Anda di halaman 1dari 3

Contoh Deontologi:

1. Memegang janji dan tanggung jawab - Misalnya, memegang janji untuk menepati waktu
dalam pertemuan atau tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal.
2. Melakukan tindakan yang benar - Misalnya, membayar pajak dan memenuhi kewajiban lain
secara tepat waktu sesuai dengan peraturan yang telah ada.

Contoh Konsekuensialisme:

1. Menentukan pilihan karir: Banyak orang memilih karir mereka berdasarkan potensi
konsekuensi finansial, seperti pendapatan yang diharapkan, kesempatan untuk karier, dan
stabilitas pekerjaan.
2. Membuat keputusan investasi: Konsekuensi finansial dari suatu investasi, seperti tingkat
keuntungan dan risiko, seringkali menjadi faktor utama dalam menentukan apakah suatu
investasi harus dilakukan atau tidak.
3. Menentukan pola hidup: Banyak orang memilih pola hidup mereka berdasarkan potensi
konsekuensi bagi kesehatan dan kualitas hidup, seperti memilih untuk makan makanan
sehat dan berolahraga secara teratur.
4. Membuat keputusan politik: Banyak pemilih memilih partai politik atau calon yang mereka
dukung berdasarkan potensi konsekuensi bagi masa depan negara, seperti kesejahteraan
ekonomi dan perlindungan hak asasi manusia.
5. Menentukan pola belanja: Banyak orang memilih produk yang mereka beli berdasarkan
potensi konsekuensi bagi lingkungan, seperti memilih produk yang ramah lingkungan atau
membeli produk dari produsen yang bertanggung jawab.

Dalam etika konsekuensialisme, prinsip utama adalah bahwa tindakan yang memiliki
konsekuensi yang lebih baik adalah tindakan yang lebih baik secara moral. Oleh karena itu,
individu harus mempertimbangkan potensi konsekuensi dari tindakan mereka sebelum
membuat keputusan.

Contoh kantianisme:

1. Kejujuran: Kant mempercayai bahwa kejujuran adalah prinsip moral yang tidak dapat
dikompromikan dan harus dilakukan dalam setiap situasi, tidak peduli apa konsekuensinya.
2. Perlakuan yang Adil: Kant percaya bahwa setiap orang harus diperlakukan dengan adil dan
tidak boleh digunakan sebagai alat untuk tujuan lain.
3. Kebebasan individu: Kant mempercayai bahwa setiap orang memiliki hak untuk kebebasan
dan bahwa hak ini harus dilindungi dan dihormati.
4. Menghormati orang lain: Kant percaya bahwa setiap orang harus dihormati sebagai individu
yang memiliki martabat dan harus dipandang sebagai tujuan dalam dirinya sendiri, bukan
sebagai alat.
5. Tanggung jawab moral: Kant percaya bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab moral
untuk melakukan tindakan yang benar dan memperbaiki dunia.

Contoh Egoism:

1. Menentukan pilihan karir: Seseorang mungkin memilih karir berdasarkan tingkat gaji atau
prestise tertinggi, tidak peduli apakah itu membahayakan orang lain atau lingkungan.
2. Keuntungan finansial: Seseorang mungkin membuat pilihan yang menguntungkan dirinya
secara finansial, meskipun pilihan tersebut merugikan orang lain atau lingkungan.
3. Pemakaian sumber daya: Seseorang mungkin memanfaatkan sumber daya alam untuk
keuntungan pribadi, tanpa memikirkan dampak lingkungan atau generasi mendatang.
4. Mempromosikan diri sendiri: Seseorang mungkin mempromosikan diri sendiri dengan
menghina atau menjatuhkan orang lain, untuk memperkuat posisi mereka.

Etika egoisme dapat menimbulkan masalah besar dalam kehidupan sosial, karena memfokuskan
pada kepentingan pribadi di atas semua hal lain. Dalam jangka panjang, tindakan yang
didasarkan pada etika egoisme dapat merugikan orang lain dan membahayakan lingkungan dan
masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak
dari tindakan kita pada orang lain dan lingkungan, dan membuat pilihan yang berwibawa dan
bertanggung jawab.

