Anda di halaman 1dari 2

SURAT KUASA

Nomor: 144/SK/PDT/2024

Kepada Yth:
Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Agama Tanjung Karang
Di-
Tempat
Dengan hormat

Bersama ini, saya Anita, agama Islam, umur 26 tahun, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,
beralamat di Jl. Cemara, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung selanjutnya akan
disebut sebagai PENGGUGAT

Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan perceraian terhadap

Boy, agama Islam, umur 27 tahun, pekerjaan wiraswasta, berlamat di Jl. Cemara,
Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung, yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai
TERGUGAT

Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alasan diajukannya gugatan perceraian adalah
sebagai berikut:

1. Pada 1 Januari 2023, Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan


perkawinan dan tercatat di Kantor Urusan Agama Tanjung Karang Pusat
dengan Akta Perkawinan dengan nomor 50389824153, tertanggal 1 Januari
2023
2. Sejak awal perkawinan berlangsung, Tergugat telah memiliki kebiasaan dan
sifat yang baru diketahui oleh Penggugat saat perkawinan berlangsung yaitu
mabuk, kasar, sering memukul serta selalu pulang larut tanpa alasan yang
jelas
3. Meski Tergugat bekerja, namun sebagian besar penghasilannya dipergunakan
tidak untuk kepentingan dan nafkah anak dan istrinya
4. Apabila Penggugat memberikan nasehat, Tergugat bukannya tersadar serta
mengubah kebiasaan buruknya namun melakukan pemukulan terhadap
Penggugat di depan anak-anak Penggugat/Tergugat yang masih kecil-kecil
5. Tergugat juga tidak pernah mendengarkan dan membicarakan masalah ini
secara baik dengan Penggugat yang akhirnya mendorong Penggugat untuk
membicarakan masalah ini dengan keluarga Tergugat untuk penyelesaian
terbaik dan pihak keluarga Tergugat selalu menasehati yang nampaknya tidak
pernah berhasil dan Tergugat tetap tidak mau berubah
6. Tergugat juga pernah melakukan KDRT terhadap PENGUGGAT, sehingga
PENGGUGAT mengalami luka-luka dibagian wajah, lengan, kaki, dan
tubuhnya.
7. Sikap dari Tergugat tersebut yang menjadikan Penggugat tidak ingin lagi
untuk melanjutkan perkawinan dengan Tergugat
8. Lembaga perkawinan yang sebenarnya adalah tempat bagi Penggugat dan
Tergugat saling menghargai, menyayangi, dan saling membantu serta
mendidik satu sama lain tidak lagi didapatkan oleh Penggugat. Rumah tangga
yang dibina selama ini juga tidak akan menanamkan budi pekerti yang baik
bagi anak-anak Penggugat/Tergugat.

Berdasarkan uraian diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang


memeriksa perkara ini untuk memutuskan

1. Menerima gugatan penggugat


2. Mengabulkan gugatan penggugat untuk keseluruhan
3. Menyatakan putusnya ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat
sebagaimana dalam Akta Perkawinan No 50389824153 yang tercatat di
Kantor Urusan Agama Tanjung Karang
4. Membebankan seluruh biaya perkara kepada Tergugat.

Apabila Majelis Hakim berkehendak lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-
adilnya

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 02 Januari 2024

Hormat Anita

Anda mungkin juga menyukai