Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

(Kerja Sama Asia Pasifik Bagi Indonesia)

DOSEN PENGAMPU:
ARIS TRIYONO SE,MM & TRI RAHAYU SE,MM

DISUSUN OLEH:

1. DENDI 22.10.089.530.090

2. FRENGKY 22.10.089.530.170

3. GILANG SPETIAN PRAMANA 22.10.089.530.177

4. LAILI RAHMAWATI 22.10.089.530.211

5. VEMAS KURNIAWAN 22.10.089.530.404

KELOMPOK 13

KELAS III C

PROGRAM STTUDI MANAJEMEN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan rahmatnya sehingga makalah tentang “Kerja Sama Asia Pasifik Bagi

Indonesia” dapat tersusun dan diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami

mengucapakan terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen pengampu yaitu Bapak

Aris Triyono SE,MM dan Ibu Tri Rahayu SE,MM yang telah memberikan tugas

ini, serta rekan kelompok yang telah menyumbangkan ide serta masukan pada

makalah ini. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman terhadap para pembaca.

Bagi kami para penulis merasa bahwa makalah yang kami buat masih

banyak kekurangan dan kesalahan dalam penempatan kata. Untuk itu kami sangat

mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata Asalamu’alaikum

wr.wb.

Rengat, 17 Desember 2023

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3. Tujuan...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1. Sejarah Kerja Sama Asia Pasifik..................................................................4
2.2. Tujuan Kerja Sama Asia Pasifik.....................................................................6
2.3. Prinsip Kerja Sama Asia Pasifik.....................................................................7
2.4. Deklarasi Kerja Sama Asia Pasifik.................................................................8
2.5. Manfaat Kerja Sama Asia Pasifik Bagi Indonesia.......................................10
2.6. Peran indonesia dalam kerja sama asia pasifik...........................................11
BAB III...........................................................................................................................13
CONTOH KASUS DAN PENYELESAIAN................................................................13
Indonesia Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik..............13
BAB IV...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
4.1. Simpulan.........................................................................................................15
4.2. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Istilah Asia Pasifik dikenal sejak tahun 1980 ketika terjadinya

perkembangan ekonomi di sektor pedagangan dan saham di kawasan ini. Secara

geografis kawasan Asia Pasifik mencakup negara-negara yang berada disekitaran

samudera Pasifik diantaranya yaitu, Jepang, Korea, Tiongkok, Nepal, Pakistan,

Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand,

Chile, Meksiko, Australia, dan Selandia Baru. Sebagian besar negara ini adalah

dengan perkembangan ekonomi yang signifikan sejak abad ke 20.

Kegiatan ekonomi di dunia saat ini menjadi semakin berkait dan

bergantung satu sama lain. Hampir tidak ada negara yang tidak mempunyai

interaksi dengan dunia luar. Interaksi kegiatan ekonomi tersebut baik menyangkut

kegiatan sektor rill maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor

rill bisa dilihat dari

kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh berbagai negara. Sedangkan pada

sektor keuangan dapat dikatakan bahwa kegiatan sektor ini hampir tidak mengenal

batasan negara dan beroperasi selama dua puluh empat jam dalam satu hari.

Pada saat kegiatan lembaga keuangan di Jepang tutup, maka kegiatan di

Inggris akan mulai. Pada saat kegiatan di Inggris tutup kegiatan di Amerika

Serikat di mulai. Dan pada saat kegiatan di Amerika Serikat tutup, kegiatan di

1
Jepang di mulai. Karena itu mereka yang bergerak dalam sektor keuangan harus

selalu waspada selama dua puluh empat jam setiap harinya. Lebih-lebih bagi

mereka yang bergerak dalam bisnis valuta asing (foreign exchange). Lembaga-

lembaga keuangan tersebut mungkin bergerak dalam bidang pasar uang maupun

pasar modal. (Husnan,1998 :219-220).

Dari segi organisasi, kelompok bernama APEC ini adalah yang terbesar di

dunia. Selain beranggotakan 21 negara, APEC memiliki kekuatan ekstra besar

yang tidak dimiliki organisasi serupa di dunia ini dalam konteks

perekonomian. APEC berpenduduk 2,3 miliar jiwa dari 6 miliar jiwa penduduk

dunia. Setengah dari perdagangan dunia terjadi di APEC. Sebesar 18 triliun dollar

AS Produc Domestic Bruto (PDB) dunia dari total 30 triliun dollar lebih PDB

dunia ada di APEC.

Anggota APEC merupakan negara yang berada di lingkar luar Samudra

Pasifik, yaitu Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Cile, Cina, Filipina,

Hong Kong, Indonesia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko,

Papua Nugini, Peru, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, dan

Vietnam.

Lima dari sepuluh negara yang memiliki kekuatan perekonomian terbesar

di dunia ada di APEC, yakni Amerika Serikat, Jepang, Cina, Kanada, dan

Meksiko. Sejak digelarnya APEC Economic Leaders Meeting (AELM) di Seattle,

AS tahun 1993, setiap tahun dilahirkan deklarasi atau kesepakatan bersama di

antara para pemimpin negara – negara anggota APEC.

2
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa bentuk kerjasama Asia

Pasifik bagi Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


1.2.1. Bagaimana sejarah terbentuknya kerja sama Asia Pasifik?

1.2.2. Apa tujuan dari kerja sama Asia Pasifik?

1.2.3. Bagaimana prinsip dari kerja sama Asia Pasifik?

1.2.4. Apa saja deklarasi dari kerja sama Asia Pasifik?

1.2.5. Apa manfaat dari kerja sama Asia Pasifik bagi Indonesia?

1.2.6. Bagaimana peran imdonesia dalamkerja sama asia pasfik?

1.2.7. Contoh kasus dan penyelesaiannya!

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhui tugas

ekonomi pembangunan sertaa menambah wawasan mengenai kerja sama asia

pasifik bagi indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Kerja Sama Asia Pasifik

APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) merupakan wadah kerja

sama negara – negara di kawasan Asia Pasific di bidang ekonomi. Pada Januari

1989, Perdana Menteri Australia Bob Hawke mengusulkan untuk didirikannya

kerja sama ekonomi yang lebih efektif untuk kawasan Asia-Pasifik. Hal ini

berujung pada pertemuan pertama APEC di ibukota Australia, Canberra, diketuai

oleh Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans. Rapat ini dihadiri oleh menteri

dari 12 negara, dan berujung pada komitmen untuk mengadakan pertemuan

tahunan untuk masa depan di Singapura dan Korea Selatan.

Ada dua faktor dominan yang mendorong lahirnya APEC, yaitu :

1. Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan putaran Uruguay yang

dapat berakibat meningkatnya proteksionisme dan munculnya kelompok –

kelompok perdagangan, seperti Pasar Tunggal Eropa dan Pasar Bebas

Amerika Serikat.

2. Perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang sedang terjadi dan

berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Dua faktor inilah yang melatarbelakangi kelahiran APEC, suatu forum

kerja sama internasional yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama

ekonomi di kawasan Asia Pasifik, terutama di bidang perdagangan dan investasi.

4
Keanggotaannya bersifat terbuka dan kegiatannya lebih menekankan pada kerja

sama di bidang ekonomi. Dengan kata lain, forum ini pada dasarnya ingin

membentuk sebuah blok terbuka yang keanggotaannya bersifat suka rela, dengan

fokus perhatian pada masalah ekonomi, bukan politik.

Pada pertemuan para pemimpin ekonomi anggota APEC (AELM) yang

pertama di Blake Island, Seattle, AS. APEC menetapkan visi bahwa kawasan

yang mewakili (saat itu) populasi 40 % dari penduduk dunia, dan Produk Nasional

Bruto (PNB) mencapai sekitar 55 % PNB dunia, siap memainkan peranan penting

dalam perekonomian dunia.

Berkaitan dengan ini, APEC mendukung sepenuhnya sistem perdagangan

multilateral serta yakin bahwa perdagangan dan investasi bebas akan mampu

mengantarkan Asia Pasifik menjadi kawasan yang memiliki peran penting dalam

perekonomian dunia.

Liberalisasi perdagangan dan investasi merupakan sasaran utama APEC

dan hal ini menjadi sangat jelas sejak Deklarasi Bogor tahun 1994, ketika para

pemimpin APEC menetapkan sasaran perdagangan bebas dan investasi untuk

negara maju tahun 2010 dan negara berkembang 2020. Sejak digelarnya AELM di

Seattle, AS tahun 1993, setiap tahun dilahirkan deklarasi atau kesepakatan

bersama di antara para pemimpin negara – negara anggota APEC.

5
2.2. Tujuan Kerja Sama Asia Pasifik

Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan

meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong

dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di

kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi

anggota. Tujuan utama APEC ini tertuang pada dokumen visi jangka Panjang

APEC Putrajaya Vision 2040, yang disepakati pada tahun 2020. Visi ini

menggantikan Bogor Goals yang telah menjadi visi jangka panjang APEC sejak

tahun 1994. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2040 adalah: “Our

vision is an open, dynamic, resilient and peaceful Asia-Pacific community by

2040, for the prosperity of all our people and future generations."

Untuk mencapai tujuan tersebut APEC melakukan kerja sama dalam tiga

ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga pilar itu

adalah liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi usaha, kerja sama

ekonomi, dan teknik. Ada tiga bidang utama fokus APEC yaitu :

1. Liberalisasi Perdagangan dan Investasi

Di bidang ini, APEC bekerja untuk mengurangi tarif dan menghapus hambatan

lain untuk mewujudkan perdagangan bebas.

2. Fasilitasi Bisnis

6
APEC bertujuan memfasilitasi interaksi bisnis antara negara-negara anggota

dengan mengurangi biaya bisnis, berbagi informasi perdagangan, dan

meningkatkan hubungan importir dan eksportir.

3. Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH)

2.3. Prinsip Kerja Sama Asia Pasifik

Kerja sama di APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaitu:

1. Consensus, yang berarti bahwa semua keputusan di APEC harus

disepakati oleh dan bermanfaat bagi 21 Ekonomi Anggota.

2. Voluntary and non-binding yang berarti semua kesepakatan dalam forum

APEC dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat.

3. Concerted unilateralism, yang berarti pelaksanaan keputusan dilakukan

secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi, tanpa

syarat resiprositas.

4. Differentiated time frame yaitu bahwa setiap Ekonomi maju diharapkan

melakukan liberalisasi terlebih dahulu

Prinsip-prinsip tersebut terbukti telah membuat anggota APEC melaksanakan

komitmen secara lebih efektif. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang

kepada anggota APEC yang beragam kapasitasnya, untuk berimprovisasi,

melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap

hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan.

7
2.4. Deklarasi Kerja Sama Asia Pasifik

1. Blake Island, Seattle, AS tahun 1993

Para pemimpin APEC berhasil menciptakan visi ekonomi (Economic

Vision of APEC Leaders). Dalam pertemuan ini disepakati untuk menciptakan

sistem perdagangan yang lebih terbuka di Asia Pasifik. Cara yang akan ditempuh

adalah dengan menetapkan kerangka kerja sama perdagangan, investasi, dan

pengalihan teknologi, termasuk permodalan. Para pemimpin APEC menegaskan

bahwa liberalisasi perdagangan dan investasi adalah dasar identitas dan aktivitas

APEC.

2. Bogor, Indonesia tahun 1994

Pada pertemuan di Bogor disepakati bahwa negara yang sudah pada

tingkat industrialisasi (negara – negara maju) akan mencapai sasaran perdagangan

dan investasi yang bebas dan terbuka (liberalisasi) paling lambat tahun 2010, dan

wilayah yang tingkat ekonominya sedang berkembang paling lambat tahun 2020.

3. Osaka, Jepang tahun 1995

Pada pertemuan di Osaka disepakati (Osaka Declaration), bahwa APEC

mulai melangkah ke tahap aksi dengan tiga pilar, yaitu perdagangan dan investasi,

fasilitas serta kerja sama ekonomi dan teknik. Prinsip – prinsip untuk memandu

pencapaian liberalisasi dan fasilitasi meliputi konsistensi dengan WTO,

komparabilitas, nondiskriminasi, transparasi, komprehensivitas, standstill. Pada

pertemuan di Osaka juga disepakati untuk menyusun agenda Rencana Aksi

8
Individual dan Rencana Aksi Kolektif yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya di Manila.

4. Teluk Subic, Filipina tahun 1996

Pada pertemuan di Filipina disepakati untuk menciptakan liberalisasi

perdagangan dan investasi yang lebih progresif dan komprehensif guna mencapai

tujuan Deklarasi Bogor. Para pemimpin APEC merekomendasikan diadakannya

Rencana Aksi Individual masing – masing negara anggota untuk membahas dalam

pertemuan di Vancouver, Kanada.

5. Vancouver, Kanada tahun 1997

Pada pertemuan ini disepakati penerapan paket EVSL atau liberalisasi

sektoral sukarela secara dini sebagai wujud Rencana Aksi Individual. Adapun

sektor – sektor yang disetujui untuk diliberalisasi secara dini adalah ikan dan

produk ikan, produk kehutanan, peralatan kedokteran, energi, mainan, permata

dan perhiasan, produk kimia, telekomunikasi serta peralatan pengaman

lingkungan, dan produk penunjangnya. Dan sejumlah sektor yang ditolak

liberalisasi dininya adalah sektor otomotif, produk pesawat terbang sipil, pupuk,

karet, dan karet sintetis, minyak, dan produk minyak dan makanan.

6. Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1998

Salah satu keputusan penting yang dihasilkan di Kuala Lumpur (Cyberjaya

Declaration) adalah kesepakatan mendesak negara industri maju untuk

membenahi institusi keuangannya (peraturan yang menyangkut keuangan).

9
Seperti diketahui pada pertengahan tahun 1997, beberapa negara di kawasan Asia

dilanda krisis

10
keuangan dan salah satu faktor yang memungkinkan hal itu terjadi adalah

kelemahan peraturan atau kebijakan keuangan di negara maju.

7. Auckland, Selandia Baru tahun 1999

Pada pertemuan Selandia Baru disepakati bahwa untuk mempercepat

pemulihan ekonomi dapat dan akan dilakukan melalui penajaman komitmen

liberalisasi dengan antara lain penghapusan hambatan perdagangan, baik tarif

maupun nontarif. Selain itu disepakati bahwa untuk memperkuat sistem ekonomi

pasar di antara negara anggota, perlu membentuk pusat jaringan usaha kecil

menengah (UKM). Dsb

2.5. Manfaat Kerja Sama Asia Pasifik Bagi Indonesia

Bagi Indonesia, KTT APEC adalah momentum untuk meningkatkan

kerjasama ekonomi yang disinergikan konsep MP3EI (Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan 4 paket kebijakan ekonomi

nasional. Titik beratnya adalah untuk membuka akses terhadap arus investasi guna

memacu pencapaian target pembangunan koridor dalam MP3EI maupun

mendorong perluasan akses pasar untuk produk Indonesia yang kerap berbenturan

dengan kebijakan proteksi sejumlah negara APEC. Hal ini penting bagi kebutuhan

modal pembangunan maupun peningkatan produktifitas industri dalam negeri,

serta menutup celah defisit perdagangan internasional.

Manfaat APEC bagi Indonesia:

10
 Sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling

menguntungkan dengan Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia

di kawasan.

 Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia,

melalui proyek-proyek pelatihan teknis dan capacity building serta

sharing of best practices.

 Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka

bagi produk ekspor unggulan Indonesia.

2.6. Peran indonesia dalam kerja sama asia pasifik

Adapun peran Indonesia dalam APEC ada beberapa hal yakni:

1) Indonesia mampu mempererat hubungan dengan pemerintah dan pejabat

ekonomi dari negara lain yang merupakan mitra kebijakan dan sesama

anggota APEC.

2) Indonesia berperan penting untuk mempromosikan pembangunan ekonomi

daerah. Seperti melakukan kerjasama perdagangan dan investasi melalui

keanggotaan sistem perdagangan multilateral, berusaha untuk

mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan,

menganjurkan penekanan yang lebih besar pada isu-isu yang secara

langsung mempengaruhinya (isu ketahanan pangan, isu kelautan, dan isu

peran perempuan dalam perekonomian).

11
3) Menjadi salah satu penggagas dan mewujudkan forum konsultasi APEC

yang jujur, adil, bebas, dan saling membantu, tanpa mengukur tingkat

kemajuan bangsa.

4) Indonesia sebagai perumus Bogor Declaration dan Bogor Goals yang

ditetapkan pada 15 November 1994. Melalui deklarasi ini terciptalah

larangan pembentukan blok perdagangan tertutup, dan mewujudkan sistem

perdagangan bebas yang saling menguntungkan.

5) Indonesia sebagai pendorong terbentuknya ECOTECH (Economic and

Technical Cooperation). ECOTECH merupakan rancangan sistem

ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi melalui

pembangunan kapasitas SDM.

12
BAB III
CONTOH KASUS DAN PENYELESAIAN

Indonesia Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik

Jakarta, Kominfo - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong

upaya percepatan pemulihan ekonomi kawasan Asia-Pasifik dengan berpartisipasi

aktif dalam fora perundingan AsiaPacific Economic

Cooperation (APEC). Komitmen tersebut ditunjukkan pada pertemuan kedua

Komite Perdagangan dan Investasi (The Committee on Trade and

Investment/CTI2) yang digelar secara daring pada 25 s.d. 27 Mei 2021. Dalam

rangkaian pertemuan APEC tahun ini, Selandia Baru sebagai tuan rumah APEC

2021 mengangkat tema “Join, Work, Grow. Together”.

“Sinergi, kolaborasi, dan sikap saling menghargai adalah kunci untuk

mendorong tercapainya visi APEC dan upaya percepatan penanganan pandemi,”

ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian

Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menanggapi hasil pertemuan APEC di

Jakarta, Jumat (28/05/2021).

Dalam keketuaan APEC tahun ini, Selandia Baru mengangkat tiga

prioritas utama yang mendorong pemulihan ekonomi. Pertama, kebijakan

ekonomi dan kebijakan perdagangan untuk menindaklanjuti pekerjaan APEC

dalam mendorong perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka. Kedua,

peningkatan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan

13
mengedepankan pemberdayaan seluruh lapisan masyarakat dan penanganan isu-

isu lingkungan. Ketiga, mendorong inovasi dan pemanfaatan ekonomi digital.

Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag

Farid Amir selaku Ketua Delegasi RI untuk forum CTI menyampaikan Indonesia

mendukung tiga prioritas keketuaan Selandia Baru. “Sebagai forum ekonomi

regional, APEC perlu melakukan tindakan bersama dalam percepatan pemulihan

ekonomi yang terarah, inklusif, berkelanjutan, serta berbasis inovasi dan

digitalisasi. Upaya pemulihan ekonomi yang sedang dilaksanakan harus dapat

dirasakan semua lapisan masyarakat, khususnya di kawasan Asia-Pasifik,” jelas

Farid.

Berdasarkan tiga prioritas APEC 2021 tersebut dan percepatan pemulihan

ekonomi, target capaian utama yang diusulkan oleh tuan rumah Selandia Baru

mencakup beberapa hal. Target tersebut di antaranya inisiatif dalam upaya

mengurangi dampak kerusakan lingkungan dengan mendorong perdagangan

produk ramah lingkungan, memperkuat rantai pasok termasuk kelancaran

distribusi vaksin, meningkatkan fasilitasi pergerakan lintas batas bagi pelaku

bisnis, serta inklusivitas.

“Indonesia turut mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi dari

dampak pandemi Covid-19 melalui keikutsertaan dalam berbagai diskusi. Diskusi

tersebut terkait penguatan rantai pasok, distribusi vaksin, fasilitasi pergerakan

lintas batas untuk para pelaku bisnis serta pemanfaatan teknologi digital dalam

fasilitasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. Upaya tersebut perlu

14
terus dilakukan dengan tetap menghormati perbedaan kebijakan domestik masing-

masing ekonomi,” kata Farid.

Untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19, pemerintah juga telah

menetapkan kebijakan darurat untuk kemudahan fasilitasi beberapa barang

esensial yang mendukung percepatan penanganan pandemi. “Indonesia saat ini

juga telah melakukan implementasi kebijakan perdagangan untuk mengatasi

dampak pandemi Covid-19 dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan,

dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Farid.

Lebih lanjut, Farid menekankan dalam upaya kolektif percepatan

pemulihan ekonomi di Asia-Pasifik, diperlukan kerja sama dan fleksibilitas

antarekonomi serta sikap saling menghargai perbedaan kebijakan masing-masing

ekonomi. APEC merupakan forum kerja sama 21 ekonomi di lingkar Samudera

Pasifik. Kegiatan utama di APEC meliputi kerja sama perdagangan dan investasi,

serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan

peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia-Pasifik. Ekonomi anggota APEC

terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, Chile, RRT,

Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru,

Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan

Vietnam.

Kerja sama APEC bersifat nonbinding yang berarti setiap keputusan yang

dihasilkan seringkali tidak bersifat mengikat. Menurut data yang dimuat dalam

publikasi APEC at a Glance 2021, seluruh anggota ekonomi APEC tersebut

mewakili 38 persen penduduk dunia (2,9 miliar jiwa), 47 persen dari perdagangan

15
global (USD 24 triliun), dan 61 persen dari total pendapatan domestik bruto dunia

(USD 53 triliun).

Sebagai dampak pandemi Covid-19, kinerja ekspor perdagangan Indonesia

dengan kawasan APEC menunjukkan penurunan pada 2020 dibandingkan tahun

sebelumnya. Pada 2020, total nilai ekspor Indonesia ke anggota APEC tercatat

sebesar USD 117,8 miliar atau turun 3,04 persen dibandingkan dengan nilai

ekspor pada 2019 yang mencapai USD 121,5 miliar.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan

APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) dibentuk tahun 1989 merupakan

suatu forum kerjasama di bidang ekonomi bagi negara – negara yang berada di

kawasan Asia Pasifik. Visi dari organisasi APEC ini adalah untuk mengurangi

tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik, menciptakan

ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Setiap

satu tahun sekali organisasi APEC selalu mengadakan suatu perundingan yang

nantinya menghasilkan sebuah deklarasi/ misi dalam mencapai visi APEC.

Bagi rakyat Indonesia KTT APEC diharapkan mampu menjadi jembatan

internasional yang dapat meningkatkan nilai perekonomian, demi kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat. Namun, di sisi lain organisasi APEC juga bisa menjadi

sebuah senjata untuk menjajah produk/ industri lokal, melalui liberalisasi

perdagangan yang bebas dan terbuka.

4.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan yakni dengan adanya APEC ini bisa

menjadi peluang bagi pengambil kebijakan untuk melakukan penyatuan integrasi

pasar saham dalam rangka memperkuat daya tahan struktur pasar.

17
DAFTAR PUSTAKA

(2023, Mei 23). Retrieved from


https://www.rctiplus.com/news/detail/seleb/3679857/5-peran-indonesia-
dalam-apec
Asia Pasific Economic Cooperation (APEC). (2022, Desember 22). Retrieved
from
https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/164/halaman_list_lainnya/asia-
pacific-economic-cooperation
Fox, N. (n.d.). Makalah APEC. Retrieved Desember 15, 2023, from
https://www.academia.edu/16646313/makalah_apec
Parilla Jossept dan Jesus Leal Trujillo, “Asia-Pasific Metro-monitor:
Engines of Global Growth 2014”, “The Brooking Institutions”(2015) hal.4

18

Anda mungkin juga menyukai