Dari ayat ini, sudah sangat jelas bahwa proses kemashlhatan akan tercapai dengan
sebuah perubahan, dimana perubahan tersebut menuntut adanya upaya
meninggalkan keburukan menuju kebenaran. maka sungguh merupakan hal yang
wajar, jika para nabi dalam melakukan dakwahnya akan selalu berupaya melakukan
perubahan-perubahan, diaman mereka selalu mengajak untuk meninggalkan
kejelekan menuju perbuatan yang ihsan lagi terpuji. perubahan yang demikian itulah
dalam islam dikenal sebagai istilah "hijrah" sebagaimana yang di jelaskan oleh syekh
sa'ad bin athiq dalam kitabnya الدرر السنية:
Pengertian ini merupakan pemahaman yang paling pas dan mendalam atas segala
peristiwa hijrah yang pernah dilakukan oleh utusan Allah atau hambanya yang ingin
mendekatkan diri padaNya, utamanya hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw
beserta ummat terbaiknya.. betapa tidak kaum muslimin sekalian,, dari sejarah yang
ada, ternyata hijrah merupakan upaya penting yang menjadi titik tolak kebangkitan
dan perubahan kearah kebaikan, mulai hijrah nabi ke madinah hingga fathul makkah,
menjadi dua titik tanda kemenangan yang Allah janjikan atas islam. hal ini menjadi
bukti betapa pentingnya hijrah bagi perwujudan kita sebagai hamba yang taat dan
sholeh. Untuk itu, maka tidak salah jika terdapat beberapa hadits yang menunjukkan
betapa pentingnya hijrah bagi orang-orang yang betul-betul ingin memperbaiki dan
merubah setiap tingkah dan pola kehidupannya agar sesuai dengan kehendak Allah
swt, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh muawiyah:
{ ال تنقط !!ع: س !!معت رس !!ول اهلل ص !!لى اهلل علي !!ه وس !!لم يق !!ول: ق !!ال روى معاوي !!ة
} الهجرة حتى تنقطع التوبة وال تنقطع التوبة حتى تطلع الشمس من مغربها
Muawiyah meriwayatkan: aku mendangar nabi bersabda: "hijrah tidak akan pernah
terputus sampai tobat terputus dan tobat tidak pernah terputus sampai matahari
terbit dari barat"
Dari dua keterangan ini, maka tidak diragukan lagi, bahwa upaya hijrah, bagi
seseorang yang ingin menjadi hamba yang sholeh adalah sebuah keniscayaan yang
harus diperjuangkan dengan segala kerendahan hati dan kesungguhan, sama halnya
dengan upaya taubat dan jihad yang dilakukan seseorang.
Dari pengertian syekh bin atiq juga kita dapat menarik kesimpulan bahwa dimensi
jihad itu sangat luas, tidak hanya berpindahnya raga dari satu tempat ke tempat lain,
melainkan yang lebih penting dan yang menjadi semangat dorongan jihad adalah
berupaya sekuat tenaga untuk meninggalkan kemaksiatan menuju kepada ketaatan
dan keberpasrahan secara total terhadap perintah, larangan dan petunjuk yang Allah
berikan. menghijrahkan segala maksud dan tujuan hanya kepada Allah dalam setiap
perbuatan berhijrah dengan sepenuh hati selama hayat dikandung badan sebagai
wujud jihad kita dijalan Allah swt.. sesuai hadits Rasulullah:
ال هجرة ولكن جهاد ونية
"Tidak lagi hijrah kecuali hijrah niat dan hijrah dalam jihad"
Bahkan hijrah seseorang belum bisa dianggap dan di nilai jihad oleh Allah kecuali
hijrah yang dilakukan seseorang yang hanya bertujuan untuk mengharap ridho Allah,
sebagaimana hadits yang selalu kita dengar dan kita ucapkan:
َأْو ِإَلى، َفَمْن َك اَنْت ِه ْج َر ُتُه ِإَلى ُدْنَيا ُيِص يُبَه ا، َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى، ال ِبالِّنَّياِت
ُ ِإَّنَم ا اَألْع َم
. َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َه اَج َر ِإَلْيِه،اْم َر َأٍة َيْنِكُح َه ا
Sehingga karena itu hijrah yang paling agung dimata Allah adalah upaya seseorang
untuk selalu menaati perintah Allah, dan menjauhi setiap apa yang dibenci terlebih-
lebih lagi hal yang ia haramkan dan murkai. Sebagaimana jawaban rasul ketika
ditanya
يا رسول اهلل أي الهجرة أفضل
Rasul menjawab:
من هجر ما كره اهلل عز و جل
"ialah orang yang berhijrah, meninggalkan segala sesuatu yang Allah azza wajalla
benci..
Namun tidak ada kata terlambat, tidak ada kata putus asa bagi orang yang
mau berbuat baik, karena Allah akan menolong siapa-siapa yang menolong
agamanya. untuk itu, langkah yang paling tepat untuk mulai membenahi pemuda
islam generasi harapan dan pengganti serta pelanjut dakwah ini ialah dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai hijrah pada tiap laku dan tingkah mereka. yang itu
semua tentunya dimulai dengan mengenalkan mereka terhadap islam sehingga
nantinya mereka akan mencintai dan akan memperjuangan aturan-aturan islam
tersebut dalam tiap detik kehidupan mereka. karena bagaimana mungkin mereka
bisa beribadah dengan tekun bila mereka sendiri tidak mencintai islam?, bagaimana
mungkin mereka bisa mencintai islam jika mereka sendiri tidak mengenal islam
secara utuh? Untuk itu pemahaman terhadap islam, keindahan-keindahan ajaran-
ajarannya merupakan hal yang paling urgen dalam mengaktualisasikan awal hijrah
mereka agar bisa tercapai sesuai harapan. Untuk itu, andil orang tua, guru dan ulul
amri sangat dibutuhkan, para orang tua harus mementingkan ilmu-ilmu agama
dibanding ilmu-ilmu lainnya dan terlebih lagi mencontohkan terlebih dahulu akhlak-
akhlak yang mulia. Guru-guru tidak semata mengajarkan mata pelajaran tapi juga
mendidik mereka agar sadar bahwa segala yang terjadi, pengetahuan yang ada itu
tidak terlepas dari kekuasaan dan ilmu yang dimiliki oleh Allah swt, begitu juga
dengan penguasa, harus memberikan pelayanan dan fasilitas agar mereka nyaman
dengan islam bukan malah menyediakan sarana-sarana berupa tontonan dan
fasilitas kemasyarakatan lainnya yang semua itu membuat pemuda islam semakin
jauh dari nilai-nilai islam
Sekian……