Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Prosedur

2.1.1. Pengertian Prosedur

Menurut Ismail Maya (2013) dalam jurnal (Jannah, 2016),

mengemukakan bahwa “Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling

berhubungan, berupa urutan waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan

pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang.

Menurut Tathagati (2017:47), mengemukakan bahwa “Prosedur

menggambarkan strategi yang digunakan untuk memastikan bahwa sebuah proses

dilaksanakan dengan baik, konsisten, efektif dan efisien”.

Menurut Soemohadiwidjojo, 2017:90) menerangkan bahwa :

Standard Operating Procedur (SOP), atau disebut juga sebagai


“Prosedur”, adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan
metode yang digunakan dalam mengimplementasikan dan melaksanakan
kebijakan dan aktivitas organisasi seperti yang ditetapkan dalam pedoman.
Pada dasarnya, prosedur merupakan instruksi tertulis sebagai pedoman
dalam menyelesaikan sebuah tugas rutin atau tugas yang berulang
(repetitif) dengan cara yang efektif dan efisien, untuk menghindari
terjadinya variasi atau penyimpangan yang dapat mempengaruhi kinerja
organisasi secara keseluruhan.

Menururt Ardiyos (2004) dalam jurnal (Darma wijaya, 2018)

mengemukakan bahwa “Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan

rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa

bagian yang ditetapkan untukk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi

dapat terjadi secara berulangkali dan dilaksanakan secara seragam”.

9
10

Menurut Cole yang diterjemahkan oleh Badriwan (2003) dalam jurnal

(Darma wijaya, 2018), menegemukakan bahwa “Prosedur merupakan suatu

urutan-urutan pekerjaan-pekerjaan kerani (clerical) biasanya melibatkan beberapa

orang dalam suatu bagian atau lebih disusun untuk menjamin adanya perlakuan

yang seragam transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi”.

Menurut Mulyadi (2008) dalam jurnal (Darma wijaya, 2018) menerangkan bahwa

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal (tulis menulis,


menggandakan, menghitung, membandingkan antara data sumber dengan
data pendukung kedua belah pihak). Biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang di buat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-
ulang.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas maka dapat

disimpulkan, yang dimaksud dengan prosedur adalah urutan kegiatan atau

aktifitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih

yang dilaksanakan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

2.2. Administrasi

2.2.1. Pengertian Administrasi

Menurut Fahmi (2015:1), mengemukakan bahwa “Administrasi adalah

sebuah bangunan hubungan yang tertata secara sistematis yang membentuk

sebuah jaringan yang saling bekerjasama satu sama lainnya untuk mendukung

terwujudnya suatu mekanisme kerja yang tersusun dan mencapai tujuan yang

diharapkan”.

Menururt Ali (2015:18), mengemukakan bahwa “Administrasi adalah

mengurus, mengatur, mengelola. Jika dibubuhi oleh awalan pe dan akhiran an


11

pada setiap arti, maka semuanya mengandung maksud adanya keteraturan dan

pengaturan sebab yang menjadi sasaran dan pengeuasa an, pengelolaan dan

apalagi pengaturan adalah terciptanya keteraturan dalam susunan dan pengaturan

dinamikanya.

Menurut Burhanuddin (2005) dalam (Kartiwa, 2015:15) menerangkan

bahwa :

Istilah Administrasi diambil dari kata “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai


arti kepada dan “ministro” berarti “melayani” sehingga administrasi
diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Selain itu kata administrasi juga berasal dari dari bahasa Belanda, yaitu
administrate yang artinya kegiatan penyusunan dan pencatatan. Kegiatan
ini mencakup kegiatan tulis-menulis, mengirim, dan menyimpan
keterangan, dan dikaitkan pula dengan aktivitas administrasi perkantoran
yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas administrasi yang
sebenarnya.
Menururt Sondang (2008) dalam jurnal (Darma wijaya, 2018),

mengemukakan bahwa ”Keseluruhan proses kerja sama antara dua orang

manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Menururt Kusdi (2011:7) dalam jurnal (Eviana, 2017) mengemukakan

bahwa “Administrasi dapat diartikan sebagai cara atau saran untuk menggerakan

organisasi”.

Menurut Pusat Bahasa (2015) dalam jurnal (Eviana, 2017), “Administrasi

adalah usaha dan kegiatan yang meliput penetapan tujuan serta penetapan cara-

cara penyelenggaraan pembinaan organisasi”.

Menururt Gunadi (2006) dalam jurnal (Jannah, 2016), mengemukakan

bahwa “Administrasi adalah pencatatan data dan informasi secara sistematis


12

baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta

memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Menururt Van Der Schroeff dalam jurnal (Herliana, 2014),

mengemukakan bahwa “Administrasi adalah merupakan seluruh himpunan

catatan-catatan mengenai perusahaan dan peristiwa-peristiwa perusahaan

untuk keperluan pimpinan dan penyelenggaraan perusahaan.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas maka dapat

disimpulkan, yang dimaksud dengan administrasi adalah keseluruhan proses

penyelenggaraan kerjasama antara dua manusia yang mempunyai tujuan.

2.3. Bank

2.3.1. Pegertian Bank

Menurut Hasibuan (2015:1), mengemukakan bahwa “Bank termasuk

perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa

kepada masyarakat”.

Menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam

jurnal (Sumantri, 2016), “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup orang banyak”.

Menururt Kasmir (2014:24), mengemukakan bahwa “Bank dalam

pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

utama nya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito”.


13

Menurut Dendawijaya (2001) dalam Hendro (2014:123), mengemukakan

bahwa “Bank merupakan suatu badan usaha yang tugas utama nya sebagai

perantara keuangan dengan menyalurkan dana yang berasal dari pihak yang

kelebihan dana (surplus) kepada pihak lain yang membutuhkan atau kekurangan

dana (defisit) pada waktu yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli bank meliputi tiga kegiatan

usaha utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana dan

memberikan jasa bank lainnya.

2.3.2. Jenis Bank

Menurut Undang-Undang pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 bank

dilihat dari berbagai segi antara lain:

1. Berdasarkan jenisnya:

a. Bank Sentral

b. Bank Umum

c. Bank Pembangunan

d. Bank Tabungan

e. Bank sekunder (Bank Perkreditan Rakyat)

2. Berdaakan kepemilikannya:

a. Bank milik Pemerintah

b. Bank milik Pemerintah Daerah

c. Bank milik Swasta Nasional

d. Bank milik Koperasi

e. Bank milik Asing/Campuran


14

3. Berdasarkan bentuk hukumnya:

a. Bank berbentuk hukum Khusus (dibentuk benrdasarkan undang-undang)

b. Bank berbentuk Perusaaan daerah

c. Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT)

d. Bank berbrntuk hokum Koperasi

4. Berdasarkan kegiatan usahanya:

a. Bank Devisa

b. Bank Bukan Devisa

2.3.3. Nasabah Bank

Berdasarkan Pasal 1 angka 16 Undang-undang Perbankan dalam Usanti

(2016:23), Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Nasabah bank

dibagi

menjadi:

1. Nasabah penyimpanan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank

dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang

bersangkutan.

2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.


15

2.3.4. Jasa-jasa Bank

Menurut Muchtar (2016:55), Jasa pendukung atau pelengkap kegiatan

perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan

menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan

kegiatan simpan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan

lainnya meliputi:

1. Jasa setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah.

2. Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah.

3. Jasa pengiriman uang (transfer)

4. Jasa penagihan (inkaso)

5. Kliring (clearing)

6. Jasa penjualan mata uang asing (valas)

7. Jasa penyimpanan dokuman (save deposit box)

8. Jasa cek wisata (travelers cheque)

9. Jasa kartu kredit (bank card)

10. Jasa letter of credit (L/C)

11. Jasa bank garansi dan referensi bank

12. Serta jasa bank lainnya.

2.4. Tabungan

2.4.1. Pengertian Tabungan

Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tabungan

adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat


16

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Menurut Latumaerissa (2014:23), mengemukakan bahwa “Tabungan

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau atau alat yang dapat

dipersamakan dengan itu”.

Menurut Hendro (2014:126), megemukakan bahwa “Tabungan adalah

impanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

bank.

Menurut Kasmir (2014:37), mengemukakan bahwa” Tabungan adalah

simpanan pada Bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara

Bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan,

buku tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya.

2.4.2. Jenis-jenis Tabungan

Menurut Kasmir (2014:94), Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa

ini terdapat beberapa jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak

dari fasilitas yang diberikan kepada si penabung, sehingga dengan demikian si

penabung mempunyai banyak pilihan”. Jenis-jenis tabungan yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Tabanas

Tabanas merupakan tambungan pembangunan nasional.

2. Taska
17

Yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa

3. Tabungan lainnya

Yaitu tabungan lainnya selain tabanas dan taska. Tabungan ini dikeluarkan

oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI.

2.4.3. Persyaratan Bagi Penabung

Menurut Kasmir (2014:95), untuk menabung di Bank, diperlukan berbagai

persyaratan. Tujuannya adalah agar pelayanan yang diberikan kepada nasabah

menjadi sempurna. Disamping itu, juga memberikan keamanan dan kemudahan

serta keuntungan bagi bank maupun nasabahnya. “Hal-hal yang berkaitan dengan

tabungan dapat diatur dengan bank penyelenggara, asal sesuai dan tidak

bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia. Pengaturan sendiri oleh masing-

masing bank agar tabungan dapat dibuat semenarik mungkin sehingga, nasabah

bank tertarik untuk menabung di bank yang mereka inginkan.

1. Bang penyelenggara

Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah

mauupun bank swasta, dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat

(BPR), kecuali bank asing.

2. Bank penabung

Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur yang harus dipenuhi, yaitu,

jumlah setoran, jumlah penarikan, umur penabung maupun kelengkapan

dokumen lainnya tergantung bank yang bersangkutan.

3. Jumlah setoran
18

Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun setoran

selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku tabungan

tersebut, juga diserahkan kepada bank penyelenggara.

4. Pengambilan tabungan

Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo

minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya, apakah setiap saat atau

setiap hari tergantung pada bank yang bersangkutan.

5. Bunga dan Insentif

Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah

harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada bank

penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, hadiah, cinderamata, dan lain

sebagainya dengan tujuan untuk menarik nasabah agar menabung.

6. Penutupan tabungan

Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh pihak bank dapat dilakukan oleh

nasabah sendirir ataupun ditutup oleh bank karena alas an tertentu. Sebagai

contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga bulan.
19

2.4.4. Prosedur Pembukaan Rekening Tabungan

Menurut Hasibuan (2015:83), “Berikut adalah prosedur pembukaan

tabungan”:

1. Calon nasabah menuliskan nama dan alamat pada aplikasi formulir permohonan

untuk menjadi nasabah.

2. Calon nasabah menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP atau SIM)

3. Menyerahkan setoran awal minimal sesuai dengan yang ditentukan bank.

4. Membuat contoh tanda tangan pada tempat yang ditentukan bank.

5. Membuat buku tabungan dengan menuliskan nama, alamat, nomor buku

tabungan, dan jumlah tabungannya.

6. Buku tabungan diserahkan kepada nasabah.

2.4.5. Sarana Penarikan Rekening Tabungan

Menurut Kasmir (2014:93), untuk menarik dana yang ada di rekening

tabungan dapat digunakan berbagai sarana atau alat penarikan. Dalam praktiknya

ada beberapa alat penarikan yang dapat digunakan, hal ini tergantung bank

masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat

digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang sering digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Buku Tabungan

Merupakan buku yang dipegang oleh nasabah. Buku tabungan berisi catatan

saldo buku tabungan, transaksi penarikan, transaksi penyetoran dan

pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi pada tanggal tertentu. Buku ini


20

digunakan pada saat penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi atau

menambah saldo yang ada di buku tabungan tersebut.

2. Slip Penarikan

Merupakan formulir untuk menarik sejumlah uang dari rekening tabungannya.

Di dalam formulir penarikan nasabah cukup menulis nama, nomor rekening,

jumlah uang, serta tanda tangan nasabah. Formulir penarikan ini disebut juga

slip penarikan dan biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.

3. Kuitansi

Kuitansi juga merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti

penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip

penarikan. Di dalam kuitansi tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah

uang, dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan secara

bersamaan dengan buku tabungan.

4. Kartu yang terbuat dari plastik

Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan yang

dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya baik bank

maupun di mesin Automated Teller Machine (ATM). Mesin ATM ini biasanya

tersebar di tempat-tempat strategis.


21

2.4.6. Penutupan Tabungan

Menurut Hasibuan (2015:84), Alasan penutupan tabungan adalah sebagai

berikut:

1. tabungan akan ditutup karena saldonya nol

2. tabungan akan ditutup atas permintaan pemiliknya

3. tabungan ditutup bank karena saldo minimumnya kurang

4. ditutup karena pemiliknya meninggal dunia

Anda mungkin juga menyukai