Anda di halaman 1dari 5

03 – 09 Maret 2024

Ketika Tuhan Menegur


Markus 14 :12-26

Tujuan
1. Agar anggota PPGT senantiasa tidak mengeraskan hati atas
setiap teguran Tuhan dalam hidupnya.
2. Agar PPGT memahami bahwa setiap teguran Tuhan
merupakan bukti nyata bahwa Ia mengasihi umat-Nya.

Pendahuluan
Dalam menjalin sebuah relasi atau hubungan, tentunya kita
akan saling menjaga satu dengan yang lainnya. Karena dalam
relasi atau sebuah hubungan tentu dibutuhkan adanya
kepercayaan, saling mengenal satu dengan yang lainnya. Tapi
ternyata dari relasi itu, timbul hal-hal yang tidak mengenakkan.
Semisal, relasi itu tidak lagi memiliki tujuan yang sama, memiliki
motivasi-motivasi yang tidak benar, dan bahkan sampai melukai
seseorang. Bagaimana respon kita? Demikian juga dalam kisah
saat Yesus makan paskah bersama dengan murid-murid-Nya
tentang adanya pengkhianatan yang akan dilakukan oleh salah
seorang murid yang sedang duduk makan paskah bersama
Yesus.

Pemahaman Teks
1. Markus 14:12-21 menggambarkan tentang situasi saat Yesus
makan Paskah bersama murid-murid-Nya pada malam
sebelum Ia wafat. Perjamuan itu memberi Dia sukacita dan
penghiburan, sebagai persiapan yang Ia lakukan sendiri
untuk menyongsong penderitaan-Nya. Walaupun
Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah
PPGT Klasis Makassar Timur
penderitaan-Nya sudah sangat dekat, Ia tidak merasa
terhalang untuk menikmati makan Paskah. Dan itu terjadi
pada hari pertama dari perayaan Paskah, yang berlangsung
selama delapan hari, yang dinamakan hari raya Roti Tidak
Beragi, dimana pada hari itu orang menyembelih domba
Paskah.
2. Murid-murid merasa senang bersekutu satu sama lain dalam
persekutuan mereka itu, tetapi Yesus membuat kondisi
menjadi tegang ke atas sukacita mereka itu dengan berkata,
”Sesungguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan
Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku”(ay. 18). Kristus
menyatakan hal ini untuk mengejutkan hati nurani Yudas
seandainya bisa dan untuk menggugah hati dia agar
bertobat dari kejahatannya. Namun, apa yang terjadi adalah
bahwa dia yang menjadi sasaran utama dari peringatan ini,
justru yang paling tidak peduli dengan-Nya. Malahan murid-
murid yang lainlah yang merasa terpukul dengan peringatan
itu dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya: ”Bukan
aku, ya Tuhan?.”(ay.19).
3. Dalam menjawab pertanyaan para murid, Yesus mengatakan
hal yang menentramkan hati mereka, “Bukan kamu, atau
kamu; orang itu adalah dia yang sekarang mencelupkan roti
ke dalam satu pinggan dengan Aku”. Namun disaat yang
bersamaan, Yesus juga mengingatkan nasib yang akan
terjadi pada orang yang menyerahkan Yesus. Memang Anak
Manusia akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang
Dia, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, tetapi
celakalah orang yang olehnya Dia diserahkan, ia pasti binasa,
dosanya akan segera menangkapnya, sehingga adalah lebih
Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah
PPGT Klasis Makassar Timur
baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan dan hidup
(ay. 21). Tidak ada perlindungan atau pengampunan baginya.
4. Markus 14:22-26. Saat Yesus sedang makan bersama dengan
murid-murid-Nya, Yesus mengadakan perjamuan malam
yang merupakan perjamuan terakhir Yesus bersama murid-
murid-Nya. Perjamuan Tuhan ini ditetapkan menjadi
peringatan akan kematian-Nya. Karena itu Ia memecah-
mecahkan roti untuk menunjukkan betapa Tuhan berkenan
diri-Nya diremukkan; dan setelah itu Ia mengambil anggur,
yang merupakan darah Perjanjian Baru.

Pokok-Pokok Khotbah
1. Merespon teguran Tuhan
Ketika Yesus sedang makan paskah bersama dengan murid-
murid-Nya, Ia berbicara bahwa dari kedua belas murid itu,
nanti akan ada satu orang yang akan menyerahkan Dia. Hal
ini merupakan suatu perintah yang tidak mengenakkan dan
sangat mengejutkan bagi murid. Tapi Allah tetap bersikap
baik dalam menyampaikan teguran itu kepada murid-Nya.
Yesus tahu siapa diantara murid yang akan mengkhianati
diri-Nya, tapi begitu dengan penuh kasih Ia tetap
memperingatkan murid-murid-Nya. Banyak orang
berpendapat bahwa pengkhianatan Yudas adalah cara Allah
untuk menyelamatkan manusia. Jika Yudas tidak berkhianat,
maka Yesus tidak akan disalibkan. Pendapat ini jelas salah.
Mengapa? Karena Tuhan tidak pernah menetapkan atau
mengorbankan seseorang pun untuk menjadi pengkhianat
atau mengkhianati diri-Nya. Yesus menegaskan, bahwa
tanpa pengkhianatan Yudas pun, Ia akan tetap mati

Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah


PPGT Klasis Makassar Timur
sebagaimana yang telah dinubuatkan. Setiap kita sebenarnya
berpotensi untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, dan kita
tahu itu, akan tetapi kita masih saja melanjutkannya. Melalui
pembacaan kali ini kita bisa melihat bagaimana seharusnya
kita merespon terhadap setiap teguran Tuhan dalam hidup
kita.
2. Teguran Tuhan adalah bukti cinta kasih-Nya
Sang Guru sudah menegur dan memperingatkan, dengan
harapan bahwa Yudas akan menghentikan niat jahatnya itu
dan mau bertobat. Namun sayangnya, teguran keras yang
penuh kasih itu, yang Yesus sampaikan saat makan paskah
bersama dengan murid-murid-Nya, tidak membuat hati
Yudas untuk mengurungkan niat jahatnya. Yudas tetap pada
keinginannya sendiri untuk menyerahkan Yesus. Kekerasan
hati membuat ia buta dan tidak peka atas teguran Tuhan
terhadap dirinya. Yesus mengucapkan kata “celaka”, juga
bukan untuk mengutuk Yudas, namun untuk menegaskan
dengan penuh kesedihan bahwa Si Pengkhianat akan tetap
bersalah. Dan itu dikatakan bahwa “adalah lebih baik bagi
orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Setiap teguran Tuhan
dalam hidup merupakan bukti nyata bahwa Allah mengasihi
kita. Ia mau supaya kita tetap berada dalam kasihnya walau
kita telah jatuh ke dalam dosa. Belajar dari kisah Tuhan Yesus
untuk tetap menegur tapi masih bisa merangkul, masih bisa
bersama. Permasalahan bukan hal yang akan membuat kita
untuk saling melepaskan, tetapi menjadi sesuatu yang
semakin mempererat hubungan, baik itu hubungan kita
dengan Tuhan maupun dengan sesama.

Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah


PPGT Klasis Makassar Timur
Penutup

Tuhan Yesus tidak pernah menginginkan manusia menjadi


celaka karena kesalahan dalam memilih jalan. Akan tetapi, kita
diberi kehendak bebas dalam memilih. Yesus hanya
memberitahukan konsekuensi dari setiap pilihan kita.
Terkadang Yesus memberi suatu teguran yang keras bagi kita,
supaya kita tidak salah dalam memilih jalan. Oleh karena itu,
ketika Tuhan menegur kita, janganlah kita mengeraskan hati.
Sepatutnyalah kita mengucap syukur, sebab itu adalah suatu
bukti cinta kasih Tuhan bagi anak-anak-Nya.[]

Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah


PPGT Klasis Makassar Timur

Anda mungkin juga menyukai