Anda di halaman 1dari 20

PENYIMPANGAN SOSIAL DI KALANGAN REMAJA

(PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA)

KARYA ILMIAH
Disusun untuk memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia untuk Keperluan Akademmik

oleh
Angger Gusti Pramudya Wibowo
NRP 22.04.116

1-E
PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL
POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penyimpangan Sosial Di Kalangan Remaja (Penyalahgunaan


Narkotika)

Nama : Angger Gusti Pramudya Wibowo

NRP : 22.04.116

Program Studi : Pekerjaan Sosial

Diketahui :

Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial Dosen Bahasa Indonesia

Dr. Aep Rusmana, Sos, M. Si Dr. Sri Nur Yuliawanti, M. Pd

NIP. 196811011994031003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izinnya

saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENYIMPANGAN

SOSIAL DI KALANGAN REMAJA (PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA)”

dengan baik.

Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Bahasa Indonesia untuk Keperluan Akademik yang dibimbing oleh Ibu Sri Nur

Yuliawanti selaku dosen pengampu mata kuliah ini, juga untuk menambah

pengetahuan saya dan kami semua mengenai penyimpangan sosial yang terjadi pada

remaja salah satunya ialah penyalahgunaan narkoba.

Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Nur

Yuliawanti selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia untuk Keperluan

Akademik yang telah membimbing dan memberi pengarahan dalam pembuatan

karya ilmiah ini. Tak lupa saya ucapkan mohon maaf yang apabila terdapat

kesalahan dalam pengambilan sumber materi dan atau kesalahan dalam penulisan

karya ilmiah, kritik dan saran dari Ibu juga rekan-rekan sangat kami butuhkan untuk

pembuatan karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

Bandung, 21 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II NARKOTIKA ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Narkotika .................................................................................. 4
2.2 Jenis- Jenis Narkotika ................................................................................. 4
2.2.1 Narkotika Golongan1 ................................................................................ 4
2.2.2 Narkotika Golongan 2 ............................................................................... 4
2.2.3 Narkotika Golongan 3 ............................................................................... 5
2.3 Narkotika Berdasarkan Jenis Pembuatnya ................................................ 5
2.3.1 Narkotika Jenis Alam11i ........................................................................... 5
2.3.2 Narkotika Jenis Sintetis dan Semi Sintetis .............................................. 5
BAB III Tabel dan Analisis Jurnal.................................................................... 6
3.1 Jurnal 1 ......................................................................................................... 8
3.2 Jurnal 2 ......................................................................................................... 8
3.3 Jurnal 3 ......................................................................................................... 9
BAB IV Perumusan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika .............. 11
4.1 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika ............. 11
4.1.1 Preventif (Pencegahan) ............................................................................. 11
4.1.2 Kuratif (Pengobatan) ............................................................................... 11

ii
4.1.3 Rehabilitatif (Rehabilitasi) ....................................................................... 12
4.1.4 Represif (Penindakan) ............................................................................. 12
BAB V Penutup .................................................................................................. 13
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 13
5.2 Saran ............................................................................................................ 13
Daftar Pustaka.................................................................................................... 15

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan narkoba di Indonesia merupakan sesuatu yang masih bersifat

urgen dan kompleks. Bertambahnya jumlah penyalahguna secara signifikan dan

seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin

beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya menjadi bukti

maraknya permasalahan yang berhubungan dengan narkoba. Dampak dari

penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup

penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara tanpa

membedakan strata sosial, ekonomi, usia juga taraf pendidikan dan taraf penyebaran

narkoba saat ini tidak hanya di level perkotaan saja melainkan telah merambah ke

pedesaan.

Kalangan remaja sangat mudah terpengaruh dalam hal penyalahgunaan

narkoba karena masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan

cepat dalam segala bidang terutama sikap sosial dan kepribadiannya. Masa remaja

adalah masa dimana seseorang sedang berproses menemukan jati dirinya sehingga

mudah terpengaruh oleh berbagai hal dan tidak mau ketinggalan zaman. Remaja

pada umumnya tidak menyadari bahwa penyalahgunaan narkoba sangat merugikan

diri sendiri dalam berbagai hal termasuk organ tubuhnya yang bisa saja terkena HIV

(Human Immunodeficiency Virus) yang disebabkan oleh jarum suntik yang

digunakan secara bergantian

1
Indonesia saat ini sudah masuk dalam status darurat narkoba. Setiap tahun

tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena narkoba. Melihat dampak negatifnya

yang nyata, semua elemen bangsa ini seperti pemerintah, aparat penegak hukum,

institusi pendidikan masyarakat dan lainnya harus menggalakkan gerakan perangi

narkoba dan pendekatan preventif maupun represif sehingga upaya pencegahan dan

penanggulangan narkoba ini dapat berjalan efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Dari berbagai gejala yang menimbulkan masalah, timbul pertanyaan yang

dapat muncul masalah baru dan dapat dihimpun sebagai masalah alternatif,

meskipun masih memperlihatkan luasnya permasalahan. Berdasarkan latar

belakang di atas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pemahaman remaja tentang bahaya narkoba?

2. Apa penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja?

3. Bagaimana penegakkan hukum terhadap peredaran narkotika di

kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya penyalahgunaan narkoba di

kalangan remaja secara rinci berdasarkan analisa yang sesuai dengan fakta dan data

yang ada.

2
1.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dibedakan atas data primer dan

data sekunder.

- Data Primer dalam penelitian ini dengan mengumpulkan beberapa

kutipan sebagai data utama yang akan dianalisis menggunakan metode

semiotika Roland Barthes

- Data Sekunder dalam penelitian ini yaitu data hasil studi literatur terkait

dengan penyalahgunaan narkoba, serta sumber-sumber lain yang

memiliki relevansi terhadap masalah yang akan diteliti.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan penulis dalam karya ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, Teknik pengumpulan data,

dan sistematika penulisan karya ilmiah.

Bab II. Pada bab ini menguraikan tentang pengertian narkoba, konsep

remaja, konsep lingkungan, dan tinjauan hukum tentang penegakan hukum.

Bab III. Pada bab ini menguraikan

3
BAB II NARKOTIKA

2.1 Pengertian Narkotika

Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

berbahaya lainnya adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia,

baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran,

suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

2.2 Jenis -Jenis Narkotika

Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan

dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang

Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko

ketergantungan.

2.2.1 Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat

berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

2.2.2 Narkotika Golongan 2

narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai

dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa

diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi

tinggi menimbulkan ketergantungan.

4
2.2.3 Narkotika Golongan 3

narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan

dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.

2.3 Narkotika Berdasarkan Jenis Pembuatnya

Ada beberapa proses pembuatan narkotika sebelum dikonsumsi oleh

manusia. Hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan proses pembuatannya dan

memiliki risiko ketergantungan bagi penggunanya.

2.3.1 Narkotika Jenis Alami

Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan

langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang

masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba

ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika

disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah kematian.

2.3.2 Narkotika Jenis Sintetis dan Semi Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini

sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari

narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan

sebagainya. Sementara untuk jenis semi sintetis Pengolahannya menggunakan

bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi dengan cara

diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin,

Kodein, dan lain-lain.

5
BAB III Tabel dan Analisis Jurnal

No Penulis Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

1. Rotinsulu, 2012 PREVELENSI Penelitian ini Prevalansi


N. DAN menggunakan remaja
Veronica, DETERMINAN metode Indonesia yang
Langi PENGGUNAAN penelitian menggunak an
Fima.L.F. NARKOTIKA kuantitatif obatobatan
G., Joseph DAN OBAT- dengan data terlarang
Woodford OBATAN sekunder yang adalah 2,5%
B.S.
TERLARANG DI diperoleh dari atau sekitar
KALANGAN Survei 499 remaja
REMAJA Demografi
INDONESIA; dan

ANALISIS Kesehatan

DATA SURVEI Indonesia

DEMOGRAFI (SDKI)

DAN
KESEHATAN
INDONESIA
TAHUN 2012

2. Amanda, 2017 PENYALAHGU Penelitian ini Penyalahgunaan


Maudy NAAN menggunakan narkoba di
Pritha, NARKOBA DI metode kalangan
Sahadi KALANGAN penelitian remaja

Humaedi, REMAJA kualitatif

6
Meilanny termasuk
Budiarti kenakalan khusus
Santoso karena
beberapa
faktor bisa
menjadi
penyebab seorang
remaja
menjadi
pengguna
narkoba

3. Sanger, 2013 PENEGAKAN Penelitian ini Masalah narkoba


Elrick HUKUM menggunakan bukan
Christovel TERHADAP metode masalah
PEREDARAN penelitian pemerintah saja
NARKOBA DI pustaka dan melainkan
KALANGAN metode masalah
GENERASI pengolahan kita semua dan
MUDA data upaya
pencegahan dan
pem-
berantasan
terhadap
penyalahgunaan
narkoba perlu

7
dilakukan secara
komprehensif dan
multidimensional

3.1 Jurnal I

Lingkungan tempat tinggal mempunyai hubungan yang bermakna sebgai

karakteristik lingkungan sosial yang dapat mendorong terciptanya perilaku beresiko

seperti penggunaan narkoba. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif membuat

seseorang mudah stres dan ketika seseorang tidak diarahkan dan dibimbing dengan

baik maka dapat berpotensi untuk menggunakan narkoba. Berdasarkan sebaran

pengguna narkotik dan obat-obatan terlarang (narkoba) menurut tingkat pendidikan

yang diteliti, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan narkoba tidak mengenal

pendidikan atau dapat dikatakan, digunakan oleh siapa saja. Laki-laki lebih

cenderung berperilaku harus berprestasi dan bertanggung jawab, sehingga ketika

dia tidak dapat melakukan tanggung jawab maka ia akan melawan rasa tanggung

jawab dengan menggunakan suatu zat atau obat yang berbahaya, yang membuat

ketergantungan.

3.2 Jurnal II

Masalah utama remaja pada umumnya adalah pencarian jati diri yang

mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok

anakanak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam

kelompok dewasa. Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam salah satu bentuk

8
kenakalan remaja khusus. Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang

pasti memiliki alasan mereka masing-masing sehingga mereka dapat terjebak

masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif. Secara umum,

dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis dan sosial seseorang.

Dampak fisik, psikis dan sosial selalu saling berhubungan erat antara satu dengan

lainnya. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa

(sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan

dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi. Gejala

fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk

membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan perilakuperilaku

menyimpang lainnya. Selain itu, narkoba dapat menimbulkan perubahan perilaku,

perasaan, persepsi, dan kesadaran. Pemakaian narkoba secara umum dan juga

psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat menimbulkan efek yang

membahayakan tubuh.

3.3 Jurnal III

Pemberantasan tindak pidana narkotika tercantum dalam Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009, tidak hanya mengatur pemberantasan sanksi pidana bagi

penyalahgunaan narkotika saja, tetapi juga bagi penyalahgunaan precursor

narkotika untuk pembuatan narkotika. Perataan sanksi pidana ini diwujudkan dalam

bentuk pidana minimum khusus, pidana penjara 20 tahun, pidana penjara seumur

hidup , maupun pidana mati yang didasarkan pada golongan, jenis, ukuran dan

jumlah narkotika, dengan harapan adanya pemberatan sanksi pidana ini maka

9
pemberantasan tindak pidana narkotika menjadi efektif serta mencapai hasil

maksimal. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang

dirumuskan adalah 4 (empat) jenis pidana pokok, yaitu pidana mati, pidana penjara,

denda serta kurungan, sehingga sepanjang tidak ditentukan lain dalam UU No.35

Tahun 2009 tentang Narkotika, maka aturan pimidanaan berlaku pemidanaan dalam

KUHP, sebaliknya apabila digtentukan tersendiri dalam UU No.35 Tahun 2009,

maka diberlakukan aturan pemidanaan dalam Undang-Undang Narkotika. Upaya

pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba perlu dilakukan secara komprehensif dan multidimensional, berusaha

menghilangkan pandangan bahwa masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba bukan hanya masalah pemerintah saja, tetapi merupakan masalah yang

harus ditanggulangi bersama.

10
BAB IV PERUMUSAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN

NARKOTIKA

4.1 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat

dilakukan melalui beberapa cara berikut ini,

4.1.1 Preventif (Pencegahan)

Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai

ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik daripada

pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan

berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh

pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama,

pengawasan tempattempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan

distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan

untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan

narkoba.

4.1.2 Kuratif (Pengobatan)

Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis

maupun dengan media lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi

pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi Narkoba.

11
4.1.3 Rehabilitatif (Rehabilitasi)

Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak

kambuh kembali “ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan

memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali

kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

4.1.4 Represif (Penindakan)

Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba

melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat

keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus

segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh ada main hakim sendiri.

12
BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Penanggulangan dan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba

merupakan tanggung jawab bangsa Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya

berada pada pundak kepolisian ataupun pemerintah saja. Namun, seluruh komponen

masyarakat diharapkan ikut perperan dalam upaya penanggulangan tersebut.

Pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba dilakukan dengan membangun upaya pencegahan yang berbasis

masyarakat, termasuk di dalamnya melalui jalur pendidikan sekolah maupun luar

sekolah, media massa baik elektronik maupun cetak, termasuk kemajuan teknologi

internet dan alat komunikasi, yang perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam

memberikan informasi kepada masyarakat secara luas.

5.2 Saran

Penyalahgunaan NAPZA adalah hal yang harus diberantas agar generasi

selanjutnya bisa memberikan dampak yang positif kepada kemajuan bangsa dan

negara. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dilakukan secara

observasi pada daerah-daerah terpencil, tidak hanya di daerah perkotaan saja. Pada

daerah pedalaman bisa terjadi transaksi-transaksi yang jarang diketahui oleh

masyarakat sekitar karena mereka bisa saja sudah berbaur dengan baik. Pemerintah,

13
masyarakat, maupun lembaga atau organisasi lain harus ikut berkontribusi dalam

pemberantasan penyalahgunaan NAPZA.

Semoga saran dari penulis dapat membantu pada penelitian maupun

kajiankajian lainnya tentang Penyalahgunaan NAPZA.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rotinsulu, Veronica. 2018. “PREVALENSI DAN

DETERMINAN PENGGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBATAN

TERLARANG

DI KALANGAN REMAJA INDONESIA; ANALISIS DATA SURVEI

DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2012”

Dalam Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

Amanda, Maudy Pritha. 2017. “PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI

KALANGAN REMAJA (ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE)”

Dalam Jurnal Penelitian & PPM, Vol 4 No. 2, 2017

Sanger, Elrick Christovel. 2013. “PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

PEREDARAN NARKOBA DI KALANGAN GENERASI MUDA”

Dalam Jurnal Lex Crime, Vol 2 No. 4, 2013

15

Anda mungkin juga menyukai