Fransisca Mudjijanti1)
1)
Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Indonesia
E-mail: fransiscamudjijanti@gmail.com
Abstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang kualitas layanan bimbingan dan
konseling; tingkat kepuasan siswa atas layanan bimbingan dan konseling; pengaruh persepsi siswa tentang kualitas
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap tingkat kepuasan siswa atas layanan bimbingan dan konseling; dan
pengaruh dimensi kualitas layanan bimbingan dan konseling terhadap tingkat kepuasan siswa atas layanan bimbingan
dan konseling. Populasi penelitian seluruh siswa SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun berjumlah 600 siswa. Sampel
penelitian 25% yaitu sebanyak 150 siswa dengan teknik Cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dengan
Skala Psikologi. Analisis data dengan Statistik Deskriptif dan Regresi Linier berganda. Hasil analisis menunjukkan
bahwa persepsi siswa tentang kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling tergolong dalam kategori baik (83%);
tingkat kepuasan siswa atas pelayanan Bimbingan dan Konseling tergolong dalam kategori memuaskan (82%); pengaruh
persepsi siswa tentang kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap kepuasan siswa atas layanan Bimbingan
dan Konseling sebesar 65.4%; pengaruh dimensi kualitas layanan BK terhadap tingkat kepuasan siswa atas pelayanan
BK (Kehandalan 12,74%; Daya Tanggap 19,71%; Kepastian 1,66%; Empati 13,76%; Bukti Fisik 17,47%.
55
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
menyampaikan pendapat, malu. Diananda (2018) harus memiliki sikap dan perilaku positf. Selain
menyebutkan tindakan-tindakan yang sering itu hasil penelitian yang dilakukan oleh (Amalia,
nampak pada remaja antara lain merasa rendah 2016) bahwa siswa merasa cukup puas terhadap
diri, menarik diri dari lingkungan, merasa dirinya layanan konseling yang diberikan guru BK
tidak mampu dan tidak berguna, berdiam diri karena mereka menganggap pelayanan yang
(pasif), suka menentang, ingin menang sendiri diberikan sudah cukup baik, sifat yang
dan kadang-kadang agresif. Bentuk manifestasi ditunjukkan guru BK terhadap siswa baik,
emosi marah berupa sikap agresif baik bersifat penanganan masalah dari guru BK dapat
verbal (menentang, mendebat) maupun bersifat membantu siswa mengubah perilaku ke arah lebih
fisik (membanting, berkelahi). baik, lebih membuat siswa tenang dalam
menangani masalah.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah bantuan
secara profesional untuk membantu siswa Penelitian lain yang senada juga dilakukan oleh
menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan (Maryam, 2007) bahwa kualitas pelayanan
membantu siswa agar berkembang secara optimal. bimbingan dan konseling secara signifikan
Layanan bantuan yang diberikan bagi siswa di berpengaruh terhadap kepuasan siswa
sekolah dikenal dengan layanan bimbingan dan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling
konseling yang bertujuan membantu siswa agar di SMP Negeri 1 Brebes. Ratnawati Radja (2013)
dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan menunjukkan bahwa kualitas layanan
tujuan tersebut, maka layanan bantuan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
diberikan haruslah profesional dan berkualitas kepuasan konsumen. Hal ini berarti bahwa
agar siswa dapat merasakan setiap layanan yang semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan,
diberikan. maka semakin tinggi pula kepuasan yang
dirasakan oleh konsumen. Kualitas layanan SMK
Agar dapat memberikan kualitas pelayanan
Kristen Salatiga berpengaruh terhadap kepuasan
yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan siswa,
siswa karena apabila kualitas layanan yang
maka terlebih dahulu kinerja pelayanan
dirasakan melebihi harapan siswa, maka
bimbingan dan konseling harus dimaksimalkan.
kepuasan siswa pun akan semakin tinggi.
Jasa pelayanan (service quality) yang diberikan
Sebaliknya, apabila kualitas layanan yang
pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
adalah membantu siswa agar dapat berkembang dirasakan lebih rendah dari apa yang diharapkan
siswa, maka kepuasan siswa juga akan menjadi
secara optimal. Siswa yang memperoleh
kepuasan tidak hanya menjadi dasar yang kuat rendah. Harjani (2018) terdapat pengaruh yang
bagi pelayanan bimbingan dan konseling itu positif antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan siswa di Lembaga Pendidikan
sendiri tetapi juga mencerminkan potensi
Primagama Gading Serpong.
perkembangan bimbingan dan konseling di masa
mendatang. Kepuasan siswa terhadap layanan Bila kualitas pelayanan bimbingan dan
bimbingan dan konseling merupakan hal yang konseling yang diterima oleh siswa sesuai dengan
penting karena siswa akan sangat terbantu untuk harapannya, maka akan membuat siswa merasa
menyelesaikan masalah-masalah yang puas. Sebaliknya bila kualitas pelayanan
dihadapinya. Kepuasan siswa akan terbentuk bimbingan dan konseling yang diterima kurang
apabila konselor memberikan pelayanan baik, tidak sesuai dengan harapannya akan
bimbingan dan konseling yang berkualitas. Hal mengakibatkan siswa merasa tidak puas atau
itu didukung dengan hasil penelitian (Sangkakala, kecewa. Hasil penelitian Sangkakala (2014) siswa
2014) yang menunjukan bahwa siswa merasa SMAN 53 Jakarta belum merasa puas dengan
puas dengan pelayanan guru BK karena merasa pelayanan BK karena menganggap guru BK
diperhatikan dan dihargai, guru BK cepat tanggap, kurang peduli, siswa belum merasakan langsung
memahami masalah siswa. Untuk itu guru BK fasilitas fisik ruang BK, beberapa guru BK saat
56
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
memberi layanan klasikal menggunakan metode dipaparkan di atas, kualitas layanan bimbingan
yang membosankan Selain itu hasil penelitian dan konseling akan diteliti berdasarkan lima
(Amalia, 2016) menunjukkan bahwa siswa yang dimensi kualitas jasa SERVQUAL menurut
belum merasa puas terhadap layanan konseling (Parasuraman, dkk. 1998) yaitu kehandalan
yang diberikan guru BK karena mereka (reliability), daya tanggap (responsiveness),
menganggap cara yang diberikan dalam jaminan atau kepastian (assurance), empati
membantu menyelesaikan masalah kurang tepat (emphaty), dan bukti fisik (tangibles).
yaitu dengan ancaman, layanan konseling yang Kehandalan (reliability) merupakan
diberikan oleh guru BK tidak memberi dampak kemampuan konselor memberikan pelayanan
dalam dirinya, guru BK terlalu cepat untuk seperti yang telah dijanjikan dengan segera,
menyimpulkan siswa yang bermasalah. akurat, dan memuaskan (Sedarmayanti, 2000).
Akibatnya siswa akan meninggalkan pelayanan Dengan menepati berbagai hal yang telah
bimbingan dan konseling yang disediakan di disepakati maka siswa (konseli) merasa dirinya
sekolah dan akan beralih pada pihak lain yang mendapat perhatian dan dihargai oleh konselor.
dapat memberi kepuasan dan memenuhi Usaha yang dilakukan konselor berkaitan dengan
harapannya. Bahkan mungkin siswa akan hal tersebut yaitu konsisten terhadap kesepakatan
menjelek-jelekkan pelayanan bimbingan dan bersama, sistem dan prosedur pelayanan
konseling. bimbingan dan konseling, taat teradap azas
Fritzsimons (1992) mengatakan bahwa konseli bimbingan dan konseling, menepati jadwal
yang puas akan dapat melakukan pembelian pertemuan yang disepakati.
ulang (repeat) pada waktu yang akan datang dan Prayitno (2009) menyatakan apabila konselor
memberitahukan kepada orang lain atas kinerja dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan
layanan jasa yang dirasakan. Pendapat Tjiptono konseling menerapkan azas azas bimbingan dan
(2014) kualitas jasa yang unggul pada gilirannya konseling dengan baik maka proses pelayanan
akan memberikan berbagai manfaat bagi dirinya. akan mengarah kepada pencapaian tujuan yang
Selanjutnya jika dikaitkan dengan kualitas diharapkan dan sebaliknya apabila azas azas
layanan bimbingan dan konseling maka kualitas bimbingan dan konseling diabaikan atau
layanan bimbingan dan konseling dapat ditinjau dilanggar dikawatirkan kegiatan yang terlaksana
dari kepuasan konseli sebagai orang yang justru akan berlawanan dengan tujuan bimbingan
memanfaatkan atau menggunakan layanan dan konseling bahkan dapat merugikan orang-
tersebut. Jika siswa merasa terlayani dengan baik orang yang terlibat di dalam pelayanan serta
maka siswa akan merasa puas dan termotivasi profesi bimbingan dan konseling sendiri.
untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan Jadi kualitas layanan bimbingan dan konseling
konseling. Dan pada akhirnya siswa tersebut akan
berdasarkan dimensi kehandalan mencakup
menularkan atau memberitahu pada orang lain
ketepatan dan kesesuaian sistem pelayanan BK
atas kinerja organisasi bimbingan dan konseling
yang diselenggarakan dengan masalah dan
di sekolahnya. kebutuhan siswa. Selain itu pelayanan BK dapat
Seperti halnya kualitas pelayanan yang lain, memuaskan siswa apabila penyelenggaraannya
kualitas pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kesepakatan bersama antara konselor
merupakan konsep abstrak dan tidak mudah dan siswa baik yang berkaitan dengan waktu
dipahami, karena kualitas pelayanan memiliki pelaksanaan maupun tempat, taat azas bimbingan
karakteristik tidak berwujud (intangible), dan konseling serta sesuai dengan masalah dan
bervariasi (variability), tidak tahan lama kebutuhan.
(perihability), serta produksi dan konsumsi jasa
Daya tanggap (responsiveness), merupakan
terjadi bersamaan (Parasuraman, dkk. 1998). Atas kesediaan dan kecepatan serta spontanitas
dasar konsep dimensi kualitas jasa yang
57
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
58
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
pandang orang lain; 2) memiliki kepekaan bimbingan dan konseling kembali jika siswa
terhadap perasaan orang lain; 3) mampu membutuhkan dan akan memberitahukan
mendengarkan orang lain. Senada dengan kebaikan-kebaikan pelayanan bimbingan dan
pendapat Patterson (Latipun, 2011) bahwa ada 3 konseling yang mereka rasakan kepada siswa-
aspek empati yaitu: 1) keharusan bahwa konselor siswa yang lain. Berbagai bentuk pelayanan
mendengarkan klien dan mengkomunikasikan bimbingan dan konseling baik individual maupun
persepsinya kepada klien; 2) ada pengertian atau kelompok hendaknya mengacu pada konsep
pemahaman konselor tentang dunia klien; 3) layanan yang berkualitas. Kepuasan siswa setelah
mengkomunikasikan pemahamannya kepada mendapat pelayanan bimbingan dan konseling
klien. dapat dijadikan barometer kualitas pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Bukti fisik (tangible) merupakan salah satu
dimensi kualitas pelayanan bimbingan dan Selain itu menurut Rangkuti (2003) salah satu
konseling yang mudah dilihat oleh siswa. Hal itu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan
senada dengan pendapat (Rangkuti, 2003) adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa
mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang atau pelayanan yang telah diberikan. Kualitas jasa
dibutuhkan dalam layanan bimbingan dan tersebut terdiri dari kelima dimensi kualitas yaitu
konseling adalah terdiri dari: 1) sarana; 2) kehandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan
prasarana; 3) penampilan seorang konselor. bukti langsung. Agar siswa merasa puas terhadap
Sarana dan prasarana yang diperlukan pelayanan bimbingan dan konseling yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah yang diterima, maka penyedia jasa pelayanan
bersangkutan. Fasilitas dan pembiayaan bimbingan dan konseling harus mengerti apa
merupakan aspek yang sangat penting yang harus yang menjadi harapan siswa.sehingga tidak
diperhatikan dalam suatu program bimbingan dan terjadi perbedaan (gap) antara kinerja yang
konseling. Aspek pembiayaan memerlukan diberikan dengan harapan siswa, yang pada
perhatian yang lebih serius karena dalam akhirnya siswa akan merasa puas dan
kenyataannya aspek tersebut merupakan salah mempersepsikan baik atas kualitas pelayanan
satu faktor penghambat proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang diterimanya.
bimbingan dan konseling (Nurihsan, 2006). Kepuasan siswa dalam memperoleh pelayanan
Kualitas pelayanan bimbingan dan konseling BK yang berkualitas cukup penting dalam
akan mendorong terwujudnya kepuasan siswa menunjang perkembangan BK di sekolah. Oleh
setelah mereka memanfaatkannya berdasarkan karena itu guru BK di sekolah seyogyanya dapat
konsep manajemen bahwa “Pelanggan yang puas memberikan pelayanan yang baik kepada siswa.
akan melakukan pembelian ulang pada waktu Tetapi realitas yang terjadi di sekolah-sekolah
yang akan datang dan memberitahukan kepada bahwa sebagian besar siswa masih enggan datang
orang lain atas kinerja produk atau jasa yang telah ke ruang BK. Selain karena merasa malu atau
dirasakan” (Fritzsimons, 1992). takut mereka juga merasa kurang mendapatkan
manfaat dengan mengikuti pelayanan BK. Masih
Atas dasar analogi di atas dalam pelayanan
adanya pandangan siswa bahwa BK adalah
bimbingan dan konseling jika siswa memperoleh
pelayanan khusus bagi para siswa yang
kepuasan atas pemenuhan harapannya, siswa
bermasalah. Kondisi tersebut juga dijumpai di
akan datang lagi meminta pelayanan bimbingan
SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun. SMK
dan konseling ketika dia membutuhkannya, selain
PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun mempunyai
itu siswa juga akan memberitahukan rasa puasnya
jam kegiatan BK di dalam kelas atau masuk
kepada siswa yang lain. Berdasarkan pendapat di
dalam jam pelajaran sekolah, selain itu juga
atas, jelas bahwa siswa yang memperoleh
menyelenggarakan layanan bimbingan dan
kepuasan dari pelayanan bimbingan dan
konseling di luar jam pelajaran terutama untuk
konseling akan memanfaatkan pelayanan
59
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
memberikan layanan konseling individu dan dikembangkan mengikuti model Skala Likert
kelompok dengan meminta ijin pada guru mata dengan 5 alternatif jawaban seperti pada tabel I di
pelajaran jika menggunakan jam pelajaran untuk bawah ini.
mengadakan layanan bimbingan dan konseling.
Oleh karena itu konselor harus merencanakan TABEL I
program yang dapat diselenggarakan dengan PENSKORAN SKALA PSIKOLOGI
60
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
61
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
62
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
63
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 7 Nomor 2 Bulan Mei 2022. Halaman 55-64
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
64