Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM PARIWISATA

Tania Novelin,S.H.,M.Kn

NAMA: LUH MADE MIRAH RAHMA DEWI


NIM : 22220252
KELAS : C
FAKULTAS/ PRODI : HUKUM/ ILMU HUKUM

UNDIKNAS UNIVERSITY
2023/2024
Jumat, 3 November 2023

SOAL

1. Jelaskan mengenai Sejarah kepariwisataan


JAWABAN
Sejarah Kepariwisataan dijelaskan sesuai dengan 3 jaman yang dimulai dari kuno,
pertengahan, dan modern dan dijelaskan mulai,
a. Jaman Kuno
• Adanya dorongan karena kebutuhan praktis dalam bidang politik dan
perdagangan, dambaan ingin mengetahui adat istiadat dan kebiasaan orang lain
atau bangsa lain, dorongan yang berhubungan dengan keagamaan, seperti
melakukan ziarah dan mengunjungi tempat-tempat ibadah.
• Sarana dan fasilitas yang digunakan selama perjalanan pada zaman kuno masih
sederhana.
• Badan atau organisasi yang mengatur jasa-jasa perjalanan pada jaman ini belum
ada. Pengaturan perjalanan ditentukan secara individu, baik oleh perorangan atau
kaum-kaum. Akomodasi yang digunakan masih sederhana. Para pelancong
membangun tenda-tenda sendiri atau tinggal di rumah-rumah saudagar, pemuka-
pemuka masyarakat, pemuka agama atau tempat-tempat beribadah, seperti mesjid
dan gereja. Akomodasi yang dikelola secara komersiil pada jaman ini belum ada.

b. Jaman pertengahan
• Motivasi dan motif perjalanan pada abad pertengahan lebih luas dari motivasi
dan motif perjalanan pada jaman kuno. Di samping motif perjalanan untuk
keperluan perdagangan, keagamaan dan dambaan ingin tahu, pada jaman ini
telah berkembang motif untuk tujuan yang berhubungan dengan kepentingan
negara (mission) dan motif untuk menambah pengetahuan.
• Para pedagang tidak lagi melakukan pertukaran secara barter. Para
pedagang cukup dengan membawa contoh barang yang ditawarkan
melalui pekan-pekan raya perdagangan.
• Akomodasi yang bersifat komersiil mulai bermunculan walaupun masih
sederhana. Demikian pula restoran-restoran yang menyediakan makanan
untuk keperluan para pelancong.
• Alat angkut tidak hanya dengan menunggang kuda, keledai atau onta,
tetapi telah meningkat dengan menambah kereta yang ditarik kuda atau
keledai. Angkutan laut telah menggunakan kapal-kapal yang lebih besar.

a. Jaman Modern
• Perkembangan pariwisata pada jaman modern, ditandai dengan semakin
beraneka ragamnya motif dan keinginan wisatawan yang harus dipenuhi
sebagai akibat meningkatnya budaya manusia.
• Formalitas atau keharusan para pelancong untuk membawa identitas diri bila
mengunjungi suatu negara mulai diterapkan.
• Tempat-tempat penginapan (akomodasi) yang dikelola secara komersiil
tumbuh dengan subur. Fasilitas yang digunakan semakin lengkap.
•Timbulnya revolusi industri di negara-negara Barat telah menciptakan alat
angkut yang sangat penting dalam perkembangan pariwisata.
Diketemukannya mesin uap, mulai diperkenalkan angkutan kereta api dan
kapal uap, dan menggantikan alat angkut yang menggunakan binatang

•Perkembangan selanjutnya ditemukan alat angkut yang menggunakan mesin


motor, yang jauh lebih cepat dan fleksibel dalam angkutan melalui darat.
Teknologi mutakhir yang sangat penting dalam jaman modern adalah dengan
digunakannya angkutan udara yang dapat menempuh jarak jauh dalam waktu
yang lebih cepat.
•Sejak permulaan abad modern, ditandai pula oleh adanya badan atau
organisasi yang menyusun dan mengatur perjalanan.
• Dengan semakin banyaknya yang melakukan perjalanan antar negara,
berbagai negara mulai mengeluarkan peraturan-peraturan guna melindungi
kepentingan negara, penduduknya serta kepentingan para wisatawan.

2. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Pengertian Pariwisata!


JAWABAN
• Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas
dua kata yaitu pari dan wisata.
• Pari artinya “banyak” atau “berkeliling” wisata artinya “pergi” atau “bepergian”.
• Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang

dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak,
kata “Kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”
• Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pariwisata adalah

suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi


• Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun 1959 dalam Musyawarah

Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur. Istilah ini dipakai sebagai pengganti kata
Turisme sebelum kata pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta.
• Menurut Pendapat Ahli (Yoeti)
•Wisata = perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan perkataan
“travel” Wisatawan = orang yang melakukan perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat
disebut dengan istilah “travellers”
•Para wisatawan = orang-orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa Inggris
biasa disebut dengan istilah “travellers”(jamak)
•Pariwisata = perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam
bahasa Inggris disebut “tourist”
•Para pariwisatawan = orang yang melakukan perjalanan tour dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan istilah “tourists” (jamak)
•Kepariwisataan = hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan istilah “tourism”
• Prof. Salah Wahab
pariwisata itu merupakan suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu
sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah
tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan
yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia
memperoleh pekerjaan
• Herman V. Schulalard
kepariwisataan merupakan sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan
masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu
kota, daerah atau negara.
• Prof. k. Krapt
Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal
sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh
penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
• Koen Meyers
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau
mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya.
• Menurut UU Kepariwisataan (Pasal 1 angka 3)
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.

• Pariwisata berarti:
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
3. Perjalanan itu; walaupun apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

3. Jelaskan mengenai asas-asas kepariwisataan yang terdapat dalam UU


Kepariwisataan!
JAWABAN
ASAS KEPARIWISATAAN terdapat dalam (PASAL 2 UU NO.10/2009)
a. manfaat;
• Asas manfaat kepariwisataan mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang
menekankan pentingnya memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat yang
signifikan bagi semua pihak yang terlibat dalam industri ini. Asas-asas ini membantu
memandu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berdampak positif.
1. Manfaat Ekonomi: Pariwisata harus memberikan kontribusi ekonomi yang positif
baik pada tingkat lokal maupun nasional. Ini mencakup penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan, dan stimulasi sektor-sektor terkait seperti perhotelan,
restoran, dan transportasi.
2. Manfaat Sosial: Pariwisata harus meningkatkan kualitas hidup masyarakat
setempat. Ini bisa melibatkan pengembangan infrastruktur sosial seperti pendidikan
dan layanan kesehatan, serta pemberdayaan komunitas lokal dalam pengambilan
keputusan yang terkait dengan pariwisata.

3. Manfaat Kultural dan Budaya: Pariwisata harus menghormati dan melindungi


warisan budaya dan budaya masyarakat setempat. Ini termasuk pelestarian bahasa,
tradisi, seni, dan praktik budaya, serta memastikan bahwa wisatawan menghormati
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya.

4. Manfaat Lingkungan: Pariwisata harus berkontribusi pada pelestarian lingkungan


alam dan budaya. Ini mencakup praktik berkelanjutan dalam pengelolaan sumber
daya alam, perlindungan habitat alami, dan pengurangan dampak lingkungan.

5.. Manfaat Wisatawan: Pariwisata harus memberikan pengalaman yang bermakna


dan memuaskan bagi wisatawan. Ini mencakup pelayanan berkualitas, keselamatan,
informasi yang akurat, dan penghargaan terhadap privasi wisatawan.

6.. Manfaat Jangka Panjang: Pariwisata harus dirancang untuk memberikan manfaat
jangka panjang bagi semua pihak, termasuk generasi mendatang. Ini melibatkan
pengembangan yang berkelanjutan yang tidak merusak sumber daya alam atau
warisan budaya.

b. kekeluargaan;
• Prinsip yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan dalam industri
pariwisata yang hangat, ramah, dan bersahabat, mirip dengan atmosfer keluarga. Asas
ini menciptakan hubungan yang lebih akrab antara wisatawan, penyedia layanan
pariwisata, dan masyarakat setempat. Misal : menampilkan l
keramahan terhadap semua wisatawan, perhatian terhadap detail kecil seperti
memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat

c. adil dan merata


• Prinsip-prinsip dasar yang menekankan pentingnya menjaga keadilan,
kesetaraan, dan distribusi manfaat yang adil di seluruh sektor pariwisata. Prinsip-
prinsip ini berfokus pada perlakuan yang adil terhadap semua pihak yang terlibat
dalam industri pariwisata, termasuk wisatawan, masyarakat setempat, dan pemangku
kepentingan lainnya. Misal sebagai berikut:
• Kesempatan yang Sama
Semua pihak harus memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
industri pariwisata, baik sebagai pengusaha pariwisata maupun sebagai wisatawan.
Diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau faktor-faktor lainnya harus
dihindari.
• Distribusi Manfaat
Manfaat ekonomi dan sosial dari pariwisata harus didistribusikan secara merata di
antara masyarakat setempat. Hal ini mencakup penciptaan lapangan kerja,
pemberdayaan ekonomi komunitas lokal, dan pengurangan ketidaksetaraan ekonomi •
Penghargaan terhadap Budaya dan Nilai-nilai Lokal
• Penghargaan terhadap budaya lokal dan nilai-nilai budaya harus menjadi
bagian integral dari pengembangan pariwisata. Ini berarti menghormati warisan
budaya, bahasa, dan tradisi masyarakat setempat.
• Transparansi dalam Keputusan dan Kebijakan
Proses pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan pariwisata harus
transparan dan terbuka untuk umum. Masyarakat setempat harus memiliki akses yang
cukup untuk memberikan masukan dan berpartisipasi dalam perencanaan pariwisata.
• Perlindungan Hak-hak Wisatawan
Wisatawan juga memiliki hak-hak yang harus dihormati, seperti hak privasi,
keamanan, dan informasi yang akurat. Mereka juga harus mendapatkan perlindungan
hukum saat mereka berkunjung ke destinasi pariwisata.
• Pelestarian Lingkungan
Asas adil dan merata juga mencakup kewajiban untuk melestarikan lingkungan alam
dan budaya. Pengembangan pariwisata harus memperhatikan dampaknya terhadap
alam dan iklim, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi lingkungan.
• Pemberian Kesempatan Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan sumber daya manusia dalam industri pariwisata harus mencakup
pemberian kesempatan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat setempat,
sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dan meningkatkan keterampilan mereka
dalam sektor ini.

d. keseimbangan
• Asas keseimbangan dalam konteks pariwisata mengacu pada upaya menjaga
keseimbangan antara berbagai elemen yang terlibat dalam industri pariwisata, seperti
ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya. Prinsip ini bertujuan untuk menghindari
ketidakseimbangan atau kerusakan yang dapat timbul akibat pertumbuhan pariwisata
yang tidak terkendali.
1. Keseimbangan Ekonomi : Pariwisata harus memberikan kontribusi ekonomi
yang positif, tetapi tidak boleh mengabaikan dampak negatif yang mungkin timbul,
seperti inflasi atau ketidaksetaraan ekonomi. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan
mengelola pengeluaran wisatawan, mengembangkan sektor ekonomi lokal, dan
memperhatikan keadilan distribusi manfaat.

2. Keseimbangan Lingkungan: Pariwisata harus memperhatikan dampaknya terhadap


lingkungan alam. Ini mencakup perlindungan terhadap alam dan upaya pelestarian
lingkungan yang mungkin terancam akibat pembangunan pariwisata. Keseimbangan
ini memastikan bahwa destinasi tetap lestari untuk wisatawan masa depan.

2. Keseimbangan Sosial: Pariwisata harus memberikan manfaat sosial kepada


3. masyarakat setempat dan menghindari ketidaksetaraan sosial. Ini melibatkan
pemberdayaan komunitas lokal, penciptaan lapangan kerja, dan perlindungan hak-hak
sosial masyarakat setempat.

4. Keseimbangan Budaya : Pariwisata harus menghormati budaya lokal dan


memastikan bahwa budaya ini tetap hidup. Pengembangan pariwisata harus
memperhatikan dampak terhadap identitas budaya masyarakat setempat dan
pelestarian tradisi.

5. Keseimbangan Kapasitas: Destinasi pariwisata harus mampu menampung


jumlah wisatawan dengan cara yang berkelanjutan. Terlalu banyak wisatawan dalam
waktu yang bersamaan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kelebihan beban
pada infrastruktur, dan masalah lainnya. Oleh karena itu, keseimbangan kapasitas
adalah penting.

