Anda di halaman 1dari 7

Kode

Mata Kuliah
Pengampu
Tgl. Penugasan

:
:
:
:

EKM241
ETIKA BISNIS
M. ASMAN, SE., M.M.
09-sept-2016

Buku Referensi
Penulis

:
:

ETIKA BISNIS MODERN


Tri Hendro Sigit P., M.B.A, CFP

A. Apa itu Etika


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti :
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta)
etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral)
Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau etik
sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran
dan nilai yang baik. "
Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan
bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang
bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".
contoh-contoh etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
B. Unsur Unsur Etika
Unsur Unsur Pokok dalam etika meliputi :
a. Kebebasan
Merupakan unsur penting dalam norma moral. Kebebasan
memberikan pilihan bagi
manusia untuk bersikap dan
berperilaku. Hal ini sangat esensial mengingat norma moral itu
Page 1 of 7

adalah yang otonom. Jadi selalu ada pilihan(alternative) bagi


manusia untuk bersikap dan berperilaku berdasarkan nilainilai yang diyakininya. Adapun kebebasan manusia itu dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu:
Kebebasan social adalah kebebasan yang diterima dari
orang lain (sesama manusia), yang berarti bersifat
heteronom.
Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia
untuk menentukan sikap dan perilaku dirinya sendiri
yang berarti bersifat otonom.
b. Tanggun Jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesediaan dasariah
untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.
Kewajiban merupakan beban yang harus dilaksanakan.Setiap
bentuk tanggng jawab senantiasa menuntut pertanggung
jawaban
apabila
perbuatan
itu
sudah
selesai
dilakukan.Pertanggung jawaban ini adalah suatu tindakan
member penjelasan yang dapat dibenarkan baik secara moral
maupun secara hukum.Hal inilah yang disebut dengan
akuntabilitas. Pengertian beban disini tentu dalam arti luas,
tidak selalu berkonotasi tidak menyenangkan.Melainkan
Pertimbangan moral, baru akan mempunyai arti apabila
manusia tersebut mampu dan mau bertanggung jawab atas
pilihan yang dibuatnya. Pertimbangan-pertimbangan moral
hanya mungkin ditujukan bagi orang yang dapat dan mau
bertanggung jawab.
c.

Hati Nurani
a. Suara hati sering kali disebut dengan hati nurani. Kata
synteresis lebih tepat diartikan sebagai hati nurani,
yaitu pengetahuan intuitif tentang prinsip-prinsip
moral.
b. Menurut Aquinas, hati nurani berasal langsung dari
Tuhan dan oleh karena itu tidak mungkin keliru.
Apabila manusia menghadapi situasi konkret yang
mengharuskannya memilih sikap-sikap moral tertentu,
maka yang hadir pada saat itua dalah suara hati.Suara
Page 2 of 7

c.

hati memang suara kejujuran, tetapi tidak identik


dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya suara
hari mungkin saja bias salah, tetapi kesalahan suara
hati itu karena ketidaktahuan sipemilik suara hati itu,
bukan karena ia sengaja berbuat salah.
Franz Magnis Suseni menyebutkan tiga lembaga
normative yang mengajukan norma-norma (dalam
arti yang lebih abstrak berupa nilai-nilai) mereka
kepada kita.Pertama, adalah masyarakat, termasuk
pemerintah, guru, orang tua, teman sebaya,dan
pemuka agama. Lembaga normative tersebut baik
secara implicit maupun eksplisit,akan menyatakan apa
yang baik dan tidak baik menurut mereka.Kedua,
adalah ideology termasuk agama di dalamnya. Kode
etik profesi juga ada dalam kategori lembaga
normative kedua ini.Ketiga, adalah superego pribadi.
Seperti perasaan malu pada diri seseorang apabila
yang bersangkutan melakukan suatu perilaku tidak
terpuji.

C. Apa yang dimaksud ETIKA BISNIS


Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis (Velasquez, 2005).
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1) Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaanpertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi,
politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
2) Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan
tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
Page 3 of 7

moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur


organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3) Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan
yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan.
Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.
Jadi, Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh
ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar
dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1) Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan
pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara
yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendahrendahnya.
2) Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan
dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
3) Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai
kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Page 4 of 7

Pencarian Artikel :
1. PEMANGKU KEPENTINGAN DAN ISU ISU MANAJEMEN
2. PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS
ULASAN :
1.

PEMANGKU KEPENTINGAN DAN ISU ISU MANAJEMEN


Istilah Stakeholders atau dinamakan pemangku kepentingan
adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi
kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Pemangku
kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan
kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al
2001). Stakeholder is a person who has something to gain or lose
through the outcomes of a planning process, programed or project
(Dialogue by Design 2008).
Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait
dalam pengelolaan terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz
guru besar pada Sekolah Bisnis Wharton, termasuk semua orang dari
politisi lokal dan nasional dan tokoh atau pemimpin masyarakat,
penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan internasional.
Dalam konteks perusahaan, Clarkson (dalam artikel tahun 1994)
memberikan definisi pemangku kepentingan secara lebih khusus
sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis
risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun
manusia) di perusahaan tersebut (Stakeholders sukarela), ataupun
karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut
(Stakeholders non-sukarela). Berdasarkan pandangan tersebut
pemangku kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara
langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan.
Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan
didefinisikan kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan
langsung atau tidak langsung dalam sebuah organisasi karena dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan, dan
kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai
stakeholder, tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama dan
memiliki kedudukan yang berbeda. Misalnya, pelanggan perusahaan
berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka tidak
Page 5 of 7

berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan


perusahaan. Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis
diantaranya kreditor, pelanggan, direksi, karyawan, pemerintah (dan
badan-badannya), pemilik (pemegang saham), pemasok, serikat
pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang
dimiliki.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait
dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian
atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna
pemangku kepentingan sebagai parapihak yang terkait dengan isu
perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak
buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan,
pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya.
Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai
sesuatu yang dapat iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari sebuah
proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut
sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi
yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali
akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi
dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi
kebijakan (Start & Hovland dalam http://www.smeru.or.id/).

2. PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS


Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus
menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah
disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya
terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman
bagi setiap bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :
Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang
bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
Page 6 of 7

lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama,


jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan.
Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria
yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ;
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan
atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai