Anda di halaman 1dari 21

Fikih 501 :

PEMBAGIAN
WARIS SAMA
RATA
PERSEPEKTIF MAQASHID SYARIAH

‫مرحبا‬
Dosen Pengampu : Ust. Ganang Prihatmoko, B.A., M.A. ‫مرحبا‬
Oleh :
Kelompok 2, Mahasiswa IOU MAIS FALL 2023 :
Irpan Jamaludin, Rahadiyan Faisal, Fatwa Hamidan,
Noviar Daris, Muhammad Iqbal
DAFTAR ISI
Muqaddimah Pembahasan

01. Latar Belakang & Tujuan.


Maqashid Syariah dan kaitan
dengan hukum waris.
03. Alasan yang menyebabkan
pembagian waris sama rata
dan tinjauan terhadap alasan
tersebut persepektif Maqashid
Oleh : Irpan Jamaludin & Noviar Daris Syariah.
Pembahasan
02.
Oleh : Rahadian Faisal
Ayat dan Hadits terkait hukum

04.
waris dan bagian yang Kesimpulan & Saran
ditentukan syariat untuk laki- Oleh : Muhammad Iqbal
laki dan perempuan.
Oleh : Fatwa Hamidan
01
Muqaddimah ‫المقدمة‬
Latar Belakang & Tujuan.
Maqashid Syariah dan
kaitannya dengan hukum waris.

Oleh : Irpan Jamaludin &


Noviar Daris Saputro
Latar belakang & Tujuan
Islam merupakan agama yang bersifat universal. Ajaran Islam tidak hanya memuat
permasalahan ibadah, akan tetapi mencakup seluruh aktifitas manusia. Islam juga teramat
memperhatikan jerih payah umat manusia serta harta yang dihasilkan dari jeri payah itu.
Termasuk ajaran islam yang berkaitan dengan harta adalah hukum waris. Dimana dihukum
waris ini dijelaskan bagian-bagian harta peninggalan bagi ahli waris. Pembagian harta
warisan sesuai dengan ketetapan yang telah Allah tetapkan didalam al-Qura’n dan hadis
merupakan sebuah ketentuan yang mutlaq untuk ditaati dan dijalankan. Akan tetapi
belakangan ini banyak ulama dan tokoh yang mencoba untuk sedikit menggubah teori-teori
tersebut dan menggadengnya dengan asas maslahah, istihsan, sad dzari’ah dan asas
maqashid. Diantara yang mereka ubah dari hukum waris adalah menyamakan bagian anak
laki-laki dan perempuan. Berangkat dari hal ini maka dalam presentasi kali ini akan
mengkaji bagaimana tinjauan maqashid Syariah terhadap pembagian waris sama rata antara
anak laki-laki dan perempuan.
Maqashid Syariah dan kaitan dengan hukum waris
Maqashid syariah memiiki kedudukan yang agung dan penting di dalam memahami hukum syar‘i yang
bertujuan untuk kemaslahatan para hamba di dalam mendatangkan kemaslahatan dan menghindari
kemudharatan. (Al-Kabaisi,2017)
Tujuan maqashid syariah dalam penentuan pembagian harta warisan ialah :
1. Memelihara Agama (Hifdhud-din)
Memelihara agama juga terwujud pada pelaksanaan di segala ketentuan yang terdapat dalam
hukum mawarits, dengan tetap mengikuti ketetapan Allah dalam masalah kewarisan, maka
hal tersebut merupakan bukti ketaatan seseorang terhadap hukum Allah. Dengan begitu
tercapailah tujuan dari pada hukum Islam yaitu menegakkan kebenaran dan keadilan,
mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya dan memelihara silaturahim atau hubungan kasih
sayang diantara ahli waris.
Maqashid Syariah dan kaitan dengan hukum waris
2. Memelihara jiwa (Hifdhun-nafs)
Memelihara jiwa dalam kewarisan Islam juga terwujud dari adanya ketentuan bahwa pembunuhan
menghalangi seseorang untuk mendapatkan warisan. Ketentuan tersebut menunjukkan adanya hubungan
saling melindungi antara ahli waris dan pewaris dalam hal penjagaan dirinya terhadap harta. Diharapkan
agar dengan terselenggaranya pembagian harta waris yang sudah ditentukan oleh Allah bagian masing-
masing ahli waris maka tidak ada jiwa yang terganggu, terutama terganggunya psikis dari salah satu ahli
waris yang dikarenakan kekecewaan terhadap hasil dari pembagian waris yang dianggap kurang adil
kepada pada ahli waris.

3. Memelihara Keturunan (Hifdhun-nasl)


Islam memberikan cukup perhatian yang besar terhadap perlindungan keluarga dan mengayomi untuk mewujudkan
ketenangan dalam menjamin kehidupan keluarga yang rukun melalui memuliakan nasab tersebut. Tujuan syariat dari
adanya pemeliharaan keturunan terealisasikan dalam menjaga keutuhan dan kerukunan antar anggota keluarga. Hal
ini direalisasikan dalam hukum kewarisan Islam yang dimanapara ahli waris mendapatkan sesuai bagiannya masing-
masing agar tidak terjadi perpecahan dalam keluarga.
Maqashid Syariah dan kaitan dengan hukum waris

4. Memelihara Harta (Hifdhul-mal)


Tujuan syariat atas pemeliharaan harta yakni harta waris dibagikan secara adil kepada ahli waris yang
berhak menerimanya. Agar terhindar dari memakan atau mengambil barang (harta) milik orang lain
dengan cara yang bathil, sehingga dengan membagi sesuai dengan sistem kewarisan Islam, seluruh ahli
waris mendapat harta warisan sesuai dengan porsinya, tidak ada penimbunan harta pada seseorang
saja. (Syayidah,2022)
02.
Pembahasan ‫البحث‬
Ayat dan Hadits terkait hukum waris dan
bagian yang ditentukan syariat untuk
laki- laki dan perempuan.

Oleh : Fatwa Hamidan


Dalil tentang waris
Sebelum datangnya Islam di masyarakat jahiliyah wanita dan anak-anak kecil tidak boleh
mendapatkan harta warisan. Harta warisan hanya bagi laki-laki dewasa.
Lalu datanglah syariat Islam yang menghapus dan membatalkan hukum jahiliyyah tersebut. Allah
Ta’ala berfirman

‫ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا َتَر َك اْلَو اِلَد اِن َو اَأْلْقَر ُبوَن َو ِللِّنَس اِء َنِص يٌب ِمَّم ا َتَر َك اْلَو اِلَد اِن َو اَأْلْقَر ُبوَن ِمَّم ا َقَّل ِم ْنُه َأْو َك ُثَر َنِص يًبا َم ْفُروًضا‬

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi
orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit
atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (QS. An-Nisa’: 7)
(Al-Utsaimin,e.d)
Dalil tentang waris
Allah Ta’ala dengan tegas menyatakan,

‫ُيوِص يُك ُم ُهَّللا ِفي َأْو اَل ِد ُك ْم ِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ اُأْلْنَثَيْيِن‬

“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian waris untuk) anak-anakmu, yaitu bagian
seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.” (QS. An-Nisa’: 11)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

‫َأْلِح ُقْو ا اْلَفَر اِئَض ِبَأْه ِلَها َفَم ا َبِقَي َفُهَو َأِلْو َلى َر ُج ٍل َذ َك ٍر‬

“Berikanlah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya, sedangkan sisanya untuk
kerabat laki-laki yang terdekat.” (HR. Bukhari no. 6737) (Al-Utsaimin, e.d.)
03.
Pembahasan ‫البحث‬
Alasan yang menyebabkan pembagian waris
sama rata dan tinjauan terhadap alasan
tersebut persepektif Maqashid Syariah

Oleh : Rahadian Faisal


Beberapa alasan yang menyebabkan pembagian waris sama rata:

Kesepakatan Menghindari
01 02
seluruh ahli perselisihan antar
waris keluarga

Alasan
Ahli waris kurang Merasa pembagian
memahami hukum 03 04 waris dengan hukum
waris Islam Islam itu tidak adil
Beberapa alasan :
1. Kesepakatan seluruh ahli waris
=>Dilakukan musyawarah oleh para ahli waris dalam menentukan porsi bagi waris dengan prinsip
saling ridho.
=>Pada beberapa kasus, porsi waris dihitung secara hukum Islam, akan tetapi setelahnya
dimusyawarahkan agar porsi waris diseuaikan.
2. Ahli waris kurang memahami hukum waris Islam
=>Minimnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana membagi waris dengan hukum Islam.
=>Kentalnya pengaruh adat dan kebiasaan dalam pembagian waris di masyarakat.
3. Menghindari perselisihan antar keluarga
=>Beberapa pihak ahli waris merasa dirugikan jika pembagian waris dilakukan secara hukum Islam
sehingga akan timbul perselisihan antar keluarga.
Beberapa alasan :
4. Merasa pembagian waris dengan hukum Islam itu tidak adil
=>Ahli waris tertentu merasa lebih berjasa terhadap mayit sehingga menuntut porsi waris lebih banyak
=>Ahli waris tertentu dinilai kurang berkontribusi selama masa hidup mayit sehingga dinilai ahli waris
lain layak mendapatkan porsi waris yang lebih sedikit
=>Menganggap laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama rata dalam porsi waris
=>Di masa sekarang perempuan juga banyak yang bekerja mencari nafkah, di sisi lain ada juga laki-
laki yang malas bekerja
(Daud 2018; Muna, 2022)
Beberapa alasan :
Alasan pembagian waris sama rata tersebut dianggap terdapat maslahat di dalamnya dan sesuai
dengan maqashid syariat seperti:
1. Menjaga jiwa. Pembagian waris sama rata dianggap akan menyebabkan tidak adanya jiwa yang
terganggu karena konflik atau perselisihan.
2. Menjaga keturunan dan kehormatan. Pembagian waris sama rata dianggap dapat menjaga
hubungan kekerabatan dan menghindarkan para ahli waris berbuat hal-hal yang menjatuhkan
kehormatan.
3. Menjaga harta. Pembagian waris sama rata dianggap dapat menjaga harta karena semua
mendapatkan porsi waris sesuai dengan hasil musyawarah dan saling ridho.
4. Menjaga akal. Pembagian waris yang menimbulkan perselisihan akan dapat merusak akal.
(Irwana, 2021; Muna, 2022)
Tinjauan maqashid syariah terhadap alasan tersebut
Alasan-alasan tersebut merupakan maslahat yang mulghoh atau dibatalkan karena bertentangan
dengan syariat. Segala sesuatu yang bertentangan dengan syariat maka bukanlah merupakan
maslahat. (Wahyudani, 2022)
Maqashid syariah yang paling utama adalah menjaga agama yaitu dengan membagi waris sesuai
dengan syariat Islam. Bahkan aturan-aturan maqashid lainnya adalah untuk menjaga agama.
Dengan terjaganya agama maka maqashid lain pun akan terjaga karena agama memerintahkan
kita untuk menjaga semua tujuan syariah. (Fiqh 501, Modul 8, halaman 7)
Kaitan hukum waris dengan Maqashid Syariah
Ketika hukum waris dilaksanakan maka akan tercapai maka akan tercapai maqashid Syariah
berikut ini :
1. Menjaga agama karena menjalankan syariat Allah dalam hal membagi waris,
2. Menjaga harta karena setiap ahli waris mendapatkan sesuai dengan haknya dalam syariat,
3. Menjaga jiwa, akal, dan keturunan karena dengan adanya aturan baku pembagian waris justru
akan menghindarkan konflik dan perselisihan antar ahli waris yang dapat merusak jiwa, akal, dan
hubungan kekeluargaan dengan catatan setiap ahli waris memahami dan menerima hukum waris
Islam. (Daud, 2018; Muna, 2022)
04.
Kesimpulan ‫الخاتمة‬

& Saran
Oleh : Muhammad Iqbal
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Daud, Zakiul Fuady Muhammad. (2018). Menyoal Rekonstruksi Maqashid dalam
Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 12-15
Irwana, Eiga. (2021). Pembagian Harta Waris Secara Kekeluargaan Ditinjau dari
Maqasid Syariah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 54-58
Module 8 Fiqh 501 - Pemeliharaan Agama. Islamic Online University, Master of Arts in
Islamic Studies, 1-7
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, e.d. Talkhis Fiqhul Faroidh
Muna, Syayidah Luklukil. (2022). Tinjauan Maqashid Syariah terhadap Pembagian
Warisan Sama Rata. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 64-67,
77-80
Sa‘ad abdurrahman faraj al kabaisi,(2017) maqashid syariah fis sunah an
nabawiyah, penerbit Darus Salam, hal 77.
Wahyudani, Zulham. (2022). Bagian Warisan Anak Perempuan pada Penetapan
Nomor
18/pdt.p/2021/ms.lgs dalam Perspektif Maqashid Syariah. Al-Qadha: Jurnal Hukum
Islam dan Perundang-Undangan Volume 9 No 2, 330-337
‫شكرا‬
‫جزاكم هللا خيرا‬

Anda mungkin juga menyukai