Anda di halaman 1dari 30

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SEKSI 100 100.3-A2 Akuntan mungkin menghadapi keadaan yang tidak biasa yaitu ketika Akuntan
meyakini bahwa penerapan persyaratan tertentu dari Kode Etik dapat
mengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau yang tidak memenuhi
KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK kepentingan publik. Dalam keadaan demikian, Akuntan disarankan untuk
berkonsultasi dengan asosiasi profesi atau regulator yang terkait.
Umum

Pelanggaran terhadap Kode Etik


100.1-A1 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung
jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Tanggung jawab Akuntan tidak
P100.4 Paragraf P400.80-P400.89 dan P900.50-P900.55 menjelaskan pelanggaran terhadap
hanya terbatas pada kepentingan klien individu atau organisasi tempatnya
Standar Independensi. Akuntan yang mengidentifikasi terjadinya pelanggaran
bekerja. Oleh karena itu, Kode Etik ini berisi persyaratan dan materi aplikasi
terhadap ketentuan lain dalam Kode Etik harus mengevaluasi signifikansi
yang memungkinkan Akuntan untuk memenuhi tanggung jawab mereka untuk
pelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan Akuntan untuk mematuhi
bertindak dalam melindungi kepentingan publik.
prinsip dasar etika. Akuntan juga harus:

N N
(a) Sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
100.2-A1 Persyaratan dalam Kode Etik, yang ditandai dengan huruf ‘P’, membebankan

I I
konsekuensi dari pelanggaran secara memadai.

O O
kewajiban.
(b) Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak

A
I RS I
100.2-A2 Materi aplikasi, yang ditandai dengan huruf ‘A’ memberikan konteks, penjelasan,
saran untuk tindakan atau perihal yang perlu dipertimbangkan, ilustrasi, dan
panduan lain yang relevan untuk pemahaman yang tepat atas Kode Etik. Secara
A
I RS I
yang relevan.

100.4-A1 Pihak-pihak relevan yang mungkin menerima laporan pelanggaran tersebut

E E
mencakup pihak-pihak yang mungkin terkena dampak pelanggaran tersebut,
khusus, materi aplikasi dimaksudkan untuk membantu Akuntan dalam memahami
yakni asosiasi profesi, regulator, atau otoritas pengawasan.

V V
bagaimana menerapkan kerangka kerja konseptual pada keadaan tertentu dan
untuk memahami dan mematuhi persyaratan spesifik. Meskipun materi aplikasi

EB itu sendiri bukan merupakan suatu persyaratan, namun pertimbangan atas


materi aplikasi tersebut diperlukan untuk penerapan yang tepat atas persyaratan
Kode Etik, termasuk penerapan kerangka kerja konseptual.

EB
W
P100.3 Akuntan harus mematuhi Kode Etik. Mungkin terdapat keadaan ketika peraturan
perundang-undangan menghalangi Akuntan untuk mematuhi bagian tertentu
dari Kode Etik. Dalam keadaan demikian, peraturan perundang-undangan
tersebut berlaku, dan Akuntan harus mematuhi seluruh bagian lain dari Kode
W
Etik.

100.3-A1 Prinsip perilaku profesional mensyaratkan Akuntan untuk mematuhi peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Beberapa yurisdiksi mungkin memiliki
ketentuan yang berbeda atau melampaui ketentuan yang ditetapkan dalam Kode
Etik. Akuntan harus menyadari perbedaan tersebut dan mematuhi ketentuan
yang lebih ketat kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

3 4
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SEKSI 110 Regulator.


Penasihat hukum.

PRINSIP DASAR ETIKA Namun demikian, konsultasi semacam itu tidak membebaskan Akuntan dari
tanggung jawabnya untuk menggunakan pertimbangan profesional dalam
menyelesaikan konflik tersebut atau (jika perlu) dan kecuali dilarang oleh
Umum
peraturan perundang-undangan, untuk melepaskan diri dari permasalahan yang
memunculkan konflik.
110.1-A1 Lima prinsip dasar etika untuk Akuntan adalah:
(a) Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan
110.2-A3 Akuntan didorong untuk mendokumentasikan substansi permasalahan, rincian
bisnis.
dari setiap pembahasan, keputusan yang dibuat, dan alasan atas keputusan
(b) Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau
tersebut.
bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain.
(c) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk:

I O N
(i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian
profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien

I O N
A
I RS I atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang
kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini
serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
(ii) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional
A
I RS I
V E dan standar teknis yang berlaku.
(d) Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil
hubungan profesional dan bisnis.

V E
EB (e) Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang diketahui oleh Akuntan
mungkin akan mendiskreditkan profesi Akuntan.

EB
W
P110.2 Akuntan harus mematuhi setiap prinsip dasar etika.

110.2-A1 Prinsip dasar etika menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari seorang
Akuntan. Kerangka kerja konseptual menetapkan pendekatan yang perlu
W
diterapkan oleh seorang Akuntan, yang membantunya dalam mematuhi prinsip
dasar etika tersebut. Subseksi 111-115 menetapkan persyaratan dan materi
aplikasi yang terkait dengan masing-masing prinsip dasar etika.

110.2-A2 Akuntan mungkin menghadapi suatu situasi ketika mematuhi salah satu prinsip
dasar etika, akan bertentangan dengan mematuhi satu atau lebih prinsip dasar
etika lainnya. Dalam situasi demikian, Akuntan mungkin mempertimbangkan
untuk berkonsultasi, secara anonim jika diperlukan, dengan:
Pihak lain dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja.
Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Asosiasi profesi.

5 6
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SUBSEKSI 111 - INTEGRITAS SUBSEKSI 112 - OBJEKTIVITAS


P111.1 Akuntan harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Akuntan untuk P112.1 Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Akuntan tidak
bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis. mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias,
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
111.1-A1 Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
P112.2 Akuntan tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atau
P111.2 Akuntan tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitas
informasi lain ketika Akuntan percaya bahwa informasi tersebut: tersebut.
(a) Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;
(b) Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau
(c) Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya
diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.

I N
111.2-A1 Seorang Akuntan tidak melanggar ketentuan paragraf P111.2 sepanjang Akuntan

O I O N
A I A I
memberikan laporan yang telah diperbaiki terkait dengan permasalahan yang

P111.3 I RS
terdapat di paragraf tersebut.

Ketika Akuntan menyadari telah dikaitkan dengan informasi yang dijelaskan di I RS


E E
paragraf P111.2, maka Akuntan harus mengambil langkah-langkah untuk tidak

V V
dikaitkan dengan informasi tersebut.

EB EB
W W

7 8
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SUBSEKSI 113 - KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN SUBSEKSI 114 - KERAHASIAAN


PROFESIONAL
P114.1 Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang mensyaratkan Akuntan
P113.1 Akuntan harus patuh terhadap prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan
yang mensyaratkan Akuntan untuk: profesional dan bisnis. Akuntan harus:
(a) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional (a) Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,
pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi termasuk dalam lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis
tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten berdasarkan dekat, anggota keluarga inti, atau keluarga dekat;
standar profesional dan standar teknis terkini dan sesuai dengan perundang- (b) Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya
undangan yang berlaku; dan bekerja;
(b) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan (c) Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau
standar teknis yang berlaku. organisasi tempatnya bekerja;
(d) Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan

N
113.1-A1 Pemberian jasa kepada klien dan organisasi tempatnya bekerja dengan kompetensi

I
profesional mensyaratkan Akuntan untuk menggunakan pertimbangan yang baik

O I N
profesional dan bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja
tanpa kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hak

O
A I A I
dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional ketika melakukan atau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;

I RS
aktivitas profesional.

113.1-A2 Menjaga kompetensi profesional mensyaratkan suatu kesadaran yang I RS


(e) Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak
ketiga;

E E
berkelanjutan dan pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, serta (f ) Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun, baik

V V
bisnis yang relevan. Pengembangan profesional berkelanjutan memungkinkan yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau
Akuntan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bekerja bisnis maupun setelah hubungan tersebut berakhir; dan

B EB
secara kompeten dalam lingkungan profesional. (g) Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa

E
personel yang berada di bawah pengawasannya, serta individu yang
113.1-A3 Kesungguhan mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan memberi advis dan bantuan profesional, untuk menghormati kewajiban

W W
persyaratan penugasan, secara hati-hati, cermat, dan tepat waktu. Akuntan guna menjaga kerahasiaan informasi.

P113.2 Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, Akuntan 114.1-A1 Prinsip kerahasiaan merupakan bentuk perlindungan kepentingan publik karena
harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa memfasilitasi aliran informasi yang bebas dari klien atau organisasi tempatnya
mereka yang bekerja profesional di bawah pengawasannya telah memperoleh bekerja kepada Akuntan dengan pemahaman bahwa informasi tersebut tidak
pelatihan dan supervisi yang tepat. akan diungkapkan kepada pihak ketiga. Namun demikian, berikut ini adalah
keadaan ketika Akuntan harus mengungkapkan atau mungkin disyaratkan untuk
P113.3 Jika diperlukan, Akuntan harus membuat klien, organisasi tempatnya bekerja, mengungkapkan informasi rahasia atau ketika pengungkapan tersebut mungkin
atau pengguna lain atas jasa atau aktivitas profesional Akuntan, untuk menyadari layak diungkap:
keterbatasan yang melekat pada jasa atau aktivitas tersebut. (a) Pengungkapan disyaratkan oleh hukum, misalnya:
(i) Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti dalam proses
hukum; atau
(ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang berwenang atas terjadinya
indikasi pelanggaran hukum;
(b) Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh klien atau
organisasi tempatnya bekerja;

9 10
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

(c) Terdapat kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan, jika tidak SUBSEKSI 115 - PERILAKU PROFESIONAL
dilarang oleh hukum:
(i) Untuk mematuhi penelaahan mutu oleh asosiasi profesi; P115.1 Akuntan harus mematuhi prinsip perilaku profesional, yang mensyaratkan
(ii) Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh asosiasi profesi atau Akuntan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
badan regulator; menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau seharusnya diketahui yang
(iii) Untuk melindungi kepentingan profesional Akuntan dalam proses dapat mendiskreditkan profesi. Akuntan tidak boleh terlibat dalam bisnis,
hukum; atau pekerjaan, atau aktivitas apa pun yang diketahui merusak atau mungkin merusak
(iv) Untuk mematuhi standar profesional dan standar teknis, termasuk integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan hasilnya tidak sesuai
persyaratan etika. dengan prinsip dasar etika.

114.1-A2 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan informasi 115.1-A1 Perilaku yang mungkin mendiskreditkan profesi termasuk perilaku yang menurut
rahasia, Akuntan mempertimbangkan keadaan yang relevan termasuk: pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai, sangat mungkin
Apakah kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga yang akan menyimpulkan bahwa perilaku tersebut mengakibatkan pengaruh negatif

N N
kepentingannya terpengaruh, jika klien atau organisasi tempatnya bekerja terhadap reputasi baik profesi.

I I
menyetujui pengungkapan informasi tersebut.

A
I RS I OApakah semua informasi yang relevan diketahui dan didukung bukti yang
kuat, sepanjang praktis. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan untuk
mengungkapkan meliputi:
Fakta tidak didukung bukti yang kuat.
P115.2

A I O
Ketika melakukan aktivitas pemasaran atau promosi, Akuntan dilarang

I RS
mencemarkan nama baik profesi. Akuntan harus bersikap jujur dan mengatakan
yang sebenarnya, serta tidak:
(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat

E E
Informasi yang tidak lengkap. diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh;

V V
Kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat. atau
Komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi (b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan

B EB
tersebut. yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan pihak lain.

E
Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut merupakan
penerima yang tepat. 115.2-A1 Jika Akuntan memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu bentuk iklan atau

W W
pemasaran lainnya, maka Akuntan didorong untuk berkonsultasi dengan asosiasi
P114.2 Akuntan harus terus mematuhi prinsip kerahasiaan bahkan setelah berakhirnya profesi yang relevan.
hubungan antara Akuntan dan klien atau organisasi tempatnya bekerja. Ketika
berganti pekerjaan atau memperoleh klien baru, Akuntan berhak menggunakan
pengalaman sebelumnya, tetapi tidak diperkenankan menggunakan atau
mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari
hubungan profesional atau bisnis.

11 12
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SEKSI 120 P120.4 Ketika berurusan dengan masalah etika, Akuntan harus mempertimbangkan
konteks masalah yang muncul atau yang mungkin muncul. Ketika seorang
individu yang merupakan Akuntan yang berpraktik melayani publik melakukan
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL aktivitas profesional berdasarkan hubungan Akuntan dengan Kantor, baik sebagai
tenaga kontrak, karyawan, atau pemilik, maka individu tersebut harus mematuhi
PENDAHULUAN
ketentuan dalam Bagian 2 yang relevan dengan keadaan tersebut.

120.1 Keadaan yang dihadapi oleh Akuntan dalam melaksanakan perannya mungkin
P120.5 Ketika menerapkan kerangka kerja konseptual, Akuntan harus:
dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
(a) Menerapkan pertimbangan profesional;
Seksi 120 menetapkan persyaratan dan materi aplikasi, mencakup kerangka kerja
(b) Tetap waspada terhadap informasi baru dan perubahan atas fakta dan
konseptual, untuk membantu Akuntan dalam mematuhi prinsip dasar etika dan
keadaan; dan
memenuhi tanggung jawabnya untuk bertindak dalam melindungi kepentingan
(c) Menggunakan pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi
publik. Persyaratan dan materi aplikasi tersebut mengakomodasi berbagai
yang memadai sebagaimana diuraikan di paragraf 120.5-A4.
fakta dan keadaan, termasuk berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan

O N
profesional yang memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip

I
dasar etika. Selain itu, persyaratan dan materi aplikasi mencegah Akuntan untuk

I N
Penerapan Pertimbangan Profesional

O
120.2
A
I RSI
menyimpulkan bahwa situasi tersebut diperbolehkan semata-mata karena tidak
spesifik dilarang oleh Kode Etik.

Kerangka kerja konseptual menetapkan suatu pendekatan bagi Akuntan untuk:


A
I RS I
120.5-A1 Pertimbangan profesional mencakup aplikasi pelatihan, pengetahuan, keahlian,
dan pengalaman profesional relevan yang sepadan dengan fakta dan keadaan,
termasuk sifat dan ruang lingkup aktivitas profesional tertentu, dan berbagai

E E
kepentingan hubungan yang terlibat. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan
(a) Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika;
aktivitas profesional, penerapan pertimbangan profesional diperlukan ketika

V V
(b) Mengevaluasi ancaman yang teridentifikasi; dan
Akuntan menerapkan kerangka kerja konseptual agar dapat membuat keputusan
(c) Mengatasi ancaman dengan menghilangkan atau menurunkannya sampai

B EB
tentang berbagai alternatif tindakan yang tersedia, dan untuk menentukan apakah
pada level yang dapat diterima.
keputusan itu tepat dalam keadaan tersebut.

Umum
W E
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI 120.5-A2 Pemahaman tentang fakta dan keadaan yang diketahui merupakan suatu

W
prasyarat untuk menerapkan kerangka kerja konseptual. Penentuan tindakan yang
diperlukan untuk mendapatkan pemahaman dan mencapai suatu kesimpulan
tentang apakah prinsip dasar etika telah dipatuhi, mensyaratkan juga penerapan
P120.3 Akuntan harus menerapkan kerangka kerja konseptual untuk mengidentifikasi, pertimbangan profesional.
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
120.5-A3 Dalam penerapan pertimbangan profesional untuk memperoleh pemahaman
etika yang ditetapkan di Seksi 110.
tersebut, Akuntan dapat mempertimbangkan hal-hal lain, di antaranya, apakah
120.3-A1 Persyaratan tambahan dan materi aplikasi tambahan yang relevan terhadap Terdapat alasan yang harus diperhatikan bahwa informasi relevan
penerapan kerangka kerja konseptual dijelaskan dalam: kemungkinan berpotensi hilang dari fakta dan keadaan yang diketahui oleh
(a) Bagian 2: Akuntan yang Bekerja di Bisnis; Akuntan.
(b) Bagian 3: Akuntan yang Berpraktik Melayani Publik; dan Terdapat ketidakkonsistenan antara fakta dan keadaan yang diketahui
(c) Standar Independensi yaitu: dengan ekspektasi dari Akuntan.
(i) Bagian 4A: Independensi untuk Perikatan Audit dan Perikatan Reviu; Terdapat keahlian dan pengalaman Akuntan yang cukup untuk membuat
dan suatu kesimpulan.
(ii) Bagian 4B: Independensi untuk Perikatan Asurans selain Perikatan Terdapat kebutuhan untuk berkonsultasi dengan pihak lain yang memiliki
Audit dan Perikatan Reviu. keahlian atau pengalaman yang relevan.

13 14
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Informasi tersebut memberikan dasar yang memadai untuk mencapai suatu 120.6-A3 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika terbagi dalam satu atau
kesimpulan. lebih dari kategori berikut:
Konsepsi awal atau pandangan bias dari Akuntan mungkin dapat (a) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman berupa kepentingan
memengaruhi penerapan pertimbangan profesional. keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi pertimbangan
Mungkin terdapat kesimpulan yang memadai lainnya yang dapat dibuat atau perilaku Akuntan secara tidak tepat.
berdasarkan informasi yang tersedia. (b) Ancaman telaah pribadi yaitu ancaman ketika Akuntan tidak dapat secara
tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah dibuatnya; atau
Pihak Ketiga yang Rasional dan Memiliki informasi yang Memadai aktivitas yang dilakukan oleh Akuntan atau individu dalam Kantor atau
organisasi tempatnya bekerja, yang diandalkan oleh Akuntan ketika
120.5-A4 Pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai membuat suatu pertimbangan sebagai bagian dari pelaksanaan aktivitas
merupakan suatu pertimbangan oleh Akuntan apakah kesimpulan yang sama yang sedang diberikan.
mungkin akan dibuat oleh pihak lain. Pertimbangan tersebut dibuat dari (c) Ancaman advokasi yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan mendukung
perspektif pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai, yang posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada titik yang dapat

N N
mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan yang diketahui oleh mengurangi objektivitasnya.

I I
Akuntan, atau secara rasional diekspektasikan untuk diketahui oleh Akuntan, pada (d) Ancaman kedekatan yaitu ancaman yang terjadi karena hubungan yang

A
I RS I O
saat membuat kesimpulan. Pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi
yang memadai tersebut tidak perlu merupakan seorang Akuntan, namun memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang relevan untuk memahami dan mengevaluasi
ketepatan atas kesimpulan Akuntan yang tidak memihak.
A
I RS I O
lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau organisasi tempatnya
bekerja, Akuntan terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau organisasi
tempatnya bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka.
(e) Ancaman intimidasi yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan dihalangi

E E
untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata atau dirasakan,
Mengidentifikasi Ancaman termasuk upaya memengaruhi Akuntan secara tidak semestinya.

B V V
EB
P120.6 Akuntan harus mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar 120.6-A4 Suatu keadaan dapat memunculkan lebih dari satu ancaman, dan suatu ancaman
etika. dapat memengaruhi kepatuhan pada lebih dari satu prinsip dasar etika.

W E
120.6-A1 Pemahaman atas fakta dan keadaan, termasuk setiap aktivitas profesional, serta
kepentingan dan hubungan yang dapat mengompromikan kepatuhan terhadap
prinsip dasar etika, merupakan prasyarat dalam mengidentifikasi ancaman
Mengevaluasi Ancaman

W
P120.7 Ketika Akuntan mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika, maka Akuntan harus mengevaluasi apakah ancaman tersebut berada
terhadap kepatuhan tersebut. Keberadaan kondisi, kebijakan, dan prosedur
tertentu yang ditetapkan oleh profesi, peraturan perundang-undangan, Kantor, pada level yang dapat diterima.
atau organisasi tempatnya bekerja, dapat memperkuat Akuntan untuk bertindak
secara etis dan membantu mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada Level yang Dapat Diterima
prinsip dasar etika. Paragraf 120.8-A2 mencakup contoh umum kondisi, kebijakan,
dan prosedur yang juga merupakan faktor relevan dalam mengevaluasi level 120.7-A1 Level yang dapat diterima adalah level ketika pihak ketiga yang rasional dan
ancaman. memiliki informasi yang memadai menyimpulkan bahwa Akuntan mematuhi
prinsip dasar etika.
120.6-A2 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika mungkin dimunculkan
oleh berbagai fakta dan keadaan. Tidak mungkin untuk mendefinisikan semua Faktor yang Relevan dalam Mengevaluasi Level Ancaman
situasi yang memunculkan ancaman. Selain itu, sifat perikatan dan penugasan
kerja mungkin berbeda dan akibatnya memunculkan berbagai jenis ancaman 120.8-A1 Akuntan mempertimbangan faktor kualitatif dan kuantitatif yang relevan dalam
yang berbeda. mengevaluasi ancaman dan dampak gabungan dari beberapa ancaman, jika
dapat diterapkan.

15 16
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

120.8-A2 Keberadaan kondisi, kebijakan, dan prosedur yang diuraikan di paragraf 120.6-A1 Tindakan untuk Menghilangkan Ancaman
mungkin juga merupakan faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Contoh kondisi, kebijakan, dan 120.10-A1 Bergantung pada fakta dan keadaan, suatu ancaman dapat diatasi dengan
prosedur tersebut mencakup: menghilangkan keadaan yang memunculkan ancaman. Namun, terdapat
Persyaratan tata kelola korporat. beberapa situasi ketika ancaman hanya dapat diatasi dengan menolak atau
Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bagi profesi. mengakhiri aktivitas profesional tertentu. Hal tersebut terjadi karena keadaan
yang memunculkan ancaman tidak dapat dihilangkan dan pengamanan tidak
Sistem pengaduan yang efektif yang memungkinkan Akuntan dan masyarakat
dapat diterapkan untuk menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat
umum untuk memberi perhatian pada perilaku tidak etis.
diterima.
Suatu pernyataan kewajiban secara eksplisit untuk melaporkan pelanggaran
atas persyaratan etika.
Pengamanan
Prosedur pemantauan dan pendisiplinan oleh asosiasi profesi atau regulator.
120.10-A2 Pengamanan adalah tindakan, secara individual atau gabungan, yang dilakukan
Pertimbangan Informasi Baru atau Perubahan Fakta dan Keadaan

N N
Akuntan secara efektif menurunkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip

I I
dasar etika sampai pada level yang dapat diterima.

O O
P120.9 Jika Akuntan menyadari adanya informasi baru atau perubahan atas fakta dan

A
I RS I
keadaan yang mungkin menyebabkan ancaman telah hilang atau turun sampai
pada level yang dapat diterima, maka Akuntan harus mengevaluasi ulang dan
selanjutnya mengatasi ancaman tersebut.
Dicapai
A
I RS I
Pertimbangan Penilaian Signifikan yang Dilakukan dan Kesimpulan Keseluruhan yang

E E
P120.11 Akuntan harus membuat kesimpulan menyeluruh apakah tindakan yang
120.9-A1 Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Akuntan dalam dilakukan, atau akan dilakukan oleh Akuntan, untuk mengatasi ancaman yang

B V
menentukan informasi baru telah muncul atau mengubah fakta yang:
(a) berdampak terhadap level ancaman; atau
V
muncul akan menghilangkan atau menurunkan ancaman sampai pada level yang

EB
dapat diterima. Dalam membuat kesimpulan menyeluruh, Akuntan harus:
(b) memengaruhi kesimpulan Akuntan mengenai apakah pengamanan (a) Menelaah pertimbangan signifikan yang dibuat atau kesimpulan yang

E
yang diterapkan berlanjut secara tepat untuk mengatasi ancaman yang dicapai; dan
teridentifikasi. (b) Menggunakan pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi

W
120.9-A2 Jika informasi baru mengidentifikasi adanya ancaman baru, maka Akuntan
disyaratkan untuk mengevaluasi dan mengatasi ancaman tersebut secara tepat.
(Ref: paragraf P120.7 dan P120.10).
W yang memadai.

Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain

Independensi
Mengatasi Ancaman

P120.10 Jika Akuntan menentukan bahwa ancaman yang teridentifikasi atas kepatuhan 120.12-A1 Akuntan yang berpraktik melayani publik disyaratkan oleh Standar Independensi
terhadap prinsip dasar etika berada pada level yang tidak dapat diterima, harus independen ketika melakukan perikatan audit, perikatan reviu, atau
maka Akuntan harus mengatasi ancaman tersebut dengan menghilangkannya perikatan asurans lainnya. Independensi berkaitan dengan prinsip dasar
atau menurunkannya sampai pada level yang dapat diterima. Akuntan harus objektivitas dan integritas. Hal ini terdiri atas:
melakukannya dengan: (a) Independensi dalam pemikiran - sikap mental pemikiran yang memungkinkan
(a) Menghilangkan keadaan, termasuk kepentingan atau hubungan, yang untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh
memunculkan ancaman; tekanan yang dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga
(b) Menerapkan pengamanan, jika tersedia dan dapat diterapkan, untuk memungkinkan individu bertindak secara berintegritas serta menerapkan
menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat diterima; atau objektivitas dan skeptisisme profesional.
(c) Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu.

17 18
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

(b) Independensi dalam penampilan – penghindaran fakta dan keadaan yang Objektivitas mensyaratkan Akuntan tidak mengompromikan pertimbangan
sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan atau
yang memadai, besar kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas, pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain. Sebagai contoh, Akuntan
objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota tim audit mematuhi prinsip objektivitas dengan:
atau tim asurans, telah dikompromikan. (a) Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien,
yang mungkin mengompromikan pertimbangan profesional atau
120.12-A2 Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi tentang cara bisnis; dan
menerapkan kerangka kerja konseptual untuk mempertahankan independensi (b) Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut
pada saat melakukan perikatan audit, perikatan reviu, atau perikatan asurans terhadap pertimbangan Akuntan ketika mengevaluasi kecukupan dan
lainnya. Kerangka kerja konseptual untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan suatu hal yang material pada
mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika diterapkan laporan keuangan klien.
dengan cara yang sama untuk mematuhi persyaratan independensi. Kategori Dengan demikian, perilaku Akuntan tersebut berkontribusi terhadap
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika yang dijelaskan di penerapan skeptisisme profesional.

N N
paragraf 120.6-A3 juga dikategorikan sebagai ancaman terhadap kepatuhan pada Kompetensi dan kehati-hatian profesional mensyaratkan Akuntan memiliki

I I
persyaratan independensi. pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang disyaratkan untuk

A
I RS I O
Skeptisisme Profesional

120.13-A1 Berdasarkan standar audit, standar perikatan reviu, dan standar perikatan A
I RS I O
memastikan penyediaan jasa profesional yang kompeten, dan bertindak
dengan sikap kehati-hatian sesuai dengan standar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sebagai contoh, Akuntan mematuhi prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional dengan cara:

E E
asurans lainnya yang ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntan publik, Akuntan (a) Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas
yang berpraktik melayani publik disyaratkan untuk menerapkan skeptisisme bisnis klien tertentu untuk mengidentifikasi secara tepat risiko salah

B Vprofesional ketika merencanakan dan melakukan perikatan audit, perikatan reviu,

V
saji yang material;

EB
dan perikatan asurans lainnya. Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika (b) Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
yang dijelaskan di Seksi 110 adalah konsep yang saling berkaitan. (c) Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis

E
120.13-A2 Dalam audit atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika, baik

W secara individual dan kolektif, mendukung penerapan skeptisisme profesional,


seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut:
Integritas mensyaratkan Akuntan bersikap lugas dan jujur. Contoh, Akuntan W
apakah bukti audit telah cukup dan tepat dalam keadaan tersebut.
Dengan demikian, perilaku Akuntan tersebut berkontribusi terhadap
penerapan skeptisisme profesional.

mematuhi prinsip integritas dengan:


(a) Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu
posisi yang diambil oleh klien; dan
(b) Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak
konsisten dan mengumpulkan bukti audit lanjutan untuk mengatasi
perhatian tentang pernyataan yang mungkin salah atau menyesatkan
secara material agar dapat membuat keputusan berdasarkan informasi
yang cukup tentang tindakan yang tepat dalam keadaan tersebut.
Dengan demikian, Akuntan menunjukkan penilaian kritis berdasarkan bukti
audit yang berkontribusi terhadap penerapan skeptisisme profesional.

19 20
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAGIAN

I 2
O N I O N
A
I RS I
AKUNTAN YANG BEKERJA
DI BISNIS
A
I RS I
V E V E
EB EB
W W

21 22 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SEKSI 200 PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

Umum
PENERAPAN KERANGKA KERJA
KONSEPTUAL - AKUNTAN YANG BEKERJA P200.5 Akuntan harus mematuhi prinsip dasar etika yang ditetapkan di Seksi 110 dan
DI BISNIS menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap kepatuhan
PENDAHULUAN pada prinsip dasar etika.

200.1 Bagian Kode Etik ini menjelaskan persyaratan dan materi aplikasi untuk Akuntan 200.5-A1 Akuntan memiliki tanggung jawab untuk mendukung organisasi tempatnya
yang bekerja di bisnis ketika menerapkan kerangka kerja konseptual yang bekerja dalam mencapai tujuannya. Kode Etik ini tidak dimaksudkan untuk
ditetapkan di Seksi 120. Bagian ini tidak menjelaskan semua fakta dan keadaan, menghalangi Akuntan memenuhi tanggung jawab tersebut, namun untuk
termasuk aktivitas, kepentingan, dan hubungan profesional yang dihadapi mengatasi keadaan yang dapat mengompromikan kepatuhan pada prinsip dasar

N N
Akuntan yang bekerja di bisnis, yang memunculkan atau mungkin memunculkan etika.

I I
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Dengan demikian,

200.2
A
I RS I O
kerangka kerja konseptual mensyaratkan Akuntan yang bekerja di bisnis untuk
mewaspadai fakta dan keadaan tersebut.

Investor, kreditor, organisasi tempatnya bekerja, dan sektor bisnis lain,


A
I RS I O
200.5-A2 Akuntan dapat mempromosikan posisi organisasi tempatnya bekerja dalam
mencapai tujuan dan sasarannya, selama pernyataan tersebut tidak mengandung
kesalahan dan menyesatkan. Tindakan ini biasanya tidak memunculkan ancaman
advokasi.

E E
sebagaimana juga pemerintah dan masyarakat umum dapat mengacu pada
hasil pekerjaan Akuntan yang bekerja di bisnis. Akuntan yang bekerja di bisnis 200.5-A3 Semakin senior posisi Akuntan, maka semakin besar kemampuan dan peluang

B V
bertanggung jawab baik sendiri ataupun bersama dengan pihak lain dalam

V
untuk mengakses informasi, dan untuk memengaruhi kebijakan, keputusan yang

EB
penyusunan dan pelaporan informasi keuangan dan informasi lain, yang dijadikan dibuat, dan tindakan yang diambil oleh pihak lain yang terlibat dengan organisasi
acuan oleh organisasi tempatnya bekerja dan pihak ketiga. Akuntan yang bekerja tempatnya bekerja. Sepanjang Akuntan mampu melakukannya, dengan

W
200.3
E di bisnis mungkin bertanggung jawab dalam manajemen keuangan yang efektif
dan memberi advis yang kompeten dalam berbagai perihal terkait bisnis.

Seorang Akuntan yang bekerja di bisnis mungkin sebagai karyawan, tenaga


kontrak, rekan, direktur, komisaris, pemilik merangkap sebagai pengelola, atau W
mempertimbangkan posisi dan senioritasnya dalam organisasi, maka Akuntan
tersebut diharapkan mendorong dan mempromosikan budaya berbasis etika
dalam organisasi. Contoh tindakan yang mungkin diambil termasuk pengenalan,
implementasi, dan pengawasan atas:
Program pendidikan dan pelatihan etika.
sukarelawan dari organisasi tempatnya bekerja. Bentuk hukum hubungan Kebijakan etika dan whistle-blowing.
Akuntan dengan organisasi tempatnya bekerja, tidak berpengaruh pada tanggung Kebijakan dan prosedur yang didesain untuk mencegah ketidakpatuhan
jawab etika yang dibebankan kepada Akuntan tersebut. terhadap peraturan perundang-undangan.

200.4 Dalam bagian ini, istilah “Akuntan” mengacu pada: Mengidentifikasi Ancaman
(a) Seorang Akuntan yang bekerja di bisnis; dan
(b) Seseorang yang merupakan Akuntan yang berpraktik melayani publik ketika 200.6-A1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika mungkin muncul dari
melakukan aktivitas profesional berdasarkan hubungan Akuntan tersebut beragam fakta dan keadaan. Kategori dari ancaman dijelaskan di paragraf 120.6-
dengan Kantor, baik sebagai tenaga kontrak, karyawan, atau pemilik. Informasi A3. Berikut adalah contoh fakta dan keadaan dalam setiap kategori yang mungkin
lebih lanjut tentang kapan Bagian 2 berlaku untuk Akuntan yang berpraktik memunculkan ancaman bagi Akuntan ketika melakukan aktivitas profesional:
melayani publik dijelaskan di paragraf P120.4, P300.5, dan 300.5-A1.

23 24
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

(a) Ancaman kepentingan pribadi 200.7-A3 Evaluasi Akuntan terhadap level ancaman mungkin dipengaruhi oleh lingkungan
Akuntan memiliki kepentingan keuangan pada, atau menerima kerja di dalam organisasi tempatnya bekerja dan lingkungan operasinya. Misalnya:
pinjaman atau jaminan dari, organisasi tempatnya bekerja. Kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya perilaku etis dan
Akuntan terlibat dalam pengaturan kompensasi insentif yang ekspektasi bahwa karyawan akan bertindak secara beretika.
ditawarkan oleh organisasi tempatnya bekerja. Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memberdayakan karyawan
Akuntan memiliki akses ke aset perusahaan untuk keperluan pribadi. untuk mengomunikasikan kepada manajemen senior mengenai semua
Akuntan ditawari hadiah atau perlakuan istimewa dari pemasok persoalan etika tanpa takut akan dihukum.
organisasi tempatnya bekerja. Kebijakan dan prosedur dalam implementasi dan pemantauan mutu kinerja
(b) Ancaman telaah pribadi karyawan.
Akuntan menentukan perlakuan akuntansi yang tepat atas kombinasi Sistem pengawasan korporat atau struktur pengawasan lain dan
bisnis setelah yang bersangkutan melakukan studi kelayakan yang pengendalian internal yang kuat.
mendukung keputusan akuisisi bisnis tersebut. Prosedur rekrutmen karyawan yang menekankan pada pentingnya
(c) Ancaman advokasi mempekerjakan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi.

I O N
Akuntan memiliki kesempatan untuk memanipulasi informasi
dalam prospektus untuk tujuan memperoleh pembiayaan yang

I N
Komunikasi tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur organisasi,

O
termasuk perubahannya, kepada semua karyawan, serta pelatihan dan

A
I RSI
(d)
menguntungkan.
Ancaman kedekatan
Akuntan bertanggung jawab atas pelaporan keuangan organisasi A
I RS I
pendidikan yang tepat mengenai kebijakan dan prosedur tersebut.
Kebijakan etika dan petunjuk pelaksanaannya.

E E
tempatnya bekerja ketika terdapat anggota keluarga inti atau keluarga 200.7-A4 Akuntan mungkin mempertimbangkan untuk memperoleh advis hukum ketika
dekat yang bekerja di organisasi tersebut yang membuat keputusan meyakini bahwa tindakan atau perilaku tidak etis oleh pihak lain telah terjadi atau

B V yang memengaruhi laporan keuangan.

V
akan terus terjadi di dalam organisasi tempatnya bekerja.

EB
Akuntan memiliki hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang
memengaruhi keputusan bisnis. Mengatasi Ancaman

W E (e) Ancaman intimidasi


Akuntan, anggota keluarga inti, atau keluarga dekat menghadapi
ancaman pemecatan atau penggantian atas ketidaksepakatan tentang:
Penerapan standar akuntansi.
200.8-A1 Seksi 210 hingga 270 menguraikan ancaman tertentu yang mungkin muncul

W selama pelaksanaan aktivitas profesional dan termasuk contoh tindakan yang


dapat mengatasi ancaman tersebut.

Cara informasi keuangan dilaporkan. 200.8-A2 Dalam situasi ekstrim, jika keadaan yang memunculkan ancaman tidak dapat
Seorang individu mencoba memengaruhi proses pengambilan dihilangkan dan pengamanan tidak tersedia atau tidak dapat diterapkan untuk
keputusan Akuntan, misalnya berkenaan dengan pemberian kontrak menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat diterima, mungkin tepat
atau penerapan standar akuntansi. bagi Akuntan untuk mengundurkan diri dari organisasi tempatnya bekerja.

Mengevaluasi Ancaman Berkomunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

200.7-A1 Kondisi, kebijakan, dan prosedur yang dijelaskan di paragraf 120.6-A1 dan 120.8-A2 P200.9 Ketika berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dapat memengaruhi evaluasi apakah ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip sesuai dengan Kode Etik ini, maka Akuntan harus menentukan siapa individu
dasar etika berada pada level yang dapat diterima. yang tepat dalam struktur tata kelola organisasi. Jika Akuntan berkomunikasi
dengan subkelompok dari para pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
200.7-A2 Evaluasi Akuntan terhadap level ancaman juga dipengaruhi oleh sifat dan ruang maka Akuntan harus menentukan perlunya berkomunikasi dengan semua pihak
lingkup dari aktivitas profesional. yang bertanggung jawab atas tata kelola agar mereka mendapatkan informasi
yang memadai.

25 26
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

200.9-A1 Dalam menentukan dengan siapa berkomunikasi, Akuntan mungkin SEKSI 210
mempertimbangkan:
(a) Sifat dan pentingnya keadaan; dan
(b) Perihal yang akan dikomunikasikan.
BENTURAN KEPENTINGAN
PENDAHULUAN
200.9-A2 Contoh subkelompok pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola termasuk
komite audit atau anggota dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
210.1 Akuntan disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika dan menerapkan
kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk mengidentifikasi,
P200.10 Jika Akuntan berkomunikasi dengan individu yang bertanggung jawab atas
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman.
manajemen dan juga bertanggung jawab atas tata kelola, maka Akuntan harus
diyakinkan bahwa dengan berkomunikasi dengan individu tersebut berarti telah
210.2 Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada
berkomunikasi secara memadai kepada semua pihak yang bertanggung jawab
prinsip objektivitas dan mungkin memunculkan ancaman terhadap kepatuhan
atas tata kelola.
pada prinsip dasar etika lainnya. Ancaman tersebut mungkin muncul ketika:

I N
200.10-A1 Dalam beberapa keadaan, semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola

O
juga terlibat dalam mengelola organisasi, misalnya, usaha kecil dimana pemilik

O N
(a) Akuntan melakukan aktivitas profesional yang terkait dengan permasalahan

I
tertentu bagi dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan yang saling

A
I RS I
yang mengelola organisasi dan tidak ada orang lain yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Dalam kasus seperti ini, jika Akuntan berkomunikasi dengan
individu yang bertanggung jawab atas manajemen, dan individu tersebut juga A
I RS I
berbenturan terkait dengan permasalahan tersebut; atau
(b) Kepentingan seorang Akuntan terkait dengan suatu permasalahan tertentu
dan kepentingan dari pihak yang menggunakan aktivitas profesional yang
berkaitan dengan permasalahan tersebut, berada pada situasi berbenturan.

E E
bertanggung jawab atas tata kelola, maka Akuntan telah memenuhi persyaratan
Pihak yang mungkin terlibat dalam benturan kepentingan mencakup organisasi
untuk berkomunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

V V
tempatnya bekerja, pemasok, pelanggan, pemberi pinjaman, pemegang saham,
atau pihak lain.

EB 210.3

EB
Seksi ini mengatur persyaratan dan materi aplikasi spesifik yang relevan dengan
penerapan kerangka kerja konseptual atas benturan kepentingan.

W W
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

Umum

P210.4 Akuntan dilarang membiarkan benturan kepentingan mengompromikan


pertimbangan profesional atau bisnis.

210.4-A1 Contoh keadaan yang mungkin memunculkan benturan kepentingan mencakup:


Berposisi sebagai manajemen atau pihak yang bertanggung jawab tata
kelola dari dua organisasi pemberi kerja dan memperoleh informasi rahasia
dari salah satu organisasi yang mungkin digunakan oleh Akuntan untuk
menguntungkan atau merugikan organisasi yang lain.
Melakukan aktivitas profesional untuk dua pihak dalam suatu kerjasama
yang mempekerjakan Akuntan untuk membantu pihak-pihak tersebut
secara terpisah dalam proses pembubaran kerjasama.

27 28
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Menyusun informasi keuangan untuk anggota manajemen tertentu dari Pengungkapan dan Persetujuan
organisasi tempatnya bekerja yang sedang berupaya untuk melakukan
pembelian atas entitas tersebut (management buy-out). Umum
Menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam memilih pemasok bagi
organisasi tempatnya bekerja ketika terdapat anggota keluarga inti dari 210.8-A1 Secara umum Akuntan perlu untuk:
Akuntan yang akan memperoleh keuntungan keuangan dari transaksi (a) Mengungkapkan sifat benturan kepentingan dan bagaimana setiap ancaman
tersebut. yang muncul dapat diatasi oleh pihak yang terkait, termasuk para pihak pada
Berposisi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola di organisasi level tertentu dalam organisasi tempatnya bekerja yang terkena dampak
tempatnya bekerja yang berwenang untuk memberikan persetujuan benturan kepentingan; dan
investasi, yang salah satu pilihan investasinya akan meningkatkan nilai (b) Memperoleh persetujuan dari pihak yang relevan kepada Akuntan untuk
portfolio investasi pribadi Akuntan atau anggota keluarga inti. melakukan aktivitas profesional ketika pengamanan diterapkan untuk
mengatasi ancaman.
Mengidentifikasi Benturan

N N
210.8-A2 Persetujuan mungkin diberikan secara tersirat ketika Akuntan memiliki bukti

I I
P210.5 Akuntan harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mengidentifikasi yang cukup untuk menyimpulkan bahwa para pihak telah mengetahui keadaan

A I O
keadaan yang mungkin memunculkan benturan kepentingan, dan ancaman

I RS
terhadap kepatuhan pada satu atau lebih prinsip dasar etika. Langkah tersebut
harus termasuk mengidentifikasi:
(a) Sifat dari kepentingan dan hubungan yang relevan antara para pihak yang
A
I RS I O
tersebut sejak awal dan telah menerima adanya benturan kepentingan jika para
pihak tidak menunjukkan keberatannya.

210.8-A3 Jika pengungkapan atau persetujuan diberikan secara tidak tertulis, maka Akuntan

E E
terlibat; dan dianjurkan untuk mendokumentasikan
(a) Sifat dari keadaan yang memunculkan benturan kepentingan;

V V
(b) Aktivitas dan dampaknya terhadap pihak yang relevan.
(b) Pengamanan yang diterapkan untuk mengatasi ancaman tersebut ketika

B EB
P210.6 Akuntan harus tetap waspada terhadap perubahan dari waktu ke waktu atas sifat dapat diterapkan; dan
aktivitas, kepentingan, dan hubungan yang mungkin memunculkan benturan (c) Persetujuan yang diperoleh.

W E kepentingan saat melakukan suatu aktivitas profesional.

Ancaman yang Dimunculkan oleh Benturan Kepentingan


Pertimbangan Lain

W
210.9-A1 Ketika menghadapi benturan kepentingan, Akuntan dianjurkan untuk mencari
panduan dari organisasi tempatnya bekerja atau dari pihak lain, seperti asosiasi
210.7-A1 Umumnya, semakin langsung sifat hubungan antara aktivitas profesional dan
permasalahan yang memunculkan benturan kepentingan, maka semakin profesi, penasihat hukum, atau Akuntan lain. Ketika melakukan pengungkapan
mungkin level ancaman tidak berada pada level yang dapat diterima. atau penyampaian informasi di dalam organisasi tempatnya bekerja dan mencari
panduan dari pihak ketiga, maka Akuntan harus menerapkan prinsip kerahasiaan.
210.7-A2 Contoh tindakan yang mungkin dapat menghilangkan ancaman yang muncul dari
benturan kepentingan adalah menarik diri dari proses pengambilan keputusan
terkait dengan permasalahan yang menyebabkan benturan kepentingan.

210.7-A3 Contoh tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman
yang muncul karena benturan kepentingan termasuk:
Merestrukturisasi atau memisahkan tanggung jawab dan tugas tertentu.
Mendapatkan pengawasan yang tepat, sebagai contoh, bertindak di bawah
pengawasan dari seorang direktur atau komisaris.

29 30
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

SEKSI 220 Laporan keuangan bertujuan umum dan khusus.


Pelaporan pajak.

PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN INFORMASI Laporan yang ditujukan kepada regulator untuk tujuan hukum dan
kepatuhan.
PENDAHULUAN
220.3-A3 Untuk tujuan seksi ini, penyusunan atau penyajian informasi keuangan termasuk
220.1 Akuntan disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika dan menerapkan pencatatan, pemeliharaan, dan persetujuan informasi.
kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman. P220.4 Ketika menyusun atau menyajikan informasi keuangan, Akuntan harus:
(a) Menyusun atau menyajikan informasi yang sesuai dengan basis pelaporan
220.2 Penyusunan atau penyajian informasi keuangan mungkin memunculkan ancaman keuangan yang digunakan;
kepentingan pribadi, ancaman intimidasi, atau ancaman lainnya terhadap (b) Menyusun atau menyajikan informasi dengan cara yang tidak dimaksudkan
kepatuhan pada satu atau lebih dari prinsip dasar etika. Seksi ini menetapkan untuk menyesatkan atau memengaruhi keluaran suatu kontrak atau

O N
persyaratan dan materi aplikasi spesifik yang relevan dengan penerapan kerangka

I
kerja konseptual dalam keadaan tersebut.

I N
peraturan secara tidak tepat;
(c) Menerapkan pertimbangan profesional untuk:

O
A I A I
(i) Menyajikan fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal yang

I RS
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

Umum I RS
material;
(ii) Menjelaskan secara gamblang mengenai sifat sebenarnya dari transaksi
atau aktivitas bisnis; dan

E E
(iii) Mengklasifikasikan dan mencatat informasi secara tepat waktu dan

V V
220.3-A1 Akuntan di semua tingkatan dalam organisasi tempatnya bekerja terlibat dalam dengan cara yang tepat; dan
penyusunan atau penyajian informasi baik di dalam dan di luar organisasi. (d) Tidak meninggalkan apa pun dengan maksud memberi informasi yang

B EB
menyesatkan atau memengaruhi keluaran suatu kontrak atau regulasi secara
tidak tepat.

E
220.3-A2 Pemangku kepentingan yang dituju, atau diperuntukkan, dari penyusunan atau
penyajian informasi tersebut, termasuk:

W W
220.4-A1 Contoh dari memengaruhi keluaran suatu kontrak atau regulasi secara tidak
Manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
tepat adalah penggunaan estimasi yang tidak realistis yang dimaksudkan untuk
Investor dan pemberi pinjaman atau kreditur lain.
menghindari persyaratan dalam kontrak seperti perjanjian utang atau ketentuan
Regulator. regulasi seperti persyaratan permodalan untuk institusi keuangan.
Informasi tersebut mungkin membantu para pemangku kepentingan dalam
memahami dan mengevaluasi aspek-aspek organisasi tempatnya bekerja dan Penggunaan Diskresi dalam Penyusunan atau Penyajian Informasi Keuangan
membuat keputusan untuk organisasi tempatnya bekerja. Informasi tersebut
dapat mencakup informasi keuangan dan nonkeuangan yang mungkin tersedia P220.5 Penyusunan atau penyajian informasi keuangan mungkin mensyaratkan
bagi publik atau digunakan untuk keperluan internal. penerapan diskresi dalam membuat pertimbangan profesional. Akuntan
Contohnya termasuk: tidak akan menerapkan diskresi dengan tujuan menyesatkan pihak lain atau
Laporan operasi dan kinerja. memengaruhi keluaran suatu kontrak atau regulasi secara tidak tepat.
Analisis dukungan keputusan.
Anggaran dan proyeksi. 220.5-A1 Contoh cara ketika diskresi mungkin disalahgunakan untuk mencapai keluaran
Informasi yang diberikan kepada auditor internal dan eksternal. yang tidak tepat meliputi:
ъ "OBMJTJTSJTJLP Menentukan estimasi, misalnya estimasi nilai wajar agar laba atau rugi
disalahsajikan.

31 32
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Memilih atau mengubah kebijakan akuntansi atau metode di antara dua atau Informasi tersebut dapat diperoleh dari hubungan sebelumnya dengan, atau dari
lebih alternatif yang diperkenankan berdasarkan basis pelaporan keuangan konsultasi dengan pihak lain tentang, individu atau organisasi lain.
yang berlaku, misalnya, memilih kebijakan akuntansi untuk membukukan
kontrak jangka panjang agar laba atau rugi disalahsajikan. Mengatasi Informasi yang Mungkin Menyesatkan
Menentukan waktu transaksi, misalnya, mengatur waktu penjualan aset
mendekati akhir tahun fiskal agar menyesatkan. P220.8 Ketika Akuntan mengetahui atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa informasi
Menentukan struktur transaksi, misalnya, merancang transaksi pembiayaan yang terkait dengan dirinya adalah menyesatkan, maka Akuntan harus mengambil
agar aset dan liabilitas atau klasifikasi arus kas disalahsajikan. tindakan yang tepat untuk mencari penyelesaian permasalahan tersebut.

Memilih pengungkapan, misalnya, menghilangkan atau mengaburkan


220.8-A1 Tindakan yang mungkin tepat meliputi:
informasi yang berkaitan dengan risiko keuangan atau operasional agar
menyesatkan. Membahas mengenai informasi menyesatkan tersebut dengan atasan
Akuntan dan/atau dengan level manajemen yang tepat dalam organisasi
P220.6 Ketika melakukan aktivitas profesional, khususnya yang tidak mensyaratkan tempatnya bekerja atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan

N N
kepatuhan terhadap basis pelaporan keuangan yang berlaku, maka Akuntan meminta individu tersebut untuk mengambil tindakan yang tepat untuk

I I
menyelesaikan permasalahan tersebut. Tindakan tersebut dapat meliputi:

O O
harus melakukan pertimbangan profesional untuk mengidentifikasi dan

A I A I
mempertimbangkan: Melakukan koreksi atas informasi tersebut.

I RS I RS
(a) Tujuan penggunaan informasi tersebut; Jika informasi tersebut telah diungkapkan kepada pengguna yang
(b) Konteks informasi yang diberikan; dan dituju, maka Akuntan harus memberikan informasi yang benar.
(c) Pengguna yang menggunakan informasi. Berkonsultasi mengenai kebijakan dan prosedur organisasi tempatnya

E E
bekerja (misalnya, kebijakan etika atau kebijakan tentang whistle-blowing)

V V
220.6-A1 Misalnya, ketika menyusun atau menyajikan laporan proforma, anggaran, atau tentang bagaimana menangani permasalahan tersebut secara internal.
proyeksi, maka penyertaan estimasi, perkiraan, dan asumsi yang relevan, jika

B EB
tepat, memungkinkan pihak-pihak yang mengandalkan pada informasi tersebut 220.8-A2 Akuntan dapat menentukan bahwa organisasi tempatnya bekerja tidak melakukan
tindakan yang tepat. Jika Akuntan masih memiliki alasan untuk meyakini bahwa

E
untuk membuat pertimbangan sendiri.
informasi tersebut menyesatkan, maka tindakan lanjutan berikut mungkin tepat

W W
220.6-A2 Akuntan juga dapat mempertimbangkan untuk mengklarifikasi pengguna yang dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kerahasiaan:
dituju serta konteks dan tujuan dari informasi yang disajikan. Berkonsultasi dengan:
Asosiasi profesi yang relevan.
Mengandalkan Pekerjaan Pihak Lain Auditor internal atau eksternal organisasi tempatnya bekerja.
Penasihat hukum.
P220.7 Akuntan yang bermaksud mengandalkan pekerjaan pihak lain, baik dari Menentukan apakah ada persyaratan untuk berkomunikasi dengan:
internal maupun eksternal organisasi tempatnya bekerja, harus menggunakan Pihak ketiga, termasuk pengguna informasi.
pertimbangan profesional untuk menentukan langkah yang harus diambil, jika Regulator dan otoritas pengawasan.
ada, untuk memenuhi tanggung jawab yang ditetapkan di paragraf P220.4.
P220.9 Jika setelah melakukan semua pilihan yang memungkinkan, Akuntan menentukan
220.7-A1 Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah ketergantungan bahwa tindakan yang tepat belum dilakukan dan terdapat keyakinan bahwa
pada pihak lain adalah wajar termasuk: informasi tersebut masih menyesatkan, maka Akuntan harus menolak untuk
Reputasi dan keahlian dari, serta sumber daya yang dimiliki oleh, individu menjadi bagian atau dikaitkan dengan informasi tersebut.
maupun organisasi lain.
Apakah individu lain tersebut tunduk pada standar profesional dan kode etik 220.9-A1 Dalam kondisi demikian, mungkin tepat bagi Akuntan untuk mengundurkan diri
yang berlaku. dari organisasi tempatnya bekerja.

33 34
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Dokumentasi SEKSI 250


220.10-A1 Akuntan didorong untuk mendokumentasikan:
Fakta.
BUJUKAN, TERMASUK HADIAH DAN
Standar Akuntansi Keuangan atau standar profesional terkait lainnya yang
KERAMAHTAMAHAN
digunakan.
PENDAHULUAN
Komunikasi kepada pihak-pihak yang dituju untuk membahas masalah
tersebut.
250.1 Akuntan disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika dan menerapkan
Tindakan tepat yang dipertimbangkan. kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk mengidentifikasi,
Bagaimana Akuntan berusaha untuk mengatasi masalah tersebut. mengevaluasi dan mengatasi ancaman.

Pertimbangan Lain 250.2 Menawarkan atau menerima bujukan dapat memunculkan ancaman kepentingan

N N
pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi terhadap kepatuhan

I I
220.11-A1 Ketika ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika berkaitan pada prinsip dasar etika, terutama prinsip integritas, objektivitas, dan perilaku

A I O
dengan penyusunan atau penyajian informasi keuangan muncul dari ancaman
kepentingan keuangan, termasuk kompensasi dan insentif terkait dengan

I RS
pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan, maka diterapkan persyaratan
dan materi aplikasi yang ditetapkan di Seksi 240.
250.3
profesional.

A
I RS I O
Seksi ini menjelaskan persyaratan dan materi aplikasi yang relevan untuk
menerapkan kerangka kerja konseptual dalam kaitannya dengan penawaran dan
penerimaan bujukan yang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan

E
220.11-A2 Ketika informasi menyesatkan mungkin melibatkan ketidakpatuhan terhadap

V peraturan perundang-undangan, maka berlaku persyaratan dan materi aplikasi


yang ditetapkan di Seksi 260.
V E
ketika Akuntan melakukan aktivitas profesional. Seksi ini juga mensyaratkan
akuntan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang relevan saat
menawarkan atau menerima bujukan.

EB
220.11-A3 Ketika ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika berkaitan dengan
penyusunan atau penyajian informasi keuangan muncul dari tekanan, maka
EB
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

W berlaku persyaratan dan materi aplikasi yang ditetapkan di Seksi 270. Umum

W
250.4-A1 Bujukan adalah objek, situasi, atau tindakan yang digunakan untuk memengaruhi
perilaku individu lain, namun tidak dimaksudkan untuk memengaruhi perilaku
individu tersebut secara tidak patut. Bujukan dapat berkisar dari tindakan kecil
berupa keramahtamahan antar rekan bisnis hingga tindakan yang mengakibatkan
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Bujukan dapat
berupa, misalnya (namun tidak terbatas pada):
Hadiah.
Keramahtamahan.
Hiburan.
Sumbangan politik atau sosial.
Tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas.
Pemberian kerja atau kesempatan komersial lainnya.
Perlakuan, hak, atau hak istimewa.

35 40
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Bujukan yang Dilarang oleh Peraturan Perundang-undangan SEKSI 300


P250.5 Peraturan perundang-undangan, seperti yang berkaitan dengan penyuapan
dan korupsi, melarang menawarkan atau menerima bujukan dalam keadaan
PENERAPAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL -
tertentu. Akuntan harus memperoleh pemahaman tentang peraturan perundang- AKUNTAN YANG BERPRAKTIK MELAYANI PUBLIK
undangan yang relevan dan mematuhinya ketika akuntan tersebut menghadapi
keadaan demikian. PENDAHULUAN

Bujukan yang Tidak Dilarang oleh Peraturan Perundang-undangan 300.1 Bagian dari Kode Etik ini mengatur persyaratan dan materi aplikasi untuk
Akuntan yang berpraktik melayani publik ketika menerapkan kerangka kerja
250.6-A1 Menawarkan atau menerima bujukan yang tidak dilarang oleh peraturan konseptual yang ditetapkan di Seksi 120. Bagian ini tidak menjelaskan semua
perundang-undangan mungkin masih memunculkan ancaman terhadap fakta dan keadaan, termasuk aktivitas, kepentingan, dan hubungan profesional
kepatuhan pada prinsip dasar etika. yang mungkin dihadapi oleh Akuntan yang berpraktik melayani publik yang

N N
memunculkan atau mungkin memunculkan berbagai ancaman terhadap

I I
Bujukan dengan Intensi untuk Memengaruhi Perilaku Secara Tidak Patut kepatuhan pada prinsip dasar etika. Dengan demikian, kerangka kerja konseptual

P250.7

A
I RS I O
Akuntan tidak boleh menawarkan, atau mendorong pihak lain untuk menawarkan,
bujukan apa pun dengan intensi untuk, atau penawaran bujukan yang yang
kemungkinan akan disimpulkan oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki 300.2 A
I RS I O
mensyaratkan Akuntan yang berpraktik melayani publik untuk selalu waspada
terhadap berbagai fakta dan keadaan tersebut.

Persyaratan dan materi aplikasi yang diterapkan Akuntan yang berpraktik


melayani publik diatur dalam:

E E
informasi yang memadai dilakukan dengan intensi untuk, memengaruhi perilaku
dari penerima atau individu lain secara tidak patut. Bagian 3: Akuntan yang Berpraktik Melayani Publik, Seksi 300 hingga 399,

B V V
yang berlaku bagi semua Akuntan yang berpraktik melayani publik, yang

EB
P250.8 Akuntan tidak boleh menerima atau mendorong pihak lain untuk menerima memberikan jasa asurans atau nonasurans.
bujukan apa pun, atau penerimaan bujukan yang kemungkinan akan disimpulkan Standar Independensi sebagai berikut:

W E oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai, dilakukan
dengan intensi untuk memengaruhi perilaku dari penerima atau individu lain
secara tidak patut.

250.9-A1 Bujukan dianggap memengaruhi perilaku individu secara tidak patut jika hal W
Bagian 4A: Independensi untuk Perikatan Audit dan Perikatan Reviu,
Seksi 400 hingga 899, berlaku bagi Akuntan yang berpraktik melayani
publik ketika melakukan perikatan audit dan perikatan reviu.
Bagian 4B: Independensi untuk Perikatan Asurans selain Perikatan
Audit dan Perikatan Reviu, Seksi 900 hingga 999, berlaku bagi Akuntan
tersebut menyebabkan individu bertindak dengan cara yang tidak etis. Pengaruh yang berpraktik melayani publik ketika melakukan perikatan asurans
yang tidak patut tersebut dapat diarahkan, baik kepada penerima maupun individu selain perikatan audit atau perikatan reviu.
lainnya yang memiliki hubungan dengan penerima bujukan. Prinsip dasar etika
merupakan kerangka acuan yang tepat bagi Akuntan dalam mempertimbangkan 300.3 Dalam Bagian ini, istilah “Akuntan” mengacu pada individu Akuntan yang
perilaku tidak etis Akuntan dan individu lainnya. berpraktik melayani publik dan Kantornya.

250.9-A2 Pelanggaran terhadap prinsip integritas muncul ketika Akuntan menawarkan PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
atau menerima, atau mendorong pihak lain untuk menawarkan atau menerima,
bujukan dengan intensi untuk memengaruhi perilaku penerima bujukan atau P300.4 Akuntan harus mematuhi prinsip dasar etika yang ditetapkan di Seksi 110 dan
individu lainnya secara tidak patut. menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika tersebut.

41 63
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Ketika Akuntan secara bersama-sama dilibatkan oleh dua klien dan muncul Penelaah yang Tepat
suatu perselisihan yang terjadi di antara kedua klien tersebut.
Ketika terdapat perubahan hubungan personel atau keluarga dekat dari 300.8-A4. Penelaah yang tepat adalah seorang profesional dengan pengetahuan, keahlian,
Akuntan. pengalaman, dan kewenangan untuk menelaah secara objektif, pekerjaan yang
telah dilakukan atau jasa yang telah diberikan yang relevan. Individu tersebut
Mengatasi Ancaman mungkin adalah seorang Akuntan.

300.8-A1 Paragraf P120.10 hingga 120.10-A2 menjelaskan persyaratan dan materi aplikasi Berkomunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
untuk mengatasi ancaman yang tidak berada pada level yang dapat diterima.
P300.9 Ketika berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola sesuai
Contoh Pengamanan dengan Kode Etik ini, maka Akuntan harus menentukan orang yang tepat untuk
berkomunikasi dalam struktur tata kelola organisasi. Jika Akuntan berkomunikasi
300.8-A2. Pengamanan sangat bervariasi bergantung pada fakta dan keadaan. Contoh dengan subkelompok dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, maka

N N
tindakan yang dalam keadaan tertentu mungkin merupakan pengamanan untuk Akuntan harus menentukan apakah perlu berkomunikasi dengan semua pihak

I I
mengatasi ancaman meliputi: yang bertanggung jawab atas tata kelola agar mereka mendapatkan informasi

A
I RS I O
Menetapkan tambahan waktu dan menugaskan personel yang memenuhi
kualifikasi untuk penugasan yang disyaratkan ketika perikatan diterima,
dapat mengatasi ancaman kepentingan pribadi.
Menugaskan penelaah yang tepat yang bukan merupakan personel tim
yang cukup.

A
I RS I O
300.9-A1 Dalam menentukan dengan siapa berkomunikasi,
mempertimbangkan:
Akuntan dapat

E E
(a) Sifat dan pentingnya keadaan; dan
asurans untuk menelaah atau memberikan saran yang diperlukan terhadap
(b) Hal tertentu yang akan dikomunikasikan.

V V
suatu pekerjaan asurans, dapat mengatasi ancaman telaah pribadi.
Menugaskan rekan dan tim perikatan yang berbeda untuk klien asurans

B EB
300.9-A2 Contoh subkelompok dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
yang terpisah secara tanggung jawab dan pelaporan dengan rekan dan tim
mencakup komite audit atau anggota individual dari pihak yang bertanggung

E
perikatan untuk jasa nonasurans, dapat mengatasi ancaman telaah pribadi,
jawab atas tata kelola.
advokasi, atau kedekatan.

W Melibatkan Kantor lain untuk mengerjakan atau mengerjakan kembali suatu


bagian dari perikatan, dapat mengatasi ancaman kepentingan pribadi,
telaah pribadi, advokasi, kedekatan, atau intimidasi.
Mengungkapkan kepada klien atas setiap imbalan rujukan atau komisi
pengaturan yang diterima untuk merekomendasikan jasa atau produk, dapat
W
P300.10 Jika Akuntan berkomunikasi dengan individu yang bertanggung jawab atas
manajemen dan juga bertanggung jawab atas tata kelola, maka Akuntan harus
diyakinkan bahwa dengan berkomunikasi dengan individu tersebut berarti telah
berkomunikasi secara memadai kepada semua pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
mengatasi ancaman kepentingan pribadi.
Memisahkan tim ketika berurusan dengan permasalahan yang bersifat 300.10-A1 Dalam beberapa kasus, semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
rahasia dapat mengatasi ancaman kepentingan pribadi. terlibat dalam pengelolaan entitas, misalnya, usaha kecil dengan pemilik tunggal
yang mengelola entitas dan tidak ada pihak lain yang memiliki peran atas tata
300.8-A3. Bagian 3 berikutnya dan Standar Independensi (Bagian 4A dan 4B) kelola. Dalam kasus tersebut, jika permasalahan dikomunikasikan kepada individu
menggambarkan ancaman tertentu yang mungkin muncul selama melakukan (pihak) yang bertanggung jawab atas manajemen, dan individu (pihak) tersebut
jasa profesional dan termasuk contoh tindakan yang mungkin tepat untuk juga memiliki tanggung jawab atas tata kelola, maka permasalahan tersebut tidak
mengatasi ancaman. perlu dikomunikasikan lagi kepada individu (pihak) yang sama dalam perannya
atas tata kelola, Akuntan telah memenuhi persyaratan untuk berkomunikasi
dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

68 69
Kasus Week 4: Accounting Fraud at Worldcom independen atas laporan keuangan klien mereka, bukan membiarkan kepentingan bisnis mereka
1. identifikasi kira2 kode etik prinsip apa yang dilanggar oleh vinson? mempengaruhi penilaian mereka.
- Integritas → Tidak bersikap jujur dalam hubungan profesional dan juga bisnis. Betty Vinson - Professional Competence
tidak menegakkan integritasnya dalam menjadi seorang akuntan karena Ia turut terlibat dalam Andersen gagal mendeteksi praktik kecurangan Enron yang berujung pada tuntutan hukum. Hal ini
manipulasi yang dilakukan karena mengikuti perintah manajemen. menunjukkan Andersen tidak menunjukkan keahlian dan pengetahuan dalam mengaudit. AA
- Objektivitas → Vinson seharusnya dapat mempertahankan pelaporan yang seharusnya tidak mengabaikan kesalahan pencatatan akuntansi dari klien mereka dan langsung menyetujui. Bahkan
bias demi kepentingan perusahaan yang di mana ia juga merasa bahwa ada jaminan terhadap meskipun Enron telah digolongkan ke dalam klien dengan ‘maximum risk’, tetapi Andersen tetap
tindakan yang dilakukannya. mempertahankan perikatannya.
- Kompetensi dan kehati-hatian profesional → Vinson tidak bertindak sesuai dengan standar - Kejujuran
teknis dan standar profesional yang berlaku walaupun ia memahami standar tersebut Andersen menyembunyikan dan memusnahkan bukti kesalahan yang relevan dalam penyelidikan milik
- Perilaku Profesional → Vinson tidak mematuhi peraturan yang berlaku dan mendiskreditkan Enron, kliennya. Hal ini berarti Andersen melakukan obstruction of justice yang melanggar prinsip
profesi Akuntan kejujuran. AA tidak mematuhi hukum dengan menghilangkan bukti dan dokumen yang berhubungan
2. Ancaman yang dihadapi oleh Betty Vinson dengan investigasi.
- Tidak mendapatkan pekerjaan lain dengan kompensasi sebanding
- Tekanan dari atasan 2. Identifikasi ancaman yang dihadapi oleh AA sehingga mereka tidak mematuhi prinsip dasar etika yang
3. Kenapa Betty Vinson tidak mematuhi kode etik itu? berdampak pada berhentinya operasi Kantor Akuntan tersebut.
● Karena tekanan dari atasan. Umpama seperti aircraft. 1. Enron merupakan salah satu klien utama yang dimiliki oleh KAP Andersen. Apabila Enron mengalami
● Conflict of interest → Tekanan ekonomi karena pendapatan Vinson lebih besar dari suaminya kebangkrutan dan tidak dapat beroperasi kedepannya, tentu profit Andersen akan turut terpengaruh.
dan ia akan sulit mendapatkan pekerjaan alternatif dengan kompensasi sebesar WorldCom. 2. AA sebagai KAP tidak mampu memetakan risiko Enron dengan benar, AA sudah mengetahui bahwa
Takut benefitnya tidak sebesar di Worldcom jika ditempat lain Enron memiliki risiko yang maksimum tapi masih memilih untuk mempertahankannya sebagai klien.
● Rasionalisasi keputusan. Sullivan meyakinkan Betty bahwa ia akan bertanggung jawab 3. Financial pressure → Karena fee yang diterima besar di tengah perusahaan akuntan yang tengah
sepenuhnya dengan arahan itu. Jadi dia merasa kayak “Oh yaudah bos gue akan bertanggung bersaing di area price. Demi berkompetisi dengan kantor lainnya, AA mengabaikan standard demi
jawab sepenuhnya jadi gue akan aman2 aja ngelakuin itu” mendapatkan klien.
4. Apa sebaiknya yang harus dilakukan ketika menghadapi ancaman yang ga bener? 4. Adanya ketergantungan kepada klien utama membuat Enron tidak memikirkan dampak yang akan
● Memikirkan resiko dari 2 skenario dimana dia ngikutin tekanan atasan atau melawan terjadi → mengabaikan etika bisnis dan lebih memprioritaskan kepentingan bisnis mereka (lalai dalam
ancamannya, kalo dia ikut atasannya maka bisa berisiko ketahuan dan kena hukuman pidana menjaga transparansi dan akuntabilitasnya)
● Apabila dia tetap melakukan yang sesuai integritas maka kemungkinan akan kehilangan 5. AA mengalami kesulitan keuangan karena kehilangan salah satu sumber pendapatan setelah
pekerjaannya tapi tetap tidak melanggar hukum dan sesuai dengan kode etik akuntan → Bisa berpisahnya Andersen Consulting dari AA
kerja di tempat lain walaupun sulit dapat kompensasi sebesar di worldcom, tentunya ini lebih 6. Munculnya conflict of interest: Dengan adanya praktik consulting yang ditawarkan AA akan
baik daripada kena hukuman pidana menimbulkan ancaman karena independensi dari sisi auditor akan terganggu dengan adanya bantuan
● Berani menjadi whistleblower → tapi sepertinya tidak ada mekanisme buat jadi whistleblower di jasa seperti consulting kepada klien.
worldcom? budayanya ‘do the thing right’ gt ikutin kata atasan aja. Internal auditnya jg tidak 3. Ancaman tersebut timbul:
bisa dipercaya karena melapor langsung ke sullivan. Jadi mungkin ngasih taunya ya ke 1. Obstruction of justice:
eksternal a. upaya menghancurkan dan menghapus dikumen” iinvestigasi kebutuhan enron
● Menjunjung sikap profesional serta integritas dalam bekerja sehingga yakin dan teguh ketika b. diprakarsai oleh David Duncan, mitra utama andersen di Enron
menghadapi ancaman 2. Kurangnya professional skepticism :
a. merasa ic systemnya sudah cukup walaupun sempat dipertanyakan
● Ketika menjadi whistleblower tentunya akan ada banyak dilema yang harus dihadapi dan b. monal masukan dari professional standars group
dipikirkan terlebih dahulu, harus memikirkan kembali dampaknya kemana saja, bisa kena ke c. tidak menyadari praktik akuntansi yg curang dalam laporann Enron
semua karyawan atau tidak. 3. The enron audit
● Membangun sikap dan karakter yang jujur dan menjaga value dari diri maupun profesi a. enron corporation merupakan klien penting untuk Andersen
● Menjaga professional scepticism dengan menjaga tidak adanya conflict of interest yang 4. Separation of consulting & auditing firm
menumbuhkan dependensi. a. AA tidak mengabaikan consulting firm mereka, karena jasa tersebut berperan besar untuk
5. Cynthia Cooper: tindakan cooper dianggap sebagai penyebab kebangkrutan worldcom meningkatkan profit AA
● Tidak sesuai dengan budaya worldcom: b. memunculkan tekana kepada pihak Audit Firm
● Adanya presepsi yang salah 4. Rekomendasi
● penetapan kode etik yang tidak tegas a. Memilih perusahaan berdasarkan tingkat risiko
● sulivan menganggap bahwa IA merupakan kompinen yang tidak penting b. Tidak boleh bergantung kepada satu klien
c. Mempertahankan standard dan memastikan kualitas
Kasus Week 5: Arthur Andersen: d. Menjaga independensi
1. Identifikasi prinsip dasar etika yang dilanggar AA e. Meningkatkan IC
- Integritas f. Meningkatkan performa para staff
Andersen membiarkan kejanggalan laporan keuangan Enron, bahkan tidak melaporkan hingga g. Memaksimalkan professional standars group
berujung pada kebangkrutan perusahaan. AA mengabaikan kesalahan praktik pencatatan akuntansi h. Memenuhi hukum
kepada Enron. i. Transparan kpd publik
- Objektivitas
Andersen tidak menerapkan sikap objektivitas yang terbukti dengan mengeluarkan opini wajar bagi
Enron yang merupakan "big client". Sebagai KAP, mereka seharusnya memberikan penilaian
Chapter 4: Accounting As a Profession: Characteristic of a Profession ● Do the right thing :
● The US Commission on Standards of Education and Experience for Certified Public ○ visioner dan idealis
Accountants issued a report listing the following seven characteristics: ○ leadership visi misi jelas
○ a specialized body of knowledge ○ lebih prinsipil bukan procedural
○ a recognized formal education process for acquiring the requisite specialized ○ risk taker
knowledge ○ a standard of professional qualifications governing admission to the ○ enable adaptability and change
profession ● Do the thing right
○ a standard of conduct governing the relationship of the practitioner with clients, ○ be professional
colleagues, and the public ○ came after right thing
○ recognition of status ● Dilema etika dalam KAP
○ an acceptance of social responsibility inherent in an occupation endowed with ○ Independent vs interest
the public interest ○ loss of revenue : bisa kehilangan klien
○ an organization devoted to the advancement of the social obligations of the ○ reputasi dari KAP
group ● 4 characteristics of the professional: ○ kualitas atas profesionalisme
○ The professional is involved in a vocation useful and noble enough to inspire ○ familiaritas dan kedekatan
love and enthusiasm on the part of the practitioner. ● Akuntan dalam bisnis
○ The professional’ s vocation in its practice requires an expert ’s knowledge. ○ tekanan dari atas
○ In applying that knowledge, the practitioner should abandon the strictly selfish ○ shenanigans: tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi
commercial view and ever keep in mind the advantage of the client. kinerja dan posisi keuangan palsu di dalam laporan keuangan.
○ The practitioner should possess a spirit of loyalty to fellow practitioners, of ○ dikatakan bocor
helpfulness to the common cause they all profess, and should not allow any ● Enlightened self interest
unprofessional acts to bring shame upon the entire profession ○ thomas hobbes:
● A professional, the accountant has the following 3 obligations: ■ kebutuhan dasar dan orientasi jangka pendek
○ To be competent and know about the art and science of accounting ■ masyarakat madani: kontrak sukarela dan kerjasama
○ to put the interests of the client before the accountant’s own, avoiding the temptation ○ adam smith:
to take advantage of the client ■ self interest→ kerja sama ekonomi
■ spesialisasi (division of labor → efisien dan efektif → laba
○ to serve the public interest
■ kompetisi, bukan konflik → etika membatasi perilaku oportunistik
● Profesi akuntan
● Teori etika
○ Global: - UK : Royal Charter, Bankruptcy Act, Companies Act
○ Teologi: utilitarianisme dan impact analysis: sebuah teori etika yang menyatakan
-US : CPA
bahwa konsekuensi dari suatu tindakan adalah satu-satunya standar untuk menilai benar
○ Indonesia: UU no 34/1954, IAI, Standar Profesi, Corporate Governance, Resgister
dan salah. ○ etika deontologi: motivasi untuk berperilaku
Negara Akuntan
○ justice and fairness: memeriksa kedeimbangan
Chapter 2: Ethical Behavior in Accounting: What is Ethics? ○ distributive justice
● Ethics: ○ virtue ethics:
○ 4 basics meaning og ethics: ■ Aristoteles
■ disiplin berurusan dengan apa yang baik dan buruk dan dengan moral ● tujuan hidup adalah kebahagiaan → kegiatan jiwa
duty dan ● virtue: karakter jiwa untuk tindakan sukarela
obligation ● sesuai dengan jabatan dan tugasnya dan ditunjukan di tempat kerja →
■ seperangkat prinsip atau nilai moral kejujuran dan ketulusan
■ teori atau sistem atau nilai-nilai moral ● Pengambilan keputusan beretika
■ prinsip-prinsip perilaku yang mengatur individu atau kelompok ○ Sniff test → Preliminary test ( nyaman, bangga , sesuai?)
● Aturan Perilaku/ Kode moral: ○ rule of thumb
○ Keyakinan tentang sifat manusia ■ Golden & Disclosure Rule
○ keyakinan ttg cita” sesuatu yang baik atau berharga untuk dikejar/dicapai ■ Intuition & Professional ethics
○ aturan mengenai apa yang harus dikerjakan atau tidak dikerjakan ■ Categorical Imperative
○ motif yang mendorong untuk memilih tindakan yang benar atau salah ■ Prinsip utilitarisme dan virtue
○ stakeholder impact analysis: analisis kepentingan, dampak kuantitatif dan non
kuantitatif. ● Ethical dilemmas: masalah yang muncul ketika alasan untuk bertindak dengan cara a. Mengapa Anda melakukan sesuatu (niat) atau apa yang Anda lakukan
tertentu diimbangi oleh alasan untuk tidak bertindak seperti itu. (tindakan) tidak masalah; hanya hasil akhir (konsekuensi) yang
○ Untuk menyelesaikan dilema ini, ahli etika mengandalkan apa yang mereka anggap diperhitungkan. Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif
sebagai prinsip etika utama mendasari tindakan tersebut. yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang
○ Dengan demikian, ketika menghadapi konflik, ahli etika yang mendahulukan hak atau memaksimalkan penggunaan, biasanya didefinisikan sebagai
keadilan atas kerugian jatuh ke dalam satu kubu, dan mereka yang mendahulukan memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan
manfaat atas hak atau keadilan jatuh ke dalam kubu lawan. → Contoh:
● Teori Etika 1. Seorang karyawan yang menerima pengakuan yang seharusnya diberikan
○ Egoism :Egoisme adalah pandangan yang mengutamakan kepentingan dan kepada rekan kerjanya untuk karya atau ide yang mereka bagikan, karena
keuntungan diri sendiri di atas kepentingan orang lain. Dalam konteks nilai tindakan ini akan meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan kolektif di
etika, perilaku egois cenderung tidak memperhatikan atau mengabaikan tempat kerja.
kepentingan dan kesejahteraan orang lain demi keuntungan pribadi.
→ Contoh: 2. Seseorang yang menggunakan kepercayaan orang lain secara adil dan jujur,
1. Seorang karyawan yang egois mungkin memilih untuk mengambil serta memberikan informasi yang akurat dan tidak menyesatkan, karena hal
kredit atas karya atau ide yang sebenarnya berasal dari rekan kerjanya ini akan memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh orang lain
tanpa memberi pengakuan atau kredit kepada mereka. didasarkan pada informasi yang benar dan sesuai dengan kepentingan
umum.
2. Seseorang yang egois mungkin secara sadar menyalahgunakan
kepercayaan orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi, seperti 3. Seorang pemimpin yang mengambil keputusan yang memperhatikan
memanipulasi informasi atau data untuk mencapai tujuan mereka kebutuhan dan kebahagiaan anggota tim atau organisasinya, bahkan jika itu
sendiri, tanpa memperhatikan dampaknya pada orang lain. berarti mengorbankan keuntungan pribadinya, karena tindakan tersebut
akan menghasilkan hasil yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.
3. Seorang pemimpin yang egois mungkin memprioritaskan kepentingan
dan keuntungan pribadinya sendiri di atas kebutuhan dan kesejahteraan 4. Seseorang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam situasi sulit
anggota tim atau organisasinya, bahkan jika itu berdampak negatif pada atau membutuhkan, karena tindakan tersebut akan meningkatkan
orang lain. kebahagiaan dan kesejahteraan individu yang menerima bantuan, serta
mungkin juga memberikan kepuasan bagi individu yang memberikan
4. Seseorang yang egois mungkin menolak untuk membantu orang lain bantuan.
dalam situasi sulit atau membutuhkan bantuan karena mereka lebih
memilih untuk fokus pada diri sendiri dan keuntungan pribadinya. 5. Dalam konteks bisnis, seorang individu yang terlibat dalam praktik-praktik
yang mempromosikan keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan umum,
5. Dalam konteks bisnis, seorang individu yang egois mungkin terlibat bahkan jika itu berarti mengorbankan keuntungan pribadinya, karena
dalam praktik-praktik yang merugikan konsumen atau pesaing demi tindakan tersebut akan menghasilkan hasil yang lebih baik bagi masyarakat
keuntungan pribadi mereka, tanpa memperhatikan dampak negatifnya secara keseluruhan.
pada orang lain atau masyarakat secara keseluruhan.
Perilaku nilai etika utilitarianisme berfokus pada mencapai hasil yang
Perilaku egois seperti ini tidak selalu memperhatikan konsekuensi moral atau menghasilkan kebahagiaan atau kesejahteraan yang maksimal bagi sebanyak
etis dari tindakan mereka dan seringkali merugikan atau merugikan orang lain mungkin orang, dan mempertimbangkan konsekuensi moral dari tindakan tersebut.
demi kepentingan pribadi.
○ kantian ethics : sekumpulan prinsip moral sejagat yang berlaku untuk semua manusia,
○ Utilitarianism : pandangan etika yang menekankan bahwa tindakan yang benar adalah tanpa mengira konteks atau situasi. Ada juga yang mengatakan bahwa teori ethics
tindakan yang menghasilkan hasil atau konsekuensi yang paling banyak kebahagiaan atau kantian adalah menekankan pentingnya menjalankan kewajiban moral tanpa
kebaikan bagi sebanyak mungkin orang. Dalam konteks nilai etika utilitarianisme, mempertimbangkan hasil atau konsekuensi tindakan tersebut. Dalam konteks nilai
perilaku tersebut akan mempertimbangkan dampak atau konsekuensi tindakan pada etika Kantian, perilaku akan dinilai berdasarkan apakah itu sesuai dengan
kebahagiaan atau kesejahteraan keseluruhan., prinsip-prinsip moral universal yang ditetapkan oleh kewajiban moral atau
→ teori berbasis konsekuensi: "kategoris imperatif".
→ Contoh: Apabila sesuatu dilakukan berdasarkan kewajiban, maka ia melepaskan sama
1. Seorang karyawan yang memutuskan untuk memberikan pengakuan yang sekali moralitas dari
seharusnya diberikan kepada rekan kerjanya untuk karya atau ide yang
mereka bagikan, karena mereka menganggap itu adalah kewajiban moral PERBEDAAN VIRTUE ETHICS DAN DEONTOLOGY
untuk menghormati dan mengakui kontribusi orang lain, bukan karena Virtue ethics (etika kebajikan) dan deontology (etika deontologi) adalah dua
alasan utilitarianisme. pendekatan yang berbeda dalam filsafat moral, dan perbedaan utama di antara
keduanya terletak pada fokus dan dasar moralitas mereka:
2. Seseorang yang memutuskan untuk menggunakan kepercayaan orang lain
dengan jujur dan adil, serta memberikan informasi yang benar dan tidak 1. Fokus:
menyesatkan, karena mereka percaya bahwa itu adalah tindakan yang sesuai - Virtue Ethics: Etika kebajikan berfokus pada karakter moral individu dan
dengan prinsip moral yang menghormati martabat dan kebebasan individu. nilai-nilai yang diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menekankan
pembentukan karakter moral yang baik dan peningkatan diri secara moral.
3. Seorang pemimpin yang mengambil keputusan yang didasarkan pada Pertanyaan utama dalam etika kebajikan adalah "Bagaimana kita harus menjadi?"
prinsip-prinsip moral universal, seperti menjaga kebebasan dan martabat atau "Apa yang membuat seseorang menjadi pribadi yang baik?"
manusia, bahkan jika itu berarti mengorbankan keuntungan pribadinya atau - Deontology: Etika deontologi, di sisi lain, lebih fokus pada kewajiban moral dan
keuntungan kelompok, karena tindakan tersebut dianggap sebagai kepatuhan terhadap aturan atau prinsip moral yang universal. Ini menekankan
kewajiban moral. pentingnya menjalankan kewajiban moral tanpa memperhatikan konsekuensi atau
hasil dari tindakan tersebut. Pertanyaan utama dalam etika deontologi adalah
4. Seseorang yang memilih untuk membantu orang lain dalam situasi sulit atau "Apa yang harus kita lakukan?" atau "Apa yang menjadi kewajiban moral kita?"
membutuhkan, karena mereka menganggap itu sebagai tindakan yang
sesuai dengan kewajiban moral mereka untuk membantu orang lain dan 2. Dasar Moralitas:
menghormati martabat manusia, bukan karena hasil atau konsekuensi yang - Virtue Ethics: Etika kebajikan berakar pada karakter individu dan nilai-nilai
mungkin terjadi. kebajikan yang diperjuangkan, seperti keberanian, kejujuran, dan belas kasih. Ini
mengajukan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang dilakukan oleh
5. Dalam konteks bisnis, seorang individu yang memilih untuk menjalankan orang yang memiliki karakter moral yang baik.
praktik-praktik yang adil dan jujur, serta menghormati hak-hak dan - Deontology: Etika deontologi didasarkan pada prinsip moral yang universal,
martabat manusia, karena mereka percaya bahwa itu adalah tindakan yang seperti hukum moral atau kewajiban moral yang tidak dapat dilanggar. Ini
sesuai dengan prinsip-prinsip moral universal Kantian, bukan karena menekankan bahwa tindakan yang benar atau salah ditentukan oleh kepatuhan
menghasilkan keuntungan pribadi. terhadap aturan moral ini, bukan oleh akibat atau konsekuensi dari tindakan
tersebut.
Perilaku nilai etika Kantian menekankan pentingnya tindakan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang objektif dan universal, tanpa Dengan demikian, sementara etika kebajikan menekankan karakter moral individu
memperhitungkan hasil atau konsekuensi yang mungkin terjadi. dan nilai-nilai kebajikan yang diperjuangkan, etika deontologi lebih menekankan
kewajiban moral dan kepatuhan terhadap aturan moral yang universal. Meskipun
○ virtue ethics : Etika keutamaan adalah etika yang mempelajari keutamaan, artinya, keduanya dapat saling tumpang tindih, perbedaan dalam fokus dan dasar
karakter utama yang dimiliki manusia. Menekankan pentingnya karakter moral moralitasnya membuat keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam
individu dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menilai kebaikan moral.
konteks nilai etika kebajikan, perilaku dievaluasi berdasarkan pada apakah itu
sesuai dengan karakter moral yang baik atau ideal, dan apakah itu mencerminkan
sikap dan perilaku yang dianggap sebagai kebajikan. fraud atau kecurangan adalah penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act), yang
dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran
Perilaku nilai etika kebajikan menekankan pentingnya pembentukan karakter keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam
moral yang baik dan memperjuangkan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan maupun dari luar organisasi.
sehari-hari, tanpa terlalu memperhatikan aturan moral yang kaku atau konsekuensi
spesifik dari tindakan tersebut. Menurut Fuad (2015), terdapat tiga hal yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan
kecurangan (fraud) yang dikenal dengan istilah fraud triangle, yaitu tekanan (pressure),
○ deontology: Deontologi berasal dari kata Deon yang berarti tugas atau kewajiban. kesempatan (opportunity) dan pembenaran atas tindakan (rationalization). Fraud diamond
merupakan penyempurnaan dari fraud triangle dengan menambahkan satu elemen yaitu
capability (kemampuan)

Jenis fraud:
- Financial statement fraud
- Asset misappropriation
- corruption

Mengatasi fraud:
1. menerapkan aturan hukum yang tegas
2. memperketat sop
3. melakukan audit dan evaluasi secara berkala
4. memperkuat internal kontrol
5. meningkatkan komunikasi
6. menetapkan pengawasan independen
7. menanamkan budaya integritas
Pelanggaran Prinsip Finance Employees Pelanggaran Prinsip Komite Audit
1. Objektivitas 1. Professional Competence and Due Care
Berdasarkan Kode Etik Akuntan Publik Subseksi 112, finance team melanggar Komite audit juga dinilai melanggar prinsip ini karena mengatakan bahwa
prinsip objektivitas dimana pengakuan commercial income tidak didasarkan pada manajemen mengoperasikan lingkungan kontrol yang tepat yang meminimalkan
guidance accounting standard 18 revenue yang seharusnya diakui ketika economic risiko di bidang ini. Akibatnya, Komite tidak menganggap bahwa ini adalah masalah
benefits diterima oleh Tesco. Dalam hal ini, diduga telah melaporkan pendapatan yang signifikan untuk diungkapkan dalam laporannya. Padahal seharusnya, komite
komersial lebih awal dari periode keuangan yang benar-benar diterima. Oleh karena audit bersama audit internal berperan dalam menelaah kebijakan akuntansi yang
itu, pelanggaran prinsip objektivitas terjadi karena finance team tidak menerapkan diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem
professional judgement tanpa bias dan benturan kepentingan. pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan, serta meninjau/menilai
2. Integritas pengendalian internal perusahaan atas risiko-risiko yang ada.
Berdasarkan Kode Etik Akuntan Publik Subseksi 111, finance team melanggar
prinsip integritas dimana Ia tidak bersikap lugas,jujur, bertindak dengan tepat,
bahkan ketika menghadapi tekanan dalam hubungan profesional. Dalam hal ini,
finance team overstate jumlah commercial income untuk memenuhi target keuangan
divisi/manajemen yang agresif, sehingga hal ini tidak mencerminkan kondisi
keuangan yang sebenarnya.
3. Professional Competence and Due Care

Pelanggaran Prinsip Tim Audit Internal


1. Professional Competence and Due Care
Tim Audit Internal juga dapat dikatakan lack due professional care karena gabisa
Berdasarkan IAS 18 Revenue, pengakuan commercial Revenue ketika “it is probable identify risiko risiko ini dari sebelumnya. Berdasarkan IPPF 1000 Purpose, Authority,
that the economic benefits associated with the transaction will flow to Tesco; and the and Responsibility Audit Internal adalah berperan dalam melakukan pemeriksaan
amount of income can be measured reliably.” Dalam hal ini finance team tidak dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
menerapkan pengetahuan dan keahlian profesionalnya dalam pengakuan operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan
commercial income sehingga mereka melaporkan commercial income earlier than lainnya serta menguji dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan pengendalian
the financial period in which it had actually been received (pulling forward) internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

Pelanggaran Prinsip PWC (Source : Internet, bukan dari Case) Ancaman yang dihadapi TSL Finance Directors (Carl)
1. Professional Competence and Due Care 1. Ancaman kepentingan pribadi
PwC dapat dikatakan melanggar prinsip ini karena memberikan opini audit WTP dan Berdasarkan Kode Etik Akuntan Indonesia Subseksi 120.6 - A3, Carl menghadapi
menyatakan bahwa laporan keuangan Tesco sudah disajikan sesuai dengan IFRS ancaman kepentingan pribadi dimana ancaman berupa kepentingan keuangan
yang diadopsi oleh Uni Eropa dan juga telah disajikan sesuai dengan Companies Act karena terlibat dalam pengaturan kompensasi insentif yang ditawarkan perusahaan
2006 dan regulasi IAS artikel 4. Ini yang menjadi dasar audit opinion dari PwC dimana Ia dan senior di TSL diberi insentif tinggi untuk memenuhi target berupa
terhadap laporan keuangan Tesco. Padahal, dalam audit investigatifnya Deloitte bonus sebesar 100-300% dari gaji tetapnya sehingga Ia melanggar prinsip kode etik
menemukan bahwa sebesar £263juta commercial income dicatat tidak sesuai integritas dan objektivitas.
dengan aturan yang berlaku. Jumlah penghasilan yang diakui lebih awal
bertentangan dengan kebijakan accounting Tesco, dan dilakukan dalam Safeguard
periode-periode sebelumnya.
Source: https://www.termpaperwarehouse.com/essay-on/Tesco-Fraud/367214
(informasi bukan dari case) tambahan aza
Ancaman yang dihadapi PwC sebagai KAP
1. Ancaman kepentingan pribadi
Sebenernya bingung dasarnya yang mana sih krn gabegitu di highlight, tapi di case
disebutin kalo Pwc dibayar 10.2 million poundsterling atas jasa audit sama non
auditnya, sedangkan di grocery stores lainnya (Sainsbury) dibayar 1.2 million
poundsterling

2. Ancaman kedekatan https://www.pwc.com/gx/en/about/assets/gra-mandatory-firm-rotation.pdf


PwC has audited Tesco’s accounts since 1983 → EU rules require companies to https://www.legislation.gov.uk/eur/2014/537/article/17
re-tender their audit contract every 10 years (Article 17(1) and (2) Regulation (EU)
No 537/2014 of the European Parliament and of the Council) Kalo aturan Kode Etik
Akuntan Publik bilangnya gaboleh lebih dr 7 tahun.

Ini buat statement PwC ngasih jasa nonaudit juga ke Tesco


Eksternal
1. Increasing competition dari discount retailers, jadi mereka heavily relied sm
commercial income.

Fraud
Menurut IIA, fraud adalah Fraud as any illegal act characterized by deceit, concealment, or
Coba cek Tesco Board Members, Mark Amour (Audit Committee Tesco), dia dulu pernah violation of trust. > memenuhi definisi fraud overstatement net income pada kasus ini >
punya experience di PwC, ini bisa masuk jadi ancaman kedekatan juga gasi, karna abis masuknya ke fraudulent statement atas financial items (commercial income > net income)
PwC ngasih statement buat area of focus di commercial income, Audit Committee Tesco
ngasih pernyataan kalo itu udah mereka handle with appropriate control untuk meminimalisir Mengapa orang tsb melakukan tersebut? (Pake teori yang melandasi(?) kegiatan tersebut
risk, sehingga ini bukan lagi significant issue buat di-disclose di report. Dan gaada bantahan dilakukan misalnya justifikasi)
lanjutan dari PwC, mungkin karna dia liat anggota audit committee Tesco dulu juga orang Three factors of fraud:
PwC (percaya ajaa jdnya). - Pressure → financial pressure
- Rationalization > dari pov staf akuntansi justifikasinya bisa karena ambiguity pada
policy perusahaan atas commercial income atau target perusahaan yang terlalu
tinggi (ini masuk ke pressure jg ya sbnrny)
- Opportunity > internal control nya weak, gaada pengawasan yang ketat atau evaluasi
Point of View Soni sebagai Whistleblower atas senior di TSL nya > ada statement “senior managers failed to take action” pas
ini kalo ga sala bapaknya bilang kemarin kalo mau jadi whistleblower, cara dan etisnya itu Soni ngelapor jg gasi…jd nunjukkin mereka emg gapeduli kl ada fraud
harus keluar dulu dari perusahaan baru bocorin informasi karena dia bukan lagi bagian dari
perusahaan. > kata bapanya si ada di aturan whistleblower cmn ga ktmu Kalo kita ada di posisi tersebut maka apa yang akan kita lakukan?
https://blowthewhistle.com/need-quit-job-bringing-whistleblower-claim/ Soni tu awalnya lapor ke head division Commercial Food kan trs ke managing director sama
kalo disitu dibilangnya gamesti quit, jd mungkin mksd bapaknya kemarin lebih etis kl dia finance director (gagal) trs baru ke legal… kalo ke BOD mksdnya ke komisaris independen.
keluar dr pekerjaannya jg gitu gasi pas kasih whistleblower claim Jadi, kalo kita di posisi itu bisa langsung lapor ke BOD nya.

Alasan Ancaman tersebut Timbul


Internal
1. Pada FY13, Tesco melaporkan peningkatan penjualan sebesar 1,3% dan
penurunan laba sebesar 14,5%, dari £ 3,8 miliar menjadi £ 3,5 miliar, penurunan
laba pertamanya dalam waktu sekitar 20 tahun. Penurunan ini terutama disebabkan
oleh keputusan perusahaan untuk meninggalkan atau memodifikasi upaya ekspansi
yang mahal di Amerika Serikat dan Jepang.
2. Dec 8 2013, Tesco top player di UK Grocery market dengan 29.9%, tapi pas FY14
UK profit flat dan UK trading profit turun 3.6%. Hal ini terjadi karena adanya
beberapa skandal reputasi mengenai Tesco’s food quality. Jan 2013, ditemukan
horse DNA di daging yang dibeli dari UK Grocery Chains, termasuk Tesco. Pork
chops mereka aslinya dari Netherlands, tapi dibikin labelnya dari UK. Terus, jual
strawberry “full price” buat sebulan dan “half price” buat 3 bulan berikutnya.
Beberapa skandal ini bisa bikin manajemen Tesco desperate buat balikin
kepercayaan publik dan naikin profitnya lagi, jadinya mereka validate kalo overstate
commercial income itu wajar.
3. Declining morale of the employees as there is pressure from management to meet
financial targets
4. Ambiguitas dari Tesco’s Policy terkait recognizing commercial income.
Tesco paid £ 5.5 million to PricewaterhouseCoopers during the 2013/14 audit
and then £ 5.7 million for non-audit work - all in coordination with Tesco
(Tesco).

As the company’s 2014 annual report states, “At least 70% of the bonus is
based on the financial performance. Typically, about 30% of the bonus is used
to limit performance. Once the desired level of performance is achieved; all
bonuses would be based on performance. Therefore, Tesco officers and
directors are encouraged to increase the company’s income, in order to meet
the financial objectives, (Sumber dari luar case)
Kasus EVERGRANDE dan PWC Cina mengetahui atau seharusnya mengetahui adanya manipulasi atau
kecurangan dalam laporan keuangan dan tidak mengambil tindakan yang
Pihak berwenang China sedang memeriksa peran sesuai, hal itu juga merupakan pelanggaran integritas.
PricewaterhouseCoopers(PwC) dalam praktik akuntansi China Evergrande Group
setelah pengembang tersebut dituduh melakukan penipuan senilai US$78 miliar 2. Objektivitas: Jika PwC terlibat dalam penilaian objektif atas laporan keuangan
atau sekitar Rp1.230 triliun. Evergrande namun gagal melaksanakan audit dengan independen dan tidak
Melansir Reuters yang mengutip laporan Bloomberg, Jumat (22/3/2024), seorang memihak, maka hal tersebut akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip
sumber mengatakan belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah akan objektivitas.
memberikan sanksi kepada auditor tersebut, dan menambahkan bahwa pejabat
China berhubungan dengan beberapa mantan akuntan PwC yang menangani audit 3. Kepatuhan terhadap Standar Profesional: Jika PwC tidak mematuhi standar
Evergrande. audit yang berlaku atau gagal untuk mengidentifikasi pelanggaran akuntansi
yang signifikan oleh Evergrande, hal itu akan menjadi pelanggaran terhadap
Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) minggu ini mendenda Evergrande kode etik yang mengatur kepatuhan terhadap standar profesional.
dan Ketua Hui Ka Yan masing-masing sebesar 4,2 miliar yuan (US$581,4 juta) dan
47 juta yuan, karena penipuan akuntansi dan penerbitan obligasi, dan melarang Hui, 4. Kerahasiaan dan Kepercayaan: Jika ada pelanggaran kerahasiaan informasi
serta eksekutif senior lainnya, dari pasar sekuritas. yang dilakukan oleh PwC, misalnya, dengan mengungkapkan informasi
rahasia atau sensitif tentang klien mereka tanpa izin, hal tersebut akan
Hengda Real Estate, unit andalan Evergrande, mengatakan penyelidikan menjadi pelanggaran kode etik terkait kerahasiaan dan kepercayaan.
yang dilakukan CSRC menemukan bahwa mereka telah meningkatkan pendapatan
sebesar 213,99 miliar yuan, atau setengah dari total pendapatan, pada tahun 2019. 5. Komitmen terhadap Profesi: Jika PwC atau akuntan yang terlibat dalam audit
tidak memenuhi kewajiban mereka untuk melaksanakan tugas mereka sesuai
Pada tahun 2020, penjualan meningkat sebesar 350 miliar yuan, atau 78,5 % dengan standar profesi dan mengutamakan kepentingan publik, hal tersebut
dari jumlah keseluruhan. Pengembang menerbitkan obligasi berdasarkan akan menjadi pelanggaran komitmen terhadap profesi akuntan.
pernyataan palsu tersebut. PwC mengundurkan diri sebagai auditor Evergrande
awal tahun lalu di tengah ketidaksepakatan mengenai masalah yang berkaitan Langkah-langkah untuk menanggulangi pelanggaran ini mungkin
dengan audit akun tahun 2021, kata pengembangnya. termasuk penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi pihak yang
bertanggung jawab, penggunaan sanksi disiplin yang sesuai, seperti denda
Evergrande dan PwC telah diselidiki oleh regulator audit Hong Kong sejak atau pencabutan lisensi, serta penguatan proses audit dan kontrol untuk
tahun 2021 atas akun pengembang tahun 2020. Dengan total kewajiban sebesar mencegah terulangnya pelanggaran di masa mendatang.
US$300 miliar, pengembang yang paling banyak berutang di dunia ini gagal
membayar utang luar negerinya pada akhir tahun 2021. Kaitan dengan Teori Etika
Mari kita kaitkan pelanggaran kode etik yang mungkin terjadi dalam kasus
Setelah 18 bulan negosiasi restrukturisasi yang gagal dengan kreditor, Evergrande dan PwC dengan beberapa nilai dasar etika dan teori etika yang
perusahaan tersebut diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi Hong Kong pada bulan relevan:
Januari untuk melikuidasi.
1. Utilitarianisme: Teori utilitarianisme menekankan bahwa tindakan yang
Kode Etik yang Dilanggar benar adalah tindakan yang menghasilkan konsekuensi yang paling
Ada beberapa pelanggaran kode etik akuntan yang mungkin terjadi dalam kasus banyak menguntungkan bagi sebagian besar orang. Dalam konteks ini,
yang melibatkan Evergrande dan PricewaterhouseCoopers (PwC). Berikut adalah pelanggaran kode etik oleh Evergrande dan PwC dapat dikaitkan
beberapa prinsip kode etik yang mungkin dilanggar: dengan keuntungan yang diharapkan dari manipulasi laporan
keuangan. Misalnya, jika manipulasi laporan keuangan dianggap
1. Integritas: Pelanggaran terhadap prinsip integritas terjadi jika terbukti bahwa menguntungkan bagi pemegang saham atau pihak-pihak lain yang
informasi keuangan yang disampaikan oleh Evergrande tidak jujur atau telah terlibat, ini mungkin dianggap sebagai justifikasi utilitarian. Namun, ini
dimanipulasi untuk menyesatkan investor atau pihak lain. Selain itu, jika PwC
tidak mempertimbangkan kerugian yang mungkin dialami oleh pihak Untuk melindungi diri dari ancaman-ancaman ini, PwC dapat menerapkan
lain, seperti investor yang tertipu. safeguard berikut:

2. Egoisme: Teori egoisme menekankan bahwa individu harus bertindak 1. Rotasi Auditor: PwC dapat menerapkan kebijakan rotasi auditor yang
sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri. Dalam konteks ini, membatasi waktu auditor atau tim audit yang bertanggung jawab atas
pelanggaran kode etik bisa terjadi jika individu atau perusahaan suatu klien tertentu. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko terlalu
bertindak untuk memperoleh keuntungan atau keuntungan pribadi dekatnya hubungan antara auditor dan klien serta mengurangi
tanpa memperhatikan dampaknya bagi pihak lain. Misalnya, jika PwC kemungkinan kepentingan pribadi atau konflik kepentingan.
membiarkan manipulasi laporan keuangan terjadi karena kepentingan
finansial atau reputasi mereka sendiri, itu dapat dikaitkan dengan 2. Pelatihan Etika: Memberikan pelatihan dan pendidikan secara teratur
egoisme. kepada auditor tentang pentingnya integritas, independensi, dan
objektivitas dalam praktik audit dapat membantu meningkatkan
3. Integritas: Nilai dasar etika integritas menekankan pentingnya kesadaran mereka terhadap ancaman yang mungkin timbul dari
bertindak dengan jujur, kejujuran, dan integritas moral. Pelanggaran kepentingan pribadi atau kedekatan dengan klien.
kode etik dalam kasus ini dapat dikaitkan dengan kurangnya integritas
moral, di mana perusahaan atau individu terlibat dalam 3. Pengawasan dan Peninjauan: Melakukan pengawasan dan peninjauan
tindakan-tindakan yang tidak jujur atau tidak etis demi keuntungan atau internal yang ketat terhadap pekerjaan auditor dapat membantu
kepentingan pribadi. mengidentifikasi potensi kecenderungan untuk membiarkan
kepentingan pribadi atau kedekatan dengan klien mempengaruhi
4. Kepatuhan: Kepatuhan terhadap standar dan prinsip etika yang independensi dan objektivitas mereka.
berlaku adalah nilai dasar etika yang penting. Pelanggaran kode etik
dalam kasus ini terjadi ketika perusahaan atau individu tidak mematuhi 4. Pelaporan dan Penanganan Konflik Kepentingan: Membangun saluran
standar dan prinsip etika yang diharapkan dari profesi akuntan, seperti komunikasi yang aman dan terbuka untuk melaporkan konflik
independensi, objektivitas, dan integritas. kepentingan atau pelanggaran etika, serta menetapkan prosedur yang
jelas untuk menangani laporan tersebut, dapat membantu mencegah
Ancaman yang dihadapi PWC: atau mengatasi ancaman yang terkait dengan kepentingan pribadi atau
Dalam konteks ini, ancaman yang dimaksud dapat mencakup: kedekatan dengan klien.

1. Kepentingan Pribadi atau Konflik Kepentingan: Ada potensi bahwa


auditor individu atau tim audit PwC yang bertanggung jawab atas
Evergrande memiliki kepentingan pribadi dalam menjaga hubungan
baik dengan klien atau mendapatkan keuntungan pribadi dari
hubungan bisnis dengan mereka. Hal ini bisa mengarah pada
kecenderungan untuk menutup-nutupi kesalahan atau kecurangan
yang mungkin terjadi dalam audit, mengabaikan atau menurunkan
risiko yang seharusnya diidentifikasi.

2. Kedekatan dengan Klien: Jika auditor atau tim audit memiliki hubungan
yang terlalu dekat atau terlalu bersahabat dengan klien, itu bisa
mempengaruhi independensi dan objektivitas mereka dalam
melaksanakan audit. Kedekatan seperti itu dapat menyebabkan auditor
menutup-nutupi kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi demi
mempertahankan hubungan baik dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai