(RPP)
Disusun oleh :
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama,toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai xerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup simulasi dan komunikasi digital dan dasar bidang Agribisnis dan
Agroekoteknologi pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.8. Menerapkan Penanganan Kelahiran Ternak Ruminansia
4.8. Melakukan Penanganan Kelahiran Ternak Ruminansia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan proses penanganan kelahiran ternak ruminansia
melalui diskusi dengan baik
2. Peserta didik menentukan manajemen pemeliharaan anak ternak ruminansia perah
melalui diskusi dan video yang ditayangkan dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
1. Proses Penanganan Kelahiran Ternak Ruminansia
2. Manajemen Penanganan Kelahiran Ternak Ruminansia
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Presentase, Kuis
3. Model Pembelajaran : Discovey Learning
G. Media Pembelajaran
1. Alat : spidol, papan tulis, laptop dan layar LCD
2. Media : video manajemen pemeliharaan, PPT
H. Sumber Belajar
https://datapeternakan.blogspot.com/2016/03/tahapan-kelahiran-ternak-ruminasi.html
http://mujahidunhas.blogspot.com/2012/10/proses-kelahiranpartus-ternak.html
https://kandangbambu.wordpress.com/2010/01/25/penanganan-proses-kelahiran-pada-
ternak-kambing/
Aprily, N. U. , P. Sambodho dan D. W. Harjanti. 2016. Evaluasi Kelahiran Pedet Sapi
Perah di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
Baturraden. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,
Semaran
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
3 JP @ 45 menit
Tahapan Sintaks Kegiatan guru Kegiatan peserta didik Alokasi waktu
Kegiatan Awal Orientasi Guru membuka pelajaran dengan Peserta didik menjawab salam dan
mengucap salam dan berdoa berdoa 10 menit
Guru mempresensi kehadiran peserta Peserta didik mendengarkan guru
didik
Guru mengkondisikan kelas Peserta didik mempersiapkan diri
Guru memeriksa persiapan peserta Peserta didik bersiap mengikuti
didik dalam belajar pelajaran
Apersepsi Guru menggali pengetahuan peserta Peserta didik menyimak dan
didik melalui pertanyaan : menjawab pertanyaan dari guru
Sebelumnya kalian sudah mempelajari
tentang mengevaluasi induk bunting
ternak ruminansia. Anak-anak,
sebutkan bagaimana cara
mengevaluasi induk bunting? Peserta didik menyimak dan
Guru memancing peserta didik dengan menjawab pertanyaan dari guru
bertanya :
Nah, setelah kalian mempelajari
tentang mengevaluasi induk bunting,
apa lagikah yang akan kita pelajari
anak-anak?
Motivasi Guru membagikan pengalaman dan Peserta didik memperhatikan
bercerita tentang pentingnya melakukan penjelasan guru
penanganan terhadap kelahiran ternak
ruminansia
Guru menginformasikan tujuan Peserta didik menyimak penjelasan
pembelajaran hari ini dari guru
Kegiatan Inti Stimulus Guru membagi peserta didik ke dalam Mengamati : 25 menit
kelompok yang beranggotakan 4-5 Peserta didik membentuk kelompok
orang secara heterogen sesuai dengan instruksi guru
Guru memberikan stimulasi dengan Peserta didik menyimak penjelasan
menunjukkan gambar-gambar proses guru
penanganan kelahiran ternak
ruminansia
Guru meminta kepada peserta didik Peserta didik melakukan
untuk mengamati masing-masing pengamatan dan mencatat sesuai
gambar-gambar dengan instruksi guru
Problem Statement Peserta didik diminta untuk Menanya :
menyampaikan tanggapan dari kegiatan Peserta didik menyampaikan
mengamati gambar-gambar penanganan tanggapan dan pertanyaan dari
kelahiran ternak. kegiatan mengamati video yang
Anak-anak, setelah mengamati gambar- ditayangkan
gambar proses penanganan kelahiran
ternak, apa tanggapan kalian?
Guru membagikan LKPD
Hipotesis Guru mengarahkan peserta didik Mengumpulkan Data
Generation membuat hipotesis generation Peserta didik memberikan jawaban
yang diduga benar pada LKPD
Hipotesis Testing Guru mengarahkan peserta didik Mengasosiasi
menyusun hipotesis testing Perencanaan :
Peserta didik menyusun proses
penanganan kelahiran ternak
ruminansia berdasarkan literatur
Guru mengarahkan peserta didik untuk Pelaksanaan :
membuktikan data berdasarkan literatur Peserta didik mencari literatur yang
sesuai materi proses penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Data Collecting :
Peserta didik mengumpulkan materi
dan data mengenai proses penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Analysis Data :
Peserta didik mengolah materi dan
data mengenai proses penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Kesimpulan :
Peserta didik membuat kesimpulan
mengenai proses penanganan kelahiran
ternak ruminansia berdasarkan hasil
yang diperoleh dan telah dibandingkan
dengan literatur
Presentasi Guru menginstruksikan kelompok yang Mengkomunikasikan
ditunjuk untuk mempresentasikan hasil Peserta didik melakukan presentasi
diskusi proses penanganan kelahiran hasil diskusi kelompok tentang proses
ternak ruminansia penanganan kelahiran ternak
Guru mengarahkan kelompok lain ruminansia
untuk menyimak dan menanggapi hasil Kelompok yang lain menyimak dan
presentasi menanggapi presentasi.
1) Menyimak materi yang
disampaikan
2) Menanyakan materi yang belum
dipahami
3) Mencatat informasi penting yang
disampaikan pendidik
Penarikan Guru mengarahkan peserta didik Peserta didik membuat kesimpulan
Kesimpulan membuat kesimpulan dari hasil dari hasil presentasi mengenai
presentasi mengenai proses proses penanganan kelahiran ternak
penanganan kelahiran ternak ruminansia
ruminansia
Tanya Jawab Guru memberikan kesempatan pada Peserta didik memberikan
peserta didik untuk bertanya bagi yang pertanyaan yang belum dipahami
belum memahami materi mengenai proses penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Evaluasi Guru meminta peserta didik menjawab Peserta didik menuliskan jawaban
evaluasi mengenai proses penanganan mengenai proses penanganan
kelahiran ternak ruminansia kelahiran ternak ruminansia
Kegiatan Penutup Guru menginstruksikan peserta didik Peserta didik menyimak dan 10 menit
Akhir mempersiapkan materi selanjutnya menanggapi pengarahan dari guru
tentang Manajemen Pemeliharaan Peserta didik berdoa dan menjawab
Kelahiran ternak ruminansia salam
Guru menutup pelajaran dengan doa
dan salam
Pertemuan II
3 JP @ 45 menit
Tahapan Sintaks Kegiatan guru Kegiatan peserta didik Alokasi waktu
Kegiatan Awal Orientasi Guru membuka pelajaran dengan Peserta didik menjawab salam dan
mengucap salam dan berdoa berdoa 10 menit
Guru mempresensi kehadiran peserta Peserta didik mendengarkan guru
didik
Guru mengkondisikan kelas Peserta didik mempersiapkan diri
Guru memeriksa persiapan peserta Peserta didik bersiap mengikuti
didik dalam belajar pelajaran
Apersepsi Guru menggali pengetahuan peserta Peserta didik menyimak dan
didik melalui pertanyaan : menjawab pertanyaan dari guru
Pada pertemuan sebelumnya, kalian
sudah mempelajari
Guru memancing peserta didik dengan
bertanya :
Nah berkaitan dengan materi ini, hal-hal
seperti apa yang kita lakukan agar anak
ternak ruminansia perah (pedet dan Peserta didik menyimak dan
cempe) tidak sakit? menjawab pertanyaan dari guru
Motivasi Guru menginformasikan tujuan Peserta didik memperhatikan
pembelajaran hari ini penjelasan guru
Guru membagikan pengalaman dan Peserta didik menyimak penjelasan
bercerita tentang pentingnya langkah- dari guru
langkah pemeliharaan pada pedet dan
cempe
Kegiatan Inti Stimulus Guru membagi peserta didik ke dalam Mengamati : 25 menit
kelompok yang beranggotakan 3-4 Peserta didik membentuk kelompok
orang secara heterogen sesuai dengan instruksi guru
Guru memberikan stimulasi dengan Peserta didik menyimak penjelasan
menunjukkan video manajemen guru
penanganan kelahiran ternak
ruminansia
Guru meminta kepada peserta didik Peserta didik melakukan
untuk mengamati video, kemudian pengamatan dan mencatat sesuai
menuliskan kegiatan-kegiatannya. dengan instruksi guru
Problem Statement Peserta didik diminta untuk Menanya :
menyampaikan tanggapan dari kegiatan Peserta didik menyampaikan
mengamati video tentang manajemen tanggapan dan pertanyaan dari
penanganan kelahiran ternak ruminansia kegiatan mengamati video yang
Anak-anak, setelah mengamati video ditayangkan
penanganan kelahiran ternak
ruminansia, apa tanggapan kalian?
Guru membagikan LKPD
Hipotesis Guru mengarahkan peserta didik Mengumpulkan Data
Generation membuat hipotesis generation Peserta didik memberikan jawaban
yang diduga benar pada LKPD
Hipotesis Testing Guru mengarahkan peserta didik Mengasosiasi
menyusun hipotesis testing Perencanaan :
Guru mengarahkan peserta didik untuk Peserta didik menyusun materi
membuktikan data berdasarkan literatur manajemen penanganan kelahiran
ternak ruminansia berdasarkan
literatur
Pelaksanaan :
Peserta didik mencari literatur yang
sesuai materi manajemen penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Data Collecting :
Peserta didik mengumpulkan materi
dan data mengenai manajemen
penanganan kelahiran ternak
ruminansia
Analysis Data :
Peserta didik mengolah materi dan
data mengenai manajemen
penanganan kelahiran ternak
ruminansia berdasarkan literatur untuk
menyelesaikan tugas
Kesimpulan :
Peserta didik membuat kesimpulan
mengenai materi manajemen
penanganan kelahiran ternak ruminansia
berdasarkan hasil yang diperoleh dan
telah dibandingkan dengan literatur
Presentasi Guru menginstruksikan kelompok yang MENGKOMUNIKASIKAN
ditunjuk untuk mempresentasikan hasil Peserta didik melakukan presentasi
diskusi mengenai manajemen hasil diskusi kelompok tentang
penanganan kelahiran ternak manajemen penanganan kelahiran
ruminansia ternak ruminansia berdasarkan
literatur
Guru mengarahkan kelompok lain Kelompok yang lain menyimak dan
untuk menyimak dan menanggapi hasil menanggapi presentasi.
presentasi 4) Menyimak materi yang
disampaikan
5) Menanyakan materi yang belum
dipahami
6) Mencatat informasi penting yang
disampaikan pendidik
Penarikan Guru mengarahkan peserta didik Peserta didik membuat kesimpulan
Kesimpulan membuat kesimpulan dari hasil dari hasil presentasi mengenai
presentasi mengenai materi manajemen manajemen penanganan kelahiran
penanganan kelahiran ternak ternak ruminansia
ruminansia
Tanya Jawab Guru memberikan kesempatan pada Peserta didik memberikan
peserta didik untuk bertanya bagi yang pertanyaan yang belum dipahami
belum memahami materi mengenai manajemen penanganan
kelahiran ternak ruminansia
Evaluasi Guru meminta peserta didik menjawab Peserta didik menuliskan jawaban
evaluasi mengenai manajemen mengenai manajemen penanganan
penanganan kelahiran ternak kelahiran ternak ruminansia
ruminansia
Kegiatan Penutup Guru menginstruksikan peserta didik Peserta didik menyimak dan 10 menit
Akhir mempersiapkan kegiatan praktikum menanggapi pengarahan dari guru
pada pertemuan berikutnya Peserta didik berdoa dan menjawab
Guru menutup pelajaran dengan doa salam
dan salam
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Kognitif)
Penilaian pengetahuan dilakukan adanya postest di akhir pembelajaran.
Penilaian postest dinilai berdasarkan intrument berupa soal pilihan ganda
untuk mengetahui wawasan anak dan kemampuan menerima pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Post-test yang dilakukan dengan test tertulis
memiliki mutu sebagai berikut :
Inisiasi Kelahiran
Inisiasi Kelahiran Fetus:
Fetus bertanggung jawab terhadap inisiasi partus pada hewan domestik (Jackson,
2004). Hal tersebut dimungkinkan akibat dari peningkatan ukuran fetus yang cepat,
meningkatnya masalah pertukaran antara zat sisa dengan nutrisi melalui plasenta,
perkembangan gerak aktif anggota gerak dan paru-paru fetus (Hunter, 1995) atau dapat
disebabkan oleh stres fetus akibat plasenta tidak mampu lagi menyuplai kebutuhan dan
tuntutan fetus.
Progesteron yang dihasilkan corpora lutea di ovarium konsentrasinya tinggi selama
kebuntingan. Fungsinya mencegah kontraksi myometrium uterus dan mencegah pengeluaran
fetus. Akan tetapi, dua minggu sebelum kelahiran, estrogen dan relaxin berangsur-angsur
meningkat, sedangkan progesteron menurun. Relaxin meningkat dalam darah sekitar 10-14
hari pada akhir masa gestasi. Ini diduga menyebabkan dilatasi cervix, distensi pelvis,
pertumbuhan mamae, dan menghambat kontraksi uterus.
Mekanisme induksi kelahiran dimulai dengan pelepasan hormon ACTH yang berasal
dari otak fetus setelah mencapai tahap perkembangan. Hormon ini menyebabkan reaksi
cascade sehingga terjadi pelepasan cortisol dari kelenjar adrenal fetus, yang menginduksi
pelepasan estron dan estradiol dari plasenta, yang kemudian menstimulasi uterus untuk
melepaskan prostaglandin yang menyebabkan regresi corpus luteum dan menghentikan
produksi progesteron. Kira-kira 1-2 hari sebelum kelahiran konsentrasi progesteron mulai
turun dalam sirkulasi. Pelepasan relaxin terjadi dalam 2-3 gelombang antara 44-26 jam
sebelum kelahiran dan puncaknya pada 14-22 jam dan kemudian turun sebelum keluarnya
genjik pertama. Baik estrogen dan relaxin menyebabkan perubahan cervix yang membuat
saluran kelahiran membuka. Kurang dari 10 jam, estrogen dalam darah meningkat dengan
cepat, dan kurang dari 9 jam otot uterus mulai kontraksi (Knox, 2008). Pada waktu yang
sama, prostaglandin dibawa ke pituitari anterior dan menyebabakan pelepasan oksitosin ke
dalam pembuluh darah. Oksitosin meningkat 9-4 jam sebelum kelahiran genjik pertama dan
puncaknya selama genjik dikeluarkan. Prostaglandin dalam darah juga meningkat selama
pengeluaran fetus. Pada kelahiran alami, oksitosin meningkat di atas level baseline (garis
dasar) yang hanya berjalan ketika nilai progesteron dalam darah turun di bawah 10 ng/ml.
a. Mekanisme Intra Uteri
- Faktor hormonal :
Fetus meregangkan serviks terjadi rangsangan ke otak, hipotalamus, Hipofisa anterior
mengeluarkan oxytosin :
Oxytosin merangsang uterus untuk memulai kontraksi . Progesteron, menjaga kebuntingan.
Menurun pada akhir kebuntingan, Estrogen meningkat, oksitosin tampil. Terjadi
kontraksi urat daging uterus
Estrogen, terbentuk sejak plasenta terbentuk. Semakin tinggi berat plasenta semakin
tinggi kadar estrogen. Bersama-sama dengan oksitosin merangsang uterus
berkontraksi.
- Peranan kortisol dalam kelahiran
Pemberian Dexamethasone (Dexadreson, 15 ml) dalam waktu pendek segera
sebelum atau menjelang kelahiran akan merangsang peningkatan
konsentrasi Cortisol Fetus dan merangsang proses kelahiran. Umumnya kelahiran
akan terjadi dalam waktu 72 Jam. Selanjutnya apabila induksi dilakukan lebih dari 7 –
10 hari sebelum waktu kelahiran, maka respons yang ditimbulkan lebih bervariasi dan
kejadian kegagalan induksi akan lebih sering terjadi. Kondisi tersebut dapat
diantisipasi dengan pemberian preparat corticosteroid yaitu Dexafort , 10 ml dalam
dosis medium, kemudian dilanjutkan satu (1) minggu kemudian pemberian periode
pendek preparat Dexadreson; 10-15 ml. Induk Sapi akan melahirkan dalam waktu
pemberian preparat Corticosteroid.
c. Kontraksi Uterus
- Progesetron
Pada Sapi, Progesteron berfungsi memelihara kebuntingan. Hal ini disebabkan
pada saat kebuntingan Korpus luteum selalu ada. Kondisi ini dimungkinkan dengan
konsentrasi atau level Progesteron darah pada hari ke 150 kebuntingan dan selama
beberapa saat sebelum kelahiran tinggi, dimana Korpus luteum merupakan sumber
dari Progesteron. Selain itu pada periode tersebut, Plasenta juga
memproduksi Progesteron untuk memelihara kebuntingan tersebut. Dilain pihak,
proses kelahiran dipacu oleh adanya peningkatan produksi cortisol pada foetal, dan ini
akan merangsang produksi Estrogen dan Prostaglandin (PGF2α). Selanjutnya
Prostaglandin akan menyebabkan regresinya Korpus luteum (Corpus Luteum) dan
konsentrasi atau level Progesteron dalam darah akan menurun secara drastis. Dari
prinsip kerja hormon tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk induksi
kelahiran dengan menggunakan ke dua hormon tersebut yaitu penggunaan
Prostaglandin, Corticosteroid atau kombinasi ke dua hormon tersebut.
- Relaksin
Kadar estrogen, progesteron, dan relaksin terlihat tinggi sehingga dapat
diketahui bahwa mekanisme yang menginisiasi kelahiran adalah pelepasan cortisol oleh
fetus. Kenaikan cortisol menyebabkan produksi dan pelepasan yang lebih besar dari
estrogen oleh plasenta yang menginisiasi pelepasan PGF2α dari uterus, PGF2α yang
menyebabkan regresi CL dan turunnya progesteron. Plasenta merupakan sumber utama
Progesteron pada domba selama 2/5 akhir kebuntingan. Tampaknya kenaikan cortisol
fetus menyebabkan perubahan dalam enzim plasenta yang menghasilkan konversi
Progesteron menjadi Estrogen. Estrogen plasenta menyebabkan pelepasan PGF2α dari
uterus domba tetapi penurunan progesteronterlihat sebelum kenaikan PGF2α. Oxytocin
terlepas ketika gerakan fetus merangang syaraf sensoris cervix dan vagina. Konsenjtrasi
Oxytocin yang tertinggi terlihat selama pengeluaran fetus. Lonjakan kecil terlihat
selama pengeluaran plasenta Pelepasan PGF2α yang lebih besar disebabkan oleh
oxytocin. Suatu peningkatan cortisol induk menjelang kelahiran mungkin disebabkan
oleh stres parturisi dan tidak terlibat dalam regulasi parturisi. Lonjakan prolactin terkait
dengan sintesis susu dan bukan dengan part.
Peristiwa fisiologis dalam kelahiran berupa dilatasi cervix dan kontraksi uterus.
Dilatasi cervix disebabkan oleh relaxin ketika bekerja sama dengan kadar estrogen yang
meningkat. Kontraksi uterus awal mungkin disebabkan oleh PGF2α ketika terlepas dari
endometrium dengan meningkatnya kadar estrogen. Hormon peptida relaxin diproduksi
oleh plasenta atau oleh maternal korpus luteum pada kebuntingan awal. Relaxin juga
berperan pada relaksasi maternal cervix menjelang kelahiran dan mempengaruhi
efisiensi kontraksi myometrium.
- Prostaglandins
Injeksi dengan dosis standar ProstaglandinF2 selama minggu kelahiran atau
dalam minggu dimana waktu proses kelahiran telah diduga, maka kelahiran dapat
diinduksi dan umumnya kelahiran terjadi dalam waktu 48 Jam setelah
injeksi Prostaglandins. Selain itu pemberian kombinasi corticosteroid dan
prostaglandin akan lebih baik karena akan memberikan efek pada tingkat dewasa
kelamin (maturasi) fetus yang dilahirkan. Induksi kelahiran ternyata memberikan efek
negatif yaitu meningkatkan kejadian terhambatnya pelepasan plasenta.
Penggunaan Prostaglandin beberapa jam setelah kelahiran dilaporkan dapat
menyebabkan terhindarnya penghambatan pelepasan membran foetal. Yang penting
untuk diketahui bahwa pelaksanaan waktu perkawinan yang tepat akan mencegah
kekahiran prematur yang erat kaitannya dengan penurunan daya tahan fotus setelah
kelahiran. Catatan perkawinan (breeding record) adalah sangat penting diperhatikan,
dimana hal ini sangat erat hubungannya dengan faktor kebersihan lingkungan saat
induk melahirkan.
e. Dystocia/distokia
- Penyebab genetik
* Hal ini dapat terjadi akibat faktor yang terdapat pada induk yang memiliki
kecenderungan mengalami distokia.
* Adanya gen-gen resesif pada induk dan jantan yang dapt menghasilkan foetus yang
tidak sempurna.(AKK,1995).
- Penyebab Tatalaksana dan pakan
Bagi sapi dara yang sedang tumbuh tetapi kurang mendapatkan makanan yang
cukup sehingga kekurangan zat makanan dapat menghambat pertumbuhan tubuh dan
pevis. Ukuran tubuh sapi yang kecil ini dapat mengakibatkan distokia. Sapi-sapi
yang dikawinkan terlalu awal atau terlalu muda dapat menimbulkan distokia, Sapi-
sapi terkurung terus-menerus dalam kandang (AKK,1995.
- Sebab lain
Sapi-sapi yang alat reproduksinya seperti dinding uterus kena infeksi yang
parah, sehingga kesanggupan berkontraksi hilang,
Posisi fetus yang tidak benar di dlam uterus, karena kaki terlipat, atau leher
dan kepala terlipat kesamping (AKK,1995).
- Upaya Mengatasi Distokia
Merupakan suatu kondisi stadium pertama kelahiran (dilatasi cervik) dan
kedua (pengeluaran fetus) lebih lama dan menjadi sulit dan tidak mungkin lagi bagi
induk untuk mengeluarkan fetus. Sebab –sebab distokia diantaranya herediter, gizi,
tatalaksana, infeksi, traumatik dan berbagai sebab lain. Penanganan yang dapat
dilakukan diantaranya:
Mutasi, mengembalikan presentasi, posisi dan postur fetus agar normal dengan
cara di dorong (ekspulsi), diputar (rotasi) dan ditarik (retraksi).
Penarikan paksa, apabila uterus lemah dan janin tidak ikut menstimulir
perejanan.
Pemotongan janin (Fetotomi), apabila presentasi, posisi dan postur janin yang
abnormal tidak bisa diatasi dengan mutasi/ penarikan paksa dan keselamatan
induk yang diutamakan.
Operasi Secar (Sectio Caesaria), merupakan alternatif terakhir apabila semua
cara tidak berhasil. Operasi ini dilakukan dengan pembedahan perut
(laparotomy) dengan alat dan kondisi yang steril. (Lestari,2006).
f. Manipulasi Kelahiran.
Menyingkirkan selaput foetus secara manual dan memberikan obat seperti
antibiotika dan preparat hormon. Walaupun selaput foetus sudah dapat dilepaskan
dalam waktu 12 sampai 24 jam sesudah partus, tetapi terbaik dilakukan sesudah 24
jam sesudah partus, tetapi terbaik dilakukan sesudah 24 jam sampai 48 jam
postpartus. Pelepasan secundinae sebaiknya jangan dilakukan sebelum 72 jam
sesudah partus, kecuali apabila terjadi anorexia, peningkatan suhu tubuh atau gejala
septikemia yang lain. Pada saat itu umumnya uterus sudah berkontraksi sehingga
apeks dapat terjangkau. Cervix biasanya masih membuka dan tangan dapat
dimasukkan ke uterus tanpa menimbulkan trauma. Kapan pun waktunya,
penyingkiran plasenta harus dilakukan secara halus dan cepat dalam waktu 5 sampai
20 menit dengan cara higienik dan frekuensi pemasukkan dan pengeluaran tangan
sesedikit mungkin. Anastesi epidural sangat membantu mencegah pengejanan dan
defekasi. Apabila kedapatan bahwa cervix sudah menutup dan pelepasan plasenta
sulit dilakukan, sebaiknya dibiarkan saja, jangan dipaksakan, dan hanya dapat
diberikan preparat antibiotika dan hormon .
Pelepasan plasenta foetalis dilakukan dengan menempatkan tangan diantara
endometrium dan chorion di ruang interkotiledoner dan kotiledon foetal serta
karunkelnya dipegang secara individual, ditekan, dan dengan ibu jari dan jari telunjuk
kedua struktur itu dipisahkan secara hati-hati dengan gerakan menggulung, mengupas,
mendorong dan menekan. Gerakan ini dibantu dengan tarikan oleh tangan yang lain
terhadap selaput foetus yang terdekat. Kotiledon dekat dengan cervix dilepaskan
terlebih dahulu dari karunkel dan dengan tangan lain dari luar plasenta ditegangkan
sewaktu pelepasan serta pengupasan kotiledon diteruskan ke bagian tengah cornue
uteri mendekati cervix dan membantu pelepasan kotiledon di daerah tersebut. Semua
selaput foetus harus dikeluarkan secara keseluruhan tanpa meninggalkan sisa di dalam
uterus karena dapat berfungsi sebagai tempat infeksi.
Preparat-preparat hormon telah dipakai secara meluas pada pengobatan
retensio secundinae. Penyuntikan oxytocin segera sesudah partus akan mencegah
terjadinya retensio. Manfaat pemberian hormon ini sesudah 24 sampai 48 jam
postpartum masih menjadi tanda tanya. Estrogen mempengaruhi uterus dengan
meningkatan tonus dan aktivitas muskulernya, serta relaksasi cervix. Di samping itu
uterus di bawah pengaruh estrogen dapat lebih mengatasi infeksi.
Pemberian preparat antibiotika berspektrum luas seperti Oxytetracyclin
(Terramycin), Chlortetracyclyn (Aureomycin) atau Tetracyclin kini terbukti lebih
efektif bila diberikan secara lokal intrauterin dibandingkan dengan penicillin,
streptomycin atau preparat-preparat sulfa. Preparat antibiotika berspketrum luas
dalam berbagai nama kini dapat diperoleh di pasaran. Antibiotika tersebut diberikan
dalam jumlah satu sampai 3 gram di dalam larutan 100 sampai 300 ml air suling atau
NaCl fisiologik. Dapat pula diberikan dalam bentuk bolus.
Pada tahap ini kelahiran ditandai oleh Intesitas kontraksi dari Muskuler
Uterus, karena kontraksi dimulai dari ujung uterus maka isi kandungan terdesak
kearah serviks yang dapat mengakibatkan cairan Allantois dan Amnion beserta
membrannya masuk kedalam Lumen Serviks. Serviks yang telah merileks akan
mengakibatkan kontraksi semakin sering dan semakin kuat. Kontraksi terjadi
setiap 3 menit sekali dan lamanya sampai 20 - 40 detik. Pada sapi tahap
persiapan ini berlangsung antara setengah jam sampai 24 jam. Akhir dari
tahapan ini adalah serviks dan vagina terbuka luas, dan hal ini membuat saluran
yang tidak jelas batasannya. Dari luar akan terlihat pembengkakan membran
allantois yang kemudian akan pecah dan mengeluarkan cairan.Sementara
kantong amnion yang berisi fetus telah masuk kedalam pelvis dan menyembul
sedikit dari celah vulva.Jika kontraksi terus berjalan maka kepala dan kedua
kaki depan akan menuju pelvis dan terjadilah rangsangan kepusat dan sumsum
tulang punggung yang diteruskan ke urat daging perut dan diafragma. Dan
apabila terjadi kontraksi maka tahap persiapan selesai dan proses kelahiran
masuk ke tahap pengeluaran fetus.
Kelompok:
Anggota:
B
A
2. Tuliskan jawaban sementara dari rumusan masalah yang kalian buat sebagai hipotesis
untuk memecahkan masalah! Jika kalian menulis lebih dari satu rumusan masalah
pilihlah salah satu yang berkaitan dengan penanganan kelahiran ternak.
3. Berikan argumentasimu berupa alasan dan bukti mengapa kalian perlu melakukan
pengamatan terhadap video penanganan kelahiran ternak ruminansia!
a. Kisi-kisi soal
Dimensi Proses Kognitif Jumlah
Indikator Butir Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
1. Menjelaskan Proses 1. Apakah tanda-tanda yang
Penanganan Kelahiran sering muncul jika ternak V
Ternak ruminansia akan melahirkan?
f. Rubrik penilaian
Contoh soal :
1) Induk yang akan melahirkan menunjukkan tanda-tanda seperti dibawah ini, kecuali :
a. vulva membengkak dan warna kemerahan,
b. pinggul terasa lebih lentur
c. pinggul terasa lebih kaku
d. puting mulai membengkak dan sedikit meneteskan air susu, dan
e. vulva akan mengeluarkan lendir saat mendekati kelahiran.
2) Dibawah ini merupakan hormon-hormon yang membantu proses kebuntingan pada
ternak yaitu hormon esterogen, progesteron, oksitosin. Tentukan hormon yang
merangsang uterus untuk memulai kontraksi benar dari data dibawah ini :
a. Oxytosin
b. FSH
c. LH
d. Progesteron
e. Esterogen
3) Kotak diatas merupakan tahap-tahap dalam dalam Tahap pengeluaran fetus dan
plasenta atau disebut tahap perejanan (labor) yang benar adalah .....
a. 1, 4, 7
b. 1, 5, 7
c. 1, 6, 7
d. 2, 5, 3
e. 3, 6, 9
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
Aspek yang
Indikator Deskriptor
dinilai
2.1.1 Teliti dalam Teliti 1. Melakukan pekerjaan dengan detail
melakukan 2. Melakukan pekerjaan sesuai instruksi yang
pengamatan diberikan
3. Mencatat hasil pekerjaan
4. Memeriksa kembali hasil pekerjaan
2.1.2 Bekerjasama Kerjasama 1. Membantu teman dalam proses penyelesaian
dalam kegiatan masalah
diskusi kelompok 2. Menerima saran dan pendapat teman dalam
kelompok
3. Menaati pembagian tugas dalam kelompok
4. Saling bertukar pendapat dalam diskusi
kelompok
Ketentuan Penilaian =
Skor 1 = satu aspek dalam deskriptor tampak
2 = dua aspek dalam deskriptor tampak
3 = tiga aspek dalam deskriptor tampak
4 = empat aspek dalam deskriptor tampak
Ketentuan Penilaian :
Skor 3 : satu aspek dalam deskriptor yang tampak
Skor 2 : satu aspek dalam deskriptor yang tidak tampak
Skor 1 : satu aspek dalam deskriptor yang sangat tidak tampak