6. Keseimbangan Manajemen: Manajemen pariwisata harus seimbang, artinya


melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat setempat,
pemerintah, dan industri pariwisata. Ini menciptakan keadilan dan memastikan
keputusan yang diambil menguntungkan semua pihak.

e. kemandirian
• Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan dengan bertumpu pada
kemampuan sumber daya yang dimiliki
f. kelestarian;
• Penyelenggaraan kepariwisataan dengan memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan

g. partisipatif
• penyelenggaraan kepariwisataan dengan melibatkan berbagai komponen l
masyarakat

h. berkelanjutan
• penyelenggaraan kepariwisataan dapat dilaksanakan secara terus menerus
lintas generasi

h. demokratis;
• penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan dengan musyawarah

i. kesetaraan
• penyelenggaraan kepariwisataan dapat dilaksanakan oleh semua pihak dengan
tidak adanya pembedaan suku, agama, ras, jenis kelamin, dan golongan.

j. kesatuan.
• penyelenggaraan kepariwisataan dengan menjunjung kesatuan bangsa

4. Explore secara offline/online, Boleh dari pengalaman pribadi atau cari kasus
di internet. Contoh kasus dari Pariwisata yang merupakan masalah atau
bermasalah. Kemudian analisis dengan Undang-Undang yang relevan baik UU
Kepariwisataan maupun UU lainnya.
JAWABAN
Ambruknya Dermaga Danau Kandi Sawahlunto
Objek wisata Danau Kandi Kota Sawahlunto, Sumatera Barat menelan korban.
Sebanyak lima orang wisatawan meninggal dunia dalam insiden ambruknya dermaga
di danau tersebut pada Rabu 26 Mei 2021.

Kejadian itu, mendapat sorotan dari berbagai pihak. Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (WALHI) Sumatera Barat menilai Danau Kandi yang merupakan bekas
tambang tersebut tak seharusnya dijadikan objek wisata.

Kepala Departemen Kajian Advokasi dan Kampanye WALHI Sumbar, Tommy


Adam menyampaikan bekas lubang tambang seharusnya direklamasi oleh perusahaan
sesuai aturan perundang-undangan termasuk Danau Kandi

Danau Kandi merupakan salah satu objek wisata unggulan di Sawahlunto. Kawasan
ini dulunya merupakan bekas penambangan batu bara milik PT. Bukit Asam.

"Dalam aturan UU No 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batubara


bahwa pemegang izin usaha pertambangan dalam hal ini adalah Perusahaan, wajib
melaksanakan reklamasi dan pasca tambang,"

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan


untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Kegiatan reklamasi bukan hanya sekadar mengembalikan fungsi ekosistem seperti


sedia kala, tapi juga menjadi pencegah munculnya berbagai masalah kesehatan
masyarakat karena kandungan logam berbahaya bila dibiarkan tergenang begitu saja.

Dari kasus ini, dapat diambil kesimpulan terjadinya kelelaian bekas lubang galian
tambang kemudian menjadi genangan karena diisi oleh air hujan, kemudian
menjadikannya tempat wisata adalah proses pelanggaran hukum dan pembodohan
publik baik oleh perusahaan maupun pemerintah. Dalam hal ini, patut dipertanyakan
tugas pokok dan fungsi pemerintah pusat yang tidak melakukan kewenangan dalam
hal melakukan pengawasan dalam reklamasi.

Dalam kasus ini korban dapat menggugat PT. Bukit Asam tas dasar perbuatan
kelelaian bekas lubang galian tambang kemudian menjadi genangan karena diisi oleh
air hujan, kemudian menjadikannya tempat wisata adalah proses pelanggaran hukum.
PT. Bukit Asam dapat digugat atas dasar Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige
daad) yang dalam konteks perdata
diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hakum Perdata : * Tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian terserbut." dan juga dengan mengacu kepada Undang-Undang
Kepariwisataan dan jika pengelola tidak memenuhi peraturan yang ada maka bisa
dikennkan sanksi administratif sebagaimana tertulis dalam Pasal 63 Undang-Undang
No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Anda mungkin juga menyukai