Anda di halaman 1dari 63

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

PATOLOGI KLINIK

dr. Donaliazarti, M.Kes


PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

• Hemoglobin
• Hematokrit
• LED
• Hitung jumlah eritrosit
• Hitung jumlah retikulosit
• Hitung jumlah leukosit
• Hitung jumlah trombosit
• Uji fragilitas osmotik
ALAT DAN BAHAN

• Lanset darah
• Jarum dan semprit
• Hemositometer  kamar hitung,
kaca penutup, pipet
• Hemoglobinometer
• Pipet westergren
• Pipet wintrobe
PEMERIKSAAN KADAR
HEMOGLOBIN
METODE PEMERIKSAAN

Modifikasi
SODIUM LAURYL
sianmetH
SULFAT (HB SLS)
b
SIANMETHEMOGLOBIN

• Hemoglobin darah diubah menjadi


sianmethemoglobin (Hb-sianida)
• Larutan drabkin akan mengubah hampier semua
bentuk Hb (hemoglobin, oksihemoglobin,
methemoglobin, dan karboksihemoglobin) menjadi
sianmethemoglobin, kecuali sulfhemoglobin.
• Sebelum melakukan pemeriksaan  dibuat kurva
standar
• Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 540 nm
SIANMETHEMOGLOBIN

 K3Fe(CN)6 mengubah Hb menjadi metHb.


 KCN mengubah met Hb menjadi sianmetHb /
Hbsianida/ HiCN
CONTOH ALAT PENGUKUR
SIANMETHEMOGLOBIN
SIANMETHEMOGLOBIN

• Metode baku emas


• Mudah dilakukan
• Larutan standard sianmethemoglobin stabil
• Larutan drabkin  sianida jumlah <<  toksik 
hati2
METODE SAHLI

• Hemoglobin
diubah
menjadi asam
hematin
METODE SAHLI

• Warna yang terbentuk dilihat secara visual


• Tidak teliti
• Tidak semua hemoglobin dapat diubah
• Tidak dianjurkan lagi
• Kesalahan yang besar
• Alat tidak terstandarisasi
• Pelaporan : dalam rentang 0,5 g/dL
• Masih banyak digunakan pada lab kecil yang
tidak mampu membeli spektrofotometer.
INTERPRETASI HASIL

• Interpretasi nilai Hb berdasarkan nilai normal Hb


sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Hb < N  anemia: anemia def Fe, peny kronis,


perdarahan, ggn sumsum tulang,
abnormalitas Hb
Hb > N  polisitemia vera
HITUNG JUMLAH SEL DARAH

• Manual
(kamar
hitung)
• Alat
otomatis
HITUNG
LEUKOSIT
Prinsip Pemeriksaan

• Darah diencerkan dengan pengenceran tertentu


menggunakan suatu larutan (Turk).
• Larutan turk (asam asetat dan gentian violet); Asam
asetat akan melisiskan eritrosit dan trombosit; gentian
violet akan mewarnai inti leukosit.
• Jumlah sel darah yang telah diencerkan dihitung
dengan menggunakan kamar hitung  jumlah sel hasil
perhitungan dikalikan dengan faktor konversi (50)
• Hasil  jumlah leukosit/mm3 atau /µl
HITUNG LEUKOSIT

• Menggunakan kamar
hitung (improved
neubauer), larutan
turk, pipet thoma
leukosit
• Sampel  darah kapiler
atau darah vena EDTA
Cara Menghitung sel :
1. Arah gerakan menghitung
sesuai dgn arah anak panah

2. Letak sel dlm kotak yang


menyinggung garis batas :

• Kiri dan atas dihitung

• kanan dan bawah


tidak dihitung

= dihitung
= tidak dihitung
INTERPRETASI HASIL

nilai rujukan
Dewasa 5.000-10.000/uL
Neonatus10.000-25.000/uL
1-7 tahun 6.000-18.000/uL
8-12 tahun 4.500-13.500/uL
Interpretasi:
Jumlah leukosit < N : Leukopenia (anemia aplasia,
obat)
Jumlah leukosit > N : Leukositosis (infeksi, leukemia)
HITUNG
ERITROSIT
PRINSIP

 Darah diencerkan dengan


larutan tertentu dalam pipet
eritrosit  masukkan dalam
kamar hitung  hitung jumlah
eritrosit  dikalikan faktor
konversi (10.000)
 Hasil  jumlah eritrosit /mm3
atau µl
 pipet thoma eritrosit, larutan
hayem/ grower / formal sitrat
KAMAR HITUNG
IMPROVED NEUBAUER

Tempat
menghitung
eritrosit
INTERPRETASI HASIL

Nilai rujukan:
-neonatus : 4,4 – 5,8 juta/uL
-bayi/anak-anak : 3,8 – 5,5 juta/uL
-wanita : 4 – 5 juta/uL
-laki-laki : 4,5 – 5,5 juta/Ul
Interpretasi :
Nilai eritrosit < N :anemia
Nilai eritrosit > N :polisitemia
HITUNG
TROMBOSIT
PRINSIP

 darah diencerkan
dengan larutan tertentu
dalam pipet
 jumlah trombosit
dihitung dalam kamar
hitung. dikalikan faktor
konversi (1000)
Hasil  jumlah trombosit
/mm3 atau /µl
 pipet thoma eritrosit,
larutan rees , larutan
KAMAR HITUNG
IMPROVED NEUBAUER

Tempat
menghitung
trombosit
INTERPRETASI
- Nilai normal : 150.000-400.000/mm3
- Interpretasi:
- Trombosit ↓  trombositopenia:
- anemia aplastik
- ITP
- Leukemia
- DHF

- Trombosit ↑  Trombositosis:
- sesudah perdarahan akut
- LGK
- Polisitemia vera
ERITROPOIESIS
RETIKULOSIT

 eritrosit muda yg tidak berinti


 di dalam sitoplasma masih terdapat sisa ribosom dan
RNA
 pewarnaan supravital (Briliant cresyl blue/BCB; new
methylen blue) pemeriksaan dilakukan pada eritrosit
yang masih hidup  sel terlihat memiliki lebih dari 2
granul/retikulum dan granul tersebut tidak boleh
terletak pada membran.
 pada pewarnaan biasa  giemsa  fiksasi  eritrosit
mati  tidak terlihat granul/retikulum tetapi retikulosit
akan terlihat lebih besar dan lebih pekat (polikrom)
RETIKULOSIT

 darah kapiler atau EDTA


 darah dicampur dengan zat warna dengan jumlah
yang sama  inkubasi  buat sediaan hapus
 cari daerah sediaan yang terletak antara bagian
ujung dan tengah  sel merata dan tidak saling
tumpang tindih
Sel retikulosit
pada pewarnaan
giemsa tetapi
lebih sering
disebut polikrom

Eritrosit berinti

Sel retikulosit
pada pewarnaan
BCB/NMB
CARA MENGHITUNG

• Hitung retikulosit relatif  Jumlah retikulosit yang


ditemukan dalam 1000 eritrosit (% atau ‰)
• Nilai Normal : 0,5-2,0% atau 5-20‰
• Hitung retikulosit absolut : jumlah retikulosit/µL
darah.
rumus : retikulosit % atau ‰ x jumlah eritrosit
Nilai normal : 25.000-75.000/чL
INTERPRETASI

• menggambarkan produksi eritrosit di sumsum


tulang  proses eritropoiesis
• Jumlah retikulosit meningkat  peningkatan
proses eritropoiesis  setelah perdarahan,
setelah pengobatan anemia, anemia hemolitik
• Jumlah retikulosit menurun  penurunan proses
eritropoiesis  anemia aplasia, anemia defisiensi
Fe, leukemia
Identifikasi Leukosit
BLOOD % OF SIZE CYTOPLASMIC NUCLEUS
ELEMEN LEUKO- STAINING MORPHOLOG
T CYTES Y
basophil 0 -1 10- Large, S-shaped, can
14µm basophilic be occluded
granules granules
eosinophi 1-3 12- Eosinophilic 2-3 lobes
l 17µ staining
m granules
neutrophi Band: 2- 10- small granules, Band shaped,
l 6 15µ purple Segmented,
Segment m polymorphic
: 50-
70

lymphocy 20-40 7-18µm Basophilic, Round,


te scant amount, acentric
no granules
monocyte 2-8 12- no granules Large,
20µ variable,
GAMBARAN SEDIAAN HAPUS
DARAH TEPI
leukosit

trombosit

eritrosit
MORFOLOGI
Neutrofil LEUKOSIT
eosinofi segmen PADA SEDIAAN
l HAPUS DARAH
TEPI

limfosit
monosit

basofil

Neutrofil
batang
MORFOLOGI LEUKOSIT PADA SEDIAAN HAPUS
DARAH TEPI

Neutrofil eosinofi
l basofil
segmen

Neutrofil
monosit limfosit batang
HITUNG JENIS LEUKOSIT
 pembuatan slide  darah segar
(kapiler/vena EDTA)
 keringkan
 fiksasi  metanol
Pewarnaan  GIEMSA, WRIGHT,
may grunwald giemsa, wright giemsa
Ciri-Ciri Sediaan yang
Baik

 Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca,


panjangnya ½ sampai 2/3 panjang kaca
 Pada sediaan harus ada bagian yang cukup
tipis
untuk diperiksa,eritrosit terletak berdekatan
dan
tidak bertumpuk
 Pinggir sediaan rata dan sediaan tidak boleh
berlobang-lobang atau bergaris-garis
 Penyebaran leukosit tidak boleh buruk,
leukosit tidak
bertumpuk pada pinggir atau ujung sediaan
Cara Melakukan Hitung
Jenis

• bagian yang cukup tipis dan rata susunan


eritrositnya, penyebaran leukosit memenuhi
syaratcounting area
• Dengan lensa objektif emersi (100 x)
• hitung jenis dilakukan menggunakan 10 kolom,
mengelompokkan tiap 10 sel yang dihitung,
sampai terdapat 100 sel  Schilling Hemogram
 Jumlah setiap jenis sel dinyatakan dalam persen
 Laporkan jika terdapat eritrosit berinti per 100
leukosit
SCHILLING HEMOGRAM
Sel 1 10 1 1 1 1 1 1 10 1 Jumlah
0 0 0 0 0 0 0 0
Basofil 0
Eosino I
fil
Batang II
Segme III IIII
n I
limfosi II III
t
Monosi I II
t
Jumlah 1 10 100
NILAI NORMAL

- Basofil : 0-1 %
- Eosinofil :1–3%
- Neutrofil batang : 2 – 6 %
- Neutrofil segmen : 50 – 70 %
- Limfosit : 20 – 40 %
- Monosit :2–8%

B/E/Btg/Seg/L/M
INTERPRETASI

• Basofilia : leukemia granulositik kronik


• Eosinofilia : asma bronkial, askariasis
• Neutrofilia : infeksi bakteri
• Limfositosis : infeksi virus
• Monositosis : malaria

Neutropenia  aplasia
Limfopenia  infeksi HIV
HEMATOKRIT
HEMATOKRIT

 Volume eritrosit dalam 100 ml darah  %


 Darah dgn antikoagulan  dipusing 
partikel yang berat jatuh ke dasar tabung (sel-
sel darah) dan partikel yang lebih ringan berada
diatasnya (plasma).
 Metode: makro metode dan mikro metode
PERBEDAAN CARA MAKRO DAN
MIKRO
Makro
Mikro
- Alat Tabung Wintrobe
Mikrokapiler
- Antikoagulan Oxalat/EDTA
Heparin
- Kecepatan pusing 3000rpm/30’
16.000rpm/ 3’-5’
- Yang didapat - Hematokrit
Hematokrit
- Buffy coat
- Indeks ikterus
METODE MIKRO
METODE MAKRO
INTERPRETASI

- Ht = Tinggi kolom eritrosit x 100%


tinggi kolom darah
- Nilai normal: pria : 40-48%, wanita : 37-43%
- Interpretasi:
- Ht ↑ :
- polisitemia
- DHF
- Dehidrasi
- Ht ↓ : anemia, leukemia
LAJU ENDAP DARAH
TUJUAN PEMERIKSAAN

• Mengukur kecepatan pengendapan eritrosit di


dalam plasma
• Laju endap darah terjadi melalui 3 fase yaitu fase
pembentukan rouleaux (15 menit pertama), fase
pemadatan (30 menit), fase pengendapan (15
menit terakhir)
• Satuan : mm atau mm/jam
• Metoda Westergren / wintrobe
PIPET
WESTERGREEN

• Angka 0 di atas, 200 di bawah


• Darah diencerkan
• Posisi pipet harus tegak lurus,
hindari getaran, paparan cahaya
matahari
• Baca setelah 1 jam
• Nilai normal : wanita = < 15 mm,
pria = < 10 mm
• Hasil pemeriksaan tergantung
jumlah & morfologi eritrosit, faktor
plasma dan teknik pemeriksaan
PIPET WESTERGREN
PIPET WINTROBE
INTERPRETASI
(FISIOLOGIS)

- Jenis kelamin: ♂ lambat


♀ cepat
- Usia tua ↑
- Haid ↑
- Kehamilan ↑
- Obat KB , steroid ↑
INTERPRETASI (PATOLOGIS)

MENINGKAT
● anemia kecuali anemia
sel sabit
● peningkatan protein fase
akut (CRP) seperti pada
inflamasi, infeksi,
kerusakan jaringan,
keganasan
• Penyakit multipel
mieloma
FRAGILITAS
OSMOTIK
FRAGILITAS OSMOTIK
• Apabila eritrosit dimasukkan ke dalam larutan isotonik,
tidak ada cairan yang masuk atau keluar dari eritrosit.
• Jika eritrosit dimasukkan ke dalam larutan hipotonik,
cairan akan masuk ke dalam eritrosit sampai eritrosit
menjadi pecah.
• Penilaian dapat dilakukan secara visual atau
spektrofotometer
• Normal : secara visual , tabung pertama hemolisis
adalah tabung 7, tabung yang mengalami hemolisis
sempurna adalah tabung 12.
• Contoh abnormal: sferositosis  permulaan hemolisis
pada tabung 2, hemolisis sempurna tabung 9

Anda mungkin juga menyukai