Berdasarkan analisa hukum Islam akibat penundaan pembagian harta
warisan di Kabupaten Aceh Tamiang sebagaimana yang telah daparkan sebelumnya, penulis berusaha untuk membuat satu kesimpulan. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Adapun alasan penundaan pembagian harta warisan di Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebagai berikut: a. Menghargai, menghormati dan menjaga perasaan bagi salah satu orang tua yang masih hidup di tengah-tengah ahli waris; b. Merasa itu hasil usahanya bersama pasangannya semasa hidup; c. Kronologis yang rumit mengenai asal-usul modal usaha akibat penundaan yang pernah dilakukan; d. Kekhawatiran akan terjadi penjualan harta warisan di mana menurut asumsi adat bahwa harta warisan merupakan “harta panas”; e. Hingga cukup umur harta tidak didistribusikan, dan f. Penahanan atas dasar kesepakatan seluruh ahli waris agar menjadi kenang- kenangan dan tempat persinggahan/berkumpul di hari-hari istimewa. 2. Adapun akibat penundaan pembagian harta warisan di Kabupaten Aceh Tamiang dikelompokkan kepada 2 (dua) aspek, yaitu: a. Aspek Kehartaan 1) Harta warisan hilang jejak dan rumit, karena pihak-pihak ahli waris yang terlibat dalam penjualan untuk dijadikan modal usaha telah meninggal, sementara pengelola usaha yang tingkat kekerabatannya bersilang simpul tidak menanggapi bahkan menepis tuntutan para ahli waris yang menuntut haknya. 2) Harta warisan digunakan untuk keperluan ahli waris yang biasanya merupakan pihak adikuasa dalam keluarga 3) Harta warisan dijual oleh salah satu atau sebagian ahli waris kepada ahli waris lainnya atau kepada pihak lain. 4) Harta warisan rusak, dirusak atau musnah akibat tindakan tidak bertanggung jawab atau akibat dimakan masa. b. Aspek Hubungan Keluarga 1) Terjadi klaim kedurhakaan, pengucilan, perselisihan internal keluarga 2) Terjadi ujaran kebencian kepada salah satu ahli waris atau sebagian ahli waris 3) “Mindernya” salah seorang ahli waris akibat tuntutannya atau karena tindakan penundaannya yang mengakibatkan berkurang, rusak atau musnahnya harta warisan. 3. Adapun tinjauan hukum Islam terhadap penundaan pembagian harta warisan di Kabupaten Aceh Tamiang, bedasarkan analisis yang penulis gunakan adalah: a. Alasan kemaslahatan atas penundaan pembagian harta warisan sebagaimana dikemukakan oleh masyarakat (narasumber) dikategorikan sebagai maslahah mulghah karena bertolak belakang dengan prinsip- prinsip hak kepemilikan yang seharusnya harta tersebut wajib segera didistribusikan kepada pemilik hak. b. Banyaknya perhatian syarak baik melalui Alquran maupun Hadis mengenai penyegeraan pendistribusian atas hak-hak kepemilikan menjadikan penyegeraan pendistribusian harta warisan tersebut tergolong pada kategori maslahah mu’tabarah. c. Penundaan pembagian harta warisan bertentangan konsep al-kulliyatu al- khamsah yaitu hifzu al-mal yang berarti memelihara harta. Maka demi mencapai الح2222 جلب المصharus dilakukan د2222 درء المفاسyang konsepnya meninggalkan praktek penundaan hak waris. Mafsadah dapat dilihat dari banyaknya dampak-dampak yang timbul akibat penundaan tersebut sayang sarat dengan nilai-nilai mudarat di dalamnya. B. Saran Konflik kewarisan sebagian besar berawal dari penundaan pembagian harta warisan, dengan demikian jika tindakan ini dihentikan maka akan menghilangkan sebahagian besar problematika kewarisan yang ada. Oleh sebab itu, beberapa pihak kami sarankan agar benar-benar menyampaikan perihal dampak-dampak yang terjadi akibat penundaan yang dilakukan selama ini yang tujuannya agar keluarga-keluarga yang masih tertahan harta warisannya segera didistribusikan. Penulis yakin masih banyak masyarakat yang merasakan dampak dari tindakan ini dan luput dari pemilahan narasumber dalam penelitian ini. hal menguji kualitas melalui narasumber yang terbatas.ini karena keterbatasan penulis serta ketentuan penelitian kualitatif yang hanya memrlukan sedikit responden sebagai narasumber.