Anda di halaman 1dari 2

Ku ingin jadi dokter hewan

Aku ingin bercerita pengalaman pribadiku dari aku kecil hingga


dewasa.Dulunya,saat masih TK,aku bercita cita menjadi
dokter.Saat itu,bahkan aku tidak tahu apa tugas seorang
dokter.

Keesokan harinya,saat aku bangun tidur,aku melihat tangan


ibuku berdarah karena terkena pisau.Aku sangat takut melihat
darah ibuku yang berceceran begitu deras.Sejak saat itu,aku
sangat takut menjadi dokter.Karena aku tahu,bila menjadi
seorang dokter,aku tidak boleh takut dengan darah.

Saat aku menginjak bangku SD,cita citaku berubah.Aku ingin


menjadi seorang guru.Namun,saat aku mengetahui bahwa
menjadi seorang guru itu tidak mudah,aku menyerah.Aku
merasa tidak akan berhasil bila menjadi seorang guru.

Cita citaku terus berubah sepanjang waktu.Saat aku


menginjak SMP,suatu hal yang tidak pernah terbayangkan
olehku terjadi.
Tiba tiba saja aku ingin menjadi dokter hewan.

Di hari Minggu pagi yang mendung,aku melihat seekor anak


kucing yang ingin berteduh karena takut kehujanan.Ia sangat
ketakutan.Kondisinya sangat memprihatinkan,karena kakinya
berdarah.Meskipun aku sangat takut dengan darah,aku tetap
menolongnya karena aku kasihan padanya.Aku
mengobatinya,dan membalut kakinya.Lalu,karena hujan sudah
mulai turun,aku membawanya masuk ke dalam rumah,
meletakkannya di sebuah kardus kecil tak terpakai,dan
memberinya sedikit makanan.
Karena itulah,rasa sayangku timbul padanya.Sejak saat itu,aku
memeliharanya dan memberinya nama Lily.

Mengingat pengalamanku itu,entah kenapa aku sangat sayang


kepada setiap hewan yang aku temui.Di manapun ia dan
bagaimanapun kondisinya.

Sejak saat itu,aku memutuskan untuk menjadi dokter hewan


yang baik.Aku akan berusaha menyayangi dan merawat setiap
hewan dengan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai