Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN PARIWISATA

DOKUMEN PARIWISATA

Oleh :
Kelompok 1B

1. Najla Maulidiya (P07131221057)

2. Natasya Octavia Br Ginting (P07131221058)

3. Ni Putu Sri Andini (P07131221083)

4. Riska Muyassarah (P07131221093)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA

2023
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas paper yang diberi judul “DOKUMEN PARIWISA
TA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Do
sen Ir. D.P. Sukraniti,M.Kes pada mata kuliah Kesehatan Pariwisata. Selain itu, paper ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Memahami materi bagaimana dokumen pariwis
ata bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Ir. D.P. Sukraniti,M.Kes. selaku d
osen mata kuliah Kesehatan Pariwisata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat mena
mbah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga me
ngucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya s
ehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. kami menyadari bahwa, pap
er yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang m
embangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapk
an terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 30 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningk
atan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam dan kea
nekaragaman budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata. Hal ini di
karenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan dan sangat be
rpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber
yang menghasilkan bagi Bangsa dan Negara. Pariwisata berasal dari dua kata, yakni P
ari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau l
engkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dal
am hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka ka
ta ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau ber
putar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan ”Tour”. (Yoeti, 1991:103). Sedangkan menurut RG. Soekadijo (1997:8), Pariw
isata ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
Pola hidup sehat perlu dilakukan dengan pendekatan yang menarik untuk mem
permudah masyarakat dalam memulainya. Salah satu cara yaitu dengan menerapkan p
endekatan pola hidup sehat dalam suatu konsep wisata, berupa wisata minat khusus. T
rend berwisata berkembang seiring semakin banyaknya informasi yang ditawarkan de
stinasi wisata serta promosi dari biro travel dengan paket wisata yang menarik. Jumla
h wisman yang datang berkunjung ke Indonesia tumbuh lebih dari 30 persen dalam li
ma tahun terakhir. Berdasarkan data BPS, jumlah wisman yang tercatat masuk ke Indo
nesia mencapai lebih dari9 juta orang (2014), mayoritas berasal dari Asia sehingga tar
get 20 juta wisatawan di tahun 2019 bukan isapan jempol semata.
Sarana dan prasarana pada kawasan wisata haruslah memenuhi standar operasi
onal, karena hal ini berdampak langsung kepada keamanan dan keselamatan pengunju
ng. Apabila sarana dan prasarana tersebut tidak memenuhi standar yang telah ditetapk
an, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pelakasanaannya da
n dapat merugikan pengunjung obyek wisata baik secara fisik maupun materil.
Berlibur adalah salah satu cara terbaik untuk melepas penat dan menikmati wa
ktu luang. Namun, sebelum berangkat, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan, t
ermasuk menyiapkan dokumen perjalanan wisata. Melalui makalah ini, kami akan me
mbahas tentang dokumen perjalanan wisata dan pentingnya mempersiapkannya sebel
um berlibur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perjalanan manusia?
2. Apa saja jenis-jenis dokumen pariwisata?
3. Bagaimana peran ideal industri pariwisata?
4. Bagaimana peran ideal profesi kesehatan pariwisata?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perjalanan manusi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dokumen pariwisata.
3. Untuk mengetahui peran ideal industri pariwisata.
4. Untuk mengetahui peran idel profesi kesehatan pariwisata.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Perjalanan Manusia
Pada awalnya kegiatan perjalanan berkembang karena adanya kebutuhan man
usia untuk bertahan hidup. Perjalanan pada awalnya bertujuan memperluas jaringan p
erdagangan dimana semakin luas jaringan perdagangan terkait erat dengan ragam/vari
asi produk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Aspek lainnya berkaita
n dengan keinginan untuk memperluas daerah jajahan. Ketika populasi makin mening
kat maka kebutuhan kelompok masyarakat juga meningkat. Hal ini mendorong kelom
po berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dengan melakukan eskpansi daerah jaj
ahan ke wilayah lain yang potensial.
Perjalanan juga berkaitan erat dengan keingintahuan manusia yang tidak terbat
as. Keingintahuan ini mendorong manusia melakukan perjalanan lintah daerah, negara,
bahkan lintas benua.
a. Sejarah Perjalanan Melalui Darat
- Kendaraan darat pertama berupa alat peluncur berasal dari Tundra di K
awasan Eropa, sekitar tahun 7000 SM. Masyarakat Tundra sengaja me
nuangkan lemak mentega di jalan untuk melicinkan jalan alat peluncur
yang digerakan dengan cara ditarik menggunakan tali.
- Binatang oertama kali dimanfaatkan sebagai alat transportasi di Mesir
pada tahun 3500 SM. Ini merupakan kemajuan tersendiri karena jarak t
empuh perjalanan bisa lebih jauh.
- Penemuan alat peluncur dengan roda-roda kecil silinder di Irak tahun 3
000 SM merupakan milestones penting karena merupakan cial bakal pe
rkembangan kendaraan darat
- Tahun 2800 SM di Sumeria sudah ditemukan adanya kereta yang ditari
k sapi Jantan, sedangkan di Yunani 1700 SM, masyarakat sudah beperg
ian menggunakan kereta kuda. Sejak saat itu kereta berkembang menja
di salah satu alat transportasi yang banyak digunakan karena berbagai
kelebihannya.
- Oada tahun 1000 SM dibawah kepemimpinan dinasti Chou Cina sudah
berhasil menciptakan system jalan raya pertama di dunia lengkap deng
an tempat menginap bagi pejalan serta terdapat kawasan tepian jalan ya
ng teduh untuk beristirahat. Perkembangan ini makin merujuk pada ke
giatan pariwisata.
b. Sejarah Perjalanan Melalui Laut
- Perahu digunakan dengan dayung tangan pertama kali ditemukan di M
Esir Kuno pada tahun 6000 SM. Perahu yang digunakan dihias semena
rik mungkin dengan berbagai hiasan dan terlihat berlayar di sepanjang
sungai Nil.
- Sekitar tahun 2000 SM, orang Polynesia telah berlayar dengan menggu
nakan perahu bercadik menuju kepulauan Marquesas. Mereka menggu
nakan bantuan matahari, bintang, arus, dan pola terbang burung untuk
menentukan arah lautan Pasifik.
c. Sejarah Perjalanan Pariwisata
Sejarah perjalanan pariwisata dimulai di Yunani. Pada awalnya pariwis
ata merupakan hak khusus orang kaya saja sebagai bagian dari fasilitas eks
klusif yang membedakan dengan orang yang kurang mampu kala itu. Pada
saat itu Yunani sudah dibangun resort untuk bersantai di luar kota atau sep
anjang garis pantai. Beberapa objek yang terkenal saat itu antara lain Kota
Dephne yang terkenal dengan sumber air panas dan Balae yaitu suatu kaw
asan pantai yang mewah. Di Romawi juga sudah ada objek wisata seperti
Colisseum.
Sementara itu, di Italia sudah membangun system jalan batu untuk per
dagangan dan pasukan perang. Orang yang dapat melakukan perjalanan de
ngan kereta perang diatas jalan batu jika membayar. Disertai pemandu yan
g mengatur transport, penginapan, makan, keamanan.
Tahun 1275M Marcopolo melakukan perjalanan ke Badgag melintasi
Gurun Gobi menuju kota terlarang Peiping dan kemudian kembali ke Veni
ce. Kemudia beliau menulis buku tentang perjalanan dan eskplorasinya.
Agen perjalanan modern pertama ditandai pada tahun 1845. Tomas Co
ok membuka BPW di London dengan nama Tjomas Cook and Son melalui
perjalanan dengan ereta api dan kapal uap. Cook juga mengkoordinir perja
lanan wisata secara kelompok dan menyelenggarakan wisata berpemandu
untuk oramg-orang kaya yang tertarik melakukan perjalanan ke luar negeri.

Tahun 1882 Ward G. Foster mendirikan birp perjalanan pariwisata pero


rangan pertama di Amerika. Ia juga membuka toko cindera mata dan hotel
resort di Florida dan berkembang pesat. Namun, pada tahun 1980, biro perj
alanan tersebut diambil alih oleh Carslon Travel Group dan mengganti na
ma menjadi Carslon.
B. Jenis-jenis Dokumen Pariwisata
Dokumen pariwisata adalah Surat keterangan tentang identitas diri secara resm
i untuk melakukan perjalanan dalam luar negri.
Dokumen perjalanan wisata terdiri dari 5 macam, yaitu:
1. Paspor
2. VISA
3. Exit/Re-Entry Premit
4. Health Certificate
5. Fiscal/Fiskal
1. Paspor
a. Pengertian Paspor
Paspor adalah sebuah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat pemerinta
h yang berwenang dari suatu negara untuk mengadakan perjalananantar negara.
Paspor menyatakan identitas kewarganegaraan pemegangnya seta hak untuk me
mperoleh perlindungan dari negaranya diluar negeri.
b. Macam – macam Paspor
1. Paspor diplomatic
2. Paspor Dinas
3. Paspor Biasa
4. Paspor untuk orang asing
5. Paspor lainnya :
- Surat perjalanan laksana paspor
- Joint passport (pasport keluarga)
- Paspor untuk naik haji
c. Masa berlakunya
1. Paspor diplomatik, masa berlakunya adalah sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan dalam masa tuganya.
2. Paspor dinas, masa berlakunya 1 sd 2 tahun.
3. Paspor biasa, masa berlakunya adalah 5 tahun (48 halaman).
4. Paspor untuk orang asing (stateless pasport), masa berlakunya adalah 1
tahun.
5. Surat perjalanan laksana pasport, masa berlakunya 1 kali perjalanan.
d. Proses Pengeluaran
1. Paspor dinas dan diplomatis diberikan, diperpanjang waktunya di ubah
dan dicatat Menteri Luar Negeri/Deplu yang ditunjuk.
2. Paspor biasa, paspor untuk orang asing dan paspor lainnya diberikan, d
iperpanjang waktunya, diubah dan dicatat oleh Menteri kehakiman/pega
wai yang ditunjuk.
e. Proses Mendapatkan Paspor
1. Permohonan Paspor :
- Mengisi formulir yang telah dipersiapkn (diambil di kantor imigrasi atau ji
ka melalui Travel agent semua syarat diserahkan proses selanjutnya agent
yang menangani).
- Menyerahkan formulir yang selanjutnya diproses kurang lebih selama 4 ha
ri.
- Pemotretan di kantor imigrasi.
- Penandatanganan pejabat yang berwenang (paspor selesai kurang lebih 7 h
ari/kilatkurang lebih 3 hari).
2. Syarat – syarat permohonan paspor
- KTP (Kartu tanda penduduk) dan kartu keluarga.
- Akte kelahiran dan nikah.
- Surat kewarganegaraan ( WNI )
- Surat ganti nama (bila ex WNA dan berganti nama).
- Pas foto
- Surat sponsor perusahaan/izin perusahaan
- Surat izin orang tua /suami
3. Isi lembaran paspor
- Perunjuk khusus
- Identitas
- Masa berlaku paspor
- Disahkan oleh kepala imigrasi
- Catatan pengesahan (4 lembar)
- UU kewarganegaraan
4. Ketentuan yang lain
- Paspor Indonesia berlaku di seluruh dunia, kecuali negara tertentu.
- Bahwa perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum perundangan diancam
hukuman dan dianggap tindak kejahatan.
- Jika paspor hilang yang bersangkutan harus cepat-cepat melaporkan ke ka
ntor imigrasi setempat.
- Semua paspor baik yang masih berlaku/tidak adalah milik negara

2. VISA
a. Pengertian VISA
Adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh perwakilan suatu negara diluar n
egeri berupa cap di dalam paspor yang mengandung pengertian sebagai izin unt
uk mengadakan perjalanan memasuki negara yang menerbitkannya. Visa merup
akan salah satu syarat untuk mengadakan atau izin melakukan perjalanan keluar
negeri.
b. Macam – macam VISA
1. Visa diplomatik
2. Visa dinas
3. Visa biasa
c. Jenis Visa Biasa
Menurut maksud dan tujuan perjalanan :
1. Visa transit
2. Visa kunjungan wisata.
3. Visa kunjungan usaha.
4. Visa kunjungan sosial budaya.
5. Visa berdiam (tinggal) sementara.
d. Kebijakan bebas visa
Yang dimaksud bebas Visa dalam hal ini adalah karena adanya kesepakatan an
tara masing-masing negara tersebut. Contoh :
- Anggota ASEAN bisa bebas dari biaya, Visa (jangka waktunya 2 minggu).
- Untuk negara-negara yang termasuk BVW (bebas Visa Wisata).
e. Prosedur Memperoleh Visa
1. Mengisi format permohonan diperwakilan negara yang dituju.
2. Diteliti, keperluan/tujuan, identitas.
3. Diizinkan/ditolak

Hal-hal yang belum tercantum di dalam VISA

- Nomor VISA (berupa nomor urut dalam permohonan VISA).


- Nama pemegang VISA
- No. dan tanggal penguasaan Direktur Jenderal imigrasi.
- Maksud dan tujuan.
- Tanggal betas kedatangan di Indonesia.
- Bea-bea yang telah dipungut.

Untuk permohonan VISA bentuk formulir berbeda-beda sesuai dengan jenis VIS
A yang diminta. Namun, pada dasaranya poin-poin yangharus diisi sama, yaitu an
tara lain :

a) Nama g) Alamat lengkap


b) Jenis kelamin h) Negara tujuan
c) Tempat tanggal lahir i) Nama pelabuhan masuk /keluar
d) Kebangsaan j) Tanggal permohonan
e) Nomor paspor k) Tanda tangan permohonan
f) Pekerjaan l) Foto

3. Exit/ Re-Entry Premit


a. Pengertian Exit/ Re-Entry Premit
Adalah surat keterangan izin keluar bagi seseorang yang akan meninggalkan ne
garanya. (Exit : keluar Permit : Ijin).
1. Exit permit
Hanya berlaku satu kali perjalanan. Oleh karena itu setiap orang melakukan
perjalanan keluar negeri harus memohon Exit Permit.
2. Re-Entry Premit
Adalah surat keterangan izin untuk memasuki negara yang ditinggalkan.

4. Health Certificate (International Certificate of Vaccination/ IVC )


Dokumen ini adalah surat keterangan tentang bebas penyakit menular/vaksinas
i. health Certificate ini dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan melalui Jawatan
Karantina (airport) dimana surat keterangan ini diakui oleh WHO. Certificate ini
biasanya hanya diperuntunkan bagi negara-negara yang dianggap bebas penyaki
t menular/cacar oleh Badan Kesehatan (WHO).
Jenis penyakit yang harus divaksinasi dan memerlukan dokumen adalah :
- Small pox (cacar).
- Yellow Fever ( penyakit kuning ).
- Cholera
5. Fiscal/Fiskal
a. Pengertian
Adalah suatu surat keterangan/pemberitahuan bahwa seseorang telah memba
yar pajak kepada negaranya untuk suatu perjalanan keluar negeri. Kebebasan ti
dak membayar Fiskal hanya deapat diberikan kepada :
1. Korps Diplomatik (keluarganya)
2. Pegawai-pegawai pemerintahan yang melakukan perjalanan untuk tujuan t
ugas negara (tidak termasuk keluarga)
3. Pejabat-pejabat negara yang melakukan perjalanan untuk tujuan tugas ken
egaraan
4. Penduduk yang berdomisili disekitar Cross Border5. Warga Negara Indon
esia yang berdomisili di luar negeri yang kembali ke Indonesia lebih dari s
atu kali dalam satu tahun dengan menggunakan penerbangan Garuda.
C. Peran Ideal Industri Pariwisata

1. Meningkatnya Pendapatan, Peluang Usaha, dan Kesempatan Kerja bagi


Masyarakat
Peran pariwisata dapat dilihat dari ukuran besarnya pendapatan yang diperoleh
oleh pemerintah melalui meningkatnya devisa, PDRB dan output total sedangkan
masyarakat dapat dilihat melalui peluang usaha dan kesempatan kerja. Meningkat
nya pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari income multiplier. Inco
me multiplier adalah jumlah uang yang dihasilkan pada suatu wilayah akibat tam
bahan pengeluaran turis sebesar satu unit. Misalnya, wisatawan mengeluarkan ua
ng sebanyak satu juta rupiah dalam liburan, sementara masyarakat lokal menghasi
lkan tambahan pendapatan 800 ribu rupiah, maka nilai income muliplier adalah 0,
8. Besaran income muliplier memperlihatkan bahwa pariwisata dapat menggerakk
an aktifitas perekonomian wilayah lokal (Nugroho, Iwan, 2011:65).
Menurut Erawan dalam Pitana, I Gde, dan Gayatri, Putu G (2005:112) menjela
skan bahwa industri pariwisata mampu menyumbang sebesar 51,6% terhadap pen
dapatan masyarakat di Bali dan kesempatan kerja menyumbang sekitar 38 %. Dat
a tersebut menunjukkan selama di Bali, pengeluaran wisatawan yang terserap ke
dalam perekonomian rakyat cukup tinggi dapat dilihat dari kontribusi sektor perd
agangan, hotel, dan restoran. Selain bagi masyarakat, kegiatan pariwisata juga me
mberikan dampak positif bagi pemerintah dalam aspek ekonomi, sebab semakin b
anyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata, maka akan meningka
tkan pemasukan PDRB bagi daerah. Jadi tidak hanya masyarakat yang diuntungk
an tetapi pemerintah juga.
Meningkatnya pendapatan masyarakat dapat dilihat dari penginapan/cottage-c
ottage milik masyarakat yang disewakan kepada wisatawan. Cottage ini juga me
mbutuhkan beberapa karyawan untuk kelancaran operasionalnya sehingga secara
tidak langsung pendirian cottage dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat
lain. Selain itu, didalam pariwisata dibutuhkan seorang guide dan yang bisa menj
adi guide hanyalah masyarakat lokal sebab mengenal dan memahami wilayah ters
ebut. Dengan menjadi guide, pendapatan masyarakat bertambah dan dapat menja
di mata pencarian alternatif bagi masyarakat. Selanjutnya, kebutuhan wisatawan d
idalam menikmati daerah tujuan wisata adalah transportasi. Transportasi yang lan
car dapat mempengaruhi kenyamanan wisatawan dalam menikmati tempat wisata.
Transportasi ini juga dapat menambah pendapatan masyarakat melalui rental/sew
a sepeda, sepeda motor, dan mobil kepada wisatawan.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat akibat pariwisata selain bert
ambahnya pendapatan adalah kesempatan atau peluang kerja. Peluang kerja ini da
pat diciptakan melalui usaha kuliner yang dirintis oleh masyarakat lokal sehingga
banyak masakan khas daerah wisata yang dijual. Selain meningkatnya peluang us
aha juga mampu melestarikan nilai-nilai budaya melalui masakan khas daerah wis
ata. Peluang usaha selanjutnya adalah souvenir yang dibuat oleh masyarakat lokal
Souvenir ini akan dibeli oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan atau sebagai t
anda bahwa pernah mengunjungi daerah tersebut. Pembuatan souvenir ini menjad
i industri rumah tangga yang membutuhkan beberapa karyawan.
2. Mengurangi Pengangguran dan mengikis kemiskinan
Peningkatan kualitas hidup dan pengurangan angka kemiskinan dapat dicapai
dengan memajukan pariwisata. Pariwisata mampu mengentaskan kemiskinan dan
membasmi kelaparan melalui peluang-peluang usaha yang diciptakannya sehingg
a kehidupan masyarakat dapat sejahtera dan taraf hidup masyarakat dapat mening
kat. Menurut Sudana, I Putu (2013:15) berkembangnya sektor pariwisata diharap
kan dapat menimalisir kantong-kantong kemiskinan terutama di daerah yang pote
nsial untuk dijadikan kawasan wisata. Masyarakat seharusnya merasakan efek par
iwisata dalam kesehariannya dan sadar bahwa pariwisata bukan hanya milik segel
intir orang tapi semua orang. Dasar pariwisata ada dua unsur penting yaitu akomo
dasi dan atraksi. Akomodasi diartikan sebagai tempat tinggal penduduk yang dise
wakan kepada wisatawan sedangkan atraksi merupakan wujud keseharian pendud
uk desa serta setting fisik desa yang unik. Bercermin kepada pola konsumsi wisat
awaan terutama mancanegara maka dewasa ini banyak minat wisatawan berorient
asi pada interaksi, baik terhadap budaya, masyarakat maupun alam setempat. Effe
ktifitas dan wujud dari interaksi yang maksimal dapat direalisasikan melalui keun
ikan suatu kawasan. Berlandaskan semangat untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat serta menyikapi keinginan wisatawan untuk mencari sesuatu hal yang
baru, maka tidak diragukan lagi hal ini akan menunjang proses take and give dari
sisi budaya dan ekonomi.
Pengembangan pariwisata juga mampu membuka kesempatan bagi perempuan
untuk menempati berbagai profesi, dapat dilihat dari keberadaan tenaga kerja pere
mpuan dalam berbagai segmen industri pariwisata di antaranya: public relation, s
ales and marketing, hous keeping, front office, ticketing, pramusaji, dan pramugar
i. Hal ini karena perempuan dipandang lebih telaten, rapi, hati-hati dan efisien dal
am melakukan pekerjaan. Dengan bervariasi usaha jasa pariwisata, tentulah mem
beri kesempatan kepada perempuan untuk bekerja dengan sistem penggal/paruh
waktu serta usaha yang dilakukan lebih banyak mendekati sektor informasi. Alasa
n masuknya perempuan kesektor publik atau meningkatnya minat untuk bekerja,
karena ingin keluar dari rutinitas domestik, mengembangkan diri agar memiliki u
ang sendiri, sehingga mereka bisa mengambil keputusan sendiri dalam mengguna
kan uang tanpa harus minta persetujuan atau berembug dengan suami. Keseimban
gan status perempuan dalam rumah tangga baru bisa terwujud jika ada kekuatan y
ang sama di antara suami-istri dalam bidang ekonomi dan kontrol terhadap sumbe
r-sumber yang vital (Sri, Anak Agung Putri, 2013:2).
Perkembangan pariwisata dapat memberikan keuntungan yang berkelanjutan b
agi masyarakat lokal. Keuntungan tersebut berupa terkikisnya kemiskinan sehing
ga mampu membasmi kelaparan didaerah tujuan wisata. Sebab semua anggota kel
uarga dapat bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan hidup. Misal jika suami su
dah memiliki pekerjaan tetap, istri bisa bekerja sambilan dengan menjadi karyawa
n di restoran-restoran atau berjualan minuman ringan sedangkan anak-anak sepul
ang dari sekolah bisa menjadi guide. Dengan bekerjanya semua anggota keluarga
maka taraf hidup masyarakat dapat meningkat. Masyarakat tidak lagi hidup miski
n karena uang selalu mengalir dari usaha-usaha yang diciptakan oleh pariwisata.
Selanjutnya, perkembangan pariwisata juga berdampak pada sumberdaya manusi
a. Masyarakat lokal akan berusaha meningkatkan kemampuan komunikasi merek
a melalui pelatihan-pelatihan bahasa inggris. Tujuannya adalah agar komunikasi
masyarakat lancar dengan wisatawan didalam transaksi jual beli sehingga uang ak
an selalu bergerak didaerah pariwisata. Jika komunikasi lancar, maka wisatawan j
uga nyaman sebab tidak akan terjadi kesalahpaham didalam berbahasa.
Selain itu, pariwisata juga mampu menciptakan persaingan yang sehat diantara
masyarakat. Misalnya masyarakat akan berlomba-lomba menarik perhatian wisata
wan melalui kreatifitas yang diciptakan dengan pendekorasian penginapan yang s
elalu dikaitkan dengan budaya setempat, menemukan resep-resep baru didalam m
emasak, dan membuat souvenir-souvenir yang unik, serta selalu membuat inovas
i-inovasi baru agar wisatawan tetap bertahan dan jika Kimberly berkunjung tetap
memilih di penginapan, restoran, ataupun tokoh-tokoh souvenir tersebut. Oleh seb
ab itu, industri pariwisata perlu dikembangkan secara terencana dan terpadu agar t
araf hidup dan kesejahteraan masyarakat meningkat sehingga ekonomi didaerah
wisata dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
D. Peran Ideal Profesi Kesehatan Pariwisata
Wisatawan merupakan kelompok populasi yang penting secara epidemiologi,
karena memiliki mobilitas yang tinggi, cepat berpindah dari satu destinasi wisata k
e destinasi lainnya (WHO, 2008). Mereka memiliki potensi terpapar penyakit dan
kejadian yang tidak diinginkan di luar tempat asal, sehingga terkadang kasus ringa
n jarang dilaporkan dan jarang mencari pengobatan. Melihat karakteristik ini, terd
apat kemungkinan terjadinya impor penyakit ke tempat asal dan demikian juga se
baliknya, kemungkinan ekspor penyakit ke tempat tujuan juga ada. Hal ini akan m
eningkatkan risiko perubahan daerah non endemis menjadi endemis terhadap suat
u penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa epidemiologi penyakit-penyakit terkait wi
sata merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh praktisi kedo
kteran dan kesehatan masyarakat di daerah tujuan wisata.
Permasalahan kesehatan yang umum terjadi pada wisatawan. Dokter di layana
n primer maupun sekunder, terutama di kawasan wisata memiliki peran yang penti
ng dalam hal penanganan kasus, dimulai dari diagnosis yang baik dan penanganan
kasus yang tepat. Untuk meningkatkan kemampuan anamnesis, dokter praktik di d
aerah wisata seharusnya memiliki kompetensi kedokteran wisata yang baik, meng
acu kepada kompetensi dasar kesehatan wisata yang ditetapkan oleh International
Society of Travel Medicine (ISTM) dalam “The Body of Knowledge for the Practi
ce of Travel Medicine“. Kerangka kurikulum ini juga dikembangkan untuk profesi
lain seperti perawat, dan praktisi kesehatan wisata lainnya (ISTM, 2012).
Selain profesi medis (dokter dan perawat), profesi kesehatan lainnya terutama
Ahli Gizi di daerah wisata juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dilibatka
n. Dalam hal ini, beberapa kompetensi tambahan yang diperlukan oleh Ahli gizi a
dalah kemampuan dalam memahami elemen penting pencegahan penyakit dan kej
adian spesifik pada wisatawan, memahami aspek promosi kesehatan wisata, dan m
ampu melakukan penilaian dampak kesehatan (health impact assessment), serta m
ampu melakukan identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan penyusunan upa
ya pengendalian risiko kesehatan (hazard identification, risk assessment, and deter
mining control – HIRADC) di daerah wisata. Lebih jauh ahli gizi diharapkan mem
iliki pemahaman yang baik mengenai berbagai jenis makanan dan minuman (pem
berian nutrisi yang bertujuan untuk pencegahan) yang terkait dengan wisata.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari paper diatas dapat disimpulkan bahwa dokumen pariwisata adalah Surat keteran
gan tentang identitas diri secara resmi untuk melakukan perjalanan dalam luar negri. Yang
dimana artinya dokumen-dokumen yang sudah dijelaskan pada paper sangatlah penting
dan harus dijaga agar kita dapat berpergian kemana pun dengan lancar dan kita juga harus
memastikan persiapan dokumen yang kita bawa harus lengkap. Dokumen perjalanan
berfungsi untuk mencegah orang yang tersangkut masalah kriminal dinegara asal untuk
berpergian keluar negeri. Dokumen tersebut juga menjamin agar treveller yang berpergian
tidak membawa bibit penyakit dari negara asal ke negara yang dituju.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang berjudul “Dokumen Pariwisata” di atas masih
memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan kami
untuk mendapat kritik serta saran membangun dari para pembaca sebagai salah satu
sumber dalam memperbaiki makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Anom, I putu. 2013. Potensi Kepariwisataan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus di
Kawasan Pariwisata Komodo). Universitas Udayana: Fakultas Pariwisata. Jurnal
Analisis Pariwisata. ISSN 1410-3729. Vol. 13 No. 1 Th. 2013 hal. 112-118.

Diah Sastri Pitanatri, Putu. 2021. Sejarah Perkembangan Pariwisata dan definisi Pariwisata h
ttps://www.academia.edu/13824010/SEJARAH_PERKEMBANGAN_PARIWISATA
_DAN_DEFINISI_PARIWISATA

Presiden RI. Peraturan Pemerintah No 67 tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataa


n (1996). Indonesia.

Rani, Deddy Prasetya Maha. 2014.PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA Kabupaten S


umenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang). Universitas Airlangga:
Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. 3, Agustus-Desember 2014, 412-421.

Sri, Anak Agung Putri. 2013. Faktor-faktor yang Memotivasi Perempuan sebagai Pengelola
Pondok Wisata di Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Universit
as Udayana : Fakultas Pariwisata. Jurnal Analisis Pariwisata. ISSN 1410-3729. Vol. 1
3 No. 1 Th. 2013 hal. 1-10

Anda mungkin juga menyukai