41
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
dilakukan. Semakin berkembangnya industri ini, demonstrasi di sekitaran jalan pada bulan Juli
maka banyak masalah yang dihadapi oleh setiap 2021. Dalam berita IDN Times (Rabu, 16/6) para
perusahaan seperti tata kelola karyawan, karyawan nekat melakukan aksi, karena
manajemen perusahaan, dan lain-lain (Elvan, manajemen perusahaan yang tidak memberikan
Hindiantoro, dan Yahya, 2019). Manajemen gaji secara utuh sejak 6 bulan terakhir. Diduga
pabrik sepatu harus melakukan efisiensi sistem, beberapa karyawan juga melakukan resign akibat
karena industri ini memiliki potensi besar bagi tidak tahan dalam bekerja sebagai karyawan
Indonesia, khususnya daerah Surabaya. Berikut produksi sepatu (Nugroho, 2021).
Tabel 2 adalah industri sepatu yang berkembang Karyawan yang merasa tidak puas terhadap
di Surabaya beserta lokasi industrinya. pekerjaannya akan kesulitan mencapai kepuasan
secara psikologis. Dengan demikian,
Tabel 2. Pabrik Industri Alas Kaki yang ketidakpuasan yang dirasakan oleh karyawan
berkembang di Surabaya dan Lokasi Industri dapat mengakibatkan munculnya perilaku negatif
INDUSTRI LOKASI INDUSTRI yang akhirnya menyebabkan frustasi.
1. PT. Waru Gunung Jl. Raya Mastrip 858 Berdasarkan Job Planet (2021) menyatakan
bahwa perusahaan Ecco Indonesia berada di
2. PT. Wangta Agung Jl. Simo Pomahan 144 P
angka 3,5 dari 5 dengan 18 review kepuasan kerja
3. PT. Tumbuh Jaya Jl. Simo Kalangan 73k karyawan yang diperbaharui pada bulan Agustus
2021. Faktor yang mempengaruhi kinerja
4. PT. Gradial Perdana Jl. Simo Tambaan Ii/72a karyawan salah satunya yaitu kepuasan kerja.
Perkasa Untuk menjaga keberlangsungan industri,
5. PT. In Chan Lastindo Jl. Margomulyo 51-a 41 perusahaan harus mencapai produktivitas yang
maksimal.
6. PT. Ji Shui Mulia Abadi Jl. Tanjungsari 40 Am
Salah satu strategi untuk memajukan
7. PT. Masurao Indonesia Jl. Margomulyo No 44 D- kinerja karyawan dengan melihat kondisi
23 lingkungan kerjanya. Perusahaan diharapkan
8. PT. Mitra Anugrah Jl. Simokalangan 73 K mampu menyediakan lingkungan kerja secara
9. PT. Putera Mapan Jl. Margomulyo 44/d-23 kondusif untuk membawa para karyawan merasa
nyaman. Kondisi lingkungan kerja yang sesuai
Sentosa
dengan ekspektasi karyawan mampu
10. PT. Tanjung Tiara Jl. Raya Tanjungsari 58 memberikan kepuasan kerja terhadap tugas yang
Sumber: Kementrian Perindustrian Republik diberikan. Hal ini dapat menimbulkan kesan baik
Indonesia (2019). sehingga diharapkan karyawan memiliki kinerja
yang baik. Hal ini terkait, adanya review dari salah
Menurut Andriana (2015), kinerja karyawan satu pekerja buruh pabrik sepatu di Surabaya.
ialah upaya yang dilakukan individu sebagai hasil Gambar 1 menjelaskan karyawan yang bekerja di
kerja saat melakukan tugasnya. Beberapa masalah PT. Wangta Agung Surabaya menuliskan
yang terjadi pada karyawan pabrik sepatu yaitu pengalamannya selama bekerja (Job Street, 2019).
adanya demonstrasi terkait gaji dan THR yang
belum dibayarkan. Dalam berita Surya.co.id Gambar 1. Review Kepuasan Karyawan PT.
menyatakan bahwa ribuan buruh pabrik alas kaki Wangta Agung
'New Era' melakukan aksi menuntut gaji selama
empat bulan yang belum dibayar (Abraham,
2021).
Di tengah ketidakpuasan karyawan,
persoalan ini didukung oleh Tania dan Sutanto
(2013) yang menyatakan bahwa ketika karyawan
tidak mencapai sesuatu yang dibutuhkan, maka
dapat menimbulkan dampak psikologi. Hal ini
dapat membuat motivasi kerja menurun dan
karyawan merasa tidak puas dengan
pekerjaannya. Karyawan perusahaan alas kaki
pada PT. Karya Mitra Budi Santosa di Madiun
juga melakukan aksi mogok kerja dan Sumber: Job Street (2019)
42
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
Berdasarkan Gambar 1 di atas, salah satu adanya motivasi dan lingkungan kerja
karyawan mengeluhkan sistem kerja yang masih berdampak positif pada kepuasan kerja. Peneliti
tradisional dan fasilitas lingkungan terutama Permadi dkk. (2019) mendukung kajian tersebut,
kondisi kamar mandi yang kurang layak pada yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat
bulan Desember 2019. Perusahaan di tahun 2020 memediasi motivasi serta lingkungan kerja dalam
juga menerapkan para pekerja untuk melakukan pengaruhnya pada kinerja karyawan secara
work from home. Kondisi lingkungan eksternal signifikan. Peneliti lainnya, Hanafi dan Yohana
dalam situasi pandemi menuntut pabrik sepatu (2017) juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja
untuk membangun manajemen strateginya. karyawan sebagai mediasi memberikan dampak
Dalam berita CNBC Indonesia, Direktur positif dalam hubungannya antara lingkungan
Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia kerja dan motivasi terhadap variabel kinerja
(Aprisindo) menjelaskan akibat dari penyebaran karyawan. Berbeda dengan kajian lainnya, yang
virus di Indonesia menghambat pemasok bahan dilakukan Harahap dan Hidayat (2016)
baku industri sepatu pada bulan Januari hingga menemukan bahwa variabel kepuasan kerja tidak
Februari. Pada awal tahun 2019, kebijakan mampu memediasi hubungan variabel motivasi
pemerintah (PSBB) diterapkan oleh perusahaan dan lingkungan kejra terhadap kinerja karyawan.
sehingga mengakibatkan market sepatu menjadi Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
tidak laku dan berdampak pada pengurangan Sigalingging dkk. (2019) menyatakan kepuasan
produksi sepatu di pasar Indonesia (CNBC kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan
Indonesia, 2020). memediasi pengaruh motivasi kerja terhadap
Karyawan produksi sepatu juga ikut turun kinerja karyawan.
kinerjanya secara nasional hingga 70% akibat Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan
faktor lingkungan eskternal dan keterbatasan adanya pengkajian yang tidak konsisten dari
kondisi kerja yang tidak stabil. Karyawan merasa peneliti lainnya. Adanya fenomena masalah di
tidak puas dengan kondisi lingkungan saat ini atas dan jurnal pendukung yang terkait, sehingga
dalam situasi pandemi. Terbukti dari beberapa peneliti tertarik meneliti lebih jauh mengenai
fenomena pandemi, dan diyakini selain ´3HQJDUXK 0RWLYDVL .HUMD GDQ /LQJNXQJDQ .HUMD
perusahaan melakukan PHK, beberapa buruh terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja sebagai
pabrik juga ikut mengundurkan diri akibat situasi Mediasi Pada Karyawan Pabrik Sepatu di
ini. Hal tersebut memungkinkan angka 6XUDED\D µ
pengangguran 60-70% tenaga kerja pada bulan
April-Mei di tahun 2020 (Kementrian KAJIAN LITERATUR
Perindustrian Republik Indonesia, 2019). Motivasi Kerja
Menurut Siswanto (2005, dalam Motivasi ialah sumber daya saat melakukan
Subariyanti, 2017) motivasi merupakan jiwa dan kegiatan untuk menghasilkan energi yang dapat
sikap mental yang mengisi energi dan mendorong menimbulkan dorongan dan rasa antusiasme bagi
kegiatan. Adanya survey kecil yang dilakukan individu (Shani dan Lau, 2009:103). Motivasi kerja
terhadap sepuluh karyawan yang bekerja di PT. merupakan arahan kemampuan karyawan agar
Wangta Agung Surabaya terkait motivasi memiliki tanggung jawab dan semangat dalam
kerjanya. Hasil dari survey tersebut menyatakan bekerja (Kinicki dan Kreitner, 2008:147). Motivasi
bahwa perusahaan memiliki banyak kebijakan kerja sebagai fondasi karyawan dalam
yang merugikan karyawan, dan sistem kerja yang mempengaruhi dan memberikan semangat saat
terlalu padat atau overload. Perbandingan sistem melakukan suatu pekerjaan (Mangkunegara,
kerja dengan waktu libur karyawan juga tidak 2000:67). Hal tersebut biasanya terjadi dalam diri
menentu, bergantung pada bahan dan pekerjaan individu maupun luar individu. Motivasi akan
yang tersedia. Motivasi mengarah pada perilaku mendorong karyawan untuk bekerja sama secara
untuk mencapai kebutuhan dalam memberi produktif dan keterlibatannya dalam
kepuasan kerja. Motivasi mendorong karyawan mewujudkan goals yang dicapai (Pramudhita dan
untuk melakukan tanggung jawabnya secara Meirisa, 2019).
maksimal (Subariyanti, 2017). Motivasi kerja Motivasi kerja memiliki peran penting
dengan tingkat rendah dapat memperburuk karena berkaitan dengan pemberian bimbingan,
kinerja karyawan pabrik sepatu. pengarahan, sumber daya dan upah yang tepat
Hasil kajian yang pernah dilakukan oleh dengan tujuan memberikan inspirasi dalam
Prassetiawan dan Triyani (2018) membuktikan melakukan tugas dengan cara yang diinginkan
43
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
(Hasibuan, 2009:146). Tanpa adanya motivasi pekerjaannya, akan berdampak pada kesesuaian
kerja, karyawan akan kesulitan mencapai hasil harapan dan tujuannya dalam bekerja. Handoko
kinerja yang diharapkan (Sunyoto, 2012:17). (2017:193) menyatakan bahwa job satisfaction
Motivasi kerja diibaratkan sebagai kesediaan sebagai kondisi emosional terkait bagaimana para
karyawan untuk menghasilkan tingkat sumber karyawan melihat pekerjaannya. Job satisfaction
daya secara maksimal sehingga mengarah pada menggambarkan tindakan karyawan dalam
tujuan organisasi, dan upayanya terhadap melakukan tugasnya yang dibuktikan melalui
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tindakan positif karyawan di area lingkungan
karyawan (Setiana, 2019:171). kerja. Menurut Setiana (2019:187) dalam Teori
Robbins menjelaskan ada 4 respon yang
Lingkungan Kerja dilakukan karyawan saat merasa tidak puas, yaitu
Lingkungan kerja adalah sebuah kondisi (1) Keluar (exit), ketidakpuasan yang diwujudkan
atau tempat di sekitar karyawan dalam kegiatan melalui tindakan dalam arahan untuk
sehari-hari untuk melakukan aktivitas kerja melepaskan organisasi; (2) Suara (voice), rasa tidak
(Mardiana, 2005:55). Menurut Siagian (2014:56) puas dalam memperbaiki situasi yang dinyatakan
lingkungan kerja adalah suatu wadah untuk melalui proses secara langsung dan konstruktif.
melakukan aktivitas kerja harian pada karyawan. Berisi saran, perkara dengan pimpinan serta
Lingkungan kerja secara keseluruhan melibatkan aktivitas serikat pekerja; (3) Kesetiaan (loyality),
segala aspek tindakan dan reaksi pada pola pikir rasa tidak puas yang dinyatakan secara tidak
serta tubuh manusia (Ahyari, 1999:124). langsung saat menanti keadaan membaik. Berisi
Lingkungan kerja ialah segala bentuk di sekitar pembelaan organisasi dalam melihat komentar
karyawan yang dapat mendorong individu luar dan percaya bahwa manajemennya mampu
melakukan pekerjaan yang ditugaskan, mengatasi situasi dengan tepat; (4) Pengabaian
karateristiknya seperti pencahayaan, suhu (neglect), rasa tidak puas yang diwujudkan
ruangan, kapasitas tempat, privacy, lingkungan dengan mengabaikan situasi buruk, termasuk
yang bersih, hubungan sosial, serta hubungan situasi fatal, kronis dan pengurangan daya.
karyawan (Sedarmayanti, 2011:28).
Lingkungan kerja yang berkualitas menjadi Kinerja
kunci kesuksesan perusahaan untuk Kinerja ialah suatu kondisi secara
meningkatkan kinerja individu. Hal yang keseluruhan atas perubahaan dalam periode
mendasari aktivitas kerja ialah lingkungan tertentu (Basri, 2005:53). Karyawan merupakan
kerjanya. Kondisi lingkungan kerja memiliki asset bagi perusahaan dalam mendukung
peran penting karena dapat mempengaruhi produktivitas kinerja untuk mencapai tujuan.
kondisi karyawan baik secara fisik maupun non- Mangkunegara (2000:67), kinerja karyawan
fisik (Sedarmayanti, 2011:26). Kondisi lingkungan sebagai hasil kerja dari upaya yang dilakukan
kerja di perusahaan minimal harus menerapkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas yang dicapai
prosedur atau aturan internal seperti operasional, individu saat melaksanakan tugas yang diberikan.
gudang, maupun indoor. Kondisi lingkungan yang Cushway (2002:199), kinerja adalah menilai
seimbang dan sehat mampu meningkatkan rasa bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan
aman dan betah bagi seorang karyawan untuk dengan target yang telah ditentukan. Menurut
memiliki rasa ingin bekerja di perusahaan. Wibowo (2008:4) kinerja karyawan ialah sebuah
penerapan dari rencana yang telah ditata oleh
Kepuasan Kerja organisasi. Penerapan ini menjadi tolak ukur SDM
Hasibuan (2006:202) kepuasan kerja adalah yang memiliki keahlian, kompetensi, motivasi,
sikap emosional yang menyenangkan dan dan kepentingan. Oleh karena itu, kinerja
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan merupakan elemen penting dalam upaya
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. perusahaan demi mencapai goals perusahaan.
Rivai (2011:475) kepuasan merupakan evaluasi Perusahaan perlu memperhatikan sikap
yang menggambarkan seseorang atas perasaan dan tindakan karyawan sebagai kunci kesuksesan
sikap senangnya atau tidak puas dalam bekerja. dan tolak ukur keberadaan suatu organisasi.
Salah satu hal utama yang berdampak bagi Untuk mencapai keunggulan instansi,
karyawan maupun perusahaan ialah kepuasan perusahaan diharapkan mampu bersaing secara
kerja. Kepuasan kerja memiliki peran penting kompetitif dengan instansi yang sejenis seperti
karena karyawan yang merasa puas dengan pada pencapaian tingkat karyawan yang handal,
44
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
kreatif, produktif dan mampu mengembangkan Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja.
ide-idenya. Mangkunegara (2017:16-17), Menurut Andriana (2015) menyatakan bahwa
membuktikan bahwa faktor individu dan motivasi kerja ialah sebuah pendorong untuk
lingkungan organisasi berpengaruh terhadap menciptakan gairah kerja agar mampu bekerja
kinerja pegawai. sama secara terintegrasi dalam pencapaian tujuan.
Sejalan dengan kajian Hanafi dan Yohana (2017),
Pengembangan Hipotesis menyatakan motivasi berpengaruh positif
Penelitian ini merujuk pada penelitian terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan
terdahulu yaitu Hanafi dan Yohana (2017); tidak sekedar diukur pada keahlian individu saat
Permadi, Landra, Kusuma, dan Sudja (2019); menyelesaikan tugas, namun juga motivasi kerja
Sigalingging, Lumbanraja, dan Salim (2019). yang didapatkan pada individu karyawan. Hal ini
sependapat dengan penelitian yang dikaji oleh
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja. Sigalingging dkk. (2019) menyatakan bahwa
Organisasi dengan pencapaian kondisi terdapat dampak signifikan antara motivasi kerja
karyawan yang memiliki kinerja baik akan pada kinerja karyawan.
mampu menggapai tujuan organisasi. Motivasi H3: Motivasi Kerja berpengaruh signifikan
kerja berdampak positif pada kepuasan kerja, terhadap Kinerja
sehingga meningkatnya motivasi dapat
meningkatkan kepuasan kerja pada diri karyawan Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja.
(Parimita dkk., 2018). Berdasarkan penelitian Situasi lingkungan dalam area kerja
yang dilakukan oleh Sigalingging dkk. (2019) berdampak pada kinerja karyawan (Rahmawati
termuat ikatan secara positif antara motivasi dan dkk., 2014). Lingkungan kerja yang lebih baik
kepuasan kerja secara parsial. Hal ini didukung akan menurunkan jumlah tingkat kesalahan,
oleh penelitian Ardiansyah dkk. (2019) keluhan, absensi dan oleh sebab itu akan
menyatakan bahwa terdapat hubungan secara meningkatkan kinerja (Kusrihandayani, 2017).
simultan pada motivasi dan kepuasan kerja Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
terhadap kinerja karyawan. Adanya motivasi Hanafi dan Yohana (2017), menyatakan bahwa
kerja maka dapat terciptanya kepuasan karyawan lingkungan kerja tidak memiliki efek secara
agar mampu bekerja secara maksimal dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian
memiliki produktivitas yang tinggi. yang dilakukan oleh Chandra dan Priyono (2016)
H1: Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terdapat perbedaan pendapat yang menemukan
terhadap Kepuasan Kerja hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja. H4: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan
Lingkungan kerja yang tepat berdampak terhadap Kinerja
pada kemampuan karyawan secara maksimal,
sehingga secara langsung mempengaruhi tingkah Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja.
laku karyawan. Hal ini mampu memberikan Kepuasan kerja ialah sebuah perilaku
dampak semangat kerja yang menjadi bentuk individu terhadap tugasnya yang memiliki kaitan
kepuasan kerja. Dalam penelitian Budy dan dalam kondisi lingkungan kerja, kerja sama antar
Hartini (2017) mengungkapkan secara empiris karyawan, serta komponen dalam faktor fisik
variabel lingkungan kerja secara positif (Sutrisno dkk., 2018). Kepuasan kerja menjadi
berpengaruh pada kepusan kerja. Kajian ini peran penting yang memiliki efek besar terhadap
didukung penelitian terdahulu yang pernah kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Hanafi dan Yohana (2017) menyatakan dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017)
bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki
signifikan terhadap kepuasan karyawan. Menurut pengaruh secara signifikan pada kinerja. Sejalan
kajian yang dilakukan oleh Sitinjak (2018) dengan hasil kajian yang dilakukan oleh
mengutarakan bahwa lingkungan kerja Sigalingging dkk. (2019) menyatakan bahwa
mempunyai efek positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan
kepuasan kerja. pada kinerja karyawan.
H2: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan H5: Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
45
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
46
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
47
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
Hasil Temuan 3
Tinggi rendahnya motivasi buruh pabrik
sepatu di Surabaya tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Temuan ini berbeda dengan
Pada hipotesis 6 terdapat pengaruh positif argument dari Sigalingging dkk. (2019); Hanafi
namun tidak signifikan variabel Motivasi Kerja dan Yohana (2017) yang menyatakan bahwa
terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja, karena motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif
nilai t-statistics 0,456 < 1,96 dan p-value sebesar dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor
0,649 > 0,05, atau dengan kata lain H6 ditolak. penting lainnya karena upah yang diberikan tidak
Pada hipotesis 7 terdapat pengaruh positif dan setimpal dengan tugas dan pekerjaan sehingga
signifikan variabel Lingkungan Kerja terhadap dapat mengurangi motivasi yang ada. Hal ini
Kinerja melalui Kepuasan Kerja, karena nilai t- menjadi elemen penting untuk meningkatkan
statistics 4,353 > 1,96 dan p-value sebesar 0,000 < kinerja buruh.
0,05, atau dengan kata lain H7 diterima.
Hasil Temuan 4
Hasil Temuan 1 Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Meningkatnya motivasi tidak oleh Sigalingging dkk. (2019) yang memberikan
mempengaruhi kepuasan kerja pada diri hasil bahwa lingkungan kerja mampu
karyawan. Hasil penelitian sejalan dengan kajian mendukung dan mengembangkan kinerja
yang dilakukan oleh Sigalingging dkk. (2019) karyawan. Berbeda dengan penelitian yang
yang menyatakan secara parsial motivasi kerja dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017) yang
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap menyatakan bahwa lingkungan kerja tidak
kepuasan kerja. Berbeda dengan kajian yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017) yang Chandra dan Priyono (2016) mengungkapkan
menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh bahwa lingkungan kerja mampu mendukung dan
secara signifikan terhadap kinerja karyawan. mengembangkan kinerja karyawan. Hubungan
Dalam penelitian ini, diartikan bahwa kaitan positif yang dimaksud ialah, situasi lingkungan
antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja tidak dalam area kerja berdampak pada kinerja
berpengaruh signifikan. Adanya motivasi kerja karyawan. Buruh pabrik sepatu memiliki
tidak menentukan kepuasan karyawan pada ekspektasi yang sangat besar terhadap
buruh pabrik sepatu di Surabaya. lingkungan kerjanya, terutama saat melakukan
tugas yang mencakup tingkat aksesbilitas serta
Hasil Temuan 2 rasa nyaman.
Lingkungan kerja yang baik, mampu
menimbulkan kepuasan kerja meningkat. Setiap Hasil Temuan 5
karyawan memiliki ekspektasi lingkungan kerja Kepuasan kerja diibaratkan sebagai perilaku
yang nyaman dan saling mendukung. buruh pabrik sepatu terhadap tugasnya yang
Penanganan lingkungan kerja yang baik akan berkaitan dengan kondisi kerja dan produksi,
membuat perusahaan memiliki kemampuan kerjasama antar karyawan, dan imbalan (Sutrisno,
untuk memberikan semangat bagi karyawan dkk. 2018). Kepuasan kerja menjadi peran penting
sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja. yang memiliki efek besar terhadap kinerja
Subariyanti (2017) mengungkapkan lingkungan karyawan. Dapat diartikan bahwa, semakin
kerja yang memadai dapat berdampak pada meningkatnya kepuasan kerja buruh pabrik
kemampuan karyawan secara maksimal, sepatu maka semakin tinggi pula kinerja
sehingga secara langsung mempengaruhi tingkah karyawan secara maksimal untuk meningkatkan
laku karyawan. Artinya lingkungan kerja dapat produktivitas perusahaan. Hasil temuan ini
48
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
49
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
50
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022
Bandung: Alfabeta.
Siagian, S. P. (2014). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sigalingging, L., Lumbanraja, P., & Salim, S. R.
(2019). Analysis Of Effect Promotion And
Motivation To Work On The Performance Of
Employees Job Satisfaction As An
Intervening Variable In AMIK Medicom
Medan. Medan International Conference
Economics and Business Applied (MICEBA),
1(1), 19-29.
Sitinjak, L. N. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
pada Karyawan PT Mitra Pinathika Rent
Tangerang Selatan. Jurnal Administrasi Bisnis,
60, 162-168.
Spire Research and Consulting. (2020). Techno
Bussiness. Retrieved from Spire Insight:
Industri Sepatu Indonesia Potensi Besar
Produk Dalam Negeri:
https://technobusiness.id/insight/spire-
insight/2020/02/20/industri-sepatu-
indonesia-potensi-besar-produk-dalam-
negeri/, 25 Agustus 2021, 17.40 WIB.
Subariyanti, H. (2017). Hubungan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT LR Batan. Jurnal Ecodemica, 1(2),
224-232.
https://doi.org/10.31294/jeco.v1i2.2102
Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Buku Seru
Sutrisno, S., Haryono, A. T., & Warso, M. M.
(2018). Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan melalui Organizational
Citizenship Behavior sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Karyawan PT.
Fumira Semarang). Journal of Management,
4(4).
Tania, A., & Sutanto, E. (2013). Pengaruh Motivasi
Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Karyawan PT. Dai
Knife di Surabaya. AGORA, 1(3).
Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja (Keempat ed.).
Jakarta: Rajawali Pers.
51