Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH NARKOBA TERHADAP KEHIDUPAN

GENERASI MUDA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-

Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

"Pengaruh Narkoba Terhadap Kalanagan Remaja Masa Kini" dengan tepat waktu.

Makalah ini ditujukan untuk memberi edukasi dan membuka wawasan kita

tentang bagaiaman dampak yang ditimbulkan narkoba terhadap keberlangsungan

hidup remaja-remaja dimasa kini. Adapun pada makalah ini akan dibahas mengenai

pengertian, jenis-jenis dan bahaya Narkoba serta cara pencegahan Narkoba yang

dapat kita terapkan agar terhindar dari zat yang membuat ketergantungan itu,

khususnya di kalangan generasi muda.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat

kekurangan dan belum terangkai secara sempurna. Maka oleh karena itu saya

meminta saran, kritik dan penilaian dari para pembaca yang dapat membangun dan

mengembangkan ide-ide baru agar kedepannya makalah yang akan saya susun

semakin baik dan bermutu. saya sebagai penulis berharap makalah ini mampu

memberikan pengetahuan, wawasan dan strategi penting guna mendukung

pemahaman pembaca tentang dampak dari narkoba.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................4
1.3. Tujuan Masalah...............................................................................5
1.4. Manfaat Masalah.............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7


2.1. Interaksi Sosial .............................................................................7
2.1.1. Pengertian Interaksi Sosial................................................7
2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi sosial......7
2.1.3. Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial .....................................9
2.2. Keluarga........................................................................................9
2.2.1. Definisi Keluarga ..............................................................9
2.2.2. Fungsi Keluarga
11
2.2.3. Perilaku Pengasuhan Dalam Keluarga
12
2.3. Prestasi
13
2.3.1. Pengertian Prestasi
13
2.3.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
14
2.4. Kerangka Konsep
14 2.5.
Definisi Operasional
16

BAB III METODE PENELITIAN


17

ii
3.1. Objek Penelitian
17
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
17
3.2.1. Waktu Penelitian
17
3.2.2. Tempat Penelitian
18 3.3.
Ruang Lingkup Penelitian
18
3.4. Jenis Data
19
3.5. Alat Pengumpulan Data
19
3.6. Teknik Pengumpulan Data
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4.1. Hasil
20
4.2. Pembahasan
21

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI


23
5.1. Kesimpulan
23
5.2. Saran
25

DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................................................................
26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak
hukum; seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim
dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lainyang menunjuk pada ketiga
zat tersebut adalah Narkoba yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Istilah
Narkoba biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.
Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada
tiga jenis zat yang sama tadi.
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan
pengertian Narkotika. Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Sebenarnya Narkoba adalah obat legal yang digunakan dalam dunia kedokteran,
namun dewasa ini Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan di kalangan remaja tidak
sedikit yang terjerumus dalam bahaya narkoba. Banyak dari mereka yang
menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun sayangnya
tidak banyak yang mengetahuai bahaya narkoba.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena
kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar
saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar

1
tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dalam kurun waktu dua dasawarsa terakhir ini Indonesia telah menjadi
salah satu negara yang dijadikan pasar utama dari jaringan sindikat peredaran
narkotika yang berdimensi internasional untuk tujuan-tujuan komersial.3 Untuk
jaringan peredaran narkotika di negaranegara Asia, Indonesia diperhitungakan
sebagai pasar (market-state) yang paling prospektif secara komersial bagi sindikat
internasional yang beroperasi di negara-negara sedang berkembang.
Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak
bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku
mereka cenderung merosot.melihat latar belakang diatas maka kami mengangkat
judul Makalah Kenakalan remaja ( tentang Narkoba ) yang terfokus pada
pengetahuan tentang narkoba dan akibatnyan bagi remaja.
Oleh karena itu, selain untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, saya menyusun makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba, khususnya di kalangan remaja
atau generasi muda.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, Adapun rumusan
masalah dari karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1. Apa Pengertian atau definisi Narkoba?
2. Apa saja jenis-jenis narkoba yang dikonsumsi di masyarakat?
3. Apa penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda?
4. Apa saja dampak atau bahaya narkoba terhadap generasi muda?
5. Bagaimana pencegahan terhadap penyebaran dan penyalahgunaan
narkoba dikalangan generasi muda?
6. Bagaimana penerapan pola hidup sehat yang baik dan benar di
kalangan generasi muda?
2
1.3. Tujuan Penlitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian narkoba dan mengetahui lebih lanjut mengenai
jenis jenis narkoba yang ada dikalangan masyarakat.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak atau bahaya yang ditimbulkan narkoba
bagi kalangan generasi muda dan menjelaskan penyebab dari penyalahgunaan
narkoba di kalangan muda saat ini.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan terhadap penyebaran
dan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda saat ini serta untuk
mengetahui bagimana penerapan pola hidup yang sehat dan benar di kalangan

generasi anak muda saat ini.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :


a) Secara teoritis
Secara teoritis karya tulis ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk
mengkaji dan menganalisis tentang apa saja dampak narkoba bagi generasi muda
saat ini di lingkungan masyarakat.
b) Secara praktis
1) Bagi Kalangan muda, diharapkan nantinya karya kilmiah ini dapat menjadi
pedoman dan pencerahan bagi kalangan muda saat ini agar dapat mengetahui
apa saja jenis jenis narkoba, dampak yang ditimmbulkan bagi tubuh, dan
bagaimana cara untuk menghindari segala jenis narkoba tersebut.
2) Bagi orang tua, penelitian ini dapat memberi informasi, sehingga orang tua
dapat mengoptimalkan proses bimbingan belajar mereka dan memberikan

3
fasilitas belajar untuk kegiatan belajar anak, untuk menunjang prestasi
belajarnya.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teori


2.1.1. Pengertian Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan
menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang
tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah :
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,
jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar
ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campurancampuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-
undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang
narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997.
Zat yang termasuk psikotropika yaitu Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon,
Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat,
Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic
Diethylamide) dan sebagainya.

5
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti Alkohol yang
mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar
yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan
rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan
pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.
Sebenarnya narkoba memiliki peranan yang penting dalam dunia kesehatan. Ada
beberapa jenis narkoba yang digunakan dalam dunia medis, diantaranya yaitu
 Morfina : Termasuk ke dalam narkotika golongan dua. Tersedia dalam
bentuk cairan untuk injeksi, serta tablet immediate release
maupun controlled release.
 Fentanil : Tersedia dalam bentuk injeksi untuk cairan juga transdermal
patch untuk ditempelkan di kulit. Sama halnya dengan morfin,
obat ini termasuk narkotika golongan dua.
 Petidin : Tersedia dalam bentuk cairan injeksi dan juga termasuk
narkotika golongan dua.
 Oksikodon :Juga termasuk narkotika golongan dua. Tersedia dalam
bentuk cairan injeksi maupun tablet controlled release.
 Hidromorfon :Tersedia dalam bentuk tablet controlled release dan
termasuk pula ke dalam narkotika golongan dua.

6
 Kodein. Termasuk narkotika golongan tiga dan tersedia dalam bentuk sirup
maupun tablet. Uniknya selain digunakan untuk mengatasi nyeri,
kodein juga berfungsi sebagai obat batuk karena dapat menekan
pusat batuk yang ada di otak.

Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan
manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa
jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk
proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai
dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini
mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan.
Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa
mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah
diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya.
Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut memang bisa
disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti menggunakannya sesegera
mungkin atau tidak memakai sama sekali.
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh perkembangan diri
seseorang dalam memandang dan memilih hal-hal positif atau negatif
terhadap dirinya. Hal tersebut memungkinkan bahwa ada seseorang
yang menjadi pemalu, pendiam dan sebaliknya yang mengakibatkan
masalah dalam hubungan interaksi sosialnya.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial.
a. Jenis kelamin. Interaksi antara laki-laki bersama teman
sebaya/sejawat lebih besar daripada interaksi antara perempuan
bersama teman sebayanya.

7
b. Kepribadian ekstrovert. Orang-orang dengan kepribadian
ekstrovert cenderung lebih sering berinteraksi dibanding dengan
orang yang memiliki kepribadian introvert.
c. Keinginan untuk mempunyai status. Terdapat suatu dorongan
untuk memiliki status yang dapat membuat seseorang harus sering
berinteraksi dengan sejawatnya Melalui interaksi ini orang tersebut
menemukan kekuatan untuk mempertahankan diri dalam perebutan
tempat atau status suatu pekerjaan.
d. Interaksi orangtua. Suasana rumah yang menyenangkan dan bebas
dari tekanan orangtua mendorong individu dalam berinteraksi dengan
teman sejawatnya.
e. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi menjadi salah satu faktor yang
mendorong individu untuk melakukan interaksi karena wawasan
yang dimiliki individu tersebut sudah luas dan sangat mendukung
dalam pergaulannya.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu jenis kelamin,
kepribadian ekstrovert, keinginan untuk memperoleh status atau
jabatan, interaksi dengan orangtua dan pendidikan yang dimiliki oleh
individu tersebut.

2.1.3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

8
Interaksi sosial terjadi karena adanya hubungan timbal balik,
kontak sosial dan komunikasi antara orang perorangan atau orang
dengan kelompok yang menimbulkan bentuk interaksi sosial.
Suwarni dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk-bentuk interaksi
sosial itu meliputi:
a. Kerjasama, sebuah kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan dengan saling membantu satu sama lain.
b. Persaingan, suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan
tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan atau dimiliki
oleh orang lain.
c. Konflik, kondisi dimana terjadi ketegangan antara dua orang atau
lebih yang disebabkan perbedaan cara pandang terhadap suatu
masalah.
d. Akomodasi, usaha yang dilakukan individu guna mengurangi
ketegangan atau perbedaan dan berusaha meredakan pertentangan
dengan cara kompromi dan menjalin sebuah kesepakatan dengan
pihak yang bersangkutan.

2.2. Keluarga
2.2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.Keluarga
didefinisikan dengan istilah kekerabatan dimana dua orang bersatu
dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orangtua. Dalam arti
luas keluarga adalah lingkungan sosial yang terbentuk erat karena
sekelompok orang bertempat tinggal sama, berinteraksi dalam

9
pembentukan pola pikir, kebudayaan serta sebagai mediasi hubungan
anak dan lingkungan. Keluarga yang lengkap dan fungsional dapat
meningkatkan kesehatan mental serta kestabilan emosional para
anggota keluarganya.
Dalam kehidupan keluarga ayah, ibu dan anak memiliki hak
dan kewajiban yang berbeda. Ayah dan ibu adalah dua tokoh yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Menurut Freud
(Dagun,2002:7), bahwa hubungan anak dengan ibunya sangat
berpengaruh dalam pembentukan pribadi dan sikap-sikap sosial anak
dikemudian hari, hal itu karena ibu merupakan tokoh utama dan penting
dalam proses sosialisasi anak.
Peran ayah juga sangat berpengaruh terhadap anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli
psikologi didapat bahwa anak yang tidak mendapat asuhan dan
perhatian ayah dapat membuat anak tersebut perkembangannya menjadi
pincang, kemampuan akademisnya menurun, aktivitas sosial terhambat
dan interaksi sosialnya terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki ciri
maskulin (ciri-ciri kelakiannya) bisa menjadi kabur. Peran ayah sangat
penting dalam mengatur dan mengarahkan aktivitas anak,menyadarkan
anak bagaimana menghadapi situasi di luar lingkungan, mendorong
keingintahuan anak dan membentuk kebiasaan berdiskusi dengan anak.
Semua tindakan ini adalah cara ayah untuk memperkenalkan anak
dengan lingkungan hidupnya dan berpengaruh terhadap cara anak
menghadapi perubahan sosial serta membantu perkembangan
kognitifnya di kemudian hari (Dagun,2002:13).

10
Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah atas dasar
ikatan pernikahan yang sah dan mereka saling berhubungan terus-
menerus sehingga menjalin keharmonisan rumah tangga.

2.2.2. Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (dalam Setyawan,2012:7) menjelaskan beberapa
fungsi keluarga yang terdiri atas:
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini merupakan persepsi keluarga yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosial
Fungsi ini berkaitan dengan proses perkembangan individu sebagai
hasil dari adanya interaksi sosial. Fungsi ini melatih individu untuk
dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi
dan mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan

11
Fungsi ini ditujukan untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.2.3. Perilaku Pengasuhan Dalam Keluarga


Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik
pengasuhan dan relasi dalam keluarga memiliki pengaruh yang penting
terhadap kesejahteraan anak, harga diri yang positif, kesehatan mental
remaja, kepuasan hidup, kebahagiaan dan perkembangan moral.
Dari beberapa hasil penelitian tentang relasi orangtua dan anak,
bentuk-bentuk perilaku pengasuhan yang terdapat dalam relasi tersebut
yakni:
a. Kontrol dan Pemantauan
Cara ini dilakukan untuk mengembangkan kontrol terhadap
keberadaan anak, aktivitas yang dilakukan dan teman-temannya
tanpa menimbulkan perasaan kurang nyaman pada anak.
b. Dukungan Keterlibatan
Cara ini dilakukan untuk membuat anak merasa nyaman terhadap
kehadiran orangtua dan menegaskan dalam benak anak bahwa
dirinya diterima dan diakui sebagai individu.
c. Komunikasi
Cara ini baik dilakukan orangtua dalam upaya pemantauan dan
dukungan pada anak.Komunikasi sangat berpengaruh terhadap
tindakan positif ataupun negatif yang ditampilkan anak.

d. Kedekatan

12
Tingkat kedekatan yang baik antara orangtua dan anak akan
memberikan rasa nyaman dan terbuka anak kepada orangtua
sehingga pemantauan yang dilakukan orangtua terhadap anak akan
semakin baik.
e. Pendisiplinan
Pendisiplinan ditujukan agar anak dapat menguasai suatu kompetensi,
melakukan pengaturan diri, dapat menaati peraturan dan mengurangi
perilaku yang menyimpang.

2.3. Prestasi
2.3.1. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil pengukuran dan penilaian usaha belajar
yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Dengan mengetahui
prestasi belajar maka dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas.
Sutratinah (2001:43) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan
baik secara individual maupun berkelompok berupa pengetahuan dan
keterampilan.

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

13
Menurut Slameto (2010:54) terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1). Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat
tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif
kematangan, kesiapan) dan faktor kelelahan.

2). Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada diluar individu, antara lain:
faktor keluarga (cara orangtua mendidik,relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas
rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat,teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat).

2.4. Kerangka Konsep


Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk dari hal-hal
khusus sehingga konsep tidak dapat langsung diamati dan diukur.
Dalam hal ini konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui variabel.
Jadi variabel difungsikan sebagai simbol atau lambang bilangan dari
konsep yang dibuat bervariasi.

14
Kerangka konsep peneliti pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
(variabel bebas) adalah interaksi sosial dan keluarga, sedangkan yang
menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah prestasi.

INTERAKSI SOSIAL

PRESTASI

INTERAKSI
KELUARGA

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

15
2.5. Definisi Operasional
Dalam mencapai tujuan dalam penelitian ini penulis
menentukan definisi operasional sebagai berikut.
1. Tingkat interaksi sosial dan relasi keluarga dalam kehidupan siswa
kelas XI SMA Negeri 4 Pematangsiantar tahun 2022.
2. Prestasi yang diperoleh siswa sebagai hasil ukur dari pengaruh
interaksi sosial dan keluarga

16
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1. Objek Penelitian


Dalam hal ini, penuli menargetkan siswa SMA Negeri 4
PematangSiantar sebagai objek dalam melakukan penelitian ini. Untuk
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis meminta informasi dan data sejumlah siswa kelas 11 kepada
guru bidang kesiswaan.

1.2. Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan lima, dan akan
berlangsung sekitar satu bulan. Berikut adalah tabel pelaksaan
penelitian ini.

Tabel 3.2
Waktu Penelitian
Bulan ( Juli )
No Uraian Minggu Minggu Minggu Minggu
ke- 1 ke- 2 ke- 3 ke- 4
1 Penyusunan
Proposal
Makalah
2 Pengajuan
Proposal
Makalah kepada
Kepala Sekolah
dan Guru
Bidang
Kesiswaan
3
Pelaksanaan
Penelitian

17
4 Penulisan Hasil
Penelitian
5 Pelaporan Hasil
Penelitian
kepada Kepala
Sekolah dan
Guru Bidang
Kesiswaan
6
Seminar hasil
penelitian
Sumber: Penulis

3.2.2. Tempat Penelitian


Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 4
PematangSiantar, yang beralamat di Jl. Patimura no.1, PematangSiantar,
Sumatera Utara.

3.3. Ruang Lingkup Penelitian


Untuk memudahkan penelitian, maka penulis menetapkan
ruang lingkup analisis untuk membatasi permasalahan dan pembahasan.
Dalam hal ini, penulis meneliti perbandingan prestasi siswa pada tahun
2021 dan pada tahun 2022. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode survei, dimana survei ini bertujuan untuk membandingkan
interaksi sosial dan keluarga dalam peningkatan prestasi siswa. Dan
jenis interaksi sosial yang penulis ambil adalah interaksi sosial antar
siswa maupun guru.

18
3.4. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data
kualitatif. Data kualitatif berisikan data penelitian yang berbentuk
kalimat, kata atau gambar. Data kualitatif pada penelitian ini adalah
informasi berupa gambaran mengenai tingkar pengetahuan siswa
terhadap beberapa mata pelajaran.

3.5. Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah alat tulis, laptop, internet, flashdisk, serta sarana dan
prasana lainnya yang mampu mendukung pengumpulan informasi
selama penelitian ini berlangsung.

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah metode survei serta dokumentasi. Dimana survey akan dilakukan
secara langsung terhadap sejumlah murid maksimal 50 siswa yakni
dengan perbandingan antara pembelajaran ajaran dengan menggunakan
interaksi sosial. Serta teknik pengumpulan data dengan menggunakan
dokumentasi yakni melakukan pencarian informasi pada media
elektronik.

BAB IV
19
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui
bagaimana perbandingan prestasi siswa dengan interaksi keluarga, dan
dengan interaksi sosial antar sesamanya. kita tahu bahwa pada semester
1 tahun 2021 proses pembelajaran yang dilebih sering digunakan oleh
siswa adalah pembelajaran daring ( dalam jaringan), yang menggunakan
zoom, dan google meet untuk melakukan interaksi dengan sesama siswa
dan guru. Namun di semester 2 tahun 2022 proses pembelajaran yang
sering digunakan siswa adalah pembelajaran luring ( luar jaringan )
yakni pembelajaran tatap muka secara langsung yang dilakukan di
sekolah. Dan karena hal itu para siswa dapat bertemu satu sama lain dan
berinteraksi dengan baik sehingga pemahaman siswa terhadap pelajaran
lebih tinggi dan prestasi siswa menjadi semakin meningkat.

Tabel 4.1
Tabel Perbandingan Interaksi Sosial dan Keluarga
Mata Pelajaran Sosial Keluarga

Pendidikan Agama 60% 80%

Matematika 80% 50%

Fisika 70% 40%

Kimia 80% 60%

Grafik 4.1
20
Grafik Perbandingan Interaksi Sosial dan Keluarga (%)
90

80

70

60

50
Sosial
40 Keluarga

30

20

10

0
Pendidikan Agama Matematika Fisika Kimia

4.2. Pembahasan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa prestasi siswa lebih
tinggi ketika berinteraksi dengan sesamanya maupun guru di sekolah
dibandingkan dengan berinteraksi di keluarga. Hal ini dapat di lihat dari
grafik yang menunjukkan perbedaan tingkat pengetahuan siswa di
beberapa mata pelajaran. Dan memang ada mata pelajaran seperti
agama, dimana pelajaran tersebut akan lebih banyak diserap oleh siswa
di keluarganya. Karena keluarga yang baik selalu mengajarkan kepada
anaknya tentang agama, seperti mengajar anaknya mengenai kitab suci,
menekankan bahwa agama selalu lebih penting dari hal lainnya. Karena
manusia adalah ciptaan Tuhan, jadi pastinya sebagai makhluk
ciptaannya manusia harus selalu menyembah dan mengucap syukur atas
berkatnya kepada manusia. Namun di mata pelajaran lainnya dapat
diketahui bahwa siswa lebih memahami pelajaran pelajaran lainnya
dengan melakukan interaksi sosial secara langsung daripada melakukan
interaksi dengan keluarga.

21
Karena tidak semua keluarga memiliki pengetahuan yang
tinggi, hal itu dapat disebabkan pendidikan yang minim dan hal lainnya.
Sehingga orang tua menyuruh anaknya untuk bersekolah agar dapat
memahami pelajaran pelajaran lain dengan baik melalui interaksi sosial
yang dilakukan anaknya disekolah. Jadi kita tahu bahwa dengan
melakukan interaksi sosial dapat meningkatkan pemahaman siswa
terdahap sebagian besar mata pelajaran dibandingkan dengan hanya
interaksi keluarga. Sehingga prestasi siswa lebih meningkatkan ketika
melakukan interaksi sosial dengan sesama maupun guru dibanding
interaksi dengan keluarga.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan
Prestasi murid di dalam belajar di sekolah dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yang kami bahas yaitu faktor keluarga dan
interaksi sosial. Karena keluarga merupakan orang terdekat yang selalu
ada di samping kita yang mana dampak dari keluarga akan sangat besar
kepada murid atau anak. Jadi dari hasil penelitian di atas kami
mendapatkan kesimpulan bahwa keluarga sangat berdampak besar
terhadap sikap dan perilaku anaknya karna anak akan meniru dan
menerima apa yang diberikan oleh anggota keluarga di rumah dan
pendidikan dari keluarga adalah yang pertama dan paling utama untuk
anak. Apabila orang tua memberi hal positif kepada anak seperti
memberi dukungan belajar, motivasi, dan kondisi rumah atau keluarga
yang harmonis bisa membantu anak menaikkan mood dan semangat
anak di rumah dan di sekolah. Dan sebaliknya apabila orang tua malah
memberikan dampak atau perilaku yang buruk pada anak seperti sering
ribut di rumah, membentak anak, terlalu menuntut anak dengan
keinginan orang tua akan membuat si anak tidak nyaman dan terganggu,
apabila si anak tidak semangat mulai dari rumah maka ke sekolah pun
degan keadaan tidak semangat, dan hal itu akan sangat berpengaruh
kepada prestasi belajar anak.
Karena besarnya pengaruh keluarga terhadap prestasi belajar
anak, orang tua dituntut atau diminta untuk memberikan dorongan dan
motivasi kepada anaknya agar si anak lebih semangat dalam belajar dan
23
menempuh pendidikan. Di zaman sekarang banyak anak yang ingin
memilih jalan A tapi orang tua tidak mendukung dan memaksa anak
memilih jalan B yaitu jalan yang dipilih orang tuanya, dari situ si anak
akan memilih salah satu jalan dengan setengah hati, di satu sisi jika ia
memilih jalannya sendiri maka orang tuanya tidak mendukung, jika ia
memilih jalan orang tuanya itu juga bukanlah jalan sesuai keinginan dan
pilihan hatinya. Maka si anak pun akan bingung dan akhirnya jadi
memilih jalan yang salah. Jadi itulah contoh kecil seberapa pentingnya
dampak dan peran orang tua kepada murid dalam mencapai prestasi
belajar yang baik.
Dampak dari interaksi sosial di lingkungan sekitar juga tidak
kalah penting terhadap prestasi belajar murid, karena interaksi kita
dengan orang di lingkungan adalah interaksi kedua setelah orang tua,
sama seperti tadi orang di sekitar kita dapat memberikan dampak baik
maupun buruk kepada murid. Apabila lingkungan kita baik dan positif
maka kita akan terdorong untuk positif. Contohnya seperti apabila
lingkungan kita adalah orang-orang yang rajin belajar, rajin
mengerjakan pr maka kita akan ikutan juga seperti mereka karna faktor
lingkungan tadi.
Apabila lingkungan tempat kita berinteraksi adalah lingkungan
yang jelek atau negatif dan buruk terhadap kita itu juga dapat
mempengaruhi kita, apabila yang dulunya kita rajin dan tidak malas,
dengan lingkungan kita yang contohnya malas belajar, suka cabut maka
kita perlahan- lahan tanpa kita sadari akan tertarik untuk mengikuti dan
akhirnya akan seperti mereka. Seperti sekarang anak SMA yang sudah

24
merokok, tidak dapat kita pungkiri bahwa disekolah kita juga ada yang
seperti itu, ada yang memang sudah merokok dan ada yang karna
terpengaruh lingkungan tadi. Jadi itulah faktor keluarga dan interaksi
sosial kepada murid untuk hasil prestasi belajar murid dan beberapa
contoh kecil yang ada di dekat kita.

5.2. Saran
Berikut beberapa saran dari kami mengenai hasil penelitian di
atas:
1. Untuk murid
Anak murid harus bijak dalam memilih lingkungan yang baik bagi
murid itu sendiri, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan
sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kita yang mana itu
juga berdampak terhadap prestasi belajar murid.

2. Untuk orang tua / keluarga


Orang tua harus lebih memberikan perhatian dan hal-hal positif
kepada anak untuk mendorong semangat anak dalam belajar dan
menurunkan ego agar lebih mementingkan keinginan anak dan
tidak memaksakan kehendak orang tua.

25
DAFTAR PUSTAKA

26

Anda mungkin juga menyukai