BAB II
A. Pendahuluan
Hadis adalah segala perkataan (sabda), perbuatan
serta ketetapan Nabi Muhammad SAW yang menjadi
landasan hukum dalam agama Islam. Selain Al-Qur’an,
Ijma’, dan Qiyas Hadis juga dijadikan sebagai sumber
hukum dalam agama Islam.1 Memahami pengertian hadits,
bisa membantu memahami peran hadits dalam Islam.
Pengertian hadis bisa menjadi pedoman dan tuntunan bagi
umat Islam dalam kehidupannya. Hadis merupakan bagian
dalam hukum agama dan pedoman moral setelah Al Qur’an.
Posisi hadis sangat penting dalam Islam. Perkembangan
Hadis merupakan elemen penting selama tiga abad pertama
sejarah Islam, dan kajiannya memberikan indeks yang luas
pada pikiran dan etos Islam.2
Dalam makalah akan dibahas bagaimana perbuatan-
perbuatan kenabian memberikan contoh konkret tentang
bagaimana seorang Muslim harus berperilaku, menjalankan
ibadah, dan berinteraksi dengan masyarakat. Kebijaksanaan
1
Muhammad Lathief Ilhamy Nasution and Dkk., ‘KEDUDUKAN SUMBER HUKUM
ISLAM KEDUA (HADIS) DALAM ALQURAN’, Al-Kauniyah, 2.2 (2021), 40.
2
Nasution and Dkk.
1
Epistemologi Matan Hadis
2
Epistemologi Matan Hadis
3
Epistemologi Matan Hadis
4
Epistemologi Matan Hadis
5
Epistemologi Matan Hadis
6
Epistemologi Matan Hadis
2. Fi’liyah (perbuatan)
Setelah qauliyah (perkataan) yaitu fi’liyah
(perbuatan) yang memiliki pengertian perbuatan, sikap,
atau perilaku. Oleh karena itu, pengertian Hadits Fi'liyah
(perbuatan) dapat diartikan sebagai jenis hadis yang
berdasarkan pada perbuatan, perilaku, atau sikap yang
dilakukan oleh Rasulullah. Artinya, hadits tersebut dapat
dikatakan sebagai cerminan amalan-amalan yang telah
dilakukan Rasulullah. Perbuatan, tindakan, perilaku, dan
sikap yang dilakukan oleh Rasullulah tersebut dapat
dijadikan sebagai sebuah pedoman hidup umat muslim. 4
Pada umumnya, jenis hadis yang satu ini berasal dari
sahabat-sahabat atau orang terdekat Rasulullah. Mereka
menyaksikan sendiri secara langsung perilaku-perilaku
yang dilakukan Rasulullah, sehingga dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan perbuatan tertentu termasuk
ibadah.5
3. Taqririyah (ketetapan)
Setelah fi’liyah (perbuatan) yaitu taqririyah
(ketetapan) yang merupakan hadis yang berisi ketetapan
atau tidak berkomentarnya Rasulullah Saw. terhadap apa
4
Jamil Ahmad, Sejarah Kebudayaan Dinamika Islam (Gresik: Putra Kembar Jaya,
2011).
5
‘Hadits Fi’liyah: Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Contohnya - Jaya Podium’
<https://podiumminimalis.com/blog/hadits-filiyah/> [accessed 3 October 2023].
7
Epistemologi Matan Hadis
6
‘Apakah Pengertian Taqrir Menurut Islam? - Spiritualisme / Muslim - Dictio
Community’ <https://www.dictio.id/t/apakah-pengertian-taqrir-menurut-
islam/23577> [accessed 3 October 2023].
7
Moh. Turmudi, ‘AL SUNNAH; Telaah Segi Kedudukan Dan Fungsinya Sebagai
Sumber Hukum’, Jurnal Pemikiran Keislaman, 27.1 (2017), 1–12
<https://doi.org/10.33367/tribakti.v27i1.255>.
8
Epistemologi Matan Hadis
9
Epistemologi Matan Hadis
َعْن َأِبْي َح ْم َز ة َأَنِس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهللا َتَعاَلى َع ْنُه َخ اِد ِم
(َال: الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َعْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل
ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى ُيِح َّب َألِخ ْيِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِس ِه) َر َو اُه ْالُبَخ اِرّي
َو ُم ْسِلٌم.
Dari Abu Hamzah –Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu– pembantu Rasulullah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah salah seorang di
antara kalian beriman (dengan keimanan yang sempurna)
sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai
untuk dirinya sendiri.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Perbuatan Kenabian
Segala perbuatan dan tingkah laku Nabi yang
dilihat oleh para sahabatnya dan kemudian disebarkan
oleh orang lain yang mengenal Nabi dianggap sebagai
perbuatan kenabian.10 Dapat diketahui juga bahwa
ketetapan kenabian merupakan semua perbuatan yang
disandarkan kepada Rasulullah. Perbuatan kenabian
sendiri mencakup perbuatan agama dan duniawi. Dan
biasanya terkait dengan penjelasan dalam hal ibadah
dan penyelenggaraan hukum islam. Misalnya dalam
hadits yang sangat masyhur tentanng tata cara sholat,
beliau bersabda :
10
Nasution and Dkk.
11
Epistemologi Matan Hadis
.(َص ُّلْو ا َك َم ا َر َأْيُتُم ْو ِنْي ُاَص ِّلْي (رواه البخارى ومسلم عن مالك
12
Yatim.
13
Epistemologi Matan Hadis
13
Ahmad.
14
Epistemologi Matan Hadis
14
Muhammad Basir Syam, ‘Kebijakan Dan Prinsip Prinsip Kenegaraan Nabi
Muhammad Saw Di Madinah ( 622-632 M )’, Kritis Jurnal Sosial Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 1.1 (2015), 157–74.
15
(Bahrul Ulum, 2023)
15
Epistemologi Matan Hadis
16
Epistemologi Matan Hadis
3. Ketetapan Kenabian
Pengakuan Nabi yaitu terjadi ketika seseorang
melakukan suatu perbuatan pada masa Nabi, dan Nabi
mengetahui apa yang dilakukan orang tersebut dan
sebenarnya beliau mampu menolaknya, namun Nabi
tetap diam dan tidak membantah, itulah yang disebut
dengan ketetapan kenaabian 17. Dalam beberapa situasi,
Nabi Muhammad SAW. menggunakan tindakan diam-
diam tanpa persetujuan untuk menunjukkan persetujuan
atas suatu perbuatan atau praktik tertentu. Misalnya,
jika beliau diam ketika seorang sahabat melakukan
sesuatu, itu menunjukkan bahwa beliau setuju dengan
tindakan sahabat tersebut. Demikian definisi ketetapan
kenabian, yang mana hal tersebut sangat penting dalam
penetapan suatu hukum tertentu. Oleh karena itu,
Ketetapan Kenabian pastinya dapat menambah
16
Zaen Musyirifin, ‘Implementasi Sifat-Sifat Rasulullah Dalam Konseling
Behavioral’, Al - Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 11.2 (2020), 151–59
<https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alirsyad/article/view/2088>.
17
Mohamad Rana, ‘Pengertian ( Etimologi ) Sunnah’.
17
Epistemologi Matan Hadis
18
Epistemologi Matan Hadis
18
yang menghargai nilai-nilai setiap individu . Apakah
kita ingin mengetahui efektif tidaknya pertumbuhan
kebudayaan Islam Nabi Muhammad SAW, kita perlu
melihat dari kebudayaan itu sendiri dan melihat apakah
sudah berubah.
18
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, 16th edn (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004).
19
Lukman Maulana Hakim, Pengantar Ilmu Hadits.
19
Epistemologi Matan Hadis
21
Epistemologi Matan Hadis
a. Isu Globalisasi
b. Maraknya Migrasi
22
Epistemologi Matan Hadis
j. Kesetaraan gender
20
H. Hairillah, ‘Kedudukan As-Sunnah Dan Tantangannya Dalam Hal Aktualisasi
Hukum Islam’, Mazahib, Vol. XIV,.1–20 (2015), 193.
21
Iskandar Usman, ‘Hadis Pada Masa Rasulullah Dan Sahabat: Studi Kritis
Terhadap Pemeliharaan Hadis’, El-USRAH: Jurnal Hukum Keluarga, 4.1 (2021),
47 <https://doi.org/10.22373/ujhk.v4i1.9173>.
23
Epistemologi Matan Hadis
22
Alfiah, Hadits Tarbawi: Pendidikan Islam Tinjauan Hadits Nabi (Pekanbaru: Al-
Mujtahidah Press, 2011).
24
Epistemologi Matan Hadis
23
. Namun, penting juga untuk diingat bahwa
pemahaman dan pengamalan ajaran kebijaksanaan Nabi
Muhammad harus didasarkan pada ilmu yang benar.
Oleh karena itu, pendidikan agama dan penelitian yang
24
mendalam tentang ajaran Islam sangatlah penting .
Kita harus mencari ilmu dari sumber-sumber yang sahih
dan terpercaya, dan tidak boleh mengikuti pandangan
atau interpretasi yang tidak memiliki dasar yang kuat
dalam agama.
D. Diskusi/Analisis
Isu
Jawaban
26
Epistemologi Matan Hadis
E. Kesimpulan
27
Epistemologi Matan Hadis
28
Epistemologi Matan Hadis
29
Epistemologi Matan Hadis
30