Penurunan Persamaan VP Vs
Penurunan Persamaan VP Vs
Komponen – komponen tekanan di atas disebut gaya tiap unit volume benda pada bidang
x yang berarah pada sumbu x, y, z. Untuk permukaan bidang lainnya, hubungan variabel gaya
tiap satuan volumenya analog dengan bidang x. Total gaya pada sumbu x yang terjadi pada
benda kubus adalah
𝛛𝜎𝑥𝑥 𝛛𝜎𝑦𝑥 𝛛𝜎𝑧𝑥
𝐹=( + + ) 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 (b.2)
𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
Sedangkan menurut Newton, gaya adalah perkalian antara massa dan percepatannya, F =
ma. Bila dikaitkan dengan densitas benda ρ= mv, maka:
𝛛2 𝑢
𝐹 = 𝑚𝑎 = 𝜌𝑣𝑎 = 𝜌(𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧)( )
(b.3)
𝛛𝑡2
2 𝛛𝜎𝑦𝑥
𝛛 𝑢 𝛛𝜎𝑥𝑥 𝛛𝜎𝑧𝑥
𝜌(𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧) ( ) =( + + ) 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
Dengan menggunakan definisi gaya tersebut, maka persamaan (b.2) menjadi: (b.4)
𝛛2𝑢 𝛛𝜎𝑥𝑥 𝛛𝜎𝑦𝑥 𝛛𝜎𝑧𝑥
𝜌( )=( + + )
(b.4)
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
Hubungan ini disebut persamaan gerak yang searah sumbu x. Dengan cara yang sama,
dapat diperoleh persamaan gerak pada arah lainnya. Menggunakan persamaan-persamaan
tersebut persamaan (b.4) dapat diturunkan menjadi: (b.5)
𝛛2𝑢 𝛛𝜎𝑥𝑥 𝛛𝜎𝑦𝑥 𝛛𝜎𝑧𝑥
𝜌( )=( + + )
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
𝛛2𝑢 𝛛∆ 𝛛𝗌𝑥𝑥 𝛛𝗌𝑥𝑦 𝛛𝗌𝑥𝑧
𝜌( ) = {(𝜆′ + 2𝜇 )+𝜇 +𝜇 }
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
𝛛2𝑢 ′ 𝛛∆ 𝛛2𝑢
𝜌2𝑣(
𝛛 ) =𝜆 + 𝜇{2 +(
𝛛2𝑢 𝛛2𝑢 𝛛2𝑤
+ 2
)+( 2
+ )}
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑥2 𝛛𝑥𝛛𝑦 𝛛𝑦 𝛛𝑧 𝛛𝑥𝛛𝑧
𝛛2𝑢 ′ 𝛛∆ 𝛛
𝜌( )=𝜆 + 𝜇∇2𝑢 + 𝜇
𝛛𝑢 𝛛𝑣 𝛛𝑤
( + + )
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑥 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
𝛛2𝑢 𝛛∆
𝜌( ) = (𝜆′ + 𝜇) ∇2𝑢 + 𝜇∇2𝑢
(b.5)
𝛛𝑡2 𝛛𝑥
Dengan cara yang sama, persamaan (b.4) dapat diterapkan pada sumbu y dan z, yaitu: (b.6)
dan (b.7)
𝛛2𝑣 𝛛∆
𝜌 ( ) = (𝜆′ + 𝜇) + 𝜇∇2𝑣
(b.6)
𝛛𝑡2 𝛛𝑦
𝛛2𝑤 𝛛∆
𝜌( ) = (𝜆′ + 𝜇) + 𝜇∇2𝑤
(b.7)
𝛛𝑡2 𝛛𝑦
2 2 2 2
𝛛 𝛛𝑢 𝛛𝑣 𝛛𝑤 𝛛 ∆ 𝛛 ∆ 𝛛 ∆
𝜌 ( + + ) = (𝜆′ + 𝜇)( + +
2 𝛛𝑢 𝛛𝑣 𝛛𝑤
( + + )
𝛛𝑡2 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧 𝛛𝑥2 𝛛𝑦2 𝛛𝑧 2) + 𝜇∇ 𝛛𝑥 𝛛𝑦 𝛛𝑧
𝛛2 ∆
𝜌 = (𝜆′ + 2𝜇)∇2∆
𝛛𝑡2
Gelombang merambat pada suatu media ke segala arah. Secara tiga dimensi arah
perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu x, y, z. Untuk menentukan persamaan
gelombang ini, diferensiasi persamaan (b.5; b.6 dan b.7) masing-masing terhadap x, y dan z
sehingga untuk persamaan (b.5) diperoleh: (b.8)
𝜌 𝛛2∆
= ∇2 ∆ (b.8)
(𝜆′+2𝜇) 𝛛𝑡2
𝛛2 𝛛𝑤 𝛛𝑣 2 𝛛𝑤 𝛛𝑣
𝜌
2( − ) = 𝜇∇ ( 𝛛𝑦 − 𝛛𝑧 ) (b.10)
𝛛𝑡 𝛛𝑦 𝛛𝑧
𝑥 (b.11)
𝜇 𝛛𝑡2
Untuk arah penjalaran y dan z diturunkan dengan cara yang sama, sehingga diperoleh
hubungan:
𝛛2
𝜌 (𝜃 ) = 𝜇∇2(𝜃 )
𝑦 𝑦 (b.12)
𝛛𝑡22
𝛛
𝜌 (𝜃 ) = 𝜇∇2(𝜃 )
𝑧 𝑧 (b.13)
𝛛𝑡2
Persamaan (b.11), (b.12) dan (b.13) menyatakan persamaan gelombang transversal. Dari
persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang transversal atau dikenal dengan
kecepatan gelombang-S yaitu:
𝜇
𝑉𝑠 = (b.14)
√𝜌
Berdasarkan pola-pola dari persamaan (b.8), (b.11), (b.12) dan (b.13), kita dapat menarik
suatu konklusi bahwa persamaan tersebut berlaku umum. Hubungan ini disebut persamaan
gelombang skalar, secara umum dituliskan dengan: (b.15). Dengan v menyatakan kecepatan
tetap dan ψ menyatakan fungsi gelombang pada posisi x, y, z dan waktu t tertentu, atau
dituliskan ψ(x,y,z,t).
1 𝛛2𝜓
𝑣2 + = ∇2𝜓 (b.15)
𝛛𝑡2
https://asyafe.wordpress.com/2008/12/11/teori-seismik-penurunan-persamaan-kecepatan-gelombang-
p-gelombang-s/