41
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
42
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Selain itu PB selaku yang dan beberapa karyawan yang kurang menghargai yang
termasuk dalam mendapatkan informasi bahwa pada divisi F & B product masih ada
beberapa karyawan yang kurang peduli baik dengan pekerjaannya maupun dengan
masalah dalam divisi, misalkan ketika Executive chef di food and beverage product
memaparkan bahwa, apabilaperusahaan sedang dalam keadaan occupancy yang tinggi,
para anggota divisi akan saling melemparkan pekerjaan satu sama lain antar
section,sehingga mengakibatkan suasana dalam divisi food and beverage productmenjadi
kurang nyaman bagi para anggotanya. Hal lain yang dijelaskan oleh executive chef yaitu
ada beberapa karyawan yang kurang memiliki kesadaran untuk menyapa terlebih dahulu,
walaupun dengan para supervisor dan hampir 50% presentase dari anggota divisi merasa
percaya diri dengan rutinitas yang telah dilakukan, sehingga membuat para anggota
tersebut kurang menunjukkan keterbukaan terhadap masukan yang diberikan. Mengingat
kebersamaan dan kepedulian terhadap kelompok yang baik sangat dibutuhkan oleh
karyawan Hotel X, apabila hal ini terjadi terus menerus maka akan mengakibatkan
terjadinya suatu permasalahan dalam lingkungan kerja terutama dalam pelaksanaan kerja
serta menurunya kohesivitas yang dimiliki oleh divisi F&B Product.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan pelatihan komunikasi
interpersonal diharapkan dapat meningkatkan kohesivitas kelompok karyawan divisi
Food and Beverage Product Hotel X Yogyakarta. Manfaat teoritis yang didapat dari
penelitian ini adalah memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang psikologi pada
umumnya, dan psikologi industri dan organisasi pada khususnya. Manfaat praktis yang
didapat dari penelitian ini adalah Memberikan rekomendasi pentingnya pelatihan
komunikasi interpersonal untuk meningkatkan kohesivitas kelompok untuk Hotel X
Yogyakarta khususnya pada divisi Food and beverage product.
METODE
Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen
kuasi.Eksperimen kuasi merupakan eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi
(Shadish, Cook, dan Campbell, 2002). Eksperimen kuasi ini digunakan untuk
pertimbangan praktis dan etis. Walaupun dilakukan tanpa proses randomisasi,
eksperimen kuasi tetap melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non-
eksperimental dan menggunakan kelompok kontrol sebagai kelompok komparatif untuk
memahami efek perlakuan (Latipun, 2002). Berikut tabel yang dapat menjelaskan desain
penelitian sebagai berikut:
(KE) R O1 X O2 O3
(KK) R O1 O2 O3
Gambar 1. Rancangan untreated control group design with pretest and posttest
(Sumber: Shadish, Cook & Campbel, 2002)
43
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Keterangan :
KE = kelompok eksperimen
KK = kelompok kontrol
R = Random
O1 = pengukuran sebelum diberi perlakuan
O2 = pengukuran setelah diberi perlakuan
O3 = pengukuran 1 bulan setelah diberi perlakuan
X = perlakuan
Subjek penelitian ini adalah karyawan hotel x Yogyakarta pada divisi F&B
productberjumlah 32orang. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.Dengan karakteristik, memiliki kohesivitas
kohesivitas dalam kategori sedang dan rendah setelah mengisi skala kohesivitas
kelompok sebagai data pre-test subjek, berusia minimal 20 tahun, berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan, serta tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan hingga Strata Satu (S1).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kohesivitas kelompok.Skala
kohesivitas kelompok bertujuan untuk mengukur kohesivitas kelompok pada karyawan
hotel x Yogyakarta. Skala ini dirancang berdasarkan deskripsi perilaku spesifik yang
diungkapkan oleh Widmeyer (Paola & Carless, 2000) dalam 4 (empat) dimensi yaitu,
yaitu integrasi kelompok tugas, integrasi kelompok sosial, ketertarikan individu kepada
kelompok tugas, dan ketertarikan individu kepada kelompok sosial.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis non parametric karena
jumlah sampelnya kecil (Ghozali dan Castellan, 2002). Pengujian perbedaan kohesivitas
kelompok sebelum dan sesudah diberi pelatihan komunikasi interpersonal untuk antar
kelompok menggunakan tekhnik analisis Wilcoxon T- Test yaitu untuk mengetahui
signifikansi perbedaan rata-rata (μ) antara kelompok sampel yang satu dengan yang lain
(Sugiyono, 2007), analisis ini dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 For
Windows.
HASIL
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Wilcoxon t-Test Analisis
ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pelatihan komunikasi
interpersonal terhadap peningkatan kohesivitas kelompok karyawan food and beverage
product di Hotel X sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
1) Pretest, Posttest dan Follow Up kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Analisis pertama dilakukan dengan menguji perbedaan pretest, posttest dan follow
up pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan One Way-Kruskall Wallis. Hasil perhitungan uji beda kedua rata-rata
adalah sebagai berikut:
44
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Tabel 1.
Uji Beda Pretest, Posttest dan Follow Up Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil Analisis uji One Way- Kruskall Wallis pada kelompok eksperimen dan kelompok
control untuk uji beda pretest diperoleh Chi square = 0,190 dan skor Asymp Sig> 0,05.
Berdasarkan analisis uji One Way- Kruskall Wallis tersebut diketahui bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen dan control
sebelum diadakan pelatihan komunikasi interpersonal. Artinya kohesivitas kelompok
pada kelompok eksperimen dan control sebelum pelatihan komunikasi interpersonal tidak
ada perbedaan.
Hasil Analisis uji One Way- Kruskall Wallis pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk uji beda posttest diperoleh Chi square = 6,795 dan skor Asymp Sig< 0,05.
Berdasarkan analisis uji One Way- Kruskall Wallis tersebut diketahui bahwa ada
perbedaan yang signifikan kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen dan control
setelah diadakan pelatihan komunikasi interpersonal. Artinya kohesivitas kelompok pada
kelompok eksperimen dan control setelah pelatihan komunikasi interpersonal ada
perbedaan.
Hasil Analisis uji One Way- Kruskall Wallis pada kelompok eksperimen dan kelompok
control untuk uji beda follow up diperoleh Chi square = 11,804 dan skor Asymp Sig<
0,05 . Berdasarkan analisis uji One Way- Kruskall Wallis tersebut diketahui bahwa ada
perbedaan yang signifikan kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen dan control
dalam jangka panjang setelah diadakan pelatihan komunikasi interpersonal. Artinya
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen dan control dalam jangka panjang
komunikasi interpersonal ada perbedaan.
2) Uji Beda Pretest, Posttest, dan Follow Up pada masing-masing kelompok
Analisis kedua dilakukan dengan menguji perbedaan Pretest, Posttest, dan Follow Up
pada masing-masing kelompok, yaitu eksperimen dan kelompok control. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Friedman Test Hasil perhitungan uji beda kedua rata-
rata adalah sebagai berikut:
45
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Tabel 2.
Uji Beda Pretest, Posttest, dan Follow Up Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Hasil analisis uji Friedman Test skorPretest, Posttest, dan Follow Up pada kelompok
kontrol diperoleh Chi Square = 5,200 dan skor p=>0,01. Berdasarkan analisis uji
Friedman Test tersebut diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang sangat signifikan
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen baik dalam Friedman Test untuk
Pretest, Posttest, dan Follow Up. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kohesivitas
kelompok pada kelompok control dalam keadaan Pretest, Posttest, dan Follow Up tidak
ada peningkatan.
Hasil analisis uji Friedman Test skorPretest, Posttest, dan Follow Up pada kelompok
eksperimen diperoleh Chi Square = 25,581 dan skor p=<0,01. Berdasarkan analisis uji
Friedman Test tersebut diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen baik dalam Friedman Test untuk
Pretest, Posttest, dan Follow Up. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kohesivitas
kelompok pada kelompok eksperimen dalam keadaan Pretest, Posttest, dan Follow Up
ada peningkatan setelah diberikan pelatihan komunikasi interpersonal.
3) Uji Beda Pretest-Posttest dan Posttest-Follow Up pada kelompok eksperimen.
Analisis ketiga dilakukan dengan menguji perbedaan Pretest-Posttest dan Posttest-
Follow Up pada kelompok eksperimen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Post
Hoc Wilcoxon T-Test. Hasil perhitungan uji beda rata-rata adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Uji Beda Pretest-Posttest dan Posttest-Follow Up pada kelompok eksperimen
Hasil analisis uji Post Hoc Wilcoxon T-Test skor Prettest- Posttest pada kelompok
eksperimen diperoleh Z = -3,519 skor Asymp Sig=<0,01. Berdasarkan analisis uji Post
Hoc Wilcoxon T-Test tersebut diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen pada saat pretest- posttest.Artinya
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah
diberikan pelatihan komunikasi interpersonal.
46
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Hasil analisis uji Post Hoc Wilcoxon T-Test skor Posttest- Follow Up pada kelompok
eksperimen diperoleh Z = -2,234 skor Asymp Sig=<0,01. Berdasarkan analisis uji Post
Hoc Wilcoxon T-Test tersebut diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen pada saat posttest- follow up. Artinya
kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen tetap mengalami peningkatan dalam
jangka panjang setelah diberikan pelatihan komunikasi interpersonal.
4) Pretest, Posttest dan Follow Up Kelompok Eksperimen
200
150
Pretest
100
Postest
50
Follow Up
0
S15
S10
S11
S12
S13
S14
S16
S4
S1
S2
S3
S5
S6
S7
S8
S9
DISKUSI
Permasalahan utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan
komunikasi interpersonal memiliki pengaruh terhadap meningkatnya kohesivitas
kelompok karyawan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh positif pelatihan komunikasi interpersonal dalam upaya peningkatan
kohesivitas kelompok karyawan Hotel X. Dimana diharapkan setelah dilakukannya
proses pelatihan pada karyawan tersebut diharapkan hasil berupa adanya peningkatan
kohesivitas terhadap karyawan.
Berdasarkan analisis data pretest dan posttest yang menggunakan uji non-parametrik
Wilcoxon t-tes dengan melakukan perhitungan skor kohesivitas kelompok antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan melihat nilai mean masing-masing
kelompok. Hasil Analisis uji One Way- Kruskall Wallis pada kelompok eksperimen dan
kelompok control untuk uji beda pretest diperoleh Chi square = 0,190 dan skor Asymp
Sig> 0,05. Berdasarkan analisis uji One Way- Kruskall Wallis tersebut diketahui bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan kohesivitas kelompok pada kelompok eksperimen
dan kontrol sebelum diadakan pelatihan komunikasi interpersonal. Artinya kohesivitas
47
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
48
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
49
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
50
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
REFERENSI
Ancok, D. (2002). Outbound Management Training: Aplikasi Ilmu Perilaku dalam
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UII Press.
Bangun, W. (2012).Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga; Jakarta.
Book, C.L. (1980).Human Communication-Principles, Contexts, and Skills. New York:
St. Martin’sPress, Inc.
Carron, A.V., Widmeyer, W.N., & Brawley, N.D. (1985).The Development of An
Instrument to Assess Cohesion in Sport Teams: The Group Environment
Questionnare. Journal Sport Psychology 7, 244-266.
Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2005).Organization development and Change. 6th Ed.
South-Western: College Publishing.
De Vito, J. (1995). The Interpersonal Communication Book. Fourth Edition, New York :
Harper and Row Edition.
De Vito, J. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Books.
Forsyth, D.R. (2006).Group Dynamics 4th Edition. United States of America: Thomson
Learning Inc.
Grant K., David W.C., George S.L., & William C.M. (2001). The Role of Satisfaction
with Territory Design on the Motivation, Attitudes, and Work Outcomes of
Salespeople.Journal of the Academy of Marketing Sciene. 29 (2), 165-178.
Gibson, Ivancevich., Donnelly., & Konopaske. (2003). Organizational behavior structure
process.Fourteenth edition McGraw -Hill Higher Education.
Goble, F.G. (2000).The Third Force, The Psychology of Abraham Maslow (Terjemahan
Supratiknya, A.).Yogyakarta: Kanisius.
Gordon, J.R., Mondy, R., Sharplin, A., & Preumax, S.R. (1990).Management and
Organization Behaviour.Massachusetts : Simon& Schuster.
Ghozali, I & Castellan, N.J. (2002). Statistic Nonparametrik: Teori Aplikasi dengan
Program Spss. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hadipranata, A.F. (1995). Pengaruh Kelompok Kecil Kerja Kompak Terhadap
Performansi Kerja Karyawan di Surabaya. Jurnal Psikologi, 2,49-56.
Hardjana M. Agus. (2001). Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.
Johnson, D.W (1981). Reaching Out. Interpersonal effectiveness and
selfActualization.Englewood Cliffs : Prentice Hall.
Kirkpatrick, D. (1994) Evaluating Training Programs – The Four Level. Berret-Koehler
Publisher.Inc.
51
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
52
pISSN: 2301-8267 | eISSN: 2540-8291
Vol. 06, No.01 Agustus 2018
Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1999). Social Psychology 5th Edition
(Alih Bahasa Andryanto, M. dan Soekrisno, S.). Jakarta: Erlangga.
Shadish, W.R., Cook, T.D. & Campbell, D.T. (2002).Experimental And Quasi-
Experimental Designs For Generalized Causal Inference. New York: Houghton
Mifflin Company.
Siburian. (2013). The effect of interpersonal communication, organizational culture, job
satisfaction, and achievement motivation to organizational commitment of state
high school teacher in the district Humbang Husundutan, North Sumatera,
Indonesia. International Journal of Humanities and Social Science. 3 (13), 247-
264.
Simmamora, H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sugiyono.(2007). Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009).Social Psychology 12th Edition. (Alih
Bahasa TriWibowo B.S.). Jakarta: Prenada Media Group.
Wood, T.J. (2013). Komunikasi Interpersonal, Interaksi Keseharian. Jakarta; Salemba
Humanika.
53