Anda di halaman 1dari 2

Repetisi dalam lagu Amigdala - Tuhan Sebut Itu Sia-Sia

Oleh:
Ines Laras Yulianti
2210721008
Sastra Indonesia

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting
untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 2010:127).

Setiap lagu memiliki makna nya tersendiri. Ada beberapa lagu yang berisi kisah-kisah nyata
seseorang yang pernah mengalami suatu kejadian yang dijabarkan dalam sebuah lagu tersebut.
Hal ini bisa menjadi bahan yang memperkuat argumen terkait pemaknaan lagu tersebut. Tidak
hanya itu, kisah-kisah tersebut bisa menjadi perbandingan antara satu sama lain. Bisa mencari
penyebab dan solusi nya.

Setiap makna lagu pasti memiliki penyebabnya yang bisa dikaitkan dengan kisah percintaan.
Penyebab yang lain juga menjadi pemikiran mengapa penulis lagu menekankan lirik yang sama
berulang kali. Terlebih lagi satu kalimat yang menjadi bagian judul lagu tersebut juga tak bosan-
bosan di ulang. Pemaknaan yang dalam atau memang sebuah pesan yang ingin di garis tebal kan
oleh penulis agar penikmat ataupun pendengar lagu tersebut dapat menitikfokusnya terhadap
lirik tersebut hingga emosi dan pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.
Lalu di akhir akan ada solusi bagi yang mengalami hal yang sama dengan lagu tersebut.
Mungkin bukan solusi yang tepat tetapi bisa menyimpulkan bagaimana pandangan saya terhadap
makna lagu ini.

Dalam lagu Tuhan Sebut Itu Sia-Sia ini memiliki dua pengulangan bait serta delapan
pengulangan lirik yang berasal dari judul lagu tersebut. Untuk makna secara umum, lagu ini
mengisahkan tentang seseorang yang berusaha memahami kekasihnya, bahkan rela melakukan
apapun tetapi tidak mendapatkan feedback yang baik, sehingga semua perlakuan tersebut terasa
sia-sia. Selain makna penekanan lirik yang berulang ini akan menjadi titik poin yang
mengartikan maksud dari sebuah lagu tersebut.

Dalam pembahasan kali ini, saya akan mengaitkan lagu ini terhadap kisah percintaan yang
mungkin akan banyak menyangkut realita banyak orang. Pada lagu ini, bait yang mengalami dua
pengulangan ini memiliki arti di setiap liriknya. Setiap makna lirik nya akan mengandung sebuah
cerita atau kisah seseorang tersebut. Sebuah pengalaman yang pernah dialami lalu dibalut
menjadi lagu.

Aku, dingin
Dan kau makin semarak menuang cuka diatas luka
Pada lirik diatas, kata 'aku' menjadi arti siapa yang berperan dalam lagu. Disambung dengan kata
dingin yang sebelumnya ada tanda koma yang berarti dingin ini memiliki makna bahwa 'aku'
tidak merasakan hangat dari seorang kekasihnya. Artinya yang ia rasakan hanya dingin yang
menusuk atau menyakitkan. Lalu pada lirik "Dan kau makin semarak menuang cuka di atas
luka", jika diartikan secara logika, luka yang dituang cuka akan terasa sangat pedih. Karena cuka
memiliki rasa asam yang akan langsung menyengat luka tersebut. Tetapi jika di telaah lagi,
makna dari lirik tersebut adalah semakin diterima luka yang ia dapatkan dari kekasihnya,
semakin banyak pula kekasih tersebut menaburkan luka terhadapnya. Dalam hal ini, memang
'aku' ini sudah terlalu banyak sabar dalam setiap luka yang diberikan tetapi luka itu tidak pernah
berkurang. Tidak adanya kesadaran diri dari sang kekasih seperti membuat kesan tidak peduli
dari sang kekasih terhadap tokoh 'aku'.

Aku mendakimu jauh sampai patah kaki


Sedang kau mati suri berdendang sendiri
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri

Pada lirik diatas, pengulangan terjadi dua kali. Pada lirik tersebut menggambarkan bahwa tokoh
'aku' Dalam lagu ini terus berusaha memahami sang kekasih, baik dari sikap, perilaku, perlakuan,
hingga seluruh dari dalam diri kekasih tersebut akan ia coba pahami. Semua hal yang ia terima
dari sang kekasih ini dicoba untuk diterima oleh tokoh 'aku'. Hingga semua perjuangan yang
sudah diberikan 'aku' tersebut mengalami banyak kesulitan. Patah kaki ini dapat saya maknai
sebagai kesulitan, keruntuhan, bahkan kesedihan yang di rasakan oleh tokoh 'aku'. Hanya tokoh
"aku" yang merasa jatuh karena sudah banyak yang dikorbankan hingga dikiaskan menjadi patah
kaki. Lalu lanjutan liriknya "sedang kau mati suri berdendang sendiri" Memiliki makna bahwa
sang kekasih ini akan terus menerus menutup mata, merasa mati rasa terhadap perasaannya
sehingga tidak dapat melihat kesulitan yang di alami pasangannya. Berdendang sendiri ini
memiliki makna bahwa hanya perkataan dirinya sendiri lah yang ia dengarkan. Ia tak peduli
bagaimana kata ataupun perasaan tokoh "aku". Kekasih tersebut hanya fokus terhadap dirinya
sendiri tanpa memperhatikan sekitar dan membaca situasi, sehingga tanpa sadar, sang kekasih ini
telah menyakiti perasaan tokoh "aku".

Anda mungkin juga menyukai