Etika Prima Facie Duties:

1. Tugas keluarga: Misalnya, memenuhi kebutuhan orang tua, menjaga anak-anak, dan
membantu saudara. Tugas ini dianggap sebagai prima facie duty, namun dapat
dikompromikan dalam situasi seperti perang atau bencana alam.
2. Tugas profesional: Misalnya, melakukan pekerjaan dengan baik, memenuhi janji, dan
menjaga kerahasiaan. Tugas ini dianggap sebagai prima facie duty, namun dapat
dikompromikan dalam situasi seperti melawan kebijakan yang tidak adil atau melindungi
hak-hak individu.
3. Tugas sosial: Misalnya, membantu orang yang membutuhkan, memperjuangkan keadilan,
dan mempertahankan keragaman. Tugas ini dianggap sebagai prima facie duty, namun
dapat dikompromikan dalam situasi seperti mempertahankan diri atau melindungi orang
lain.
4. Tugas lingkungan: Misalnya, melindungi lingkungan, mengurangi sampah, dan
mempromosikan energi terbarukan. Tugas ini dianggap sebagai prima facie duty, namun
dapat dikompromikan dalam situasi seperti memenuhi kebutuhan hidup atau memperbaiki
kualitas hidup.

Contoh Utilitarianism:

1. Pilihan karier: Misalnya, memilih pekerjaan yang memberikan hasil maksimal bagi diri sendiri
dan masyarakat, seperti bekerja sebagai dokter daripada selebriti.
2. Pemilihan produk: Misalnya, memilih produk yang memiliki dampak lingkungan yang lebih
rendah dan membantu memperbaiki kualitas hidup orang lain, seperti produk organik
daripada produk yang dibuat dengan bahan kimia berbahaya.
3. Keuangan pribadi: Misalnya, menginvestasikan uang untuk membantu orang lain, seperti
menyumbangkan uang untuk amal, daripada hanya menyimpan uang untuk diri sendiri.
4. Tindakan sosial: Misalnya, memilih untuk mengambil tindakan yang membantu memperbaiki
masalah sosial, seperti mengikuti aksi amal atau menjadi voluntir, daripada hanya
memperhatikan masalah pribadi.

Contoh Contractarianism/Contractualism:
1. Hukum dan peraturan: Misalnya, mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku di
masyarakat, karena mereka dianggap sebagai hasil dari kesepakatan sosial.
2. Kerjasama tim: Misalnya, memenuhi janji dan tugas dalam suatu tim atau proyek, karena
melakukan ini adalah bagian dari kesepakatan sosial untuk bekerja sama.
3. Kontrak bisnis: Misalnya, memenuhi komitmen dalam kontrak bisnis, karena kontrak
tersebut merupakan hasil dari kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat.
4. Kontrak perkawinan: Misalnya, memenuhi janji dan tanggung jawab dalam perkawinan,
karena perkawinan merupakan kesepakatan sosial antara suami dan istri.

Contoh Hedonistic Utilitarianisme

1. Membuat keputusan yang membuat orang lain bahagia: Misalnya, membantu teman atau
keluarga yang sedang kesulitan, karena membuat orang lain bahagia akan meningkatkan
jumlah kebahagiaan total dalam masyarakat.
2. Menghindari tindakan yang menimbulkan penderitaan: Misalnya, tidak mengatakan hal-hal
yang membahayakan atau menyakiti orang lain, karena hal tersebut akan menimbulkan
penderitaan dan menurunkan jumlah kebahagiaan total dalam masyarakat.
3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan: Misalnya, berolahraga atau berkumpul
dengan teman-teman, karena hal tersebut dapat meningkatkan kebahagiaan pribadi dan
juga kebahagiaan orang lain yang terlibat.
4. Membuat keputusan yang berkontribusi pada kebahagiaan umum: Misalnya, memilih untuk
membeli produk yang dibuat dengan cara yang adil dan ramah lingkungan, karena hal
tersebut dapat membantu memastikan bahwa kebahagiaan orang lain dan lingkungan
sekitarnya juga dipertimbangkan.

Contoh pluralistic utilitarianisme:

1. Mempertimbangkan berbagai jenis kebahagiaan: Misalnya, mempertimbangkan


kebahagiaan pribadi dan kebahagiaan orang lain dalam membuat keputusan.
2. Menghormati berbagai jenis nilai dan norma: Misalnya, menghormati hak asasi manusia,
norma budaya, dan nilai-nilai moral yang berbeda.
3. Berkontribusi pada berbagai jenis kebahagiaan: Misalnya, berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, menolong orang lain, dan membuat keputusan yang berkontribusi pada
kesejahteraan lingkungan.
4. Mempertimbangkan dampak pada berbagai jenis kebahagiaan: Misalnya,
mempertimbangkan dampak dari tindakan pada kebahagiaan pribadi, kebahagiaan orang
lain, dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai