Anda di halaman 1dari 4

PENGELOLAAN LIMBAH JENAZAH

DI RUMAH SAKIT LAPANGAN PADA SITUASI BENCANA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

DITETAPKAN:
Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 2024
OPERASIONAL
Dr. dr. Sukirman, Sp.KK.,M.Kes., FINSDV., FAADV
Mayor Jenderal TNI , MKM
1. Limbah medis infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme
pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan
Pengertian
penyakit pada manusia rentan.
2. Pengelolaan limbah infeksius adalah kegiatan mengelolaan limbah
infeksius mulai dari ruang penghasil sampai dengan pemusnahan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani limbah
infeksius dan sangat infeksius yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
Tujuan
agar tidak membahayakan serta mencegah penyebaran penyakit lnfeksi di
lingkungan rumah sakit lapangan
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia
2. Peraturan Menteri Kesehatan NO. 75/2019 tentang Krisis Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 47 tahun 2018
tentang pelayanan Kegawatdaruratan
Kebijakan
4. Nota Kesepahaman antara Menteri Kesehatan dan Panglima TNI Nomor
NK/26/XI/2023/TNI tentang Sinergitas Penyelenggaraan Kerja Sama
Bidang Kesehatan
5. Blue Book WHO 2021 tentang klasifikasi dan Minimum Standar untuk
Emergency Medical Team
PENGELOLAAN LIMBAH JENAZAH
DI RUMAH SAKIT LAPANGAN PADA SITUASI BENCANA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Prosedur 1. Pemilahan dan pewadahan


a. Sediakan wadah limbah padat B3 infeksius yang dilapisi dengan plastik
berwarna kuning di lokasi yang mudah dijangkau orang
b. Wadah limbah padat B3 infeksius harus cukup, disesuaikan dengan
jumlah orang dan jenis kegiatan yang dilakukan, untuk menghindari praktik
membuang sampah sembarangan dan menjaga agar lingkungan tetap
bersih dan rapi
c. Wadah limbah padat B3 infeksius diletakkan di ruang dengan kegiatan
medis, ruangan pasien, ruang ganti, dan semua lokasi RS lapangan.
d. Tersedia stiker atau penanda untuk mengingatkan setiap orang agar
membuang sampah pada wadah yang sesuai, yang berisi daftar limbah
apa saja yang dimasukkan ke kantong kuning.
e. Adapun limbah yang termasuk B3 infeksius adalah
1) Limbah dari kegiatan medis
2) Limbah padat dari ruangan pasien
3) Limbah APD
4) Limbah masker, tisu bekas, sarung tangan bekas
f. Limbah padat B3 infeksius dimasukkan ke dalam wadah/bin yang dilapisi
kantong plastik warna kuning.
g. Hanya limbah B3 infeksius berbentuk padat yang dapat dimasukkan ke
dalam kantong plastik limbah padat B3 infeksius.
h. Untuk pengangkutan internal, dilakukan :
1) Pada ruangan kegiatan medis : setelah kantong sudah ¾ penuh,
limbah padat B3 infeksius dikemas dan diikat rapat, dan diangkut ke
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah padat B3 infeksius
2) Pada ruangan pasien : setelah kantong sudah ¾ penuh atau paling
lama 12 jam, limbah padat B3 infeksius dikemas dan diikat rapat, dan
diangkut ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah padat B3
infeksius
3) Pada ruangan non-pasien : setelah kantong sudah ¾ penuh atau
paling lama 24 jam, limbah padat B3 infeksius dikemas dan diikat
rapat, dan diangkut ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah
padat B3 infeksius
2. Pengangkutan internal
a. Limbah padat B3 infeksius yang sudah diikat dari ruangan penghasil,
diangkut dengan menggunakan troli/wheelbin khusus untuk mengangkut
limbah.
b. Alat angkut ini didisinfeksi setelah mengangkut limbah dengan disinfektan
seperti klorin 0,5%, lysol, karbol, dan lain-lain.
c. Limbah padat B3 infeksius disimpan di TPS
3. Penyimpanan sementara
a. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah padat B3 infeksius
memiliki syarat :
1) tertutup,
2) mudah dibersihkan,
3) tidak menjadi tempat perindukan serangga, vektor, dan hewan
PENGELOLAAN LIMBAH JENAZAH
DI RUMAH SAKIT LAPANGAN PADA SITUASI BENCANA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

4) tidak mudah dijangkau orang yang tidak berkepentingan.


b. Pengumpulan limbah padat B3 infeksius ke TPS Limbah B3 dilakukan
dengan menggunakan alat angkut khusus limbah infeksius. Timbulan
limbah padat B3 infeksius dilakukan pencatatan dan disimpan pada TPS
limbah B3. Dalam hal tidak dapat langsung dilakukan pengolahan dalam
waktu 1x24 jam, maka limbah dapat disimpan dengan menggunakan
freezer/cold-storage yang dapat diatur suhunya di bawah 0 oC di dalam
TPS.
c. Pada TPS limbah B3 infeksius dilakukan disinfeksi sekurang-kurangnya
satu kali sehari dengan menggunakan disinfektan berbasis klorin
konsentrasi 0,5%. Disinfektan yang dapat digunakan seperti klorin 0,5%,
lysol, karbol, dan lain-lain.
d. Limbah dari TPS yang akan diangkut ke incinerator maupun ke pihak
ketiga, disemprotkan disinfektan pada kemasannya (kantong plastik
kuning)
e. Berikan simbol infeksius dan label, serta keterangan “Limbah Infeksius”.
4. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan alat transportasi khusus
limbah dan petugas menggunakan APD. Setelah mengangkut limbah padat B3
infeksius, alat transportasi tersebut dilakukan pembersihan dan disinfeksi.
5. Pengolahan secara on-site
Pengolahan mandiri (on-site) dapat dilakukan dengan menggunakan
incinerator, autoklaf yang dilengkapi dengan shredder, maupun dengan
microwave, disesuaikan dengan jenis limbah yang akan diolah.
6. Pengolahan secara off-site
a. Pengolahan juga dapat menggunakan jasa perusahaan pengolahan yang
berizin, dengan melakukan perjanjian kerjasama pengolahan.
Pengangkutan sekurang-kurangnya setiap 1x24 jam dan pengolahan
sekurang-kurangnya 2x24 jam.
b. Untuk limbah yang diolah oleh pihak ketiga berizin, Rumah Sakit wajib
memilki manifest limbah B3 yang telah diolah,
c. Melaporkan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait
jumlah limbah B3 medis yang dikelola ke Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi/ Kabupaten/Kota.

7. Penggunaan APD dan higiene petugas


a. Petugas wajib menerapkan hygiene tangan dan hygiene diri yang baik
b. Alat Pelindung Diri (APD) petugas :
1) Petugas yang menangani limbah padat B3 infeksius dari ruangan
medis, ruangan pasien, dan di TPS wajib menggunakan APD lengkap,
berupa: masker, goggle/faceshield, sarung tangan, penutup kepala,
hazmat suit, sepatu boot.
2) Petugas yang menangani limbah padat B3 infeksius dari ruangan non
pasien wajib menggunakan APD berupa : masker, sarung tangan,
sepatu boot
PENGELOLAAN LIMBAH JENAZAH
DI RUMAH SAKIT LAPANGAN PADA SITUASI BENCANA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

c. Petugas yang menangani limbah padat B3 infeksius yang telah selesai


bekerja :
1) Dari ruangan medis, ruangan pasien, dan TPS : melakukan
dekontaminasi, melepas APD, dan segera mandi dengan
menggunakan sabun antiseptik dan air mengalir.
2) Dari ruangan non-pasien : melepas APD, mencuci tangan pakai sabun
8. Edukasi
a. Dilaksanakannya edukasi kepada semua relawan dan masyarakat yang
berkunjung ke rumah sakit lapangan untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya dengan wadah yang benar
b. Edukasi dapat melalui sosialisasi, briefing, safety induction, pengumuman,
maupun melalui media (stiker, poster, dll)
Unit Terkait Seluruh Unit Tenda Rumah Sakit Lapangan

Anda mungkin juga menyukai