Anda di halaman 1dari 303

1

Ny. S, 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri kepala


hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kesadaran
compos mentis, pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan kaku kuduk (+).
Apa radiologi yang tepat pada pasien ini ?
A. Lenticular shape
B. Star sign
C. Binkonveks
D. Crescent sign
E. Bikonkaf
1 B SAH
Ny. S, 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri kepala
hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kesadaran
compos mentis, pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan kaku kuduk (+).
Apa radiologi yang tepat pada pasien ini ?
A. Lenticular shape (EDH)
B. Star sign (perdarahan sesuai sulkus dan gyrus)
C. Binkonveks (EDH)
D. Crescent sign (SDH)
E. Bikonkaf (SDH)
Diagnosis
• CT Scan Kepala tanpa
kontras
– Menunjukkan Daran di
basal cisterns (SAH) yang
disebut “STAR SIGN”
• Aneurysma < 3 mm
mungkin tidak tampak
2
Ny. Manis 60 tahun, datang ke UGD diantar keluarganya dengan
keluhan tiba-tiba lemah separuh badan sebelah kanan. Keluarga
mengatakan pasien tidak dapat berbicara dengan lancar. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus sejak 7 tahun yang
lalu dan rutin berobat. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran
compos mentis, GCS 456, tekanan darah 160/100 mmHG, nadi
98x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,8 C, pasien tidak dapat berbicara
dengan lancar dan tidak dapat mengulang, tetapi dapat mengerti
pembicaraan. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan rangsangan
meningeal (-), hemiparese dextra, parese N VII kanan sentral. Apa
yang menyebabkan gangguan berbicara pada pasien ?
A. Kerusakan otot-otot pita suara
B. Gangguan di area Wernicke & Broca
C. Gangguan di area Wernicke
D. Gangguan di area Broca
E. Gangguan di Cerebelum
2 D Afasia Motorik
Ny. Manis 60 tahun, datang ke UGD diantar keluarganya dengan
keluhan tiba-tiba lemah separuh badan sebelah kanan. Keluarga
mengatakan pasien tidak dapat berbicara dengan lancar. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus sejak 7 tahun yang
lalu dan rutin berobat. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran
compos mentis, GCS 456, tekanan darah 160/100 mmHG, nadi
98x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,8 C, pasien tidak dapat berbicara
dengan lancar dan tidak dapat mengulang, tetapi dapat mengerti
pembicaraan. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan rangsangan
meningeal (-), hemiparese dextra, parese N VII kanan sentral. Apa yang
menyebabkan gangguan berbicara pada pasien ?
A. Kerusakan otot-otot pita suara
tidak dapat berbicara lancar : Output (-)
B. Gangguan di area Wernicke & Broca tidak dapat mengulang : Repetisi (-)
C. Gangguan di area Wernicke dapat mengerti pembicaraan : Input (+)
D. Gangguan di area Broca
E. Gangguan di Cerebelum
3
Ny. Desi 27 tahun, datang dengan keluhan nyeri seperti ditusuk-
tusuk pada rahang kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
nyeri timbul secara mendadak dan terasa tajam seperti ditikam.
Keluhan terutama timbul ketika pasien menggosok gigi, makan,
dan menyentuh wajahnya. Pasien sudah ke dokter gigi tapi tidak
ada kelainan. Pernyataan yang tepat di bawah ini adalah...
A. Pasien menderita Cluster Headache.
B. Pasien menderita Trigeminal Neuralgia.
C. Terapi abortif pada pasien ini adalah oksigen 100% 7 lpm
D. Terapi profilaksis pada pasien ini adalah verapamil
E. Mekanisme utama penyakit pasien ini adalah spasme otot
perikranial.
3B
Ny. Desi 27 tahun, datang dengan keluhan nyeri seperti ditusuk-
tusuk pada rahang kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
nyeri timbul secara mendadak dan terasa tajam seperti ditikam.
Keluhan terutama timbul ketika pasien menggosok gigi, makan,
dan menyentuh wajahnya. Pasien sudah ke dokter gigi tapi tidak
ada kelainan. Pernyataan yang tepat di bawah ini adalah...
A. Pasien menderita Cluster Headache.
B. Pasien menderita Trigeminal Neuralgia.
C. Terapi abortif pada pasien ini adalah oksigen 100% 7 lpm
D. Terapi profilaksis pada pasien ini adalah verapamil
E. Mekanisme utama penyakit pasien ini adalah spasme otot
perikranial.
4
Seorang laki - laki, 60 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat RS SUMBER
WARAS dengan keluhan kelemahan tubuh kiri mendadak sejak 1 jam
yang lalu. Bagian tubuh sebelah kiri lebih sedikit bergerak
dibandingkan tubuh sebelah kanan. Kelemahan dirasakan lebih berat
pada bagian tubuh atas dibandingkan bawah. Pasien kesulitan untuk
berbicara, tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Kesadaran baik,
kompos mentis, TD 160/90 mmHg, HR 95x/menit. Diagnosis pada
pasien ini adalah
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior
4D
Hemiparese S (Ektimitas atas lebih berat) + Afasia Broca
Seorang laki - laki, 60 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat RS SUMBER
WARAS dengan keluhan kelemahan tubuh kiri mendadak sejak 1 jam
yang lalu. Bagian tubuh sebelah kiri lebih sedikit bergerak
disbandingkan tubuh sebelah kanan. Kelemahan dirasakan lebih berat
pada bagian tubuh atas dibandingkan bawah. Pasien kesulitan untuk
berbicara, tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Kesadaran baik,
kompos mentis, TD 160/90 mmHg, HR 95x/menit. Diagnosis pada
pasien ini adalah
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior
ACA : Bagian Eks. Bawah
ACM : Bagian Eks. Atas
ACP : Penglihatan
Clinical Manifestations
Embolic : rapid onset, six maximums at onset
Thrombotic : progression of six over hours to days possibly with stuttering course
Artery Deficits
ICA/Ophth Amaurosis fugax (transient monocular blindness)
ACA Hemiplegia (Leg > Arm)
Confusion, abulia, urinary incontinence, primitive reflexes.
MCA Hemiplegia (Arm & Face > Leg) ; hemianestesia, homonymous hemianopsia.
Aphasia if dom. Hemisphere: sup. div.  expressive; inf.  receptive.
Apraxia & neglect if nondominant hemisphere
Drowsiness & stupor seen later (due to brain swelling)

PCA Thalamic syndrome with contralateral hemisensory disturbances, aphasia, macular-


sparing homonymous hemianopsia.
Vertebral Wallenberg syndrome  Numbness of ipsilateral face & contralateral limb, diplopia,
dysarthria, Ipsilateral Horner’s.
Basilar Pinpoint pupils, long tract signn(quadriplegia and sensory loss), cranial nerve
abnormalities, cerebellar dysfunction.
Cerebellar Vertigo, nausea/vomiting, diplopia, nystagmus, ipsilateral limb ataxia
Lacunar Pure hemiplegia, pure hemianesthesia, ataxic hemiparesis, or dysarthria – clumsy hand
5
Pria 56 tahun mengeluh kelemahan setengah badan sebelah kiri,
muntah, disertai pusing berputar sejak 6 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan pandangan ganda (Diplopia) pada mata kanan,
RPD HT dan DM tidak terkontrol, KU : Kompos mentis, TD :
160/90 mmHg, HR 92x, RR 24x, Kekuatan motorik 5555/3333,
romberg test (+), lokasi patologis pada keadaan tersebut adalah.
..
A. Arteri serebri posterior
B. Arteri serebri media
C. Canalis semisirkularis
D. Arteri basiler
E. Arteri meningea media
5A
Pria 56 tahun mengeluh kelemahan setengah badan sebelah kiri,
muntah, disertai pusing berputar sejak 6 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan pandangan ganda (Diplopia) pada mata kanan,
RPD HT dan DM tidak terkontrol, KU : Kompos mentis, TD :
160/90 mmHg, HR 92x, RR 24x, Kekuatan motorik 5555/3333,
romberg test (+), lokasi patologis pada keadaan tersebut adalah.
..
A. Arteri serebri posterior
B. Arteri serebri media
C. Canalis semisirkularis
D. Arteri basiler
E. Arteri meningea media
Sirkulus
Willisi
6
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang dibawa ke IGD
karena penurunan kesadaran post kecelakaan 1 jam yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan GCS 332, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 100x/menit, dan dari pemeriksaan CT-Scan
didapatkan gambaran hiperdens berbentuk cembung. Di
manakah letak kelainan pada kasus di atas ?
A. Arteri Cerebri Media
B. Arteri Cerebri Anterior
C. Arteri Cerebri Posterior
D. Bridging Vein
E. Arteri Meningea Media
6 E (EPIDURAL HEMORRHAGE)
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang dibawa ke IGD
karena penurunan kesadaran post kecelakaan 1 jam yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan GCS 332, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 100x/menit, dan dari pemeriksaan CT-Scan
didapatkan gambaran hiperdens berbentuk cembung. Di
manakah letak kelainan pada kasus di atas ?
A. Arteri Cerebri Media (hemiparesis, kelemahan tangan > kaki)
B. Arteri Cerebri Anterior (hemiparesis, kelemahan kaki > tangan)
C. Arteri Cerebri Posterior (defisit melibatkan visual)
D. Bridging Vein (SDH)
E. Arteri Meningea Media (EDH, Lesi Bikonveks (cembung)
atau seperti lensa (lentikular/lentiformis)
7
Seorang pria usia 54 tahun dikeluhkan oleh keluarganya Gangguan
bahasa. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
dan tidak rutin control. Saat datang di UGD, GCS 4x6 Tensi
170/100mmHg Nadi 88x/menit regular RR 20x/m Tax 37◦C.
Pemeriksaan Neurologis ditemukan Hemiparese Sinistra, parese
nervus cranialis vii dan xii dextra. Ketika pasien ditanya, pasien dapat
menjawab pertanyaan pemeriksa namun tidak dapat nyambung Area
yang terganggu adalah?
a. Area 18
b. Area 15
c. Area 44
d. Area 22
e. Area 38
7D
Seorang pria usia 54 tahun dikeluhkan oleh keluarganya Gangguan
bahasa. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
dan tidak rutin control. Saat datang di UGD, GCS 4x6 Tensi
170/100mmHg Nadi 88x/menit regular RR 20x/m Tax 37◦C.
Pemeriksaan Neurologis ditemukan Hemiparese Sinistra, parese
nervus cranialis vii dan xii dextra. Ketika pasien ditanya, pasien dapat
menjawab pertanyaan pemeriksa namun tidak dapat nyambung Area
yang terganggu adalah?
a. Area 18 Dapat menjawab
pertanyaan  lancar
b. Area 15 bicara : Output (+)
c. Area 44 Tidak nyambung : Input
(-)
d. Area 22 AFASIA WERNICKE
e. Area 38
8
Laki-laki 67 tahun, datang ke IGD dengan penurunan
kesadaran. Pasien sempat mengeluh nyeri kepala dan
muntah. Menurut keluarga pasien, pasien memiliki riwayat
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pasien tidak memiliki
riwayat Diabetes. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS
224 TD 200 / 100mm Hg, Nadi 98x/m RR 24x/m Tax 37C.
Reflek Babinski (+), Reflek Biceps meningkat. Motorik
didapatkan lateralisasi dextra, parese nervus VII dextra
UMN. Berapa Siriraj dari pasien tersebut?
a. +4,5
b. -1
c. 0
d. 1
e. -4,5
8A
Laki-laki 67 tahun, datang ke IGD dengan penurunan
kesadaran. Pasien sempat mengeluh nyeri kepala dan
muntah. Menurut keluarga pasien, pasien memiliki riwayat
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pasien tidak memiliki
riwayat Diabetes. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 224
TD 200 / 100mm Hg, Nadi 98x/m RR 24x/m Tax 37C. Reflek
Babinski (+), Reflek Biceps meningkat. Motorik didapatkan
lateralisasi dextra, parese nervus VII dextra UMN. Berapa
Siriraj dari pasien tersebut?
a. +4,5
SIRIRAJ Score
b. -1 2,5 (1) + 2 (1) + 2 (1) + 0,1 (100) – 3 (0) – 12
c. 0 2,5+2+2+10-0-12
HASIL +4,5
d. 1
e. -4,5
Siriraj Score
< -1 : iskemik
> 1 : perdarahan
9
Ny. Moe Koeng, 57 tahun, post MRS stroke 2 minggu. Pasien
tidak bisa bicara, ketika ditanya pasien tampak tidak dapat
memahami pertanyaan dan perintah dokter. Ketika pasien
diminta untuk mengulang kata yang diucapkan oleh
pemeriksa, pasien tidak bisa mengulang. Kelainan yang
dialami pasien disebut:
A. Afasia Transkortikal Sensorik
B. Afasia Global
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Konduksi
E. Afasia Transkortikal Mixed
9B
Ny. Moe Koeng, 57 tahun, post MRS stroke 2 minggu. Pasien
tidak bisa bicara, ketika ditanya pasien tampak tidak dapat
memahami pertanyaan dan perintah dokter. Ketika pasien
diminta untuk mengulang kata yang diucapkan oleh
pemeriksa, pasien tidak bisa mengulang. Kelainan yang
dialami pasien disebut:
A. Afasia Transkortikal Sensorik tidak bias bicara : Output (-)
B. Afasia Global tidak bisa mengulang : Repetisi (-)
Tidak dapat memahami : Input (-)
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Konduksi
E. Afasia Transkortikal Mixed
10
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala. Nyeri hilang timbul muncul berkala beberapa bulan
dalam setahun. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri
dirasakan di sisi kanan khususnya belakang bola mata hingga
menimbulkan mata kemerahan, berair dan hidung tersumbat.
Sebelumnya pasien tidak mengeluh batuk atau pilek.
Pernyataan yang benar di bawah ini adalah...
A. Diagnosis pada pasien ini adalah cluster headache
B. Terapi abortif pada pasien ini adalah oksigen 10 lpm
C. Terapi profilaksis pada pasien ini adalah verapamil
D. A dan C benar
E. A, B, dan C benar
10 D
Cluster Headache
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala. Nyeri hilang timbul muncul berkala beberapa bulan
dalam setahun. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri
dirasakan di sisi kanan khususnya belakang bola mata hingga
menimbulkan mata kemerahan, berair dan hidung tersumbat.
Sebelumnya pasien tidak mengeluh batuk atau pilek.
Pernyataan yang benar di bawah ini adalah...
A. Diagnosis pada pasien ini adalah cluster headache
B. Terapi abortif pada pasien ini adalah oksigen 10 lpm 7 lpm
C. Terapi profilaksis pada pasien ini adalah verapamil
D. A dan C benar
E. A, B, dan C benar
Cluster Headache
Kriteria Diagnosis
• Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria:
• Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan/atau temporal
yang berlangsung antara 15-180 menit jika tidak ditangani.
• Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut:
• injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi pada mata ipsilateral,
• kongesti nasal dan/atau rhinorrhea ipsilateral
• edema palpebra ipsilateral
• berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral
• miosis dan/atau ptosis ipsilateral
• gelisah atau agitasi
• frekuensi serangan 1-8 kali/hari
• Tidak berhubungan dengan kelainan lain
Cluster Headache
Serangan Akut Profilaksis

a) Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen a) Verapamil (pilihan pertama) 120–160 mg


100% 7 liter/menit selama 15 menit. t.i.d-q.i.d, selain itu bisa juga dengan
b) Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin 40-
mengurangi nyeri dalam 10 menit; 120 mg/hari.
pemberian i.m. dan nasal lebih lama. b) Steroid (80–90% efektif untuk prevensi
c) Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan serangan), tidak boleh diberikan dalam
mengurangi nyeri dalam waktu 5-15 menit; waktu lama. 50–75 mg setiap pagi dikurangi
dapat diulang setelah 24 jam. 10% pada hari ketiga.
d) Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral c) Lithium 300–1500 mg/hari (rata-rata 600–
e) Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%. 900 mg).
f) Indometasin (rectal suppositoria). (Level B)
g) Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari a. Methysergide 4–10 mg/hari.
pemakaian jangka lama. b. Divalproat Sodium.
h) Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 c. Neuroleptik (Chlorpromazine).
inhalasi) efektif 80%. d. Clonidin transdermal atau oral.
i) Gabapentin atau Topiramat. e. Ergotamin tartrat 2 mg 2–3 kali per hari, 2
mg oral atau 1 mg rektal 2 jam sebelum
serangan terutama malam hari.,
dihydroergotamin, sumatriptan atau triptan
lainnya.
f. Indometasin 150 mg/hari.
11
Tn. Sun Go Kong 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala.
Nyeri hilang timbul muncul berkala beberapa bulan dalam
setahun. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri dirasakan di
sisi kanan khususnya belakang bola mata. Keluhan disertai mata
merah dan hidung berair. Sebelumnya pasien tidak mengeluh
batuk atau pilek. Profilaksis pada pasien ini adalah...
A. Sumatriptan
B. Oksigen 100%
C. Verapamil
D. Ergotamin
E. Gabapentin
11 B Cluster Headache
Tn. Sun Go Kong 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala.
Nyeri hilang timbul muncul berkala beberapa bulan dalam
setahun. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri dirasakan di
sisi kanan khususnya belakang bola mata. Keluhan disertai mata
merah dan hidung berair. Sebelumnya pasien tidak mengeluh
batuk atau pilek. Profilaksis pada pasien ini adalah...
A. Sumatriptan
B. Oksigen 100%
C. Verapamil
D. Ergotamin
E. Gabapentin
12
Seorang perempuan umur 40 tahun datang ke RS untuk
melakukan fisioterapi setelah terkena serangan stroke pada sisi
tubuh bagian kanan. Selain keluhan lemah separuh badan kanan,
pasien juga tampak sulit untuk berbicara namun mengerti apa
yang diucapkan oleh orang lain. Menurut keluhan pasien diatas,
area berapakah diotak yang mengalami kerusakan?
A. Area 44-45
B. Area 41-42
C. Area 17-18
D. Area 22
E. Area 8
12 A
Seorang perempuan umur 40 tahun datang ke RS untuk
melakukan fisioterapi setelah terkena serangan stroke pada sisi
tubuh bagian kanan. Selain keluhan lemah separuh badan kanan,
pasien juga tampak sulit untuk berbicara namun mengerti apa
yang diucapkan oleh orang lain. Menurut keluhan pasien diatas,
area berapakah diotak yang mengalami kerusakan?
A. Area 44-45 (Broca area)
B. Area 41-42 (Korteks auditorik)
C. Area 17-18 (korteks visual (occipital))
D. Area 22 (Wernicke)
E. Area 8 (Eye Movement)
13
Perempuan, 30 tahun, nyeri wajah kanan seperti
tersengat listrik sejak 3 hari yang lalu. Episodik, 30-
50 detik setiap serangan. Nyeri bertambah saat sikat
gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik dalam
batas normal. Tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari.
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari.
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari.
13 A Trigeminal Neuralgia
Perempuan, 30 tahun, nyeri wajah kanan seperti
tersengat listrik sejak 3 hari yang lalu. Episodik, 30-
50 detik setiap serangan. Nyeri bertambah saat sikat
gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik dalam
batas normal. Tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari.
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari.
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari.
14
Pasien berusia 34 tahun alami penurunan kesadaran sejak 1
hari yang lalu. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan kesadaran letargi, denyut
nadi 130x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38°C. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai kaku kuduk (+). Pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal. Apa pemeriksaan yang tepat
untuk menegakkan diagnosis ?
A. Pemeriksaan darah dan urin
B. Pemeriksaan foto rontgen
C. Pemeriksaan kadar elektrolit dan analisis gas darah
D. Pemeriksaan lumbal pungsi
E. Pemeriksaan CT scan kepala
14 D
Meningoenchepalitis
Pasien berusia 34 tahun alami penurunan kesadaran sejak 1
hari yang lalu. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan kesadaran letargi, denyut
nadi 130x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38°C. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai kaku kuduk (+). Pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal. Apa pemeriksaan yang tepat
untuk menegakkan diagnosis ?
A. Pemeriksaan darah dan urin
B. Pemeriksaan foto rontgen
C. Pemeriksaan kadar elektrolit dan analisis gas darah
D. Pemeriksaan lumbal pungsi
E. Pemeriksaan CT scan kepala
15
Tn. Dakgalbi 65 tahun, datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak dipengaruhi
aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik, didapatkan TD
110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR 22x/menit. Dari
pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+), refleks fisiologis
dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari pemeriksaan lumbal
pungsi, didapatkan warna jernih, protein meningkat, glukosa normal,
leukosit meningkat, sel dominasi MN. Diagnosis yang mungkin pada
pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitis bakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
15 C
Tn. Dakgalbi 65 tahun, datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak dipengaruhi
aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik, didapatkan TD
110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR 22x/menit. Dari
pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+), refleks
fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih, protein
meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat, sel dominasi MN.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitis bakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
16
Ny. S 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan kesemutan di
tangannya. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan bahwa pasien
kesulitan untuk mengekstensikan pergelangan tangan dan
juga kehilangan sensoris pada bagian punggung tangannya.
Pasien memiliki riwayat fraktur humerus. Saraf yang terlibat
dalam kasus ini adalah...
A. N. Ulnaris
B. N. Radialis
C. N. Medianus
D. N. Fasialis
E. N. Peroneus
16 B
Ny. S 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan kesemutan di
tangannya. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan bahwa pasien
kesulitan untuk mengekstensikan pergelangan tangan dan
juga kehilangan sensoris pada bagian punggung tangannya.
Pasien memiliki riwayat fraktur humerus. Saraf yang terlibat
dalam kasus ini adalah...
A. N. Ulnaris
B. N. Radialis
C. N. Medianus
D. N. Fasialis
E. N. Peroneus
17
Tn. Sonny 29 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x.
Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit,
suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Tatalaksana non farmakologi yang tepat
untuk pasien adalah...
A. Dimenhidrinat
B. Dix-Hallpike manuver
C. Epley manuver
D. Betahistin
E. Brandt-Daroff manuver
17 C
Tn. Sonny 29 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x.
Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit,
suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Tatalaksana non farmakologi yang
tepat untuk pasien adalah...
A. Dimenhidrinat
B. Dix-Hallpike manuver / Nylen Barany/ Head roll test (Untuk
penentuan Diagnosis)
C. Epley manuver (first choice non-farmakologi)
D. Betahistin
E. Brandt-Daroff manuver (non-farmakologi jika epley masih ada
gejala sisa (terapi habituasi dilakukan oleh pasien)
Dix Hallpike Maneuver
Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya
nistagmus
1. Jelaskan pada penderita mengenai prosedur pemeriksaan, dan
vertigo mungkin akan timbul namun menghilang setelah beberapa
detik.
2. Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa,
sehingga ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30-40
derajat, penderita diminta tetap membuka mata untuk melihat
nistagmus yang muncul.
3. Kepala diposisikan menengok ke kanan 45 derajat
4. Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita,
penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung
tempat periksa.
5. Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi
tersebut dipertahankan selama 10-15 detik.
6. Lakukan pada sisi kontralateral
Epley Maneuver

1. Pasien diminta untuk menolehkan kepala


ke sisi yang sakit sebesar 45 derajat, lalu
pasien berbaring dengan kepala
tergantung dan dipertahankan 1-2 menit.
2. Kepala pasien ditolehkan 90 derajat ke sisi
sebaliknya, dan posisi supinasi berubah
menjadi lateral dekubitus dan dipertahan
30-60 detik.
3. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu
pada pundaknya dan kembali ke posisi
duduk secara perlahan.
Brandt Daroff Exercise

1. Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung dan
kedua mata terpejam
2. Baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik
3. Duduk kembali
4. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi kontralateral, pertahankan selama 30
detik kemudian duduk kembali
5. Lakukan latihan ini 3x, pagi siang malam, masing-masing diulang 5x serta dilakukan
selama 2-3 minggu.
18
Tn. Puyeng, 54 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak
1 minggu terakhir, sakit kepala terutama dirasakan pada bagian
belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit, keluhan disertai
mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO
normal. Apa diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia
18 C
Tn. Puyeng, 54 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak
1 minggu terakhir, sakit kepala terutama dirasakan pada bagian
belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit, keluhan disertai
mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO
normal. Apa diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia
Laki – laki
Cengeng

Cluster
Headache

Kronik /
Episodik
Kontinyu

Durasi Remisi Tanpa remisi


Durasi > 1
7 hari – 1 setidaknya 2 atau Remisi <
tahun
tahun minggu 2 minggu
19
Laki-laki, 40 tahun, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan
saat ini mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri di
kaki kanan dan mati rasa di area pangkal paha sampai ke
sebagian bokong. Pasien juga mengeluh ada gangguan BAB dan
BAK. Diagnosis pasien ini adalah…
A. Brown Sequard Syndrome
B. Central Cord Syndrome
C. Trauma Medula spinalis
D. Overflow inkontinensia
E. Cauda Equine Syndrome
19 E
Laki-laki, 40 tahun, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan
saat ini mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri di
kaki kanan dan mati rasa di area pangkal paha sampai ke
sebagian bokong. Pasien juga mengeluh ada gangguan BAB dan
BAK. Diagnosis pasien ini adalah…
A. Brown Sequard Syndrome
B. Central Cord Syndrome
C. Trauma Medula spinalis
D. Overflow inkontinensia
E. Cauda Equine Syndrome
Cauda Equina Syndrome
 Cauda Equina Syndrome
(“peripheral” nerve injury) vs
conus medularis syndrome
(“Central” nerve injury)
 Karakteristik gejala neuromuskular
dan urogenital karena kompresi
pada serabut saraf yang berada
dibawah konus medularis.
 Penyebab
 Lumbal stenosis
 Fraktur
 HNP
 Neoplasma
 Infeksi
 Spina Bifida
20
Tn. Mungkin, 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada kedua
tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga mengeluh
tidak terasa dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki sampai
setinggi umbilicus. TTV stabil. Pemeriksaan neurologi : hipoestesi dari
umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks patologis +/+.
Jenis kelainan dari kasus diatas adalah...
A. Posterior Cord Syndrome
B. Brown Sequard Syndrome
C. Central Cord Syndrome
D. Anterior Cord Syndrome
E. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total
20 D
Tn. Mungkin, 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada kedua
tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga mengeluh
tidak terasa dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki sampai
setinggi umbilicus. TTV stabil. Pemeriksaan neurologi : hipoestesi dari
umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks patologis +/+.
Jenis kelainan dari kasus diatas adalah...
A. Posterior Cord Syndrome
B. Brown Sequard Syndrome
C. Central Cord Syndrome
D. Anterior Cord Syndrome
E. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total
Anterior Cord Syndrome
• Motorik, nyeri, suhu (-)
• Propioseptif, getar (+)
21
Tn. Treno, usia 54 tahun datang diantar istrinya ke praktik dokter dengan
mengeluhkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Keluhan disertai kesulitan
menahan BAK dan BAB. Keluhan ini muncul sejak pasien beberapa hari yang
lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan plegi
pada kedua tungkai bawah, penurunan modalitas sensoris eksteroseptor dan
proprioseptif setinggi segmen Thoracal X ke bawah disertai hiperhidrosis.
Apakah kondisi yang dialami pasien?
A. Brown Sequard Syndrome
B. Sindrom Kolumna Anterior
C. Sindrom Kolumna Posterior
D. Sindrom Kolumna Central
E. Sindrom transeksi medulla spinalis total
21 E
Tn. Treno, usia 54 tahun datang diantar istrinya ke praktik dokter dengan
mengeluhkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Keluhan disertai kesulitan
menahan BAK dan BAB. Keluhan ini muncul sejak pasien beberapa hari yang
lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan plegi
pada kedua tungkai bawah, penurunan modalitas sensoris eksteroseptor dan
proprioseptif setinggi segmen Thoracal X ke bawah disertai hiperhidrosis.
Apakah kondisi yang dialami pasien?
A. Brown Sequard Syndrome
B. Sindrom Kolumna Anterior
C. Sindrom Kolumna Posterior
D. Sindrom Kolumna Central
E. Sindrom transeksi medulla spinalis total
22
Tn. Taufik 37 tahun, dibawa ke RSUD setelah terjatuh dari atap bis pada waktu
mencuci bisnya. Pasien mengeluhkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri
sulit untuk digerakkan, kemudian pasien merasa kebas dan kesemutan mulai
dari tangan kanan hingga ke kaki kanan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tensi 100/70 mmHg, nadi 92, RR 22, temp 36.6. Dari pemeriksaan neurologis
didapatkan hemiparese sinistra, hipestesia +, retensio urine +. Diagnosis yang
paling mungkin adalah
A. Anterior cord syndrome
B. Posterior cord syndrome
C. Central cord syndrome
D. Brown sequard syndrome
E. Complete spinal transection
22 D
Tn. Taufik 37 tahun, dibawa ke RSUD setelah terjatuh dari atap bis pada waktu
mencuci bisnya. Pasien mengeluhkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri
sulit untuk digerakkan, kemudian pasien merasa kebas dan kesemutan mulai
dari tangan kanan hingga ke kaki kanan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tensi 100/70 mmHg, nadi 92, RR 22, temp 36.6. Dari pemeriksaan neurologis
didapatkan hemiparese sinistra, hipestesia +, retensio urine +. Diagnosis yang
paling mungkin adalah
A. Anterior cord syndrome
B. Posterior cord syndrome
C. Central cord syndrome
D. Brown sequard syndrome
E. Complete spinal transection
Brown Sequard Syndrome /
Hemiseksi
• Trauma Penetrasi
• Def. Ipsilateral
– Motorik
– Propioseptif
– Getar
• Def. Kontralateral
– Nyeri
– Suhu
23
Tn. Rossi, 40 tahun, dibawa ke UGD RS setelah kecelakaan lalu lintas sekitar 1
jam yang lalu. Ditemukan kedua tangan dan kakinya sulit untuk digerakkan
tetapi lebih lemah pada kedua tangan. GCS 456 TD 120/80 mmHg N 98x/m RR
20x/m t 36.4 C. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada kedua kaki.
Propriosepsi dan vibrasi kedua sisi tubuh dalam batas normal. Diagnosis yang
paling mungkin adalah?
A. Brown Sequard Syndrome
B. Anterior Cord Syndrome
C. Posterior Cord Syndrome
D. Central Cord Syndrome
E. Complete spinal transection
23 D
Tn. Rossi , 40 tahun, dibawa ke UGD RS setelah kecelakaan lalu lintas sekitar 1
jam yang lalu. Ditemukan kedua tangan dan kakinya sulit untuk digerakkan
tetapi lebih lemah pada kedua tangan. GCS 456 TD 120/80 mmHg N 98x/m RR
20x/m t 36.4 C. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada kedua kaki.
Propriosepsi dan vibrasi kedua sisi tubuh dalam batas normal. Diagnosis yang
paling mungkin adalah?
A. Brown Sequard Syndrome
B. Anterior Cord Syndrome
C. Posterior Cord Syndrome
D. Central Cord Syndrome
E. Complete spinal transection
24
Seorang anak perempuan datang dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan kejang, kejang berlangsung selama 45 menit.
Kejang sebanyak dua kali dan tidak sadar diantara periode kejang.
Pasien sudah diberikan tatalaksana awal namun kejang tidak
berhenti. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan terhadap pasien
ini?
A. Merawat pasien dan melakukan anestesi
B. Merawat pasien dan memberikan fenitoin injeksi
C. Merawat pasien dan memberikan asam valproat injeksi
D. Merawat pasien dan memberikan fenobarbital injeksi
E. Merujuk pasien ke dokter spesialis saraf di rumah sakit terdekat
24 E
Status epileptikus
Seorang anak perempuan datang dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan kejang, kejang berlangsung selama 45 menit.
Kejang sebanyak dua kali dan tidak sadar diantara periode kejang.
Pasien sudah diberikan tatalaksana awal namun kejang tidak
berhenti. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan terhadap pasien
ini?
A. Merawat pasien dan melakukan anestesi
B. Merawat pasien dan memberikan fenitoin injeksi
C. Merawat pasien dan memberikan asam valproat injeksi
D. Merawat pasien dan memberikan fenobarbital injeksi
E. Merujuk pasien ke dokter spesialis saraf di rumah sakit terdekat
Status epileptikus (3B)

PPK neurologi, 2016


25
Pasien laki laki usia 30 th datang dengan keluhan kejang hingga 5x
dalam 1 hari ini disertai dengan penurunan kesadaran. Seluruh
tubuh kelojotan dan ketika sampai di rumah sakit pasien masih
kejang. Diagnosa pasien tersebut adalah…
A. Status epileptikus konvulsif
B. Status epileptikus nonkonvulsif
C. Status epileptikus gran mal
D. Refrakter status epileptikus
E. Super refrakter status epileptikus
25 A
Pasien laki laki usia 30 tahun datang dengan keluhan kejang. Kejang
dialami 1 hari ini sudah 3 kali kejang. Saat Kejang pasien tidak
sadar. Seluruh tubuh kelojotan dan ketika sampai di rumah sakit
pasien masih kejang. Diagnosa pasien tersebut adalah…
A. Status epileptikus konvulsif
B. Status epileptikus nonkonvulsif
C. Status epileptikus gran mal
D. Refrakter status epileptikus
E. Super refrakter status epileptikus
PPK neurologi, 2016
Klasifikasi berdasar respon terapi
26
Anak berusia 12 tahun dibawa ke UGD RS karena kejang berulang ± 10X per
periode 2 menit, diantara periode kejang pasien tidak sadar. Saat kejang
didapatkan mata mendelik ke atas, keempat ekstrimitas terhentak dan mulut
mengeluarkan busa. Sebelumnya ada riwayat demam 3 hari dan mual muntah
hebat. Pasien memiliki riwayat kejang waktu kecil tetapi tidak didahului
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB 30 kg dan suhu 39 C, pada
pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pasien sudah dicoba pasang
akses intravena namun gagal karena dehidrasi berat. Pengobatan yang tepat
pada kasus diatas adalah?
A. Diazepam intravena
B. Phenytoin intravena
C. Diazepam per oral
D. Diazepam per rectal
E. Asam Valproat per oral
26 D
Status epileptikus
Anak berusia 12 tahun dibawa ke UGD RS karena kejang berulang ± 10X per
periode 2 menit, diantara periode kejang pasien tidak sadar. Saat kejang
didapatkan mata mendelik ke atas, keempat ekstrimitas terhentak dan mulut
mengeluarkan busa. Sebelumnya ada riwayat demam 3 hari dan mual muntah
hebat. Pasien memiliki riwayat kejang waktu kecil tetapi tidak didahului
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB 30 kg dan suhu 39 C, pada
pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pasien sudah dicoba pasang
akses intravena namun gagal karena dehidrasi berat. Pengobatan yang tepat
pada kasus diatas adalah?
A. Diazepam intravena
B. Phenytoin intravena
C. Diazepam per oral
D. Diazepam per rectal
E. Asam Valproat per oral
27
Anak usia 3 tahun datang di bawa orang tuanya dengan riwayat
kejang. Kejang terjadi berupa kelojotan seluruh tubuh. Selama
kejang anak tampak tidak sadar. Pasien sudah diperiksa CT scan
dan MRI, dengan hasil menunjukkan normal. Tidak ada defisit
neurologis lain pada pemeriksaan. Apakah kemungkinan diagnosis
pasien di atas ?
A. Epilepsi Parsial Idiopatik
B. Epilepsi Umum Simptomatik
C. Epilepsi Parsial Simptomatik
D. Riwayat Epilepsi Dengan Status Epileptikus
E. Epilepsi Umum Idiopatik
27 E
Anak usia 3 tahun datang di bawa orang tuanya dengan riwayat
kejang. Kejang terjadi berupa kelojotan seluruh tubuh. Selama kejang
anak tampak tidak sadar. Pasien sudah diperiksa CT scan dan MRI,
dengan hasil menunjukkan normal. Tidak ada defisit neurologis lain
pada pemeriksaan. Apakah kemungkinan diagnosis pasien di atas ?
A. Epilepsi Parsial Idiopatik
B. Epilepsi Umum Simptomatik
C. Epilepsi Parsial Simptomatik
D. Riwayat Epilepsi Dengan Status Epileptikus
E. Epilepsi Umum Idiopatik
• Epilepsi idiopatik merupakan jenis epilepsi yang
tidak diketahui penyebabnya.
• Epilepsi kriptogenik merupakan jenis epilepsi
yang disebabkan oleh sesuatu hal, namun hal ini
belum diketahui secara pasti.
• Epilepsi simptomatik merupakan jenis epilepsi
yang penyebabnya telah diketahui.
• Berdasarkan bagian otak yang terkena, kejang
pada epilepsi dapat dibagi menjadi menyeluruh
(generalized) dan sebagian (parsial)
28
Pasien laki-laki 35 th dibawa oleh keluarga dengan kejang disertai
dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya hentakan
pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek fisiologis
(+), reflek patologis (-). Apakah diagnosis pada kasus diatas?
A. Epilepsi parsial sederhana
B. Epilepsi grand mal
C. Epilepsi parsial komplek
D. Epilepsi umum sekunder
E. Epilepsi tonik klonik
28 D
Pasien laki-laki 35 th dibawa oleh keluarga dengan kejang disertai
dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya hentakan
pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek
fisiologis (+), reflek patologis (-). Apakah diagnosis pada kasus
diatas?
A. Epilepsi parsial sederhana
B. Epilepsi grand mal
C. Epilepsi parsial komplek
D. Epilepsi umum sekunder
E. Epilepsi tonik klonik
29
Pasien laki-laki 35 th dibawa oleh keluarga dengan kejang disertai
dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya hentakan
pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek fisiologis
(+), reflek patologis (-). Apakah terapi pada kasus diatas?
A. Asam valproat
B. Carbamazepin
C. Diazepam
D. Ethosuximide
E. Lamotrigine
29 B
Pasien laki-laki 35 th dibawa oleh keluarga dengan kejang disertai
dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya hentakan
pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek fisiologis
(+), reflek patologis (-). Apakah terapi pada kasus diatas?
A. Asam valproat
B. Carbamazepin
C. Diazepam
D. Ethosuximide
E. Lamotrigine
30
Seorang anak usia 10 tahun, datang dengan keluhan
kejang. Sebelum kejang pasien sempat berteriak dahulu,
kemudian muncul kekakuan seluruh tubuh diikuti dengan
kelojotan dan mulut berbusa. Setelah kejang pasien
tertidur dan lemas. Saat keluhan pasien tidak demam
ataupun memiliki keluhan lain. Kemungkinan kejang pada
pasien adalah..
A. Klonik
B. Grand Mal
C. Petit Mal
D. Secondary Generalized Seizures
E. Tonik
30 B
Seorang anak usia 10 tahun, datang dengan keluhan
kejang. Sebelum kejang pasien sempat berteriak dahulu,
kemudian muncul kekakuan seluruh tubuh diikuti dengan
kelojotan dan mulut berbusa. Setelah kejang pasien
tertidur dan lemas. Saat keluhan pasien tidak demam
ataupun memiliki keluhan lain. Kemungkinan kejang pada
pasien adalah..
A. Klonik
B. Grand Mal
C. Petit Mal
D. Secondary Generalized Seizures
E. Tonik
31
Anak usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik saraf
dengan keluhan seringkali anaknya bengong beberapa saat
ketika diajak bicara atau mengerjakan sesuatu, dan cepat
sadar kembali setelahnya serta tidak ingat apapun, ketika
ditanya dokter anaknya masih mendapatkan ranking 5 besar
dikelasnya pada waktu sekolah. Pada pemeriksaan EEG
ditemukan gambaran Spike-Wave Paroxysm dalam frekwensi 3
Hz, simetris dan sinkron. Apa kemungkinan pengobatan yang
tepat untuk pasien tersebut
A. Asam valproat
B. Carbamazepin
C. Diazepam
D. Phenobarbital
E. Ethosuximide
31 E
EPILEPSI TYPICAL ABSANS

Anak usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik saraf dengan


keluhan seringkali anaknya bengong beberapa saat ketika diajak
bicara atau mengerjakan sesuatu, dan cepat sadar kembali
setelahnya serta tidak ingat apapun, ketika ditanya dokter anaknya
masih mendapatkan ranking 5 besar dikelasnya pada waktu
sekolah. Pada pemeriksaan EEG ditemukan gambaran Spike-Wave
Paroxysm dalam frekwensi 3 Hz, simetris dan sinkron. Apa
kemungkinan pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut
A. Asam valproat
B. Carbamazepin
C. Diazepam
D. Phenobarbital
E. Ethosuximide
32
Laki-laki 44 tahun mengeluh sering terjatuh dan tidak
sadarkan diri tiba-tiba pada saat beraktivitas. Tidak
sadarkan diri dan terjatuh hanya beberapa detik sebelum
kembali bangkit. Hal ini sering terjadi hingga mengganggu
pekerjaanya. Apa terapi yang tepat pada pasien ini ?
A. Carbamazepine
B. Asam valproat
C. Diazepam
D. Fenitoin
E. Gabapentin
32 B
Kejang atonik
Laki-laki 44 tahun mengeluh sering terjatuh dan tidak
sadarkan diri tiba-tiba pada saat beraktivitas. Tidak
sadarkan diri dan terjatuh hanya beberapa detik sebelum
kembali bangkit. Hal ini sering terjadi hingga mengganggu
pekerjaanya. Apa terapi yang tepat pada pasien ini ?
A. Carbamazepine
B. Asam valproat
C. Diazepam
D. Fenitoin
E. Gabapentin
33
Perempuan usia 11 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sering kejang sejak dua bulan sebelumnya. Kejang kurang dari
lima menit, saat kejang kedua mata melirik ke atas dan kaki bergerak-
gerak sendiri. Kejang tidak disertai dengan demam, setelah kejang
pasien sadar dan langsung tidur. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Pemeriksaan
penunjang yang paling tepat?
A. MRI Kepala
B. Ct Scan Kepala
C. Elektroensefalografi
D. Elektromiografi
E. Lumbal pungsi
33 C
Perempuan usia 11 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
sering kejang sejak dua bulan sebelumnya. Kejang kurang dari lima
menit, saat kejang kedua mata melirik ke atas dan kaki bergerak-
gerak sendiri. Kejang tidak disertai dengan demam, setelah kejang
pasien sadar dan langsung tidur. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Pemeriksaan
penunjang yang paling tepat?
A. MRI Kepala
B. Ct Scan Kepala
C. Elektroensefalografi
D. Elektromiografi
E. Lumbal pungsi
34
Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke praktek dokter
bersama suaminya karena konsultasi penggunaan obat anti
kejang. Pasien sudah menikah 3 bulan dan ingin
merencanakan kehamilan. Pasien memiliki riwayat kejang
sejak usia 11 tahun dan berobat teratur dengan asam
valproat. 1 tahun ini sudah tidak kejang sama sekali. Apakah
yang harus dilakukan dokter ?
A. Tetap melanjutkan asam valproat
B. Ganti asam valproate dengan carbamazepine
C. Ganti asam valproate dengan lamotrigine
D. Ganti asam valproate dengan gabapentin
E. Stop semua obat anti epilepsi karena sudah tidak
pernah kejang
34 C
Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke praktek dokter
bersama suaminya karena konsultasi penggunaan obat anti
kejang. Pasien sudah menikah 3 bulan dan ingin
merencanakan kehamilan. Pasien memiliki riwayat kejang
sejak usia 11 tahun dan berobat teratur dengan asam
valproat. 1 tahun ini sudah tidak kejang sama sekali. Apakah
yang harus dilakukan dokter ?
A. Tetap melanjutkan asam valproat
B. Ganti asam valproate dengan carbamazepine
C. Ganti asam valproate dengan lamotrigine
D. Ganti asam valproate dengan gabapentin
E. Stop semua obat anti epilepsi karena sudah tidak
pernah kejang
35
Bayi, usia 3 hari diketahui memiliki benjolan yang
terdapat dipunggungnya. Riwayat ibu memiliki
riwayat epilepsi dan rutin mengkonsumsi obat
antiepilepsi saat hamil. Apakah obat yang dapat
menyebabkan kondisi bayinya ?
A.Asam valproat
B. Lamotrigine
C. Fenitoin
D.Gabapentin
E. Phenobarbital
35 A
Bayi, usia 3 hari diketahui memiliki benjolan yang
terdapat dipunggungnya. Riwayat ibu memiliki
riwayat epilepsi dan rutin mengkonsumsi obat
antiepilepsi saat hamil. Apakah obat yang dapat
menyebabkan kondisi bayinya ?
A.Asam valproat
B. Lamotrigine
C. Fenitoin
D.Gabapentin
E. Phenobarbital
American Academy of Neurology
36
Seorang perempuan datang dengan keluhan mulut mencong
ke kanan. Pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan otot
orbicularis kiri, kerutan dahi sebelah kiri hilang, reflek pupil
dan kornea normal, tidak ada kelemahan anggota gerak dan
lidah. Rasa kecap 2/3 anterior lidah berkurang. Pasien tidak
ada riwayat trauma atau penyakit lainnya sebelumnya
Diagnosis topis pada pasien ini adalah..
A. Nervus VII UMN dekstra
B. Nervus VII LMN dekstra
C. Nervus VII UMN sinistra
D. Nervus VII LMN sinistra
E. Nervus VII UMN dan LMN sinistra
36 B
Bell’s Palsy (S)
Seorang perempuan datang dengan keluhan mulut mencong
ke kanan. Pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan otot
orbicularis kiri, kerutan dahi sebelah kiri hilang, reflek pupil
dan kornea normal, tidak ada kelemahan anggota gerak dan
lidah. Rasa kecap 2/3 anterior lidah berkurang. Pasien tidak
ada riwayat trauma atau penyakit lainnya sebelumnya
Diagnosis topis pada pasien ini adalah..
A. Nervus VII UMN dekstra
B. Nervus VII LMN dekstra
C. Nervus VII UMN sinistra
D. Nervus VII LMN sinistra
E. Nervus VII UMN dan LMN sinistra
37
Perempuan, 27 tahun, datang dengan keluhan pada saat tersenyum
bibir tertarik ke kiri, wajah asimetris, mata kanan memerah dan dahi
kanan tidak terdapat kerutan pada waktu diangkat. Pada pemeriksaan
tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR 18x/menit, suhu 36,5 C, Nadi
84x/menit, keempat ekstremitas normal. Pasien memiliki riwayat
berpergian malam menggunakan sepeda motor untuk bekerja. Terapi
yang tepat adalah
A. Prednison 30 mg/kgBB/hari
B. Prednison 40 mg/kgBB/hari
C. Prednison 60 mg/kgBB/hari
D. Prednison 30 mg/hari
E. Prednison 60 mg/hari
37 E
BELL’S PALSY

Perempuan, 27 tahun, datang dengan keluhan pada saat tersenyum


bibir tertarik ke kiri, wajah asimetris, mata kanan memerah dan dahi
kanan tidak terdapat kerutan pada waktu diangkat. Pada
pemeriksaan tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR 18x/menit, suhu 36,5
C, Nadi 84x/menit, keempat ekstremitas normal. Pasien memiliki
riwayat berpergian malam menggunakan sepeda motor untuk
bekerja. Terapi yang tepat adalah..
A. Prednison 30 mg/kgBB/hari
B. Prednison 40 mg/kgBB/hari
C. Prednison 60 mg/kgBB/hari
D. Prednison 30 mg/hari
E. Prednison 60 mg/hari
PPK neurologi, 2016
38
Seorang anak laki-laki, usia 18 tahun, dirasa mata kirinya nampak
agak tidak simetris. Bagian hitam dari mata kiri tidak sama
dengan mata kanan, dengan kelopak mata kiri tertutup sebagian,
serta tidak pernah berkeringat pada wajah sebelah kiri. Tidak ada
riwayat trauma. Pada Pemeriksaan Fisik, tanda vital dalam batas
normal, pupil anisokor 5 mm / 3 mm, Ptosis (+) palpebra sinistra.
Pemeriksaan Rontgen Paru dan CT scan kepala dalam batas
normal. Ayah pasien juga sering mengalami hal yang sama,
diagnosa topis pada pasien ini adalah..
A. Nervus optikus
B. Nervus okulomotor
C. Nervus trigeminus
D. Nervus simpatis
E. Nervus parasimpatis
38 D
Horner syndrome
Seorang anak laki-laki, usia 18 tahun, dirasa mata kirinya nampak
agak tidak simetris. Bagian hitam dari mata kiri tidak sama
dengan mata kanan, dengan kelopak mata kiri tertutup sebagian,
serta tidak pernah berkeringat pada wajah sebelah kiri. Tidak ada
riwayat trauma. Pada Pemeriksaan Fisik, tanda vital dalam batas
normal, pupil anisokor 5 mm / 3 mm, Ptosis (+) palpebra sinistra.
Pemeriksaan Rontgen Paru dan CT scan kepala dalam batas
normal. Ayah pasien juga sering mengalami hal yang sama,
diagnosa topis pada pasien ini adalah..
A. Nervus optikus
B. Nervus okulomotor
C. Nervus trigeminus
D. Nervus simpatis
E. Nervus parasimpatis
Horner Syndrome

Juga disebut oculo-sympathetic paresis


Etiologi : terjadi jika terdapat lesi dimanapun pada jaras
simpatis yang mensarafi kepala, mata, dan leher.
Trias Horner : Penyebab:
1. Ptosis • Lesi primer neuron, stroke batang otak, trauma pleksus
brakialis, tumor, iskemia arteri karotis, neoplasma fosa
2. Miosis kranial
3. Anhidrosis
39
Perempuan 66 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan
hilangnya kemampuan indra pengecapan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan rasa garam dan gula dikenali dengan baik, sedangkan rasa
asam dan pahit tidak dapat terasa. Saraf kranialis manakah yang
terkena?
A. N.II dan III
B. N. V
C. N. VII
D. N. IX
E. N. XII
39 D
Perempuan 66 tahun datang ke praktek Anda dengan keluhan
hilangnya kemampuan indra pengecapan. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan rasa garam dan gula dikenali dengan baik,
sedangkan rasa asam dan pahit tidak dapat terasa. Saraf
kranialis manakah yang terkena?
A. N.II dan III
B. N. V Yang mengalami gangguan pada kasus ini
adalah daerah asam dan pahit yang
C. N. VII termasuk bagian 1/3 lidah posterior.
D. N. IX
N. VII – 2/3 lidah anterior
E. N. XII
N. IX – 1/3 lidah posterior
40
Laki-laki usia 58 tahun rujukan dari puskesmas
dengan suspek stroke perdarahan. Dari
pemeriksaan neurologis didapatkan kedua mata
tidak bisa melirik ke sebelah kanan. Dimanakah
kemungkinan kelainan pada pasien ini?
A. N III kiri dan N VI kanan
B. N IV kanan dan N VI kanan
C. N III kanan dan N VI kiri
D. N IV kanan dan N VI kiri
E. N III kanan dan N IV kiri
40 A
Laki-laki usia 58 tahun rujukan dari puskesmas
dengan suspek stroke perdarahan. Dari
pemeriksaan neurologis didapatkan kedua mata
tidak bisa melirik ke sebelah kanan. Dimanakah
kemungkinan kelainan pada pasien ini?
A. N III kiri dan N VI kanan
B. N IV kanan dan N VI kanan
C. N III kanan dan N VI kiri
D. N IV kanan dan N VI kiri
E. N III kanan dan N IV kiri
Gerakan Bola Mata
41
Perempuan, 10 tahun dibawa ke RS karena kakinya tertusuk paku saat
bermain dengan temannya di halaman rumah. Anak tampak histeris
dan kesakitan. Dari pemeriksaan didapatkan paku masih menancap di
telapak kaki kanan si anak. Setelah dilepas paku didapati berkarat, dan
kedalaman luka ± 2 cm, sekitar luka kotor terdapat tanah. Dari
anamnesa didapatkan anak tidak pernah mendapatkan vaksin. Perawat
melakukan rawat luka pada pasien. Apa instruksi anda selanjutnya?
A. Observasi saja
B. Diberikan TD saja
C. Diberikan TD dan HTIG
D. Diberikan HTIG saja
E. Tidak perlu pemberian TD maupun HTIG
41 C
Perempuan, 10 tahun dibawa ke RS karena kakinya tertusuk paku saat
bermain dengan temannya di halaman rumah. Anak tampak histeris
dan kesakitan. Dari pemeriksaan didapatkan paku masih menancap di
telapak kaki kanan si anak. Setelah dilepas paku didapati berkarat, dan
kedalaman luka ± 2 cm, sekitar luka kotor terdapat tanah. Dari
anamnesa didapatkan anak tidak pernah mendapatkan vaksin. Perawat
melakukan rawat luka pada pasien. Apa instruksi anda selanjutnya?
A. Observasi saja
B. Diberikan TD saja
C. Diberikan TD dan HTIG
D. Diberikan HTIG saja
E. Tidak perlu pemberian TD maupun HTIG
Penanganan (CDC, 2007)
RIWAYAT VAKSINASI Luka CENDERUNG TIDAK Luka CENDERUNG
mengalami tetanus MENGALAMI tetanus

TDa TIG TDa TIG

Tidak diketahui atau < 3 Ya Tidak Ya Ya


c

≥ 3b Tidakc Tidak Tidakd Tidak

a. Untuk anak usia kurang 7 tahun, vaksin DPT


b. Bila baru mendapat 3 dosis, berikan dosis ke-4
c. Ya, bila dosis terakhir >10 tahun yang lalu
d. Ya, bila dosis terakhir > 5 tahun yang lalu
42
Laki-laki 50 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kejang dan tidak dapat
membuka mulut sempurna sejak 5 hari lalu. Saat kejang pasien dapat
merespon orang disekitarnya. Dua minggu yang lalu pasien tertusuk paku saat
membetulkan rumah. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, nadi 110x, RR 30x/
menit. temp 39. Dari pemeriksaan didapatkan trismus ++ kejang rangsang +,
kejang spontan +. Apakah tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini ?
A. HTIG selama 3 hari + Diazepam + Metronidazole + TT
B. ATS selama 7 hari + Diazepam + Metronidazole + TT
C. ATS single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
D. HTIG single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
E. ATS selama 3 hari + HTIG single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
42 D
Laki-laki 50 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kejang dan tidak dapat
membuka mulut sempurna sejak 5 hari lalu. Saat kejang pasien dapat
merespon orang disekitarnya. Dua minggu yang lalu pasien tertusuk paku saat
membetulkan rumah. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, nadi 110x, RR 30x/
menit. temp 39. Dari pemeriksaan didapatkan trismus ++ kejang rangsang +,
kejang spontan +.Apakah tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini ?
A. HTIG selama 3 hari + Diazepam + Metronidazole + TT
B. ATS selama 7 hari + Diazepam + Metronidazole + TT
C. ATS single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
D. HTIG single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
E. ATS selama 3 hari + HTIG single dose + Diazepam + Metronidazole + TT
TATALAKSANA TETANUS
Vaksin • Tetanus Toxoid

Antikonvulsan • diazepam 0,1-0,3 mg/Kg interval 2-4 jam

Tetanus • HTIG 3.000-5.000 unit IM (single dose)

Imunoglobulin • ATS SKIN TEST! Dosis 100.000-200.000 IU (3 doses)

• Metronidazole IV 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30


Antibiotik mg/kgBB/hari tiap 6 jam selama 7-10 hari
• PENICILLIN PROCAINE 50.000-100.000 U/Kg/hari 7-10 hari
43
Laki-laki, 45 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kejang dan
tidak dapat membuka mulut sempurna sejak 3 hari lalu. Saat
kejang pasien dapat merespon orang disekitarnya. Dua
minggu yang lalu pasien tertusuk bambu saat bertualang ke
hutan. Pemeriksaan fisik TD 75/45 mmHg, nadi 110x, RR 36x/
menit. temp 39. Dari pemeriksaan didapatkan trismus ++
kejang rangsang +, kejang spontan +. Apakah diagnosa yang
paling tepat pada pasien ini ?
A. Tetanus grade 1
B. Tetanus grade 2
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4
E. Tetanus grade 5
43 D
Laki-laki, 45 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kejang dan
tidak dapat membuka mulut sempurna sejak 3 hari lalu. Saat
kejang pasien dapat merespon orang disekitarnya. Dua
minggu yang lalu pasien tertusuk bambu saat bertualang ke
hutan. Pemeriksaan fisik TD 75/45 mmHg, nadi 110x, RR 30x/
menit. temp 39. Dari pemeriksaan didapatkan trismus ++
kejang rangsang +, kejang spontan +. Apakah diagnosa yang
paling tepat pada pasien ini ?
A. Tetanus grade 1
B. Tetanus grade 2
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4
E. Tetanus grade 5
44
Laki-laki usia 32 tahun terjatuh sewaktu memanjat tebing, dengan
kepala terjatuh lebih dulu dan leher terpelintir. Kesan umum pasien
sadar dan bisa jalan dengan normal. Pada pemeriksaan fisik pasien
tidak dapat melakukan gerakan abduksi, fleksi maupun rotasi bahu;
lengan bawah tak dapat digerakkan dengan posisi pronasi,
sedangkan tangan dan jari-jari tangan masih bisa digerakkan secara
normal, kulit bahu dan lengan sebelah lateral hipoesthesi.
Bagaimana diagnosis topis pasien ini . . .
A. C4-5
B. C5-6
C. C6-7
D. C7-8
E. C8-T1
44 B
ERB PALSY
Laki-laki usia 32 tahun terjatuh sewaktu memanjat tebing, dengan
kepala terjatuh lebih dulu dan leher terpelintir. Kesan umum pasien
sadar dan bisa jalan dengan normal. Pada pemeriksaan fisik pasien
tidak dapat melakukan gerakan abduksi, fleksi maupun rotasi bahu;
lengan bawah tak dapat digerakkan dengan posisi pronasi,
sedangkan tangan dan jari-jari tangan masih bisa digerakkan
secara normal, kulit bahu dan lengan sebelah lateral hipoesthesi.
Bagaimana diagnosis topis pasien ini . . .
A. C4-5
B. C5-6
C. C6-7
D. C7-8
E. C8-T1
45
Seorang laki-laki usia 25 tahun, datang dengan keluhan tangan
kanannya tidak dapat diangkat setelah sebelumnya tidur di
pinggir jalan. Kesan umum pasien tampak normal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan bahwa pasien tidak bisa melakukan
dorsofleksi tangan kanan. Nervus manakah yang mengalami
gangguan pada pasien tersebut . . .
A. Nervus ulnaris
B. Nervus radialis
C. Nervus medianus
D. Nervus axillaris
E. Nervus musculocutaneous
45 B
Seorang laki-laki usia 25 tahun, datang dengan keluhan tangan
kanannya tidak dapat diangkat setelah sebelumnya tidur di
pinggir jalan. Kesan umum pasien tampak normal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan bahwa pasien tidak bisa melakukan
dorsofleksi tangan kanan. Nervus manakah yang mengalami
gangguan pada pasien tersebut . . .
A. Nervus ulnaris
B. Nervus radialis
C. Nervus medianus
D. Nervus axillaris
E. Nervus musculocutaneous
46
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke RS dengan keluhan
nyeri punggung bawah yang menjalar ke paha hingga ujung jari
kaki. Nyeri bertambah saat batuk maupun bersin. Selain nyeri
ada keluhan kebas pada daerah tersebut. Satu hari sebelumnya
pasien pergi ke sawah dan mengangkat hasil panen hingga 30 kg.
BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pada tes Lasseque hasilnya (+)
sedangkan tes Patrick dan Kontra-Patrick hasilnya (-). Apakah
pemeriksaan penunjang awal untuk kasus di atas?
A. Foto polos vertebrae lumbosacral
B. CT-Scan lumbal
C. MRI lumbal
D. Foto BNO-IVP
E. USG
46 A
HNP LUMBAL
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke RS dengan keluhan
nyeri punggung bawah yang menjalar ke paha hingga ujung jari
kaki. Nyeri bertambah saat batuk maupun bersin. Selain nyeri
ada keluhan kebas pada daerah tersebut. Satu hari sebelumnya
pasien pergi ke sawah dan mengangkat hasil panen hingga 30
kg. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pada tes Lasseque hasilnya
(+) sedangkan tes Patrick dan Kontra-Patrick hasilnya (-). Apakah
pemeriksaan penunjang awal untuk kasus di atas?
A. Foto polos vertebrae lumbosacral
B. CT-Scan lumbal
C. MRI lumbal
D. Foto BNO-IVP
E. USG
47
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan lemah pada kedua
tungkai dan lengan. Awalnya pasien sempat demam dan diare
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan kelemahan pada kaki
dan baru 2 jam lalu mengeluh lemah pada tangan juga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik atas 4444/4444,
dan motorik bawah 2222/2222. Refleks fisiologis menurun pada
kedua tungkai dan lengan. Penatalaksanaan apa yang paling
tepat untuk kasus di atas . . .
A. Kortikosteroid
B. Intravena immunoglobulin
C. Cholinesterase inhibitor
D. Plasmaferesis
E. Roborantia neurotropik
47 B
GBS
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan lemah pada kedua
tungkai dan lengan. Awalnya pasien sempat demam dan diare
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan kelemahan pada kaki
dan baru 2 jam lalu mengeluh lemah pada tangan juga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik atas 4444/4444,
dan motorik bawah 2222/2222. Refleks fisiologis menurun
pada kedua tungkai dan lengan. Penatalaksanaan apa yang
paling tepat untuk kasus di atas . . .
A. Kortikosteroid
B. Intravena immunoglobulin
C. Cholinesterase inhibitor
D. Plasmaferesis
E. Roborantia neurotropik
48
Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
area leher yang menjalar hingga ke bahu. Keluhan semakin
memberat ketika pasien mangangkat beban berat di bahunya.
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan paresis maupun
hipoesthesi. Pemeriksaan tambahan apa yang tepat untuk
mendukung diagnosis kasus di atas . . .
A. Tes Lasseque
B. Tes kaku kuduk
C. Tes Wartenberg
D. Tes Babinski
E. Tes Spurling
48 E
CRS
Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
area leher yang menjalar hingga ke bahu. Keluhan semakin
memberat ketika pasien mangangkat beban berat di bahunya.
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan paresis maupun
hipoesthesi. Pemeriksaan tambahan apa yang tepat untuk
mendukung diagnosis kasus di atas . . .
A. Tes Lasseque
B. Tes kaku kuduk
C. Tes Wartenberg
D. Tes Babinski
E. Tes Spurling
49
Seorang wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
merasakan nyeri menjalar hingga ke ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Akhir-akhir ini pasien banyak menerima pesanan pecel
sehingga pasien terlalu banyak menguleg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Tinel sign (+) dan O tes (+) dan terdapat atrofi otot
thenar. Apakah diagnosis yang mungkin untuk kasus di atas . . .
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Saturday night palsy
49 A
Seorang wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
merasakan nyeri menjalar hingga ke ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Akhir-akhir ini pasien banyak menerima pesanan pecel
sehingga pasien terlalu banyak menguleg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Tinel sign (+) dan O tes (+) dan terdapat atrofi otot
thenar. Apakah diagnosis yang mungkin untuk kasus di atas . . .
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Saturday night palsy
50
Laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan sulit berjalan. Pasien
tampak berjalan dengan kaki kiri yang diseret dan telapak kaki
kiri yang tidak menapak sempurna ke lantai. I minggu yang lalu
pasien berlatih karate dan kaki kirinya tertendang keras oleh
lawannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paresthesi pada
dorsum pedis. Pemeriksaan radiologi tampak fraktur os fibula
sinistra. Nervus apakah yang terganggu . . .
A. Nervus ischiadicus
B. Nervus femoralis
C. Nervus tibialis posterior
D. Nervus peroneus
E. Nervus dorsum pedis
50 D
PERONEAL PALSY
Laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan sulit berjalan. Pasien
tampak berjalan dengan kaki kiri yang diseret dan telapak kaki
kiri yang tidak menapak sempurna ke lantai. I minggu yang lalu
pasien berlatih karate dan kaki kirinya tertendang keras oleh
lawannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paresthesi pada
dorsum pedis. Pemeriksaan radiologi tampak fraktur os fibula
sinistra. Nervus apakah yang terganggu . . .
A. Nervus ischiadicus
B. Nervus femoralis
C. Nervus tibialis posterior
D. Nervus peroneus
E. Nervus dorsum pedis
51
Wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tangan
kanan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Selain itu juga
didapatkan kebas di jari manis dan kelingking. Keluhan biasanya
dirasakan saat sore hari. Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda
vital dalam batas normal. Apakah diagnosis dan pemeriksaan
tambahan yang tepat pada pasien tersebut . . .
A. Saturday night palsy, Wrist drop
B. Carpal tunnel syndrome, Tinel sign (+)
C. Guyon canal syndrome, Froment test (+)
D. Tarsal tunnel syndrome, Thompson test (+)
E. Cubital tunnel syndrome, Phalen test (+)
51 C
Wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tangan
kanan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Selain itu juga
didapatkan kebas di jari manis dan kelingking. Keluhan biasanya
dirasakan saat sore hari. Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda
vital dalam batas normal. Apakah diagnosis dan pemeriksaan
tambahan yang tepat pada pasien tersebut . . .
A. Saturday night palsy, Wrist drop
B. Carpal tunnel syndrome, Tinel sign (+)
C. Guyon canal syndrome, Froment test (+)
D. Tarsal tunnel syndrome, Thompson test (+)
E. Cubital tunnel syndrome, Phalen test (+)
52
Seorang anak usia 15 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari
pohon pinang. Pasien mengeluhkan tangan kirinya sulit untuk
digerakkan dan juga merasa kebas pada jari-jari tangan. Pada
pemeriksaan fisik ekstremitas atas sinistra ditemukan lengan atas
dalam batas normal, lengan bawah flexi ringan, pergelangan
tangan dorsoflexi, jari 4 dan 5 tidak bisa ekstensi sepenuhnya.
Apa diagnosis kasus di atas . . .
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy
52 B
Seorang anak usia 15 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari
pohon pinang. Pasien mengeluhkan tangan kirinya sulit untuk
digerakkan dan juga merasa kebas pada jari-jari tangan. Pada
pemeriksaan fisik ekstremitas atas sinistra ditemukan lengan
atas dalam batas normal, lengan bawah flexi ringan,
pergelangan tangan dorsoflexi, jari 4 dan 5 tidak bisa ekstensi
sepenuhnya. Apa diagnosis kasus di atas . . .
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy
53
Wanita 54 tahun datang dengan keluhan nyeri pada leher
kanan menjalar ke lengan kanan hingga jari-jari tangan. Nyeri
semakin parah apabila aktivitas mengangkat beban yang
berat. Dilakukan pemeriksaan dengan penekanan vena
jugularis kanan dan kiri, nyeri semakin memberat. Apa nama
pemeriksaan yang dilakukan . . .
A. Lasseque test
B. Lhermitte test
C. Spurling test
D. Naffziger test
E. Valsava test
53 D
CRS
Wanita 54 tahun datang dengan keluhan nyeri pada leher
kanan menjalar ke lengan kanan hingga jari-jari tangan. Nyeri
semakin parah apabila aktivitas mengangkat beban yang
berat. Dilakukan pemeriksaan dengan penekanan vena
jugularis kanan dan kiri, nyeri semakin memberat. Apa nama
pemeriksaan yang dilakukan . . .
A. Lasseque test
B. Lhermitte test
C. Spurling test
D. Naffziger test
E. Valsava test
54
Laki-laki usia 45 tahun, bekerja sebagai penjahit, mengeluh nyeri
seperti rasa terbakar dan kebas pada pergelangan kaki kanan
menjalar ke telapak kaki hingga ujung jari kaki. Nyeri berkurang
bila beristirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan saat perkusi
posterior maleolus medialis terdapat penjalaran nyeri ke jari-jari
dan telapak kaki. pemeriksaan motorik kaki kanan dalam batas
normal, riwayat DM tidak terkontrol sejak 10 tahun yang lalu.
Apa diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas . . .
A. DM Neuropati
B. Tarsal tunnel syndrome
C. Radiculopathy L5-S1
D. Compartment syndrome
E. Ruptur tendon achilles
54 B
Laki-laki usia 45 tahun, bekerja sebagai penjahit, mengeluh nyeri
seperti rasa terbakar dan kebas pada pergelangan kaki kanan
menjalar ke telapak kaki hingga ujung jari kaki. Nyeri berkurang
bila beristirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan saat perkusi
posterior maleolus medialis terdapat penjalaran nyeri ke jari-
jari dan telapak kaki. pemeriksaan motorik kaki kanan dalam
batas normal, riwayat DM tidak terkontrol sejak 10 tahun yang
lalu. Apa diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas . . .
A. DM Neuropati
B. Tarsal tunnel syndrome
C. Radiculopathy L5-S1
D. Compartment syndrome
E. Ruptur tendon achilles
55
Wanita usia 45 tahun, datang ke dokter dengan keluhan terdapat
nyeri yang menjalar dari leher sampai ke lengan sebelah kiri saja,
juga terdapat kebas pada jari manis dan jari kelingking. Pada
pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam batas normal, fanning
jari-jari memiliki nilai MMT 3, refleks fisiologis dalam batas
normal, refleks patologis (-), tes Lhermitte (+). Kemungkinan
dermatom yang terkena pada . . .
A. C5
B. C6
C. C7
D. C8
E. T1
55 D
CRS
Wanita usia 45 tahun, datang ke dokter dengan keluhan terdapat
nyeri yang menjalar dari leher sampai ke lengan sebelah kiri
saja, juga terdapat kebas pada jari manis dan jari kelingking.
Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam batas normal,
fanning (menjepit) jari-jari memiliki nilai MMT 3, refleks
fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-), tes Lhermitte
(+). Kemungkinan dermatom yang terkena pada . . .
A. C5
B. C6
C. C7
D. C8
E. T1
56
laki-laki usia 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri punggung
bawah sejak 1 tahun yang lalu, semakin memberat terutama saat
mengangkat beban. Nyeri menjalar sampai tungkai bawah kiri
hingga ujung jari kaki. Pada hasil pemeriksaan fisik terasa kebas
pada daerah betis, telapak kaki dan berakhir pada jari kelingking
sebelah kiri, dan pasien kesulitan jinjit. Di mana letak lesi pada
kasus tersebut . . .
A. Th11-12
B. Th12-L1
C. L4-5
D. L5-S1
E. S2-3
56 D
HNP LUMBAL
laki-laki usia 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri punggung
bawah sejak 1 tahun yang lalu, semakin memberat terutama saat
mengangkat beban. Nyeri menjalar sampai tungkai bawah kiri
hingga ujung jari kaki. Pada hasil pemeriksaan fisik terasa kebas
pada daerah betis, telapak kaki dan berakhir pada jari
kelingking sebelah kiri, dan pasien kesulitan jinjit. Di mana
letak lesi pada kasus tersebut . . .
A. Th11-12
B. Th12-L1
C. L4-5
D. L5-S1
E. S2-3
57
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki
kemudian diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek,
demam dan diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
kekuatan motorik ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motorik
ekstremitas bawah 2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks
patologis negatif. Apakah diagnosis pasien ini . . .
A. Miastenia Gravis
B. AAIDP
C. Stroke iskemik
D. Myalgia
E. Poliomielitis
57 B
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki
kemudian diikuti lemah pada kedua tangan (ASCENDING).
Riwayat batuk, pilek, demam dan diare 1 minggu yang lalu
(INFEKSI). Pada pemeriksaan fisik kekuatan motorik ekstremitas
atas 3333/3333, kekuatan motorik ekstremitas bawah
2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks patologis negatif.
Apakah diagnosis pasien ini . . .
A. Miastenia Gravis
B. AAIDP
C. Stroke iskemik
D. Myalgia
E. Poliomielitis
58
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki kemudian
diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek, demam dan
diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kekuatan motorik
ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motorik ekstremitas bawah
2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks patologis negatif.
Untuk mendiagnosis kasus di atas, pemeriksaan penunjang yang
paling tepat yang dapat diusulkan adalah . . .
A. CT-Scan
B. MRI
C. EMG
D. Serologi
E. Lumbal Pungsi
58 E
GBS
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki kemudian
diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek, demam dan
diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kekuatan motorik
ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motorik ekstremitas bawah
2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks patologis negatif.
Untuk mendiagnosis kasus di atas, pemeriksaan penunjang yang
paling tepat yang dapat diusulkan adalah . . .
A. CT-Scan
B. MRI
C. EMG
D. Serologi
E. Lumbal Pungsi
59
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki
kemudian diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek,
demam dan diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
kekuatan motorik ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motorik
ekstremitas bawah 2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks
patologis negatif. Dari hasil penunjang yang diusulkan, hasil apa
yang anda harapkan . . .
A. Ditemukannya Anti-AChR
B. Disosiasi sitoalbumin
C. Menurunnya aktivitas hantaran saraf dan kontraksi otot
D. Lesi hipodens berbentuk lakunar pada hemisfer kanan
E. Menyempitnya diskus intervertebralis
59 B
GBS
Laki-laki 24 tahun, datang dengan keluhan keempat ekstremitas
lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua kaki
kemudian diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek,
demam dan diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
kekuatan motorik ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motorik
ekstremitas bawah 2222/2222, refleks fisiologis menurun, refleks
patologis negatif. Dari hasil penunjang yang diusulkan, hasil apa
yang anda harapkan . . .
A. Ditemukannya Anti-AChR
B. Disosiasi sitoalbumin
C. Menurunnya aktivitas hantaran saraf dan kontraksi otot
D. Lesi hipodens berbentuk lakunar pada hemisfer kanan
E. Menyempitnya diskus intervertebralis
60
Laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD setelah terlempar keluar dari mobil.
Kesan umum dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pada ekstremitas superior sinistra posisi lengan atas adduksi-
endorotasi, lengan bawah ekstensi-pronasi, tangan fleksi, refleks
genggam tangan (+). Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus
tersebut adalah . . .
A. Paralisis total et causa lesi plexus brachialis superior et inferior
B. Paralisis Klumpke et causa lesi plexus brachialis superior
C. Paralisis Klumpke et causa lesi plexus brachialis inferior
D. Paralisis Erb et causa lesi plexus brachialis superior
E. Paralisis Erb et causa lesi plexus brachialis inferior
60 D
Laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD setelah terlempar keluar dari mobil.
Kesan umum dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pada ekstremitas superior sinistra posisi lengan atas adduksi-
endorotasi, lengan bawah ekstensi-pronasi, tangan fleksi, refleks
genggam tangan (+). Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus
tersebut adalah . . .
A. Paralisis total et causa lesi plexus brachialis superior et inferior
B. Paralisis Klumpke et causa lesi plexus brachialis superior
C. Paralisis Klumpke et causa lesi plexus brachialis inferior
D. Paralisis Erb et causa lesi plexus brachialis superior
E. Paralisis Erb et causa lesi plexus brachialis inferior
61
Wanita 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelemahan
serta kebas pada kedua kaki sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
wanita tersebut pernah mengalami nyeri dipunggung yang menjalar
ke kaki tetapi tidak pernah diobati. Pasien sehari-hari bekerja
sebagai penjual buah dan sering mengangkat beban yang berat.
Keluhan tersebut disertai dengan gangguan BAB dan BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan paraparesis serta paraparesthesi. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. HNP Lumbal
B. HNP Cervical
C. Cauda Equina Syndrome
D. Conus Medullaris Syndrome
E. Lesi Nervus Ischiadicus
61 D
Wanita 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelemahan
serta kebas pada kedua kaki sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
wanita tersebut pernah mengalami nyeri dipunggung yang menjalar
ke kaki tetapi tidak pernah diobati. Pasien sehari-hari bekerja
sebagai penjual buah dan sering mengangkat beban yang berat.
Keluhan tersebut disertai dengan gangguan BAB dan BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan, paraparesis serta paraparesthesi.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. HNP Lumbal
B. HNP Cervical
C. Cauda Equina Syndrome
D. Conus Medullaris Syndrome
E. Lesi Nervus Ischiadicus
CONUS MEDULLARIS &
CAUDA EQUINA
62
Seorang laki-laki umur 65 tahun diantar keluarganya ke Rumah
Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa
dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang
istirahat. Selain itu, pasien juga mengalami kekakuan
utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T:
36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien terlihat seperti topeng.
Riwayat konsumsi obat, stroke, trauma kepala disangkal.
Apakah kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien ini?
A. Parkinson disease
B. Akathisia
C. Parkinsonism
D. Chorea Huntington
E. Tardive dyskinesia
62.A
Seorang laki-laki umur 65 tahun diantar keluarganya ke Rumah
Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa
bisa dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien saat
sedang istirahat. Selain itu, pasien juga mengalami kekakuan
utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T:
36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien terlihat seperti topeng.
Riwayat konsumsi obat, stroke, trauma kepala disangkal.
Apakah kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien ini?
A. Parkinson disease
B. Akathisia
C. Parkinsonism
D. Chorea Huntington
E. Tardive dyskinesia
63
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan tangan
gemetar sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh sulit
berjalan lurus dan sering terjatuh saat berjalan sendiri. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80 mmHg, nadi 90 x/m,
suhu 37 oC, RR 20 x/m, masked face (+), pill rolling tremor (+),
rigiditas (+). Di manakah letak kelainan pada kasus tersebut?
A. Hipofisis
B. Pons
C. Putamen
D. Capsula interna
E. Substantia nigra
63.E
Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang ke poli RS dengan
keluhan kaki yang sering gemetar sejak 1 tahun yang lalu dan
tanpa bisa dikendalikan. Pasien juga mengeluh sulit berjalan
lurus dan sering terjatuh saat berjalan sendiri. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TD 140/80 mmHg, nadi 90 x/m, suhu 37 oC, RR
20 x/m, masked face (+), pill rolling tremor (+), rigiditas (+). Di
manakah letak kelainan pada kasus tersebut?
A. Hipofisis
B. Pons
C. Putamen
D. Capsula interna
E. Substantia nigra
Ganglia Basalis
64
Tn.A umur 73 tahun masuk RS karena keluhan gemetar pada
kedua tangannya utamanya saat beristirahat. Keluhan dialami
sejak kurang lebih satu tahun lalu. saat berjalan, pasien sering
terjatuh (kehilangan keseimbangan). TTV dalam batas normal.
Menurut dokter pasien ini mengalami parkinson disease.
Stadium berapakah parkinson yang dialami oleh pasien
menurut Hoen dan Yahr?
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Stadium V
64.C
Tn.A umur 73 tahun masuk RS karena keluhan gemetar pada
kedua tangannya utamanya saat beristirahat. Keluhan dialami
sejak kurang lebih satu tahun lalu. saat berjalan, pasien sering
terjatuh (kehilangan keseimbangan). TTV dalam batas
normal. Menurut dokter pasien ini mengalami parkinson
disease. Stadium berapakah parkinson yang dialami oleh
pasien menurut Hoen dan Yahr?
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Stadium V
65
Seorang laki-laki umur 70 tahun diantar keluarganya ke Rumah
Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa
dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang
istirahat. Selain itu, pasien juga mengalami kekakuan
utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T:
36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien terlihat seperti topeng.
Riwayat konsumsi obat stroke, trauma kepala disangkal.
Apakah terapi yang tepat pada pasien ini?
A. Pramapixole
B. Seligiline
C. Amantadine
D. Bromokriptin
E. Levodopa
65.E
Seorang laki-laki umur 70 tahun diantar keluarganya ke
Rumah Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar
tanpa bisa dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien
saat sedang istirahat. Selain itu, pasien juga mengalami
kekakuan utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N: 80x,
P:20x/i, T: 36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien terlihat
seperti topeng. Riwayat konsumsi obat stroke, trauma kepala
disangkal. Apakah terapi yang tepat pada pasien ini?
A. Pramapixole
B. Seligiline
C. Amantadine
D. Bromokriptin
E. Levodopa
66
Pasien Tn.A umur 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan dan kaki
yang melemah. Keluhan juga disertai dengan suara yang
semakin serak. Seluruh keluhan dirasakan utamanya saat
menjelang sore hari dan membaik pada pagi hari. TTV dalam
batas normal. Pemfis didapatkan ptosis bilateral, diplopia dan
otot ekstrinsik mata dalam batas normal. Apakah
kemungkinan diagnosis untuk pasien diatas?
A. BGS
B. Mistenia gravis
C. Poliomielitis
D. Sindrom horner
E. Mistenia crisis
66.B
Pasien Tn.A umur 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan dan
kaki yang melemah. Keluhan juga disertai dengan suara yang
semakin serak. Seluruh keluhan dirasakan utamanya saat
menjelang sore hari dan membaik pada pagi hari. TTV dalam
batas normal. Pemfis didapatkan ptosis bilateral, diplopia
dan otot ekstrinsik mata dalam batas normal Apakah
kemungkinan diagnosis untuk pasien diatas?
A. BGS
B. Mistenia gravis
C. Poliomielitis
D. Sindrom horner
E. Mistenia crisis
67
Pasien Tn.A umur 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan dan
kaki yang melemah. Keluhan juga disertai dengan suara
yang semakin serak. Seluruh keluhan dirasakan utamanya
saat menjelang sore hari dan membaik pada pagi hari.
TTV dalam batas normal. Dimanakah letak kelainan pada
penyakit tersebut?
A. Ganglioside
B. Neuroside
C. Neuromucular junction
D. Pre sinaps
E. Inti sel
67.C (Mistenia Gravis)
Pasien Tn.A umur 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan
dan kaki yang melemah. Keluhan juga disertai dengan
suara yang semakin serak. Seluruh keluhan dirasakan
utamanya saat menjelang sore hari dan membaik pada
pagi hari. TTV dalam batas normal. Dimanakah letak
kelainan pada penyakit tersebut?
A. Ganglioside
B. Neuroside
C. Neuromucular junction
D. Pre sinaps
E. Inti sel
68
Seorang laki-laki umur 45 tahun diantar keluarganya ke
puskesmas karena mengeluh kelemahan pada tangan dan
kaki utamanya saat sore hari setelah berkativitas
seharian. Namun anehnya menurut pasien keluhan itu
menghilang setelah beristirahat. Menurut pasien keluhan
ini sudah terjadi berulang namun semakin memberat. TD
130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T: 36,5. Pemeriksaan fisis
wajah pasien tampak ptosis bilateral. Apakah terapi yang
tepat penyakit yang dialami oleh pasien ini?
A. Pramipixole
B. Levodopa
C. Pyridostigmin
D. Donapezil
E. Rivastigmin
68.C
Seorang laki-laki umur 45 tahun diantar keluarganya ke
puskesmas karena mengeluh kelemahan pada tangan dan
kaki utamanya saat sore hari setelah berkativitas
seharian. Namun anehnya menurut pasien keluhan itu
menghilang setelah beristirahat. Menurut pasien keluhan
ini sudah terjadi berulang namun semakin memberat. TD
130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T: 36,5. Pemeriksaan fisis
wajah pasien tampak ptosis bilateral. Apakah terapi yang
tepat penyakit yang dialami oleh pasien ini?
A. Pramipixole
B. Levodopa
C. Pyridostigmin
D. Donapezil
E. Rivastigmin
69
Ny.A umur 45 tahun diantar oleh suaminya ke puskesmas
dengan keluhan kelopak mata yang sering terjatuh.
Keluhan juga disertai dengan kelemahan pada tangan dan
kaki utamanya jika telah sore hari tapi membaik pada pagi
hari. Keluhan telah dialami sejak 3 bulan lalu. Apakah
pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien tersebut?
A. Romberg
B. Waternberg
C. Tensilon
D. Phalen tes
E. Bruzinsky I
69.B
Ny.A umur 45 tahun diantar oleh suaminya ke
PUSKESMAS dengan keluhan kelopak mata yang sering
terjatuh. Keluhan juga disertai dengan kelemahan pada
tangan dan kaki utamanya jika telah sore hari tapi
membaik pada pagi hari. Keluhan telah dialami sejak 3
bulan lalu. Apakah pemeriksaan yang dapat dilakukan
pada pasien tersebut?
A. Romberg
B. Waternberg
C. Tensilon
D. Phalen tes
E. Bruzinsky I
70.
Seorang perempuan umur 40 tahun dibawa ke UGD RS
dengan nyeri kepala yang sangat hebat disertai muntah. Pada
pemeriksaan didapatkan GCS 344 TD 150/100 mmHg, Nadi
90x/mnt, Napas 28x/mnt, Suhu 38.9C. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan kaku kuduk, pemeriksaan motoric
didapatkan tonus meningkat, reflex fisiologis meningkat .
Apakah diagnosis kasus tersebut?
A. Perdarahan intaserebral
B. Perdarahan epidural
C. Meningitis
D. Perdarahan subarachnoid
E. Meningoencefalitis
70. E
Seorang perempuan umur 40 tahun dibawa ke UGD RS dengan
nyeri kepala yang sangat hebat disertai muntah. Pada
pemeriksaan didapatkan GCS 344 TD 150/100 mmHg, Nadi
90x/mnt, Napas 28x/mnt, Suhu 38.9C. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan kaku kuduk, pemeriksaan motoric
didapatkan tonus meningkat, reflex fisiologis meningkat .
Apakah diagnosis kasus tersebut?
A. Perdarahan intaserebral
B. Perdarahan epidural
C. Meningitis
D. Perdarahan subarachnoid
E. Meningoencefalitis
71.
Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri kepala
sejak 5 hari yang lalu. Tidak didapatkan muntah, kaku
kuduk (-), pandangan ganda dan kebas pada satu sisi,
pasien memilki riwayat keluar cairan kekuningan sejak 2
minggu yang lalu. Pada CT Scan didapatkan lesi hipodens
tunggal berbatas tegas, berbentuk bulat dengan ring
enhancement. Terapi yang tepat adalah?
A. Rifampisin
B. Amfoterisin B
C. Pirimetamin
D. Ceftriaxone
E. Acyclovir
71. D Abses Otak
Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri kepala
sejak 5 hari yang lalu. Tidak didapatkan muntah, kaku
kuduk (-), pandangan ganda dan kebas pada satu sisi,
pasien memilki riwayat keluar cairan kekuningan sejak 2
minggu yang lalu. Pada CT Scan didapatkan lesi hipodens
tunggal berbatas tegas, berbentuk bulat dengan ring
enhancement. Terapi yang tepat adalah?
A. Rifampisin
B. Amfoterisin B
C. Pirimetamin
D. Ceftriaxone
E. Acyclovir
Abses Otak
• Pasien memiliki keluhan
nyeri kepala hebat dan
pandangan double 
adanya penekanan pada
intracranial
• Keluhan demam dan
riwayat infeksi telinga
sebelumnya  curiga
infeksi.
• CT-scan  gambaran cincin
 abses otak
Abses Otak
• Penumpukan materi piogenik yang terlokalisir di dalam/di antara
parenkim otak
• Etiologi: Sebagian besar akibat penyebaran dari telinga tengah dan
sinusitis
– Bakteri (yang sering) : Staphylococcus aureus, Streptococcus
anaerob,Streptococcus β hemolitikus, Streptococcus α hemolitikus, E.coli,
Bacteroides. Jamur : N.asteroids, Candida, Aspergillus, Actinomycetes
– Parasit : E.Histolitika, Cystisercosis, Schistosomiasis
• Gejala dan Tanda Klinis:
– Sakit kepala
– Muntah
– Kejang
– Gangguan neurologis fokal.
• CT-Scan: gambaran penyengatan cincin yang semakin hari semakin
terlihat.
Tatalaksana
• Terapi Kausal
• Terapi empirik
– Sefalosporin generasi III intravena (Ceftriaxone
2g/12jam iv atau Cefotaxime 2g/8jam iv)
– Metronidazole 500mg/8jam iv
• Antiedema : dexamethasone / manitol sesuai indikasi
• Operasi : bila tindakan konservatif gagal, atau diameter
abses > 2.5 cm.
• Terapi berguna untuk mengecilkan abses dan
mengurangi efek pendesakkan akibat massa.
72
Seorang laki‐laki 45 thn, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan
TD 130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+),
Analisis csf didapatkan warna keruh, sel count 1000/mm3,
Dominan neutrofil. Apa diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoencefalitis bakteri
72. E
Seorang laki‐laki 45 thn, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan
TD 130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+),
Analisis csf didapatkan warna keruh, sel count 1000/mm3,
Dominan neutrofil. Apa diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoencefalitis bakteri
Analisa CSF dari LP
Infeksi Normal Bakterial Viral TB

