Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES LIDAH BUAYA TERHADAP

PENURUNAN DEMAM PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LICIN

TAHUN 2024

OLEH:

MINTARSI

NIM : 202207T119

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANG

I2024
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Penyakit demam sudah tidak asing lagi dan sudah sangat dikenal oleh

masyarakat. Tetapi masyarakat kurang begitu memahami tentang penyakit ini

karena keterbatasan pengetahuan, sehingga seringkali penderita demam tidak dapat

ditangani dengan baik (Maling, 2020). Demam merupakan suatu keadaan dimana

terjadi peningkatan suhu tubuh diatas normal yaitu apabila diukur melalui rektal

>38 , diukur melalui oral >37,8 , dan apabila diukur melalui aksila >37,2

(Cahyaningrum & Putri, 2020). Rentang suhu tubuh seseorang dikatakan hipotermi

terjadi <36,5 , normal 36,5 -37,5 , dan dikatakan hipertermi >37,5 (Dzulfaijah,

2021). Demam bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan tanda gejala

dari penyakit. Umumnya demam tidak berbahaya, namun apabila demam yang

terjadi sangat tinggi maka akan membahayakan (Setyowati, 2021).

Pemberian kompres tidak harus selalu diberikan menggunakan air hangat,

salah satu metode kompres lain yang juga dapat diberikan pada anak yang

mengalami demam adalah metode kompres dengan lidah buaya (Aloe Vera) .Lidah

buaya merupakan salah satu komoditi produk pertanian yang dijadikan komoditi

unggulan dan kompres lidah buaya menunjukkan penurunan suhu tubuh yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok kompres air hangat.

Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO,2020)

mengungkapkan bahwa memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia

mencapai 16-33 juta (Setyowati, 2021).Di Indonesia sendiri, kejadian Data


3

kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Indonesia terdapat sekitar 19% sampai

30% anak diperiksa karena menderita demam. demam yang mencapai suhu 41

derajat celcius angka.

Berdasarkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Kemenkes

bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PL), kasus demam di Jawa

Timur selama 3 tahun berturut- turut menempati urutan ke 3 setelah kasus diare dan

TBC selaput otak. Pada tahun 2019 terdapat 17.606 kasus, tahun 2020 terdapat

13.397 kasus, dan pada tahun 2021 terdapat 224.071 kasus (Andayani & Fibriana,

2021). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan

Banyuwangi menurut hasil rekap kegiatan cakupan kunjungan tahun 2021 di bulan

Desember sampai Desember 2022 terdapat 1280 kasus. Pada laporan data kesakitan

di wilayah kerja Puskesmas Licin tahun 2022 didapatkan kasus demam pada anak

yaitu 269 kasus.

Demam merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada anak,

demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagian akibat

peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak

merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termogulasi) di hipotalamus.

Penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh,

Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas

spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap

infeksi (Sodikin, 2022).Banyak faktor yang memengaruhi demam. Peningkatan

demam terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas di

ganggu oleh variabel fisiologis atau perilaku: usia, kadar hormon dan lingkungan

Bukti penelitian menunjukkan dampak positif dari demam yaitu memicu

pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan fungsi interferon yang membantu


4

leukosit menerangi mikroorganisme. Dampak negatif dari demam dapat

membahayakan pada anak diantaranya dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan

neurologis, dan kejang demam. Demam harus ditangani dengan benar agar

terjadinya dampak negatif menjadi minimal (Arisandi, 2021). Dampak dari demam

pada anak antara lain dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), kekurangan oksigen dan

demam di atas 42,0 C bisa menyebabkan kerusakan neurologis anak, Bukti

penelitian menunjukan dampak positif dari demam yaitu memicu pertambahan

jumlah leukosit serta meningkatkan fungsi interferon yang membantu leukosit

menerangi mikroorganisme.

Dampak negatif dari demam dapat membahayakan pada anak diantaranya

dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan neurologis, dan kejang demam. Demam

harus ditangani dengan benar agar terjadinya dampak negatif menjadi minimal

(Arisandi, 2022). Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada

anak dapat di lakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan

pemberian antipiretik (farmakologik)dan secara fisik(nonFarmakologi).Namun

penggunaan antiperitik (Farmakologi) memiliki efek samping yaitu mengakibatkan

spasme bronkus, perdarahan saluran cerna, penurunan fungsi ginjal dan dapat

menghalangi supresi antibodi serum (Sumarmo, 2010).Penurunan demam yang

dilakukan secara fisik (Non Farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi panas

melalui metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi yaitu perpindahan panas

dari suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh yang

hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi sehingga

perpindahan energi panas berubah menjadi gas (Potter dan Perry, 2019). Metode

konduksi dan evaporasi adalah dilakukan dengan obat tradisional. Obat tradisional

adalah obat yang diolah secara tradisional. Hasil berbagai penelitian, obat
5

tradisional jarang sekali menimbulkan efek samping, karena bahan kimia yang

terkandung dalam tanaman obat tradisional sebagian besar dapat di metabolisme

oleh tubuh (Tusilawati, 2019).

Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan

demam adalah Lidah buaya. Lidah Buaya Menurut Astuti & Suhartono (2019),

dalam Aloe Vera Barbadensis Miller As an Alternative, kompres dengan

menggunakan Aloe vera akan lebih efektif dalam mempercepat pengeluaran panas

dari tubuh karena terdapat kandungan senyawa saponin. Aloe vera juga memiliki

kandungan lignin yang dapat menembus kedalam kulit, serta dapat mencegah

hilangnya cairan tubuh dari permukaan Kandungan lignin di dalam gel mampu

melindungi kulit dari dehidrasi dan menjaga kelembabannya (Astuti & Suhartono,

2019).

Menurut asumsi peneliti, pada pemberian kompres lidah buaya, terjadi

penurunan demam yang berbeda pada setiap balita, hal ini dikarenakan perbedaan

suhu sebelum pemberian intervensi. Lidah buaya (Aloe Vera) dipercaya dengan

kandungan air yang sangat banyak, dan mempercepat pengeluaran panas dari tubuh

karena terdapat kandungan senyawa saponin dan lignin. Lignin merupakan salah

satu kandungan di dalam lidah buaya dalam penurunan demam. Lignin berfungsi

sebagai penyerap panas yang ada didalam tubuh kemudian mentransfer panas

tersebut ke daging lidah buaya dan kemudian dapat menurunkan suhu tubuh.

Penyerapan panas ini dapat terjadi dan menembus masuk kedalam pori – pori dan

sel, sehingga demam bisa turun. Penggunaan bahan-bahan alternative dari alam

(non Farmakologi) jauh lebih aman daripada penggunaan obat penurun

panas(Farmakologi)

Berdasarkan latar belakang diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan


6

penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Kompres Lidah BuayaTerhadap

Penurunan Demam Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

Licin ,Tahun 2024”.


7

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian ini,maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Pemberian Kompres Lidah

Buaya Terhadap Penurunan Demam Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah

Kerja Puskesmas Licin,Tahun 2024?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Menganalisis Pengaruh Pemberian Kompres Lidah Buaya Terhadap Penurunan

Demam Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Licin

,Tahun 2024.

1.3.2.Tujuan Khusus

1.Mengidentifikasi Penurunan Demam Sebelum Pemberian Kompres Lidah

Buaya Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Licin ,Tahun 2024

2.Mengidentifikasi Penurunan Demam Setelah Pemberian Kompres Lidah Buaya

Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Licin,Tahun 2024

3.Menganalisis Pengaruh Pemberian Kompres Lidah Buaya Terhadap Penurunan

Demam Pada Balita Usia 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Licin,Tahun 2024.
8

1.4 ManfaatPenelitian

1.4.1 ManfaatTeoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembuktian

teori asuhan komplementer pemberian Kompres Lidah Buaya terhadap

Penurunan Demam pada balita usia 0-2 tahun.

1.4.2 Manfaat praktis

1.Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)

Hasil penelitian ini sebagai referensi dalam meningkatkan

pengetahuan bidan dalam asuhan komplementer untuk penanganan

demam pada balita usia 0-2 tahun serta tambahan ilmu dalam

mengedukasi masyarakat (KIE) yang berkaitan dengan penanganan non

farmakologi (terapi komplementer) pemberian kompres Lidah Buaya.

2.Bagi Masyarakat

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan

pengasuh dan ibu balita usia 0-2 tahun untuk mempraktekkan pemberian

kompres Lidah Buaya dalam menurunkan demam.

3.Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan


bahan evaluasi terkait alternative terapi komplementer lain yang dapat
menurunkan demam pada anak usia 0-2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai