Anda di halaman 1dari 73

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVI
NSISUMATERAUTARA

LAPORAN HASI
LPENGAWASAN
TAHUN 2018

Nomor :LAP-22/
PW02/ 6/
2019
Tanggal:21J
anuari2019
KATA PENGANTAR
D alam rangka melaksanakan
amanah Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), Peraturan
Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2014 tentang Peningkatan Kualitas
Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengarahkan kebijakan dan strategi pengawasan
BPKP dalam mendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Perubahan lingkungan
strategis, sebagaimana mandat baru yang tercantum dalam Perpres Nomor 192 Tahun
2014 tentang BPKP, Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam
Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Inpres Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan terakhir dengan Inpres Nomor 7
Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015, semakin
menegaskan jati diri BPKP sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang
bertanggungjawab kepada Presiden.

Peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional


merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang
dapat diberikan BPKP kepada para shareholder/stakeholder. Komitmen tersebut telah
dituangkan dalam pernyataan visi BPKP sebagai "Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas
Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional".

Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah dan


Pembangunan Nasional pada Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 berisi rangkuman
informasi secara menyeluruh atas hasil pengawasan dan pembinaan yang telah dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selama periode Tahun 2018, sebagai media
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern keuangan negara/daerah

Kata Pengantar | i
dan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat terhadap satuan kerja K/L/Pemda
dan BUMN/BUMD/BLUD di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Laporan ini disajikan secara sistematis dengan mengelompokkan hasil pengawasan BPKP
ke dalam empat perspektif (Accountability 4.0), yaitu: (1) pengawalan pembangunan
nasional; (2) peningkatan kontribusi ruang fiskal; (3) pengamanan aset negara/daerah; dan
(4) perbaikan governance system.

Selaku auditor pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu
unit kerja Perwakilan BPKP di daerah, telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung
tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting kepada
K/L/Pemda dan BUMN/BUMD/BLUD di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang berorientasi
pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian
prioritas pembangunan nasional yang pro-job, pro-poor, dan pro-growth dengan
menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian
hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Akhir kata, semoga laporan hasil pengawasan ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk bahan pengambilan keputusan strategis, khususnya dalam peningkatan
kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah, serta pembangunan nasional di wilayah
Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.

Medan, 21 Januari 2019


Kepala Perwakilan,

Yono Andi Atmoko


NIP 19611125 198203 1 001

Kata Pengantar | ii
1 a. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) :
capaian 39,36 dari target 50%, Kendala di 2
pembangunan Coal Fired Power Plant (CFPP)
b. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) : [1]. Pembangunan Kawasan Industri Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
Kuala Tanjung capaian 37,5 % dari target 100%. Kendala di pembebasan
lahan. [2)] Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung a. Audit Penyesuaian Harga
Capaian 99,37% dari target 100%. Dilaksanakan 6 (enam) penugasan dengan nilai
c. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) : [1]. Pembangunan Gardu Induk koreksi audit sebesar Rp12.226.990.646,00
150 kV Pangururan 1x30 MVA dan Tele (Ext) Capaian 100%.
[2]. Pembangunan Transmisi 275 KVA Galang-Simangkuk-Sarula
Capaian Simangkuk-Sarula 50,37% dan direncanakan selesai b. Audit Klaim
Peningkatan Dilaksanakan 2 (dua) penugasan dengan
pada bulan Maret 2019. [3]. Pembangunan PLTU Pangkalan
Susu Unit 3 dan 4 Realisasi progres per triwulan IV 2018
mencapai 91,928%. [4]. Pembangunan Mobile Power Pengawalan Akuntabilitas nilai koreksi sebesar Rp558.328.637,97
Pembangunan Nasional Kontribusi Ruang Fiskal
Plant (MPP) Nias 25 MW Capaian 84,47% dengan
target 100%. Kendala di fase engineering,
procurement, maupun construction.
d. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera
Utara : [1]. Pembebasan lahan Medan-Binjai
FOKUS
92,65%, pembangunan fisik 80,726%.
[2]. Pembebasan lahan Medan-Kualanamu-
Tebing Tinggi 477,11, pembangunan fisik
100,00%;
f. KEK Sei Mangkei : Hanya ada 4 pengguna
PENGAWASAN
lahan, kendala di SDM Administrator a. Peningkatan Kualitas Pelaporan
g. Pembangunan Jaringan Kereta Api Bandar Keuangan dan Kinerja :
Tinggi – Kuala Tanjung : Capaian Stasiun - Pemda : Opini meningkat di 8 Pemda,
Bandar Tinggi (BTK-5) 51,2% dari target tidak berubah di 24 Pemda, penurunan
100%. kendala dalam pembebasan lahan di 2 Pemda kendala di pengelolaan asset
h. Pembangunan Jaringan Kereta Api Lintas dan SDM belum memadai.
Rantau Prapat – Kota Pinang : Capaian - RSUD : 26 RSUD ditetapkan sebagai
36,82% dari target 35,88%. BLUD (68,42%)
i. Pembangunan Bendungan Lau Simeme : - BUMD : [1]. Hasil evaluasi di 2 sampel PD
2018
Capaian 3,10% dari target fisik 3,35% Pasar berkesimpulan “TIDAK BAIK”, kendala
Kendala di pembebasan lahan masih terdapat aspek penilaian dibawah
standar. [2]. Hasil evaluasi di PPSU berkesimpulan
Cukup Efektif. [3]. Hasil Penjaminan Kualitas SKAI
PT. Bank Sumut berkesimpulan Cukup Efektif.
[4]. Hasil Reviu Pelelangan pengelolaan PDAM
a. Audit Investigatif : 7 Penugasan Pengamanan Peningkatan Tirtanadi berkesimpulan telah sesuai
a. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi :
dengan nilai Rp11.604.692.261,00 Aset Negara / Daerah Sistem Tata Kelola - Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
15 Pemda level 3, 17 Pemda level 2, 2 Pemda level 1.
Pemerintahan
b. Audit Perhitungan Kerugian Keuangan - Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern (Khusus BUMN/D)
Evaluasi SPI di PT Inalum berkesimpulan Sangat Efektif
Negara (PKKN) : 12 Penugasan dengan
nilai Rp15.936.701.756,00 c. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah :
- Diklat penjenjangan (3 diklat) peserta 90 orang, Diklat Substansi
(22 Diklat) peserta 810 orang.
- Level 3 18 APIP, level 2 16 APIP.
3 4
RINGKASAN EKSEKUTIF
L aporan akuntabilitas keuangan negara dari hasil pengawasan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan nasional di wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
tercermin dalam hasil pengawasan yang terkait dengan 4 fokus pengawasan BPKP, yaitu

a
Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional, Peningkatan Kontribusi
Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara dan Peningkatan Sistem Tata Kelola
Pemerintahan, dengan rincian sebagai berikut:

A. Pengawalan Akuntabilitas Pembangunan Nasional


Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melakukan kegiatan yang memantau
pelaksanaan program-program prioritas pembangunan nasional dengan aspek strategis,
signifikan dan material.
1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Pengawasan terhadap program Percepatan Pelaksanaan Proyek strategis Nasional
diarahkan untuk memastikan diterapkannya tata kelola yang baik dalam melakukan
percepatan pelaksanaan proyek strategi nasional antara lain:

a. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)


Proyek Strategis Nasional Pembangunan Smelter Kuala Tanjung dimaksudkan
untuk meningkatkan kapasitas produksi alumunium pada PT Inalum (Persero).
Seluruhnya terdiri dari 9 proyek dan sampai dengan triwulan IV 2018 telah
mencapai progres sebesar 39,36 dari target 50%. Belum tercapainya target
terutama disebabkan belum adanya keputusan final dari Direksi PT Inalum
(Persero) untuk melanjutkan pembangunan Coal Fired Power Plant (CFPP)
karena adanya keharusan untuk membangun CFPP di mulut tambang.

b. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)


1) Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung
Proyek Strategis Nasional Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung,
tahap I (2017-2020) meliputi proses perijinan dan pembebasan lahan. Ijin
lokasi yang diperoleh sebesar 400 Ha dan telah dibebaskan lahannya sebesar
150 Ha atau 37,5 %. Rendahnya progres pembebasan lahan terutama
disebabkan lambatnya pembebasan lahan sempadan sungai karena dikuasai
masyarakat, serta keharusan PT Pelindo I untuk bekerjasama dengan PT
Inalum (Persero) dalam bentuk badan usaha patungan sehubungan dengan
terbitnya PP 81/2018 pada Bulan September 2018.

Ringkasan Eksekutif| iii


2) Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung
Proyek Strategis Nasional Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Kuala
Tanjung, realisasi proyek pada triwulan IV 2018 mencapai 99,37% dari target
100%. Sisa target sebesar 0,63% merupakan pekerjaan jalan akses masuk ke
pelabuhan.

c. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)


1) Pembangunan Gardu Induk 150 kV Pangururan 1x30 MVA dan Tele (Ext)
Realisasi fisik telah mencapai 100,00% dan telah dilakukan serah terima
pekerjaan.
2) Pembangunan Transmisi 275 KVA Galang-Simangkuk-Sarula
Progres konstruksi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2018 (s.d. 14
Desember 2018) adalah:
a) Pembangunan transmisi Galang-Simangkuk telah mencapai 94,02% dan
ditargetkan selesai pada akhir Desember 2018;
b) Pembangunan transmisi Simangkuk-Sarula baru mencapai 50,37% dan
direncanakan selesai pada bulan Maret 2019.
Penyelesaian pekerjaan pada jalur Simangkuk-Sarula akan dilaksanakan
selama triwulan I 2019.
3) Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4
Realisasi progres per triwulan IV 2018 mencapai 91,928% dari target 93,2%.
Belum tercapainya target disebabkan lambatnya proses persetujuan
pembayaran atas tagihan kontraktor.
4) Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias 25 MW
Realisasi progres per triwulan IV 2018 mencapai 84,47% dari target
seharusnya selesai (menurut kontrak) per 24 September 2018 sebesar
100%. Tidak tercapainya target disebabkan permasalahan pada fase
engineering, procurement, maupun construction.

d. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Utara


1) Realisasi pembebasan lahan Jalan Tol Ruas Medan-Binjai per 15 Desember
2018 sebesar 139,46 Ha atau 92,65% dari target 150,52 Ha. Sedangkan
realisasi pembangunan fisik per 15 Desember 2018 sebesar 80,726% dari
target 77,469%.
2) Realisasi pembebasan lahan Jalan Tol Ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
per 15 Desember 2018 sebesar 477,11 Ha atau 99,97% dari target 477,24 Ha,
realisasi pembangunan fisik telah tercapai 100,00%;

Ringkasan Eksekutif| iv
e. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang
Provinsi Sumatera Utara
Pelaksanaan pembangunan unit air baku (intake) yang direncanakan selesai
pada akhir Desember 2018, namun progess fisik s.d bulan Desember 2018
hanya sebesar 39,24%, proyek ini. Hal ini disebabkan adanya tambahan
pembebasan lahan akibat justifikasi teknis dari Konsultan Pengawas dan
kelalaian rekanan.

f. KEK Sei Mangkei


Proyek ini telah berjalan dari tahun 2011 namun sampai akhir tahun 2018 hanya
ada 4 pengguna lahan yang memanfaatkan KEK Sei Mangkei. Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi telah memberikan fasilitas/kemudahan berupa
perlakukan khusus terhadap perpajakan, kepabeanan dan cukai serta
kemudahan birokrasi yang dikelola oleh Administrator. Namun, Administrator
KEK Sei Mangkei belum di dukung SDM yang menguasai proses-proses
perizinan.

g. Pembangunan Jaringan Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung


Proyek ini terbagi ke dalam 5 (lima) paket fisik. Pencapaian target fisik pada
Pembangunan Jembatan KA WTT Bentang 50 di Emplasement Stasiun Bandar
Tinggi (BTK-5) dengan progres fisik 51,2% dari target 100%. Hal ini disebabkan
hambatan dalam pembebasan lahan.

h. Pembangunan Jaringan Kereta Api Lintas Rantau Prapat – Kota Pinang


Proyek ini merupakan segmen dari Program Trans Sumatera Railway Rantau
Prapat-Kota Pinang-Duri-Dumai. Sampai dengan 14 Desember 2018 progres
realisasi fisik sebesar 36,82% dari target 35,88%.

i. Pembangunan Bendungan Lau Simeme


Progres kegiatan telah mencapai 3,10% dari target fisik 3,35%. Tidak
tercapainya target fisik disebabkan lahan di Kawasan Hutan Produksi Tetap
(HPT) telah dihuni dan diusahakan oleh masyarakat.

2. Program Prioritas Pembangunan Nasional


Pengawalan atas berbagai program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah
per bidang antara lain:
a. Pendidikan
1) Evaluasi atas Kegiatan Prioritas Pemberian Bantuan Bagi Anak Usia Sekolah
Tahun Anggaran 2017, hasil evaluasi menunjukkan bahwa masih terdapat
pemegang Kartu Inonesia Pintar yang tidak menerima bantuan.

Ringkasan Eksekutif| v
2) Evaluasi atas revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun
anggaran 2017, hasil evaluasi menunjukkan proses pengadaan barang dan
jasa yang dibiayai dana revitalisasi belum sesuai pedoman; database alumni
SMK yang kurang memadai dan belum ditentukannya program peningkatan
kualitas tenaga pendidik sebagai program prioritas.
3) Evaluasi pengelolaan keuangan pada Perguruan Tinggi yaitu Universitas
Sumatera Utara, hasil evaluasi menunjukkan bahwa capaian program
66,76 % dari dari target 100% dan pencatatan aset yang belum sesuai
pedoman.
4) Evaluasi Bantuan Pendidikan Tinggi pada Politeknik Negeri Medan dan
Universitas Negeri Medan, hasil evaluasi menunjukkan masih terdapat
kelemahan akuntabilitas pengelolaan keuangan program Bidik Misi;
Program Bidik Misi belum sepenuhnya berdampak pada prestasi akademik
mahasiswa penerima bantuan dan kuota mahasiswa penerima program
Bidik Misi belum terpenuhi.
5) Monitoring Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Negeri pada Politeknik
Negeri Medan. Hasil monitoring menunjukkan bahwa masih terdapat
sarana dan prasarana yang belum dimanfaatkan (idle) dan terdapat aset
KDP yang rusak berat.
6) Evaluasi Pengelolaan PNBP dan BOPTN menunjukkan masih terdapat
kelemahan administrasi pengelolaan, temuan yang belum ditindaklanjuti
dan kekurangan tenaga pengajar.

b. Kesehatan
1) Pelaksanaan Audit Kinerja JKN menunjukkan kinerja delapan kabupaten
sampel antara 51,09 persen sampai dengan 67,82 persen.
2) Pelaksanaan Verifikasi Tunggakan pada Rumah Sakit jajaran Kesdam I/
Bukit Barisan menghasilkan tagihan yang dapat dibayar sebesar Rp
4.365.274.184,00 setelah koreksi oleh tim verifikasi.
3) Pelaksanaan Audit Tujuan tertentu Jaminan Kesehatan Sosial di BPJS belum
dapat memberikan kesimpulan karena penugasan merupakan audit
pendahuluan yang akan dilanjutkan dengan audit di awal tahun 2019.
4) Pelaksanaan Evaluasi Kampung KB menunjukkan masih terdapat desa
stunting yang belum ditetapkan sebagai kampung KB, pelaksanaan
kampung KB yang belum didukung oleh Pemda.

c. Kesejahteraan Rakyat
1) Pelaksanaan Monitoring Bantuan Rastra menunjukkan masih terdapat
penyaluran belum tepat waktu, jumlah, kualitas dan administrasi.

R ingka san Eksekutif| vi


2) Pelaksanaan Evaluasi Program BPNT menunjukkan masih terdapat
kelompok penerima manfaat belum bias menerima bantuan akibat
kesalahan administrasi
3) Pelaksanaan Reviu Padat Karya Tunai Desa (PKTD) menunjukkan bahwa
masih terdapat tahapan di PKTD yang belum dilaksanakan oleh kelompok
penerima bantuan.

3. Penyerapan Anggaran
Hasil pelaksanaan reviu Penyerapan Anggaran Tahun Anggaran 2018 Triwulan III
yang dilakukan oleh APIP Pemda dan difasilitasi oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara, realisasi penyerapan anggaran baru mencapai 52,97%.

B. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL


1. Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
a. Audit Penyesuaian Harga
Audit Penyesuaian Harga telah dilaksanakan 6 (enam) penugasan dengan nilai
koreksi audit sebesar Rp12.226.990.646,00.

b. Audit Klaim
Audit Klaim telah dilaksanakan 2 (dua) penugasan dengan nilai koreksi sebesar
Rp558.328.637,97.

2. Penerimaan Negara/Daerah (Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah)


a. Kota Medan
Hasil kegiatan OPAD Kota Medan menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak
belum dilakukan secara efektif dan berkesinambungan, dan kurangnya
koordinasi OPD terkait dengan pengelolaan pajak reklame.
b. Kota Binjai
Hasil Evaluasi Kinerja PAD Kota Binjai menunjukkan bahwa kemampuan
keuangan Kota Binjai dalam kategori kurang dalam membiayai pembangunan
daerah disebabkan derajat desentralisasi fiskal Kota Binjai tahun 2016 sebesar
10,09% dan 2017 sebesar 12,84%.

C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH


Upaya pengamanan aset Negara/daerah melalui pelaksanaan audit investigatif 7
(tujuh) penugasan dengan nilai Rp11.604.692.261,00.-, audit penghitungan kerugian
keuangan negara (PKKN) 12 (dua belas) dengan nilai Rp15.936.701.756,00 penugasan
dan Pemberian Keterangan Ahli untuk memenuhi permintaan APH 19 (sembilan belas)
kali.

Ringkasan Eksekutif| vii


D. PENINGKATAN SISTEM TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan kualitas system tata kelola
pemerintahan melalui kegiatan assurance dan consulting yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan Kapabilitas Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan penguatan proses tata kelola pemerintah dan
korporasi.

1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja


Perolehan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara secara umum mengalami kenaikan tingkat
opini sebanyak 8 Pemda, yang tetap berjumlah 24 Pemda, mengalami penurunan
opini sebanyak 2 Pemda.
Hambatan dalam meningkatkan kualitas Laporan Keuangan antara lain pengelolaan
aset yang belum memadai dan terbatasnya kemampuan SDM di SKPD dan PPKD
dalam ilmu akuntansi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan dan kinerja melalui Coaching Clinic pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan berbasis akrual Tahun 2017 dan penerapan Aplikasi
SIMDA Keuangan.

a. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah


Penilaian Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) Bidang Kesehatan
Dukungan Program JKN KIS, Bidang Pendidikan dan Bidang Perumahan
Permukiman AKPPD, dilakukan melalui uji petik mengenai kebijakan dan
pelaksanaannya pada Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Hasil audit
menunjukkan bahwa Satgas yang bertanggungjawab belum menetapkan target
dan indikator kinerja program, informasi dan regulasi yang dibuat oleh satgas
belum mengacu pada pedoman yang berlaku.

b. Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK)


Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun Anggaran 2017 bertujuan
memberikan hasil evaluasi pelaksanaan DAK kepada Menteri Keuangan sebagai
bahan pertimbangan dalam perbaikan kebijakan penyaluran di Provinsi
Sumatera Utara dilaksanakan pada 4 (empat) kabupaten/kota. Hasil evaluasi
menunjukkan terdapat keterlambatan pencairan dan ketidaktepatan
pemanfaatan dana.

c. Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda


Dari 34 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara,
sebanyak 30 kabupaten/kota telah menggunakan Aplikasi Simda Keuangan.
Dari jumlah tersebut, 16 pemda telah dilakukan pendampingan melalui

Ringkasan Eksekutif| viii


Coaching Clinic dan sebanyak 6 Pemda memperoleh opini WTP, 10 Pemda
memperoleh opini WDP.

d. Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa


Hasil monitoring pengelolaan keuangan desa pada kabupaten/kota, sebanyak
5.417 desa yang ada di Provinsi Sumatera Utara telah menggunakan aplikasi
SISKEUDES atau 100%.

e. Pendampingan dan Evaluasi RSUD-BLUD


Dari 38 RSUD yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara baru 26 RSUD
(68,42%) yang telah ditetapkan menjadi BLUD, sedangkan 12 RSUD lainnya
belum ditetapkan menjadi BLUD. Selama tahun 2018 telah dilakukan bimtek,
pendampingan dan sosialisasi pada 8 RSUD non BLUD dan 20 Puskesmas
dengan hasil dokumen persyaratan administratif berupa Pedoman Tata Kelola,
SPM dan RSB.

f. Evaluasi Kinerja RSUD-BLUD


Evaluasi kinerja terhadap 3 RSUD-BLUD yaitu RSUD Tarutung Kabupaten
Tapanuli Utara, RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi dan RSUD Hadrianus
Sinaga Kabupaten Samosir. Hasil evaluasi kinerja terhadap ketiga RSUD secara
umum masuk dalam kategori baik dalam kelompok “A”.

g. Evaluasi BUMD
1) Evaluasi kinerja pada 2 (dua) PD Pasar yaitu PD Pasar Kota Medan dan PD
Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar. Hasil evaluasi kinerja terhadap
kedua PD Pasar secara umum berada pada kategori “TIDAK BAIK”, hal ini
disebabkan aspek pelayanan dan aspek operasional yang dinilai belum
memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
2) Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada PT Pembangunan
Prasarana Sumatera Utara (PPSU) mencapai nilai rata-rata capaian setiap
komponen sebesar 61,43% atau berada pada tingkat efektivitas Cukup
Efektif, hal ini disebabkan masih terdapat kelemahan pengendalian
dikomponen penilaian risiko, informasi dan komunikasi serta monitoring.
3) Hasil Kegiatan Penjaminan Kualitas atas penilaian kembali pelaksanaan Self
Assessment atas tingkat kapabilitas SKAI PT. Bank Sumut (Persero) tahun
2017 dan semester I 2018, menunjukkan posisi kapabiltas SKAI PT Bank
Sumut (Persero) pada semester I 2018 masuk dalam kategori “Cukup Efektif”.

Ringkasan Eksekutif| ix
4) Hasil Reviu atas Proses Pelelangan Rencana Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Denai Kapasitas 240 lt/detik pada PDAM Tirtanadi, telah
memenuhi ketentuan Peraturan Direksi.
5) Supervisi Pendalaman Audit pada SPI PDAM Tirtanadi bertujuan untuk
memberikan arahan dan penjaminan terkait pelaksanaan audit yang
dilakukan SPI pada PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang untuk tahun buku
2015, 2016, 2017 dan semester I tahun 2018. Supervisi dilakukan
memberikan arahan dan penjaminan terhadap pelaksanaan Audit yang
dilakukan SPI PDAM Tirtanadi. Seluruh pelaksanaan Audit telah disimpulkan
oleh tim SPI PDAM Tirtanadi dan tanggungjawab atas simpulan tersebut
sepenuhnya merupakan tanggungjawab SPI PDAM Tirtanadi.

2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi


Dalam rangka mengimplementasikan PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP sebagai
pembina SPIP mendukung penerapan SPIP di lingkungan K/L dan Pemda melalui
kegiatan pendampingan dalam upaya mencapai Wilayah Tertib Administrasi (WTA),
opini WTP, dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Kegiatan yang dilaksanakan BPKP
dalam rangka penguatan tata kelola pemerintah dan korporasi antara lain:
a. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Penyelenggaraan SPIP selama tahun 2018 menunjukkan, 15 Pemda dengan
level 3 (terdefinisi) dan masih dalam proses QA oleh BPKP Pusat, 17 Pemda
dengan level 2 (berkembang) sedangkan 2 Pemda dengan level 1 (rintisan).

b. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern (Khusus BUMN/D)


Hasil evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indonesia
Asahan Alumunium (Persero) untuk periode tahun 2018, mencapai nilai rata-
rata sebesar 90,28% atau berada pada tingkat efektivitas Sangat Efektif,
menunjukkan bahwa penerapan Sistem Pengendalian Intern telah berbasis IT.
Pengendalian Intern telah terintegrasi dan memungkinkan dilakukan
perubahan sesuai dengan perubahan organisasi.

3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah


Kegiatan Pembinaan JFA dan Pembentukan Auditor, Penilaian Kapabilitas APIP,
Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pengawasan dan Fasilitasi Pembentukan dan
Pengembangan Organisasi Profesi, dengan rincian sebagai berikut.
a. Pembinaan JFA dan Pembentukan Auditor, melalui Diklat Penjenjangan Auditor
sebanyak 3 Diklat dengan peserta sebanyak 90 orang dan Diklat Substansi
sebanyak 22 Diklat dengan peserta sebanyak 810 orang.
b. Penilaian Kapabilitas APIP, dengan target tahun 2018 level 3 sebanyak 18 APIP
dan level 2 sebanyak 16 APIP. Dari hasil pembinaan terhadap 34 APIP

Ringkasan Eksekutif| x
kabupaten/kota, capaian untuk level 3 sebanyak 18 APIP dan level 2 sebanyak 16
APIP. Atas 18 APIP di Level 3 tersebut belum dilaksanakan Reviu oleh BPKP Pusat.

4. Evaluasi Pelaksanaa Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi


Evaluasi pelaksanaan Inpres Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi pada 9 Pemda dengan fokus aksi pelimpahan wewenang
perizinan, aksi pembentukan PPID, aksi transparansi dan akuntabilitas PBJ dan aksi
transparansi akuntabilitas penyaluran dana hibah/bansos.

Ringkasan Eksekutif| xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………..…………...................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ………...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ……………………........................................................................................... xii
BAB I GAMBARAN UMUM PENGAWASAN
A. PERAN BPKP .................................................................................................... 1
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN BPKP .......................................... 2
C. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN .............................................................. 4
D. DUKUNGAN SUMBER DAYA..................................................................................... 7
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
A. PENGAWALAN AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional ........................................ 8
2. Penyerapan Anggaran ..................................................................................... 28
3. Isu Strategis Nasional ...................................................................................... 28
B. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL
1. Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah............................................................ 29
1.1 Audit Penyesuaian Harga........................................................................ 29
1.2 Audit Klaim ................................................................................... 30
2. Penerimaan Negara/Daerah ......................................................................... 30
C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH
1. Audit Investigatif ........................................................................................... 32
2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) .................................... 33
3. Pemberian Keterangan Ahli ........................................................................ 35
D. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM
1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja ………………………...... 35
2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi ……………………………………. 54
3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ………………… 57
4. Evaluasi Pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi ……………………………………... 58

Daftar Isi| xii


Bab I
Gambaran Umum Pengawasan

A. Peran BPKP
Memenuhi amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan
Rakyat, dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
mengarahkan kebijakan dan strategi pengawasannya untuk mengawal akuntabilitas
program strategis pemerintah dalam kerangka RPJMN 2015-2019 dan rencana kerja
pemerintah tahun 2018, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, dan terpercaya.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama, yaitu
fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern, dan fungsi pengawasan
intern. Fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern meliputi fungsi
perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional, dan fungsi pengoordinasian dan sinergi
penyelenggaraan pengawasan intern bersama-sama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah lainnya. Sedangkan fungsi pengawasan intern tersebut adalah meliputi:

1. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya


terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
penerimaan dan pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah;

2. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset


negara/daerah;

3. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan


tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis;

4. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan


yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga,
audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi;

Gambaran Umum Pengawasan | 1


5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; dan
pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
badan lainnya.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP


Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP diarahkan untuk mendukung
terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan
kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap
kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang
independen, profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen
kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

1. Arah kebijakan pengawasan BPKP

a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang


mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern
kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu
bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintah yang baik
(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah
dan pembangunan nasional;

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis bersama-


sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi untuk
mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang
di RPJMN 2015-2019;

c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan


penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran
negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset
negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan
pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);

d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan


clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi.

Gambaran Umum Pengawasan | 2


Arah dan kebijakan pengawasan BPKP tersebut secara ringkas dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 1.1.
Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

2. Strategi Pengawasan BPKP


Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi operasional.
Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan BPKP di pusat
maupun daerah untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan dan
perencanaan pembangunan nasional.Strategi operasional mengindikasikan kegiatan
dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP yaitu Program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta
Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan pada
peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan
SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP,
yang terdiri atas:

a. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan


program pemerintah dan mendukung penguatan penyelenggaraan SPIP;

b. Pemokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan


nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015-2019, termasuk di dalamnya
menguatkan sistem pengendalian intern program lintas;

Gambaran Umum Pengawasan | 3


c. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah; dan

d. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan


pemberantasan tindak pidana korupsi.

Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui program-
program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini:

Gambar 1.2.
Strategi Pengawasan BPKP

C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan


Pelaksanaan kegiatan dikelompokkan ke dalam empat fokus pengawasan, yaitu
Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional, Peningkatan Kontribusi
Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara, dan Peningkatan Governance System.

Jumlah kegiatan pengawasan di Tahun 2018 adalah sebanyak 366 penugasan


pengawasan (PP) atau 100% dari target Tahun 2018 sebanyak 366 PP, dengan rincian
terlihat pada Tabel 1.1

Gambaran Umum Pengawasan | 4


Tabel 1.1
Rencana dan Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan

Rencana Realisasi
No. Fokus Pengawasan %
(PP) (PP)
Pengawalan Akuntabilitas Program 100%
1. 157 157
Pembangunan Nasional
2. Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal 12 12 100%

3. Pengamanan Aset Negara 40 40 100%

4. Peningkatan Governance System 157 157 100%

Jumlah 366 366 100%

Gambar 1.3
Diagram Rencana dan Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan

Pengawalan Akuntabilitas Program


Pembangunan Nasional
Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal
157 157

Pengamanan Aset Negara

Peningkatan Governance System

40 12

Sedangkan jumlah pelaksanaan pengawasan jika dikelompokkan pada bidang


pengawasan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2
Rencana dan Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan
Rencana Realisasi
No. Bidang Pengawasan %
(PP) (PP)
1. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) 88 88 100%
2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) 82 82 100%
3. Akuntan Negara (AN) 87 87 100%
4. Investigasi (Invest) 52 52 100%
Program Pelaporan dan Pembinaan APIP 100%
5. 57 57
(P3A)
Jumlah 366 366 100%

Gambaran Umum Pengawasan | 5


Gambar 1.4
Diagram Rencanadan Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan

52
88 Instansi Pemerintah Pusat (IPP)
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)
52 Akuntan Negara (AN)
Investigasi (Invest)
Program Pelaporan dan Pembinaan APIP (P3A)
82
87

Sedangkan jumlah realisasi penugasan terbanyak Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera


Utara (10 jumlah penugasan terbanyak) di pemerintah daerah.

Gambar 1.5
10 Kegiatan Penugasan Pengawasan Terbanyak

Kementerian PUPR

Provinsi Sumatera Utara

Kab. Deli Serdang

PT PELINDO I

Kota Medan

Kementerian Perhubungan

PT PLN

Kab. Langkat

Kab. Serdang Bedagai

PT INALUM

0 10 20 30 40 50 60

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat menduduki peringkat


terbanyak yang menjadi tujuan kegiatan penugasan pengawasan Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 sebanyak 51 PP pada Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Banyaknya kegiatan penugasan tersebut karena ada

Gambaran Umum Pengawasan | 6


beberapa kegiatan lintas sektoral yang menjadi obyek pengawasan berada di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, seperti Reviu Tata Kelola
Proyek Strategis Nasional Pembangunan Jalan Tol, Reviu Tata Kelola Proyek Strategis
Nasional Proyek Bendungan dan Jaringan Irigasi, Audit atas laporan Keuangan WISMP,
PAMSIMAS, KOTAKU dan PNPM Perdesaan.

BPKP saat ini telah memiliki aplikasi – aplikasi yang mendukung tugas pokok BPKP.
Aplikasi SIMA 4.0 (Sistem Informasi manajemen Akuntabilitas) dibangun dengan
melakukan re‐engineering, melakukan pengembangan dari aplikasi yang sudah ada
atau pun membangun dari awal sesuai kebutuhan bisnis yang didefinisikan.

Hasil yang diharapkan dari proyek Pembuatan Dashboard Monitoring Opini Publik
(Dashboard Pimpinan – Data Unstructured) adalah terbangunnya suatu sistem
informasi yang memungkinkan BPKP untuk dapat mendapatkan informasi terkait
monitoring informasi‐informasi berkaitan dengan program/kebijakan strategis
pemerintah yang berasal dari masyarakat dengan pencarian informasi dari sumber
kanal berita dan blog dari website‐website subjek yang terkait dengan
program/kebijakan tersebut.

D. Dukungan Sumber Daya


Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung oleh sumber daya manusia
sebanyak 175 orang pegawai dengan komposisi: jabatan fungsional auditor (JFA)
sebanyak 129 orang (74%), pegawai struktural sebanyak 5 orang (3%), Korwas
sebanyak 9 orang (5%) dan non JFA dan non struktural sebanyak 32 orang (18%).
Rincian pegawai BPKP berdasarkan jabatan terlihat pada Grafik.

Gampar 1.6
Diagram Komposisi Pegawai BPKP Berdasarkan Jabatan
JFU
18%

Korwas
5%
Struktural
3%

JFA
74%

Dari jumlah tersebut, tidak terdapat pegawai yang dipekerjakan pada SKPD dilingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Gambaran Umum Pengawasan | 7


Bab II
Hasil Pengawasan Terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Laporan Hasil Pengawasan BPKP di lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
disajikan dalam 4 fokus pengawasan, yaitu pengawalan akuntabilitas program
pembangunan nasional, peningkatan kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara, dan
peningkatan governance system, dengan rincian sebagai berikut.
Gambar 1.7
Diagram Penugasan per Fokus Pengawasan

Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan


Nasional
Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal

Pengamanan Aset Negara

Peningkatan Governance System

A. PENGAWAL AKUNTABILITAS PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL


Selama periode pelaporan tahun 2018, kegiatan yang masuk dalam klasifikasi ini
adalah kegiatan pengawasan yang memantau pelaksanaan program-program prioritas
pembangunan nasional dengan mempertimbangkan aspek: strategis (mendapat
perhatian publik, isu terkini dan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi),
signifikan (merupakan program prioritas pembangunan nasional), dan material
(program lintas sektoral yang dominan jumlah anggaran dan dampak kegiatannya).
Tujuan pengawasan adalah memastikan pencapaian tujuan program strategis
secara efisien, efektif, dan ekonomis, dengan tetap berpegang pada tata kelola
pemerintahan yang baik serta memberikan sistem peringatan dini dan deteksi
hambatan pelaksanaan program strategis beserta rekomendasi solusinya.
Termasuk dalam fokus ini adalah kegiatan dalam lingkup, antara lain:

1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional


Kegiatan pengawasan terhadap percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(PSN) bertujuan untuk memperoleh gambaran dan identifikasi permasalahan serta
solusi atas kelancaran, akuntabilitas dan efektivitas pelaksanaan PSN sebagai bagian
dari pengawasan Tata Kelola PSN sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 8
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Perpres
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Ketenagalistrikan. Selain
itu juga dilaksanakan monitoring atas capaian Kegiatan Prioritas Nasional sesuai
dengan kesepakatan kerjasama dengan Kantor Staf Kepresidenan RI.

a. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)


Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero).
1) Sampai dengan triwulan IV
tahun 2018 Pembangunan
Smelter Kuala Tanjung pada PT
Inalum (Persero) yang terdiri
dari sembilan proyek telah
mencapai progres sebesar
39,36% dari target 50,00%.
2) Tidak tercapainya target tersebut disebabkan, antara lain:
a) Terdapat kelambanan progres pelaksanaan proyek-proyek PSN
Smelter Kuala Tanjung yang disebabkan belum adanya keputusan final
dari Direksi PT Inalum (Persero) mengenai lanjut tidaknya (Go or Not
Go) pembangunan Coal Fired Power Plant (CFPP) sebagai tambahan
sumber energi listrik untuk pengembangan Smelter Kuala Tanjung;
b) Regulasi ditingkat kementerian ESDM yang mengharuskan
pembangunan CFPP di mulut tambang menghambat rencana
pembangunan Coal Fired Power Plant oleh PT Inalum (Persero).
Terhadap permasalahan tersebut, kami telah menyampaikan rekomendasi
strategis kepada Direksi PT Inalum (Persero).

b. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)


1) Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung
a) Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung dilaksanakan oleh PT
Pengembangan Kawasan (PPK) yang merupakan anak perusahaan PT
Pelindo I (Persero). Pengembangan tahap I (2017-2020) meliputi
proses perizinan dan pembebasan lahan;
b) Lahan yang telah
dibebaskan seluas 150 Ha
dari target 400 Ha untuk
tahap I. Rendahnya progres
pembebasan lahan untuk
Kawasan Industri Kuala
Tanjung disebabkan lahan
yang akan dibebaskan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 9
merupakan sempadan sungai. Lahan sempadan sungai merupakan
lahan yang berfungsi sebagai pelindung sungai dan bebas dari segala
bangunan, sedangkan masyarakat memiliki surat tanah dan bangunan
pada lokasi tersebut;
c) Lahan peruntukan SUTET oleh PT Inalum dan PT PLN, dimana kedua
perusahaan tersebut hanya membebaskan lahan untuk tapak tower,
sedangkan untuk ruang bebas yang ada di sekitar SUTET tidak
dibebaskan. Lahan tersebut secara teknis tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal namun secara fisik tidak dapat dipisahkan dari lahan
yang akan dibebaskan oleh PT PPK, disamping itu secara fisik lahan
tersebut juga dikuasai oleh masyarakat berupa SPGR dan Sertifikat Hak
Milik;
d) Pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 81 tahun 2018 tanggal
18 September 2018 tentang Percepatan Pembangunan dan
Pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung di
Provinsi Sumatera Utara, terdapat beberapa poin simpulan,
diantaranya:
(1) Pemerintah Indonesia menugaskan kepada PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) untuk membangun, mengembangkan dan
mengelola Kawasan Industri Kuala Tanjung sesuai pasal 2
ayat (1) b;
(2) Penugasan tersebut dilaksanakan PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) dengan mengikutsertakan dan bersama PT Indonesia
Asahan Aluminium (Persero) sesuai pasal 5 ayat (1);
(3) Pelaksanaan penugasan dilakukan melalui pembentukan badan
usaha patungan dan dapat bermitra dengan badan usaha lain
(termasuk anak perusahaan PT Pelindo I dan PT Inalum);
(4) Pelaksanaan penugasan meliputi pendanaan, perencanaan teknis,
pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian,
pengusahaan dan pemeliharaan.
Dengan terbitnya Perpres Nomor 81 tahun 2018, PT Prima Pengembangan
Kawasan (anak perusahaan PT Pelindo I), yang selama ini melaksanakan
pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung, belum dapat melanjutkan
kegiatannya.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pelindo I (Persero) dengan
terbitnya Perpres Nomor 81 tahun 2018 dalam hal pembentukan Badan
Usaha Patungan (BUP) antara Pelindo I dengan PT Inalum adalah :
a) Permohonan reviu kepada Kejaksaan Tinggi Provinsi Sumatera Utara
sesuai surat Pelindo I No.HK.46/17/23/PI-18 tanggal 6 November
2018;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 10
b) Permohonan reviu kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
sesuai surat Pelindo I No.UM.50/32/13/PI-18 tanggal 22 Oktober
2018;
c) Pembahasan awal dengan PT Inalum (Persero) yang dilaksanakan pada
tanggal 7 November 2018.

2) Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung


a) Realisasi pembangunan
Pelabuhan Multipurpose
Kuala Tanjung mencapai
realisasi fisik 99,37% dari
target 100,00%. Sisa bobot
pekerjaan sebesar 0,63%
yang terdiri dari pekerjaan
jalan akses masuk ke pelabuhan;
b) Penyediaan lahan yang berasal dari masyarakat yaitu lahan
masyarakat yang beririsan dengan rencana pembangunan access road
dari lahan HPL Otorita Asahan menuju Gate Pelabuhan, serta lahan
HPL Otorita Asahan yang berada di Coastal Area dan Area A-Camp yang
diklaim masyarakat;
c) Terdapat masyarakat maupun pihak swasta (PT Socfindo) di area
access road ROW 2 yang akan dibebaskan lahannya belum bersedia
menerima besaran ganti rugi yang ditawarkan oleh Panitia Pengadaan
Tanah sesuai hasil penilaian Appraisal (KJPP);
d) Proses peralihan eks HPL Otorita Asahan menjadi HPL PT Pelindo I
(Persero) masih terkendala karena adanya klaim permintaan ganti rugi
dari PT Inalum (Persero) dan karena status badan hukum Badan
Otorita Asahan telah berakhir.
Terhadap Permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi
strategis kepada Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan pihak-
pihak terkait.

c. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)


1) Pembangunan Gardu Induk 150 kV Pangururan 1x30 MVA dan Tele (Ext)
Progres Konstruksi Pembangunan Gardu Induk 150 kV Pangururan 1x30
MVA dan Tele (Ext) telah mencapai 100,00% dan telah dilakukan serah
terima pekerjaan sesuai Berita Acara Serah Terima Pertama Nomor
1.487/BAST-I/UPK-JAR-SUM1/VII/2017. Gardu Induk 150 kV Pangururan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 11
(1x30 MVA) telah dinyatakan laik untuk dialiri tegangan selama 24 jam
sesuai Sertifikat Laik Operasi (LSO) tanggal 24 Mei 2017.
2) Pembangunan Transmisi 275 KVA Galang-Simangkuk-Sarula
Proyek Pembangunan Transmisi 275 KVA Galang-Simangkuk-Sarula oleh PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
merupakan salah satu rencana PT PLN (Persero) untuk membangun proyek
tol listrik guna memenuhi kebutuhan sumber daya listrik nasional,
khususnya di Wilayah Sumatera. Dengan adanya transmisi 275 KVA Galang-
Simangkuk-Sarula, konektivitas hantaran listrik akan semakin baik dengan
menghubungkan proyek tol listrik yang telah selesai sebelumnya dari
Sumatera Bagian Selatan. Adanya peningkatan daya hantar listrik dengan
Transmisi 275 KVA ini akan mewujudkan proyek tol listrik dari Aceh hingga
Lampung.
Progres konstruksi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2018 (s.d. 14
Desember 2018) adalah :
a) Pembangunan transmisi Galang-Simangkuk telah mencapai 94,02%
dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2018.
b) Pembangunan transmisi Simangkuk-Sarula baru mencapai 50,37% dan
direncanakan selesai pada bulan Maret 2019.
Penyelesaian Pembangunan Transmisi Simangkuk - Sarula sangat
dipengaruhi oleh progres penyelesaian Pembangunan Transmisi Galang-
Simangkuk karena pekerjaan stringing pada Pembangunan Transmisi
Simangkuk – Sarula baru dapat dikerjakan setelah pekerjaan stringing
Galang-Simangkuk selesai.
3) Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4
a) Realisasi pembebasan lahan PLTU
Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 per 14
Desember 2018 sebesar 105,10 Ha
atau 100% dari target 105,10 Ha;
b) Realisasi pembangunan fisik Jalan
Tol PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan
4 per 14 Desember 2018 sebesar
91,928% dari target 93,20%;
c) Belum tercapainya target fisik
lahan PLTU Pangkalan Susu Unit 3
dan 4 disebabkan :

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 12
(1) Proses pembayaran tagihan kontraktor memakan waktu lama
sehingga berdampak terhadap cash flow kontraktor dan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
(2) Jumlah tenaga kerja (manpower) belum mencukupi untuk mengejar
keterlambatan progres sesuai schedule kontrak (coal handling
system, coal yard);
(3) Kondisi keamanan di lingkungan proyek yang cukup rawan yang
berdampak pencurian material/peralatan proyek dan
penggantiannya membutuhkan waktu.
4) Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias 25 MW
Hasil Reviu terhadap Proyek Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias
25 MW dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Realisasi pembebasan lahan :
Lahan yang digunakan untuk lokasi Pembangunan Mobile Power Plant
(MPP) Nias 25 MW adalah milik PTPLN (Persero), sehingga tidak ada
kegiatan pembebasan lahan;
b) Realisasi progres fisik/konstruksi Pembangunan Mobile Power Plant
(MPP) Nias 25 MW s.d tanggal 14
Desember 2018 adalah 19,89%,
sedangkan realisasi progres fisik
kumulatif sampai dengan tanggal
14 Desember 2018 sebesar
84,47% dari target per tanggal
24 September 2018 sebesar
100,00%;
c) Belum tercapainya progres fisik per tanggal 14 Desember 2018 sebesar
100% disebabkan:
(1) Fase Engineering : belum semua draft Detail Engineering Design
(DED) sebanyak 2.066 dokumen (sebelumnya sebanyak 1.623
dokumen) direviu dan di approve oleh PT PLN (Pusenlis);
(2) Fase Procurement : keterlambatan proses pengiriman (shipment)
material Civil & Structural, Mecanical, Electrical dan
Instrumentation, baik material import (FOB Portion) maupun
material lokal (Ex Work Portion)
(3) Fase Construction :
(a) Adanya peningkatan penggunaan tiang pancang karena adanya
perbedaan data karakteristik tanah pada kontrak dengan hasil
soil investigation yang dilakukan oleh kontraktor;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 13
(b) Adanya keterlambatan proses Engineering (pembuatan dan
penyampaian dokumen DED dari kontraktor kepada Pusenlis);
(c) Kurangnya Man Power untuk pekerjaan lapangan terutama
tenaga welder (ahli las) yang ketersediaannya di daerah Nias
terbatas sehingga harus didatangkan dari luar daerah.

d. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Utara


1) Realisasi pembebasan
lahan Jalan Tol Ruas Medan-
Binjai per 15 Desember 2018
sebesar 139,46 Ha atau
92,65% dari target 150,52 Ha;
2) Realisasi pembangunan
fisik Jalan Tol Ruas Medan-
Binjai per 15 Desember 2018
sebesar 80,726% dari target 77,469%;
3) Realisasi pembebasan lahan Jalan Tol Ruas Medan-Kualanamu-Tebing
Tinggi per 15 Desember 2018 sebesar 477,11 Ha atau 99,97% dari target
477,24 Ha;
4) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan-Kualanamu-Tebing
Tinggi per 15 Desember 2018 telah selesai 100,00%;
5) Tidak terdapat permasalahan penyediaan lahan dan pembangunan jalan
tol pada triwulan II 2018. Masih terdapat 0,13 Ha atau 2 bidang tanah yang
belum dibebaskan lahannya atau 0,03% dari target pembebasan lahan
sebesar 477,24 Ha karena masih dalam proses penerbitan SPP dan
pemberkasan.

e. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang


Provinsi Sumatera Utara pada Bappeda Provinsi Sumatera Utara
Permasalahan atas pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyedian Air Minum
(SPAM) di Regional Mebidang, Provinsi Sumatera Utara adalah :
1) Dokumen DED yang diterima oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II per April 2018 belum
memuat perubahan jaringan pipa dari Intake ke WTP/IPA berdasarkan
Justifikasi Teknis oleh Konsultan Pengawas PT Mulya Sakti Wijaya.
Perubahan tersebut disebabkan jalur pipa dari intake ke WTP/IPA yang
sebelumnya melalui bahu jalan terdapat pipa existing PDAM Tirtasari Binjai
dan banyak perumahan penduduk, sehingga dirubah melalui tanah

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 14
masyarakat dengan luasan lahan yang dibutuhkan sesuai foto google earth
seluas 4.500 m2.
2) Sampai dengan reviu triwulan IV, Badan Pelaksana Harian SPAM Regional
Mebidang belum terbentuk sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 5 Tahun 2016.
3) Progres fisik sampai dengan akhir reviu sebesar 39,24 %.
Terhadap masalah tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi strategis
kepada pihak-pihak terkait.

f. KEK Sei Mangkei


Berdasarkan hasil evaluasi atas program lintas sektoral pengembangan KEK
pada KEK Sei Mangkei sejak
proses pengusulan tahun
2011 sampai dengan tanggal
31 Desember 2018, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Penyiapan PSN KEK Sei
Mangkei direncanakan
dengan baik dan telah
ditetapkan dengan PP Nomor 29 tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012 serta
telah beroperasi sejak tanggal 27 Januari 2015;
2) Tidak terdapat permasalahan terkait Lahan KEK Sei Mangkei karena berada
pada satu bentangan areal milik PTPN III (Persero) yang sebelumnya
merupakan HGU PTPN III (Persero) dan telah memiliki sertifikat Hak
Pengelolaan Lahan;
3) Lokasi KEK Sei Mangkei telah sesuai dan diakomodir dengan tata ruang
(RTRW Kabupaten Simalungun), dekat dengan jalur perdagangan dan
pelayaran internasional (Kuala Tanjung);
4) Pendanaan kegiatan KEK Sei Mangkei telah didukung dana yang bersumber
dari Non APBN yaitu PTPN III (Persero) dan dukungan dari APBN c.q.
Kementerian Perindustrian, Untuk tahun 2018, kegiatan KEK Sei Mangkei
hanya didukung oleh dana PTPN III (Persero);
5) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi telah memberikan
fasilitas/kemudahan di KEK Sei Mangkei dalam bentuk regulasi yang
mendukung fasilitas bagi investor berupa pemberian insentif dan
kemudahan penanaman modal sesuai PP Nomor 96 Tahun 2015 dan PMK
Nomor 104/PMK.010/2016. Namun implementasi atas regulasi berupa
perlakuan perpajakan, kepabean dan cukai serta besaran dan tata cara

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 15
pemberian kemudahan belum sepenuhnya dapat diterapkan di KEK Sei
Mangkei disebabkan :
a) Dewan Nasional KEK belum menetapkan Bidang Usaha yang menjadi
Kegiatan Utama di KEK Sei Mangkei sebagaimana dinyatakan dalam
pasal 4 Peraturan Pemerintah RI Nomor 96 tahun 2015;
b) Administrator KEK Sei Mangkei belum di dukung SDM yang telah
mendapat pelatihan dari instansi perpajakan, bea cukai dan
perdagangan sebagai transfer knowledge untuk merealisasikan
tahapan-tahapan dalam proses perizinan;
c) Administrator KEK Sei Mangkei belum mendapatkan data base dari
instansi perpajakan dan bea cukai terkait dengan bidang usaha yang
akan diberi fasilitas untuk diterbitkan perizinannya;
d) Sampai dengan berakhirnya reviu KEK Triwulan IV tahun 2018,
Pemerintah Kabupaten Simalungun belum menetapkan Perda terkait
kemudahan pajak atau retribusi di KEK Sei Mangkei;
6) Administrator KEK Sei Mangkei telah menyurati Direktur Fasilitas Ekspor
dan Impor Kementerian Perindustrian RI Nomor 503/455/29.2/2017
tanggal 23 Agustus 2017 tentang Usulan Perizinan di Bidang Perdagangan
kepada KEK Sei Mangkei yang dapat didelegasikan sebanyak 21 perizinan.
Sampai dengan berakhirnya reviu jawaban atas surat tersebut belum
diperoleh.
7) Pengembangan Sei Mangkei sebagai kawasan ekonomi khusus telah
memenuhi seluruh perizinan yang dipersyaratkan. Terkait dengan
diterbitkannya PP Nomor 142 tanggal 28 Desember 2015 tentang Kawasan
Industri yang mewajibkan diperolehnya Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI),
Pemerintah Kabupaten Simalungun telah mengeluarkan Izin Usaha
Kawasan Industri melalui Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangkei Kabupaten Simalungun sesuai Keputusan Kepala Administrator
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Kabupaten Simalungun Nomor
503/03/IUKI/29.2/2017 tanggal 10 Nopember 2017 tentang Izin Usaha
Kawasan Industri;
8) Pengaturan pengutamaan penggunaan komponen dalam negeri telah
diatur dalam Tata Tertib Kawasan yaitu kebijakan mengenai prioritas
penggunaan tenaga kerja dalam negeri. Namun belum mengatur tentang
kemudahan penggunaan tenaga kerja asing, penggunaan uang rupiah
dalam kawasan serta kebijakan pemberian fasilitas dan kemudahan yang
lebih banyak kepada perusahaan yang menggunakan bahan baku dalam
negeri;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 16
a) Infrastruktur dalam kawasan sebagian besar telah selesai dibangun
dan telah sesuai dengan standar minimal infrastruktur yang harus ada
dalam KEK serta telah memenuhi kebutuhan KEK dan/atau pelaku
usaha (investor) seperti jalan kawasan, sistem drainase, sistem dan
fasilitas pengelolaan persampahan dan air limbah, penyediaan air
bersih, listrik, dry port dan tank farm. Namun masih terdapat beberapa
permasalahan terkait infrastruktur dalam kawasan, yaitu:
b) Harga gas belum sesuai dengan investor;
Harga gas di Sei Mangkei masih terlalu tinggi dan belum sesuai dengan
harapan investor PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) yang
menginginkan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga gas di
Kawasan Ekonomi Khusus lainnya.
Berdasarkan Notulen Rapat tanggal 11 April 2017 di Kementerian
Perindustrian, Harga Gas untuk PT UOI setelah nego dengan Pertagas
senilai USD 10,25/MMBTU namun menurut PT UOI masih terlalu tinggi
dan perusahaan masih merugi karena perkiraan awal harga gas berada
dikisaran USD 6 – USD 8/MMBTU.
c) Sistem Pembuangan Sampah (Limbah Padat) dan Limbah B3 belum
ditetapkan.
Berdasarkan informasi dari Pengelola Kawasan menyatakan bahwa
saat ini terjadi penolakan dari penduduk setempat sehingga sisa
sampah (limbah padat) dibuang ke tempat pembuangan sementara di
areal KEK Sei Mangkei yang seharusnya di buang ke TPA di daerah
Sugaran Bayu Kecamatan Bandar. Administrator Sei Mangkei telah
meneruskan permasalahan tersebut ke Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Simalungun.
Sedangkan untuk limbah B3, belum tersedia pengolahannya di Pulau
Sumatera dan hanya tersedia di Cileungsi Bogor sehingga memerlukan
biaya tinggi (high cost).
d) Tangki timbun 4 x 5.000 liter dan Gedung Inovasi masih proses
pembuatan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO).
e) Pengawasan dan pengendalian atas PSN KEK Sei Mangke belum
berjalan optimal karena pihak Administrator KEK Sei Mangke belum
menjalankan fungsi pengawasan dan hanya memproses perizinan saja.
9) Informasi Lainnya:
a) Jumlah investor di luar PTPN III (Persero) yang telah beroperasi di KEK
Sei Mangkei baru 2 (dua) investor yaitu PT Unilever Oleochemical
Indonesia (UOI) dan PT Industri Nabati Lestari (INL);

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 17
b) Disamping itu, saat ini terhadap 2 calon tenant, PT Alternative Protein
Indonesia (PT API) telah ditandatangani MoA pada tanggal 17 Mei
2017 dan PT All Cosmos Indonesia yang telah menandatangani MoU
pada tanggal 27 November 2017;
c) Berdasarkan data dari PTPN III (Persero) selaku pengelola kawasan,
total luas lahan yang akan segera terpakai (termasuk rencana untuk
digunakan PT API) adalah 263 Ha atau baru 14,63% luas lahan HPL
1.933,80 Ha atau dengan kata lain KEK Sei Mangkei ini belum secara
maksimal dimanfaatkan oleh para investor;
d) Jalur kereta api dari KEK Sei Mangkei ke jalur existing (KEK Sei Mangkei-
Terminal Peti Kemas Internasional Belawan (BICT) telah selesai
dibangun serta telah beroperasi kereta api barang secara rutin setiap
hari Selasa dan Jumat dimulai sejak hari Selasa tanggal 17 Januari 2017
dan telah digunakan oleh PT UOI untuk pengiriman barang/bahan
baku dari dan ke Belawan sebanyak 20 Peti Kemas per Minggu dan
PTPN III (Persero) bersama dengan PT Kereta Api Logistik pada tanggal
02 November 2017 telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan
Dry Port di area KEK Sei Mangkei, namun izin operasional Dry Port
belum diterbitkan;
e) Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung sebagai sarana penunjang
untuk lalu lintas barang masuk dan keluar untuk keperluan industri di
KEK Sei Mangkei belum beroperasi secara maksimal;
f) Belum adanya standar perizinan terkait dengan investasi terhadap
zonasi yang berada di kawasan;
g) Administrator belum didukung dengan sarana dan prasarana yang
optimal.

g. Pembangunan Jaringan Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung.


