Anda di halaman 1dari 7

1.

Globalisasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap negara, termasuk
Indonesia. Globalisasi membawa dampak positif dan negatif bagi ketahanan nasional
suatu negara. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, diperlukan upaya untuk
meningkatkan ketahanan nasional. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan
ketahanan nasional dalam menghadapi globalisasi:
 Memperkuat ideologi bangsa,
Contoh kasus: Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
memperkuat ideologi bangsa, antara lain melalui program pendidikan Pancasila,
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, dan pemberantasan
paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Contoh kasus:
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, antara lain melalui program wajib belajar 12
tahun, peningkatan kualitas pendidikan, dan pelatihan kerja.
 Memperkuat ekonomi nasional
Contoh kasus:
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat
ekonomi nasional, antara lain melalui program pembangunan infrastruktur,
pengembangan industri, dan peningkatan ekspor.
 Memperkuat pertahanan dan keamanan
Contoh kasus:
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat
pertahanan dan keamanan, antara lain melalui modernisasi peralatan pertahanan,
peningkatan anggaran pertahanan, dan peningkatan profesionalisme TNI.
2. Politik dan strategi nasional erat kaitannya dalam upaya untuk mencapai tujuan nasional
karena keduanya saling terkait dan saling melengkapi. Secara lebih rinci, hubungan
antara politik dan strategi nasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Politik nasional menetapkan tujuan dan sasaran nasional. Tujuan dan sasaran
nasional inilah yang kemudian menjadi dasar bagi penyusunan strategi
nasional. Tanpa adanya tujuan dan sasaran nasional,strategi nasional tidak akan
memiliki arah dan tujuan yang jelas.
 Politik nasional menentukan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan sasaran nasional. Kebijakan-kebijakan ini kemudian menjadi
dasar bagi penyusunan strategi nasional. Tanpa adanya kebijakan-kebijakan yang
jelas, strategi nasional tidak akan dapat dilaksanakan secara efektif.
 Politik nasional memberikan arahan dan bimbingan bagi pelaksanaan strategi
nasional. Arahan dan bimbingan ini diperlukan untuk memastikan bahwa strategi
nasional dilaksanakan secara konsisten dan sesuai dengan tujuan dan sasaran
nasional.
3. Indonesia menganut wawasan nusantara sebagai geopolitik yang paling cocok dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karena beberapa alasan berikut:
 Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan. Indonesia memiliki
lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang garis khatulistiwa. Kondisi ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman
wilayah, baik dari segi geografis, sosial, budaya, maupun ekonomi.
 Prinsip persatuan dan kesatuan bangsa. Wawasan nusantara menekankan
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai dasar dalam penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini penting karena Indonesia merupakan
negara yang majemuk, baik dari segi suku, agama, ras, maupun budaya.
 Prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial. Wawasan nusantara juga menekankan
pentingnya keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal
ini penting untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan
sejahtera.
4. Konsep ketahanan nasional Indonesia didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan
wawasan nusantara. Pancasila sebagai dasar negara menjadi landasan moral, etika, dan
ideologi dalam mewujudkan ketahanan nasional. UUD 1945 sebagai konstitusi negara
menjadi landasan hukum dalam penyelenggaraan ketahanan nasional.
 Ancama, Hambatan, dan Tantangan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional menghadapi berbagai macam ancaman, hambatan, dan
tantangan, baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman, hambatan, dan tantangan
tersebut dapat berupa:
- Ancaman militer: Ancaman militer berupa serangan bersenjata dari luar atau
dari dalam negeri yang dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara.
- Ancaman nonmiliter: Ancaman nonmiliter berupa ancaman yang tidak
menggunakan kekuatan fisik, tetapi dapat membahayakan kedaulatan,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara. Ancaman nonmiliter
dapat berupa:
o Ancaman ideologi: Ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara.
o Ancaman politik: Ancaman terhadap stabilitas politik nasional.
o Ancaman ekonomi: Ancaman terhadap perekonomian nasional.
o Ancaman sosial budaya: Ancaman terhadap kehidupan sosial budaya
bangsa.
o Ancaman bencana alam: Ancaman yang disebabkan oleh bencana
alam, seperti gempa bumi,tsunami, gunung meletus, dan banjir.
 Hambatan: Hambatan adalah faktor-faktor yang menghambat upaya mewujudkan
ketahanan nasional. Hambatan dapat berupa:
- Faktor internal: Hambatan yang berasal dari dalam negeri, seperti
kemiskinan, kebodohan, dan korupsi.
- Faktor eksternal: Hambatan yang berasal dari luar negeri, seperti tekanan dari
negara lain.
 Tantangan: Tantangan adalah faktor-faktor yang menuntut bangsa Indonesia
untuk terus beradaptasi dan berkembang. Tantangan dapat berupa:
- Globalisasi: Globalisasi merupakan proses yang mengintegrasikan berbagai
aspek kehidupan manusia di seluruh dunia. Globalisasi menuntut bangsa
Indonesia untuk terus beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
dunia.
- Perubahan lingkungan strategis: Perubahan lingkungan strategis, seperti
perubahan teknologi dan perubahan iklim, dapat menimbulkan berbagai
ancaman dan tantangan bagi bangsa Indonesia.
 Upaya Meningkatkan Ketahanan Nasional
Upaya meningkatkan ketahanan nasional dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain:
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia: Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan potensi
masyarakat.
- Pembangunan ekonomi yang merata: Pembangunan ekonomi yang merata
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi
kesenjangan sosial.
- Penegakan hukum dan HAM: Penegakan hukum dan HAM dilakukan untuk
menciptakan keadilan dan ketertiban sosial
- Peningkatan kesadaran bela negara: Peningkatan kesadaran bela negara
dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan patriotisme.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan ketahanan nasional bangsa Indonesia
dapat terus ditingkatkan sehingga mampu menghadapi berbagai ancaman,
hambatan, dan tantangan yang dihadapi.
5. Pendekatan ASTAGATRA adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis
ketahanan nasional. Pendekatan ini membagi ketahanan nasional menjadi delapan aspek,
yaitu:
- Trigatra: Aspek alamiah yang meliputi geografi, sumber daya alam, dan
kependudukan.
- Pancagatra: Aspek sosial yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan dan keamanan.
Kedua aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Ketahanan nasional
dapat tercapai jika semua aspek tersebut memiliki ketahanan yang tinggi. Berikut adalah
penjelasan masing-masing gatra dalam ASTAGATRA:
 Trigatra
- Geografi: Aspek geografi meliputi letak geografis, luas wilayah, kondisi
geologis, kondisi topografis, iklim, dan sumber daya alam. Geografi
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan ketahanan nasional.
Indonesia memiliki letak geografis yang strategis, yaitu di antara dua benua
dan dua samudra. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan
internasional yang penting. Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang
melimpah, seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan mineral. Sumber
daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan memperkuat pertahanan dan keamanan.
- Sumber Daya Alam: Aspek sumber daya alam meliputi sumber daya alam
yang dapat diperbaharui, seperti air, tanah, dan hutan, dan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi, gas alam, dan mineral.
Sumber daya alam merupakan faktor yang penting dalam mendukung
pembangunan nasional. Sumber daya alam yang melimpah dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat
pertahanan dan keamanan.
- Kependudukan: Aspek kependudukan meliputi jumlah penduduk, persebaran
penduduk, komposisi penduduk, dan mobilitas penduduk. Kependudukan
merupakan faktor yang penting dalam menentukan ketahanan nasional.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dapat menjadi sumber daya yang
potensial untuk pembangunan nasional. Namun, jumlah penduduk yang besar
juga dapat menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.
 Pancagatra
- Ideologi: Aspek ideologi meliputi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa Indonesia. Ideologi merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan ketahanan nasional. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa Indonesia menjadi landasan moral, etika, dan ideologi dalam
mewujudkan ketahanan nasional.
- Politik: Aspek politik meliputi sistem politik, pemerintahan, dan stabilitas
politik. Politik merupakan faktor yang penting dalam menentukan ketahanan
nasional. Sistem politik yang demokratis dan stabil dapat menjamin
terselenggaranya pemerintahan yang efektif dan efisien.
- Ekonomi: Aspek ekonomi meliputi sistem ekonomi, pembangunan ekonomi,
dan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi merupakan faktor yang penting
dalam menentukan ketahanan nasional. Pembangunan ekonomi yang merata
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat pertahanan
dan keamanan.
- Sosial budaya: Aspek sosial budaya meliputi nilai-nilai sosial budaya, norma-
norma sosial budaya, dan lembaga-lembaga sosial budaya. Sosial budaya
merupakan faktor yang penting dalam menentukan ketahanan nasional. Nilai-
nilai sosial budaya yang kuat dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
- Pertahanan dan keamanan: Aspek pertahanan dan keamanan meliputi
kekuatan pertahanan dan keamanan, sistem pertahanan dan keamanan, dan
strategi pertahanan dan keamanan. Pertahanan dan keamanan merupakan
faktor yang penting dalam menentukan ketahanan nasional. Kekuatan
pertahanan dan keamanan yang kuat dapat menjamin terselenggaranya
keamanan dan ketertiban masyarakat.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang
datang dari luar maupun dari dalam. Pendekatan ASTAGATRA merupakan pendekatan
yang dapat digunakan untuk menganalisis ketahanan nasional dan untuk meningkatkan
ketahanan nasional.

6. A. Nilai-nilai antikorupsi
- Kejujuran: Sikap jujur merupakan dasar dari antikorupsi. Orang yang jujur
akan selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang benar, sesuai dengan
aturan, dan tidak merugikan orang lain.
- Kedisiplinan: Orang yang disiplin akan selalu berusaha untuk mematuhi
peraturan dan norma yang berlaku.
- Transparansi: Orang yang transparan akan selalu berusaha untuk terbuka dan
tidak menyembunyikan sesuatu.
- Akuntabilitas: Orang yang akuntabel akan selalu berusaha untuk
mempertanggungjawabkan setiap tindakannya.
- Responsibilitas: Orang yang bertanggung jawab akan selalu berusaha untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan penuh tanggung jawab.
B. Korupsi sebagai budaya
Saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa korupsi adalah budaya. Korupsi bukanlah
sesuatu yang alamiah dan tidak dapat dihindari. Korupsi adalah perilaku yang buruk yang
dapat dihindari jika kita memiliki nilai-nilai antikorupsi. Korupsi dapat terjadi karena
berbagai faktor, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan lemahnya penegakan hukum.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa korupsi adalah budaya. Korupsi dapat dihilangkan
jika kita semua memiliki kesadaran untuk melawan korupsi dan pemerintah juga berperan
aktif dalam memberantas korupsi.
C. Menyontek sebagai korupsi
Saya setuju dengan pernyataan bahwa menyontek adalah suatu korupsi. Menyontek
merupakan tindakan curang yang dapat merugikan orang lain. Menyontek dapat
merugikan orang lain karena orang yang menyontek akan mendapatkan sesuatu yang
tidak pantas didapatkannya.
Menyontek dapat dikategorikan sebagai korupsi karena menyontek melanggar nilai-nilai
kejujuran dan keadilan. Menyontek merupakan tindakan yang tidak jujur karena orang
yang menyontek tidak berusaha untuk belajar sendiri dan mendapatkan nilai dengan cara
yang tidak benar. Menyontek juga merupakan tindakan yang tidak adil karena orang yang
menyontek mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada orang yang belajar dengan jujur.
D. Pengertian gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, baik yang berwujud uang, barang, jasa,
maupun bentuk lain yang diberikan kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
dengan maksud untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan oleh
Pegawai Negeri atau penyelenggara negara dalam menjalankan tugasnya.
Contoh gratifikasi antara lain:
- Pemberian uang kepada pejabat pemerintah untuk mempercepat proses
pengurusan izin usaha.
- Pemberian barang kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan pekerjaan.
- Pemberian jasa kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan proyek.
Gratifikasi merupakan salah satu bentuk korupsi yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Gratifikasi dapat menyebabkan pejabat pemerintah menyalahgunakan
wewenangnya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
7. Gerakan kelompok radikal adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok tertentu yang memiliki ideologi atau paham yang ekstrem. Kelompok-
kelompok ini biasanya memiliki pandangan yang berbeda dengan masyarakat umum, dan
mereka berusaha untuk menyebarkan paham mereka dengan cara-cara yang keras dan
ekstrim. Gerakan kelompok radikal dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu:
o Gerakan radikal politik: Gerakan ini bertujuan untuk mengubah sistem politik
atau tatanan pemerintahan yang ada. Kelompok-kelompok ini biasanya
menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka.
o Gerakan radikal agama: Gerakan ini bertujuan untuk mengubah sistem atau
tatanan sosial-keagamaan yang ada. Kelompok-kelompok ini biasanya
menggunakan kekerasan untuk menyebarkan paham keagamaan mereka.
Di Indonesia, gerakan kelompok radikal sering dikaitkan dengan gerakan terorisme.
Hal ini karena kelompok-kelompok radikal tersebut sering melakukan aksi-aksi
kekerasan yang mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi gerakan
kelompok radikal, yaitu:
- Pendidikan: Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mencegah radikalisme.Pendidikan dapat memberikan pemahaman yang benar
tentang agama dan ideologi, sehingga masyarakat dapat terhindar dari
pemikiran-pemikiran radikal.
- Pemberdayaan ekonomi: Pemberdayaaan ekonomi juga dapat menjadi salah
satu cara untuk mencegah radikalisme. Dengan pemberdayaan
ekonomi, masyarakat dapat memiliki kehidupan yang lebih baik,sehingga
mereka tidak mudah terpengaruh oleh propaganda radikalisme.
- Penegakan hukum: Penegakan hukum yang tegas juga diperlukan untuk
mengatasi gerakan kelompok radikal. Hal ini untuk memberikan efek jera
kepada para pelaku radikalisme, sehingga mereka tidak berani lagi melakukan
aksi-aksi kekerasan.
Selain itu, diperlukan juga kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun tokoh agama, untuk mencegah atau mengatasi gerakan kelompok
radikal. Kerja sama yang baik dari semua pihak akan dapat menciptakan masyarakat yang
damai dan harmonis.

Anda mungkin juga menyukai