuters.com/markets/commodities/what-is-us-mexico-gm-corn-dispute-about-2023-03-
08/
CME GROUP (2018, Mei 1). NAFTA’s Impact on U,S. Agriculture. CME GROUP.
https://www.cmegroup.com/education/articles-and-reports/naftas-impact-on-us-agriculture.html
Dona Ariani (2022, Mei 19). North American Free Trade Agreement: Tujuan, Struktur dan Kegiatan.
Materiips. https://materiips.com/north-american-free-trade-agreement
Lesley Ahmed (2018, Mei). U.S. Corn Exports to Mexico and the North American Free Trade
Agreement. USITC. https://www.usitc.gov/publications/332/working_papers/ahmed.htm
Thomas Capehart, Steven Zahniser, Nicolás Fernando López López, Mesbah Motamed, and Zully Y
Silva Vargas (2019, Juli). U.S. Corn Exports to Mexico Have Increased With the Transition to Free
Trade Under the North American Free Trade Agreement. Amber Waves
https://www.ers.usda.gov/amber-waves/2020/august/us-corn-exports-to-mexico-have-increased-with-
the-transition-to-free-trade-under-the-north-american-free-trade-agreement/
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-1-1-54411-611309009-bab1-18082014093634.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai