Oleh :
Kelompok 11
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
الر ِحيْم
الرحْ َم ِن ﱠ
س ِم ﱠ ِ ﱠ
ْ ِب
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang
telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya,
sehingga makalah dengan judul Pandangan Ulama Tentang Hukum
Perkawinan dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan seluruh alam nabiyullah Muhammad SAW. Yang telah
mengantarkan kita dari alam kegalapan menuju cahaya terang benderang,
yang telah mengeluarkan kita dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
Semoga kelak kita mendapat syafaat beliau diyaumil akhir. Aamiin.
Adapun penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Keluarga Di Negara-Negara Indonesia. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai pengertian hukum keluarga, pengertian peminangan,
mahar, saksi nikah dan hak nafkah serta pandangan ulama tentang
peminangan, mahar, saksi nikah dan hak nafkah.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam penulisan, pelafalan, penyampaian materi, maupun
penjelasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari ibu dosen dan juga teman-
teman semua sangat kami nantikan agar terciptanya makalah yang baik dan
benar.
Kelompok 11
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................... 16
A. Kesimpulan....................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................. 16
A. Latar Belakang
Salah satu bentuk ketaatan manusia kepada Allah SWT adalah,
bahwa dalam rangka penyaluran hasrat seksual antara laki-laki dan
perempuan haruslah didasarkan pada ikatan yang telah ditentukan-Nya,
yaitu melalui lembaga perkawinan sebagai lembaga yang suci, sakral
bagi umat Islam. Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan
berlaku pada setiap makhluk ciptaan Allah SWT, baik itu pada manusia,
hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Hal ini merupakan salah satu cara
yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk
berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. Perkawinan akan berperan
setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang
positif dalam mewujudkan tujuan dan perkawinan itu sendiri. 1
Tujuan ideal perkawinan menurut hukum perkawinan adalah
membantuk sebuah keluarga (rumah tangga) bahagia dan kekal,
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang perkawinan yang menyatakan: “Ikatan lahir dan
batin antara seoarang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
untuk membentuk keluarga bahagai dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”.2 Selain membentuk keluarga bahagia, suami isteri juga
saling membantu dan melengkapi, agar masing-masing dapat
mengembangkan kepribadian membantu dan mencapai kesejahteraan
spritual dan materil.3
Dalam Islam, perkawinan menjadi suatu ikatan yang suci, tak heran
bila syariat mengatur dengan begitu jelas terkait ihwal perkawinan, mulai
dari hal-hal yang bersifat teknis hingga yang bersifat praktis. Salah
satunya adalah dengan disyariatkannya peminangan sebelum akad nikah
1
Aminuddin Slamet Abidin, Fiqih Munakahat, (Jakarta:PT Insan Citra, 1994), h.9.
2
Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
3
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Keluarga, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2011),
h.9.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum perkawinan?
2. Apa pengertian peminangan, mahar, saksi nikah dan hak nafkah?
3. Bagaimana pandangan ulama tentang peminangan, mahar, saksi nikah
dan hak nafkah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum perkawinan.
2. Untuk mengetahui pengertian peminangan, mahar, saksi nikah dan
hak nafkah.
3. Untuk mengetahui pandangan ulama tentang peminangan, mahar,
saksi nikah dan hak nafkah.
4
Tinuk Dwi Cahyani, S.H., S.HI., M. Hum, Hukum Perkawinan, (Malang: UMM
Press, 2020), h.1.
5
Prof. Dr. Jamaluddin, S.H., M. Hum dan Nanda Amalia, SH, M. Hum, “Buku
Ajar Hukum Perkawinan, (Sulawesi: Unimal Press, 2016), h.18.
6
Dr. H. Kumedi Ja’far, S.Ag., M.H., Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia,
(Bandar Lampung: Arjasa Pratama, 2021), h.2.
7
Rinda Setiyowati, “Konsep Mahar Dalam Perspektif Imam Syafi’I Dalam
Kompilasi Hukum Islam”, Dalam Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2020.
8
Dr. H. Kumedi Ja’far, S.Ag., M.H., Hukum …, h. 93-94.
9
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), h.
463.
10
Hairul Hudaya, “Hak Nafkah Isteri (Perspektif Hadits dan Kompilasi Hukum
Islam)”, Dalam Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No.1, Januari-Juni 2013, h.26.
ﺎﺣ َذ ُرْوﻩُ َۚو ْاﻋﻠَ ُﻤْٓﻮا اَ ﱠن ا َّٰ َﻏ ُﻔ ْﻮٌر َﺣﻠِﻴْ ٌﻢ ِ ٓ ِ ࣖ ﻳـﺒـﻠُ َﻎ اﻟْ ِﻜﺘٰﺐ اَﺟﻠَﻪ ٗ◌ ۗواﻋﻠَﻤٓﻮا اَ ﱠن ا ٰ ﻳـﻌﻠَﻢ ﻣﺎ
ْ َﰲ اَﻧْـ ُﻔﺴ ُﻜ ْﻢ ﻓ
ْ َ ُ ْ َ َّ ُْ ْ َ َ ُ َْ
Dalam hadis Nabi dari Jabir menurut riwayat Ahmad dan Abu
Daud dengan sanad yang dipercaya, Rasulullah SAW bersabda:
ِ إذَا ﺧﻄَﺐ أَﺣ ُﺪ ُﻛﻢ اﻟْﻤﺮأَةَ ﻓَِﺈ ْن اسﺘَﻄَﺎع أَ ْن ﻳـﻨْﻈُﺮ ِﻣْﻨـﻬﺎ َإﱃ ﻣﺎ ﻳ ْﺪﻋﻮﻩ َإﱃ ﻧِ َﻜ
ﺎﺣ َﻬﺎ ﻓَـﻠَْﻴـ ْﻔ َﻌ ْﻞ ُُ َ َ َ َ َ َ ْ َْ ْ َ َ َ
11
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh
Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Edisi Pertama, Cetakan Ke-3 (Jakarta:
Kencana, 2011), h.55.
اَ ْﻋ ِﻄ َﻬﺎ: ﺎل ﻟَﻪُ َر ُس ْﻮ ُل ﷲِ ص ِ َﻟَ ﱠﻤﺎ ﺗَـﺰﱠوج ﻋﻠِﻲ ﻓ: ﺎل
َ َﺎﻃ َﻤﺔَ ﻗ َ َ َ ﱞ ٍ َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒﱠ
َ َﺎس رض ﻗ
ﻚ اْﳊُﻄَ ِﻤﻴﱠﺔُ؟ اﺑﻮ داود و اﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ِ َ َﻗ. ٌﻣﺎ ِﻋْﻨ ِﺪى َﺷ ْﻲء:
َ ُاَﻳْ َﻦ د ْرﻋ: ﺎل َ ﺎل
َ َﻗ. َﺷْﻴـﺌًﺎ
12
Muhammad Shuhufi, “Mahar dan Problematiknya (Sebuah Telaah Menuurt
Syari’at Islam)”, dalam Jurnal Hukum Diktum Volume 13, Nomor 2, Tahun 2015., h.126.
13
Ali Hasan, Perbandingan Mazhab Fiqih, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),
h. 146.
14
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 3, (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2010), h. 272.
15
Slamet Abidin, Aminudin, Fiqih Munakahat 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1999),
h. 99.
A. Kesimpulan
Hukum Perkawinan merupakan bagian dari Hukum Islam yang
memuat ketentuan tentang ihwal perkawinan. Yakni dijelaskan
bagaimana proses dan prosedur menuju terbentuknya ikatan perkawinan,
bagaimana cara menyelenggarakannya akad perkawinan menurut
hukum, bagaimana cara memelihara ikatan lahir batin yang telah di
ikrarkan.
B. Saran
Demikian persembahan makalah kami yang sangat amat penuh
dengan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari ibu
dosen dan juga teman-teman sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah-makalah kami selanjutnya.
Buku
Jurnal
Hudaya, Hairul. “Hak Nafkah Isteri (Perspektif Hadits dan Kompilasi Hukum
Islam)”, Dalam Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No.1, Januari-
Juni 2013.
Setiyowati, Rinda. “Konsep Mahar Dalam Perspektif Imam Syafi’I Dalam
Kompilasi Hukum Islam”, Dalam Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 7
No. 1 Januari - Juni 2020.
Pasal-Pasal