Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Edisi April 2023, Vol.6, No.

1
ISSN online 2615-8183 / print 2615-8191 Hal. : 35-46
DOI : 10.15575/jpib.v6i1.20526

Efektivitas Achievement Motivation Training (AMT) Berbasis Islam dalam


Meningkatkan Motivasi Menghafal Alquran Santri
Ema Zati Baroroh1*, Dedi Firmansyah2, Nurul Hasanah3
1,2,3
Program Studi Psikologi Islam, IAIN Pontianak, Indonesia
e-mail: *emazati@iainptk.ac.id

Abstract / Abstrak Keywords / Kata kunci

This study aims to examine the effectiveness of Islamic-based Achievement Motivation Motivation;
Training (AMT) in increasing motivation to memorize the Quran. This study used a Memorize Quran;
quantitative pre-experimental method with a one group pretest-posttest design. The Islamic-based
participants were 8 teenage boys aged 11-17 years, who were students at Pondok Achievement
Tahfizh Quran Hisbah Al-Mizan Pontianak who were selected through random Motivation Training
sampling. Data collection used a scale of motivation to memorize the Quran with a value (AMT);
of α .7737. Based on the paired sample of t test, a significance value of .004 (p < .05) Islamic boarding school
was obtained, which indicated that there were differences in the level of motivation to
memorize the Quran before and after training. Thus the Islamic-based Achievement
Motivation Training (AMT) is effective in increasing the motivation to memorize the
Quran in students.

Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas Achievement Motivation Training (AMT) Motivasi;
berbasis Islam dalam meningkatkan motivasi menghafal Alquran. Penelitian Menghafal Alquran;
menggunakan metode kuantitatif pra-eksperimen dengan desain one group pretest- Achievement
posttest. Subjek berjumlah 8 remaja laki-laki berusia 11-17 tahun, merupakan santri di Motivation Training
Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al-Mizan Pontianak yang dipilih melalui random (AMT) berbasis Islam;
sampling. Pengumpulan data menggunakan skala motivasi menghafal Alquran dengan Pesantren
nilai α .7737. Berdasarkan uji paired sample of t test diperoleh nilai signifikansi .004 (p
< .05), yang menunjukkan terdapat perbedaan tingkat motivasi menghafal Alquran
sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan demikian Achievement Motivation Training
(AMT) berbasis Islam efektif dalam meningkatkan motivasi menghafal Alquran pada
santri.

Pendahuluan tahun, tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan


para ahli Psikologi, tepatnya 14 tahun (Sholichah
Dalam kaidah Islam segala urusan dan
& Rifa’i, 2021). Remaja yang telah memasuki aqil
problematika masyarakat sudah mulai dibebankan
balig maka ia akan dibebani suatu tanggung jawab
kepada manusia saat mereka memasuki usia
dan amanah sebagai manusia dewasa.
remaja. Remaja adalah individu yang hidup dalam
Dalam Islam pemuda memiliki peran besar
rentang usia 10–18 tahun, sebagaimana ditetapkan
terhadap kondisi umat, sebab salah satu tugas dan
dalam Peraturan Kesehatan Republik Indonesia
tanggung jawab yang dibebankan kepada pemuda,
Nomor 25 Tahun 2014. Dimana usia remaja jika
menjadi penentu tonggak peradaban umat.
dalam tinjauan Islam ditandai dengan ‘aqil baligh.
Sebagaimana menurut Antoni (2018) terdapat
‘Aqil baligh adalah masa dimana anak-anak
pepatah Arab yang berbunyi: “Sesungguhnya
dianggap cukup mampu untuk memenuhi misi
pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan
hidupnya. Mereka memasuki zaman yang
pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan
memungkinkannya, sebagai hamba Tuhan, untuk
umat”. Pepatah ini menggambarkan bahwa peran
mulai memahami identitasnya sendiri (Amalia,
penting generasi pemuda Islam menempati tempat
2021). Dengan demikian kondisi balig itu sendiri
krusial, yakni peran pembelajar dan pemberdaya
merupakan sebuah pertanda tibanya masa dewasa
yang penting dalam tatanan masyarakat. Oleh
terkait munculnya tanda kedewasan, haid pada
sebab itu, di dalam Islam remaja yang sudah
wanita dan mimpi basah pada laki-laki. Menurut
memasuki fase aqil balig tidak hanya bertanggung
ulama fiqih batasan usia aqil balig adalah 15

35
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

jawab atas dirinya sendiri, namun juga lingkungan Mizan Pontianak, sebagai lembaga pendidikan
sekitar, kemudian dibebankan tugas dan tanggung Islam yang memiliki tanggung jawab dalam
jawab pada mereka. menciptakan santri sebagai muslim yang
Pada sisi lain, fase remaja merupakan tahap melakukan ibadah secara istiqomah.
perkembangan yang sangat rentan mengalami Pesantren umumnya memiliki dua tipe santri,
hambatan. Hal ini didasari pendapat Santrock yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri
(dalam Purnama, 2020) bahwa topan dan badai mukim adalah santri yang tinggal di pondok
adalah gambaran masa remaja sebagai masa penuh pesantren, sedangkan santri kalong merupakan
gejolak dan stres, yang artinya terjadi konflik dan santri yang tidak menetap di pesantren, biasanya
perubahan suasana hati pada masa remaja. berasal dari lingkungan sekitar (Alwi, 2019). Pada
Kondisi tersebut jika tidak diatasi dengan baik, umumnya pesantren lebih banyak membuka
dapat mengarah kepada berbagai perilaku pelayanan bagi santri untuk tinggal di podok
menyimpang dan kerentanan gangguan (mondok) dalam arti mengikuti aktivitas di
psikologis. Hal tersebut menjadikan masa remaja pesantren secara penuh, dibandingkan dengan
sebagai salah satu tahap masa transisi yang sangat santri yang dapat pulang pergi. Hal ini dikuatkan
penting dalam kehidupan dan dapat digunakan dengan pendapat bahwa dinamika pendidikan
untuk mendorong tumbuhnya fase dewasa yang pesantren mengutamakan pendidikan budi pekerti
sehat (Elvina, 2019). Dengan demikian masa yang atau pendidikan akhlak, sehingga menghasilkan
potensial ini perlu dipersiapkan. Pesantren lulusan idealis yang memiliki cita-cita,
menjadi salah satu alternatif sarana yang dapat kemampuan intelektual dan akhlak mulia (akhlāq
digunakan. al-karīmah). Dengan mengikuti pola pendidikan
Pesantren merupakan basis pendidikan Islam di pondok diharapkan anak akan ditempa dengan
yang menekankan pada penerapan nilai pendidikan yang menyeluruh (Kahar dkk., 2019).
keagamaan. Salah satu pendapat menyatakan Menurut keterangan tambahan dari pengurus,
bahwa pesantren memiliki fungsi membantu santri wajib menetap di dalam pesantren selama 24
peserta didik atau santri agar dalam keseharian jam. Adapun program Tahfidzul Quran
mereka mampu memahami, menghayati, dan (menghafal Alquran) menjadi program unggulan
mengamalkan ajaran Islam (Maesaroh & di Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al-Mizan.
Achdiani, 2018). Pesantren berperan penting Menghafalkan Alquran merupakan salah satu
dalam penerapan nilai agama dan membentuk cara menjaga kemurnian ajaran Islam yang
karakter unggul pada diri individu berdasarkan terkandung dalam Alquran. Hal ini ditegaskan
Alquran dan Hadis. Pada segala hal keberadaan dengan firman Allah Swt. dalam Surah Alhijr ayat
pesantren memang menarik, baik struktur 9 yang memiliki arti: “Sesungguhnya Kami-lah
pendidikan maupun kiainya. Itulah yang yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya
membedakan pesantren dengan apapun kearifan Kami benar-benar memeliharanya”. Shihab
lokal dan kekayaan intelektual yang mungkin (2017) menegaskan bahwa ayat ini menggunakan
mereka miliki di pulau-pulau tersebut (Abubakar, bentuk jamak untuk menyebut Allah Swt. baik
2018). dalam frasa “nahnu nazzalna/ Kami
Idealnya pondok pesantren berada di melaksanakannya” maupun dalam frasa
lingkungan yang dianggap kondusif dan “pemelihara Alquran” yang menunjukkan
representatif untuk belajar agama lebih dalam. penyertaan selain Allah Swt. Penurunannya
Penanaman pendidikan agama tidak dapat terlepas dilakukan oleh Malaikat Jibril dan
dari kerangka pengokohan keimanan, terkait juga pemeliharaannya dibantu oleh umat Islam.
dengan pembiasaan ibadah serta membentuk Alquran menyatakan bahwa ar-Riih al-Amin, juga
akhlak dan moral yang kokoh bagi para santri. Hal dikenal sebagai Malaikat Jibril, membawa wahyu
tersebut sejalan dengan hasil wawancara kepada Allah Swt. ke bumi. Umat Islam juga
pengurus Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al- berkontribusi dalam berbagai cara untuk

36 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

melestarikan kebenaran Alquran, baik dengan kekuatan positif berupa kekuatan tekad atau
menghafal, menulis, merekam, dan lain kegigihan dalam diri untuk bertahan menghadapi
sebagainya. Ini terkait juga dengan memelihara berbagai hambatan dalam hafalan Alquran.
makna-makna yang dikandungnya. Dengan Salah satu alternatif solusi untuk dapat
demikian menghafal Alquran merupakan sebuah menumbuhkan motivasi menghafal Alquran yaitu
misi mulia yang melibatkan kaum muslim untuk dengan memberikan Achievement Motivation
menjaga kemurnian ajaran Islam. Training (AMT). Mc Clelland memunculkan ide
Menghafal Alquran yaitu sebuah proses mengenai Achievement Motivation Training pada
menyelesaikan menghafal keseluruhan kandungan tahun 1960 yang berkonsentrasi pada peningkatan
dan isi ayat Alquran, baik berupa menghafal, motivasi berprestasi (Syafi’i, 2018). Ini
ketelitian, merutinkan dan menjaga hafalan agar merupakan sebuah program pelatihan yang
tidak lupa (Assegaf, 2020). Menghafal Alquran digagas oleh David McClelland dan koleganya di
merupakan suatu proses kompleks yang Universitas Harvard, telah dirancang dengan baik,
melibatkan integrasi dengan aktivitas lain berbasis penelitian serta menggunakan landasan
termasuk di dalamnya unsur ketelitian, seperti teori yang kuat. Program ini telah berulang kali
fonetik (bunyi bahasa), sifat huruf, tanda baca, terbukti efektif meningkatkan kinerja dan
waqaf, dan lain-lain. Oleh sebab itu menghafal motivasi berprestasi. AMT membantu peserta
Alquran bukan merupakan hal yang mudah. memperoleh dukungan motivasi berprestasi dan
Terdapat beberapa kendala yang umumnya menginterpretasikan tujuan. Peserta menjadi
dihadapi para santri. Kendala-kendala tersebut memahami cara berlatih dan menemukan
diprediksikan dapat menimbulkan kesulitan dalam rancangan tindakan untuk mencapai tujuan. Selain
menuntaskan hafalan 30 juz. Para santri biasanya itu, membantu peserta mendapatkan umpan balik
menghadapi sejumlah kendala, termasuk tentang kemajuan dalam meraih tujuan (Chechi &
kurangnya waktu untuk menghafal, Kaur, 2018). Serangkaian kegiatan yang ada di
kecenderungan menjadi malas begitu mulai dalam pelatihan dapat membantu meningkatkan
menghafal Alquran, dan kurangnya kemampuan kesadaran seseorang terhadap potensinya serta
mengingat ayat-ayat tertentu, terutama ayat-ayat memberikan semangat agar dapat berprestasi
yang dianggap sulit dihafal (Nabila, 2022). Hal ini secara maksimal (Syafi’i, 2018).
sejalan dengan hasil wawancara kepada para santri Telah banyak penelitian mengenai AMT,
di Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al-Mizan yang diantaranya Syafi’i (2018) yang membuktikan
juga tidak terlepas dari kendala. Beberapa santri efektivitas program AMT untuk peningkatan
merasa kurang percaya diri dengan kemampuan motivasi berprestasi siswa. Penelitian lain juga
menghafalnya. Kendala lain yang dihadapi yaitu membuktikannya pada peningkatan motivasi
masih adanya keragu-raguan saat melakukan mahasiswa. Sejumlah mahasiswa yang menempuh
setoran hafalan karena merasa apa yang telah pendidikan manajemen dan kursus teknik
dihafal belum sepenuhnya lancar. mengalami peningkatan secara signifikan dalam
Upaya yang bisa dilakukan untuk keterampilan dan pengetahuan sebagai akibat
memecahkan beberapa masalah santri tersebut pelatihan (Muduli, 2009). Perbedaan dengan studi
diantaranya melalui peningkatan motivasi kali ini, AMT yang digunakan merupakan hasil
menghafal Alquran. Tingkat motivasi menghafal modifikasi berdasarkan perspektif Islam, yang
Alquran yang ada dalam diri santri, sangat diprediksikan akan memberikan hasil efektif pula
memengaruhi sejauhmana mereka dapat saat diaplikasikan pada peningkatan motivasi
menghadapi berbagai kendala. Hal ini dikuatkan menghafal Alquran para santri.
pendapat Rosidi (2016) bahwa kuat lemahnya Dengan menerapkan AMT yang berbasis
menghafal tergantung pada motivasi dalam diri Islam, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
ketika dihadapkan pada persoalan yang sulit. merupakan upaya integrasi konsep Barat dan
Dalam hal ini motivasi pada santri memberikan Islam, mengacu kepada pendapat bahwa salah satu

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1 37
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

cara agama dan sains berinteraksi adalah melalui tahap membangun pondasi penelitian, khususnya
integrasi (Ramadanti, 2020). Integrasi dapat terkait treatment dan rangkaian rancangan
membangun keterkaitan antara ilmu dan agama, pelatihan. Penggunaan desain eksperimen juga
namun tidak terjebak dalam konflik antar dipilih terkait keterbatasan waktu yang dimiliki
keduanya. Maka integrasi yang dimaksud dalam peneliti. Gambar 1 menyajikan skema one group
studi ini merupakan sebuah proses kombinasi dan pretest-posttest design (Seniati dkk., 2020).
menyatupadukan komponen AMT versi Barat
dengan nilai dan ajaran Islam. Achievement O1  X  O2
Motivation Training (AMT) berbasis Islam
tentunya memiliki kelebihan dibandingkan
Gambar 1. Design eksperimen one group pretest-
Achievement Motivation Training (AMT) yang
posttest design
telah ada, karena menerapkan konsep Islam di
dalam pelatihan. Selain itu, tujuan akhir pelatihan Keterangan:
diarahkan pada penguatan tauhid rubuniyah O1 : Pretest (pengukuran sebelum perlakuan)
responden. Hal ini disebabkan orientasi yang X : Achievement Motivation Training (AMT)
ditujukan kepada Allah serta lebih berbasis Islam
mengedepankan konsep tawakkallah yang O2 : Posttest (pengukuran setelah perlakuan)
menjadi pondasi dalam penanaman motivasi dan
semangat. Subjek Penelitian
Pengembangan Achievement Motivation Pemilihan subjek dilakukan dengan simple
Training (AMT) berbasis Islam menjadi bagian random sampling. Penelitian ini tidak
yang penting diteliti sebagai sarana peningkatan mengelompokkan berdasarkan random
motivasi pada santri, sehingga diharapkan dapat assignment karena menggunakan satu kelompok
meminimalisasi kendala dalam menyelesaikan subjek. Sebagaimana pendapat bahwa untuk
hafalan Alquran bagi mereka. Penelitian ini populasi yang bersifat homogen dapat
bertujuan untuk mengetahui efektivitas menggunakan simple random sampling.
Achievement Motivation Training (AMT) berbasis Sebaliknya, random assignment sampling
Islam dalam meningkatkan motivasi menghafal meliputi pembagian populasi menjadi strata (sub
Alquran. Adapun hipotesis penelitian ini adalah kelompok) dan memilih sampel secara acak dari
terdapat perbedaan tingkat motivasi menghafal setiap strata tersebut, dimana sub kelompok
Alquran pada sebelum dan sesudah pelatihan. adalah kumpulan item alami (Firmansyah & Dede,
2022).
Metode Subjek penelitian sebanyak 8 orang dengan
kriteria yaitu: remaja laki-laki berusia 11-17
Desain Penelitian tahun, berstatus sebagai santri jenjang Madrasah
Penelitian ini menggunakan pendekatan Tsanawiyah di Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al-
kuantitatif jenis eksperimen yaitu pra-eksperimen Mizan Pontianak, dan bersedia mengikuti
dengan one group pretest-posttest design. Desain pelatihan.
ini melihat perubahan pada satu kelompok subjek
yang dikenai perlakuan apakah hal-hal menjadi Pengumpulan Data
semakin buruk atau semakin baik antara pretest Pengumpulan data dilakukan secara
dan posttest (Knapp, 2016). Pada penelitian ini kuantitatif menggunakan skala likert, yakni skala
diberikan perlakuan AMT berbasis Islam kepada yang dapat mengukur sikap pro dan kontra, negatif
satu kelompok subjek yaitu santri. Desain one maupun positif, atau sepakat dan tidak sepakat
group pretest-posttest dipilih karena penelitian ini terhadap objek sosial (Azwar, 2017). Skala
merupakan studi pendahuluan yang akan diperluas dimaksudkan untuk mengungkap sikap individu di
pada penelitian selanjutnya, karena masih pada

38 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

dalam penelitian, dalam hal ini pengukuran jelas. Sesi ketiga “Impossible Is Nothing” (40
terhadap motivasi menghafal Alquran pada santri. menit), meliputi kegiatan: mendorong peserta
Penelitian ini memanfaatkan skala motivasi untuk husnudzon hanya terhadap Allah dan
menghafal Alquran berdasarkan penelitian senantiasa bertawakal kepada Allah. Pada sesi
Hikmah (2016) dengan nilai koefisien reliabilitas keempat (10 menit) dilakukan refleksi diri setelah
.7737. Skala ini terdiri dari 10 item favorable mendapatkan materi hari pertama dan penutup.
(contoh: “Saya berusaha terus-menerus Hari ke-3 merupakan hari terakhir pelatihan.
mengulangi ayat-ayat yang sulit sampai hafal”) Pertemuan ini dilaksanakan selama 130 menit
dan 10 item unfavorable (contoh: “Saya menunda- dengan lima sesi. Sesi pertama “I Am The
nunda waktu untuk menghafal Alquran”). Winner” (40 menit). Pada sesi ini peserta dilatih
Indikator-indikator yang diukur dalam skala yaitu: untuk mencari potensi yang ada dalam diri
tekun menyetorkan hafalan, ulet mengulang mereka. Selain itu dilatih pula untuk
hafalan, dan menunjukkan minat menghafal. menghapuskan pikiran negatif serta mampu
memahami cara mengatasinya sehingga mereka
Rancangan Intervensi bisa menghafal. Pada sesi kedua, peserta diberikan
Intervensi berupa AMT berbasis Islam, jeda waktu sejenak selama 10 menit. Sesi ketiga
berlangsung selama 3 kali pertemuan dengan total “Refleksi dan Afirmatif” (40 menit), yang
durasi 305 menit. Penelitian ini mengadaptasi membantu peserta merefleksikan pengalaman
rancangan intervensi dari Syafi’i (2018). Beberapa hidup dalam sebuah perenungan. Sesi keempat
perubahan esensial dilakukan berupa perubahan “Action Plan & Mission Statement” (30 menit)
konten dengan mengintegrasikan nilai Islam ke meliputi kegiatan: membantu peserta
dalam AMT konvensional. menumbuhkan motivasi berprestasi dan
Penyusunan materi Achievement Motivation komitmen. Selain itu membuat action plan
Training (AMT) merujuk pada model pelatihan mengenai cara atau metode yang digunakan dalam
yang dikembangkan McClelland dan Muray. menghafal. Sesi kelima merupakan sesi penutup
Model pelatihan tersebut memberikan kesadaran (10 menit) dimana peserta menyampaikan pesan
akan pentingnya mengetahui potensi yang dimiliki dan kesan mengikuti pelatihan serta mengisi
seseorang dan membangkitkan semangat untuk lembar posttest.
berprestasi semaksimal mungkin.
Pertemuan hari ke-1 berlangsung selama 45 Analisis Data
menit dengan sesi utama yaitu pembukaan. Pengolahan data menggunakan paired
Selanjutnya orientasi kegiatan diisi dengan sample of t-test pada variabel motivasi menghafal
perkenalan diri dan pengarahan kepada subjek, Alquran sebelum dan sesudah pelatihan. Nilai
lalu mengisi informed consent dan pretest. rata-rata dari dua sampel yang terkait dengan
Pertemuan hari ke-2 berlangsung selama 130 penelitian dibandingkan dengan menggunakan
menit terdiri dari 4 sesi. Sesi pertama paired sample of t-test (Samuels, 2016). Dengan
“Commitment Building” (40 menit), meliputi demikian setiap individu yang ada di dalam
kegiatan: memantapkan komitmen peserta kelompok sampel tersebut nantinya akan
terhadap kegiatan pelatihan, menanamkan rasa memberikan kontribusi untuk melihat adanya
tanggung jawab pada diri peserta, dan mengajak perbedaan hasil setelah perlakuan antara data
peserta memahami manfaat menghafal Alquran pretest dan posttest.
serta komitmen menghafal. Sesi kedua “Mission Is
Not Impossible” (40 menit), meliputi kegiatan: Hasil
mengkaji motivasi-motivasi yang ada dalam diri Sebanyak 8 santri laki-laki berpartisipasi
peserta, menampilkan figur publik, serta dalam penelitian ini. Empat subjek berusia 13
memperjelas tujuan dalam menghafal Alquran tahun, sedangkan sisanya masing-masing satu
sehingga peserta dapat menetapkan tujuan yang

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1 39
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

subjek berusia 14, 15, 16, dan 17 tahun. Skor Pada tabel 2 terlihat bahwa terdapat
motivasi menghafal Alquran pada tabel 1 perbedaan tingkat motivasi menghafal Alquran
menunjukkan bahwa seluruh subjek mengalami sebelum dan sesudah pelatihan. Diketahui nilai
perubahan dengan rentang angka berbeda-beda. signifikansi sebesar .004 (p < .05). Selain itu
Pengolahan skor ke dalam kategorisasi diperoleh nilai mean sebesar -3.250, yang
berdasarkan mean hipotetik, diperoleh kategori menunjukkan selisih mean hasil pretest dengan
rendah: X < 40; sedang: 40 ≤ X < 60; dan tinggi: posttest.
X > 60. Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat
bahwa saat kondisi awal, subjek berada pada Diskusi
kategori sedang dan tinggi masing-masing sebesar Berkaitan dengan tujuan penelitian ini, telah
50%. Setelah diberikan serangkaian perlakuan diperoleh hasil yaitu efektivitas Achievement
berupa AMT berbasis Islam menunjukkan adanya Motivation Training (AMT) berbasis Islam dalam
peningkatan, yang mana skor posttest meningkatkan motivasi menghafal Alquran pada
menunjukkan 75% subjek berada pada kategori santri. Hasil tersebut ditunjukkan dengan adanya
tinggi, sementara sisanya 25% tetap berada pada perbedaan tingkat motivasi menghafal Alquran
kategori sedang. Temuan ini kemudian sebelum dan sesudah pelatihan AMT berbasis
diperdalam dengan uji lanjutan agar dapat Islam. Selain itu terlihat pula pada perubahan
menjawab hipotesis dengan lebih meyakinkan. kategorisasi skor subjek saat pretest dan posttest.
Tabel 1 Hasil tersebut menjadi pondasi yang baik untuk
Hasil Uji Deskripsi Motivasi Menghafal Alquran pengembangan intervensi ini selanjutnya.
Skor Terdapat beberapa elemen yang menjadi
No. Subjek Pretest Posttest
1 S1 66 68 keunggulan dalam riset ini, sehingga dapat
2 S2 65 68 menunjang terwujudnya hasil cukup baik.
3 S3 59 68 Keunggulan penelitian ini terletak pada nilai-nilai
4 S4 64 67
5 S5 50 54 yang berupaya ditanamkan kepada peserta, yaitu
6 S6 57 58 berlandaskan nilai-nilai Islam. Pada sisi lain,
7 S7 60 62 rancangan intervensi dikembangkan dari tinjauan
8 S8 58 60
Barat sebagai kerangka kerja. Kedua hal ini
Tabel 2 mampu diintegrasikan secara proporsional. Hal ini
Hasil Paired Sample of T-Test Tingkat Motivasi sejalan dengan pendapat Muksin (2019) bahwa
Menghafal Alquran umat Muslim harus membebaskan diri dari segala
Paired Differences
sesuatu yang tidak selaras dengan ajaran Islam
Std.
Error Sig (1- agar kerukunan dan perdamaian lahir secara alami
Variabel Mean SD Mean t df tailed) dalam diri mereka. Penggabungan seperti ini
Prettest- -3.25000 2.49285 .88135 -3.688 7 .004
Posttest sangat penting dikembangkan agar menjadi
alternatif yang baik untuk mendongkrak motivasi
menghafal Alquran.
80% 75%
50% 50%
Selain itu, belum terdapat studi terdahulu
60%
yang membuktikan bahwa AMT konvensional
40%
25% mampu meningkatkan motivasi dalam menghafal
20% 0%
0% Alquran pada santri. Dengan demikian terkait
0%
novelty atau keterbaruan juga menjadi suatu
Pretest keunggulan, mengingat belum adanya penelitian
Posttest
Rendah Sedang Tinggi sejenis yang menguji keefektifan AMT berbasis
Islam untuk meningkatkan motivasi dalam
Gambar 1. Kategorisasi motivasi menghafal Alquran menghafal Alquran.
pada pretest dan posttest.

40 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

Rancangan intervensi menjadi elemen yang beberapa video tentang orang dengan keterbatasan
penting dalam sebuah riset eksperimen. pada bentuk dan fungsi tubuhnya, namun mampu
Rancangan tersebut membantu peneliti sebagai menyelesaikan hafalan alquran, seperti halnya
acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Detailnya Syeikh Ammar Bugis yang memiliki kondisi fisik
rancangan juga berdampak dalam proses 100% lumpuh namun bisa menyelesaikan hafalan
penanaman nilai yang lebih menyeluruh kepada Alquran 30 Juz. Subjek MA merasakan memiliki
peserta. Pembuatan rancangan dalam penelitian keyakinan yang tinggi setelah melihat video
ini dapat dikatakan cukup detail. Syeikh Ammar Bugis. Ia juga mengatakan: “Jika
Selain data kuantitatif, data kualitatif juga beliau saja bisa, tentunya saya yang memiliki
ditampilkan agar memperkuat hasil penelitian kesempurnaan secara fisik akan lebih bisa lagi
dimana peneliti memberikan beberapa pertanyaan dalam menyelesaikan hafalan Quran”. Materi
kepada perwakilan peserta. Salah satunya Impossible Is Nothing sebenarnya merupakan
pertanyaan mengenai dampak yang dirasakan materi yang dirancang untuk menanamkan
setelah mereka mengikuti pelatihan tersebut. keyakinan dalam diri santri dan hanya berpasrah
Salah seorang santri berinisial MA menyatakan kepada Allah. Melalui penanaman keyakinan ini,
bahwa dirinya semakin memiliki komitmen yang diharapkan santri semakin percaya diri pada
tinggi untuk bisa menyelesaikan hafalan Alquran. sebuah proses.
Hal ini disebabkan ia telah mengetahui arah dan Sejalan dengan pendapat Bandura (dalam
pola yang dapat ia terapkan terhadap dirinya Chaer, 2016) yang mengartikan keyakinan sebagai
sendiri. Pengalaman paling mendasar yang ia kemampuan seseorang untuk mengatur dan
rasakan dari pelatihan adalah mengetahui materi melaksanakan serangkaian proses hingga hasil
terkait Commitment Building dan Impossible Is dapat diperoleh. Bandura menguatkan
Nothing. Ia juga menyampaikan meskipun pendapatnya tentang pentingnya keyakinan
kemampuan hafalan Alquran-nya tidak sebaik sebagai sumber aktivitas manusia, yaitu human
teman-temannya, namun ia yakin bahwa Allah agency. Hal ini terkait dengan bagaimana orang
akan membantu ia menyelesaikan hafalannya. Hal berperilaku akan memengaruhi pikiran,
ini sejalan dengan pendapat Fairuzah dan Unsilah keyakinan, dan perasaan mereka. Salah satu aspek
(2021), bahwa memiliki tekad dan komitmen kuat penting dalam dimensi afektif adalah kepercayaan
untuk menghafal Alquran adalah faktor utama diri santri. Keyakinan tersebut akan memengaruhi
yang membantu santri mengatasi rasa tertekan, perasaan dan perilaku santri dalam menghafal.
malas, serta bosan saat menghafal. Berbagai Wawancara kedua dilakukan kepada subjek
dampak lain yang juga dapat dirasakan santri MF. Ia menjelaskan saat ini ia percaya kepada
diantaranya akan tetap semangat dan tidak dirinya bahwa ia akan menjadi pemenang, yaitu
terpaksa, sehingga menimbulkan perasaan enjoy mampu menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz.
atau senang dalam menghafal. Selain itu subjek Dalam pelatihan AMT pemateri meminta setiap
MA juga berkomitmen kuat untuk menjaga santri menuliskan Action Plan & Mission
hafalan, bahkan setelah menuntaskan 30 juz. Statement yang akan mereka targetkan ke dalam
Dengan demikian memiliki komitmen kuat diri mereka sendiri. Subjek MF menyatakan saat
menjadi sangat penting dalam menyelesaikan ini ia telah memiliki tujuan yang terarah, serta
hafalan Alquran. Komitmen tersebut dapat memiliki target dalam dirinya untuk bisa
membantu individu untuk bertahan ditengah menyelesaikan hafalan Alquran. Ia juga
keterbatasan dalam menghafal. berkomitmen kepada diri sendiri bahwa ia akan
Melalui materi Impossible Is Nothing, subjek menyelesaikan hafalan Alquran dalam kurun
MA semakin memahami bahwa keterbatasan waktu 1 tahun ke depan ("Saat ini Saya telah
bukan merupakan suatu halangan dalam memiliki tujuan hidup yang jelas dalam saya
menyelesaikan hafalan. Bahkan ia merasa menyelesaikan hafalan Alquran”). Melalui materi
beruntung ketika fasilitator AMT menunjukkan

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1 41
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

Action Plan ia semakin paham akan arah dan untuk mencapai sasaran berbeda-beda, yang
tujuan yang hendak dicapai. terkadang saling bertentangan satu sama lain.
Sebagai manusia, individu harus memiliki Minat menghafal Alquran juga merupakan
tujuan hidup, yang mana dengan tujuan hidup itu hal yang perlu dimiliki para penghafal Alquran.
seseorang akan memiliki visi yang besar. Dalam Minat yang tinggi merupakan langkah penting dan
sebuah Hadis diriwayatkan dari Amirul Mukminin pertama bagi penghafal Alquran dalam
Abi Hafsh Umar bin Khattab RA. berkata: “Aku mempersiapkan diri untuk mulai menghafal
mendengar Rasulullah Saw. bersabda, (Husna dkk., 2021). Dengan demikian
sesungguhnya nilai segala perbuatan diukur ketertarikan yang kuat terhadap Alquran menjadi
dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap modal dasar menjadi seorang penghafal Alquran.
perbuatan seseorang akan dibalas sesuai dengan Selain perlu juga diiringi dengan motivasi yang
niatnya”. Hadis ini tercatat sebagai akibat dari tinggi. Tingginya motivasi tersebut akan
seorang pria hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk membantu individu menjaga ketertarikannya
menikahi Ummu Qais. Ia pergi tanpa terhadap Alquran. Individu yang memiliki
mengharapkan pahala darinya, dan sebagai motivasi, memiliki kemauan untuk menjaga
hasilnya, dia mendapatkan julukan Muhajir Umm hafalan sehingga memiliki keinginan yang kuat
Qais (‘Ied, 2005). Berdasarkan Hadis tersebut untuk tetap menghafal dan mengulang sekalipun
dapat dimaknai bahwa setiap perbuatan kita kegiatannya sangat padat. Keinginan tersebut
hendaknya didasari oleh niat yang lurus. Niat didasari motivasi yang kuat, salah satunya
inilah yang menjadi dasar balasan dari Allah Swt. didorong dengan janji Allah. Jika dilihat lebih
atas amal yang kita kerjakan. Sejalan dengan jauh, sangat banyak ayat dalam Alquran ataupun
penjelasan Hadis tersebut, Hadis ini dapat Hadis yang menyampaikan keutamaan atau
dimaknai juga bahwa, “Ibarat orang bepergian, fadhilah menghafal Alquran.
sebelum melangkah haruslah terlebih dahulu Sebagaimana firman Allah Swt. dalam
mengetahui kemana ia akan menuju. Bepergian Alquran Surah Shaad ayat 29 yang artinya: “Kitab
tanpa tujuan akan seperti orang linglung, tidak (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh
menentu kemana ia harus melangkahkan kaki. berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan
Apakah belum sampai tujuan, tersesat jalan atau agar orang-orang yang berakal sehat mendapat
telah sampai tujuan, tidak diketahui karena pelajaran”. Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir makna
memang tujuan kepergiannya tidak jelas” dari ayat tersebut ialah hanya orang-orang berakal
(Sami’uddin, 2019). Dengan demikian memiliki yang akan memahami serta mendapatkan
tujuan atau goal itu sangat penting. Hal ini sejalan pelajaran dari Alquran (Syaikh, 2018). Uraian di
dengan pendapat Liana dkk. (2022) bahwa atas menekankan pada seseorang untuk
seseorang dengan goal atau tujuan akan menerima menghafalkan Alquran dan mempelajarinya.
petunjuk tentang bagaimana membuat pilihan Selain menghafal, hendaknya santri penghafal
yang tepat untuk mencapai tujuannya. Apalagi Alquran dan umat muslim umumnya mampu
bagi para penghafal Alquran, memiliki goal akan memaknai ayat secara mendalam. Minimalnya
memengaruhi kelancaran dalam proses dan Alquran dijadikan pedoman hidup yang
konsistensinya. dibutuhkan.
Sebaliknya orang yang tidak mempunyai Salah satu keutamaan yang sangat besar juga
tujuan dalam hidup akan kehilangan arah serta terdapat dalam Hadis riwayat Muslim dari Abu
tidak fokus. Mengacu pada pendapat bahwa Umamah Al-Bahily, ia berkata, “Aku telah
individu yang baik haruslah menentukan tujuan mendengar Rasulullah bersabda, Bacalah
pembelajaran agar arah pembelajaran tidak Alquran karena sesungguhnya dia akan datang
menyimpang dari apa yang diharapkan (Harefa, pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada
2018). Hal ini disebabkan seseorang berusaha orang yang membacanya” (Jawrah, 2017). Jika
dilihat dari Hadis tersebut, dapat dimaknai bahwa

42 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

penghafal Alquran memiliki keutamaan yang luar Kemungkinan munculnya rasa lelah dan bosan
biasa. Rasulullah memberikan penghargaan meningkat bagi santri yang sedang menghafal
setinggi-tingginya yaitu surga bagi individu yang Alquran, maka penting bagi guru pembimbingnya
menghafalkannya. menjadi sumber motivasi utama. Pujian dan
Manfaat lain bagi penghafal Alquran dapat apresiasi, memberikan semangat yang
dilihat dari sisi kejiwaan, diantaranya mencakup menggugah, serta kisah-kisah para hafidz/
aspek kesejahteraan psikologis. Hal ini mengacu hafidzah sukses yang berjuang menghafal Alquran
pada hasil penelitian kualitatif Sari dan Abidin dapat menjadi motivasi yang baik bagi santri
(2022), bahwa senantiasa melakukan murojaah (Masita dkk., 2020).
bagi penghafal Alquran, maka akan membawa Pemberian motivasi menghafal Alquran
kedamaian bagi mereka. Meskipun terdapat dapat diberikan secara berkala. Hal ini sesuai
banyak fadillah baik dari Alquran, Hadis maupun pendapat Fitriana dkk. (2021) bahwa motivasi
studi empiris yang dibuktikan para peneliti, bagi untuk menghafal Alquran harus sering dan
para santri hal itu tidak terlepas dari berbagai konsisten diberikan agar santri menjadi lebih rajin
tantangan. Berbagai tantangan akan dihadapi para dan semangat dalam menghafal Alquran. Motivasi
santri, baik berasal dari faktor internal maupun yang diberikan secara berulang dapat
eksternal. Oleh sebab itu, banyak hal yang perlu membangkitkan dan meningkatkan intensitas
disiapkan oleh santri baik motivasi internal semangat yang mulai melemah di dalam diri
maupun eksternal. Tidak mudah bagi santri untuk santri. Idealnya santri tidak hanya dibebani
mampu mengintegrasikan semua komponen dengan target dalam menghafal, namun
dalam diri dengan baik dan tepat dalam proses hendaknya santri juga dibekali dengan pondasi
menghafal Alquran. Regulasi diri sangat penting dalam menghafal, salah satunya adalah motivasi
bagi santri yang ingin menghafal Alquran karena dalam menghafal Alquran. Mengacu kepada
mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga pendapat Hakim (2020) bahwa motivasi sangat
hafalannya sesuai dengan aturan (Hasri & Suyadi, dibutuhkan dalam menghafal Alquran, karena
2020). Akibatnya, mereka harus mengatur waktu tidak mungkin seseorang tanpa motivasi dapat
secara efektif. Regulasi diri yang baik akan melakukan aktivitasnya sambil menghafal
menunjang santri dalam memperoleh sejumlah Alquran. Penting untuk memperbaiki motivasi
pencapaian saat proses menghafal Alquran. sebab diprediksikan mampu membantu
Dengan demikian regulasi diri dapat menjadi peningkatan elemen lain yang akan memengaruhi
bahan kajian eksperimental selanjutnya. keberhasilan dalam menghafal. Misalnya terkait
Terdapat dua aspek motivasi yang peningkatan daya juang, ketahanan diri, dan lain
memengaruhi setiap orang secara berbeda. sebagainya. Sholihah dkk. (2021) menyatakan
Nursyamsi (2019) membaginya menjadi dua bahwa kekuatan motivasi dapat memunculkan
kategori, yaitu: motivasi internal dan eksternal. pengembangan kegiatan pembelajaran yang dapat
Kedua elemen motivasi ini sangat dibutuhkan oleh menjamin kesinambungan dan arah dalam
santri agar dapat menyelesaikan hafalan mereka. kegiatan pembelajaran. Motivasi yang tinggi
Motivasi internal merupakan motivasi di dalam diprediksi dapat memudahkan santri dalam
diri, sementara motivasi eksternal berkaitan mengatasi segala hambatan yang ada sebab
dengan dukungan orang-orang yang berada di luar motivasi menjadi penggerak bagi santri dalam
dirinya, misalnya dukungan orang tua, ataupun menghafal Alquran.
adanya teman senasib yang sama-sama Santri dengan tingkat motivasi tinggi
menguatkan dalam menyelesaikan hafalan. mempunyai komitmen untuk terus menghafal
Motivasi penunjang lain yang juga tidak kalah walaupun ada hambatan yang mungkin mereka
penting yaitu motivasi yang diberikan oleh guru alami. Sejalan dengan Ifadah dkk. (2021),
tahfidz. Para santri membutuhkan dorongan dari menghafal Alquran membutuhkan tekad ekstra.
guru tahfidz yang mendampingi mereka. Jika tidak diulang, hafalan Alquran bisa saja

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1 43
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

hilang. Jika sejak awal memiliki kemauan kuat, Conference Series: Earth and Environmental
pasti segala sesuatu yang sulit akan menjadi Science, 175(1).
mudah. Tekad menjadi poin penting dalam https://doi.org/10.1088/1755-
1315/175/1/012144
menghafal. Tekad akan memengaruhi kelancaran
Alwi, B. J. (2019). Pondok pesantren: Ciri khas,
dalam menghafal. perkembangan, dan sistem pendidikannya.
Berkaitan dengan keterbatasan penelitian, Lentera Pendidikan, 9(2), 205–219.
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, https://doi.org/10.55936/mauizhah.v9i2.26
yaitu: sebelum menetapkan sampel, perlu adanya Amalia, N. (2021). Konsep balig dalam alquran
proses screening santri yang memiliki motivasi dan implikasinya pada penentuan usia nikah
menghafal Alquran pada tingkat rendah. menurut UU perkawinan. Jurnal Al-Qadau:
Peradilan dan Hukum Keluarga Islam, 8(1),
Selanjutnya hasil screening tersebut dapat
77–86. https://doi.org/10.24252/al-
menjadi salah satu kriteria yang ditetapkan dalam qadau.v8i1.17317
pemilihan subjek penelitian. Selain itu dalam Antoni, B. (2018). Aktivitas dakwah islam dalam
pelaksanaan intervensi, perlu adanya kontrol yang pembinaan akhlak remaja di SMA Al Azhar 3
baik terhadap hal-hal yang dapat mengganggu kecamatan Labuhan Ratu kota Bandar
variabel penelitian. Lampung (Thesis tidak diterbitkan).
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
mengembangkan pada jumlah sampel lebih besar
Assegaf, S. (2020). Meraih prestasi belajar
untuk mendapatkan hasil lebih komprehensif. dengan tahfidz alquran: Tinjauan sekolah
Rancangan pelatihan perlu dibuat secara lebih Islam di Jakarta. A-Empat.
detail, termasuk rekrut tim trainer (trainer dan co- Azwar, S. (2017). Metode penelitian psikologi
trainer) ataupun asisten pelatihan (observer, (Ed. 2). Pustaka Pelajar.
asisten perlengkapan, dan sebagainya), disertai Chaer, M. T. (2016). Self efficacy dan pendidikan.
Al-Murabi, 3(1), 106–122.
lembar uraian job description masing-masing
Chechi, V. K., & Kaur, A. (2018). Achievement
perangkat. Penting pula dilakukan evaluasi motivation- A literature review. Journal of
mengenai kendala yang dihadapi setelah Multidisciplinary Subjects, 12(3), 61–71.
terlaksananya kegiatan pelatihan. Selain itu perlu Elvina, S. N. (2019). Teknik self management
juga memperhatikan kualitas alat ukur dengan dalam pengelolaan strategi waktu kehidupan
meningkatkan nilai validitas dan reliabilitasnya, pribadi yang efektif. Islamic Counseling:
mengingat sebuah alat ukur akan menjadi salah Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2),
123–138.
satu penentu hasil kuantitatif yang diperoleh.
https://doi.org/10.29240/jbk.v3i2.1058
Simpulan Firmansyah, D., & Dede. (2022). Teknik
pengambilan sampel umum dalam
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik metodologi penelitian: Literature review.
simpulan bahwa Achievement Motivation Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH),
Training (AMT) berbasis Islam berpengaruh dan 1(2), 85–114.
efektif dalam meningkatkan motivasi menghafal https://doi.org/10.55927/jiph.v1i2.937
Alquran. Melalui Achievement Motivation Fairuzah, F., & Unsilah, U. (2021). Sikap dan
pandangan tokoh pesantren terhadap kondisi
Training (AMT), subjek yang merupakan santri di
santri tahfidzul qur’an di pondok pesantren
Pondok Tahfizh Quran Hisbah Al-Mizan Nurul Hikmah putri Bakeong Guluk-Guluk
Pontianak menjadi lebih memahami pentingnya Sumenep. Jurnal Pemikiran dan Ilmu
meningkatkan motivasi dalam proses menghafal Keislaman, 4(1), 75-103.
Alquran. Fitriana, N., Mailin, M., & Siregar, T. H. S.
Referensi (2021). Komunikasi interpersonal ustaz dan
santri dalam meningkatkan motivasi
Abubakar, I. (2018). Strengthening core values menghafal alquran di pondok pesantren
pesantren as a local wisdom of islamic higher Minhajus Sunnah Labuhanbatu Utara. Jurnal
education through ma’had jami’ah. IOP

44 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

Pendidikan Tambusai, 5(3), 10755–10761. Psikologi Islam dan Budaya, 5(1), 11–22.
Hakim, M. L. (2020). Motivasi menghafal alquran https://doi.org/10.15575/jpib.v5i1.11949
pada mahasiswa IAIN Jember di rumah Maesaroh, N., & Achdiani, Y. (2017). Tugas dan
tahfidz Darul Istiqomah. Jurnal Ilmiah fungsi pesantren di era modern. Sosietas,
Pesantren, 6(2), 817–826. 7(1), 346–352.
Harefa, D. (2018). Efektivitas metode fisika https://doi.org/10.17509/sosietas.v7i1.10348
gasing terhadap hasil belajar fisika ditinjau Masita, R., Khirana, R. D., & Gulo, S. P. (2020).
dari atensi siswa. Faktor Jurnal Ilmiah Santri penghafal alquran: Motivasi dan
Kependidikan, 5(1), 35–48. metode menghafal alquran santri pondok
Hasri, K. S., & Suyadi, S. (2020). Self regulation pesantren tahfizul qur’an Sungai Pinang
santri penghafal alquran usia sekolah dasar. Riau. Idarotuna: Jurnal Kajian Manajemen
JPIB: Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, Dakwah, 2(2), 71–83.
3(2), 135–146. https://doi.org/10.24014/idarotuna.v3i1.1133
https://doi.org/10.15575/jpib.v3i2.9013 9
Hikmah, L. (2016). Pengaruh intensitas ibadah Muduli, A. (2009). Developing corporate
mahzah terhadap motivasi menghafal entrepreneurship through achievement
alquran santri di pondok pesantren Al- motivation training: A university level study.
Hikmah Tugurejo Tugu Semarang tahun Journal of Organisational Behaviour, 33(3),
2016 (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas 1–32.
Islam Negeri Walisongo Semarang, Fakultas Muksin. (2019). Islamisasi ilmu pengetahuan
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pendidikan dalam perspektif sejarah sosial pendidikan
Agama Islam. islam. Jurnal Al-Ibrah, 4(2), 109-128.
Husna, A., Hasanah, R., & Nugroho, P. (2021). Nabila, A. (2022). Muhasabah sebagai metode
Efektivitas program tahfidz alquran dalam dalam memotivasi penghafal alquran (Studi
membentuk karakter siswa. Jurnal Isema : deskriptif kualitatif di pondok tahfidz Saba
Islamic Educational Management, 6(1), 47– Gianyar Bali). Zad Al-Mufassirin, 4(1), 1–19.
54. Nursyamsi. (2019). Motivasi santri menghafal
https://doi.org/10.15575/isema.v6i1.10689 alquran di rumah tahfidz al ikhlas kelurahan
’Ied, I. D. (2005). Syarhul arbaiiina hadiitsan an- Batipuh Panjang kecamatan Koto Tangah
nawawiyah. (M. Thalib, Terj.). Media kota Padang. Jurnal Mau’izhah, 9(1), 39–56.
Hidayah. https://doi.org/10.55936/mauizhah.v9i1.16
Ifadah, R., Rahmah, E. N., & Fatimah, F. S. N. Purnama, Y. (2020). Faktor penyebab seks bebas
(2021). Penerapan metode tasmi' dalam pada remaja. Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(2),
meningkatkan kualitas hafalan siswa MI IQ 14. https://doi.org/10.36418/syntax-
(Ilmu Al-qur'an). Jurnal Pendidikan Islam, literate.v5i2.933
4(01), 101-120. Ramadanti, E. C. (2020). Integrasi nilai-nilai islam
https://doi.org/10.37542/iq.v4i01.194 dalam pembelajaran IPA. Jurnal Tawadhu,
Jawrah, A. A. A. (2017). Hafal alquran dan lancar 4(1), 1053–1062.
seumur hidup. PT. Elex Media Komputindo. https://doi.org/10.52802/amk.v8i1.189
Kahar, S., Barus, M. I., & Wijaya, C. (2019). Rosidi, A. (2016). Motivasi santri dalam
Peran pesantren dalam membentuk karakter menghafal alquran (Studi multi kasus di
santri. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial pondok pesantren ilmu alquran (PPIQ) PP.
dan Budaya (Journal of Social and Cultural Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dan pondok
Anthropology), 4(2), 170. pesantren tahfizhul alquran
https://doi.org/10.24114/antro.v4i2.11949 Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar
Knapp, T. R. (2016). Why is the one-group Malang). Al Qodiri: Jurnal Pendidikan,
pretest–posttest design still used?. Clinical Sosial dan Keagamaan, 10(1), 53-82.
Nursing Research, 25(5), 467–472. Sami’uddin. (2019). Fungsi dan tujuan kehidupan
https://doi.org/10.1177/1054773816666280 manusia. Pancawahana: Jurnal Studi Islam,
Liana, H., Hairina, Y., & Komalasari, S. (2022). 14(2), 17–31.
Pelatihan islamic goal setting untuk Samuels, P. (2016). Paired samples t-test
meningkatkan efikasi diri siswa dalam (Revised) [Community Project]. Birmingham
pengambilan keputusan karier. JPIB: Jurnal City University.

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1 45
EFEKTIVITAS ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) BERBASIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
MENGHAFAL ALQURAN SANTRI

Sari, N., & Abidin, Z. (2022). Kesejahteraan


psikologis mahasiswa hafiz alquran. JPIB:
Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 5(2),
105–122.
https://doi.org/10.15575/jpib.v5i2.17186
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2020).
Psikologi eksperimen. PT. Indeks.
Shihab, M. Q. (2017). Tafsir al-mishbah: Pesan,
kesan, dan keserasian alquran (I). Lentera
Hati.
Sholichah, A. S., & Rifa’i, M. (2021). Isyarat
alquran dan hadis tentang pendidikan
keimanan anak pra aqil balig. Al-Tarbawi Al-
Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1),
112.
https://doi.org/10.24235/tarbawi.v6i1.7694
Sholihah, A., Musbikhin, & Nasihin. (2021).
Perbedaan motivasi belajar santri yang
berasal dari keluarga utuh dan broken home
di pondok pesantren. Ummul Qura: Jurnal
Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan, 16(1), 33–49.
https://doi.org/10.55352/uq.v16i1.252
Syafi’i, H. (2018, Maret 23-25). Pengaruh
achievement motivation training terhadap
peningkatan motivasi berprestasi. Prosiding
Konferensi Nasional Ke-7 Asosiasi Program
Pascasarjana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA)
Jakarta.
Syaikh, A. b. M. A. (2018). Tafsir ibnu katsir:
Terjemahan kitab lubabut tafsir min ibni
katsir. (M. E. M. A. Ghoffar & A. I. al-Atsari,
Terj.; M. Y. Harun, F. A. Okbah, T. S.
Alkatsiri, F. G. Anuz, A. Amrin,
Badrussalam & A. I. al-Atsari, Eds.). Pustaka
Imam Asy-Syafi'i.

46 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2023, Vol.6, No.1

Anda mungkin juga menyukai