Pembangunan Jalan Kereta Api antara
Bandar Tinggi-Kuala Tanjung telah dimulai
dari tahun anggaran 2011 s.d 2015.
Kegiatan ini sempat terhenti di tahun
anggaran 2016 karena tidak dianggarkan
kembali. Pada tahun anggaran 2017,
kegiatan ini dilanjutkan kembali dengan
sistem pendanaan melalui SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara) dan
dilaksanakan dalam 2 Tahun Anggaran
2017 dan 2018.
Pada kegiatan lanjutan ini, pelaksanaan
pekerjaan terbagi ke dalam 5 (lima) paket fisik yaitu:

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 18
1) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung
Km.0+000 sd Km.5+000 (BTK-1) dengan progres fisik sebesar 100%;
2) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung
KM.5+000 sd Km.21+500 (BTK-2) dengan progres fisik sebesar 97,98%;
3) Pembangunan Stasiun Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung (BTK-
3) dengan progres fisik sebesar 92,80%;
4) Pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi antara Bandar
Tinggi-Kuala Tanjung (BTK-4) dengan progres fisik sebesar 93,19%;
5) Pembangunan Jembatan KA WTT Bentang 50 di Emplasement Stasiun
Bandar Tinggi (BTK-5) dengan progres fisik 51,2%.
Adapun hambatan dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Adanya klaim dari masyarakat atas tanah Otorita Asahan di Coastal Area
(Lokasi Emplasemen Pelabuhan);
2) Masih terdapat tanah yang belum dibebaskan.

h. Pembangunan Jaringan Kereta Api Lintas Rantau Prapat – Kota Pinang


Proyek Strategis Nasional di Lingkungan Kementerian Perhubungan salah
satunya adalah Jalan Rel Kereta Api Lintas Rantau Prapat – Kota Pinang,
Pembangunan jalan Kereta Api antara Rantau Prapat-Kota Pinang merupakan
salah satu segmen dari Program Trans Sumatera Railway Rantau Prapat-Kota
Pinang-Duri-Dumai. Pendanaan kegiatan ini menggunakan SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara) dan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun Anggaran
2017-2019. Kegiatan pada Tahun 2018 dibagi ke dalam 10 pekerjaan fisik
seperti yang tersaji di tabel dibawah ini.

Tabel 2.3
Paket Pekerjaan Fisik
Pembangunan Jaringan Kereta Api Lintas Rantau Prapat – Kota Pinang
Target
Realisasi
Target s.d Tertimbang Realisasi
Tertimbang s.d
Uraian Kegiatan / Paket TW IV 2018 TW s.d TW IV 2018
No Bobot TW IV 2018
Pekerjaan s.d IV 2018
Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
1 6,10 60,50 58,66 3,69 3,58 60,50 66,04 3,69 4,03
Kota Pinang km.0+000 sd
5+000 (RPK-1)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
2 12,27 15,00 7,42 1,84 0,91 15,00 15,08 1,84 1,85
Kota Pinang km.5+000 sd
10+000 (RPK-2)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
3 8,66 23,50 43,82 2,04 3,80 23,50 21,47 2,04 1,86
Kota Pinang km.10+000 sd
13+500 (RPK-3)

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 19
Target
Realisasi
Target s.d Tertimbang Realisasi
Tertimbang s.d
Uraian Kegiatan / Paket TW IV 2018 TW s.d TW IV 2018
No Bobot TW IV 2018
Pekerjaan s.d IV 2018
Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
4 10,43 23,50 26,72 2,45 2,79 23,50 25,05 2,45 2,61
Kota Pinang km.13+500 sd
17+000 (RPK-4)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
5 9,13 45,38 44,77 4,14 4,09 45,38 50,70 4,14 4,63
Kota Pinang km.17+000 sd
20+500 (RPK-5)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
6 15,07 57,25 51,41 8,63 7,75 57,25 54,69 8,63 8,24
Kota Pinang km.20+500 sd
25+500 (RPK-6)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
7 9,14 45,15 57,12 4,13 5,22 5,15 60,89 4,13 5,56
Kota Pinang km.25+500 sd
29+000 (RPK-7)
Pembangunan jalur KA
antara Rantauprapat -
8 11,74 47,86 52,21 5,62 6,13 47,86 54,92 5,62 6,45
Kota Pinang km.29+000 sd
33+000 (RPK-8)
Pembangunan Stasiun KA
9 antara Rantauprapat - 5,81 15,00 20,90 0,87 1,21 15,00 5,26 0,87 0,31
Kota Pinang (RPK-9)
Pembangunan Persinyalan
dan Telekomunikasi lintas
10 11,65 20,53 3,54 2,39 0,41 20,53 11,02 2,39 1,28
Rantau Prapat - Kota
Pinang (RPK-10)

Jumlah 100 35,80 35,88 35,80 36,82

Sampai dengan 14 Desember 2018 progres realisasi fisik sebesar 36,82% dari
target sebesar 35,88%. Namun demikian pada paket pekerjaan Pembangunan
Jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.10+000 sd 13+500 (RPK-3) yang
lebih dari 90% lahannya sudah dibebaskan sejak tahun 2017 terdapat deviasi
yang signifikan antara progres fisik per tanggal 14 Desember 2018 sebesar
21,47% dengan target fisik yang dijadwalkan sebesar 43,82% sehingga terdapat
deviasi sebesar -22,35%. Deviasi tersebut disebabkan kelalaian pihak
kontraktor yang tidak mempedomani jadwal pelaksanaan kegiatan pekerjaan
(time schedule) sesuai kurva S yang telah disepakati di dalam kontrak.Terhadap
kondisi deviasi minus ini pihak PPK dan Konsultan Supervisi telah beberapa kali
melayangkan surat teguran dan Surat Peringatan (terakhir SP2) kepada pihak
rekanan, namun sampai saat reviu selesai dilaksanakan belum ada tindak lanjut
berupa perubahan positif yang signifikan. Sedangkan waktu yang sudah
digunakan lebih kurang 15 bulan dari jangka waktu kontrak 27 bulan, sehingga

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 20
sisa waktu efektif yang masih tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
lebih kurang 12 bulan.

i. Pembangunan Bendungan Lau Simeme


Proyek Strategis Nasional di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat merupakan pembangunan Bendungan Lau Simeme
Kabupaten Deli Serdang, yang salah satu tujuan pembangunannya adalah untuk
meningkatkan Sistem Pengendalian Banjir Kota Medan dan Kabupaten Deli
Serdang dari yang saat ini masih pada debit skala periode ulang 25 tahunan
menjadi skala periode 40 tahunan. Proyek pembangunan ini dilaksanakan oleh
Balai Wilayah Sungai Sumatera II Medan.
Sampai dengan saat reviu semester II Tahun 2018, progres kemajuan kegiatan
baru mencapai 3,10% dari target fisik 3,35%. Tidak tercapainya target fisik
disebabkan terkendala persiapan lahan di Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT)
yang telah dihuni dan diusahakan oleh masyarakat meskipun ijin Pinjam Pakai
Kawasan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa Surat
Keputusan dengan SK Nomor 481/Mnlhk/Setjen/PLA.0/6/2016 tanggal 22 Juni
2016 seluas 420 Ha telah dimiliki oleh Kementerian PUPR. Masyarakat yang
menghuni dan mengusahakan lahan tersebut meminta penggantian atas lahan
dan bangunan serta tanaman diatasnya.
Penyelesaian pembebasan tanah untuk Bendungan Lau Simeme menggunakan
UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum serta Perpres 71 Tahun 2012 terakhir
diubah dengan Perpres 148 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum penggantian hanya dapat
diberikan untuk tanaman dan bangunan yang ada diatasnya.
Sedangkan pembayaran lahan baru dapat dilaksanakan jika lahan yang dikuasai
oleh masyarakat tersebut dikeluarkan dari Kawasan Hutan Produksi Tetap
(HPT). Lahan kawasan HPT yang dikuasai oleh masyarakat dapat dikeluarkan
dari kawasan hutan melalui mekanisme yang diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 88 tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan
Hutan serta Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Selaku Ketua Tim Percepatan Penyelesaian Penguasaan Tanah Dalam
Kawasan Hutan Nomor 3 Tahun 2018.
Atas permasalahan tersebut pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah
berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Sumatera untuk pembentukan tim berkaitan dengan verifikasi bangunan dan
tanaman yang ada di lokasi pembangunan serta telah dilakukan pemilihan KJPP

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 21
(Kantor Jasa Penilai Publik) untuk melakukan penilaian atas nilai bangunan dan
tanam yang akan diganti rugi, namun pembentukan Tim Inventarisasi dan
Verifikasi Penguasaan Tanah Dalam Kawasan Hutan oleh Gubernur telah
dibentuk, namun dalam uraian tugasnya tidak termasuk luas lahan untuk
pekerjaan Bendungan Lau Simeme.
Terkait dengan kondisi dan hambatan tersebut di atas kepada Kepala Satuan
Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera Medan II,kami sarankan agar:
1) Melakukan koordinasi dengan BPN terkait pembayaran tanaman dan
bangunan sesuai dengan hasil KJPP;
2) Menyurati Gubernur Sumatera Utara agar lahan untuk pembagunan
Bendungan Lau Simeme dimasukan dalam inventarisasi yang dilaksanakan
oleh Tim Inventarisasi dan Verifikasi Penguasaan Tanah Dalam Kawasan
Hutan.

2. Program Prioritas Pembangunan Nasional


BPKP telah melakukan pengawalan atas berbagai program pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah melalui pengawasan atas berbagai kegiatan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha terkait bidang
Pembangunan, Pendidikan, Kedaulatan Pangan, Pariwisata, Konektifitas,
Pembangunan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, Konektivitas, Kedaulatan
Energi, dan Pengembangan KEK. Hasil pengawasan tersebut diuraikan sebagaimana
berikut:
a. Pendidikan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam bidang Pendidikan pada Tahun
2018 melaksanakan pengawasan, yaitu:
1) Evaluasi atas Kegiatan Prioritas Pemberian Bantuan Bagi Anak Usia Sekolah
Tahun Anggaran 2017
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Langkat. Sasaran evaluasi adalah Kegiatan
prioritas pemberian bantuan pendidikan bagi anak usia sekolah dan sample
yang diuji adalah 16 sekolah dan madrasah, yaitu 10 sekolah negeri dan 6
madrasah. Evaluasi diarahkan pada akurasi basis data, ketepatan sasaran
penerima, efektivitas atas penyelenggaraan bantuan. Dari hasil evaluasi
dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut:
a) Masih terdapat penerima Bantuan PIP yang tidak sesuai dengan
ketentuan;
b) Pemegang KIP/PKH/KKS dan usulan sekolah tidak menerima KIP;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 22
c)Pencairan dana dilakukan pada akhir Desember sehingga tidak efektif
untuk digunakan untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut maka disarankan kepada:
a) Kepala Dinas Pendidikan agar memerintahkan para Kepala Sekolah
untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mengusulkan ke
Dinas Pendidikan;
b) Kepala Kantor Kementerian Agama agar memerintahkan kepada
kepala madrasah agar mengajukan permintaan dana PIP pada setiap
awal semester agar dapat diterima tepat waktu atau sesuai waktu yang
dibutuhkan.
2) Evaluasi atas revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun
anggaran 2017. Ruang lingkup evaluasi atas revitalisasi SMK dilakukan atas
pelaksanaan kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia tahun2017. Kegiatan yang dilakukan adalah
pengujian terhadap kepatuhan atas ketentuan dan efektivitas
penyelenggaraannya. Jumlah penerima bantuan selama tahun 2017 pada
Provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 16 paket bantuan pada 16
sekolah dengan jumlah bantuan sebesarRp 7.655.850.000,00. Populasi SMK
se-Kabupaten Deli Serdang sebanyak 267 SMK Negeri dan 716 SMK Swasta.
Permasalahan yang dijumpai terkait pelaksanaan Evaluasi atas revitalisasi
sekolah menengah kejuruan (SMK) tahun anggaran 2017, yaitu :
a) Pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan dana revitalisasi
belum sesuai pedoman;
b) Database alumni SMK yang dibuat masih kurang memadai sehingga
data yang ada belum menunjukkan kondisi sebenarnya;
c) Program peningatan kualitas tenaga pendidik belum menjadi sorotan
utama SMK dalam menentukan program prioritas.
3) Evaluasi pengelolaan keuangan pada Perguruan Tinggi yaitu Universitas
Sumatera Utara, hasil evaluasi menunjukkan bahwa efektivitas pencapaian
target kinerja belum sepenuhnya tercapai dengan total nilai 66,76 % dari
14 indikator dan masih terdapat pencatatan aset tetap yang perlu
disempurnakan terkait pemindahan aset yang berada di lingkungan Rumah
Sakit.
4) Evaluasi Bantuan Pendidikan Tinggi pada Politeknik Negeri Medan dan
Universitas Negeri Medan, hasil evaluasi menunjukkan masih terdapat
kelemahan akuntabilitas pengelolaan keuangan program Bidik Misi,
terutama terkait dengan kelengkapan administrasi perjalanan dinas dan

Pen gawalan A k un tabi li ta s P ro g ram Pe mban gu nan Na siona l | 23


dokumentasi calon mahasiswa penerima bantuan; Program Bidik Misi
belum sepenuhnya berdampak pada prestasi akademik mahasiswa
penerima bantuan dan kuota mahasiswa penerima program Bidik Misi
belum terpenuhi.
5) Monitoring Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Negeri pada Politeknik
Negeri Medan. Hasil monitoring menunjukkan bahwa masih terdapat
sarana dan prasarana yang belum dimanfaatkan (idle) berupa tanah kantor,
ruang kuliah, aula, kantin dan terdapat perubahan kondisi fisik kontruksi
dalam pengerjaan yang rusak berat.
6) Evaluasi Pengelolaan PNBP dan BOPTN menunjukkan masih terdapat
kelemahan administrasi pengelolaan, temuan yang belum ditindaklanjuti
dan kekurangan tenaga pengajar.

b. Kesehatan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam bidang Kesehatan pada Tahun
2018 melaksanakan pengawasan, yaitu:
1) Verifikasi Pembayaran Tunggakan DIPA Tahun Anggaran 2017 pada Rumah
Sakit Kesdam.
Atas permintaan Kakesdam I BB maka Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara melakukan verifikasi tagihan yang bersaldo diatas 2 miliar. Rumah
Sakit yang diverifikasi di jajaran Kesdam I BB adalah sebanyak 6 rumah sakit
yaitu :
a) Rumah Sakit Tk IV P.Siantar;
b) Rumah Sakit TkIV P.Sidempuan;
c) Rumah Sakit Tk IV Binjai;
d) Rumah Sakit Tk III dr Reksiwidiro Padang;
e) Rumah Sakit Tk IV Solok;
f) Rumah Sakit Tk IV Bukit Tinggi.
Verifikasi dilakukan berdasarkan saldo hutang dalam satu DIPA yaitu
Kesdam I BB dengan tagihan yang dapat dibayar sebesar
Rp4.365.274.184,00. Pertanggungjawaban keuangan yang disusun oleh
Kesdam dan sudah diperhitungkan dalam hasil verifikasi
2) Audit Kinerja Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2018 pada
Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara.
Sesuai dengan PKPT tahun 2018 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
melakukan audit kinerja atas Jaminan Kesehatan Nasional pada provinsi
dan kabupaten/kota sebagai berikut:
a) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara;

Pen gawalan A k un tabi li ta s P ro g ram Pe mban gu nan Na siona l | 24


b) Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal;
c) Dinas Kesehatan Kabupaten Karo;
d) Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat;
e) Dinas Kesehatan Kota Sibolga;
f) Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas Utara;
g) Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan;
h) Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Audit dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator kinerja untuk
mengukur seberapa baik kinerja pelayanan yang telah dilakukan pada
Provinsi Sumatera Utara.
3) Pelaksanaan Evaluasi Kampung KB menunjukkan:
a) Masih terdapat desa stunting yang ada di wilayah Gunungsitoli belum
dicanangkan menjadi kampung KB;
b) Penyelenggaraan kampung KB belum didukung sepenuhnya dengan
pendanaan dari Pemda setempat;
c) Pembentukan kampung KB perlu segera dipercepat;
d) Diperlukan keterlibatan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam pelaksanaan kegiatan Kampung KB.
4) Pada akhir semester II tahun 2018 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara melaksanakan audit tujuan tertentu atas Jaminan Kesehatan Sosial
pada 8 cabang BPJS dilingkungan Provinsi Sumatera Utara yaitu :
a) Cabang Sibolga;
b) Cabang Padangsidimpuan;
c) Cabang Tanjung Balai;
d) Cabang Gunung Sitoli;
e) Cabang Medan;
f) Cabang Lubuk Pakam;
g) Cabang Kabanjahe;
h) Cabang Pematang Siantar.
Kegiatan pengawasan ini merupakan berupa kegiatan pendahuluan dalam
melaksanakan audit dengan tujuan tertentu atas permasalahan dalam
pengelolaan audit Jaminan Kesehatan Sosial yang merupakan kegiatan
persiapan atau pendahuluan dalam rangka audit atas penerimaan dan
pengeluaran dana BPJS sehingga dapat mengetahui permasalahannya.
Kegiatan ini akan dilanjutkan pada awal tahun 2019, audit ke rumah sakit
dengan sampling yang memadai. Pelaksanaan audit tujuan tertentu atas
Jaminan Kesehatan Sosial Tahap awal atau tahun 2019 belum dapat
diberikan kesimpulannya.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 25
b. Kesejahteraan Rakyat
1) Monitoring atas Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra)
Monitoring dilakukan terhadap Bansos Rastra tahun 2018 pada
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara yang dikelola oleh Tim
Koordinasi Bansos Pangan sampai kecamatan, termasuk pelaksanaan
distribusi rastra di desa/kelurahan. Metode pelaksanaan monitoring
dilakukan dengan wawancara, observasi, reviu dokumen dan prosedur
analisis. Hasil monitoring diperoleh dengan hasil pengujian terhadap 6
tepat yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat
kwalitas dan tepat administrasi.
Permasalahan yang dijumpai terkait pelaksanaan monitoring atas bantuan
sosial beras sejahtera, yaitu:
a) Penyaluran Bantuan tidak tepat waktu atau terlambat yang disebabkan
ketidaksiapan pelaksanan distribusi tingkat desa terhadap titik bagi dari
tingkat kecamatan dan keterlambatan tersedianya daftar penerima
manfaat (DRM);
b) Penyaluran beras sejahtera belum seluruhnya tepat kualitas;
c) Penyaluran juga belum seluruhnya tepat administrasi yaitu belum
adanya Laporan pelaksanaan Program Bansos Rastra;
d) Untuk tingkat provinsi hal yang cukup penting adalah belum terbitnya
SK Tim Koordinasi Bantuan Sosial Pangan untuk Provinsi Sumatera Utara.
Terhadap permasalahan tersebut, kami sarankan agar:
a) Gubernur Sumatera Utara sebagai Tim Koordinasi Bansos Pangan
Tingkat Provinsi segera mengeluarkan SK TIM Koordinasi Tingkat
Provinsi;
b) Tim Koordinasi Kabupaten memerintahkan tim kordinasi desa segera
mematangkan persiapan pelaksanaan distribusi;
c) Menyurati Perum Bulog Divre Sumatera Utara atas masih adanya beras
yang tidak sesuai kualitas;
d) Menertibkan administrasi pelaksanaan programbantuan sosial Rastra.
2) Evaluasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tahun 2017
Evaluasi dilakukan di Kota Medan dengan responden keluarga penerima
manfaat, Agen Bank Penyalur BPNT, KUBE e-warung, KUBE e-warung
penyalur BPNT, Pendamping KUBE dan Pendamping PKH.
Hasil evaluasi meliputi Ketepatan sasaran, Ketepatan penyaluran BPNT,
Ketepatan jumlah penyaluran BPNT, Ketepatan Kualitas Penyaluran BPNT,
Ketepatan Administrasi dan efektifitas BPNT.

Pen gawalan A k un tabi li ta s P ro g ram Pe mban gu nan Na siona l | 26


Permasalahan yang dijumpai terkait pelaksanaan Evaluasi Program
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tahun 2017adalah:
a) Laporan Bank Penyalur pelaksanaan program BPNT , bahwa Bank
penyalur belum memberikan konfirmasi atas data-data yang
dibutuhkan;
b) Terdapat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) telah diterima oleh Kelompok
Penerima Manfaat (KPM) dan telah diaktivasi namun bersaldo kosong
dan hanya menerima 2 bulan penyaluran BPNT;
c) Terdapat Kartu KKS yang dikumpulkan oleh Pendamping dan Ketua
Kelompok KUBE e-warung;
d) Terdapat KKS yang rusak /tidak terbaca pada mesin Electronic Data
Capture (EDC) dan hilang namun belum ada penggantian dari BRI;
e) Terdapat KPM yang menerima BPNT namun tidak terdapat pada data
penyaluran BRI;
f) Terdapat permasalahan lainnya KKS saldo nihil memaksa untuk
mendapatkan BPNT, e-warung dibentuk dengan bantuan keuangan
oleh Kementerian Sosial belum berfungsi pada tahun 2017;
g) Penyaluran tidak teratur sesuai dengan bulannya.
Untuk hal ini disarankan agar melakukan koordinasi dengan Bank penyalur,
mensosialisasikan dan edukasi kepada KPM mengenai penggunaan dan
pengamanan KKS, serta memberikan informasi kepada Kementerian Sosial
mengenai permasalahan pada hal-hal yang perlu

3) Reviu atas Kegiatan Padat Karya Tunai Desa


Pada Tahun 2018 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan
Reviu atas Pelaksanaan Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) pada 4
kabupaten/kota, yaitu:
a) Kabupaten Padang Lawas;
b) Kota Gunung Sitoli;
c) Kabupaten Langkat;
d) Kabupaten Nias Utara.
Reviu padat karya dimaksudkan untuk melihat bagaimana program padat
karya dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan
melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja dalam
pembangunan infrastruktur pedesaan terutama yang menggunakan dana
desa. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembangunan
desa sesuai dengan sample desa yang direviu benar benar menggunakan
tenaga padat karya dari masyarakat setempat dalam melaksanakan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 27
pembangunan infrastruktur desa dengan pembayaran upah tunai bagi
masyarakat setempat yang memenuhi syarat . Pada umumnya pada saat
kunjungan masih berupa perencanaan yang menetapkan daftar tenaga
kerja yang akan digunakan. Namun terdapat beberapa desa yang sudah
melaksanakan atau merealisasikannya.

2. Penyerapan Anggaran
Berdasarkan hasil pelaksanaan Reviu Penyerapan Anggaran tahun anggaran 2018
triwulan III yang dilakukan oleh APIP Pemda dan difasilitasi oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara pada 34 Pemda dengan simpulan sebagai berikut :
a. Realisasi anggaran baru mencapai 52,97%.dan pelaksanaan PBJ melalui proses
lelang sebesar 59,59%;
b. Realisasi Belanja Barang dibandingkan rencana penarikan dana per triwulan
rata-rata 84,26% dan persentase tertinggi pada 12 Pemda;
c. Persentase realisasi belanja modal dibandingkan rencana penarikan per
triwulan rata-rata 91,88% dan persentase tertinggi pada 10 Pemda;
d. Persentase realisasi total belanja dibandingkan rencana penarikan dana per
triwulan rata-rata sebesar 91,88% dan peresatse tertinggi pada 14 Pemda;
e. Alokasi Belanja Pegawai dibandingkan target Belanja Pegawai RPJM rata-rata
38,82% dan persentase tertinggi pada 1 Pemda;
f. Alokasi Belanja Modal dibandingkan target Belanja modal RPJMN rata-rata
21,32% dan persentase tertinggi pada 5 Pemda dan 29 Pemda yang
persentasenya lebih kecil dar target;
g. Persentase realisasi kontrak Barang /Jasa yang sudah ditandatangani rata-rata
96,56% dan persentase tertinggi pada Pemko Medan;
h. Persentase realisasi penyelesaian pengadaan Barang/jasa rata-rata 34,61%
dan persntase tertinggi pada 6 Pemda;
i. Pengadaan Barang/jasa telah dilaksanakan secara e-procurement pada 39
Pemda atau 85,29;
j. Sebanyak 30 Pemda atau 88,24% di Wilayah Provinsi Sumatera Utara telah
menerapkan sistem pemantauan pengadaan barang/jasa oleh APIP.

3. Isu Strategis Nasional


Kegiatan pengawasan terhadap isu strategis nasional pada Provinsi Sumatera Utara
diarahkan untuk memberikan peringatan dini dan solusi terhadap kondisi atau
kejadian yang dapat mengganggu atau menjadi hambatan pencapaian target-target
prioritas pembangunan nasional.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 28
Pengawasan yang dilakukan terhadap isu strategis nasional di tahun 2018 ini
diantaranya melakukan meningkatkan kapabilitas APIP, meningkatkan maturitas
SPIP serta penyaluran dan penggunaan dana desa.

B. KONTRIBUSI PENINGKATAN RUANG FISKAL


1. Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
a. Audit Penyesuaian Harga
Audit atas penyesuaian harga dilakukan terhadap kontrak-kontrak pengadaan
barang dan jasa (PBJ) tahun jamak (multi years), yang hasilnya akan digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pembayaran kepada pihak
ketiga. Koreksi penyesuaian harga disebabkan lemahnya pemahaman auditan
terhadap hak dan pengaturan penyesuaian harga dalam dokumen kontrak.
Pada Tahun 2018 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah
melaksanakan Audit Penyesuaian Harga (eskalasi) sebanyak 6 (enam)
penugasan dengan rincian sebagai berikut.
1) Audit Penyesuaian Harga (eskalasi) atas koreksi harga yang materiil yaitu
Audit Penyesuaian Harga Paket CSU-01 Toll Road Development of Medan-
Kualanamu dengan nilai koreksi Rp1.520.597.521,06
2) Audit Penyesuaian Harga (eskalasi) terhadap Kontrak Pekerjaan Nomor
011.PJ.PLN2008/131/PISUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pengadaan dan Pemasangan Tower dan Pondasi Tower, T/L 275 KV Sarulla-
Padangsidempuan, 70 KMR, 2 CCT, Twin Zebra dengan koreksi audit
(koreksi negatif) sebesar Rp9.490.205.996,36 (belum termasuk PPN);
3) Audit Penyesuian Harga (eskalasi) terhadap Kontrak Pekerjaan Nomor
012.PJ.PLN2008/131/PISUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pengadaan dan Pemasangan Tower dan Pondasi Tower, T/L 275 KV Galang
Simangkuk, 151 KMR, 2 CCT, Twin Zebra dengan koreksi audit (koreksi
negatif) sebesar Rp7.455.240,00 (belum termasuk PPN);
4) Audit Penyesuian Harga (eskalasi) terhadap Kontrak Pekerjaan Nomor
006.PJ.PLN2008/131/PISUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pengadaan dan Pemasangan Tower dan Pondasi Tower, T/L 275 KV Galang-
Binjai, 80 KMR, 2 CCT, Twin Zebra dengan koreksi audit (koreksi negatif)
sebesar Rp621.194.116,05 (belum termasuk PPN);
5) Audit Penyesuian Harga (eskalasi) terhadap Kontrak Pekerjaan Nomor
004.PJ.PLN2008/131/PISUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pengadaan dan Pemasangan Tower dan Pondasi Tower, T/L 275 KV Galang-
Simangkuk, 151 KMR, 2 CCT, Twin Zebra dengan koreksi audit (koreksi
negatif) sebesar Rp29.811.772,25 (belum termasuk PPN);
6) Audit Penyesuian Harga (eskalasi) terhadap Kontrak Pekerjaan Nomor
005.PJ.PLN2008/131/PISUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pengadaan dan Pemasangan Tower dan Pondasi Tower, T/L 275 KV

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 29
Simangkuk - Sarula, 91 KMR, 2 CCT, Twin Zebra dengan koreksi audit
(koreksi negatif) sebesar Rp557.726.000,00 (belum termasuk PPN);

b. Audit Klaim
Audit atas klaim dilakukan untuk menilai kelayakan klaim yang diajukan oleh
pihak ketiga kepada instansi pemerintah, terdapat 2 (dua) penugasan klaim
yang sedang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yaitu :
1) Audit Klaim atas Pembayaran dengan Actual Cost Kontrak Nomor
006.PJ.PLN2008/131/PIKITRING SUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008 atas
Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Konduktor ACSR 435/55 MM2,
OPGW 60 MM2 dan Junction Box, GSW 95 MM2, Insulator dan Accessories,
T/L 275 kV Galang Binjai, 80 Kmr, 2 CCT Twin Zebra. Dengan koreksi sebesar
Rp377.884.187,17;
2) Audit Klaim atas Package 2;275 kV Transmission Line Supply and Instalation
for 275 kV Padangsidempuan dan Payakumbuh dengan Nomor Kontrak
038.PJ/041/DIR/2013 tanggal 06 Maret 2013 dengan koreksi sebesar
Rp180.444.450,80.

2. Penerimaan Negara/Daerah
a. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)
Kegiatan pengawasan dalam rangka Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
(OPAD) selama semester I Tahun 2018 di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan
pada Pemerintah Kota Medan dan Kota Binjai, dengan hasil sebagai berikut:
1) Kota Medan
Kegiatan Bimbingan Teknis Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)
dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Di samping penyampaian materi, pada
kegiatan Bimbingan Teknis tersebut juga dilakukan diskusi dengan peserta
bimbingan teknis tentang kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak,
dengan simpulan sebagai berikut :
a) Pemeriksaan pajak belum dilakukan secara efektif;
b) Kurangnya koordinasi OPD terkait dengan pengelolaan pajak reklame;
c) Pelaksanaan pemeriksaan pajak belum dilakukan secara
berkesinambungan.
Hal ini disebabkan:
a) Regulasi yang ada berupa Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota
belum mengatur secara rinci terkait dengan sistem dan prosedur
pemeriksaan dan sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak yang
tidak patuh;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 30
b) BPPRD belum melakukan pelatihan terhadap pegawai yang
dikhususkan untuk melakukan pemeriksaan pajak dengan
memperlengkapi atribut pemeriksa;
c) Pemeriksaan belum dilakukan secara gabungan melibatkan instansi
terkait seperti Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Satpol PP, Aparat APIP,
dan Aparat Penegak Hukum untuk pemeriksaan wajib pajak tertentu.
Terhadap hasil Kegiatan tersebut telah direkomendasikan kepada Walikota
Medan dengan Laporan Nomor LAP-253/PW02/3.1/2018 tanggal 30 Mei
2018 dengan perihal Laporan Bimbingan Teknis Optimalisasi Penerimaan
Asli Daerah pada Pemerintah Kota Medan.
2) Kota Binjai
Evaluasi Kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dilaksanakan pada
Pemerintah Kota Binjai dilaksanakan pada bulan April 2018, dengan
simpulan sebagai berikut:
a) Rasio Total Pajak dan Retribusi terhadap Total Pendapatan Kota Binjai
untuk tahun 2016 dan 2017 adalah 4,05% dan 5,94%;
b) Derajat desentralisasi fiskal tahun 2016 dan 2017 masing-masing
mencapai sebesar 10,09% dan 12,84%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Pemerintah Kota Binjai termasuk dalam skala interval derajat
desentralisasi fiskal dengan klasifikasi 10,01%-20,00% artinya
kemampuan keuangan daerah dalam kategori kurang dalam
membiayai pembangunan daerah;
c) Pertumbuhan PAD pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar
12,09% dibandingkan tahun 2016;
d) Realisasi PAD terhadap target PAD selama tahun 2016 dan 2017 adalah
sebesar 98,72% dan 77,04%;
e) Pemerintah Kota Binjai belum memiliki pedoman yang memuat
petunjuk pelaksanaan perencanaan dan penganggaran pendapatan
yang dituangkan dalam Peraturan Walikota atau ketentuan lainnya;
f) BPKPAD Kota Binjai belum memiliki SOP tentang Penetapan Pajak
Daerah yang ditetapkan secara formal;
g) Pemerintah Kota Binjai telah memiliki Peraturan tentang Tata Cara
Pemeriksaan Pajak Daerah, namun belum memiliki SOP tentang
Pemeriksaan Pajak Daerah;
h) Pemerintah Kota Binjai telah memiliki Peraturan tentang Tata Cara
Penagihan Pajak Daerah, namun belum memiliki SOP tentang Tata
Cara Penagihan Pajak Daerah;
i) Penetapan target penetapan PAD Pemerintah Kota Binjai belum
seluruhnya memperhitungkan potensi PAD;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 31
j) BPKPAD Kota Binjai belum efektif melakukan koordinasi dengan
Kantor PTSP Kota Binjai yang menerbitkan izin usaha, karena
persyaratan penerbitan ijin usaha belum menetapkan perolehan
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) lebih dahulu dari BPKAD,
sehingga seluruh ijin usaha yang diterbitkan belum digunakan untuk
menjaring pajak yang harus dibayarkan secara berkala oleh Wajib
Pajak.
Terhadap hasil evaluasi tersebut telah direkomendasikan kepada Walikota
Binjai dengan Laporan Nomor LEV-254/PW02/3.1/2018 tanggal 30 Mei
2018 dengan perihal Laporan Hasil Evaluasi Penerimaan Pajak Daerah Kota
Binjai Tahun 2017 dan Triwulan I Tahun 2018.

C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH


Pengawasan atas pengamanan aset negara dilakukan bersama dengan Aparat Penegak
Hukum (APH), yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan KPK dan Non APH dengan tujuan
memberikan kontribusi dalam upaya penyelamatan keuangan negara melalui audit
investigatif dan audit penghitungan kerugian keuangan negara (PKKN). Dari hasil audit
diperoleh potensi penyelamatan keuangan negara sebesar Rp25.807.491.229,00 yang
sebagian besar modus pelanggaran tindak pidana korupsi (TPK) terjadi pada kegiatan
pengadaan barang dan jasa.

Tabel 2.4
Rekapitulasi Potensi Penyelamatan Keuangan Negara
No. Uraian Rp
1. Audit Investigasi 11.604.692.261,00.-
2. Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara 15.936.701.756,00.
Jumlah 27.541394.017,00.-

1. Audit Investigatif
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di Tahun 2018 telah melaksanakan
sebanyak 7 (tujuh) penugasan Audit Investigasi dengan rincian sebagai berikut:
a. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan pada Pengelolaan SPBU PT
Kawasan Industri Medan (Persero) Tahun 2014 s/d 2016 (Periode 11 Juni 2014
s/d 28 Juli 2016) mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara sebesar
Rp1.929.742.546,00.
b. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan dalam Pembangunan Unit Sekolah
Baru (USB) SMA Negeri 4 Sibolga mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan
negara/daerah sebesar Rp123.553.978,45.
c. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan pada Pelaksanaan Pembangunan
Unit Sekolah Baru (USB) Sekolah Luar Biasa Negeri Tahun Anggaran 2016 di Desa
Onowaembo Kecamatan Lahomi Kabupaten Nias Barat mengakibatkan
terjadinya kerugian keuangan negara sebesar Rp2.081.642.174,00.
P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 32
d. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan dalam Pelaksanaan Pengadaan
Paket Sistem Informasi Manajemen Administrasi Desa (SIMDesa) se-Kabupaten
Nias Barat yang bersumber dari Dana Desa se-Kabupaten Nias Barat Tahun 2017
mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp202.326.000,00.
e. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan pada keuangan PT Pos Indonesia
Kantor Cabang Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat
periode Januari 2018 s.d Mei 2018 menimbulkan kerugian keuangan negara
sebesar Rp332.832.076,00.
f. Audit Investigatif atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penarikan Fiktif Pinjaman
Kredit Modal Kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang
merugikan keuangan negara c.q. PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Kabanjahe
sebesar Rp6.130.000.000,00 (Enam milyar seratus tiga puluh juta rupiah).
g. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan Kegiatan Pengadaan Alat
Kesehatan/Kedokteran Rumah Sakit pada RSUD Dr.Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar yang bersumber dari Dana TP-APBN TA 2015 dengan kerugian
keuangan negara sebesar Rp804.595.487,00.

2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)


Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) dilakukan untuk
menyatakan pendapat mengenai nilai kerugian negara yang timbul dari kasus
penyimpangan guna mendukung tindakan ligitasi atas permintaan APH. Selama
Tahun 2018 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan Audit
PKKN sebanyak 12 (dua belas) laporan/kasus dengan total nilai kerugian negara
sebesar Rp8.072.798.968,42.- dengan rincian Audit PKKN adalah sebagai berikut.
a. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan
Penyimpangan pada pengadaan Alat Kesehatan RSUD Dr. R. M Djoelham Kota
Binjai yang bersumber dari Dana APBN TA 2012 yang mengakibatkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp4.774.334.262,00.
b. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Alat-alat Berat pada
Bidang Peralatan dan Pengendalian Dinas Bina Marga Kabupaten Serdang
Bedagai TA 2015 yang mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar
Rp694.159.255,00.
c. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Pembangunan Unit Sekolah Baru SMKN 1 Medang Deras
di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara yang menimbulkan kerugian
keuangan negara Rp436.337.000,00.
d. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan TPK
Markup Pengadaan Tanah Kantor Pengadilan Agama yang bersumber dari Dana

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 33
APBN Mahkamah Agung pada satker Pengadilan Agama Sidikalang TA 2012
yang mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp923.367.000,00.
e. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan
Dugaan Perkara Tindak Pidana Korupsi Perluasan Sawah/Cetak Sawah Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Dairi Tahun
Anggaran 2011 yang menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar
Rp567.978.000,00.
f. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara atas Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan Pembangunan Rambu-Rambu Lalu Lintas
(Pengadaan dan Pemasangan Traffic Light) yang menyebabkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp467.727.271,00.
g. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa
pada Desa Suka Jaya Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara TA 2017
yang menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp599.524.788,00.
h. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Alat Peraga SD Negeri/Swasta Kota
Binjai yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan
Tahun 2011 yang menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar
Rp499.143.300,00.
i. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan
Penyimpangan Kegiatan Rehabilitasi Daerah Irigasi di Kecamatan Sorkam Barat
Kabupaten Tapanuli Tengah pada Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah yang
menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar Rp731.185.605,42.
j. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Pembangunan Ruang Kelas Baru yang
Bersumber dari Dana DAK Tahun 2016 di SD Negeri Nomor 078441 Ladea
Orahua Kecamatan Gido Kabupaten Nias yang menimbulkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp398.858.100,00.
k. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penggelapan Materai 6000 pada Kantor Pos
Medan 20000 yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp2.094.000.000,00.
l. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Anggota
DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah TA 2016 dan 2017 yang menimbulkan
kerugian negara sebesar Rp3.750.087.175,00.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 34
3. Pemberian Keterangan Ahli
Pemberian keterangan ahli bertujuan untuk memberikan pendapat berdasarkan
keahlian di bidang akuntansi dan auditing dalam suatu kasus TPK dan/atau perdata
untuk membuat jelas suatu kasus bagi penyidik dan/atau hakim. Pemberian
keterangan ahli oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik di APH maupun
di persidangan telah dilaksanakan sebanyak 19 (sembilan belas) kali, terdiri atas 1
(satu) kali pada Kejaksaan, 1 (satu) kali pada Kepolisian dan 17 (tujuh belas) kali pada
Pengadilan.

D. PENINGKATAN SISTEM TATA KELOLA PEMERINTAHAN


Kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan kualitas system tata kelola
pemerintahan di lingkungan wilayah Provinsi Sumatera Utara, dilakukan melalui
kegiatan assurance dan consulting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) dan penguatan proses tata kelola pemerintah dan korporasi.

1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja


Salah satu peran BPKP di daerah adalah meningkatkan kualitas akuntabilitas
keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Indikator kualitas akuntabilitas keuangan
salah satunya ditunjukkan dari opini auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan
keuangan. Perolehan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5
Daftar Opini LKPD Sumatera Utara
No Nama Pemda 2017 2016
1 Provinsi Sumatera Utara WTP WTP
2 Asahan WTP WDP
3 Batubara WDP WDP
4 Binjai WTP WDP
5 Dairi WTP WTP
6 Deli Serdang WDP TMP
7 Gunungsitoli WDP WDP
8 Humbang Hasundutan WTP WTP
9 Karo WDP WDP
10 Labuhanbatu WDP WDP
11 Labuhanbatu Selatan WTP WTP
12 Labuhanbatu Utara WTP WTP
13 Langkat WDP WDP
14 Mandailing Natal WDP WDP
15 Medan WDP WDP
16 Nias WDP WDP
17 Nias Barat TMP TMP
18 Nias Selatan TMP TMP
19 Nias Utara WDP WDP
20 Padang Lawas WDP WDP
P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 35
No Nama Pemda 2017 2016
21 Padang Lawas Utara WTP WDP
22 Padangsidimpuan WDP WDP
23 Pakpak Bharat WTP WTP
24 Pematangsiantar WTP WDP
25 Samosir WTP TMP
26 Serdang Bedagai WDP WDP
27 Sibolga WDP TMP
28 Simalungun TMP WDP
29 Tanjungbalai WDP WDP
30 Tapanuli Selatan WTP WTP
31 Tapanuli Tengah WDP WDP
32 Tapanuli Utara WTP WTP
33 Tebing Tinggi WDP WTP
34 Toba Samosir WTP WDP

Secara umum yang mengalami kenaikan tingkat opini berjumlah 8 Pemda, dari WDP
menjadi WTP yaitu Pemkab Asahan, Pemkab Binjai, Pemkab Padang Lawas Utara,
Pemkab Pematangsiantar, dan Pemkab Toba Samosir, dari TMP menjadi WTP yaitu
Pemkab Deli Serdang dan Pemkab Sibolga serta dari TMP menjadi WTP yaitu
Pemkab Samosir . Pemda yang memperoleh opini tetap berjumlah 24 Pemda,
sedangkan mengalami penurunan opini berjumlah 2 Pemda yaitu Pemko Tebing
Tinggi dari opini WTP menjadi WDP dan Pemkab Simalungun dari WDP menjadi TMP.
Masalah yang menghambat kualitas Laporan Keuangan sebagai berikut:
- Terdapat pengelolaan aset yang belum memadai;
- Terbatasnya kemampuan SDM di SKPD dan PPKD dalam ilmu akuntansi sehingga
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak dalam proses pendampingan.
Untuk mempertahankan/menuju opini WTP, provinsi/kabupaten/kota perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menginstruksikan kepada Kepala Daerah agar dapat memerintahkan kepada
PPKAD agar :
 Melakukan Pelatihan yang berkelanjutan terhadap aparatur/pejabat
pengelola barang milik daerah secara berkelanjutan mengenai PP 71 Tahun
2010 dan Permendagri nomor 19 Tahun 2016;
 Melakukan inventarisasi seluruh aset dan mencatatnya ke KIB.
- Menginstruksikan kepada Kepala Daerah agar dapat menetapkan batas waktu
penyelesaian penginputan penatausahaan ke dalam SIMDA Keuangan dan
penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
- Menginstruksikan kepada Inspektur Pemerintah Daerah untuk berkomitmen
melakukan pemantauan terhadap penyelesaian Laporan Keuangan dan
melaporkannya secara berkala kepada Kepala Daerah.
- Meningkatkan kemampuan SDM baik di SKPD maupun PPKD dengan pendekatan
sebagai berikut:

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 36
 Menganggarkan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesuai
perubahan kebijakan keuangan daerah dan peraturan terkait keuangan
daerah;
 Membuat kebijakan mengenai pola mutasi dan promosi (karir) yang konsisten
sehingga mampu mendukung fungsi PPKD selaku BUD untuk melakukan
pengendalian dan pembinaan pengelolaan keuangan daerah kepada SKPD
yang diwujudkan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja
adalah sebagai berikut:
 Melakukan Coaching Clinic pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
berbasis akrual Tahun 2017;
 Menerapkan Aplikasi SIMDA Keuangan sepenuhnya oleh pemerintah daerah
terkait.

a. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah


Kegiatan pengawasan dalam menilai Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah
(AKPPD) Bidang Kesehatan Dukungan Program JKN KIS, Bidang Pendidikan dan
Bidang Perumahan Permukiman AKPPD selama tahun 2018 di Provinsi
Sumatera Utara dilaksanakan dengan menilai capaian kinerja pelayanan yang
diuji petik mengenai kebijakan dan pelaksanaannya dengan hasil sebagai
berikut:
1) Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) Bidang Kesehatan
Dukungan Program JKN KIS pada Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
ditemukan permasalahan sebagai berikut :
a) Belum terdapat penetapan capaian yang menjadi target dari Unit
Kerja/Satgas yang bertanggungjawab atas peningkatan cakupan
peserta JKN/KIS;
b) Belum adanya hasil atau output yang ditargetkan untuk Unit/Kerja
Satgas yang bertanggungjawab atas peningkatan cakupan peserta JKN
KIS untuk pencapaian target hasil maupun output. mengakibatkan
tidak adanya alat ukur.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LHE-682/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 3 Desember 2018.
2) Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) Bidang Pendidikan
pada Provinsi Sumatera Utara ditemukan permasalahan sebagai berikut:
a) Dalam perencanaan dan penganggaran belum ditetapkan target dan
indikator kinerja dalam dokumen perencanaan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara yaitu :
(1) Pembinaan Operasional SMK berupa jumlah/prosentase SMK
yang memenuhi standar pembiayaan operasional;
(2) Pemenuhan standar sarana dan prasarana;
P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 37
(3) Pemenuhan Standar Tenaga Pendidik;
(4) Kerjasama SMK.
b) Pemerintah Provinsi belum memiliki sistem informasi mengenai :
(1) Pembiayaan operasional SMK;
(2) Pemenuhan standar Tenaga Pendidik;
(3) Pengelolaan kerjasama SMK dengan DU/DI;
c) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara belum memiliki regulasi tata
kelola mengenai:
(1) Pembiayaan operasional SMK;
(2) Pemenuhan standar Tenaga Pendidik;
(3) Pemenuhan standar sarana dan prasarana;
(4) Kerjasama SMK dengan DU/DI
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LHAK-694/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 10 Desember 2018.
3) Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) Bidang Perumahan
dan Permukiman pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan
permasalahan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang belum menetapkan
Peraturan Kepala Daerah tentang kemudahan pelaksanaan Perijinan dan
Non Perizinan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Hal ini disebabkan belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) yang mengakibatkan Pemerintah
Daerah belum menerbitkan Peraturan Bupati terkait kemudahan perijinan
pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena
dikhawatirkan akan bertentangan atau membutuhkan penelitian yang
memadai untuk menerbitkan satu ijin.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LHAK-695/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 10 Desember 2018.

b. Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK)


Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun Anggaran 2017 bertujuan
memberikan hasil evaluasi pelaksanaan DAK kepada Menteri Keuangan sebagai
bahan pertimbangan dalam perbaikan kebijakan penyaluran di Provinsi
Sumatera Utara dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi,
dengan hasil sebagai berikut:
1) Kabupaten Deli Serdang
Hasil evaluasi atas pelaksanaan DAK Kabupaten Deli Serdang pada Bidang
Kesehatan Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sub Bidang
Pelayanan Rujukan serta Bidang jalan Prioritas Daerah dengan simpulan
sebagai berikut:

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 38
a) Pengajuan usulan/proposal sesuai dengan mekanisme yang diatur
dalam PerMenkeu Nomor 48/PMK 07/2016 dan SE Dirjen
Perimbangan Keuangan Nomor 3/PK/2016 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Usulan Daerah sebagai dasar
pengalokasian DAK 2017;
b) Pencairan DAK dari Kas Umum Negara dan realisasi penggunaannya
telah sesuai denganyang dilaporkan dalam Aplikasi OMSPAN;
c) Hasil DAK fisik telah tepat sasaran dan output kegiatan dapat
dimanfaatkan;
d) Terdapat kekurangan pekerjaan pada pelaksanaan kontrak atas
Pekerjaan Rehabilitasi/Pemeliharaan Ruas Jalan Pasar VII- Biru-biru
sebesar Rp 51.954.990,00;
e) Terdapat denda keterlambatan yang belum dipungut pada kegiatan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Ujung Rambe sebesar Rp2.324.748,00
dan DI Kotangan sebesar Rp2.304.001,00;
f) Pengoperasian Mesin Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) belum
maksimal pada Puskesmas Lubuk Pakam, Puskesmas Tanjung Morawa,
Puskesmas Aras Kabu dan Puskesmas Talun Kenas, hal ini terlihat dari
kolam uji sebagai penampung air hasil pengolahan sebelum dialirkan
ke sumur kurang perawatan dan operator IPAL di Puskesmas adalah
tenaga kesehatan;
g) Dinas Kesehatan Cq Puskesmas belum mempunyai ijin operasional
IPAL untuk pembuangan limbah cair dari Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Deli Serdang pada 5 Puskesmas.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LHE-409/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 6 September 2018.
2) Kabupaten Toba Samosir
Hasil evaluasi atas pelaksanaan DAK Kabupaten Toba Samosir pada Bidang
Kesehatan Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sub Bidang
Pelayanan Rujukan serta Bidang Jalan Prioritas Daerah dengan simpulan
sebagai berikut:
a) Pengajuan usulan/proposal sesuai dengan mekanisme yang diatur
dalam PerMenkeu Nomor 48/PMK 07/2016 dan SE Dirjen
Perimbangan Keuangan Nomor 3/PK/2016 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Usulan Daerah sebagai dasar
pengalokasian DAK 2017;
b) Pencairan DAK dari Kas Umum Negara dan realisasi penggunaannya
hanya sebesar Rp79.770.896.168,00 atau 79,54% dari anggaran. Hal

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 39
ini disebabkan adanya keterlambatan proses pengadaan barang/jasa,
ketidakmampuan rekanan menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal,
juknis terlambat diterima, adanya rekayasa pembuatan perikatan
pekerjaan/kontrak dengan pihak ketiga, dan adanya nilai kontrak yang
lebih kecil dari anggaran;
c) Pengadaan Genset tidak sesuai dengan spesifikasi teknis kontrak
senilai Rp436.021.300,00. Hal ini disebabkan kelalaian rekanan dan
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang kurang cermat melakukan
pemeriksaan barang serta kelalaian Kepala Dinas Kesehatan Toba
Samosir dan PPK yang kurang melaksanakan pengawasan atas
pelaksanaan pekerjaan;
d) Terdapat satu unit genset yang ditempatkan/dipasang di Kantor Dinas
Kesehatan yang tidak tepat sasaran sebesar Rp87.204.260,00,
seharusnya sesuai dengan petunjuk teknis bahwa genset tersebut
hanya mensuplai kebutuhan listrik di lingkungan Puskesmas;
e) Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan/Kapal Ambulan belum
dimanfaatkan sesuai peruntukkannya dengan nilai sebesar
Rp1.850.819.000,00. Puskesmas Keliling Perairan/Kapal Ambulan
tersebut belum pernah dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan
dasar di Kabupaten Toba Samosir. Hal ini disebabkan pelaksanaan
kegiatan tidak dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan belum
ditetapkannya dokter, paramedis yang bertugas/bertanggungjawab
pada Puskesmas Keliling Perairan/Kapal Ambulan tersebut;
f) Pengadaan Alat Kedokteran Umum belum dimanfaatkan sesuai
peruntukkannya dengan nilai Rp167.476.568,00 yaitu Uritest
Hematology dan Foto Meter 5010. Hal ini disebabkan bahan baku
pendukung belum tersedia dan tidak tersedianya SDM yang mampu
mengoperasikan alat tersebut;
g) Denda keterlambatan Pengadaan Puskesmas keliling Perairan/Kapal
Ambulan belum dipungut kepada PT Wahana Astika Fiberglass sebesar
Rp3.365.127,24 dan atas Pengadaan Alat Radiologi Kesehatankepada
PT Global Medik Persada sebesar Rp23.466.210,93.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LLEV-420/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 10 September 2018.
3) Kabupaten Serdang Bedagai
Hasil evaluasi atas pelaksanaan DAK Kabupaten Serdang Bedagai pada
Bidang Kesehatan Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sub Bidang

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 40
Pelayanan Rujukan serta Bidang jalan Prioritas Daerah dan Sub Bidang
Irigasi Pendukung Ketahanan Pangan dengan simpulan sebagai berikut:
a) Pengajuan usulan/proposal sesuai dengan mekanisme yang diatur
dalam PerMenkeu Nomor 48/PMK 07/2016 dan SE Dirjen
Perimbangan Keuangan Nomor 3/PK/2016 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Usulan Daerah sebagai dasar
pengalokasian DAK 2017;
b) Pencairan DAK dari Kas Umum Negara dan realisasi penggunaannya
telah sesuai dengan yang dilaporkan dalam Aplikasi OMSPAN;
c) Pengadaan Perangkat Komputer Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan
Mesin Fogging belum dimanfaatkan sebesar Rp765.000.000,00. SIK
digunakan dalam rangka membangun Sistem Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA) yang berfungsi untuk manajemen informasi kesehatan
Kabupaten Serdang Bedagai namun digunakan untuk P-Care dan
administrasi. Hal ini disebabkan masih kurangnya set peralatan berupa
software Pusdatin dari Kementerian Kesehatan yang belum ada dalam
membangun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Kabupaten
Serdang Bedagai, dan belum terkoneksi dengan server BPJS serta Pihak
Puskesmas belum mampu mengoperasikan perangkat komputer
server;
d) Terdapat sisa DAK Fisik TA 2017 pada 3 (tiga) bidang yang masih
tertampung dalam Rekening Kas Daerah Pemerintah Kabupaten
Serdang Bedagai sebesar Rp694.228.886,00. Hal ini disebabkan:
- adanya Output kegiatan yang tidak tercapai 100% sampai dengan 31
Desember 2017 dan dilanjutkan pada tahun 2018;
- adanya sisa retensi 5%. Sisa dana tersebut belum dianggarkan dalam
APBD TA 2018 dan belum digunakan sampai dengan saat evaluasi.
e) Penyampaikan Dokumen Persyaratan Penyaluran DAK Fisik Bidang
Kesehatan dan KB – Kesehatan Dasar tidak sesuai ketentuan;
f) Pengadaan Perangkat Komputer SIK Puskesmas, Perangkat Komputer
SIK Dinas dan Pengadaan Android untuk Puskesmas yang dilakukan
melalui e purchasing, ditemukan bahwa pengikatan kontrak melewati
tanggal batas waktu penyampaian dokumen persyaratan penyaluran
DAK Fisik Triwulan II Tahun Anggaran 2017 yaitu tanggal 31 Agustus
2017, akibatnya pengadaan tersebut tidak dapat dibayar dari Dana
DAK.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LEV-433/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 20 September 2018.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 41
4) Kota Tebing Tinggi
Hasil evaluasi atas pelaksanaan DAK Kota Tebing Tinggi pada Bidang
Kesehatan Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sub Bidang
Pelayanan Rujukan serta Bidang jalan Prioritas Daerah dan Sub Bidang
Irigasi Pendukung Ketahanan Pangan dengan simpulan sebagai berikut:
a) Pengajuan usulan/proposal sesuai dengan mekanisme yang diatur
dalam PerMenkeu Nomor 48/PMK 07/2016 dan SE Dirjen Perimbangan
Keuangan Nomor 3/PK/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Usulan Daerah sebagai dasar pengalokasian DAK 2017;
b) Pencairan DAK dari Kas Umum Negara dan realisasi penggunaannya
telah sesuai denganyang dilaporkan dalam Aplikasi OMSPAN;
c) DAK fisik Bidang Irigasi Kota Tebing Tinggi tahun 2017 tidak sesuai
Juknis/tidak tepat sasaran sebesar Rp1.440.432.791,52 atau 41,63%
dari anggarannya karena dalam pekerjaan irigasi terdapat pekerjaan
jalan usaha tani;
d) Hasil pengadaan DAK Bidang Kesehatan dan KB Sub Bidang Pelayanan
Kesehatan Dasar sebesar Rp482.819.000,00 belum dimanfaatkan;
e) DAK Bidang Kesehatan Rujukan berupa Peralatan Kesehatan dan
Kedokteran Umum belum dimanfaatkan secara optimal sebesar
Rp1.328.660.000,00.
Terhadap permasalahan tersebut telah disampaikan rekomendasi sesuai
LEV-417/PW.02/3.1/ 2018 tanggal 7 September 2018.

c. Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda


Dari 34 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara,
sebanyak 30 kabupaten/kota telah menggunakan Aplikasi Simda Keuangan. Dari
jumlah tersebut, 16 pemda telah melakukan Coaching Clinic didampingi oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam penyusunan Laporan
Keuangan Tahun Buku 2017 dan memperoleh opini WTP dan WDP dengan
rincian 6 Pemda yang memperoleh opini WTP, dari 14 Pemda yang memperoleh
opini WTP di Provinsi Sumatera Utara dan 10 Pemda memperoleh opini WDP
dari 27 Pemda yang memperoleh opini WDP. Secara keseluruhan, jumlah
Pemda yang mendapatkan opini dari BPK adalah 14 Pemda memperoleh opini
WTP, 27 Pemda memperoleh opini WDP dan 3 Pemda memperoleh opini TMP.

Pen gawalan A k un tabi li ta s P ro g ram Pe mban gu nan Na siona l | 42


d. Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa
Dalam Tahun 2018, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memonitor
pengelolaan keuangan desa pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara
yang telah menggunakan aplikasi SISKEUDES dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.6
Penyaluran Dana Desa dan Penggunaan Aplikasi Siskeudes Tahun Anggaran 2018
Wilayah Provinsi Sumatera Utara Periode S.D. Bulan Desember Tahun 2018
Telah
No Pemerintah Kabupaten/Kota Jumlah Desa Implementasi
Siskeudes
1 Kota Padang Sidimpuan 42 42
2 Kota Gunungsitoli 98 98
3 Kabupaten Langkat 240 240
4 Kabupaten Deli Serdang 380 380
5 Kabupaten Serdang Bedagai 237 237
6 Kabupaten Karo 259 259
7 Kabupaten Simalungun 386 386
8 Kabupaten Batubara 141 141
9 Kabupaten Asahan 177 177
10 Kabupaten Dairi 161 161
11 Kabupaten Pakpak Bharat 52 52
12 Kabupaten Samosir 128 128
13 Kabupaten Toba Samosir 231 231
14 Kabupaten Labuhanbatu Utara 82 82
15 Kabupaten Labuhanbatu 75 75
16 Kabupaten Labuhanbatu Selatan 52 52
17 Kabupaten Humbang Hasundutan 153 153
18 Kabupaten Tapanuli Tengah 159 159
19 Kabupaten Tapanuli Selatan 211 211
20 Kabupaten Tapanuli Utara 241 241
21 Kabupaten Padang Lawas 303 303
22 Kabupaten Padang Lawas Utara 386 386
23 Kabupaten Mandailing Natal 377 377
24 Kabupaten Nias 170 170
25 Kabupaten Nias Utara 112 112
26 Kabupaten Nias Barat 105 105
27 Kabupaten Nias Selatan 459 459
JUMLAH 5.417 5.417

Dari data diatas, 5.417desa yang telah mengimplementasikan aplikasi


SISKEUDES dari total 5.417 desa atau 100%.

e. Pendampingan RSUD-BLUD di Provinsi Sumatera Utara


Dari 38 RSUD yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara baru 26 RSUD
(68,42%) yang telah ditetapkan menjadi BLUD, sedangkan 12 RSUD lainnya
belum ditetapkan menjadi BLUD. Dari 26 RSUD yang telah ditetapkan menjadi

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 43
BLUD, sebanyak 6 RSUD di antaranya sampai akhir Desember 2018 belum
mengimplementasikan PPK-BLUD.

Tabel 2.7
Daftar Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang Sudah/Belum Menerapkan BLUD
Sudah Belum Belum
Nama Rumah Sakit Kab/Kota
Ditetapkan Implementasi Ditetapkan
RSU Haji Medan Provinsi V - -
RSU Dr. Pirngadi Kota Medan V - -
RSUD Deli Serdang Deli Serdang V - -
RSUD Dr. Djasaman Kota Pematang
V - -
Saragih Siantar
RSUD Dr. H. Kumpulan Kota Tebing
V - -
Pane Tinggi
RSU Dr. RM Joelham
Kota Binjai V - -
Binjai
RSU Padang Kota Padang
V - -
Sidempuan Sidempuan
RSU Tarutung Tapanuli Utara V - -
RSU Rantau Prapat Labuhan Batu V - -
RSU Dr. Fl Tobing
Kota Sibolga V - -
Sibolga
Mandailing
RSU Panyabungan V V -
Natal
RSU Kabanjahe Karo V - -
RSU Sipirok Tapanuli Selatan - - V
Padang Lawas
RSUD Gunung Tua - - V
Utara
RSUD Pandan Tapanuli Tengah V - -
RSU Porsea Toba Samosir - - V
RSU H. Abd. Manan
Asahan V - -
Simatupang, Kisaran
RSUD Sultan Sulaiman Serdang
- - V
Syariful Alamsyah Bedagai
RSU Tanjung Pura Langkat V - -
BPRSU Dr. Tengku Kota Tanjung
V V -
Mansyur Balai
RSU Gunung Sitoli Kab. Nias V - -
RSUD Sibuhuan Padang Lawas - - V
RSU Dr. Hadrianus
Samosir V - -
Sinaga
Humbang
RSU Dolok Sanggul V - -
Hasundutan
RSUD
Simalungun/Perdagan Simalungun V - -
gan
RSU Sidikalang Dairi V V -
RSUD Tuan
Simalungun V - -
Rondahaim

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 44
Sudah Belum Belum
Nama Rumah Sakit Kab/Kota
Ditetapkan Implementasi Ditetapkan
RSUD dr. Husni Mandailing
V V -
Thamrin Natal
RSU Parapat Simalungun V - -
RSUD Lukas
Nias Selatan - - V
Hilisimaetano
RSUD Salak Kab.
Pakpak Bharat - - V
Pakpak Bharat
RSUD Batu Bara Batu Bara - - V
RSUD Kabupaten Aek Labuhan Batu
V V -
Kanopan Utara
Labuhan Batu
RSUD Kota Pinang V V -
Selatan
RSU Kusta Lau
Medan - - V
Simomo
RSU Jiwa Prof. Dr.
Medan - - V
Muhammad Ildrem
RSU Kusta Pulau
Medan - - V
Sicanang
RS Khusus Mata Medan - - V

Selama tahun 2018 kegiatan yang telah dilakukan berupa pendampingan dan
sosialisasi pada beberapa RSUD dan Puskesmas sebagai berikut:
1) Bimtek Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD pada UPT RSUD Deli Serdang;
2) Sosialisasi Implementasi PPK BLUD pada RSUD Doloksanggul;
3) Sosialisasi Pedoman Penilaian Pembentukan BLUD pada RSUD Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan;
4) Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) pada RSUD
Dr.Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai;
5) Bimbingan Teknis Penyusunan Kebijakan Akuntansi pada RSUD Deli Serdang
melalui coaching clinic;
6) Bimbingan Teknis Implementasi SIA BLUD pada 20 Puskesmas di Lingkungan
Kabupaten Deli Serdang;
7) Reviu dokumen persiapan RSUD sebagai BLUD (Dokumen Rencana Strategis
Bisnis) pada RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas;
8) Reviu Dokumen Persiapan RSUD sebagai BLUD (Pedoman Standar Pelayanan
Minimal) pada RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas;
9) Reviu Dokumen Persiapan RSUD sebagai BLUD (Pedoman Tata Kelola PPK-
BLUD) pada RSUD Sibuhuan;
10) Reviu Dokumen Persyaratan Administratif PPK-BLUD pada RSUD Sultan
Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai;
11) Pendampingan Penyusunan Pedoman Tatakelola pada RSUD Gunung Tua
Kabupaten Padang Lawas Utara;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 45
12) Pendampingan Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) pada RSUD Gunung
Tua Kabupaten Padang Lawas Utara;
13) Pendampingan Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada RSUD
Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara;
14) Pendampingan Penyusunan Standard Pelayanan Minimal (SPM) pada RSU
Kabanjahe Kabupaten Karo;
15) Asistensi Penyusunan Kebijakan Akuntansi bagi Puskesmas di Kabupaten Deli
Serdang;
16) Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) pada RSU
Kabanjahe Kabupaten Karo;
17) Bimbingan atas Persiapan Dokumen Administratif sebagai Persyaratan
Pembentukan BLUD RSUD Sultan Sulaiman.
Berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di atas, kepada Gubernur Sumatera
Utara kami sarankan untuk mendorong para Kepala Daerah agar:
1) Menginstruksikan RSUD yang telah ditetapkan menjadi BLUD untuk segera
mengimplementasikan PPK-BLUD agar pelayanan kesehatan kepada
masyarakat menjadi lebih baik, efektif dan bermanfaat bagi kesejahteraan
rakyat;
2) Segera mempersiapkan persyaratan administratif dan teknis dalam rangka
persiapan pelaksanaan BLUD, terutama untuk 13 RSUD yang belum ditetapkan
menjadi BLUD;
3) Merencanakan langkah-langkah strategis dan mengkoordinasikan dengan
Sekretaris Daerah di lingkungan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan dan Direktur
RSUD, PPKAD, Inspektorat dan Bappeda dalam rangka mempersiapkan
pelaksanaan BLUD di wilayah Kabupaten/Kota untuk memenuhi persyaratan
administrasi dan legal drafting pembentukan BLUD.
f. Evaluasi Kinerja RSUD-BLUD
Evaluasi kinerja terhadap 3 RSUD-BLUD yang telah dilaksanakan selama tahun
2018 yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.8
Tingkat Kinerja BLUD Tahun 2018
No. Nama PDAM SKOR PREDIKAT KATEGORI
1 RSUD Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara 77,85 A BAIK
2 RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi 67,08 A BAIK
3 RSUD Hadrianus Sinaga Kabupaten Samosir 67,46 A BAIK

Secara umum atas 3 RSUD-BLUD yang dievaluasi, seluruhnya termasuk dalam


kategori baik dalam kelompok “A”.
Untuk lebih meningkatkan kinerja RSUD tersebut, kepada Gubernur Sumatera
Utara kami sarankan untuk mendorong para Kepala Daerah mendukung RSUD-

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 46
BLUD meningkatkan kinerja rumah sakit dengan menginstruksikan Direktur
RSUD untuk:
1) Menyusun Standard Operating Procedur (SOP) terkait pengelolaan RSUD-
BLUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2) Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit agar sesuai dengan SPM yang
ditetapkan Menteri Kesehatan;
3) Menganggarkan biaya pembelian obat dan barang habis pakai dengan
memperhatikan trend pertumbuhan pasien.

g. Evaluasi Kinerja BUMD


1) Evaluasi Kinerja PDAM
Evaluasi kinerja PDAM yang telah dilaksanakan selama tahun 2018 yaitu
evaluasi kinerja PDAM terhadap 18 PDAM dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.9
Evaluasi Kinerja PDAM pada Tahun 2018
Kinerja menurut Tingkat kesehatan
No Nama Objek Permendagri 47 menurut BPPSPAM
Skor Predikat Skor Predikat
PDAM Tirtanadi Provinsi
1 67,80 Baik 3,61 Sehat
Sumatera Utara
PDAM Tirtauli Kota
2 61,86 Baik 3,14 Sehat
Pematangsiantar
PDAM Tirta Wampu Kabupaten
3 59,00 Cukup 2,30 Kurang Sehat
Langkat
4 PDAM Tirta Sari Kota Binjai 42,41 Kurang 2,71 Kurang Sehat
PDAM Tirta Lihou Kabupaten Kurang Sehat
5 54,68 Cukup 2,55
Simalungun
PDAM Tirta Kualo Kota
6 52,94 Cukup 2,22 Kurang Sehat
Tanjungbalai
PDAM Tirta Malem Kabupaten
7 42,84 Kurang 1,66 Sakit
Karo
PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten
8 51,34 Cukup 2,16 Sakit
Asahan
PDAM Tirta Nciho Kabupaten
9 57,82 Cukup 2,88 Sehat
Dairi
PDAM Tirta Deli Kabupaten Deli
10 52,71 Cukup 2,26 Kurang Sehat
Serdang
PDAM Tirta Bulian Kota Tebing
11 51,55 Cukup 2,59 Kurang Sehat
Tinggi
PDAM Tirta Bina Kabupaten
12 50,47 Cukup 2,37 Kurang Sehat
Labuhanbatu
PDAM Mual Nauli Kabupaten
13 46,52 Cukup 2,24 Kurang Sehat
Tapanuli Tengah
PDAM Tirta Ayumi Kota
14 45,99 Cukup 2,62 Kurang Sehat
Padangsidimpuan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 47
Kinerja menurut Tingkat kesehatan
No Nama Objek Permendagri 47 menurut BPPSPAM
Skor Predikat Skor Predikat
PDAM Mual Na Tio Kabupaten
15 53,65 Cukup 2,88 Sehat
Tapanuli Utara
16 PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga 65,98 Baik 3,79 Sehat
PDAM Tirta Umbu Kabupaten
17 55,94 Cukup 2,56 Kurang Sehat
Nias
PDAM Tirta Madina Kabupaten
18 51,43 Cukup 2,93 Sehat
Mandailing Natal

Kesimpulan hasil evaluasi kinerja secara umum atas 18 PDAM yang


dievaluasi adalah sebagai berikut:
a) Hanya 1 PDAM yang memiliki tingkat kehilangan air di unit distribusi di
bawah 20% yaitu PDAM Tirta Ayumi Kota Padangsidimpuan sebesar
16,72%. Sementara 17 PDAM lainnya memiliki tingkat kehilangan air
di unit distribusi di atas 20%;
b) Hanya 2 PDAM yang memiliki cakupan pelayanan di atas 80% baik
secara administratif maupun teknis, yaitu PDAM Tirtauli Kota
Pematangsiantar (cakupan administratif 87,35% dan teknis 83,03%)
dan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga (cakupan administratif 83,64% dan
teknis 82,93%). Sementara 16 PDAM lainnya memiliki cakupan
pelayanan administratif dan teknis di bawah 80%;
c) Sebanyak 8 PDAM telah menyusun RKAP sesuai dengan corporate plan
dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM).
Sementara 10 PDAM lainnya menyusun RKAP yang belum sesuai
dengan corporate plan dan RISPAM;
d) Sebanyak 16 PDAM telah memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM). Sementara 2 PDAM yaitu PDAM Mual Na Tio
Kabupaten Tapanuli Utara dan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga belum
memiliki RISPAM.
e) Sebanyak 14 PDAM yang telah dapat menutup biaya secara penuh (full
cost recovery), dimana rata-rata tarif air lebih tinggi dari harga pokok
air. Sedangkan 4 PDAM yaitu PDAM Tirta Sar Kota Binjai, PDAM Tirta
Malem Kabupaten Karo, PDAM Mual Nauli Kabupaten Tapanuli
Tengah, dan PDAM Tirta Madina Kabupaten Mandailing Natal belum
full cost recovery. Namun dari 14 PDAM yang sudah full cost recovery,
hanya 7 PDAM yang mendapatkan laba, sedangkan 7 PDAM lainnya
masih mengalami kerugian.
Upaya yang telah dilakukan PDAM bersama Pemerintah Daerah dalam
rangka penjaminan ketersediaan sumber air:
a) PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi mengajukan konservasi
penghijauan di kawasan sumber air yang sudah dimanfaatkan dan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 48
melakukan penanaman bibit tanaman untuk penghijauan kawasan
sumber, sedangkan upaya Pemerintah Kabupaten Dairi dalam
memenuhi ketersediaan air baku adalah menyediakan bibit tanaman
untuk penghijauan kawasan sumber air;
b) PDAM Tirta Malem dan Pemerintah Kabupaten Karo bekerja sama
mengusulkan kepada Satker Pengembangan Sistem Air Minum
Provinsi Sumatera Utara untuk pembangunan sumber mata air Lau
Kapur di IKK Mardinding untuk selanjutnya diusulkan kepada
Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat untuk
pembangunan sumber mata air Lau Bengap;
c) Pemerintah Kota Tanjungbalai pada tahun 2017 telah membantu
upaya penyediaan sumber air baku dengan menyediakan lahan seluas
1,5 Ha yang berlokasi di Kelurahan Sirantau Kecamatan Datuk Bandar
Kota Tanjungbalai untuk lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air
(IPA) berkapasitas 50 l/det dan membuat Detail Engineering Design
(DED) rencana IPA tersebut yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Tanjungbalai;
d) Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam upaya memenuhi ketersediaan
air baku untuk PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi berkoordinasi
dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Provinsi Sumatera Utara
dalam hal pemeliharaan air Sungai Padang;
e) PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat terus mendorong warga
masyarakat di sekitar lokasi intake untuk menjaga lingkungan sekitar.
Selain itu, PDAM juga aktif menyampaikan informasi kepada instansi
terkait atas penambangan liar galian C yang dapat merusak sumber air
baku. Sementara itu, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Langkat melalui instansi teknis terkait adalah menetapkan
aturan-aturan yang berkaitan dengan Sumber Daya Air.
f) Total Penyertaan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya
(PPYBDS) pada 18 PDAM yang dievaluasi adalah
Rp403.595.316.066,00. Dari jumlah PPYBDS tersebut belum ada upaya
yang maksimal dari PDAM untuk menuntaskan masalah tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas kepada Gubernur Sumatera Utara
kami sarankan untuk mendorong para Kepala Daerah mendukung PDAM
dalam menjalankan usahanya melalui:
a) Penyusunan RISPAM yang disesuaikan dengan RPJMN dan didukung
dengan komitmen untuk penyediaan dana;
b) Menyelaraskan RKAP dengan Business Plan dan RISPAM;
c) Mendorong disusunnya SOP untuk penyusunan RKAP;
d) Menambah penyertaan modal PDAM yang digunakan untuk
menyehatkan PDAM antara lain pembelian water meter induk

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 49
sehingga dalam menghitung air yang terjual dan losses tidak
berdasarkan perkiraan, yang mana perhitungan ini berdampak
terhadap perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Air;
e) Koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk segera menuntaskan aset yang belum diserahkan;
f) Mendorong PDAM untuk meningkatkan kinerja dan tingkat
kesehatannya.
2) Evaluasi Kinerja PD Pasar
Evaluasi kinerja PD Pasar yang telah dilaksanakan selama tahun 2018 yaitu
evaluasi kinerja terhadap 2 (dua) PD Pasar dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.10
Evaluasi Kinerja PD Pasar pada Tahun 2018
No. Nama Perusahaan Daerah SKOR KATEGORI
1 PD Pasar Kota Medan 41,04 TIDAK BAIK
2 PD Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar 39,09 TIDAK BAIK

Hasil evaluasi kinerja secara umum atas 2 (dua) PD Pasar yang dievaluasi
berada pada kategori “TIDAK BAIK”. Dari 4 aspek yang dievaluasi yaitu
aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek operasional dan aspek SDM dan
Administrasi tidak ada satu aspek pun yang berkategori “BAIK”. Kesimpulan
Hasil Evaluasi Kinerja PD Pasar sudah dimuat dalam laporan evaluasi,
antara lain sebagai berikut:
a) Kerjasama Operasi Pasar Peringgan Kota Medan oleh Pemerintah Kota
Medan dengan Pihak ketiga berpotensi mengalami kerugian;
b) Pengelolaan Pasar belum sepenuhnya mematuhi persyaratan dalam
SNI 8152 tentang pengelolaan Pasar Rakyat;
c) Jumlah beban pegawai masih melebihi peraturan yang diatur dalam
Perda;
d) Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan (SIPTB) yang telah habis masa
berlakunya belum diperpanjang oleh sebagian besar pedagang di
Pasar Gelugur.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas kepada Gubernur Sumatera Utara,
kami sarankan agar mendorong Kepala Daerah untuk menindaklanjuti
saran yang telah dimuat dalam Laporan Hasil Evaluasi yaitu:
a) Meminta Walikota Medan untuk merevisi perjanjian dengan pihak
ketiga dengan menyerahkan pengelolaan pasar ke PD Pasar Kota
Medan;
b) Berkoordinasi dengan Pemko Medan untuk mengembalikan
pengelolaan Pasar Swalayan dan menagih tunggakan royalty kepada
PT Antar Bangsa Maju dan PT Triwira Lokajaya atas penggunaan aset
yang belum dibayar;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 50
c) Meminta kepada Walikota Medan untuk melakukan pendalaman audit
oleh APIP karena berlarut-larutnya penyerahan asset;
d) Membuat kebijakan zero growth (moratorium penerimaan pegawai)
dengan tidak melakukan rekruitmen pegawai agar ambang batas biaya
pegawai 30% dari total biaya dapat terwujud;
e) Melakukan kajian dan evaluasi terhadap pemenuhan kriteria menurut
SNI 8152 tentang Pasar Rakyat, dan berupaya untuk memenuhi kriteria
sesuai dengan prioritasnya;
f) Mewajibkan para pedagang memperpanjang SIPTB setiap tahunnya.
3) Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada PT Pembangunan
Prasarana Sumatera Utara (PPSU)
Berdasarkan evaluasi terhadap penerapan Sistem Pengendalian Intern
pada PT PPSU untuk periode tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa kondisi
penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PT PPSU mencapai nilai rata-
rata capaian setiap komponen sebesar 61,43% atau berada pada tingkat
efektivitas Cukup Efektif. Pengendalian intern belum sepenuhnya
terintegrasi dan belum disesuaikan terhadap perubahan organisasi yang
terjadi. Pengendalian telah didesain, dikelola dan diterapkan dengan cukup
baik, namun belum didokumentasikan secara memadai. Selain itu,
terdapat kelemahan pengendalian yang pengaruhnya cukup signifikan
yang ditandai dengan adanya jenis pengendalian preventif, detektif,
maupun korektif yang belum seluruhnya berfungsi.
Untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal pada PT
PPSU, kepada Gubernur Sumatera Utara kami sarankan untuk mendorong
Direksi PT PPSU untuk menindaklanjuti saran yang telah dimuat dalam
laporan hasil evaluasi yaitu sebagai berikut:
a) Menyusun dan menandatangani Kontrak Kinerja Pengawasan Dewan
Komisaris dengan Pemegang Saham;
b) Mengusulkan dan menetapkan rencana pengembangan kemampuan
dan keahlian Dewan Komisaris ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) dan menyusun laporan realisasi pelaksanaan
pengembangan kemampuan dan keahlian tersebut;
c) Petugas atau unit pengelola manajemen risiko mendokumentasikan
hasil analisis atas penentuan respon risiko, yang mencakup:
Proses/analisis respon risiko, database respon risiko yang ditetapkan
dan dilaksanakan, jadwal penanganan risiko, monitoring progres, hasil
dan kendala respon risiko dan Person/Unit In Charge;

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 51
d) Menyempurnakan Pedoman Manajemen Risiko dengan menambah
prosedur penilaian risiko yang mempertimbangkan potensi
kecurangan. Potensi kecurangan tersebut berupa kemungkinan
hilangnya aset, korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya. Pedoman
tersebut mencakup risiko kecurangan yang berpotensi timbul dari 3
faktor, yaitu faktor insentif dan tekanan, faktor peluang/kesempatan,
dan faktor sikap dan tindakan tidak rasional;
e) Satuan Pengawas Intern melakukan evaluasi atas Sistem Pengendalian
Internal secara berkala dan mendokumentasikan pelaksanaan aktifitas
pengendalian, yang menunjukkan seberapa jauh keberhasilan atau
kegagalan sebuah aktifitas pengendalian dalam meminimalkan tingkat
kemungkinan dan dampak terjadinya risiko;
f) Mendokumentasikan kebijakan/prosedur khusus terkait mekanisme
komunikasi dan penyampaian informasi secara internal di lingkungan
perusahaan, baik antar pegawai, antara Direksi dan Dewan Komisaris,
maupun pimpinan terhadap pegawai;
g) Menyusun kebijakan terkait penggunaan sistem informasi bagi
manajemen yang tertuang dalam SK Direksi, yang mencakup:
(1) Petugas yang melakukan pengolahan data, termasuk uraian tugas
mengenai proses inputing yang diperlukan untuk menghasilkan
output informasi;
(2) Anggaran pengeluaran biaya yang dapat dikeluarkan untuk
menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan;
(3) Menetapkan ruang lingkup dan frekuensi pelaksanaan evaluasi
terpisah dalam rencana kerja audit tahunan (PKPT) dengan
mempertimbangkan hasil penilaian risiko dan melaksanakannya
sesuai rencana.
4) Penjaminan Kualitas Self Assessment atas tingkat kapabilitas SKAI PT.
Bank Sumut (Persero) tahun 2018
Berdasarkan hasil Kegiatan Penjaminan Kualitas atas penilaian kembali
pelaksanaan Self Assessment atas tingkat kapabilitas SKAI PT. Bank Sumut
(Persero) tahun 2017 dan semester I 2018, simpulkan bahwa pelaksanaan
self assessment penilaian kapabilitas SKAI PT. Bank Sumut (Persero) tahun
2017 dan semester I 2018 telah memenuhi pedoman penilaian yang
dikeluarkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Penilaian
kembali secara self assessment Kapabilitas SKAI PT. Bank Sumut pada
semester I 2018 atas penilaian tingkat kepatuhan terhadap Standar Profesi
Auditor Internal, menunjukkan belum ada perubahan dibandingkan

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 52
dengan hasil self assessment pada tahun 2017 (Januari s.d. Agustus 2017),
sehingga posisi kapabiltas SKAI PT Bank Sumut (Persero) pada semester I
2018 masuk dala kategori “Cukup Efektif”.
Untuk lebih meningkatkan kapabilitas SPI PT Bank Sumut, kepada
Gubernur Sumatera Utara kami sarankan untuk mendorong Direksi PT.
Bank Sumut (Persero) untuk:
a) Memastikan bahwa SKAI PT. Bank Sumut (Persero) melaksanakan
tugasnya dengan independen, objektif dan profesional sesuai dengan
Standar Audit yang berlaku;
b) Mendukung peningkatan kapabilitas SKAI PT. Bank Sumut (Persero)
melalui peningkatan kompetensi dengan mendapatkan sertifikat yang
tepat, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan pemilihan
personil yang akan duduk di SKAI memiliki pengetahuan akuntansi dan
audit yang cukup.
5) Reviu Proses Pelelangan Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Denai Kapasitas 240 lt/detik pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera
Utara
Reviu terhadap proses pelelangan rencana pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Denai kapasitas 240 lt/detik pada PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa proses pelelangan tersebut berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan ketentuan yang
berlaku di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil reviu proses pelelangan rencana pembangunan IPA
denai kapasitas 240 lt/detik pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
dari dokumen yang kami peroleh dapat disimpulkan proses pelelangan
telah memenuhi ketentuan Peraturan Direksi PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara Nomor 1/Perdir/2017 tanggal 16 Januari 2017 tentang
Tata Cara Kerjasama PDAM Tirtanadi dengan Badan Usaha dalam
Penyelenggaraan SPAM.
Untuk melaksanakan mitigasi terhadap risiko yang dapat menghambat
pencapaian tujuan dan sasaran PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
dalam melayani pelanggan di masa yang akan datang serta menjamin
kepastian investasi calon mitra yaitu PT Tirta Nusantara Sukses. Kepada
Gubernur Sumatera Utara kami sarankan untuk mendorong Direksi PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk menindaklanjutisaran yang telah
dimuat dalam laporan hasil reviu tersebut.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 53
6) Supervisi Pendalaman Audit pada SPI PDAM Tirtanadi
Supervisi Pendalaman Audit pada SPI PDAM Tirtanadi bertujuan untuk
memberikan arahan dan penjaminan terkait pelakasanaan audit yang
dilakukan SPI pada PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang untuk tahun buku
2015, 2016, 2017 dan semester I tahun 2018.
Supervisi yang dilakukan oleh Tim BPKP adalah
a) Supervisi penyusunan Audit;
b) Supervisi pembagian kegiatan audit;
c) Supervisi pelaksanaan audit;
d) Supervisi penyelesaian audit;
e) Pelaporan.
Tanggung jawab Tim BPKP adalah sebatas memberikan arahan dan
pemahaman selama pendalaman audit oleh Tim SPI pada PDAM Tirtanadi
Cabang Deli Serdang.
Seluruh pelaksanaan prosedur audit, teknik audit, bukti audit, dan
pengujian yang dilakukan oleh SPI telah disimpulkan oleh Tim SPI PDAM
Tirtanadi dalam laporan hasil audit. Tanggung jawab atas simpulan
tersebut sepenuhnya adalah tanggung jawab SPI PDAM Tirtanadi.
Berkaitan dengan hal tersebut, kepada Gubernur Sumatera Utara kami
sarankan untuk mendorong Direktur Utama PDAM Tirtanadi dan Kepala
Cabang PDAM Tirtanadi Deli Serdang agar menindaklanjuti hasil
Pendalaman Audit yang dilakukan SPI PDAM Tirtanadi sesuai dengan saran
yang diuraikan dalam laporan hasil audit yang dilaksanakan oleh Tim SPI
PDAM Tirtanadi terhadap PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang.

2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi


Dalam rangka mengimplementasikan PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP sebagai
pembina SPIP mendukung penerapan SPIP di lingkungan K/L dan Pemda melalui
kegiatan pendampingan dalam upaya mencapai Wilayah Tertib Administrasi (WTA),
opini WTP, dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Kegiatan yang dilaksanakan BPKP
dalam rangka penguatan tata kelola pemerintah dan korporasi antara lain:
a. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Dari penyelenggaraan SPIP selama tahun 2018 menunjukkan tingkat
penyelenggaraan SPIP 15 Pemda dengan level “terdefinisi” atau level 3 dalam
proses QA BPKP Pusat, dan 17 Pemda dengan level “berkembang” atau level 2
dan 2 Pemda dengan level “rintisan” atau level 1 dari 6 tingkat maturitas SPIP.
Hal ini disebabkan:

Pen gawalan A k un tabi li ta s P ro g ram Pe mban gu nan Na siona l | 54


1) Belum sepenuhnya menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian
untuk sebagian besar kegiatan pokok unit organisasi sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008;
2) Belum sepenuhnya mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur atas
sebagian besar kegiatan pokok unit organisasi;
3) Belum sepenuhnya melaksanakan kebijakan dan prosedur atas sebagian
besar kegiatan pokok unit organisasi dan mendokumentasikannya secara
konsisten;
4) Belum sepenuhnya melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan
kebijakan dan prosedur pengendalian atas semua kegiatan pokok unit
organisasi secara berkala;
5) Belum sepenuhnya melakukan pemantauan yang berkelanjutan,
terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan
otomatis menggunakan aplikasi komputer.

Tabel 2.11
Penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Target Level
Nilai Maturitas
No Pemerintah Daerah Maturitas Tahun
SPIP
Ini
1 Provinsi Sumatera Utara III 3,241
2 Kota Binjai III 3,561
3 Kota Gunung Sitoli II 2,044
4 Kota Medan III 3,038
5 Kota Padang Sidempuan II 2,830
6 Kota Pematang Siantar II 2,577
7 Kota Sibolga I 1,029
8 Kota Tanjung Balai II 2,482
9 Kota Tebing Tinggi III 3,038
10 Kab. Asahan III 3,030
11 Kab. Batu bara II 2,340
12 Kab. Dairi II 2,509
13 Kab. Deli Serdang III 3,038
14 Kab. Humbang Hasundutan III 3,461
15 Kab. Tanah Karo II 2,638
16 Kab. Labuhan Batu Selatan III 3,038
17 Kab. Labuhan Batu II 2,028
18 Kab. Labuhan Batu Utara III 3,143
19 Kab. Langkat III 3,098
20 Kab. Mandailing Natal II 2,132
21 Kab. Nias II 2,044
22 Kab. Nias Barat II 2,011
23 Kab. Nias Selatan II 2,132
24 Kab. Nias Utara II 2,022
25 Kab. Padang Lawas II 2,067

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 55
26 Kab. Padang Lawas Utara II 2,580
27 Kab. Pakpak Bharat III 3,038
28 Kab. Samosir II 2,569
29 Kab. Serdang Berdagai II 2,709
30 Kab. Simalungun I 1,082
31 Kab. Tapanuli Selatan III 3,038
32 Kab. Tapanuli Tengah III 3,000
33 Kab. Tapanuli Utara III 3,038
34 Kab. Toba Samosir III 3,163
Secara umum, langkah yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan
efektifitas penyelenggaraan SPIP di lingkungan Provinsi Sumatera Utara ke
depan adalah:
1) Membangun komitmen yang tinggi untuk menyelenggarakan SPIP di
lingkungan Pemerintah Daerah;
2) Menyusun rencana pengembangan SPIP secara komprehensif dan
mengembangkan pengendalian intern secara disiplin pada seluruh SKPD
dan kegiatan. Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP untuk semua unit
organisasi dan pemantauan perkembangan penyelenggaraan SPIP.
Kepada Satgas pengembangan SPIP Pusat agar merancang sistem
pemeringkatan implementasi SPIP di level pemda, dengan adanya kewajiban
pemda menyampaikan laporan penyelenggaraan SPIP dan dilakukan evaluasi
atas laporan tersebut, serta mengumumkan hasilnya ke publik. Mendorong
pemda untuk mengimplementasikan SPIP dilingkungan masing-masing.

b. Assessment Good Corporate Governance (Khusus BUMN/D)


Assessment Good Corporate Governance tahun 2018 telah dilaksanakan pada 3
(tiga) BUMN yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Perkebunan Nusantara
II dan PT Perkebunan Nusantara IV.
Assessment terhadap penerapan GCG dilakukan untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi penerapan GCG dikaitkan dengan ketentuan yang berlaku
dan praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan GCG, sehingga area-area
yang memerlukan perbaikan/penyempurnaandapat di identifikasi.
Hasil assessment terhadap penerapan GCG tahun 2017 pada ketiga perusahaan
tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.12
Assesment Penerapan GCG Tahun 2017

No Perusahaan Bobot Capaian Predikat

1 PT Indonesia Asahan Aluminium 100 93,80 Sangat Baik


2 PT Perkebunan Nusantara II 100 85,21 Baik
3 PT Perkebunan Nusantara IV 100 93,48 Sangat Baik

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 56
Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah
mendekati atau mencapai praktik terbaik, namun pada area tertentu masih
diperlukan upaya perbaikan/penyempurnaan. Atas kondisi tersebut disarankan
kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Komite Dewan Komisaris, Direksi,
Satuan Pengawas Intern dan Sekretaris Perusahaan untuk melakukan upaya
perbaikan/penyempurnaan atas area yang masih memerlukan perbaikan.

c. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern (Khusus BUMN/D)


Evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern tahun 2018 dilaksanakan pada
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang mencakup 5 (lima) komponen
Sistem Pengendalian Intern yaitu Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Monitoring.
Hasil evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indonesia
Asahan Alumunium (Persero) untuk periode tahun 2018, dapat disimpulkan
bahwa kondisi penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indonesia
Asahan Alumunium (Persero) mencapai nilai rata-rata sebesar 90,28% atau
berada pada tingkat efektivitas Sangat Efektif. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa penerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan PT Indonesia
Asahan Aluminium (Persero) telah berbasis IT. Pengendalian Intern telah
terintegrasi dan memungkinkan dilakukan perubahan sesuai dengan
perubahan organisasi. Pengendalian telah didesain, dikelola dan diterapkan,
serta didokumentasikan dengan baik. Jenis pengendalian baik preventif,
detektif, maupun korektif telah berfungsi dengan baik.

3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah


Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah diwujudkan dalam
kegiatan Pembinaan JFA dan Pembentukan Auditor, Penilaian Kapabilitas APIP,
Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pengawasan, dan Fasilitasi Pembentukan dan
Pengembangan Organisasi Profesi, dengan rincian sebagai berikut.
a. Pembinaan JFA dan Pembentukan Auditor
Kondisi tata kelola Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan
Provinsi Sumatera Utara telah mencerminkan kemajuan yang semakin baik,
ditandai dari total 34 APIP, telah menerapkan jabatan fungsional auditor (JFA)
Tahun 2018.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku pengelola Diklat telah
melaksanakan Diklat bagi JFA APIP berupa Diklat Penjenjangan Auditor (Auditor
Ahli dan Auditor Muda) sebanyak 3 Diklat dengan peserta sebanyak 90 orang
dan Diklat Substansi sebanyak 22 Diklat dengan peserta sebanyak 810 orang
dari Inspektorat Kabupaten/Kota/Provinsi.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 57
b. Penilaian Kapabilitas APIP
Sampai dengan Tahun 2018, telah dilakukan assessment maupun penilaian
secara mandiri sebanyak 34 APIP, dengan pencapaian level kapabilitas APIP
(Level 1 s.d. 5) sebagai berikut.
1) 16 APIP (47,05%) berada pada Level 2 (infrastructure); dan
2) 18 APIP (52,94%) berada pada Level 3 (integrated).

TABEL 2.13
CAPAIAN LEVEL KAPABILITAS APIP TAHUN 2017
Jumlah Level
NO URAIAN
APIP 1 2 3

1 Provinsi 1 - - 1
Capaian - - 1
Target Tahun 2018 - - 1
2 Kabupaten/ Kota 33
Capaian - 16 17
Target Tahun 2018 - 16 17
Total Capaian - 16 18
Total Target Tahun 2018 16 18
% Capaian dibanding Jumlah APIP - 47,05% 52,95%
% Capaian dibanding Target GD - 100% 100%

Dibandingkan target Tahun 2018, pencapaian level Kapabilitas APIP sampai


dengan Semester II Tahun 2018 telah menunjukkan adanya jumlah
peningkatan level APIP. Target sampai dengan Tahun 2018 Level 2 adalah16
APIP dan Level 3 adalah 18 APIP. Dari hasil pembinaan terhadap 34 APIP,
capaian untuk Level 2 adalah 16 APIP dan Level 3 adalah 18 APIP (100,00%
dari target), Atas 18 APIP di Level 3 tersebut belum dilaksanakan Reviu oleh
BPKP Pusat.
4. Evaluasi Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Pada tahun 2018, telah dilaksanakan evaluasi pelaksanaan Inpres Nomot 10 Tahun
2016 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi pada 9 Pemda dengan
fokus atas Aksi Pelimpahan Seluruh Kewenangan Penerbitan Izin dan Non Izin di
Daerah serta pengintegrasian layanan perizinan di PTSP, Aksi Pembentukan dan
Penguatan Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Utama dan Pembantu, aksi tranparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme
pengadaan barang dan jasa, dan aksi transparansi dan akuntabilitas penyaluran
serta penggunaan dana hibah dan bantuan sosial.
Hasil evaluasi menunjukkan masih diperlukan langkah-langkah perbaikan meliputi
inventarisasi perijinan oleh Dinas PTSP yang pengelolaanya belum dilimpahkan
instansi tersebut, membentuk PPID bagi Pemda yang belum memiliki PPID,
meningkatkan pengawasan atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, serta
mempublikasikan pelaksanaan hibah dan bansos sesuai ketentuan yang berlaku.

P e n g a w a l a n A k u n t a b i l i t a s P r o g r a m P e mb a n g u n a n N a s i o n a l | 58
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVI
NSISUMATERAUTARA

Jal
anJ endralGat
otSubroto,KM 5,
5,Medan20122
Telepon(061)8474847,
Faksimil
e:(061)8472842,
e-mail:sumut@bpkp.go.i
d

Anda mungkin juga menyukai