Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto

Vol.11 No.1 Tahun 2022

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP


KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI PADA
KARYAWAN PABRIK SEPATU DI SURABAYA
Noventine Natasya Nadapdap
Manage.noventine.n.18@ukwms.ac.id
Tuty Lindawati*)
tuty@ukwms.ac.id
Antonius Yuniarto
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: The purpose of this study is to analyze and test the effects of work
Received: 13 April 2022 motivation and the environment on employees' performance with the
Revised: 17 Mei 2022 satisfaction of work as intervening variable on a shoe factory worker in
Accepted: 21 Juni 2022 Surabaya. The study was conducted by taking a sample using 101
respondents who were workers in a Surabaya shoe factory. The data
*) Corresponding author: collection tool used is a questionnaire. The data obtained were processed
tuty@ukwms.ac.id using the SEM PLS (Structure Equation Modeling Partial Least Square)
analysis technique using SmartPLS 3.0 program. The results of this study
Key words: prove that work motivation does not affect an employee's performance but
Work Motivation; Work has a positive and insignificant impact on job satisfaction. The work
Environment; Job Satisfaction; environment has a positive and significant impact on employee job
Employee Performance satisfaction and performance.
DOI: 10.33508/jumma.v11i1.3949

PENDAHULUAN alas kaki nasional berjumlah 665 perusahaan


Masyarakat di Indonesia, hampir dengan kapasitas mencapai 1,41 miliar produksi
seluruhnya telah memiliki alas kaki. Salah satu pada tahun 2019 (Arief, 2019). Berikut Tabel 1
jenis alas kaki yang biasa digunakan saat adalah nama perusahaan industri alas kaki yang
bepergian yaitu sepatu. Produksi pembuatan mampu bersaing dan memajukan kualitas
sepatu dipengaruhi oleh kondisi kerja dari produksinya.
masing-masing industri tersebut. Industri sepatu
ini mampu menghasilkan produk sepatu yang Tabel 1. Pabrik Industri Alas Kaki di Indonesia
bermutu dan cukup bervariasi. Pabrik alas kaki di 1. PT. Bagoes Tjipta 6. PT. Ecco Indonesia
Indonesia mampu mencapai sejumlah 1,41 miliar Karya
pasang sepatu dalam pembuatannya. Dari 2. PT. Buildyet Indonesia 7. PT. Everwin Corporation
seluruh produksi industrinya, pabrik alas kaki 3. PT. Cipta Karya Buana 8. PT. Wangta Agung
memberikan kontribusi setara dengan 4,6% di
4. PT. Cipta Unggul 9. PT. Gradial Perdana
dunia (Arief, 2019).
Pratana Perkasa
Industri sepatu di Indonesia menduduki
5. PT. Dwi Prima Sentosa 10. PT. Halim Jaya Sakti
posisi keempat di tahun 2018 setelah China, India,
dan Vietnam (Kementrian Perindustrian Republik Sumber: Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia (2019).
Indonesia, 2019). Industri sepatu yang berada di
Indonesia diprediksi mengalami peningkatan
Banyaknya industri alas kaki di Indonesia,
hingga tahun 2021 (Spire Research and Consulting, mampu meningkatkan tingkat persaingan secara
2020).
global. Tingginya tingkat kompetisi dihadapkan
Negara Indonesia sebagai market yang
pada persoalan riil di masing-masing perusahaan.
berpotensi dalam produk alas kaki, dilihat dari
Tingkat persaingan ini menuntut perusahaan
angka perusahaan yang berkembang. Industri
melakukan upaya dengan segala cara yang

41
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

dilakukan. Semakin berkembangnya industri ini, demonstrasi di sekitaran jalan pada bulan Juli
maka banyak masalah yang dihadapi oleh setiap 2021. Dalam berita IDN Times (Rabu, 16/6) para
perusahaan seperti tata kelola karyawan, karyawan nekat melakukan aksi, karena
manajemen perusahaan, dan lain-lain (Elvan, manajemen perusahaan yang tidak memberikan
Hindiantoro, dan Yahya, 2019). Manajemen gaji secara utuh sejak 6 bulan terakhir. Diduga
pabrik sepatu harus melakukan efisiensi sistem, beberapa karyawan juga melakukan resign akibat
karena industri ini memiliki potensi besar bagi tidak tahan dalam bekerja sebagai karyawan
Indonesia, khususnya daerah Surabaya. Berikut produksi sepatu (Nugroho, 2021).
Tabel 2 adalah industri sepatu yang berkembang Karyawan yang merasa tidak puas terhadap
di Surabaya beserta lokasi industrinya. pekerjaannya akan kesulitan mencapai kepuasan
secara psikologis. Dengan demikian,
Tabel 2. Pabrik Industri Alas Kaki yang ketidakpuasan yang dirasakan oleh karyawan
berkembang di Surabaya dan Lokasi Industri dapat mengakibatkan munculnya perilaku negatif
INDUSTRI LOKASI INDUSTRI yang akhirnya menyebabkan frustasi.
1. PT. Waru Gunung Jl. Raya Mastrip 858 Berdasarkan Job Planet (2021) menyatakan
bahwa perusahaan Ecco Indonesia berada di
2. PT. Wangta Agung Jl. Simo Pomahan 144 P
angka 3,5 dari 5 dengan 18 review kepuasan kerja
3. PT. Tumbuh Jaya Jl. Simo Kalangan 73k karyawan yang diperbaharui pada bulan Agustus
2021. Faktor yang mempengaruhi kinerja
4. PT. Gradial Perdana Jl. Simo Tambaan Ii/72a karyawan salah satunya yaitu kepuasan kerja.
Perkasa Untuk menjaga keberlangsungan industri,
5. PT. In Chan Lastindo Jl. Margomulyo 51-a 41 perusahaan harus mencapai produktivitas yang
maksimal.
6. PT. Ji Shui Mulia Abadi Jl. Tanjungsari 40 Am
Salah satu strategi untuk memajukan
7. PT. Masurao Indonesia Jl. Margomulyo No 44 D- kinerja karyawan dengan melihat kondisi
23 lingkungan kerjanya. Perusahaan diharapkan
8. PT. Mitra Anugrah Jl. Simokalangan 73 K mampu menyediakan lingkungan kerja secara
9. PT. Putera Mapan Jl. Margomulyo 44/d-23 kondusif untuk membawa para karyawan merasa
nyaman. Kondisi lingkungan kerja yang sesuai
Sentosa
dengan ekspektasi karyawan mampu
10. PT. Tanjung Tiara Jl. Raya Tanjungsari 58 memberikan kepuasan kerja terhadap tugas yang
Sumber: Kementrian Perindustrian Republik diberikan. Hal ini dapat menimbulkan kesan baik
Indonesia (2019). sehingga diharapkan karyawan memiliki kinerja
yang baik. Hal ini terkait, adanya review dari salah
Menurut Andriana (2015), kinerja karyawan satu pekerja buruh pabrik sepatu di Surabaya.
ialah upaya yang dilakukan individu sebagai hasil Gambar 1 menjelaskan karyawan yang bekerja di
kerja saat melakukan tugasnya. Beberapa masalah PT. Wangta Agung Surabaya menuliskan
yang terjadi pada karyawan pabrik sepatu yaitu pengalamannya selama bekerja (Job Street, 2019).
adanya demonstrasi terkait gaji dan THR yang
belum dibayarkan. Dalam berita Surya.co.id Gambar 1. Review Kepuasan Karyawan PT.
menyatakan bahwa ribuan buruh pabrik alas kaki Wangta Agung
'New Era' melakukan aksi menuntut gaji selama
empat bulan yang belum dibayar (Abraham,
2021).
Di tengah ketidakpuasan karyawan,
persoalan ini didukung oleh Tania dan Sutanto
(2013) yang menyatakan bahwa ketika karyawan
tidak mencapai sesuatu yang dibutuhkan, maka
dapat menimbulkan dampak psikologi. Hal ini
dapat membuat motivasi kerja menurun dan
karyawan merasa tidak puas dengan
pekerjaannya. Karyawan perusahaan alas kaki
pada PT. Karya Mitra Budi Santosa di Madiun
juga melakukan aksi mogok kerja dan Sumber: Job Street (2019)

42
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

Berdasarkan Gambar 1 di atas, salah satu adanya motivasi dan lingkungan kerja
karyawan mengeluhkan sistem kerja yang masih berdampak positif pada kepuasan kerja. Peneliti
tradisional dan fasilitas lingkungan terutama Permadi dkk. (2019) mendukung kajian tersebut,
kondisi kamar mandi yang kurang layak pada yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat
bulan Desember 2019. Perusahaan di tahun 2020 memediasi motivasi serta lingkungan kerja dalam
juga menerapkan para pekerja untuk melakukan pengaruhnya pada kinerja karyawan secara
work from home. Kondisi lingkungan eksternal signifikan. Peneliti lainnya, Hanafi dan Yohana
dalam situasi pandemi menuntut pabrik sepatu (2017) juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja
untuk membangun manajemen strateginya. karyawan sebagai mediasi memberikan dampak
Dalam berita CNBC Indonesia, Direktur positif dalam hubungannya antara lingkungan
Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia kerja dan motivasi terhadap variabel kinerja
(Aprisindo) menjelaskan akibat dari penyebaran karyawan. Berbeda dengan kajian lainnya, yang
virus di Indonesia menghambat pemasok bahan dilakukan Harahap dan Hidayat (2016)
baku industri sepatu pada bulan Januari hingga menemukan bahwa variabel kepuasan kerja tidak
Februari. Pada awal tahun 2019, kebijakan mampu memediasi hubungan variabel motivasi
pemerintah (PSBB) diterapkan oleh perusahaan dan lingkungan kejra terhadap kinerja karyawan.
sehingga mengakibatkan market sepatu menjadi Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
tidak laku dan berdampak pada pengurangan Sigalingging dkk. (2019) menyatakan kepuasan
produksi sepatu di pasar Indonesia (CNBC kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan
Indonesia, 2020). memediasi pengaruh motivasi kerja terhadap
Karyawan produksi sepatu juga ikut turun kinerja karyawan.
kinerjanya secara nasional hingga 70% akibat Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan
faktor lingkungan eskternal dan keterbatasan adanya pengkajian yang tidak konsisten dari
kondisi kerja yang tidak stabil. Karyawan merasa peneliti lainnya. Adanya fenomena masalah di
tidak puas dengan kondisi lingkungan saat ini atas dan jurnal pendukung yang terkait, sehingga
dalam situasi pandemi. Terbukti dari beberapa peneliti tertarik meneliti lebih jauh mengenai
fenomena pandemi, dan diyakini selain ´3HQJDUXK 0RWLYDVL .HUMD GDQ /LQJNXQJDQ .HUMD
perusahaan melakukan PHK, beberapa buruh terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja sebagai
pabrik juga ikut mengundurkan diri akibat situasi Mediasi Pada Karyawan Pabrik Sepatu di
ini. Hal tersebut memungkinkan angka 6XUDED\D µ
pengangguran 60-70% tenaga kerja pada bulan
April-Mei di tahun 2020 (Kementrian KAJIAN LITERATUR
Perindustrian Republik Indonesia, 2019). Motivasi Kerja
Menurut Siswanto (2005, dalam Motivasi ialah sumber daya saat melakukan
Subariyanti, 2017) motivasi merupakan jiwa dan kegiatan untuk menghasilkan energi yang dapat
sikap mental yang mengisi energi dan mendorong menimbulkan dorongan dan rasa antusiasme bagi
kegiatan. Adanya survey kecil yang dilakukan individu (Shani dan Lau, 2009:103). Motivasi kerja
terhadap sepuluh karyawan yang bekerja di PT. merupakan arahan kemampuan karyawan agar
Wangta Agung Surabaya terkait motivasi memiliki tanggung jawab dan semangat dalam
kerjanya. Hasil dari survey tersebut menyatakan bekerja (Kinicki dan Kreitner, 2008:147). Motivasi
bahwa perusahaan memiliki banyak kebijakan kerja sebagai fondasi karyawan dalam
yang merugikan karyawan, dan sistem kerja yang mempengaruhi dan memberikan semangat saat
terlalu padat atau overload. Perbandingan sistem melakukan suatu pekerjaan (Mangkunegara,
kerja dengan waktu libur karyawan juga tidak 2000:67). Hal tersebut biasanya terjadi dalam diri
menentu, bergantung pada bahan dan pekerjaan individu maupun luar individu. Motivasi akan
yang tersedia. Motivasi mengarah pada perilaku mendorong karyawan untuk bekerja sama secara
untuk mencapai kebutuhan dalam memberi produktif dan keterlibatannya dalam
kepuasan kerja. Motivasi mendorong karyawan mewujudkan goals yang dicapai (Pramudhita dan
untuk melakukan tanggung jawabnya secara Meirisa, 2019).
maksimal (Subariyanti, 2017). Motivasi kerja Motivasi kerja memiliki peran penting
dengan tingkat rendah dapat memperburuk karena berkaitan dengan pemberian bimbingan,
kinerja karyawan pabrik sepatu. pengarahan, sumber daya dan upah yang tepat
Hasil kajian yang pernah dilakukan oleh dengan tujuan memberikan inspirasi dalam
Prassetiawan dan Triyani (2018) membuktikan melakukan tugas dengan cara yang diinginkan

43
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

(Hasibuan, 2009:146). Tanpa adanya motivasi pekerjaannya, akan berdampak pada kesesuaian
kerja, karyawan akan kesulitan mencapai hasil harapan dan tujuannya dalam bekerja. Handoko
kinerja yang diharapkan (Sunyoto, 2012:17). (2017:193) menyatakan bahwa job satisfaction
Motivasi kerja diibaratkan sebagai kesediaan sebagai kondisi emosional terkait bagaimana para
karyawan untuk menghasilkan tingkat sumber karyawan melihat pekerjaannya. Job satisfaction
daya secara maksimal sehingga mengarah pada menggambarkan tindakan karyawan dalam
tujuan organisasi, dan upayanya terhadap melakukan tugasnya yang dibuktikan melalui
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tindakan positif karyawan di area lingkungan
karyawan (Setiana, 2019:171). kerja. Menurut Setiana (2019:187) dalam Teori
Robbins menjelaskan ada 4 respon yang
Lingkungan Kerja dilakukan karyawan saat merasa tidak puas, yaitu
Lingkungan kerja adalah sebuah kondisi (1) Keluar (exit), ketidakpuasan yang diwujudkan
atau tempat di sekitar karyawan dalam kegiatan melalui tindakan dalam arahan untuk
sehari-hari untuk melakukan aktivitas kerja melepaskan organisasi; (2) Suara (voice), rasa tidak
(Mardiana, 2005:55). Menurut Siagian (2014:56) puas dalam memperbaiki situasi yang dinyatakan
lingkungan kerja adalah suatu wadah untuk melalui proses secara langsung dan konstruktif.
melakukan aktivitas kerja harian pada karyawan. Berisi saran, perkara dengan pimpinan serta
Lingkungan kerja secara keseluruhan melibatkan aktivitas serikat pekerja; (3) Kesetiaan (loyality),
segala aspek tindakan dan reaksi pada pola pikir rasa tidak puas yang dinyatakan secara tidak
serta tubuh manusia (Ahyari, 1999:124). langsung saat menanti keadaan membaik. Berisi
Lingkungan kerja ialah segala bentuk di sekitar pembelaan organisasi dalam melihat komentar
karyawan yang dapat mendorong individu luar dan percaya bahwa manajemennya mampu
melakukan pekerjaan yang ditugaskan, mengatasi situasi dengan tepat; (4) Pengabaian
karateristiknya seperti pencahayaan, suhu (neglect), rasa tidak puas yang diwujudkan
ruangan, kapasitas tempat, privacy, lingkungan dengan mengabaikan situasi buruk, termasuk
yang bersih, hubungan sosial, serta hubungan situasi fatal, kronis dan pengurangan daya.
karyawan (Sedarmayanti, 2011:28).
Lingkungan kerja yang berkualitas menjadi Kinerja
kunci kesuksesan perusahaan untuk Kinerja ialah suatu kondisi secara
meningkatkan kinerja individu. Hal yang keseluruhan atas perubahaan dalam periode
mendasari aktivitas kerja ialah lingkungan tertentu (Basri, 2005:53). Karyawan merupakan
kerjanya. Kondisi lingkungan kerja memiliki asset bagi perusahaan dalam mendukung
peran penting karena dapat mempengaruhi produktivitas kinerja untuk mencapai tujuan.
kondisi karyawan baik secara fisik maupun non- Mangkunegara (2000:67), kinerja karyawan
fisik (Sedarmayanti, 2011:26). Kondisi lingkungan sebagai hasil kerja dari upaya yang dilakukan
kerja di perusahaan minimal harus menerapkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas yang dicapai
prosedur atau aturan internal seperti operasional, individu saat melaksanakan tugas yang diberikan.
gudang, maupun indoor. Kondisi lingkungan yang Cushway (2002:199), kinerja adalah menilai
seimbang dan sehat mampu meningkatkan rasa bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan
aman dan betah bagi seorang karyawan untuk dengan target yang telah ditentukan. Menurut
memiliki rasa ingin bekerja di perusahaan. Wibowo (2008:4) kinerja karyawan ialah sebuah
penerapan dari rencana yang telah ditata oleh
Kepuasan Kerja organisasi. Penerapan ini menjadi tolak ukur SDM
Hasibuan (2006:202) kepuasan kerja adalah yang memiliki keahlian, kompetensi, motivasi,
sikap emosional yang menyenangkan dan dan kepentingan. Oleh karena itu, kinerja
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan merupakan elemen penting dalam upaya
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. perusahaan demi mencapai goals perusahaan.
Rivai (2011:475) kepuasan merupakan evaluasi Perusahaan perlu memperhatikan sikap
yang menggambarkan seseorang atas perasaan dan tindakan karyawan sebagai kunci kesuksesan
sikap senangnya atau tidak puas dalam bekerja. dan tolak ukur keberadaan suatu organisasi.
Salah satu hal utama yang berdampak bagi Untuk mencapai keunggulan instansi,
karyawan maupun perusahaan ialah kepuasan perusahaan diharapkan mampu bersaing secara
kerja. Kepuasan kerja memiliki peran penting kompetitif dengan instansi yang sejenis seperti
karena karyawan yang merasa puas dengan pada pencapaian tingkat karyawan yang handal,

44
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

kreatif, produktif dan mampu mengembangkan Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja.
ide-idenya. Mangkunegara (2017:16-17), Menurut Andriana (2015) menyatakan bahwa
membuktikan bahwa faktor individu dan motivasi kerja ialah sebuah pendorong untuk
lingkungan organisasi berpengaruh terhadap menciptakan gairah kerja agar mampu bekerja
kinerja pegawai. sama secara terintegrasi dalam pencapaian tujuan.
Sejalan dengan kajian Hanafi dan Yohana (2017),
Pengembangan Hipotesis menyatakan motivasi berpengaruh positif
Penelitian ini merujuk pada penelitian terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan
terdahulu yaitu Hanafi dan Yohana (2017); tidak sekedar diukur pada keahlian individu saat
Permadi, Landra, Kusuma, dan Sudja (2019); menyelesaikan tugas, namun juga motivasi kerja
Sigalingging, Lumbanraja, dan Salim (2019). yang didapatkan pada individu karyawan. Hal ini
sependapat dengan penelitian yang dikaji oleh
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja. Sigalingging dkk. (2019) menyatakan bahwa
Organisasi dengan pencapaian kondisi terdapat dampak signifikan antara motivasi kerja
karyawan yang memiliki kinerja baik akan pada kinerja karyawan.
mampu menggapai tujuan organisasi. Motivasi H3: Motivasi Kerja berpengaruh signifikan
kerja berdampak positif pada kepuasan kerja, terhadap Kinerja
sehingga meningkatnya motivasi dapat
meningkatkan kepuasan kerja pada diri karyawan Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja.
(Parimita dkk., 2018). Berdasarkan penelitian Situasi lingkungan dalam area kerja
yang dilakukan oleh Sigalingging dkk. (2019) berdampak pada kinerja karyawan (Rahmawati
termuat ikatan secara positif antara motivasi dan dkk., 2014). Lingkungan kerja yang lebih baik
kepuasan kerja secara parsial. Hal ini didukung akan menurunkan jumlah tingkat kesalahan,
oleh penelitian Ardiansyah dkk. (2019) keluhan, absensi dan oleh sebab itu akan
menyatakan bahwa terdapat hubungan secara meningkatkan kinerja (Kusrihandayani, 2017).
simultan pada motivasi dan kepuasan kerja Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
terhadap kinerja karyawan. Adanya motivasi Hanafi dan Yohana (2017), menyatakan bahwa
kerja maka dapat terciptanya kepuasan karyawan lingkungan kerja tidak memiliki efek secara
agar mampu bekerja secara maksimal dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian
memiliki produktivitas yang tinggi. yang dilakukan oleh Chandra dan Priyono (2016)
H1: Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terdapat perbedaan pendapat yang menemukan
terhadap Kepuasan Kerja hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja. H4: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan
Lingkungan kerja yang tepat berdampak terhadap Kinerja
pada kemampuan karyawan secara maksimal,
sehingga secara langsung mempengaruhi tingkah Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja.
laku karyawan. Hal ini mampu memberikan Kepuasan kerja ialah sebuah perilaku
dampak semangat kerja yang menjadi bentuk individu terhadap tugasnya yang memiliki kaitan
kepuasan kerja. Dalam penelitian Budy dan dalam kondisi lingkungan kerja, kerja sama antar
Hartini (2017) mengungkapkan secara empiris karyawan, serta komponen dalam faktor fisik
variabel lingkungan kerja secara positif (Sutrisno dkk., 2018). Kepuasan kerja menjadi
berpengaruh pada kepusan kerja. Kajian ini peran penting yang memiliki efek besar terhadap
didukung penelitian terdahulu yang pernah kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Hanafi dan Yohana (2017) menyatakan dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017)
bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki
signifikan terhadap kepuasan karyawan. Menurut pengaruh secara signifikan pada kinerja. Sejalan
kajian yang dilakukan oleh Sitinjak (2018) dengan hasil kajian yang dilakukan oleh
mengutarakan bahwa lingkungan kerja Sigalingging dkk. (2019) menyatakan bahwa
mempunyai efek positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan
kepuasan kerja. pada kinerja karyawan.
H2: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan H5: Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

45
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja melalui METODE PENELITIAN


Kepuasan Kerja. Populasi dan sampel penelitian
Menurut Hanafi dan Yohana (2017) Populasi penelitian ini ialah seluruh
menjelaskan perilaku individu saat mendapat karyawan pabrik sepatu di Surabaya. Metode
kepuasan di tempat kerja cenderung efektif, dari pemilihan sampel dilakukan dengan purposive
pada individu yang kurang merasa puas terhadap sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan
pekerjaannya. Menurut Kusrihandayani (2017) pertimbangan, yang melibatkan pemilihan subjek
secara jelas menggambarkan adanya hubungan di area paling menguntungkan untuk
timbal balik antara motivasi kerja dan kepuasan memberikan informasi yang dibutuhkan. Alat
kerja, dimana kepuasan kerja menyebabkan yang digunakan dalam pengumpulan data dari
peningkatan motivasi sehingga pekerja yang puas sampel yaitu dengan penyebaran kuesioner
akan lebih bekerja secara produktif dibandingkan menggunakan Google Form. Sampel yang
dengan pekerja yang tidak puas. Berdasarkan dibutuhkan sebanyak 101 responden. Terdapat
penelitian yang dilakukan oleh Hanafi dan beberapa kriteria yaitu (1) Karyawan yang bekerja
Yohana (2017) yang menyatakan motivasi aktif di Pabrik Sepatu Surabaya dan (2) Karyawan
terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh yang bekerja selama minimal 1 tahun di Pabrik
kepuasan kerja berpengaruh positif dan Sepatu Surabaya
signifikan.
H6: Motivasi Kerja berpengaruh signifikan Variabel Penelitian
terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja Variabel dalam penelitian ini meliputi
variabel independen terdiri dari motivasi kerja
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja melalui dan lingkungan kerja. Variabel dependen yaitu
Kepuasan Kerja. kinerja, dan variabel mediasi dalam penelitian ini
Lingkungan kerja yang tepat berdampak adalah kepuasan kerja.
pada kepuasan kerja secara maksimal, sehingga
secara langsung dapat mempengaruhi tingkah Paradigma Penelitian
laku karyawan di perusahaan. Lingkungan kerja Penelitian ini menggunakan pendekatan
yang sesuai dengan ekspektasi karyawan mampu kuantitatif, dimana dijelaskan oleh Arikunto
meningkatkan kinerja demi mencapai tujuan (2013:12) bahwa pendekatan dengan kuantitatif
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
sebelumnya yang telah dilakukan Hanafi dan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan
Yohana (2017); Permadi, Landra, Kusuma, dan dari hasilnya. Pendekatan ini juga dihubungkan
Sudja (2019) yang menyatakan bahwa kepuasan dengan variabel penelitian yang memfokuskan
kerja mampu memediasi lingkungan kerja pada masalah-masalah dan fenomena yang
terhadap kinerja karyawan secara positif dan sedang terjadi saat ini dengan bentuk hasil
signifikan. penelitian berupa angka-angka yang memiliki
H7: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan makna.
terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja
Teknik Analisis
Model Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik
Gambar 2. Model Penelitian analisis Structural Equation Modeling - Partial
Least Square (SEM-PLS). Teknik analisis ini
digunakan untuk mengembangkan teori
dalam penelitian eksplorasi dan berfokus
untuk menjelaskan varians pada variabel
yang digunakan (Hair, 2014:18).

46
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji R-Squared


Uji Validitas (Outer Loadings) Tabel 5: Hasil Uji R Squared
Variabel Adjusted R Square
Kepuasan Kerja (Y1) 0.529
Kinerja (Y2) 0.699

Tabel 5 menjelaskan bahwa Variabel


Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja sebesar 0,529 atau sebesar 52,9%,
sedangkan sisanya sebesar 47,1% dipengaruhi
oleh variabel lain. Variabel Motivasi Kerja,
Lingkungan Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja sebesar 0,699 atau sebesar 69,9%
sedangkan sisanya 30,1% dipengaruhi oleh
variabel diluar model.
Hasil pengujian tersebut diketahui pada
semua item variabel memiliki nilai loading factor > Uji Hipotesis
0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator- Tabel 6: Hasil Uji Hipotesis Direct Effect
indikator yang digunakan dalam penelitian ini
adalah valid.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
seluruh variabel menghasilkan nilai Average
Variance Extracted (AVE) lebih besar dari 0,5
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
indikator tersebut valid.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Konvergen (AVE)

Pada hipotesis 1 terdapat pengaruh positif,


namun tidak signifikan variabel Motivasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja, karena nilai t-statistics
0,462 < 1,96 dan p-value sebesar 0,644 > 0,05, atau
8ML 5HOLDELOLWDV &URQEDFK·V $OSKD GDQ &RPSRVLWH dengan kata lain H1 ditolak. Pada hipotesis 2
Reability) terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel
Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas &URQEDFK·V $OSKD Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja,
dan Composite Reability) karena nilai t-statistics 5,439 > 1,96 dan p-value
Cronba sebesar 0,000 < 0,05, atau dengan kata lain H2
Composite
ch's Result diterima. Pada hipotesis 3 terdapat pengaruh
Reability
Alpha negatif dan tidak signikan antara variabel
Motivasi Kerja 0.898 0.925 Reliable Motivasi Kerja terhadap Kinerja, karena nilai t-
LingkunganKerja 0.877 0.905 Reliable statistics 1,469 < 1,96 dan p-value sebesar 0,142 >
KepuasanKerja 0.887 0.913 Reliable 0,05, atau dengan kata lain H3 ditolak. Pada
Kinerja 0.871 0.898 Reliable hipotesis 4 terdapat pengaruh positif dan
signifikan variabel Lingkungan Kerja terhadap
Berdasarkan Tabel 4, hasil uji Kinerja, karena nilai t-statistics 3,839 > 1,96 dan p-
reliabilitas menghasilkan nilai diatas 0,6 value sebesar 0,000 < 0,05, atau dengan kata lain
dengan menggunakan nilai &URQEDFK·V H4 diterima. Pada hipotesis 5 terdapat pengaruh
Alpha untuk membuktikan bahwa positif dan signifikan variabel Kepuasan Kerja
penelitian ini menggunakan pengukuran terhadap Kinerja, karena nilai t-statistics 7,307 >
yang reliable atau handal. 1,96 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, atau dengan

47
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

kata lain H5 diterima. mempengaruhi kepuasan karyawan pada buruh


pabrik sepatu di Surabaya. Hasil penelitian,
Tabel 7: Hasil Uji Hipotesis Indirect Effect diperkuat oleh kajian yang pernah dilakukan oleh
Permadi dkk. (2019); Hanafi dan Yohana (2017)
yang mengungkapkan adanya lingkungan kerja
yang berpengaruh secara positif dan signifikan
pada kepuasan kerja.

Hasil Temuan 3
Tinggi rendahnya motivasi buruh pabrik
sepatu di Surabaya tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Temuan ini berbeda dengan
Pada hipotesis 6 terdapat pengaruh positif argument dari Sigalingging dkk. (2019); Hanafi
namun tidak signifikan variabel Motivasi Kerja dan Yohana (2017) yang menyatakan bahwa
terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja, karena motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif
nilai t-statistics 0,456 < 1,96 dan p-value sebesar dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor
0,649 > 0,05, atau dengan kata lain H6 ditolak. penting lainnya karena upah yang diberikan tidak
Pada hipotesis 7 terdapat pengaruh positif dan setimpal dengan tugas dan pekerjaan sehingga
signifikan variabel Lingkungan Kerja terhadap dapat mengurangi motivasi yang ada. Hal ini
Kinerja melalui Kepuasan Kerja, karena nilai t- menjadi elemen penting untuk meningkatkan
statistics 4,353 > 1,96 dan p-value sebesar 0,000 < kinerja buruh.
0,05, atau dengan kata lain H7 diterima.
Hasil Temuan 4
Hasil Temuan 1 Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Meningkatnya motivasi tidak oleh Sigalingging dkk. (2019) yang memberikan
mempengaruhi kepuasan kerja pada diri hasil bahwa lingkungan kerja mampu
karyawan. Hasil penelitian sejalan dengan kajian mendukung dan mengembangkan kinerja
yang dilakukan oleh Sigalingging dkk. (2019) karyawan. Berbeda dengan penelitian yang
yang menyatakan secara parsial motivasi kerja dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017) yang
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap menyatakan bahwa lingkungan kerja tidak
kepuasan kerja. Berbeda dengan kajian yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017) yang Chandra dan Priyono (2016) mengungkapkan
menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh bahwa lingkungan kerja mampu mendukung dan
secara signifikan terhadap kinerja karyawan. mengembangkan kinerja karyawan. Hubungan
Dalam penelitian ini, diartikan bahwa kaitan positif yang dimaksud ialah, situasi lingkungan
antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja tidak dalam area kerja berdampak pada kinerja
berpengaruh signifikan. Adanya motivasi kerja karyawan. Buruh pabrik sepatu memiliki
tidak menentukan kepuasan karyawan pada ekspektasi yang sangat besar terhadap
buruh pabrik sepatu di Surabaya. lingkungan kerjanya, terutama saat melakukan
tugas yang mencakup tingkat aksesbilitas serta
Hasil Temuan 2 rasa nyaman.
Lingkungan kerja yang baik, mampu
menimbulkan kepuasan kerja meningkat. Setiap Hasil Temuan 5
karyawan memiliki ekspektasi lingkungan kerja Kepuasan kerja diibaratkan sebagai perilaku
yang nyaman dan saling mendukung. buruh pabrik sepatu terhadap tugasnya yang
Penanganan lingkungan kerja yang baik akan berkaitan dengan kondisi kerja dan produksi,
membuat perusahaan memiliki kemampuan kerjasama antar karyawan, dan imbalan (Sutrisno,
untuk memberikan semangat bagi karyawan dkk. 2018). Kepuasan kerja menjadi peran penting
sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja. yang memiliki efek besar terhadap kinerja
Subariyanti (2017) mengungkapkan lingkungan karyawan. Dapat diartikan bahwa, semakin
kerja yang memadai dapat berdampak pada meningkatnya kepuasan kerja buruh pabrik
kemampuan karyawan secara maksimal, sepatu maka semakin tinggi pula kinerja
sehingga secara langsung mempengaruhi tingkah karyawan secara maksimal untuk meningkatkan
laku karyawan. Artinya lingkungan kerja dapat produktivitas perusahaan. Hasil temuan ini

48
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

konsisten dengan penelitian Sigalingging dkk. https://surabaya.tribunnews.com/2021/06


(2019); Hanafi dan Yohana (2017) yang /03/ribuan-buruh-pabrik-new-era-gresik-
menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh kembali-turun-jalan-tagih-gaji-4-bulan-
terhadap kinerja karyawan. belum-dibaya-dan-thr, 30 Juli 2021, 17.56
WIB.
Hasil Temuan 6 Ahyari, A. (1999). Manajemen Sistem Produksi.
Tinggi rendahnya motivasi kerja para buruh Yogyakarta: BPFE.
pabrik sepatu tidak mempengaruhi kinerja Andriana, R. (2015). Pengaruh Motivasi Dan
dengan kepuasan karyawan sebagai mediasi. Kepemimpinan Terhadap Kinerja. Jurnal
Hasil hipotesis sesuai dengan penelitian yang MAKSIPRENEUR, IV(2), 38-49.
dilakukan oleh Sigalingging dkk. (2019) yang http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v4i2.103
menyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai peran Ardiansyah, B., Sunardi, & Santoso, B. (2019).
mediasi berpengaruh positif namun tidak Analisis Hubungan Motivasi Kerja, Kepuasan
signifikan pada variabel motivasi kerja terhadap Kerja, Pengalaman Kerja, Keselamatan Kerja,
kinerja karyawan. Berbeda dengan kajian yang dan Kesehatan Kerjad engan Produktivitas
dilakukan oleh Hanafi dan Yohana (2017) yang Karyawan dengan Menggunakan Metode
menyatakan motivasi terhadap kinerja karyawan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus PT.
yang dimediasi oleh kepuasan kerja berpengaruh Indonesia Multi Colour Printing). Journal of
positif dan signifikan. Industrial Engineering and Management, 14(1),
Hasil Temuan 7 37-44.
Hasil penelitian sejalan dengan kajian yang https://doi.org/10.33005/tekmapro.v14i1.28
dilakukan oleh Hanafi dan Yohani (2017); Arief, A. M. (2019). Indonesia Produksi 1,41 Miliar
Permadi dkk. (2019) yang menyatakan bahwa Pasang Sepatu Setahun. Retrieved from
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap Ekonomi & Bisnis:
kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai https://ekonomi.bisnis.com/read/20190503
mediasi. Lingkungan kerja yang sesuai dengan /257/918391/indonesia-produksi-141-
ekspektasi karyawan mampu meningkatkan miliar-pasang-sepatu-setahun, 08 Agustus
kinerja demi mencapai tujuan perusahaan. 2021, 15.32 WIB.
Karyawan yang merasa puas dengan kondisi Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
lingkungan kerjanya dapat meningkatkan kinerja Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
secara maksimal saat melakukan tugas dan Basri. (2005). Peformance Appraisal: Sistem yang
tanggung jawab dalam perusahaan. tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta:
SIMPULAN PT. Raja Grafindo Persada.
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Budy, D. A., & Hartini. (2017). Pengaruh
motivasi kerja berpengaruh positif dan tidak Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja
signifikan terhadap kepuasan kerja, lingkungan terhadap Kinerja Karyawan dengan
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
kepuasan kerja, motivasi kerja berpengaruh pada Perusahaan Sinjaraga Santika Sport.
negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja Media Studi Ekonomi, 20(1), 63-73.
karyawan, lingkungan kerja berpengaruh positif Chandra, T., & Priyono. (2016). The Influence of
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, Leadership Style, Work Environment, and
kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan Job Satisfaction of Employee Performance -
terhadap kinerja karyawan, motivasi kerja Studies in The School of SMPN 10 Surabaya.
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap International Education Studies, 9(1), 131-140.
kinerja karyawan melalui kepuasan Kerja, :10.5539/ies.v9n1p131
lingkungan kerja berpengaruh positif dan CNBC Indonesia. (2020). Aprisindo: 400 Ribu
signifikan terhadap kinerja karyawan melalui Karyawan Industri Sepatu Terimbas Corona.
kepuasan kerja. Market. Retrieved from:
https://www.cnbcindonesia.com/market/2
REFERENCES 0200527132000 -19161207/aprisindo-400-
Abraham, W. (2021). Ribuan Buruh Pabrik New Era ribu-karyawan-industri-sepatu-
Gresik kembali Turun Jalan, Tagih Gaji 4 Bulan terimbascorona#:~:text=Jakarta%2C%20CNB
dan THR Belum Dibayar. Retrieved from C%20Indonesia%20Asosiasi%20Persepatuan

49
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

%20Indonesia%20%28Aprisindo%29%20men Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


catat,baku%20dari%20China, 03 September Bank Kaltim Samarinda. Aset, 19(1), 19-27.
2021, 09.41 WIB. Mangkunegara, A. P. (2000). Manajemen Sumber
Cushway, B. (2002). Human Resource Management. Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Refika
Jakarta: PT. Gramedia. Aditama.
Elvan, S. A., Hindiantoro, S., & Yahya. (2019). ____. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Upaya Meningkatkan Kepuasan Karyawan Bandung: Remaja Rosdakarya.
Terhadap Dukungan Organisasi PT. Mardiana. (2005). Manajemen Produksi. Jakarta:
Pelayaran Ekanuri Indra Pratamadi Tanjung Badan Penerbit IPWI.
Priok Jakarta. Jurnal Sains Teknologi Nugroho, N. D. (2021). Gaji dan THR Menunggak,
Transportasi, 1(1), 37-45. Buruh Pabrik Sepatu di Madiun Mogok Kerja.
Hair, J. E. (2014). A Primer on Partial Least Square Retrieved from IDN
Structural Equation Modeling (PLS SEM). Times:https://jatim.idntimes.com/news/jat
California: SAGE Publications, Inc. im/nofika-dian-nugroho/gaji-dan-thr-
Hanafi, B. D., & Yohana, C. (2017). Pengaruh menunggak-buruh-pabrik-sepatu/3.
motivasi, dan lingkungan kerja, terhadap Parimita, W., Khoiriyah, S., & Handaru, A. W.
kinerja karyawan, dengan kepuasan kerja (2018). Pengaruh Motivasi Kerja Dan
sebagai variabel mediasi pada PT BNI Life Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pada
insurance. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Karyawan PT Tridaya Eramina Bahari. Jurnal
Bisnis, 5(1), 73-89. Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 9(1),
doi.org/10.21009/JPEB.005.1.6 125-144.
Handoko, H. T. (2017). Manajemen Personalia dan https://doi.org/10.21009/JRMSI.009.1.09
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Permadi, I. K., Landra, N., Kusuma, I. A., & Sudja,
Harahap, V. A., & Hidayat, W. (2016). Pengaruh I. N. (2019). The Impact of Compensation and
Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Work Environment Towards Job Satisfaction
Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Sebagai To Affect The Employee Performances.
Variabel Intervening (Studi pada PT. Taspen International Journal of Management and
(Persero) Kantor Cabang Utama Semarang). Commerce Innovations, 6(2), 1248-1258.
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 5(3), 236-246. Pramudhita, C. A., & Meirisa, F. (2019). Pengaruh
Hasibuan, M. S. (2009). Manajemen Sumber Daya Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Yang Berdampak Pada Kinerja Karyawan.
____. (2006). Manajemen Dasar, Pengertian, dan BALANCE: Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 4(2),
Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 585-594.
Job Planet. (2021). Id.jobplanet.com. Retrieved from https://doi.org/10.32502/jab.v4i2.1971.
Review PT Ecco Indonesia | Jobplanet, 30 Prassetiawan, A., & Triyani, D. (2018). Pengaruh
Agustus 2021, 13.44 WIB. Motivasi, Kompensasi dan Lingkungan Kerja
Job Street. (2019). Working at PT. Wangta Agung. Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
Retrieved from Pada CV Enggal Jaya Semarang. Majalah
https://www.jobstreet.co.id/en/companies Ilmiah Solusi, 16(4), 43-58.
/-pt-wangta-agung, 30 Agustus 2021, 14.30 http://dx.doi.org/10.26623/slsi.v16i4.1667
WIB. Rahmawati, N. P., Swasto, B., & Prasetya, A.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
(2019). Kemenperin.go.id. Retrieved from Daya Kinerja Karyawan (studi Pada Karyawan
Saing Industri Alas Kaki Nasional Terus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang
Menanjak di Kancah Global: Utara). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(2), 1-
https://kemenperin.go.id/artikel/20628/D 9.
aya-Saing-Industri-Alas-Kaki-Nasional- Rivai, V. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia
Terus-Menanjak-di-Kancah-Global, 28 Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Agustus 2021, 08.25 WIB. Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas
Kinicki, A., & Kreitner, R. (2008). Organizational Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.
Behavior, International Edition. Jakarta: Setiana, A. R. (2019). Manajemen Sumber Daya
Salemba Empat. Manusia. Jakarta: Gramedia Utama.
Kusrihandayani, D. (2017). Pengaruh Shani, A. R., & Lau, J. B. (2009). Behavior in
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Organization an Experimental Approach.

50
JURNAL ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN Nadapdap, Lindawati, Yuniarto
Vol.11 No.1 Tahun 2022

Bandung: Alfabeta.
Siagian, S. P. (2014). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sigalingging, L., Lumbanraja, P., & Salim, S. R.
(2019). Analysis Of Effect Promotion And
Motivation To Work On The Performance Of
Employees Job Satisfaction As An
Intervening Variable In AMIK Medicom
Medan. Medan International Conference
Economics and Business Applied (MICEBA),
1(1), 19-29.
Sitinjak, L. N. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
pada Karyawan PT Mitra Pinathika Rent
Tangerang Selatan. Jurnal Administrasi Bisnis,
60, 162-168.
Spire Research and Consulting. (2020). Techno
Bussiness. Retrieved from Spire Insight:
Industri Sepatu Indonesia Potensi Besar
Produk Dalam Negeri:
https://technobusiness.id/insight/spire-
insight/2020/02/20/industri-sepatu-
indonesia-potensi-besar-produk-dalam-
negeri/, 25 Agustus 2021, 17.40 WIB.
Subariyanti, H. (2017). Hubungan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT LR Batan. Jurnal Ecodemica, 1(2),
224-232.
https://doi.org/10.31294/jeco.v1i2.2102
Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Buku Seru
Sutrisno, S., Haryono, A. T., & Warso, M. M.
(2018). Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan melalui Organizational
Citizenship Behavior sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Karyawan PT.
Fumira Semarang). Journal of Management,
4(4).
Tania, A., & Sutanto, E. (2013). Pengaruh Motivasi
Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Karyawan PT. Dai
Knife di Surabaya. AGORA, 1(3).
Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja (Keempat ed.).
Jakarta: Rajawali Pers.

51

Anda mungkin juga menyukai