Warna Jernih Keruh Jernih Xantokhrom


(orange)

Tekanan 5-20 ↑↑ N/↑


(cmH2O)

Protein (g/L) 0.18-0.45 ↑ N/↑ N/↑

Glukosa 2.5-3.5 ↓ N ↓
(mmol/L)

Jumlah Leukosit <3 ↑↑ ↑ N/↑


100-5000 10-500 0-1000

Jenis Sel PMN MN MN


73.
Laki-laki 55 tahun, datang ke IGD dengan keluhan lemah sisi kiri tubuh sejak 6
hari yang lalu. Lemah dirasakan semakin memberat sampai tidak bisa
berjalan. Tidak ada riwayat sakit kepala sebelumnya, tetapi sering merasa
mual, muntah (-). Pasien mengalami kesulitan bicara 1 hari sebelumnya, tidak
ada demam dan kejang. Pasien riwayat 1 tahun yang lalu minum obat batuk 6
bulan tetapi tidak tuntas. PF Kesadaran: komposmentis, TD: 80/40 N: 68 RR:
16× S: 36,6°. Pemeriksaan neurologi: hemiparese sinistra, wajah simetris,
pupil isokor, refleks cahaya (+), refleks babinski (+) kaki kiri. CT scan: tampak
lesi hipodens multiple, tepi hiperdens, bentuk bulat, batas tegas pada lobus
parietal hemisper kanan. Mekanisme yang mendasari kerusakan jaringan
otak:
A. Sumbatan aliran LCS
B. Pecahnya pembuluh darah
C. Reaksi imun
D. Pertumbuhan sel yang abnormal
E. Iskemik neuron
73. C Abses TB cerebral
Laki-laki 55 tahun, datang ke IGD dengan keluhan lemah sisi kiri tubuh
sejak 6 hari yang lalu. Lemah dirasakan semakin memberat sampai
tidak bisa berjalan. Tidak ada riwayat sakit kepala sebelumnya, tetapi
sering merasa mual, muntah (-). Pasien mengalami kesulitan bicara 1
hari sebelumnya, tidak ada demam dan kejang. Pasien riwayat 1 tahun
yang lalu minum obat batuk 6 bulan tetapi tidak tuntas. PF Kesadaran:
kompos mentis, TD: 80/40 N: 68 RR: 16× S: 36,6°. Pemeriksaan
neurologi: hemiparese sinistra, wajah simetris, pupil isokor, refleks
cahaya (+), refleks babinski (+) kaki kiri. CT scan: tampak lesi hipodens
multiple single, tepi hiperdens, bentuk bulat, batas tegas pada lobus
parietal hemisper kanan. Mekanisme yang mendasari kerusakan
jaringan otak:
A. Sumbatan aliran LCS
B. Pecahnya pembuluh darah
C. Reaksi imun
D. Pertumbuhan sel yang abnormal
E. Iskemik neuron
TB Otak Abses Otak Tunggal

Sesuai panduan TB untuk HIV


+ steroid (prednisolon)
74.
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan penurunan kesadaran sejak
1 jam yang lalu disertai kejang dan demam sejak 2 minggu yang lalu.
Keluhan juga disertai nyeri kepala dan muntah-muntah. Pasien
mempunyai riwayat batuk lebih dari 1 bulan, keringat dingin, dan
penurunan berat badan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345,
TD 130/90 mmHg, Nadi 98xmenit, Suhu 38 C, RR 20x/menit.
Pernyataan yang benar di bawah ini adalah...
A. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan kadar glukosa yang
meningkat
B. Diagnosis pada pasien ini adalah meningitis bakteri
C. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan kadar glukosa yang
menurun dan didominasi sel PMN
D. Lumbal pungsi merupakan kontraindikasi pada keadaan di atas
E. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan dominasi sel MN, kadar
glukosa yang menurun, protein yang meingkat dan warna jerni
74. D
Meningoencefalitis TB + Peningkatan TIK
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu
disertai kejang dan demam sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan juga disertai nyeri kepala
dan muntah-muntah. Pasien mempunyai riwayat batuk lebih dari 1 bulan, keringat dingin,
dan penurunan berat badan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345, TD 130/90
mmHg, Nadi 98xmenit, Suhu 38 C, RR 20x/menit. Pernyataan yang benar di bawah ini
adalah...
A. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan kadar glukosa yang meningkat 
Seharusnya Turun
B. Diagnosis pada pasien ini adalah meningitis bakteri  Seharusnya ME TB
C. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan kadar glukosa yang menurun dan didominasi
sel PMN  Seharusnya Sel MN
D. Lumbal pungsi merupakan kontraindikasi pada keadaan di atas (WAJIB CT SCAN sebelum
LP)
E. Dari pemeriksaan lumbal pungsi ditemukan dominasi sel MN, kadar glukosa yang
menurun, protein yang meningkat dan warna jernih Seharusnya Xantochrome
Kontraindikasi lumbal pungsi
Kontra indikasi lumbal punksi:
• Papil edema
• Penurunan keasadaran yang dalam dan progressif
• Kecurigaan lesi desak ruang
• Deficit neurologis fokal

Kontraindikasi relative:
• Infeksi pada daerah tusukan
• Syok
• Koagulopathy
• Trombosit < 50.000 g/dL
PPK PERDOSSI, 2016
75.
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dibawa ke IGD oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak
dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR
22x/menit. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+),
refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih, protein
meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat, sel dominasi MN.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitisbakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
75. C
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dibawa ke IGD oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak
dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR
22x/menit. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+),
refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih, protein
meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat, sel dominasi MN.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitisbakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
76.
Laki-laki 45 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat keluhan kejang, muntah-
muntah. Pasien menderita HIV dan sudah 1 bulan tidak minum obat. Data
CD4 1 bulan lalu 50 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik pasien kesadaran
somnolen. TD : 110/60 mmhg, nadi 110x/menit, suhu 38,3 C, dan kaku kuduk
positif. Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening multipel, lunak. Pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan multiple yellowish white, papil
edema(+). Pasien dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan hasil
multiple ring enhancement. Apa kemungkinan infeksi pada pasien ini?
A. Toxoplasma gondii
B. Mycobacterium tuberculosis
C. Candida albicans
D. CMV
E. Cryptococcus neoformans
76. A
Laki-laki 45 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat keluhan kejang, muntah-
muntah. Pasien menderita HIV dan sudah 1 bulan tidak minum obat. Data
CD4 1 bulan lalu 50 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik pasien kesadaran
somnolen. TD : 110/60 mmhg, nadi 110x/menit, suhu 38,3 C, dan kaku kuduk
positif. Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening multipel, lunak. Pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan multiple yellowish white (HIV), papil
edema(+). Pasien dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan hasil
multiple ring enhancement. Apa kemungkinan infeksi pada pasien ini?
A. Toxoplasma gondii
B. Mycobacterium tuberculosis
C. Candida albicans
D. CMV
E. Cryptococcus neoformans
77.
Seorang Pria 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai kejang. Satu minggu sebelumnya diketahui pasien
sering berbicara ngelantur dan marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai supir di perusahan ekspedisi. Pada
pemeriksaan fisik kesadaran sopor, Tekanan darah 130/70mmHg, nadi
96x/menit, laju nafas 24x/menit, suhu 36.7 ⁰ C, didapatkan oral trush,
kaku kuduk positif, pada pemeriksaan didapatkan HIV positif dan
pengecatan LCS menggunakan tinta india didapatkan hasil positif,
terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah
A. Ceftriaxone
B. Ampicillin
C. Fluconazole
D. Metronidazole
E. Acyclovir
77. C
Meningoencephalitis Fungal + HIV
Seorang Pria 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai kejang. Satu minggu sebelumnya diketahui pasien
sering berbicara ngelantur dan marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai supir di perusahan ekspedisi. Pada
pemeriksaan fisik kesadaran sopor, Tekanan darah 130/70mmHg, nadi
96x/menit, laju nafas 24x/menit, suhu 36.7 ⁰ C, didapatkan oral trush,
kaku kuduk positif, pada pemeriksaan didapatkan HIV positif dan
pengecatan LCS menggunakan tinta india didapatkan hasil positif,
terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah
A. Ceftriaxone
B. Ampicillin
C. Fluconazole
D. Metronidazole
E. Acyclovir
78.
Seorang wanita berusia 45 tahun dibawa oleh anaknya ke
rumah sakit karena gangguan kesadaran. Dari anamnesis
pasien tampak murung sejak beberapa hari yang lalu, pasien
juga memanggil anaknya dengan nama sahabatnya ketika
masih muda dulu. Anak pasien mengatakan sebelumnya
pasien belum pernah seperti ini dan tidak ada keluhan serupa
di keluarga. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Delirium
B. Demensia
C. Alzheimer
D. Parkinson
E. Pick’s disease
78. B / C
Seorang wanita berusia 45 tahun dibawa oleh anaknya ke
rumah sakit karena gangguan kesadaran. Dari anamnesis
pasien tampak murung sejak beberapa hari yang lalu, pasien
juga memanggil anaknya dengan nama sahabatnya ketika
masih muda dulu. Anak pasien mengatakan sebelumnya
pasien belum pernah seperti ini dan tidak ada keluhan
serupa di keluarga. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Delirium
B. Demensia
C. Alzheimer
D. Parkinson
E. Pick’s disease (FTD)
79.
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang diantar
keluarga dengan keluhan mudah marah, mengalami
penurunan fungsi eksekusi dan emosi, tidak terdapat
gangguan memori dan visual. Riwayat HT (-), DM (-). Dari
pemeriksaan fisik: Lateralisasi (-). Terapi yang tepat
diberikan pada kasus di atas adalah...
A. Levodopa
B. THD
C. Amantadine
D. Donepezil
E. Haloperidol
79. D Demensia Frontotemporal
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang diantar
keluarga dengan keluhan mudah marah, mengalami
penurunan fungsi eksekusi dan emosi, tidak terdapat
gangguan memori dan visual. Riwayat HT (-), DM (-). Dari
pemeriksaan fisik: Lateralisasi (-). Terapi yang tepat
diberikan pada kasus di atas adalah...
A. Levodopa
B. THD
C. Amantadine
D. Donepezil
E. Haloperidol
80.
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian.
Keluhan tersebut sudah dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan tidak
rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat stroke 4 tahun yang
lalu. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia
80. D
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian.
Keluhan tersebut sudah dialami sejak 5 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu
dan tidak rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat stroke 4
tahun yang lalu. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia
81.
Pria usia 70 tahun dibawa keluarga karena suka marah- marah dan
bicara sendiri. Keluhan memberat 6 bulan lalu, hingga lupa nama
anaknya. Selain itu, ia suka jalan2 keluar rumah dan tidak bisa tidur.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E4V4M6, tidak ada rangsang meningeal
ataupun kelemahan motorik. Pemeriksaan refleks dalam batas normal.
Inkontinensia urin positif. Apa kemungkinan lobus yang terkena?
A. Fronto occipital
B. Temporo occipotal
C. Fronto temporal
D. Temporo parietal
E. Fronto parietal
81. C
Pick’s disease (demensia frontotemporal)
Pria usia 70 tahun dibawa keluarga karena suka marah- marah dan
bicara sendiri. Keluhan memberat 6 bulan lalu, hingga lupa nama
anaknya. Selain itu, ia suka jalan2 keluar rumah dan tidak bisa tidur.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E4V4M6, tidak ada rangsang meningeal
ataupun kelemahan motorik. Pemeriksaan refleks dalam batas normal.
Inkontinensia urin positif. Apa kemungkinan lobus yang terkena?
A. Fronto occipital
B. Temporo occipotal
C. Fronto temporal
D. Temporo parietal
E. Fronto parietal
82.
Seorang Laki – laki 65 tahun datang dengan keluhan
sering lupa makan, sering minta makan pada anaknya,
padahal pasien sudah makan. TD 120/80mmHg, Nadi
80x/m, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pemeriksa melakukan tes MMSE kepada pasien.
Didapatkan Score MMSE pada pasien adalah 15. Kategori
Demensia pada pasien adalah:
A. Mild Cognitive Impairment
B. Demensia Ringan
C. Demensia Sedang
D. Demensia Berat
E. Demensia Vaskuler
82. C
Seorang Laki – laki 65 tahun datang dengan keluhan
sering lupa makan, sering minta makan pada anaknya,
padahal pasien sudah makan. TD 120/80mmHg, Nadi
80x/m, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pemeriksa melakukan tes MMSE kepada pasien.
Didapatkan Score MMSE pada pasien adalah 15. Kategori
Demensia pada pasien adalah:
A. Mild Cognitive Impairment
B. Demensia Ringan
C. Demensia Sedang
D. Demensia Berat
E. Demensia Vaskuler
Score MMSE

21-26 = Ringan MMSE score (Max= 30)

25-29 = Mild Cognitive Impairment


15-20 = Sedang
MMSE score
20-24 = Mild dementia
(Max= 30)
10-14 = Sedang-Berat
13-19 = Moderate dementia

0-9= Berat ≤12 = Severe dementia


83
Nn AY, 28 tahun dikeluhkan keluarga mengalami cemas dan
berespon berlebih terhadap cahaya dan air, sehingga
pasien hanya mengurung diri di kamar. Pasien juga
dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir. Riwayat
digigit anjing liar di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan
hanya dilakukan perawatan di rumah. Kemungkinan
diagnosis pasien adalah…..
A. Tetanus
B. Rabies
C. Meningitis
D. Gangguan psikosomatis
E. Gangguan cemas menyeluruh
83 B. Rabies
Nn AY, 28 tahun dikeluhkan keluarga mengalami cemas dan
berespon berlebih terhadap cahaya dan air, sehingga
pasien hanya mengurung diri di kamar. Pasien juga
dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir. Riwayat
digigit anjing liar di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan
hanya dilakukan perawatan di rumah. Kemungkinan
diagnosis pasien adalah…..
A. Tetanus
B. Rabies
C. Meningitis
D. Gangguan psikosomatis
E. Gangguan cemas menyeluruh
RABIES
1. Stadium prodromal: demam, malaise, mual, rasa nyeri di
tenggorokan selama beberapa hari.
2. Stadium sensoris: nyeri, panas, disertai kesemutan pada tempat
bekas luka disusul dengan gejala cemas dan reaksi berlebihan
terhadap rangsang sensoris.
3. Stadium eksitasi: tonus otot dan aktivitas simpatis meningkat dan
gejala hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil dilatasi.
Khas: munculnya hidrofobia dan fotofobia. Kontraksi otot faring dan
otot pernafasan dapat timbul oleh rangsang sensoris misal dengan
meniupkan udara ke muka penderita. Pada stadium ini bisa terjadi
apneu, sianosis, konvulsi, takikardia. Gejala eksitasi terus
berlangsung sampai penderita meninggal.
4. Stadium paralisis: PARESIS OTOT. Beberapa ditemukan pasien yang
tidak menunjukkan gejala eksitasi melainkan paresis otot yang terjadi
secara progresif karena gangguan pada medulla spinalis
• Kriteria TERSANGKA RABIES:
– Anjing / hewan yang menggigit terbukti secara lab
positif rabies.
– Anjing / hewan yang menggigit mati dalam waktu
10 hari (bukan dibunuh)
– Anjing / hewan yang menggigit menghilang /
terbunuh.
– Anjing / hewan yang menggigit dengan gejala
rabies (berubah sifat, malas makan, dll).
Tatalaksana
• Isolasi pasien  segera untuk menghindari rangsangan
yang bisa menimbulkan spasme otot ataupun untuk
mencegah transmisi
• Fase awal: luka gigitan harus segera dicuci dengan air
sabun (detergen) 5-10 menit kemudian dibilas dengan air
bersih, lakukan debridement dan diberi desinfektan
alkohol 40-70%, tinktura yodii atau larutan ephiran. Jika
terkena selaput lendir seperti mata, hidung atau mulut,
cuci kawasan tersebut dengan air lebih lama; pencegahan
dilakukan dengan pembersihan luka dan vaksinasi.
• Fase lanjut: tidak ada terapi untuk penderita rabies yang
sudah menunjukkan gejala rabies. Penanganan hanya
tindakan suportif berupa penanganan gagal jantung dan
gagal nafas.
SAR / VAR / SAR + VAR?
• Kulit (garukan atau abrasi), gigitan kecil (daerah
tertutup)
• Lokasi : lengan, badan dan tungkai

VAR • Dosis :
• Sama untuk semua umur
• Hari 0: 2x suntikan IM; hari 7 dan 21: 1x suntikan
IM
• Imovax atau Verorab 0,5 mL IM di deltoid kanan/kiri

• Mukosa, luka gigitan besar atau dalam, multipel,

VAR + • Lokasi :muka, kepala, leher, jari tangan dan jari kaki
• DOSIS :
• SAR 20 IU/kgBB

SAR • ½ dosis suntikkan infiltrasi sekitar luka, ½ dosis sisa


di tempat yang berlainan
84
Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Berdasarkan kasus tersebut, Tn. NMX anjing
tersebut memenuhi kriteria sebagai?
A. Pasti rabies
B. Tersangka rabies
C. Suspek tetanus
D. Vulnus appertum
E. Tetanus
84 B. Tersangka rabies
Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Berdasarkan kasus tersebut, Tn. NMX anjing
tersebut memenuhi kriteria sebagai?
A. Pasti rabies
B. Tersangka rabies
C. Suspek tetanus
D. Vulnus appertum
E. Tetanus
85
Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Untuk mengetahui diagnosis pasti Tn NMX,
diperlukan sampel bahan dari anjing yang menggigit,
sampel yang dimaksud adalah….
A. Sampel darah
B. Air liur anjing
C. Otak
D. Sampel feses
E. Sampel urine
85 C. Otak
Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Untuk mengetahui diagnosis pasti Tn NMX,
diperlukan sampel bahan dari anjing yang menggigit,
sampel yang dimaksud adalah….
A. Sampel darah
B. Air liur anjing
C. Otak
D. Sampel feses
E. Sampel urine
86
Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Penatalaksanaan awal yang tepat untuk Tn
NMX adalah….
A. Injeksi antibiotik
B. Eksplorasi luka dan cuci dengan dengan alkohol
C. Cuci dengan air bersih mengalir dan sabun
D. Injeksi anti tetanus serum
E. Injeksi vaksin anti rabies
86 C. Cuci dengan air bersih mengalir dan sabun

Tn NMX, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan


telah digigit anjing tetangganya sekitar 1 jam yang lalu.
Anjingnya dikatakan sedang sakit dan menggigit Tn NMX
sebelum mati. Riwayat vaksin rabies pada anjing tidak
diketahui. Penatalaksanaan awal yang tepat untuk Tn
NMX adalah….
A. Injeksi antibiotik
B. Eksplorasi luka dan cuci dengan dengan alkohol
C. Cuci dengan air bersih mengalir dan sabun
D. Injeksi anti tetanus serum
E. Injeksi vaksin anti rabies
87
Ny APS 48 tahun datang ke UGD diantar oleh keluarganya karena
riwayat digigit anjing liar 2 bulan yang lalu. Menurut keluarga,
sebelumnya pasien mengeluh nyeri, panas, dan kebas pada area bekas
luka gigitan anjing, padahal lukanya sudah kering. Pasien mulai tampak
cemas utamanya jika mendengar suara air dan marah-marah jika ada
yang membuka tirai jendelanya saat siang hari. Pasien disertai dengan
produksi air liur yang tampak berlebih. Termasuk pada stadium apakah
pasien tersebut:
A. Stadium prodromal
B. Stadium sensoris
C. Stadium eksitasi
D. Stadium paralisis
E. Stadium terminal
87 C. Stadium eksitasi
Ny APS 48 tahun datang ke UGD diantar oleh keluarganya karena
riwayat digigit anjing liar 2 bulan yang lalu. Menurut keluarga,
sebelumnya pasien mengeluh nyeri, panas, dan kebas pada area bekas
luka gigitan anjing, padahal lukanya sudah kering. Pasien mulai tampak
cemas utamanya jika mendengar suara air dan marah-marah jika ada
yang membuka tirai jendelanya saat siang hari. Pasien disertai dengan
produksi air liur yang tampak berlebih. Termasuk pada stadium apakah
pasien tersebut:
A. Stadium prodromal
B. Stadium sensoris
C. Stadium eksitasi
D. Stadium paralisis
E. Stadium terminal
88
Ny BY, 27 tahun, datang dengan keluhan terdapat luka di tungkai
kirinya setelah digigit anjing peliharaannya 30 menit yang lalu. Dari
hasil pemeriksaan fisik, ditemukan vulnus morsum tanpa perdarahan
aktif. Apabila diperlukan pemberian vaksin anti rabies, maka cara
pemberian yang benar adalah…
A. 0,5 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc SC pada
hari ke-7 dan hari ke-21
B. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
C. 1 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
D. 1 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
E. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 1, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-2 dan hari ke-21
88 B
Ny BY, 27 tahun, datang dengan keluhan terdapat luka di tungkai
kirinya setelah digigit anjing peliharaannya 30 menit yang lalu. Dari
hasil pemeriksaan fisik, ditemukan vulnus morsum tanpa perdarahan
aktif. Apabila diperlukan pemberian vaksin anti rabies, maka cara
pemberian yang benar adalah…
A. 0,5 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc SC pada
hari ke-7 dan hari ke-21
B. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
C. 1 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
D. 1 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-7 dan hari ke-21
E. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 1, kemudian 0,5 cc IM pada
hari ke-2 dan hari ke-21
89
Seorang laki-laki umur 24 tahun datang dengan keluhan kelemahan
pada kedua tungkai. Pasien riwayat batuk lama dan penurunan berat
badan 3 bulan terakhir. Terkadang dikeluhkan nyeri pada tulang
punggung. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38C,
RR 20x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan kiposis dengan benjolan
pada punggung. Pemeriksaan neurologis paraparese inferior, hipestesi
dari akral hingga T10. Apakah kemungkinan diagnosanya?
A. Poliomielitis
B. Spondilitis
C. Pott’s disease
D. Gullian Barre Syndrome
E. Cauda equina syndrome
89 C. Pott’s disease
Seorang laki-laki umur 24 tahun datang dengan keluhan kelemahan
pada kedua tungkai. Pasien riwayat batuk lama dan penurunan berat
badan 3 bulan terakhir. Terkadang dikeluhkan nyeri pada tulang
punggung. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38C,
RR 20x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan kiposis dengan benjolan
pada punggung. Pemeriksaan neurologis paraparese inferior, hipestesi
dari akral hingga T10. Apakah kemungkinan diagnosanya?
A. Poliomielitis
B. Spondilitis
C. Pott’s disease
D. Gullian Barre Syndrome
E. Cauda equina syndrome
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Nyeri
Kelemahan
punggung,
mendadak/
spasme otot,
perlahan
kifosis

Gejala TB terjadi
Dapat sebelumnya (lemas,
disertai gejala demam, batuk,
TB ekstra keringat malam,
paru lainnya penurunan BB)

Pemeriksaan neurologis: clumsiness walking, spontaneous muscle


twitching, nerve palsy, sampai hemiplegia, atau paraplegia spastik,
keluhan sensorik, bladder/bowel involvement
Spondilitis TB
• Foto Polos Vertebrae
• Laboratorium : DL, Ur/Cr, GDA
• Mikrobiologi : Pewarnaan langsung
dengan ZN. kultur Ogawa, GeneXpert
Pemeriksaan • Lumbal Pungsi : protein tinggi, glukosa
Penunjang menurun, pleositosis limfositik pada 30-
50% pasien
• Mielografi: filling defect sepanjang Medula
Spinalis
• MRI (servikal/torakal/lumbal sesuai
diagnosis) dengan/tanpa kontras
• Medikamentosa : OAT
• Steroid : Dexamethasone iv lanjut po
• Edukasi : obat jangka Panjang,
Tatalaksana
perawatan dirumah
• Diet : tinggi kalori dan protein
• Tindakan operatif (koreksi tulang)
90
Seorang laki-laki umur 24 tahun datang dengan keluhan
kelemahan pada kedua tungkai. Pasien riwayat batuk lama
dan penurunan berat badan 3 bulan terakhir. Terkadang
dikeluhkan nyeri pada tulang punggung. Pemeriksaan fisik
didapatkan kiposis dengan benjolan pada punggung.
Pemeriksaan neurologis paraparese inferior, hipestesi dari
akral hingga T10. Terapi yang paling tepat pada pasien ini
adalah….
A. Gabapentin dan fisioterapi
B. NSAID dan fisioterapi
C. OAT dan pembedahan
D. Fisioterapi dan immunoglobulin
E. Metotreksat dan fisioterapi
90 C. OAT dan pembedahan
Seorang laki-laki umur 24 tahun datang dengan keluhan
kelemahan pada kedua tungkai. Pasien riwayat batuk lama
dan penurunan berat badan 3 bulan terakhir. Terkadang
dikeluhkan nyeri pada tulang punggung. Pemeriksaan fisik
didapatkan kiposis dengan benjolan pada punggung.
Pemeriksaan neurologis paraparese inferior, hipestesi dari
akral hingga T10. Terapi yang paling tepat pada pasien ini
adalah….
A. Gabapentin dan fisioterapi
B. NSAID dan fisioterapi
C. OAT dan pembedahan
D. Fisioterapi dan immunoglobulin
E. Metotreksat dan fisioterapi
91
Tn J, 45 tahun mengeluh kelemahan pada kedua
anggota gerak bawah dengan kehilangan sensoris
dari ujung kaki sampai setinggi papila mammae.
Lesi yang terjadi setinggi vertebra….
A. Vertebra cervical 4
B. Vertebra cervical 7
C. Vertebra thoracal 4
D. Vertebra thoracal 6
E. Vertebra thoracal 10
91 C Vertebra thoracal 4

Tn J, 45 tahun mengeluh kelemahan pada kedua


anggota gerak bawah dengan kehilangan sensoris
dari ujung kaki sampai setinggi papila mammae.
Lesi yang terjadi setinggi vertebra….
A. Vertebra cervical 4
B. Vertebra cervical 7
C. Vertebra thoracal 4
D. Vertebra thoracal 6
E. Vertebra thoracal 10
Dermatome
92
Tn BMW 40 tahun datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada
punggung bawah yang tidak hilang-hilang sejak 4 bulan,
pasien sudah membeli obat-obatan anti nyeri di warung,
namun keluhan tetap dirasakan hilang timbul. Keluhan
terutama saat bangun pagi dan duduk lama. Tidak ada riwayat
batuk lama. Foto lateral vertebra menunjukkan bamboo spine.
Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah…..
A. Rheumatoid arthritis
B. Spondilitis TB
C. SLE
D. Ankylosing spondylitis
E. Spondylolisthesis
93 D. Ankylosing spondylitis
Tn BMW 40 tahun datang dengan keluhan nyeri dan kaku
pada punggung bawah yang tidak hilang-hilang sejak 4 bulan,
pasien sudah membeli obat-obatan anti nyeri di warung,
namun keluhan tetap dirasakan hilang timbul. Keluhan
terutama saat bangun pagi dan duduk lama. Tidak ada
riwayat batuk lama. Foto lateral vertebra menunjukkan
bamboo spine. Kemungkinan diagnosis pada pasien
adalah…..
A. Rheumatoid arthritis
B. Spondilitis TB
C. SLE
D. Ankylosing spondylitis
E. Spondylolisthesis
X-Ray “Bamboo Spine”
93
Tn Toni, 50 tahun datang ke Poli Saraf RS Sumber Sari dengan keluhan
kelemahan otot otot lengan atas sampai bahu kedua tangan yang
semakin hari semakin berat sejak 2 bulan yang lalu. Sebelum mengeluh
kelemahan pada lengan atasnya, pasien mengeluh awalnya kelemahan
pada otot otot telapak tangannya. Riwayat trauma, stroke disangkal.
Riwayat keluarga ada yang menderita Limfoma. Pemeriksaan Fisik TD
120/80 mmHg, N 86 bpm, RR 18 bpm. Pemeriksaan sensoris dalam batas
normal, EMG didapatkan adanya atrofi dan denervasi. Diagnosis yang
paling tepat dengan data diatas adalah?
A. Multiple Sklerosis
B. Amyotrophic Lateral Sklerosis
C. Rotator Cuff Syndrome
D. Carpal Tunnel Syndrome
E. Guyon Canal Syndrome
93 B
Tn Toni, 50 tahun datang ke Poli Saraf RS Sumber Sari dengan keluhan
kelemahan otot otot lengan atas sampai bahu kedua tangan yang
semakin hari semakin berat sejak 2 bulan yang lalu. Sebelum
mengeluh kelemahan pada lengan atasnya, pasien mengeluh awalnya
kelemahan pada otot otot telapak tangannya. Riwayat trauma, stroke
disangkal. Riwayat keluarga ada yang menderita Limfoma. Pemeriksaan
Fisik TD 120/80 mmHg, N 86 bpm, RR 18 bpm. Pemeriksaan sensoris
dalam batas normal, EMG didapatkan adanya atrofi dan denervasi
(pemotongan, penghambatan suatu saraf; keadaan dengan saraf yang
terpotong atau terhambat). Diagnosis yang paling tepat dengan data
diatas adalah?
A. Multiple Sklerosis
B. Amyotrophic Lateral Sklerosis
C. Rotator Cuff Syndrome
D. Carpal Tunnel Syndrome
E. Guyon Canal Syndrome
Amyotrophic Lateral Sklerosis
Penyakit kronik progresif akibat degenerasi neuron motorik di cornu
anterior medspin, inti motorik batang otak, traktus kortikospinalis,
dengan hasil akhir kelemahan dan atrofi otot yang terkena

Insiden laki laki dan wanita 2:1

Etiologi yang diduga kuat infeksi virus polio yang laten, faktor
genetik limfoma, gangguan DNA, faktor imunologi, dll.

Terapi yang dapat dilakukan pemberian siklofosfamid


(Kemoterapi), simtomatik, fisioterapi.

Harsono, Buku Ajar Neurologi Klinis


Rotator cuff syndrome is very common shoulder
injury.
94
Tn Amir 40 tahun datang ke UGD RS Sukamakmur dengan keluhan
penglihatannya kabur pada mata sebelah kanan, pandangan mata kabur
ini dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Penglihatan kabur disertai dengan
nyeri saat matanya melirik atau berkedip dan kadang kadang pasien
melihat benda tampak ganda. Pasien juga mengeluh sering tiba tiba
pusing dan jalan sempoyongan. Pasien mengatakan bahwa keluhannya
ini baru muncul sejak 4 hari yang lalu dan sebelumnya tidak pernah
merasakan keluhan seperti ini. Pada pemeriksaan fisik, GCS : 456, TD
120/80, Nadi 80 x/menit, Suhu 37˚C. Hasil lab Hb 12 g/dl, Leukosit
10.000/ul, Trombosit 220.000/ul. Kemungkinan diagnosis yang tepat
adalah ?
A. Horner Syndrome
B. BPPV
C. Bell’s Palsy
D. Clinically Isolated Syndrome
E. Tumor otak
94. D
Tn Amir 40 tahun datang ke UGD RS Sukamakmur dengan keluhan
penglihatannya kabur pada mata sebelah kanan, pandangan mata
kabur ini dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Penglihatan kabur disertai
dengan nyeri saat matanya melirik atau berkedip dan kadang kadang
pasien melihat benda tampak ganda. Pasien juga mengeluh sering tiba
tiba pusing dan jalam sempoyongan. Pasien mengatakan bahwa
keluhannya ini baru muncul sejak 4 hari yang lalu dan sebelumnya
tidak pernah merasakan keluhan seperti ini. Pada pemeriksaan fisik,
GCS : 456, TD 120/80, Nadi 80 x/menit, Suhu 37˚C. Hasil lab Hb 12
g/dl, Leukosit 10.000/ul, Trombosit 220.000/ul. Kemungkinan
diagnosis yang tepat adalah ?
A. Horner Syndrome
B. BPPV
C. Bell’s Palsy
D. Clinically Isolated Syndrome
E. Tumor otak
95
Ny Resti 50 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki kanan
terasa kebas, pasien juga mengeluhkan tidak bisa untuk
menggerakkan tangan dan kaki kanannya. Pasien mengatakan
keluhan ini kambuh kambuhan dan ini merupakan serangan yang
ke tiga kalinya. Pemeriksaan fisik : TD 120/70, Nadi 90 /menit,
Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab Hb 11 g/dl, Leukosit 9.600/ul,
trombosit 235.000/ul, SE dalam batas normal, sputum BTA (-).
Pemeriksaan Radiologi, MRI didapatkan lesi pada area
periventrikuler dan Infratentorial. Diagnosis pada kasus diatas
adalah ?
A. Glioma
B. Defisiensi Vit B12
C. Arnold Chiari Malformation
D. Sarcoidosis
E. Multipel Sklerosis
95. E
Ny Resti 50 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki kanan
terasa kebas, pasien juga mengeluhkan tidak bisa untuk
menggerakkan tangan dan kaki kanannya. Pasien mengatakan
keluhan ini kambuh kambuhan dan ini merupakan serangan yang
ke tiga kalinya. Pemeriksaan fisik : TD 120/70, Nadi 90 /menit,
Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab Hb 11 g/dl, Leukosit 9.600/ul,
trombosit 235.000/ul, SE dalam batas normal, sputum BTA (-).
Pemeriksaan Radiologi, MRI didapatkan lesi pada area
periventrikuler dan Infratentorial. Diagnosis pada kasus diatas
adalah ?
A. Glioma
B. Defisiensi Vit B12
C. Arnold Chiari Malformation
D. Sarcoidosis
E. Multipel Sklerosis
Glioma
• A brain glioma can cause headaches, vomiting, seizures,
and cranial nerve disorders as a result of increased
intracranial pressure.
• A glioma of the optic nerve can cause visual loss.
• Spinal cord gliomas can cause pain, weakness, or numbness in
the extremities.
• Gliomas do not usually metastasize by the bloodstream, but
they can spread via the cerebrospinal fluid and cause "drop
metastases" to the spinal cord.[medical citation needed]
Defisiensi
Vitamin B12
Arnold Chiari Malformation
• Tipe I. Pada tipe ini, terjadi herniasi tonsil otak kecil melalui foramen magnum menuju tulang
belakang, tipe ini merupakan tipe yang paling sering terjadi dan gejalanya biasanya mulai timbul
saat dewasa ataupun lanjut usia. Biasanya akan menimbulkan gejala gejala seperti nyeri kepala dan
leher, gangguan bicara, kesulitan berjalan, gangguan penglihatan dan bicara, sampai gangguan
menelan sampai tersedak.
• Tipe II. Pada tipe ini, yang mengalami herniasi menuju tulang belakang adalah otak kecil dan batang
otak yang disertai hilangnya serabut saraf yang menghubungkan otak kecil kiri dan kanan dan
juga spina bifida. Tipe II disebut juga malformasi Arnold-Chiari dan menimbulkan keluhan yang
lebih buruk daripada malformasi tipe I, seperti perubahan pola pernapasan, kelemahan pada
tangan, kesulitan bicara dan menelan, dan juga terdapat pergerakan mata kearah bawah yang
abnormal.
• Tipe III. Tipe ini merupakan tipe yang paling berbahaya dari semua tipe malformasi chiari,
dikarenakan terjadi herniasi otak kecil dan batak otak keluar dari tulang tengkorak melalui lubang
yang abnormal, hal ini dinamakan Encephalocele. Pada tipe ini terdapat tingkat kematian yang
tinggi dan akan cenderung menimbulkan keluhan keluhan neurologis.
• Tipe IV. Pada tipe ini terjadi dimana otak kecil tidak berkembang dengan sempurna atau hipoplasia
serebelum
Sarcoidosis
(Penyakit Besnier-Boeck)
• proses peradangan yang dapat menyerang
organ apa saja pada tubuh
• ditandai dengan adanya granuloma dan
daerah kecil yang berisi sel-sel radang
Multipel Sklerosis

Sistem Saraf Autoimun


Pola Remisi
Pusat (UMN) , (Demielinisasi
Eksaserbasi
Progresif Akut)
Clinically Isolated Syndrome (CIS)
Episode pertama dari manifestasi klinis demielinisasi
Manifestasi CIS yang perlu dicurigai sebagai MS meliputi:
Lhermitte sign positif (intense
Motorik sensation that feels similar to an
(Gangguan (Cara Bicara, electric shock passing down the
Autonom) Otot Kaku, neck and spine and radiating
Kejang)
through the trunk and limbs)

Sensoris
Gangguan
Kognitif (kebas, nyeri Penunjang : MRI
neuropati) didapatkan ≥ 1 lesi pada minimal 2
dari 4 area tipikal MS, yaitu
Keseimbangan Periventrikuler, Jukstakortikal,
Kelelahan (Vertigo, Infratentorial, dan Medula
berat koordinasi,
gemetar)
Spinalis
Visus
(kabur, buta
warna,
diplopia)
TATALAKSANA
Relaps Jangka Panjang
• Metilprenisolon IV / Oral • CIS : Interferon B
• Dosis 500 – 1000 mg selama • Relapsing-Remitting Multiple
3-5 hari Sclerosis (RRMS): Interferon β
1a dan 1b, Glatiramer Asetat,
Fingolimod
• Secondary Progressive MS
(SPMS): interferon β 1a,
mitoxantron
• Primary Progressive MS
(PPMS): hingga saat ini belum
ada obat yang
direkomendasikan untuk PPMS
96
Seorang anak berusia 8 tahun datang ke Poli Saraf RS Makmur
Jaya diantar pamannya dengan keluhan kemampuan anaknya
yang sulit berkembang, pamannya mengatakan bahwa prestasi
anak ini di sekolah terus menurun. Si anak juga mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari sehari seperti bangkit dari
duduk, menyisir rambut. Pamannya mengatakan bahwa ada
keluarganya yang menderita penyakit seperti pasien. Pemeriksaan
fisik TD 100/7O, Nadi 100 x/menit, Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab,
Hb 11 g/dl, Leukosit 11.000 /ul, Trombosit 245.000, Serum kreatin
kinase dari biopsi otot meningkat. Diagnosis pada kasus diatas
adalah ?
A. Duchenne Muscular Dystrophy
B. Poliomielitis
C. Miastenia Gravis
D. GBS
E. Spondiltis TB
96.A
Seorang anak berusia 8 tahun datang ke Poli Saraf RS Makmur
Jaya diantar pamannya dengan keluhan kemampuan anaknya
yang sulit berkembang, pamannya mengatakan bahwa prestasi
anak ini di sekolah terus menurun. Si anak juga mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari sehari seperti bangkit dari
duduk, menyisir rambut. Pamannya mengatakan bahwa ada
keluarganya yang menderita penyakit seperti pasien.
Pemeriksaan fisik TD 100/7O, Nadi 100 x/menit, Suhu 37˚C.
Pemeriksaan Lab, Hb 11 g/dl, Leukosit 11.000 /ul, Trombosit
245.000, Serum kreatin kinase dari biopsi otot meningkat.
Diagnosis pada kasus diatas adalah ?
A. Duchenne Muscular Dystrophy
B. Poliomielitis
C. Miastenia Gravis
D. GBS
E. Spondiltis TB
Duchenne Muscular Dystrophy

Lower
Motor
Neuron
Mutasi
Gen
Dystrop Genetic X-
hin Linked Pria >
Wanita
(Riwayat
Keluarga (+))
GEJALA & Terapi
DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY
• Kelumpuhan Otot Proximal (Atrophy) dan Progresive
• Sulih memanjat anak tangga
Motorik • Sulit menyisir rambut
• Kesulitan Bangkit dari posisi Duduk ( GOWER SIGN)
• Waddling gait

• Kardiomiopati
Gangguan Jantung

• Prestasi Belajar Menurun


Keterlambatan Perkembangan • IQ rendah  mild-moderate MR

• Biopsi Otot : Peningkatan kadar serum kreatin


• Laboratorium : CPK (↑), SGOT/PT, LDH
Penunjang • Pemeriksaan neurofisiologi : NCV dan EMG
• Pemeriksaan PCR untuk mengetahui adanya mutasi gen
dystrophyn

Terapi Medikamentosa • Kortikosteroid : prednisone 0.75 mg/kg BB/24jam selama 6 bulan


97
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke
UD RS karena tiba-tiba tidak bisa berjalan sejak 3 hari yang lalu.
Dari anamnesis diketahui 1 minggu yang lalu pasien demam,
disertai batuk, mual, muntah dan sakit kepala. Riwayat trauma (-
). Setelah tidak demam lagi, pasien tidak bisa berjalan. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan kekuatan kaki kanan 5 dan
kaki kiri 3. Sensibilitas kedua tungkai normal. Reflex fisiologis kaki
kanan normal dan kaki kiri menurun. Diagnosis?
a.GBS
b.Myelitis Transversa
c.Miastenia Gravis
d.Poliomielitis
e.Acute Flaccid Paralysis
97 D
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke
UD RS karena tibatiba tidak bisa berjalan sejak 3 hari yang
lalu. Dari anamnesis diketahui 1 minggu yang lalu pasien
demam, disertai batuk, mual, muntah dan sakit kepala.
Riwayat trauma (-). Setelah tidak demam lagi, pasien tidak bisa
berjalan. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kekuatan
kaki kanan 5 dan kaki kiri 3. Sensibilitas kedua tungkai normal.
Reflex fisiologis kaki kanan normal dan kaki kiri menurun.
Diagnosis?
a.GBS
b.Myelitis Transversa
c.Miastenia Gravis
d.Poliomielitis
e.Acute Flaccid Paralysis
POLIOMIELITIS
Etilogi
• Virus Polio (Enterovirus), ditularkan air / makanan yg
terkontaminasi
• Virus ditemukan di
• Faring : 3 hari sebelum penyakit muncul hingga 5 hari
sesudah muncul
• Tinja : hingga 17 minggu sejak pasien sakit

Lesi LMN
• Cornu Anterior Medulla Spinalis
• Tidak ada defisit sensorik
• Tidak ada hilangnya sensasi propriosepsi
• Flaccid Paralisis
• Asimetris
POLIOMIELITIS
Gejala
• Tipe Non Paralisis : Demam, nyeri telan, nyeri kepala,
muntah, lemas, meningitis
• Tipe Paralisis : diawali gejala non paralisis, setelah 1
mnggu  arefleks, nyeri otot, hiperestesia, kram otot, kaki
terkulai, paralisis tiba-tiba, kelainan ekstrimitas bawah
(pinggul dan pergelangan kaki) Hyperesthesia dan nyeri

Penunjang
• Swab Tenggorok
• Pemeriksaan Feses
• Analisa CSF
• Tes netralisasi antibodi (Sensitif)
Secara klinis, kasus Poliomyelitis dibagi dalam:
Inapparent
• tanpa gejala klinis

Abortif
• gejala seperti influenza atau gastroenteritis, likuor normal

Bentuk non paralitik


• panas, nyeri kepala, diare, tanda iritasi selaput otak (+), spinal sign, amoss sign.
• LP: pleiositosis
1.Bentuk paralitik
• Spinal : paralisis asimetris, proksimal lebih berat dibanding distal, deep tendon
reflexes (/↓)
• Bulbar : gangguan pernapasan, kelemahan di otot yang dipersarafi N. IV, V, VI (Otot
di leher, lidah dan otot yang digunakan untuk menelan)
• Spinobulbar : Gejala Spinal + Bulbar, affects the spinal cord at the C3-5 level, which
inhibits the function of the diaphragm and results in death.
98
Anak 10 tahun diantar ibunya ke Puskesmas Kebonsari dengan
keluhan tungkai kanan lemah sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya
ada riwayat demam. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat imunisasi
tidak lengkap. Pemeriksaan fisik kekuatan motorik 4 , tonus otot
berkurang dan terdapat atrofi otot kanan. Bagian apa yang
mengalami kelainan pada penyakit diatas ?
A. Radix spinalis medula spinalis
B. Cornu anterior medula spinalis
C. Cornu posterior medula spinalis
D. Atrofi musculus femoralis
E. Neuro muscular juction
98.B Polio
Anak 10 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
tungkai kanan lemah sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya ada
riwayat demam. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat imunisasi
tidak lengkap. Pemeriksaan fisik kekuatan motorik 4 , tonus otot
berkurang dan terdapat atrofi otot kanan. Bagian apa yang
mengalami kelainan pada penyakit diatas ?
A. Radix spinalis medula spinalis
B. Cornu anterior medula spinalis
C. Cornu posterior medula spinalis
D. Atrofi musculus femoralis
E. Neuro muscular juction
99
Seorang anak berusia 9 tahun datang ke UGD RS Sukoasih diantar
kakeknya dengan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu.
Sebelumnya pasien sedang istirahat dan terus tidak sadar. Menurut kakek
biasanya pasien juga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari
sehari seperti bangkit dari duduk, menyisir rambut serta kemampuan
belajar dan prestasi anak juga menurun. Riwayat sakit keluarga ada yang
menderita penyakit seperti pasien. Pemeriksaan fisik TD 100/7O, Nadi
100 x/menit, RR 32x/menit, Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab, Hb 12 g/dl,
Leukosit 10.000 /ul, Trombosit 295.000, Serum kreatin kinase otot
meningkat. Beberapa saat kemudian si anak meninggal dunia. Komplikasi
yang terjadi pada anak tersebut adalah ?
A. Infeksi Otak
B. Gagal Nafas
C. Edema Paru
D. Hipernatremia
E. Gagal Ginjal Akut
99 B Komplikasi DMD
Seorang anak berusia 9 tahun datang ke UGD RS Sukoasih diantar
kakeknya dengan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu.
Sebelumnya pasien sedang istirahat dan terus tidak sadar. Menurut kakek
biasanya pasien juga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari
sehari seperti bangkit dari duduk, menyisir rambut serta kemampuan
belajar dan prestasi anak juga menurun. Riwayat sakit keluarga ada yang
menderita penyakit seperti pasien. Pemeriksaan fisik TD 90/7O, Nadi 100
x/menit, RR 32x/menit, Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab, Hb 12 g/dl, Leukosit
10.000 /ul, Trombosit 295.000, Serum kreatin kinase otot meningkat.
Beberapa saat kemudian si anak meninggal dunia. Komplikasi yang terjadi
pada anak tersebut adalah ?
A. Infeksi Otak Komplikasi yang mungkin muncul akibat
dari melemahnya otot meliputi:
B. Gagal Nafas 1. Kesulitan berjalan
C. Edema Paru 2. Pergerakan tubuh terbatas
3. Pernapasan bermasalah
D. Hipernatremia 4. Skoliosis
E. Gagal Ginjal Akut 5. Masalah pada jantung
6. Kesulitan menelan
100
Tn Redi, 46 tahun datang ke Poli Saraf RS Sumber Asri dengan keluhan
sulit mengunyah dan sulit menelan sejak 4 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh otot otot lengan atas sampai bahu kedua tangan yang
semakin hari semakin terasa lemah sejak 2 bulan yang lalu. Sebelum
mengeluh kelemahan pada lengan atasnya, pasien mengeluh awalnya
kelemahan pada otot otot telapak tangannya. Riwayat trauma, stroke
disangkal. Riwayat keluarga ada yang menderita Limfoma.
Pemeriksaan Fisik TD 120/80 mmHg, N 86 bpm, RR 18 bpm.
Pemeriksaan sensoris dalam batas normal, EMG didapatkan adanya
atrofi dan denervasi. Diagnosis yang paling tepat dengan data diatas
adalah?
A. Multiple Sklerosis
B. ALS tipe Progressive Bulbar Palsy
C. ALS tipe Progressive Muscular Atrophy
D. ALS Bentuk Campuran
E. Spinal Monomyelic Amyotrophia
100 D
Tn Redi, 46 tahun datang ke Poli Saraf RS Sumber Asri dengan keluhan
sulit mengunyah dan sulit menelan sejak 4 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluh otot otot lengan atas sampai bahu kedua tangan
yang semakin hari semakin terasa lemah sejak 2 bulan yang lalu.
Sebelum mengeluh kelemahan pada lengan atasnya, pasien
mengeluh awalnya kelemahan pada otot otot telapak tangannya.
Riwayat trauma, stroke disangkal. Riwayat keluarga ada yang
menderita Limfoma. Pemeriksaan Fisik TD 120/80 mmHg, N 86 bpm,
RR 18 bpm. Pemeriksaan sensoris dalam batas normal, EMG
didapatkan adanya atrofi dan denervasi. Diagnosis yang paling tepat
dengan data diatas adalah?
A. Multiple Sklerosis
B. ALS tipe Progressive Bulbar Palsy
C. ALS tipe Progressive Muscular Atrophy
D. ALS Bentuk Campuran
E. Spinal Monomyelic Amyotrophia
Tipe ALS
Progressive Muscular Atrophy
• Pada keadaan ini terdapat hilangnya neuron motorik pada kornu anterior medula
spinalis secara progresif

Progresive Bulbar Palsy


• Hilangnya neuron motorik di batang otak bagian bawah, mengakibatkan kelemahan
otot faring, lidah dan wajah yang progresif

Primary Lateral Sklerosis


• Hilangnya neuron motorik pada korteks serebri dan gangguan traktus kortikospinalis

Bentuk Campuran
• Kombinasi 1,2,3. Pada pemeriksaan didapatkan atrofi, fasikulasi, kelemahan otot
anggota gerak atas dan bawah, peningkatan refleks tendon dan respons ekstensor
plantar (+)

Spinal Monomyelic Amyotrophia


• Adanya amiotrofi lateral yang terbatas pada satu anggota gerak
Terima Kasih
101
Tn Adi 45 tahun datang ke Poli Saraf RS Sukardi dengan
keluhan kelemahan ekstremitas seperti tidak bertenaga
sejak 1 bulan. Kelemahan ini kadang juga disertai rasa
nyeri. Aktivitas harian pasien juga berkurang dan sering
terkena flu. RPD pasien pernah menderita sakit polio
saat usia 7 tahun. Pemeriksaan Fisik TD 120/80, Nadi 80
bpm, RR 20 bpm, t 36˚C, atrofi otot ekstremitas.
Diagnosa yang paling mungkin pada pasien adalah?
A. Mielitis Transversa
B. Post Polio Syndrome
C. Post Influenza Syndrome
D. Myasthenia Gravis
E. GBS
101 B
Tn Adi 45 tahun datang ke Poli Saraf RS Sukardi dengan
keluhan kelemahan ekstremitas seperti tidak bertenaga
sejak 1 bulan. Kelemahan ini kadang juga disertai rasa
nyeri. Aktivitas harian pasien juga berkurang dan sering
terkena flu. RPD pasien pernah menderita sakit polio
saat usia 7 tahun. Pemeriksaan Fisik TD 120/80, Nadi 80
bpm, RR 20 bpm, t 36˚C, atrofi otot ekstremitas.
Diagnosa yang paling mungkin pada pasien adalah?
A. Mielitis Transversa
B. Post Polio Syndrome
C. Post Influenza Syndrome
D. Myasthenia Gravis
E. GBS
102
Seorang perempuan 25 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan
wajah mencong mendadak saat bangun tidur. Pasien diketahui dalam 3
hari terakhir terus terpapar udara dingin akibat menggunakan kipas
angin mengarah kewajah dari jarak dekat saat tidur. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan kesadaran compos mentis, TD 110/70
mmHg, Nadi 87x/menit, RR 20x/m. Pada pemeriksaan neurologis
didapatkan paresis otot wajah tipe LMN pada sisi kiri. Pasien juga
mengeluhkan adanya gangguan pengecapan. Pemeriksaan sensorik
wajah, tes keseimbangan dan gerak bola mata dalam batas normal.
Dimanakah lokasi lesi pada kasus di atas?
A. Lesi pada ganglion sphenopalatine
B. Lesi pada membran timpani
C. Lesi pada nervus stapedius
D. Lesi pada corda timpani
E. Lesi pada ganglion spiralis
102 D
Seorang perempuan 25 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan
wajah mencong mendadak saat bangun tidur. Pasien diketahui dalam
3 hari terakhir terus terpapar udara dingin akibat menggunakan kipas
angin mengarah kewajah dari jarak dekat saat tidur. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 87x/menit, RR 20x/m. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan paresis otot wajah tipe LMN pada sisi kiri.
Pasien juga mengeluhkan adanya gangguan pengecapan. Pemeriksaan
sensorik wajah, tes keseimbangan dan gerak bola mata dalam batas
normal. Dimanakah lokasi lesi pada kasus di atas?
A. Lesi pada ganglion sphenopalatine
B. Lesi pada membran timpani
C. Lesi pada nervus stapedius
D. Lesi pada corda timpani
E. Lesi pada ganglion spiralis
103
Anak laki-laki usia 5 tahun datang dengan keluhan kejang.
Keluhan didahului kejang berulang sejak 1 hari SMRS.
Sebelumnya pasien juga tidak bisa membuka mulut sejak 2 hari
SMRS. Kejang seluruh badan, tangan dan kaki kaku. Terdapat
riwayat keluar cairan bening berbau dari telinga kiri. Pemeriksaan
Vital Sign normal, Jantung dan Paru Normal, Kaki dan tangan
kaku, keluar cairan berbau dari telinga kiri. Perut keras seperti
papan. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Meningitis Bakteri + Otitis Media
B. Encephalitis + Otitis Media
C. Tetanus + Otitis Media
D. Epilepsi + Otitis Media
E. Kejang Demam Kompleks
103 C
Anak laki-laki usia 5 tahun datang dengan keluhan kejang.
Keluhan didahului kejang berulang sejak 1 hari SMRS.
Sebelumnya pasien juga tidak bisa membuka mulut sejak 2 hari
SMRS. Kejang seluruh badan, tangan dan kaki kaku. Terdapat
riwayat keluar cairan bening berbau dari telinga kiri.
Pemeriksaan Vital Sign normal, Jantung dan Paru Normal, Kaki
dan tangan kaku, keluar cairan berbau dari telinga kiri. Perut
keras seperti papan. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Meningitis Bakteri + Otitis Media
B. Encephalitis + Otitis Media
C. Tetanus + Otitis Media
D. Epilepsi + Otitis Media
E. Kejang Demam Kompleks
104
Wanita 45 tahun datang dengan nyeri kepala, muntah, mata kabur
dari dua hari yang lalu. Keluhan disertai kelemahan keempat
ekstrimitasnya. Riwayat penyakit dahulu, pasien juga dikeluhkan
ada kelemahan badan sebelah kanan sejak 6 bulan yang lalu. Pada
Pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345 TD 200/120 mmHg, Nadi
98x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7C. Status Neurologis didapatkan
Reflek Fisiologis meningkat dan Refleks Patologis +. Hasil CT Scan
didapatkan gambaran hiperdens di lobus frontalis kiri.
Farmakoterapi untuk menurunkan tekanan intracranial adalah?
A. Dimenhidrinat
B. Piroxicam
C. Dexametasone
D. Manitol
E. Paracetamol
104 D
Wanita 45 tahun datang dengan nyeri kepala, muntah, mata kabur
dari dua hari yang lalu. Keluhan disertai kelemahan keempat
ekstrimitasnya. Riwayat penyakit dahulu, pasien juga dikeluhkan
ada kelemahan badan sebelah kanan sejak 6 bulan yang lalu. Pada
Pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345 TD 200/120 mmHg, Nadi
98x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7C. Status Neurologis didapatkan
Reflek Fisiologis meningkat dan Refleks Patologis +. Hasil CT Scan
didapatkan gambaran hiperdens di lobus frontalis kiri.
Farmakoterapi untuk menurunkan tekanan intracranial adalah?
A. Dimenhidrinat
B. Piroxicam
C. Dexametasone
D. Manitol
E. Paracetamol
105
Tn. Pie Khun, 79 tahun, dibawa oleh keluarganya ke RS dengan
keluhan sulit memusatkan perhatian, sering lupa, mengaku
sering melihat bayangan hitam, depresi dan sering terjatuh. Pada
pemeriksaan lanjut, pada pasien terdapat gejala lambat bergerak
dan wajah seperti topeng. Tidak terdapat adanya tremor. Di
antara pilihan berikut, manakah penyebab yang paling mungkin?
A. Alzheimer Disease
B. Parkinson disease
C. Demensia Lewi Body
D. Normal Pressure Hidrocephalus
E. Demensia Vaskular
105 C
Tn. Pie Khun, 79 tahun, dibawa oleh keluarganya ke RS dengan
keluhan sulit memusatkan perhatian, sering lupa, mengaku
sering melihat bayangan hitam, depresi dan sering terjatuh.
Pada pemeriksaan lanjut, pada pasien terdapat gejala lambat
bergerak dan wajah seperti topeng. Tidak terdapat adanya
tremor. Di antara pilihan berikut, manakah penyebab yang paling
mungkin?
A. Alzheimer Disease
B. Parkinson disease
C. Demensia Lewi Body
D. Normal Pressure Hidrocephalus
E. Demensia Vaskular
106
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang untuk control
ke poliklinik saraf setelah 2 minggu sebelumnya dirawat
di rumah sakit karena stroke non hemoragik. Pada
pemeriksaan fisik tampak uvula tidak ada di sentral.
Saraf apakah yang terkena?
A. Nervus V
B. Nervus VII
C. Nervus X
D. Nervus XI
E. Nervus XII
106 C
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang untuk control
ke poliklinik saraf setelah 2 minggu sebelumnya dirawat
di rumah sakit karena stroke non hemoragik. Pada
pemeriksaan fisik tampak uvula tidak ada di sentral.
Saraf apakah yang terkena?
A. Nervus V
B. Nervus VII
C. Nervus X
D. Nervus XI
E. Nervus XII
Nervus X
• Untuk pemeriksaan fungsi motoric palatum,
minta pasien untuk mengatakan “ah”
• Lihat simetrisasi elevasi palatal (Bukan deviasi
Uvula). Jika salah satu sisi lemah, sisi tersebut
akan gagal untuk elevasi dan terdorong ke sisi
yang lebih kuat (uvula akan tertarik kesisi yang
sehat / lebih kuat)
• Nervus Kranialis yang berperan dalam motoric
otot-otot palatum adalah nervus Vagus (N.X)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai