Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Nazaren

NIM : 420220106017
PRODI : MESINAN KAPAL

1. Pengujian yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi. Sebutkan dan jelaskan.

2. Sebutkan dan jelaskan proses pengujian yang merusak spesimen uji?

3. Sebutkan dan jelaskan proses pengujian yang tidak merusak spesimen uji?

4. Jelaskan proses friction stir welding?

5. Jelaskan prinsip kerja Tool Material Friction Stir Welding?

JAWAB

1 Sebelum melakukan proses pengelasan, terdapat beberapa pengujian yang perlu dilakukan untuk
memastikan kualitas dan keamanan hasil pengelasan. Berikut adalah beberapa pengujian yang
biasanya dilakukan sebelum pengelasan:

Uji Visual:

Uji visual adalah pengujian yang dilakukan secara visual untuk memeriksa kondisi permukaan
material dan sambungan las sebelum proses pengelasan. Ini melibatkan pemeriksaan secara
langsung oleh mata manusia untuk mendeteksi cacat, retak, atau ketidaksempurnaan lainnya.
Meskipun tidak selalu wajib, uji visual sangat penting untuk memastikan kualitas permukaan yang
akan disambung.

Pengujian Kekeringan Elektroda:

Sebelum menggunakan elektroda pengelasan, perlu memeriksa tingkat kekeringan dan kondisi
penyimpanan elektroda. Elektroda yang terlalu lembab dapat menghasilkan sambungan las yang
buruk.

Pengujian Las Ikat:

Pengujian ini memeriksa hasil lasan pada material uji dengan memotong beberapa bagian hasil lasan
sesuai dengan letak dan dimensi yang sudah diatur oleh standar atau kode. Potongan yang disebut
spesimen kemudian diuji dengan cara ditarik, lengkung, tumbuk, penekanan, puntir, pukul, dan
metode lainnya untuk memahami sifat mekanik dan bentuk patahannya.

Pengujian Kondisi Sebelum Pemanasan:

Sebelum melakukan pemanasan, perlu memeriksa kondisi material dan sambungan las. Ini termasuk
memastikan bahwa permukaan bersih, bebas dari kontaminan, dan siap untuk proses pengelasan.

Pengujian Status Sumbing-Belakang:

Pengujian ini memeriksa kondisi sambungan las dari sisi belakang (root) dan sisi depan (face). Hal ini
penting untuk memastikan integritas keseluruhan sambungan.2. Proses pengujian yang merusak
spesimen uji disebut pengujian destructif. Jenis pengujian ini termasuk pengujian tarik, pengujian
lentur, pengujian impact, dan sebagainya. Proses ini melibatkan penghancuran spesimen uji sehingga
tidak dapat digunakan lagi setelah pengujian selesai. Hasil dari pengujian ini memberikan informasi
yang sangat penting tentang sifat-sifat mekanis dari material tersebut.

3. Proses pengujian yang tidak merusak spesimen uji disebut pengujian non-destructif. Jenis
pengujian ini mencakup teknik-teknik seperti radiografi, ultrasonik, pengujian penetrasi magnetik,
dan lain-lain. Pengujian non-destructif memungkinkan inspeksi dan evaluasi material tanpa
merusaknya secara permanen. Ini sangat berguna dalam mendeteksi cacat dalam material dan
memantau integritas struktur tanpa mempengaruhi kegunaan spesimen uji.

4. Friction Stir Welding (FSW) adalah proses penyambungan tanpa peleburan yang menggunakan alat
khusus yang berputar dengan kecepatan tinggi di atas sambungan yang perlu disambungkan. Ketika
alat berputar di atas logam, panas tercipta antara mereka. Panas ini menyebabkan logam menjadi
plastis dan melebur satu sama lain.

Proses FSW memiliki beberapa keunggulan, termasuk kemampuan untuk menyambung dua atau
lebih bahan yang berbeda, kecepatan proses, presisi, dan hampir tanpa cacat3. Dalam FSW, alat
berputar menghasilkan gesekan dengan material kerja, menghasilkan daerah yang lembut di sekitar
alat FSW. Di daerah ini, material menjadi plastis dan dapat menyatu saat alat bergerak maju melalui
sambungan. Proses ini sangat berguna untuk menggabungkan logam yang sulit dilebur atau yang
sensitif terhadap panas.

Jadi, secara singkat, FSW adalah metode penyambungan logam yang efisien dan inovatif yang tidak
melibatkan peleburan material, tetapi mengandalkan gesekan dan tekanan untuk menciptakan
sambungan yang kuat.

5. Friction Stir Welding (FSW) adalah proses penyambungan tanpa peleburan yang menggunakan alat
khusus yang berputar dengan kecepatan tinggi di atas sambungan yang perlu disambungkan. Ketika
alat berputar di atas logam, panas tercipta antara mereka. Panas ini menyebabkan logam menjadi
plastis dan melebur satu sama lain.

Prinsip kerja FSW melibatkan beberapa langkah:

Gesekan: Alat FSW berputar dan bergerak di sepanjang alur pengelasan dengan benda kerja yang
diam. Gesekan antara alat dan material kerja menghasilkan panas.

Pemanasan: Panas yang dihasilkan oleh gesekan menyebabkan material menjadi plastis di sekitar alat
FSW.

Pengadukan: Alat FSW mengaduk material yang lembut secara plastis, mencampurkannya, dan
membentuk sambungan tanpa peleburan.

Keuntungan dari FSW meliputi kemampuan untuk menyambung dua atau lebih bahan yang berbeda,
kecepatan proses, presisi, dan hampir tanpa cacat3. Proses ini sangat berguna untuk menggabungkan
logam yang sulit dilebur atau yang sensitif terhadap panas

Anda mungkin juga menyukai