Anda di halaman 1dari 21

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGANI KEBAKARAN HUTAN

DAN LAHAN DI LAMPUNG BARAT


(Studi Kantor Bidang Pengelolaan Wil. II Liwa)

Proposal

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Ilmu Ushuluddin

Oleh :

AIDILA SYAFITRI

NPM. 1631040071

JURUSAN : PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H/ 2019 M
OUTLINE SEMENTARA

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul................................................................................ 1

B. Alasan memilih judul........................................................................ 2

C. Latar Belakang Masalah.................................................................... 2

D. Rumusan Masalah............................................................................. 5

E. Tujuan penelitian............................................................................... 6

F. Metode Penelitian.............................................................................. 6

G. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 13
BAB II KAJIAN TEORI

A. Sistem Pemerintahan

1. Definisi Pemerintahan

2. Pemerintah Daerah

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

4. Tugas, pokok dan fungsi pemerintah daerah

5. Sistem pengelolaan hutan

B. Kehutanan

1. Definisi Administrasi kehutanan

2. Undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang kehutanan

3. Definisi Jenis-jenis,fungsi hutan

4. Kebijakan dalam pengelolaan Hutan

C. Koordinasi antar lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah dalam

mengelola Hutan

1. Balai Besar Taman nasional bukit barisan selatan (TNBBS)

dengan Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wil. II Liwa

2. Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wil. II Liwa dengan

Masyarakat mitra polhut (MMP)


3. Masyarakat mitra polhut (MMP) dengan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM)

BAB III PROFIL BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (BPTN)

WIL. II LIWA

A. Gambaran Umum

1. Struktur Instansi kantor bidang pengelolaan taman nasional (BPTN)

Wil. II liwa

2. Catatan Sejarah hutan Lampung Barat

3. Peta luas wilayah kehutanan di lampung barat

4. Data Potensi ekowisata

BAB IV HASIL ANALISIS PENELITIAN

A. Upaya Pemerintah dalam Menangani Kebakaran Hutan dan Lahan di

Lampung Barat

B. Upaya peningkatan rasa sadar dan pentingnya hutan bagi kehidupan

manusia

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Dalam penulisan judul proposal ini, penulis sedikit menjelaskan

sub-bab dari judul proposal ini, agar menghindari kesalah pahaman dalam

memahami maksud judul proposal ini. Adapun judul proposal ini yakni

“UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGANI KEBAKARAN

HUTAN DAN LAHAN DI LAMPUNG BARAT”.

Upaya menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sebagai

usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga,pikiran, untuk mencapai suatu

tujuan. Upaya juga berarti usaha,akal,ikhtiar,untuk mencapai suatu

maksud,memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. 1

Pemerintah adalah suatu organisasi yang memiliki kewenangan

untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang diwilayah

tertentu.2

Sedangkan pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan

pemerintahan yang oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat

daerah menurut asas otonom tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

1
Departemen Pendidikan Nasional.”Kamus Besar Bahasa Indonesia”.(Jakarta,Balai
Pustaka 2007) Hal. 1032
2
Wikipedia Bahasa Indonesia, Tersedia di : (25 september 2019).
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik

indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tahun 1945.3

Menangani memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja

sehingga menangani dapat menyatakan suatu

tindakan,keberadaan,pengalaman.4

B. Alasan memilih judul

Adapun alasan penulis dalam memilih judul ini yaitu :

1. Adanya keresahan yang di rasakan oleh penulis tentang keadaan hutan

yang ada di kabupaten lampung barat.

2. Penelitian tentang tugas dan peran pemerintah daerah dalam

menangani kebakaran hutan dan lahan di kabupaten lampung barat.

3. Penelitian ini sesuai dengan jurusan yang peneliti tekuni yaitu,

pemikiran politik islam,selain literatur yang cukup memadai sehingga

peneliti berkeyakinan bahwa penilitian ini dapat diselesaikan sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

C. Latar Belakang Masalah

Peraturan pemerintah pada bagian Bab I Pasal 1 hutan adalah

suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

3
Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
4
Departemen Pendidikan Nasional.”Kamus Besar Bahasa Indonesia”.(Jakarta,Balai
Pustaka 2007) Hal.1029
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.5

Kebakaran hutan telah menjadi masalah bukan hanya di Indonesia

tetapi juga berdampak regional di Asia tenggara yang berpengaruh

terhadap berbagai sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi,

dampak politik dan gangguan kesehatan.

Kebakaran hutan yang meluas sudah menjadi kejadian rutin di

Sumatera dan di kalimantan sejak awal 1900 dan peristiwa yang serius

pertama kali terjadi di tahun 1997, ketika petani mengadopsi tehnik

“tebang dan bakar” untuk membuka lahan 1802 kilometer persegi sampai

2840 kilometer persegi untuk digunakan sebagai lahan pertanian.6

Untuk sementara luas kebakaran hutan yang ada di Lampung dari

tahun 2014-2019 :7

tabel 1.1

No. Tahun Jumlah luas

1. 2014 80

2. 2015 71.326,49

3. 2016 3.201,24

4. 2017 6.177,79

5. 2018 15.156,22

6. 2019 2.913,00

5
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 2001
6
Wikipedia bahasa indonesia, tersedia di : 11 juni 2019
7
Sipongi,Karhutla Monitoring System, direktorat PKHL Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI.
Dari jumlah luas kebakaran hutan yang ada di Lampung dapat dilihat

bahwa dari tahun ke tahun adanya naik turun jumlah kebakaran hutan yang

terjadi di lampung. Baru-baru ini kebakaran terjadi di kabupaten lampung

barat dengan waktu yang berdekatan namun beda lokasi. Yang sangat

disayangkan adalah kebakaran terjadi di kecamatan Suoh, Padang ilalang

yang merupakan kawasan konservasi yang termasuk dalam wilayah

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNNBS) yang menghabiskan 100

Ha. Padang ilalang yang diakibatkan dari puntung rokok manusia sekitar.

Seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah

Tingkat 1 Lampung Nomor 6 tahun 1988 Bab IV pasal 9 Yaitu : “Didalam

kawasan hutan dilarang melakukan membakar serasah, ranting alang-

alang, semak belukar, tegakan hutan dan atau benda yang bisa

menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, kecuali oleh petugas kehutanan

atau orang-orang yang karena tugas dan kepentingan secara sah

dibenarkan membakar serasah, ranting-ranting alang-alang semak belukar

atau benda-benda lain untuk mengurangi bahan-bahan yang mudah

terbakar dan tujuan lain”.

Pasal 11 ayat 1 yakni : “ Dilarang membuang putung rokok atau

benda-benda lain yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran serasah,

alang-alang/rumput-rumput semak belukar dan tegakan hutan dalam

kawasan hutan Negara dan atau hutan lainnya”.


Jika pada pasal-pasal tersebut ada yang melanggar, maka untuk

ketentuan sanksi dan tindak pidana sudah diatur dalam Perda Provinsi

daerah tingkat 1 lampung.

Oknum-oknum yang tidak bertanggung dan tidak memiliki

kesadaran akan fungsi dari sebuah hutan mereka akan terus merusak dan

melakukan penebangan liar terhadap hutan bahkan sampai membakar

hutan dengan unsur ketidaksengajaan.

Pemerintah daerah atau pemerintah yang berwewenang dalam

menjaga dan melindungi hutan saat ini dipertanyakan akan tugas dan

fungsi nya, apa yang mereka lakukan ketika ada kebakaran hutan yang

melimpah ruah, Pemerintah Daerah terutama instansi terkait yaitu Dinas

Kehutanan Kabupaten Lampung Barat kini dipertanyakan tugas nya,

karena kebakaran hutan sudah tersebar dimana-mana.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang bagaimana pemerintah daerah yaitu dinas

kehutanan kabupaten lampung barat dalam menangani kebakaran hutan

dan lahan. Untuk itu penulis mengangkat judul “Upaya Pemerintah

Daerah dalam Menangani Kebakaran Hutan dan lahan di Lampung

Barat”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka ada beberapa hal yang menjadi

fokus bahasan peneliti :


1. Bagaimana upaya Pemerintah Daerah dalam menangani kebakaran

hutan dan lahan di Lampung Barat ?

2. Apakah faktor penghambat dan pendukung Pemerintah Daerah dalam

menangani kebakaran hutan dan lahan ?

E. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah

dalam menangani kebakaran hutan dan lahan ?

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dan

pendukung pemerintah daerah dalam menangani kebakaran hutan dan

lahan.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian diharapkan bisa menjadi bahan reverensi

penelitian yang akan dilakukan mengenai upaya pemerintah dalam

menangani kebakaran hutan dan lahan yang ada di lampung khususnya

di lampung barat.

2. Secara praktis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata satu di

universitas islam negeri raden intan lampung khususnya di fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama jurusan Pemikiran Politik Islam.


G. Metode Penelitian

a. Jenis dan sifat penelitian

Menurut Mardais, metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu

cara untuk melakukan suatu teknis dengan menggunakan pikiran

secara seksama untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian sendiri

merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

untuk memperoleh fakta-fakta secara sistematis untuk mewujudkan

kebenaran.8 Sedangkan Menurut Kartini Kartono, metode penelitian

dapat diartikan sebagai : cara-cara berpikir dan berbuat yang disiapkan

dengan baik-baik guna untuk mengadakan sebuah penelitian dan untuk

mencapai tujuan penelitian.9

Metode penelitian merupakan suatu ilmu pengetahuan yang

membahas tentang cara-cara yang digunakan dalam pengadaan

penelitian yang berfungsi sebagai acuan dan cara yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi data secara akurat, untuk mencapai

pengetahuan yang benar, maka diperlukan sebuah metode yang

mampu menghantarkan peneliti untuk mendapatkan data yang valid

dan otentik.

Menggunakan metode seseorang mampu untuk menemukan dan

menganalisis sebuah masalah tertentu. Sehingga dapat

8
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta,Bumi
Aksara,2004).cet. ke 7 hal. 24
9
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Sosial (Bandung, Mandar Maju, 1996) Cet. Ke
VII, Hal. 20
mengungkapkan suatu kebenaran yang sebenarnya, karena metode

memberikan pedoman tentang cara untuk bagaimana seorang ilmuwan

untuk mempelajari, memahami, dan menganalisa yang dihadapi.

Dengan demikian penelitian yang dilaksanakan tidak lain untuk

memperoleh data dan menguji kebenaran ilmiah nya. Agar dapat

menulis skripsi ini serta memenuhi kriteria sebagai karya ilmiah,

maka penulis menggunakan metode penelitian yaitu :

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis nya, penelitian dalam skripsi ini

termasuk dalam penelitian lapangan (Field Reserach) yaitu suatu


10
penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya.

Penelitian ini dilakukan terhadap Dinas Kehutanan Kabupaten

Lampung Barat.

2. Sifat Penelitian

Adapun dilihat dari segi sifatnya Deskriptif kualitatif.

Metode ini adalah suatu metode dalam meneliti suatu objek yang

bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan serta

sistematis dam objektif, mengenai fakta-fakta ,ciri-ciri serta

hubungan diantara unsur-unsur yang ada dan fenomena tertentu. “

deskriptif kualitatif yaitu penggambaran yaitu penggamabaran

secara sistematis ,faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

10
Ibid, hal. 32
sifat-sifat populasi.11 Dalam penelitian ini akan menggambarkan

bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dinas kehutanan dalam

menangani kebakaran hutan dan lahan serta bagaimana cara

mengelola dan menjaga hutan, yang dikemudian hari akan

mendapatkan gambaran umum yang secara Konferhensif tentang

Hal itu.

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini hanya melukiskan, memaparkan dan melaporkan

suatu keadaan yang tanpa menarik kesimpulan dari pola pemikiran

objek tersebut dan kemudian pada akhirnya, pembahasan dilakukan

suatu analisa secara kritis terhadap pemikiran tersebut.

b. Sumber Data

Dalam penelitian kualitaitif yang lebih menekankan pada aspek

kualitas data dan proses kegaitan objek yang akan diteliti, maka

memerlukan sumber data yang benar-benar bisa menjelaskan masalah

pada penelitian. Maka diperlukan sumber data benar-benar bisa

menjelaskan masalah pada penelitian. Data tersebut ialah :

1. Data Primer

Data primer adalah yang diperoleh atau yang dikumpulkan

langsung oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan memerlukannya. Data Premier hasil wawancara yang

11
Eusami Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta,PT.
Bumi Aksara. 2000) Hal. 4
diperoleh dari Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat serta

perolehan hasil wawancara dengan Masyarakat Mitra Polhut yang

terlibat secara langsung bahkan sebagai objek dari penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau yang

dipublikasikan untuk umum oleh instansi atau lembaga terkait yang

mengumpulkan data, mengolah, dan menyajikan. Data sekunder

disebut juga sebagai data tersedia. Data sekunder merupakan data

pelengkap dari data premier yang diperoleh dari buku-buku,

literatur,dan dokumentasi terkait objek penelitian. Dalam hal ini

data sekunder peneliti menggunakan buku-buku yang berkaiatan

dengan judul penelitian. Sehingga dapat melengkapi data yang di

peroleh dari data premier.

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis ialah :

1. Metode interview

Interview menurut Mardalis adalah tehnik pengumpulan

data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-

keterangan lisan melalui percakapan dan berhadapan muka dengan

orang yang dapat memberikan keterangan kepada penulis atau

peneliti.12 Dalam penelitian ini menggunakan metode interview

bebas terpimpin, artinya pengbebasan kepada orang lian yang

12
Mardalis, Op. Cit Hal. 64
diinterview untuk memberikan tanggapan atau jawabannya sendiri

yang sesuai dengan pendapatnya, metode interview ini akan

digunakan untuk memperoleh data-data yang diteliti oleh penulis.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto, adalah

mencari data atau mengenai hal-hal semua yang berkaitan dengan

masalah variabel yang berupa catatan transkif, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud adalah dengan metode

dokumentasi ialah suatu cara didalam mengumpulkan data-data

yang diperlukan dengan melalui catatan tertulis. Metode ini penulis

gunakan guna memperoleh data-data dan informasi yang

dibutuhkan yang berkaitan dengan penelitian ini, misalnya tentang

sejarah atau profil Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat,

adapun bentuk dokumennya adalah Arsip kedinasan.

3. Metode Observasi

Metode observasi suatu pengamatan dalam istilah

sederhana adalah suatu proses peneliti dalam melihat penelitian.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah

ruang,tempat penelitian dan waktu penelitian.

d. Tehnik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data


diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.

Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi,

mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan

data.

e. Metode Analisis data

1. Tahap reduksi data

Langkah reduksi data ada beberapa tahap antara lain :

a. Editing, pengelompokan dan meringkas data

b. Peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan berbagai

hal termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta

proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-

tema, kelompok-kelompok dan pola-pola data. Cara yang

dipakai dalam reduksi data bisa melalui seleksi yang

ketat melalui ringkasan atau uraian yang singkat.

Menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas dan

sebagainya.

a. Setelah melakukan wawancara kepada infornan,

peneliti membuat catatan-catatan kecil (ringkasan) ini

berlangsung terus menerus sehingga wawancara

selesai dilakukan.

b. Selanjutnya berdasarkan ringkasan yang dibuat

tersebut, maka peneliti membuat pilihan-pilihan

tentang bagian data mana yang akan dibuang dari


pola yang digunakan untuk meringkas sejumlah

data-data yang masih tersebar.

2. Tahap penyajian data

Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan berhubungan antar kategori.13

3. Tahap Verifikasi data

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara

terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak

pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan

data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna

dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema,

hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan

dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Dalam

tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-katagori data

yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju

kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang

dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi

secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat

grounded.

13
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar,1998) hal. 7
H. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis, belum ada judul karya ilmiah yang

serupa yang penulis temukan dengan judul Upaya Pemerintah Daerah

dalam Menangani Kebakaran Hutan Lahan di Lampung Barat. Namun ada

beberapa karya ilmiah yang memiliki tema tentang kebijakan

pemerintahan.

Adapun salah satu karya ilmiah yang di muat dalam Jurnal Ilmu

Hukum dari Armen Yasir salah satu dosen hukum Tatanegara Universitas

Lampung beliau mengangkat judul “Pengelolaan Sumber Daya Hutan di

Lampung Barat”. Fokus kajian nya berada pada sistem

pengelolaan,sumber daya alam.

Skripsi selanjutnya oleh Kunto Arief Wibowo dengan judul skripsi

“Managemen Penanganan Kebakaran Hutan Dan Lahan Guna Peningkatan

Ekonomi Rakyat”. Dengan Fokus kajian tentang Ekonomi,Kebakaran

Hutan dan Lahan manajemen di komando resort Militer 032 Wirabraja.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional.”Kamus Besar Bahasa

Indonesia”.(Jakarta,Balai Pustaka 2007) Hal. 1032

Departemen Pendidikan Nasional.”Kamus Besar Bahasa

Indonesia”.(Jakarta,Balai Pustaka 2007) Hal.1029.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 2001.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta,Bumi

Aksara,2004).

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Sosial . 1996. Bandung, Mandar Maju.

Eusami Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial. 2000

Jakarta,PT. Bumi Aksara.

Azwar,Saifuddin.Metodologi Penelitian, 1998.Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Sumber Landasan Hukum

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Sumber Jurnal

Yasir,Armen.”Pengelolaan Sumber Daya Hutan di Kabupaten Lampung

Barat”. Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 5 No.3 (2011).

Wibowo, Kunto Arief. “Manajemen Penanganan Kebakaran Hutan dan

Lahan(Karhutla) Guna Peningkatan Ekonomi Kerakyatan. Vol. 3 No.

1 (2019).
Sumber Website

Wikipedia Bahasa Indonesia, Tersedia di : (25 september 2019).

Wikipedia bahasa indonesia, tersedia di : 11 juni 2019.

Sipongi,Karhutla Monitoring System, direktorat PKHL Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan RI.

Anda mungkin juga menyukai