Laporan Interferensi Cahaya Praktikum Optik Dan Gelombang 2
Laporan Interferensi Cahaya Praktikum Optik Dan Gelombang 2
INTERFERENSI CAHAYA
Judul Praktikum :
Interferensi Cahaya
Nama Praktikan : Linda Afifah Rochmah
2024
| Linda Afifah Rochmah|2
INTERFERENSI CAHAYA
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PRAKTIKAN
Interferensi cahaya merupakan fenomena yang terjadi ketika dua atau lebih
gelombang cahaya saling berinteraksi. Interferensi cahaya bukan hanya sekadar
fenomena alam yang menarik untuk diamati, tetapi juga memiliki aplikasi dalam berbagai
bidang, termasuk dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara untuk
memahami proses terjadinya interferensi cahaya adalah melalui praktikum Interferensi
Cahaya.
LANDASAN TEORI
Prinsip dari superposisi gelombang linier adalah ketika dua atau lebih gelombang
bergerak secara serempak menuju pada titik yang sama maka gelombang hasil didapat
dari penjumlahan masing-masing gelombang individu (Cutnell dan Johnson,1995).
1. Interferensi Cahaya
Interferensi dan difraksi merupakan fenomena penting yang membedakan
gelombang dari partikel. Interferensi ialah penggabungan secara superposisi dua
gelombang atau lebih yang bertemu dalam satu titik di ruang. Sedangkan difraksi adalah
pembelokan gelombang di sekitar sudut yang terjadi apabila sebagian muka gelombang
dipotong oleh halangan atau rintangan (Tipler, 1991).
Jika dua gelombang yang frekuensi dan panjang gelombangnya sama tetapi
fasenya berbeda bergabung, maka gelombang yang dihasilkan adalah gelombang yang
amplitudonya bergantung pada beda fase.Jika beda fasenya 0 atau kelipatan bilangan
bulat 360° maka gelombang-gelombang tersebut akan sefase dan akan saling
berinterferensi (interferensi konstruktif).Sedangkan amplitudonya sama dengan total
amplitudo masing-masing gelombang.Jika beda fasenya 180° atau bilangan ganjil
dikalikan 180°, maka gelombang yang diterima akan berbeda fase dan akan saling
berinterferensi (interferensi destruktif).Amplitudo yang dihasilkan merupakan selisih
amplitudo masing-masing gelombang (Tipler, 1991).
Perbedaan fase antara dua gelombang biasanya disebabkan oleh perbedaan
panjang jalur kedua gelombang.Pergeseran fase satu panjang gelombang menghasilkan
pergeseran fase 360°, yang setara dengan tidak ada pergeseran fase.Pergeseran jalur
setengah panjang gelombang menghasilkan pergeseran fase 180°.Secara umum,
Δ𝑑 Δ𝑑
δ= 2𝜋 = 360°
λ λ
| Linda Afifah Rochmah|5
INTERFERENSI CAHAYA
simpangan jalur yang sama dengan ∆d mewakili perbedaan fasa δ yang diberikan oleh
(Tipler, 1991):
Suatu alat yang dirancang untuk menghasilkan pola interferensi dari perbedaan
panjang lintasan disebut interferometer optik. Interferometer dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu interferometer pembagi muka gelombang dan interferometer pembagi amplitudo.
Pada pembagi muka gelombang, muka gelombang pada berkas cahaya pertama di bagi
menjadi dua, sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru yang koheren, dan
ketika jatuh di layar akan membentuk pola interferensi yang berwujud garis gelap terang
berselang-seling. Di tempat garis terang, gelombang-gelombang dari kedua celah sefase
sewaktu tiba di tempat tersebut. Sebaliknya di tempat garis gelap, gelombang-gelombang
dari kedua celah berlawanan fase sewaktu tiba di tempat tersebut (Soedojo, 1992).
Untuk pembagi amplitudo, diumpamakan sebuah gelombang cahaya jatuh pada suatu
lempeng kaca yang tipis. Sebagian dari gelombang akan diteruskan dan sebagian lainnya
akan dipantulkan. Kedua gelombang tersebut tentu saja mempunyai amplitudo yang
lebih kecil dari gelombang sebelumnya. Ini dapat dikatakan bahwa amplitudo telah
terbagi. Jika dua gelombang tersebut bisa disatukan kembali pada sebuah layar maka
akan dihasilkan pola interferensi (Hecht, 1992).
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada Gambar
2.1.
Syarat untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya koheren sehingga dapat
menghasilkan pola interferensi yaitu dengan menyinari dua (atau lebih) celah sempit
dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah). Hal ini dilakukan oleh
| Linda Afifah Rochmah|6
INTERFERENSI CAHAYA
Thomas Young. Selanjutnya dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber
cahaya dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukan oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada
pemantulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan tipis). Kemudian menggunakan
sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.
bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanya
beda fase cahaya dari kedua celah tersebut.
Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-
garis terang dan garis-garis gelap pada layar yang silih berganti. Garis terang terjadi jika
kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi
maksimum. Adapun garis gelap terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi
yang saling melemahkan atau interferensi minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki
amplitudo yang sama, maka pada tempattempat terjadinya interferensi minimum, akan
terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk mengetahui lebih rinci tentang pola yang
terbentuk dari interferensi dua celah, perhatikan penurunan-penurunan interferensi dua
celah berikut.
Tampak bahwa lensa kolimator menghasilkan berkas sejajar. Kemudian, berkas
cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga 𝑆1 dan 𝑆2 dapat
dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah keluar dari𝑆1 dan 𝑆2 , kedua
cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar. Selisih jarak yang ditempuhnya
(𝑆2 A –𝑆1 A) disebut beda lintasan.
∆𝑆 = 𝑆2 A - 𝑆1 A
Pp …(2.1)
Untuk θ kecil, berarti p/l kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh
cahaya dari sumber 𝑆2 ke 𝑆1 akan memenuhi persamaan berikut ini.
𝑑𝑝
∆𝑆 = 𝑆2 B = d sin 𝜃 = d tan 𝜃 = ….(2.5)
𝑙
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase. Dua
gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan
cacah dari panjang gelombang.
∆𝑆 = 𝑚𝜆 ….(2.6)
Dengan,
d = jarak antara celah pada layar
p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A
l = jarak celah ke layar
λ = panjang gelombang cahaya
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ...)
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi
terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak
mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang
memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi (Serway, 1985).
| Linda Afifah Rochmah|9
INTERFERENSI CAHAYA
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata
manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan seharihari
disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap
warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila
menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.
| Linda Afifah Rochmah|10
INTERFERENSI CAHAYA
A. Persamaan Regresi
n XY − X Y
b=
n X 2 − ( X )
2
Y Y 2 − X XY
a=
n X 2 − ( X )
2
y = a + bx
n
b=
d
B. Perambatan Ralat
y x1 x2
= +
y x1 x2
d b
= +
d b
| Linda Afifah Rochmah|11
INTERFERENSI CAHAYA
B. Skema Alat
C. Prosedur Kerja
1. Mengukur pola interferensi
• Disiapkan alat dan bahan sesuai dengan tabel
• Tombol on pada laser ditekan dan ditempelkan lakban
• Kertas tebal dilubangi bagian tengahnya
• Rambut dipasang pada kertas tebal yang telah dilubangi
• Kertas tebal ditempelkan ke tripod dengan lakban
• Laser diletakkan pada bagian tengah sebuah buku
• Ketinggian dan posisi tripod diatur supaya sinar tepat mengenai rambut.
• Diamati pola interferensi yang terdapat pada layar
| Linda Afifah Rochmah|12
INTERFERENSI CAHAYA
n= 1
= 650 Nm 6.50E-07 m
b 0.010880318
d 5.97409E-05
0.059740901
d
0.008490043
d
Keterangan :
d : Jarak antar celah
L ; Jarak antara celah ke layar
0.03
0.02
0.01
0
5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
| Linda Afifah Rochmah|14
INTERFERENSI CAHAYA
PEMBAHASAN
Interferensi cahaya merupakan fenomena yang terjadi ketika dua atau lebih
gelombang cahaya saling tumpang tindih, menciptakan pola interferensi yang dapat
diamati. Praktikum interferensi cahaya bertujuan untuk memahami proses terjadinya
interferensi dan menentukan tebal rambut. Tujuan ini seringkali mencakup penerapan
teori gelombang cahaya, khususnya pada pola interferensi yang dihasilkan oleh celah
ganda atau banyak celah.
Dalam praktikum ini, panjang gelombang laser yang digunakan adalah 650 nm
dengan ralat sekitar ± 10 nm. Panjang gelombang ini penting karena akan mempengaruhi
pola interferensi yang terbentuk. Selain itu, terdapat data hasil pengukuran panjang
gelombang dari terang ke terang pada praktikum pertama hingga ke-5, yaitu 0.033 m,
0.035 m, 0.04 m, 0.042 m, dan 0.044 m. Jarak antara celah sehelai rambut sampai dengan
layar tampilan bayangan cahaya laser (L) juga diukur sebanyak 5.95 m, 6.205 m, 6.51 m,
6.65 m, dan 7.04 m. Dari data tersebut, dapat diketahui nilai b (jarak antara celah) adalah
0.010880318 menggunakan perhitungan dengan excel. Dan dihasilakan pula nilai d= 5.97E-05 m
yang diubah ke mm sehingga d= 0.059740901mm. dengan begitu didapat hasil ketepatan
sejumlah d = (0.06 ± 0.01)mm
KESIMPULAN
Dimana hasil dari perhitungan melalui rumus tersebut didapatkan hasil sebesar d = (0.06
± 0.01)mm
| Linda Afifah Rochmah|16
INTERFERENSI CAHAYA
DAFTAR PUSTAKA