DISUSUN OLEH:
Berdasarkan definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa struktur sosial berkaitan dengan hubungan antarlembaga sosial yang
membentuk kesatuan sistem sosial guna mengatur pola perilaku masyarakat.
STRUKTUR SOSIAL
3. Peningkatan kekuasaan politik dipihak penguasa, terdapat dua pandangan yang berbeda. Menurut kaum
Marxis kemajuan teknologi melemahkan kekuasaan politik Negara, sedangkan menurut kaum Liberal
Kapitalis/Barat kemajuan teknologi meningkatkan kekuasaan politik negaranya terhadap warganya. Kita lihat
kelemahan dan kekuatan kekuasaan Negara dengan pengaruh teknologi berikut ini:
(1) Lembaga-lembaga sosial
Manusia dan masyarakat membutuhkan lembaga-lembaga karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya oleh orang
perorang.
Menurut Duverger (Sosiologi Politik, 1982) terdapat dua jenis lembaga; (1) Institusi yakni lembaga model
struktural, sistem hubungan antar manusia seperti ekonomi, politik, hukum dan lain-lain. (2) Organisasi yakni
lembaga model formal teknis dan material seperti perlemen, kantor, asosiasi dan lain-lain.
Lembaga normatif ini dibedakan menjadi tiga jenis; (1) Berdasarkan hukum memiliki nilai acuan; kebaikan
umum, ketertiban sosial, kepentingan semua orang dan keadilan. Nilai-nilai ini muncul dalam bentuk peraturan,
keputusan yang dibuat pemerintah. (2) Berdasarkan moral memiliki nilai acuan dari yang baik dan yang buruk.
(3) Berdasarkan kebiasaan memiliki nilai acuan dari apa yang dibuat dan apa yang tidak dibuat oleh individu-
individu dengan kontrak yang disahkan oleh hukum/pemerintah.
Hukum, moral dan kebiasaan-kebiasaan sosial tidak terpisah dari eksistensi sebuah lembaga. Pada umumnya
mereka saling tumpang tindih bahkan terjadi konflik diantara mereka. Konflik antara hukum dan moral seringkali
terjadi dalam hierarki, moral berstatus lebih tinggi ketimbang hukum. Dari sudut etika, norma moral merupakan
norma yang paling penting dalam kehidupan manusia. Konflik juga terjadi antara prinsip-prinsip moral dan
kebiasaan-kebiasaan sosial.
• Ketahanan lembaga-lembaga social
Lembaga Sosial disebut juga inersia sosial. Salah satu ciri otonomi lembaga adalah dia tetap bertahan hidup
meskipun pendiri faktor-faktor yang menghasilkan mereka telah punah atau lenyap. Inilah yang disebut
Persistensi lembaga. Inersia sosial artinya sifat menentang perubahan yang terdapat pada lembaga-lembaga
sosial (pro status quo). Contohnya, masih dipertahankannya struktur kekaisaran Romawi kuno oleh gereja
Katolik, kembali pada sistem pemerintahan nagari di Sumbar. Masih eksisnya 3 partai Orde Baru dengan
berbagai reformasi struktur dan visinya. Persistensi lembaga bisa menimbulkan antagonisme politik jika tidak
diterima masyarakat dan bisa menciptakan integrasi politik jika diterima oleh masyarakat.
• Lembaga-lembaga politik adalah lembaga yang mengurusi kekuasaan seperti, organisasi, pengalihan, pelaksanaan,
legitimasi dan sebagainya. Lembaga politik berbentuk rezim politik, ada 3 klasifikasi lembaga politik: