1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara iklim
Tujuan
komunikasi dan identifikasi organisasi dalam sebuah organisasi polisi
Penelitian
regional. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menilai bagaimana identifikasi pada berbagai tingkat organisasi
saling mempengaruhi.
2. Menginvestigasi pengaruh iklim komunikasi pada berbagai tingkat
organisasi terhadap identifikasi.
3. Menentukan peran dari prestise eksternal yang dirasakan (perceived
external prestige, PEP) dalam identifikasi dengan organisasi secara
keseluruhan.
4. Memperkenalkan dan mengevaluasi konsep prestise internal yang
dirasakan (perceived internal prestige, PIP) sebagai ukuran reputasi
dalam organisasi.
5. Menjelajahi faktor-faktor yang berhubungan dengan identifikasi
organisasi, termasuk komunikasi, dinamika tim, kepuasan kerja, dan
komitmen organisasi.
6. Menilai dampak dari identifikasi dengan kelompok kerja dan
organisasi terhadap intensi turnover, sikap kerja, dan komitmen
organisasi.
7. Menyelidiki pengaruh iklim komunikasi dan prestise eksternal yang
dirasakan terhadap identifikasi organisasi pada berbagai tingkat dalam
organisasi polisi regional.
Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan
tentang kompleksitas identifikasi organisasi dan menyarankan strategi bagi
manajemen untuk meningkatkan identifikasi karyawan dengan organisasi
melalui peningkatan iklim komunikasi pada berbagai tingkat organisasi.
Subjek penelitian ini adalah anggota dari sebuah organisasi polisi regional
Subjek
di Belanda. Organisasi ini terdiri dari 1100 karyawan, yang mencakup
Penelitian
berbagai tingkat organisasi mulai dari kelompok kerja, departemen, unit
bisnis, hingga organisasi secara keseluruhan. Organisasi ini memiliki satu
kantor pusat (Head Office) dan 19 departemen (stasiun polisi lokal), yang
secara fungsional dan administratif diorganisir dalam tiga distrik yang lebih
besar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis
tentang hubungan antara iklim komunikasi dan identifikasi organisasi pada
berbagai tingkat dalam organisasi tersebut .
Prosedur pengumpulan data melibatkan penggunaan kuesioner elektronik
yang dilaksanakan pada bulan Desember 2003. Karyawan menerima email
dari atasan langsung mereka yang memberikan deskripsi singkat tentang
studi tersebut dan meminta kerjasama mereka. Anonimitas dijamin
sepenuhnya dalam pengantar email tersebut. Karyawan mengakses
kuesioner melalui tautan di bagian bawah email, dan mereka diberi waktu
satu minggu untuk merespon. Untuk meningkatkan tingkat respons,
2
pengingat dikirimkan seminggu kemudian, setelah itu responden diberikan
tambahan satu minggu untuk menyelesaikan kuesioner .
Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi peran iklim komunikasi dalam
mempengaruhi identifikasi organisasi. Dengan membedakan antara iklim
komunikasi pada tingkat kelompok kerja dan departemen, penelitian ini
bertujuan untuk memahami bagaimana kedua dimensi iklim komunikasi
tersebut berkontribusi terhadap identifikasi pada berbagai tingkat organisasi.
Hipotesis yang diajukan adalah bahwa iklim komunikasi pada tingkat
kelompok kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap identifikasi
dengan kelompok kerja, sedangkan iklim komunikasi pada tingkat
departemen memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap identifikasi dengan
departemen.
4
fungsi dari beberapa kriteria yang mewakili perilaku keseluruhan
organisasi.
5
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei
Penelitian untuk menginvestigasi hubungan antara iklim komunikasi dan identifikasi
organisasi pada berbagai tingkat dalam sebuah organisasi polisi regional.
Survei dilakukan melalui kuesioner yang dikirimkan kepada karyawan
organisasi tersebut.
Dari total 1.100 email yang dikirim, 314 kuesioner yang berguna
dikembalikan, menghasilkan tingkat respons sebesar 29 persen. Meskipun
beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa tingkat respons 20-40 persen
dianggap akurat untuk mewakili kelompok target, tingkat respons yang
tinggi ini masih mengecewakan. Inspeksi dan wawancara setelah survei
mengungkapkan bahwa database email tidak terbarui dengan baik, sehingga
terdapat sejumlah besar 'target buta' dalam sampel. Selain itu, waktu dua
minggu untuk merespons mungkin terlalu singkat bagi populasi polisi yang
sering terlibat dalam proyek lapangan jangka panjang atau pelatihan
eksternal, selama itu mereka jarang menggunakan internet.
Konteks Organisasi
Pengumpulan Data
6
Instrumen pengukuran dalam kuesioner mencakup tiga bagian: (1)
identifikasi organisasi, (2) iklim komunikasi, dan (3) perceived external
prestige (PEP). Semua item dalam kuesioner dapat dijawab berdasarkan
skala Likert 5 poin.
Alat Alat penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah kuesioner elektronik
Penelitian yang terdiri dari tiga bagian utama: (1) identifikasi organisasi, (2) iklim
komunikasi, dan (3) perceived external prestige (PEP). Setiap item dalam
kuesioner dapat dijawab menggunakan skala Likert 5 poin. Kuesioner ini
dirancang untuk mengukur persepsi karyawan terhadap aspek-aspek
tertentu dari lingkungan kerja mereka dan bagaimana aspek-aspek tersebut
berkontribusi terhadap identifikasi mereka dengan organisasi. Penekanan
pada anonimitas dan kerahasiaan informasi dijamin dalam pengantar
kuesioner untuk mendorong partisipasi dan kejujuran dalam respons.
Hasil Penelitian ini mengungkapkan beberapa temuan penting mengenai
Penelitian hubungan antara iklim komunikasi, perceived external prestige (PEP), dan
identifikasi organisasi pada berbagai tingkat dalam sebuah organisasi polisi
regional. Berikut adalah ringkasan hasil penelitian:
1. Identifikasi Organisasi pada Berbagai Tingkat: Temuan menunjukkan
bahwa identifikasi karyawan dengan organisasi mereka terjadi pada
berbagai tingkat, termasuk identifikasi dengan kelompok kerja sehari-
hari dan dengan organisasi secara keseluruhan. Identifikasi pada
tingkat yang berbeda ini saling mempengaruhi, menunjukkan bahwa
identifikasi organisasi merupakan konsep yang berlapis.
2. Pengaruh Iklim Komunikasi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
iklim komunikasi memiliki hubungan yang kuat dengan identifikasi
karyawan pada tingkat kelompok kerja. Ini menunjukkan bahwa
komunikasi yang efektif dan terbuka dalam kelompok kerja sehari-
hari memainkan peran penting dalam memperkuat identifikasi
karyawan dengan kelompok mereka.
3. Peran Perceived External Prestige (PEP): Temuan juga menunjukkan
bahwa PEP memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap identifikasi
dengan organisasi secara keseluruhan dibandingkan dengan
identifikasi pada tingkat kelompok kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi karyawan tentang bagaimana organisasi dilihat oleh dunia
luar dapat meningkatkan rasa bangga dan keterikatan mereka dengan
organisasi secara keseluruhan.
4. Interkoneksi antara Iklim Komunikasi dan Identifikasi Organisasi:
Penelitian ini menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara iklim
komunikasi dan identifikasi organisasi pada tingkat yang saling
berhubungan erat. Ini menegaskan bahwa memperbaiki iklim
komunikasi pada tingkat kelompok kerja dapat secara positif
mempengaruhi identifikasi karyawan dengan kelompok kerja
tersebut, serta dengan organisasi secara keseluruhan.
7
5. Rekomendasi untuk Manajemen: Berdasarkan temuan ini, disarankan
agar manajemen organisasi polisi regional meningkatkan upaya untuk
memperkuat iklim komunikasi di semua tingkatan organisasi,
khususnya pada tingkat kelompok kerja dan departemen. Hal ini
karena iklim komunikasi yang positif terbukti memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap identifikasi karyawan dengan kelompok
kerja mereka, departemen, dan organisasi secara keseluruhan. Selain
itu, manajemen juga harus mempertimbangkan strategi untuk
meningkatkan perceived external prestige (PEP) organisasi, karena
hal ini memiliki korelasi yang kuat dengan identifikasi organisasi
pada tingkat yang lebih luas. Dengan demikian, kombinasi antara
iklim komunikasi yang kuat dan PEP yang tinggi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang lebih kondusif untuk identifikasi organisasi
yang lebih kuat di semua tingkatan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa perceived external prestige
(PEP) memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap identifikasi organisasi
secara keseluruhan dibandingkan dengan identifikasi pada tingkat
kelompok kerja atau departemen. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi
karyawan tentang bagaimana organisasi dilihat oleh dunia luar dapat
mempengaruhi rasa bangga dan keterikatan mereka dengan organisasi.
8
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa identifikasi organisasi
dan iklim komunikasi adalah konsep yang berlapis dan saling terkait.
Temuan ini menegaskan bahwa ada hubungan positif antara identifikasi
pada berbagai tingkat organisasi dan bahwa hubungan ini semakin kuat
semakin dekat tingkat organisasi tersebut. Ini menunjukkan pentingnya
memahami dan mengelola identifikasi karyawan tidak hanya pada tingkat
organisasi secara keseluruhan tetapi juga pada tingkat yang lebih dekat
dengan karyawan, seperti kelompok kerja dan departemen.
Penggunaan sampel yang lebih luas dan lebih beragam dari berbagai
organisasi juga akan memperkuat generalisasi temuan dan memungkinkan
peneliti untuk mengeksplorasi apakah dinamika identifikasi organisasi yang
diamati berlaku di berbagai konteks organisasi.
11
Daftar Pustaka
Bartels, J., Pruyn, A., De Jong, M., & Joustra, I. (2007). Multiple organizational identification
levels and the impact of perceived external prestige and communication climate. *Journal
of Organizational Behavior*, 28, 173-190. DOI: 10.1002/job.420.
12