1. Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung dan
kedua mata terpejam
2. Baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik
3. Duduk kembali
4. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi kontralateral, pertahankan selama 30
detik kemudian duduk kembali
5. Lakukan latihan ini 3x, pagi siang malam, masing-masing diulang 5x serta dilakukan
selama 2-3 minggu.
18
Tn. Puyeng, 54 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak
1 minggu terakhir, sakit kepala terutama dirasakan pada bagian
belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit, keluhan disertai
mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO
normal. Apa diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia
18 C
Tn. Puyeng, 54 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak
1 minggu terakhir, sakit kepala terutama dirasakan pada bagian
belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit, keluhan disertai
mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO
normal. Apa diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia
Laki – laki
Cengeng
Cluster
Headache
Kronik /
Episodik
Kontinyu
Glukosa 2.5-3.5 ↓ N ↓
(mmol/L)
Kontraindikasi relative:
• Infeksi pada daerah tusukan
• Syok
• Koagulopathy
• Trombosit < 50.000 g/dL
PPK PERDOSSI, 2016
75.
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dibawa ke IGD oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak
dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR
22x/menit. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+),
refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih, protein
meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat, sel dominasi MN.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitisbakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
75. C
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dibawa ke IGD oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala dirasakan di seluruh kepala, terus menerus, dan tidak
dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR
22x/menit. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+),
refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih, protein
meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat, sel dominasi MN.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A. Meningitis bakterialis
B. Meningoensefalitisbakterialis
C. Meningitis viral
D. Meningitis TB
E. Ensefalitis viral
76.
Laki-laki 45 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat keluhan kejang, muntah-
muntah. Pasien menderita HIV dan sudah 1 bulan tidak minum obat. Data
CD4 1 bulan lalu 50 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik pasien kesadaran
somnolen. TD : 110/60 mmhg, nadi 110x/menit, suhu 38,3 C, dan kaku kuduk
positif. Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening multipel, lunak. Pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan multiple yellowish white, papil
edema(+). Pasien dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan hasil
multiple ring enhancement. Apa kemungkinan infeksi pada pasien ini?
A. Toxoplasma gondii
B. Mycobacterium tuberculosis
C. Candida albicans
D. CMV
E. Cryptococcus neoformans
76. A
Laki-laki 45 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat keluhan kejang, muntah-
muntah. Pasien menderita HIV dan sudah 1 bulan tidak minum obat. Data
CD4 1 bulan lalu 50 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik pasien kesadaran
somnolen. TD : 110/60 mmhg, nadi 110x/menit, suhu 38,3 C, dan kaku kuduk
positif. Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening multipel, lunak. Pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan multiple yellowish white (HIV), papil
edema(+). Pasien dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan hasil
multiple ring enhancement. Apa kemungkinan infeksi pada pasien ini?
A. Toxoplasma gondii
B. Mycobacterium tuberculosis
C. Candida albicans
D. CMV
E. Cryptococcus neoformans
77.
Seorang Pria 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai kejang. Satu minggu sebelumnya diketahui pasien
sering berbicara ngelantur dan marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai supir di perusahan ekspedisi. Pada
pemeriksaan fisik kesadaran sopor, Tekanan darah 130/70mmHg, nadi
96x/menit, laju nafas 24x/menit, suhu 36.7 ⁰ C, didapatkan oral trush,
kaku kuduk positif, pada pemeriksaan didapatkan HIV positif dan
pengecatan LCS menggunakan tinta india didapatkan hasil positif,
terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah
A. Ceftriaxone
B. Ampicillin
C. Fluconazole
D. Metronidazole
E. Acyclovir
77. C
Meningoencephalitis Fungal + HIV
Seorang Pria 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai kejang. Satu minggu sebelumnya diketahui pasien
sering berbicara ngelantur dan marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai supir di perusahan ekspedisi. Pada
pemeriksaan fisik kesadaran sopor, Tekanan darah 130/70mmHg, nadi
96x/menit, laju nafas 24x/menit, suhu 36.7 ⁰ C, didapatkan oral trush,
kaku kuduk positif, pada pemeriksaan didapatkan HIV positif dan
pengecatan LCS menggunakan tinta india didapatkan hasil positif,
terapi yang tepat untuk kasus di atas adalah
A. Ceftriaxone
B. Ampicillin
C. Fluconazole
D. Metronidazole
E. Acyclovir
78.
Seorang wanita berusia 45 tahun dibawa oleh anaknya ke
rumah sakit karena gangguan kesadaran. Dari anamnesis
pasien tampak murung sejak beberapa hari yang lalu, pasien
juga memanggil anaknya dengan nama sahabatnya ketika
masih muda dulu. Anak pasien mengatakan sebelumnya
pasien belum pernah seperti ini dan tidak ada keluhan serupa
di keluarga. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Delirium
B. Demensia
C. Alzheimer
D. Parkinson
E. Pick’s disease
78. B / C
Seorang wanita berusia 45 tahun dibawa oleh anaknya ke
rumah sakit karena gangguan kesadaran. Dari anamnesis
pasien tampak murung sejak beberapa hari yang lalu, pasien
juga memanggil anaknya dengan nama sahabatnya ketika
masih muda dulu. Anak pasien mengatakan sebelumnya
pasien belum pernah seperti ini dan tidak ada keluhan
serupa di keluarga. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Delirium
B. Demensia
C. Alzheimer
D. Parkinson
E. Pick’s disease (FTD)
79.
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang diantar
keluarga dengan keluhan mudah marah, mengalami
penurunan fungsi eksekusi dan emosi, tidak terdapat
gangguan memori dan visual. Riwayat HT (-), DM (-). Dari
pemeriksaan fisik: Lateralisasi (-). Terapi yang tepat
diberikan pada kasus di atas adalah...
A. Levodopa
B. THD
C. Amantadine
D. Donepezil
E. Haloperidol
79. D Demensia Frontotemporal
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang diantar
keluarga dengan keluhan mudah marah, mengalami
penurunan fungsi eksekusi dan emosi, tidak terdapat
gangguan memori dan visual. Riwayat HT (-), DM (-). Dari
pemeriksaan fisik: Lateralisasi (-). Terapi yang tepat
diberikan pada kasus di atas adalah...
A. Levodopa
B. THD
C. Amantadine
D. Donepezil
E. Haloperidol
80.
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian.
Keluhan tersebut sudah dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan tidak
rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat stroke 4 tahun yang
lalu. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia
80. D
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian.
Keluhan tersebut sudah dialami sejak 5 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu
dan tidak rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat stroke 4
tahun yang lalu. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia
81.
Pria usia 70 tahun dibawa keluarga karena suka marah- marah dan
bicara sendiri. Keluhan memberat 6 bulan lalu, hingga lupa nama
anaknya. Selain itu, ia suka jalan2 keluar rumah dan tidak bisa tidur.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E4V4M6, tidak ada rangsang meningeal
ataupun kelemahan motorik. Pemeriksaan refleks dalam batas normal.
Inkontinensia urin positif. Apa kemungkinan lobus yang terkena?
A. Fronto occipital
B. Temporo occipotal
C. Fronto temporal
D. Temporo parietal
E. Fronto parietal
81. C
Pick’s disease (demensia frontotemporal)
Pria usia 70 tahun dibawa keluarga karena suka marah- marah dan
bicara sendiri. Keluhan memberat 6 bulan lalu, hingga lupa nama
anaknya. Selain itu, ia suka jalan2 keluar rumah dan tidak bisa tidur.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E4V4M6, tidak ada rangsang meningeal
ataupun kelemahan motorik. Pemeriksaan refleks dalam batas normal.
Inkontinensia urin positif. Apa kemungkinan lobus yang terkena?
A. Fronto occipital
B. Temporo occipotal
C. Fronto temporal
D. Temporo parietal
E. Fronto parietal
82.
Seorang Laki – laki 65 tahun datang dengan keluhan
sering lupa makan, sering minta makan pada anaknya,
padahal pasien sudah makan. TD 120/80mmHg, Nadi
80x/m, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pemeriksa melakukan tes MMSE kepada pasien.
Didapatkan Score MMSE pada pasien adalah 15. Kategori
Demensia pada pasien adalah:
A. Mild Cognitive Impairment
B. Demensia Ringan
C. Demensia Sedang
D. Demensia Berat
E. Demensia Vaskuler
82. C
Seorang Laki – laki 65 tahun datang dengan keluhan
sering lupa makan, sering minta makan pada anaknya,
padahal pasien sudah makan. TD 120/80mmHg, Nadi
80x/m, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pemeriksa melakukan tes MMSE kepada pasien.
Didapatkan Score MMSE pada pasien adalah 15. Kategori
Demensia pada pasien adalah:
A. Mild Cognitive Impairment
B. Demensia Ringan
C. Demensia Sedang
D. Demensia Berat
E. Demensia Vaskuler
Score MMSE
VAR • Dosis :
• Sama untuk semua umur
• Hari 0: 2x suntikan IM; hari 7 dan 21: 1x suntikan
IM
• Imovax atau Verorab 0,5 mL IM di deltoid kanan/kiri
VAR + • Lokasi :muka, kepala, leher, jari tangan dan jari kaki
• DOSIS :
• SAR 20 IU/kgBB
Gejala TB terjadi
Dapat sebelumnya (lemas,
disertai gejala demam, batuk,
TB ekstra keringat malam,
paru lainnya penurunan BB)
Etiologi yang diduga kuat infeksi virus polio yang laten, faktor
genetik limfoma, gangguan DNA, faktor imunologi, dll.
Sensoris
Gangguan
Kognitif (kebas, nyeri Penunjang : MRI
neuropati) didapatkan ≥ 1 lesi pada minimal 2
dari 4 area tipikal MS, yaitu
Keseimbangan Periventrikuler, Jukstakortikal,
Kelelahan (Vertigo, Infratentorial, dan Medula
berat koordinasi,
gemetar)
Spinalis
Visus
(kabur, buta
warna,
diplopia)
TATALAKSANA
Relaps Jangka Panjang
• Metilprenisolon IV / Oral • CIS : Interferon B
• Dosis 500 – 1000 mg selama • Relapsing-Remitting Multiple
3-5 hari Sclerosis (RRMS): Interferon β
1a dan 1b, Glatiramer Asetat,
Fingolimod
• Secondary Progressive MS
(SPMS): interferon β 1a,
mitoxantron
• Primary Progressive MS
(PPMS): hingga saat ini belum
ada obat yang
direkomendasikan untuk PPMS
96
Seorang anak berusia 8 tahun datang ke Poli Saraf RS Makmur
Jaya diantar pamannya dengan keluhan kemampuan anaknya
yang sulit berkembang, pamannya mengatakan bahwa prestasi
anak ini di sekolah terus menurun. Si anak juga mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari sehari seperti bangkit dari
duduk, menyisir rambut. Pamannya mengatakan bahwa ada
keluarganya yang menderita penyakit seperti pasien. Pemeriksaan
fisik TD 100/7O, Nadi 100 x/menit, Suhu 37˚C. Pemeriksaan Lab,
Hb 11 g/dl, Leukosit 11.000 /ul, Trombosit 245.000, Serum kreatin
kinase dari biopsi otot meningkat. Diagnosis pada kasus diatas
adalah ?
A. Duchenne Muscular Dystrophy
B. Poliomielitis
C. Miastenia Gravis
D. GBS
E. Spondiltis TB
96.A
Seorang anak berusia 8 tahun datang ke Poli Saraf RS Makmur
Jaya diantar pamannya dengan keluhan kemampuan anaknya
yang sulit berkembang, pamannya mengatakan bahwa prestasi
anak ini di sekolah terus menurun. Si anak juga mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari sehari seperti bangkit dari
duduk, menyisir rambut. Pamannya mengatakan bahwa ada
keluarganya yang menderita penyakit seperti pasien.
Pemeriksaan fisik TD 100/7O, Nadi 100 x/menit, Suhu 37˚C.
Pemeriksaan Lab, Hb 11 g/dl, Leukosit 11.000 /ul, Trombosit
245.000, Serum kreatin kinase dari biopsi otot meningkat.
Diagnosis pada kasus diatas adalah ?
A. Duchenne Muscular Dystrophy
B. Poliomielitis
C. Miastenia Gravis
D. GBS
E. Spondiltis TB
Duchenne Muscular Dystrophy
Lower
Motor
Neuron
Mutasi
Gen
Dystrop Genetic X-
hin Linked Pria >
Wanita
(Riwayat
Keluarga (+))
GEJALA & Terapi
DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY
• Kelumpuhan Otot Proximal (Atrophy) dan Progresive
• Sulih memanjat anak tangga
Motorik • Sulit menyisir rambut
• Kesulitan Bangkit dari posisi Duduk ( GOWER SIGN)
• Waddling gait
• Kardiomiopati
Gangguan Jantung
Lesi LMN
• Cornu Anterior Medulla Spinalis
• Tidak ada defisit sensorik
• Tidak ada hilangnya sensasi propriosepsi
• Flaccid Paralisis
• Asimetris
POLIOMIELITIS
Gejala
• Tipe Non Paralisis : Demam, nyeri telan, nyeri kepala,
muntah, lemas, meningitis
• Tipe Paralisis : diawali gejala non paralisis, setelah 1
mnggu arefleks, nyeri otot, hiperestesia, kram otot, kaki
terkulai, paralisis tiba-tiba, kelainan ekstrimitas bawah
(pinggul dan pergelangan kaki) Hyperesthesia dan nyeri
Penunjang
• Swab Tenggorok
• Pemeriksaan Feses
• Analisa CSF
• Tes netralisasi antibodi (Sensitif)
Secara klinis, kasus Poliomyelitis dibagi dalam:
Inapparent
• tanpa gejala klinis
Abortif
• gejala seperti influenza atau gastroenteritis, likuor normal
Bentuk Campuran
• Kombinasi 1,2,3. Pada pemeriksaan didapatkan atrofi, fasikulasi, kelemahan otot
anggota gerak atas dan bawah, peningkatan refleks tendon dan respons ekstensor
plantar (+)