Anda di halaman 1dari 15

Determinan Sosial budaya kesehatan

Muhammad Iqbal Ahmad, S.KM. M.Kes


Determinan
Sosial
Pada prinsipnya determinan sosial adalah sejumlah
variabel yang tergolong dalam faktor sosial, seperti;
budaya, politik, ekonomi, pendidikan, faktor biologi
dan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan
individu atau masyarakat

2
Determinan
Sosial
Perilaku seseorang terbentuk dari
pengetahuan, sikap dan praktek
atau tindakan yang dimiliki
(Notoatmodjo, 2007)

3
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN (10)
Kesenjangan Sosial
Masyarakat dengan ekonomi lemah rentan terhadap
penyakit dan harapan hidup yang rendah

Stress
Gagal dalam melakukan manajemen stress menimbulkan
gangguan kesehatan dari ringan hingga parah

Diskriminasi Sosial
Stigma di masyarakat yang berkembang mengakibatkan
gangguan kesehatan yang parah bahkan dapat
mengakibatkan kematian 4
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN (10)
Kehidupan Dini
Perkembangan emosi dan pertumbuhan yang lambat
mempengaruhi kecerdasan dan perkembangan
psikologis di masa dewasa

Pekerjaan
Tingginya tekanan dalam bekerja membuat risiko terkena
penyakit semakin rentan dan bisa mengakibatkan kematian.

Pengangguran
Tidak adanya pekerjaan mengakibatkan hari-harinya tidak
produktif dan menimbulkan berbagai macam penyakit dan
mempengaruhi kesehatan 5
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN (10)
Dukungan Sosial
Kurangnya sosialisasi terhadap sesama manusia dan tidak ada
dukungan satu sama lain akan menimbulkan gangguan kesehatan
baik fisik maupun psikis

Penyalahgunaan NAPZA
Penggunaa NAPZA menyebabkan penyakit yang sangat mempengaruhi
kesehatandan berisiko pada kematian dan fisik tersiksa.

Pangan
Kurangnya pangan dan kualitas pangan yang tidak sehat akan
menimbulkan berbagai macam penyakit jika dikonsumsi dan
mengakibatkan kekurangan gizi. 6
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN (10)
Transportasi
Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara,
meningkatkan aktivitas fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran
dan kesehatan. Selain itu, mengurangi waktu berkendara dan jumlah
kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.

7
Budaya dan
Kesehatan 8
Penularan TB di Kota
Pariaman, Sumatera Barat
Norma, stigma masyarakat di daerah
kota Pariaman, penyakit TB paru sebagai
penyakit karena Tamakan, akibat
diguna-guna orang lain yang tidak
senang, terbukti dengan kebiasaan,
perilaku masyarakat membuang ludah
sembarangan tempat. (Ninik, Betty &
Rachmat, 2011)

9
Upacara Adat Appasilli
Ibu hamil di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
juga menghindari atau pantang makan buah berwarna
kuning, sepeti nanas, pisang, dan papaya. Mereka percaya
bahwa mengkonsumsi buah tersebut dapat
mengakibatkan sesuatu atau malapetaka untuknya dan si
calon bayi, sedangkan untuk penolong persalinan, Ibu
masih memeriksakan kehamilannya di layanan kesehatan,
namun sebagian dari informan jika merasakan sakit perut
masih percaya dengan adanya dukun. (Nurjanna, 2019)

10
Kemitraan Bidan dan
Dukun Wakatobi, SUltra
kemitraan antara Bhisa/Shando
dengan bidan yaitu tradisi turun
temurun dan kepercayaan yang kuat
terhadap kemampuan Bhisa/Shando
dalam menangani ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
(Luxi dan Lely, 2020)
Tradisi Oyog (Pijat Perut
“ Ibu Hamil)
Etnis Jawa di Desa Dukuh Widara,
Kapubaten Cirebon. Oyog adalah praktik pijat
pada perut ibu hamil yang dilakukan oleh dukun
bayi dengan menggoyang-goyangkan perut ibu
hamil sejak usia kehamilan bulan ketiga hingga
bulan keseimbilan, dan dipercaya dapat mengubah
posisi janin, melancarkan proses persalinan,
memberikan kenyamanan dan ketenangan pada
ibu hamil, serta mengurangi keluhan kehamilan.
12
Trasidi rahu-rahu di sorong
Rahu-rahu merupakan tradisi yang dilakukan Suku Moi
Lemas dengan memberikan bara api kayu mangi-mangi ke
tali pusar bayi baru lahir agar cepat terlepas. Tradisi rahu-
rahu dilakukan oleh seluruh ibu yang melahirkan, baik di
puskesmas, rumah sakit, maupun di rumah yang dibantu
oleh dukum bersalin. Ketika ibu memasuki masa menjelang
kelahiran, sanak keluarganya akan menyiapkan kayu
mangi-mangi yang didapat dari pinggir laut. Kayu mangi
akan dibakar di kamar ibu dan bayi sampai 40 hari pasca
persalinan untuk memberikan kehangatan. Tungku tempat
pembakaran kayu tersebut diletakkan di samping tempat
tidur bayi yang terdapat di rumah adat dengan ventilasi
terbatas.
13
Kesimpulan

1 2 3
14
Thanks!
15

Anda mungkin juga menyukai