1. Topik Permasalahan
Pembangunan Liar di Kawasan Bantaran Sungai Kelurahan Jodipan dan Rel
Kereta Kelurahan Kotalama, Kota Malang
2. Google Earth :
4. Pengumpulan Data
Kepadatan wilayah Kelurahan Kotalama dan Kelurahan Jodipan serta kondisi
ekonomi wilayah tersebut.
Menurut data BPS Kota Malang menunjukkan:
- Kelurahan Kotalama:
Luas wilayah : 0,86 km2
Jumlah penduduk : 29.250 jiwa
Kepadatan penduduk : 34.011 jiwa/km2 atau 0,03 jiwa/m2
(setiap 3 meter diisi 1 orang)
Jumlah RT : 142
Jumlah RW : 11
- Kelurahan Jodipan:
Luas wilayah : 0,49 km2
Jumlah penduduk : 13.165 jiwa
Kepadatan penduduk : 26.867 jiwa/km2 atau 0,02 jiwa/m2
(setiap 2 meter diisi 1 orang)
Jumlah RT : 85
Jumlah RW :8
Menurut data BPS menunjukkan:
- Jumlah migrasi di Kecamatan Kedungkandang pada tahun 2021 dan 2022
yaitu 5.759 jiwa dan 5.291 jiwa.
- Jumlah migrasi di Kecamatan Blimbing pada tahun 2021 dan 2022 yaitu
4.993 jiwa dan 5.397 jiwa.
5. Analisis
Faktor Internal
Manusia dengan sesuka hati mendirikan bangunan di bantaran sungai, air
menjadi salah satu aspek penting untuk memenuhi kebutuhan minum, mandi,
memasak hingga mencuci. Melalui sungai, masyarakat yang tinggal di sekitar
bantaran sungai bisa dengan mudah mendapatkan sumber air. Bantaran sungai
yang tidak aman untuk menjadi hunian menjadi padat akibat masyarakat
mendirikan bangunan secara ilegal.
Faktor Eksternal
Kebutuhan lahan yang semakin banyak
Anggapan masyarakat terhadap keberadaan bangunan liar di sekitar rel dan
bantaran sungai bervariasi. Beberapa masyarakat mungkin merasa terganggu
dengan keberadaan bangunan liar karena dapat mengganggu kelancaran arus
lalu lintas, keindahan, dan ketertiban kota. Pemerintah daerah melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap keberadaan bangunan liar serta
kehadiran Pedagang Kaki Lima untuk menjaga ketertiban kota. Namun, ada
juga masyarakat yang mungkin merasa terdampak positif dari keberadaan
bangunan liar, seperti para pelaku usaha informal yang mendapatkan tempat
untuk berjualan. Penting untuk memperhatikan bahwa tanggapan masyarakat
terhadap keberadaan bangunan liar dapat bervariasi tergantung pada konteks
dan dampaknya bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, perlu adanya
pendekatan yang komprehensif dan partisipatif dalam menangani masalah
keberadaan bangunan liar untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat
secara keseluruhan terpenuhi.
6. Solusi
- Pembangunan rumah susun dari pemerintah
- Pemberian sanksi tegas kepada masyarakat
- Penertiban pemukiman di bantaran sungai yang diikuti relokasi warga ke
rusunawa. Melibatkan masyarakat dalam program-program pembersihan
dan pemeliharaan lingkungan di sekitar sungai dan rel kereta. Melalui
partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan ini, diharapkan
kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
dapat meningkat.
- Kolaborasi antar pihak-pihak terkait terutama pemerintah dengan
masyarakat dan lembaga masyarakat dengan upaya pemantauan dan
pelaporan sehingga secara bersama-sama akan direalisasikan dengan
sesuai.