Oleh:
Dr. Ir. Rudi Nugroho, M.Eng.IPU
Disampaikan pada
Acara Bimtek Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan
Kementerian PUPR ,
Bandung, 15 Februari 2024
PENDAHULUAN
1. AIR GAMBUT
2. AIR SUNGAI
3. AIR HUJAN
1. AIR GAMBUT
• Bewarna coklat
• Berasa asam pH ± 4-5
• Mengandung asam humus
• Zat organik dan besi tinggi
• Tingkat kesadahan rendah
Lahan Gambut di Indonesia
Island Province Land Area (Ha) Available to agriculture (Ha)
Netralisasi
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut,
yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku
yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi
dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga
berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya.
Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna
organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan
pembubuhan tawas.
Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua (+ 45 – 60 menit). Setelah kotoran
mengendap air akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan membuka kran penguras yang
terdapat di bawah tangki.
Penyaringan
Butiran gumpalan kotoran yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih
harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang
terdiri dari saringan pasir.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Tong/Tangki Penampung
Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut
dilengkapi dengan dua buah kran yaitu untuk mengalirkan air
ke bak penyaring dan untuk saluran penguras.
Susunan media penyaring media penyaring dari yang paling dasar keatas Penampang Saringan Pasir
adalah sebgai berikut :
1. Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
2. Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
3. Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
4. Lapisan 4: kerikil kecil diameter+ 5 mm, ketebalan + 5 cm.
5. Lapisan 5: pasirsilika, diameter+ 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
6. Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm.
Cara Pengolahan
Proses koagulasi sendiri adalah proses pembubuhan dan pencampuran bahan koagulan dengan air yang diolah, sementara proses
flokulasi yang dilakukan setelah proses koagulasi adalah proses penyatuan gumpalan-gumpalan partikel menjadi gumpalan yang
lebih besar. Pada proses flokulasi ini air yang diolah diaduk secara perlahan agar terjadi kontak antar gumpalan partikel tanpa
memecahkan gumapalan yang terjadi.
Bahan kimia yang sering digunakan untuk proses koagulasi-flokulasi umumnya dikalsifikasikan adalah Aluminium sulfat (tawas) dan
Poly aluminium Chloride (PAC).
Koagulan yang sering dipakai antara lain aluminium sulfat (alum), poly aluminium
chloride (PAC). Di samping itu ada senyawa polimer tertentu yang dapat dipakai
bersama-sama dengan senyawa koagulan lainnya. Penentuan dosis koagulan
bervariasi sesuai dengan jenis koagulan yang dipakai, kekeruhan air baku, pH,
alkalinitas dan juga temperatur operasi. Disamping itu dipengaruhi pula oleh
faktor-faktor lainnya misalnya kandungan zat besi dan mangan yang tinggi,
mikroorganisme.
STATIC
MIXER BAK KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI
POMPA KAPUR
TANGKI KAPUR
TANGKI LARUTAN
POMPA ALUM/TAWAS
AIR BAKU
FILTER PASIR
POMPA DOSING
KHLORIN POMPA
DISTRIBUSI
TANGKI
POMPA UMPAN KHLORIN
FILTER
BAK KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI
POMPA DOSING
ALUM/TAWAS
STATIC
MIXER
POMPA KAPUR
TANGKI KAPUR
TANGKI LARUTAN
POMPA
ALUM/TAWAS
AIR BAKU
FILTER PASIR
POMPA DOSING
KHLORIN
DISTRIBUSI
POMPA
FILTER DISTRIBUSI
CARTRIDGE
POMPA UMPAN TANGKI BAK PENAMPUNG
FILTER FILTER MANGAN
KHLORIN FILTER KARBON AIR BERSIH
ZEOLIT
AKTIF
ARSINUM BWRO- AIR BAKU GAMBUT PAYAU
ARSINUM BWRO DENGAN AIR BAKU GAMBUT PAYAU
Kapasitas 30.000 Liter/Hari
Lokasi :
Desa Muara Pantuan-
Kutai Kartanegara-
Kaltim
2. PENGOLAHAN AIR SUNGAI
3 Warna 15 50 100 -
5 COD 10 25 40 80
6 BOD 2 3 6 12
7 Total 15 15 25 -
Nitrogen
32
2. PENGOLAHAN AIR SUNGAI
❑ Jika air baku baku dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang
ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir. Oleh karena adanya akumulasi
kotoran baik dari zat organik maupun zat anorganik pada media filternya akan
terbentuk lapisan (film) biologis.
❑ Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika
dapat juga menghilangkan kotoran (impuritis) secara bio-kimia.
❑ Biasanya ammonia dengan konsetrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat
yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini.
❑ Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia.
Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Komponen Dasa Saringan Pasir Lambat
Sistem Kontrol Inlet Sistem Kontrol Outlet.
SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW
Diagram Proses Pengolahan Air Bersih Dengan Teknologi Saringan Pasir Lambat “Up Flow” Ganda.
Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh
atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras.
Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada di atas lapisan pasir dapat
berfungi sebagai air pencuci media penyaring (back wash).
Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat Up Flow
tersebut dilakukan tanpa pengeluran atau pengerukan media penyaringnya, dan dapat
dilakukan kapan saja.
Saringan pasir lambat “Up Flow” ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media
saringan (pasir) yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang
konvesional. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
KRITERIA PERENCANAAN
⮚ Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu
dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.
Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat
Up Flow terdiri atas unit proses:
⮚ Bangunan penyadap
⮚ Bak Penampung / bak Penenang
• Media filter yang digunakan yakni batu pecah (split) ukuran 2-3 cm
untuk lapisan penahan, dan pasir sungai/pasir silika untuk lapisan
penyaring
Rancangan alat pengolah air bersih “ Saringan Pasir Lambat Up Flow”
kapasitas 100 M3/hari. Tampak Atas.
Rancangan “ Saringan Pasir Lambat Up Flow” kapasitas 100 M3/hari.
Potongan B-B dan C-C.
Rancangan Alat Pengolah Air Bersih “ Saringan Pasir
Lambat Up Flow” Kapasitas 100 M3/Hari. Potongan A -A.
KHLORINATOR
II KIMIA
1 pH - 6,6-8,5 6,40 6,60 6,80
2 Alkalinitas phenoltalein mg/l (*) - ttd ttd ttd
3 Alkalinitas Total mg/l (*) - 35,64 35,64 35,64
4 CO2 Bebas mg/l - 2,77 1,98 ttd
5 Klorida mg/l 250 2,80 1,40 0,60
6 Kesadahan Kalsium mg/l (*) - 14,00 13,20 10,40
7 Kesadahan Total mg/l (*) 500 50,00 24,00 16,68
8 Kalsium (Ca) mg/l - 5,60 5,28 4,16
9 Magnesium (Mg) mg/l - 8,75 4,55 3,07
10 Nilai Permanganat mg/l (**) - 5,06 1,90 1,26
11 Amoniak Bebas mg/l - 0,035 0,025 ttd
12 Nitrogen Nitrit mg/l 1 ttd ttd ttd
13 Nitrogen Nitrat mg/l 10 0,403 ttd ttd
14 Besi (Fe) mg/l 0,3 ttd ttd ttd
15 Sulfat mg/l 400 2,417 1,969 0,982
KEUNGGULAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW
Pengolahan air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat dengan arah
aliran dari bawah ke atas mempunyai keuntungan antara lain :
HASIL PENGUJIAN
• Kapasitas: 4 – 8 Liter/Menit
• Mampu menurunkan kekeruhan hingga 0-1
NTU dari air baku dengan kekeruhan 250
NTU (air sungai)
KEUNGGULAN
• Tanpa Listrik
• Tanpa Emisi
• Bikin Sehat
• Bisa ditiru dengan mudah
• Bisa diimprovisasi dengan mudah
• Membran Ultrafiltrasi sudah banyak di
pasaran dan sudah ada produksi lokal
GALERI FOTO DAN VIDEO
Jika sumber air baku mengandung kekeruhan dengan konsentrasi yang tidak terlalu tinggi dapat
dilakukan dengan menggunakan filter cartridge dengan ukuran yang bervariasi.
Penghilangan kekeruhan di dalam air dengan menggunakan filter cartridge ini proses filtrasi fisik
untuk menghilangkan partikel tersuspensi di dalam air misalnya partikel tanah, edapan kimia
yang terbentuk di dalam air misalnya oksida besi atau oksida mangan dan lainnya. Ukuran pori
dari filter cartridge ini bervariasi dan dan yang banyak dijual dipasaran lokal yakni ukuran 1
mikron, 5 mikron dan 10 mikron.
Filter cartridge dibuat dari bahan atau material yang bermacam macam antara lain serat plastik
misalnya nylon, polypropylene, selulosa, fiberglass atau keramik. Filter cartridge dapat dipasang
secara seri dengan urutan ukuran pori dari yang besar ke ukuran pori yang terkecil untuk
memaksimalkan efisiensi pengolahan dan perawatan
Beberapa Ukuran dan Bentuk Filter Cartridge
Yang Dijual Di Pasaran.
Diagram Proses Penyaringan
Dengan Filter Catridge.
Filter Cartridge Dari Bahan Membran Holow Fiber Dengan Diameter Pori 0,01 mikron.
Spesifikasi Teknis Cartridge Filter
polypropylene (Colored part)
Material styrene acrylonitrile (transparent
part), (O ring) NBR
Ukuran Cartridge 10 inches
Rumah (Housing) Filter Cartridge TemperatureOperasi (o C) 2 - 40
Ukuran Tinggi 10" dan 20". Peak Flow Rate (L/min) 20 - 30
Standard Flow Rate (L/min) 8
Dimension (mm) Φ 130 x 310
Warna Transparan
PEMASANGAN
FILTER
Penyaringan Dengan bag Filter
Filter kantong (bag filter) yang digunakan mempunyai
ukuran penyaringan 10 mikron. Filter ini berfungsi untuk
menyaring padatan tersuspensi yang masih lolos dari filter
pasir, filter karbon aktif maupun filter mangan zeolit. Filter
ini banyak digunakan karena filter kantongnya dapat dicuci
dan digunakan kembali, sehingga sangat ekonomis.
Filter Cartridge
Bentuk Rumah Filter Tipe
(Housing) : BN 2 Multi
Diameter Casing :6"
Material Casing :
SS 304
Isi Cartridge
: 5 x 20 " (D 2")
Inlet Outlet :
Multi Cartridge Filter 11/4"
Pemasangan Cartridge Filter Dijalur Utama Perpipaan.
Pemasangan cartridge Filter Di Titik Outlet.
PENGOLAHAN AIR SUNGAI BERBASIS MASYARAKAT MENJADI
AIR BERSIH DAN AIR SIAP MINUM
PRODUK :
Air Bersih : 100 m3 per hari
Air Siap Minum : 5 m3 per hari
BANGUNAN INSTALASI
68
PROSES SOSIALISASI DAN TRAINING PENGELOLAAN IPA SINGA GEWEH
69
AIR BAKU
PROD. RO
PROD. UF
Rain harvesting atau pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air
hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi, untuk
penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntutan konsumsi manusia atau
kegiatan manusia (Baron et al., 2009).
Pemanenan air hujan (rainwater harvesting) adalah pengumpulan,
penyimpanan dan pendistribusian air hujan dari atap, untuk penggunaan di
dalam dan di luar rumah maupun bisnis (www.rainharvesting.com.au)
Menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009
pasal 1 ayat 1: Pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan
mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam
tanah. Sedangkan pada pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul air hujan
adalah kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan
yang jatuh di atap bangunan (rumah, gedung perkantoran atau industry) yang
disalurkan melalui talang.
Konsep Sederhana Sistem Pemanenan Air Hujan Dari Atap
Rainwater tanks constructed
by local builders called
"fundis" in Kenya.
"Rojison", fasilitas pemanfaatan air hujan yang sederhana dan unik, di tingkat
masyarakat di Tokyo, Jepang.
Skema sistem pemanenan air hujan di bandara Changi Singapore
CONTOH
PENAMPUNGAN AIR
HUJAN Di Indonesia
CONTOH
PEMANENAN AIR
HUJAN
DI KALIMANTAN
TIMUR
TEKNOLOGI PEMANENAN AIR HUJAN DAN SUMUR RESAPAN
(Pesantren Moderen Daar El – Falaah, Pandeglang, Banten)
81
PEMBUATAN PAH &
SUMUR RESAPAN
ULTRAFILTRASI
POMPA AIR MINUM &
CARTRIDGE FILTER
ULTRAVIOLET
STERILISATOR
84
SOSIALISASI SPAH &
PENGOLAHAN ARSINUM
85
TES pH dengan ELEKTRODA TES pH dengan KERTAS
LAKMUS
KUALITAS AIR
HASIL PENGURASAN
86
HASIL ANALISA KUALITAS AIR
87
UJI COBA ARSINUM
88
Aplikasi Sistim Pemanfaatan Air Hujan dan Sumur Resapan
(Pesantren Moderen Daar El – Falaah, Pandeglang, Banten)
PENUTUP