Pertemuan I
1. Analisis Gagasan/opini/pendapat
a. Rupanya kedua masalah itu belum cukup
b. Pemerintah menambah masalah lagi dengan rencana pembukaan
kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan.
c. Kebijakan tersebut jelas semakin menyempurnakan derita hutan
Indonesia.
d. Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah
memprihatinkan.
e. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah
memusnahkan keanekaragaman hayati.
f. Berjuta-juta spesies flora dan fauna musnah dengan percuma.
g. Belum lagi adanya otonomi daerah, yang mendorong pemerintah
lokal meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-nya dengan
menebang hutan secara berlebihan.
h. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk.
i. Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun
mendatang, hutan Sumatra akan musnah.
j. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh musnahnya hutan
Kalimantan.
2. Analisis Fakta
a. Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda
perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Kebakaran hutan masih terus terjadi dan penebangan liar semakin
meningkat.
c. Diperburuk lagi dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung
bagi pertambangan.
d. Keadaan tersebut jelas menambah suram nasib hutan.
e. Keterpurukan sektor kehutanan bersumber dari sistem
pengelolaan yang didominasi oleh pemeritah pusat dan
mengesampingkan keberadaan masyarakat lokal.
f. Adanya konflik-konflik seperti konflik antarmasyarakat lokal,
masyarakat lokal dengan perusahaan, atau antara masyarakat
lokal dengan Pemerintah, semakin memperburuk kondisi
kehutanan di Indonesia.
g. Selain itu, lemahnya penegakan hukum menyebabkan semakin
parahnya kerusakan hutan.
h. Kerusakan hutan telah mencapai kurang lebih dua juta hektare per
tahun. Hal ini berarti setiap menitnya Indonesia kehilangan hutan
seluas tiga hektare atau sama dengan enam kali luas lapangan
bola.
i. Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Beberapa hal
justru mempercepat laju kerusakan hutan di Indonesia hampir dua
kali lipat.
j. Penyebabnya, antara lain, adanya tekanan masyarakat akibat
krisis ekonomi.
k. Kondisi demikian mengakibatkan merajalelanya penebangan liar.
l. Bersamaan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam oleh
Pemerintah juga semakin meningkat sebagai konsekuensi dari
kebutuhan Pemerintah untuk membayar utang negara.
m.Dalam kurun waktu lima puluh tahun, hutan alam Indonesia
mengalami penurunan luas sebesar 64 juta hektare.
n. Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menambah
masalah kerusakan hutan.
o. Munculnya El Nino memperburuk kondisi hutan.
p. Selama bulan Januari–Oktober, 45 persen dari keseluruhan titik
kebakaran terkonsentrasi di Provinsi Riau.
q. Kemudian, pada bulan Oktober terjadi kenaikan jumlah titik
kebakaran yang cukup signifikan di Provinsi Riau, Sumatra Barat,
dan Jambi.
r. Di Pulau Sumatra berdasarkan titik kebakaran terjadi di hutan
rawa gambut sebanyak 49%, alang-alang 13%, hutan dataran
rendah 10%, permukiman/ pertanian masyarakat 10%,
perkebunan 8%, dan sisanya rawa (nongambut).
s. Kebakaran hutan memberikan kerugian tidak sedikit.
t. Tahun 1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3–$4,4 miliar atau
sekira Rp2–4 triliun.
Bahan Ajar Pertemuan II
a. Pola-pola Pengembangan Teks Ekposisi
1. Pola Definisi
Merupakan pola yang berisi definisi suatu topik atau istilah yang hendak
dibahas di dalam teks eksposisi.
Contoh:
a. Tumbuhan jahe zingiber officinale, merupakan tumbuhan rimpang
yang telah terkenal dari dulu. Jahe sering di fungsikan sebagai
bumbu atau penyedap rasa alami. Selain dapat menjadi rempah-
rempah, tumbuhan ini dapat mengobati berbagai penyakit contohnya
batuk, panas dalam dan bahkan kanker menurut penelitian yang
ada. Tinggi tumbuhan ini sekitar 30 hingga 100 cm. Daun tumbuhan
jahe berbentuk menyirip dengan ukuran panjang sekitar 15-23 mm
dan lebar sekitar 8-15 mm. Tumbuhan jahe memiliki rimpang atau
akar yang berbentuk jemari yang menggembung pada bagian ruas
ruas tengah. Nama jahe sendiri dalam masyarakat adalah akar atau
rimpang tersebut. Jahe memiliki rasa yang cukup pedas dan hangat
yang disebabkan oleh adanya senyawa keton yaitu zingeron. Di
pasaran, terdapat tiga jenis jahe yang sering dijual yaitu jahe merah,
jahe gajah dan jahe kuning.
2. Pola Proses
Merupakan pola yang berisi penjelasan tentang proses membuat atau
menjalankan sesuatu. Pola ini juga bisa ditemui di juga terdapat pada
teks prosedur dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
a. Oksigen atau O2 yang sekarang ini kita hirup dapat dikatakan berasal
dari proses fotosintesis tumbuhan. Proses tersebut terjadi dalam
daun tumbuhan. Langkah pertama, tumbuhan haruslah menyediakan
tiga bahan yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis yaitu sinar
matahari, air, dan karbon dioksida sebagai sumber karbon. Karbon
dioksida yang berada dalam udara bebas akan masuk ke dalam
stomata (celah) tumbuhan yang terletak di daun. Di bagian kloropas,
energi matahari diserap oleh pigmen hijau atau klorofil untuk
menyuplai energi dalam proses fotosintesis ini. Di bagian lain, air
diangkut menuju daun dari akar melalui pembuluh xilem.
Selanjutnya, sinar matahari yang mengenai klorofil akan memberikan
energi untuk melangsungkan reaksi pemecahan air sehingga
tersedia elektron yang dapat digunakan dalam reaksi selanjutnya.
Yang pada akhirnya akan menghasilkan glukosa dan oksigen.
Glukosa yang dihasilkan oleh tumbuhan akan digunakan sebagai
sumber makanan dan cadangan makanan tumbuhan dan oksigen
yang ada dilepaskan ke udara.
b. Blog merupakan halaman di dunia maya yang menggunakan blogger
saat membuatnya sebagai penyedia. Cara membuat blog di blogger
sangat mudah. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah
membuat g-mail dengan masuk ke situsnya yaitu google.com
kemudian pilih buat email. Setelah pembuat email selesai, langkah
selanjutnya adalah masuk ke blogger untuk membuat blog
menggunakan g-mail yang telah Anda buat. Akan terdapat beberapa
kolom yang harus Anda isi, mulai dari nama blog, alamat blog dan
banyak lagi pengaturan di bagian setting. Apabila nama dan judul
blog serta template sudah Anda pilih, maka Anda telah dapat
menulis di blog Anda dengan menekan compose atau entri baru di
bagian kiri atas.
3. Pola Klasifikasi
Merupakan pola yang menggolongkan suatu hal menjadi beberapa
bagian. Atau, pola yang dibuat dengan membagi, mengelompokkan,
atau mengklasifikasikan suatu topik tertentu, sehingga pembaca dapat
mendapatkan ilmu dan informasi dengan detail.
Contoh:
Posisi pemain sepakbola dikelompokkan menjadi penjaga gawang,
pemain belakang, pemain tengah, dan pemain depan. Pemain
belakang dikelompokkan lagi menjadi bek tengah, bek sayap kanan,
dan bek sayap kiri. Sementara itu, pemain tengah dikelompokkan
lagi menjadi gelandang tengah, gelandang bertahan, gelandang
serang, serta gelandang sayap kiri dan kanan.
4. Pola Ilustrasi
Merupakan pola yang berisi ilustrasi atau contoh dari topik yang
dibahas.
Contoh:
Kekuatan persaudaraan sangat kuat. Kekuatan yang dimiliki
persaudaraan sama halnya dengan sebuah sapu lidi. Sapu lidi yang
terikat dengan baik dengan lidi-lidi yang dimilikinya akan memiliki
ketahanan yang sangat kuat. Sama halnya dengan kekuatan
persaudaraan yang tidak akan goyah bila mereka semua saling
terikat dan tidak tercerai berai. Sama halnya dengan sapu lidi yang
tercerai berai hingga tinggal lidi lidinya saja yang sangat lemah dan
mudah patah, kekuatan persaudaraan pun akan seperti itu, bila
mereka tercerai berai, mereka akan lemah dan bahkan menjadi
kelemahan buat mereka. Oleh karena itulah, jagalah persaudaraan
kalian dengan erat dan jangan biarkan dia melonggar.
6. Pola Laporan
Merupakan pola yang berisi laporan peristiwa yang disampaikan secara
rinci dan runtut.
Contoh:
a. Pasca pencurian sejumlah perangkat komputer yang terjadi
beberapa hari yang lalu, pihak sekolah pun akhirnya melakukan
sejumlah pembenahan di sektor keamanan. Adapun upaya yang
mereka lakukan antara lain memasang CCTV di ruangan komputer
dan ruangan lainnya, serta memasang pagar amat tinggi dan
mempunyai kawat berduri di atasnya. Para petugas keamanan pun
juga diberi tugas ekstra untuk menjaga sekolah kami. Dengan
upaya-upaya tersebut, diharapkan kasus pencurian komputer yang
telah terjadi tidak akan terulang lagi di kemudian hari.
b. Penerbangan Boeing 701 milik Garuda Airlines hilang dalam
penerbangan dari Indonesia, Malaysia, menuju Beijing, China, Sabtu
(10/12/2015) pagi. Di antara 160 penumpang, termasuk lima bayi
dan 12 kru pesawat tersebut, terdapat 60 orang Indonesia.
Sebelumnya disebutkan, penumpang berasal dari 8 negara. Namun,
daftar berikut menyertakan data yang menyebutkan 9
kewarganegaraan. Berikut ini adalah rincian asal negara penumpang
dan jumlahnya:
1. China 50 orang dan 1 bayi
2. Malaysia 20 orang
3. Indonesia 57 orang dan 3 bayi
4. Australia 10 orang
5. Perancis 10 orang
6. Amerika serikat 2 orang dan 1 bayi
7. Selandia baru 2 orang
8. Ukraina 2 orang
9. Kanada 2 orang
7. Pola Identifikasi
Merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau
unsur-unsur pengenal suatu objek. Dengan menyebutkan ciri suatu
objek diharapkan pembaca atau pendengar lebih mengenal objek
tersebut.
Contoh:
Air menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk
bertahan hidup. Namun, belakangan ini banyak air yang tercemar
zat kimia berbahaya. Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan
bahwa sekitar dua miliar lebih orang di muka bumi ini telah
mengonsumsi air yang tercemar zat berbahaya.
Air minum yang tercemar memiliki ciri-ciri tertentu. Air yang
tercemar umumnya akan berwarna keruh. Warna keruh ini muncul
karena sejumlah partikel mikroba yang tidak bisa terlihat jelas.
Meskipun air mineral tidak memiliki ras, kita bisa mengenali rasa
aneh saat mengonsumsi air tercemar.
8. Pola Analisis
Merupakan suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-
komponennya. Eksposisi analisis dibagi menjadi analisis kausal dan
analisis proses. Eksposisi analisis kausal merupakan paparan yang
mempersoalkan hubungan kausal atau sebab akibat. Eksposisi analisis
proses adalah sebuah metode analisis yang berusaha menjawab
pertanyaan “Bagaimana sesuatu terjadi?”
Contoh:
APBN 2001 menghadapi tekanan yang berat. Tekanan itu
pada dasarnya berkaitan dengan tiga faktor. Pertama, memburuknya
lingkungan ekonomi makro. Kedua, tidak dapat dilaksanakannya
secara optimal kebijakan fiskal di bidang perpajakan, bea cukai, dan
pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya pembatalan sebagian
pencairan pinjaman untuk biaya pembangunan.
Bahan Ajar Pertemuan III
Gagasan umum dan gagasan khusus pada cuplikan teks tersebut dapat
dijelaskan seperti berikut:
Gagasan Umum Gagasan Khusus
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir
paragraf atau pada kalimat penutup paragraf.
Contoh:
Gerakan pencinta alam dengan dasar "sadar lingkungan sehat" telah mulai
menggejala di kalangan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pencinta
lingkungan yang anggotanya terdiri atas pelajar, baik itu pelajar SMP, SMA,
maupun para remaja dari lingkungan pesantren. Keberanian untuk
melakukan penelitian ilmiah semakin meluas, khususnya di tingkat SMA.
Fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa remaja pada tahun-tahun
ini tidak selalu bernilai negatif.
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua
kalimat utama. Kalimat terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari
pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor
agrobisnis, tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Memang,
masalah himpitan ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai
tukar kita. Dalam hal ini, Pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat.
Akan tetapi, biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya.
Pemerintah harus menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan
mendorong industri-industri yang mampu bertahan pada nilai tukar yang
ada, yakni sektor agrobisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah
rupiah–asal stabil–, akan semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan
dengan baik, tidak mustahil negara kita akan menjadi salah satu negara
yang ekonominya tertangguh di dunia.
Contoh kesimpulan dari teks berita Nasib Hutan Kita Semakin Suram yaitu:
Gagasan Utama:
1) Paragraf 1 :
Jika pemerintah tidak cepat bertindak, hutan Sumatera akan musnah.
2) Paragraf 2 :
Pengelolaan hutan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
3) Paragraf 3 :
Keterpurukan sektor kehutanan bersumber dari sistem pengelolaan
yang didominasi pemerintah pusat dan mengesampingkan
masyarakat lokal.
4) Paragraf 4 :
Kerusakan hutan diperparah dengan lemahnya penegakan hukum.
5) Paragraf 5 :
Laju kerusakan hutan di Indonesia dipercepat berbagai faktor seperti
krisis ekonomi.
6) Paragraf 6 :
Eksploitasi sumber daya alam mengalami peningkatan.
7) Paragraf 7 :
Kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah memprihatinkan.
8) Paragraf 8 :
Membakar hutan menambah masalah kerusakan hutan.
9) Paragraf 9 :
Pada Januari - Oktober, 45 persen dari keseluruhan titik kebakaran
berpusat di Provinsi Riau.
10)Paragraf 10 :
Di Pulau Sumatera, titik kebakaran terjadi di hutan rawa gambut,
alang-alang, dataran rendah, pemukiman, perkebunan, dan rawa.
11)Paragraf 11:
Pemerintah menambah masalah dengan rencana pembukaan
kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan.