Anda di halaman 1dari 25

WEEK 3

CODE ETHICS FOR ACCOUNTANTS

DISUSUN OLEH:
ABDULLAH HANIF M
RIMA ANGELIA
LATAR BELAKANG
Setiap profesi memiliki sebuah etika atau kode etik yang
harus dipatuhi. Dengan adanya setiap tindakan atau
perbuatan yang akan dilakukan harus dipikirkan terlebih
dahulu agar dalam bertindak semena-mena. Oleh karena itu
perlu adanya pembahasan mengenai etika khususnya
berhubungan dengan profesi akuntansi.
ACCOUNTING AS A PROFESSION:
CHARACTERISTICS OF A PROFESSION
Commission on Standards of Education and Experience mengeluarkan
laporan yang mencantumkan tujuh karakteristik profesi berikut:
1. Kumpulan pengetahuan khusus
2. Proses Pendidikan formal yang diakui untuk memperoleh pengetahuan
khusus
3. Standar kualifikasi professional yang mengatur penerimaan profesi
4. Standar perilaku yang mengatur hubungan praktisi dengan client,
kolega, dan Masyarakat
5. Pengakuan status
6. Penerimaan tanggungjawab sosial yang melekat pada suatu pekerjaan
untuk kepentingan umum
7. Organisasi yang ditunjukkan untuk memajukan kewajiban sosial
kelompok.
Akuntansi merupakan disiplin ilmu rumit yang memerlukan studi formal untuk
menjadi ahli. Untuk menjadi akuntan public bersetrifikat biasanya memerlukan gelar
sarjana akuntansi, serta lulus Certified Public Accountant (CPA) yang ketat. Seperti
profesi lainnya seorang akuntan juga memiliki kelompok professional yang
didedikasikan untuk melayani client mereka. Keanggotaan yang berkelanjutan
memerlukan kepatuhan terhadap standar perilaku kelompok, termasuk persyaratan
untuk bertindak demi kepentingan terbaik client.
HUEBNUR MENGUNTIP EMPAT KARAKTERISTIK PROFESSIONAL:

Professional terlibat dalam suatu Panggilan profesi dalam prakteknya Dalam menerapkan pengetahuan Praktisi harus memiliki semangat
panggilan yang berguna untuk memerlukan pengetahuan seorang tersebut, praktisi harus kesetiaan terhadap rekan-rekan
membangkitkan antusiasme pihak ahli. meninggalkan pandangan komersial praktisi, suka menolong demi tujuan
praktisi. yang egois dan selalu mengingat bersama, dan tidak boleh
keunyungan client. membiarkan tindakan tidak
profesional apa pun
mempermalukan seluruh profesinya
Sebagai seorang professional akuntan memiliki tiga
kewajiban sebagai berikut :
·Kompeten dan mengetahui seni dan ilmu akuntansi
·Mendahulukan kepentingan client diatas kepentingan
pribadi, menghindari godaan untuk mengambil
keuntungan dari client.
·Melayani kepentingan umum.
THE PRACTITIONER SHOULD POSSESS A
SPIRIT OF LOYALTY TO FELLOW
PRACTITIONERS, OF HELPFULNESS TO
THE COMMON CAUSE THEY ALL
PROFESS, AND SHOULD NOT ALLOW
ANY UNPROFESSIONAL ACTS TO BRING
HAME UPON THE ENTIRE PROFESSION.
Huebner ’ s last characteristic
ACCOUNTING CODES OF CONDUCT
Akuntan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan yang paling jujur dan akurat gambar keuangan suatu organisasi.
Sebagai auditor, mereka memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi gambar akuntan lain dan membuktikan
kebenaran dan keakuratannya. Dengan demikian, akuntan mencapai tujuan profesinya - untuk memenuhi kebutuhan
klien atau perusahaan tempat mereka bekerja, atau untuk melayani kepentingan terbaik dari pemegang saham /
stakeholders yang berhak untuk jujur representasi dari status keuangan organisasi.
AICPA PROFESSIONAL CODE OF CONDUCT

Kode Etik AICPA terdiri dari dua bagian

bagian pertama adalah mengabdikan diri pada prinsip. Prinsipnya


adalah norma umum perilaku, dan mereka menyediakan kerangka
kerja untuk aturan yang lebih spesifik.

Interpretasi ini menghasilkan Peraturan Etis, yang mengatur


aktivitas tertentu tetapi juga dapat diterapkan pada perilaku
serupa lainnya.

Kode AICPA memiliki tujuan dan cakupannya. Diadopsi dari paduan dan
aturan kepada semua anggota yang berada dalam praktek public, industry,
dan Pendidikan dalam melaksanakan tugas mereka. Tujuannya kemudian
adalah untuk memandu dan ruang lingkupnya mencakup semua akuntan
public bersetrifikat yang merupakan anggota AICPA. Hal ini membuktikan
bahwasanya kode etik tersebut menjadi dasar prinsip perilaku etis dan
professional untuk akuntan.
CODE PRINCIPLES
Ada enam prinsip sebagai berikut:
·Prinsip I - anggota harus menerapkan penilaian profesional dan moral yang peka dalam semua tanggung jawab mereka
kegiatan
·Prinsip II - Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa akan melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.
·Prinsip III - Untuk menjaga dan kepercayaan publik yang lebih luas, anggota harus melakukan semua tanggung jawab
profesional dengan rasa tertinggi integritas.
·Prinsip IV - Seorang anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan
tanggung jawab profesional.
·Prinsip V - Seorang anggota harus memperhatikan teknis profesinya dan stKitar etika, berupaya terus-menerus untuk
meningkatkan kompetensi dan kualitas layanan, dan melaksanakan tanggung jawab profesional untuk yang terbaik
kemampuan anggota.
·Prinsip VI - Seorang anggota dalam praktik publik harus mematuhi Prinsip Pedoman Perilaku Profesional dalam
menentukan ruang lingkup dan sifat layanan yang akan diberikan.
CRITICISMS OF THE
CODE OF CONDUCT
Prinsip-prinsip kode, diambil secara keseluruhan, menetapkan kerangka
kerja pendekatan etis akuntan untuk profesi akuntansi. Namun, para
kritikus mengatakan, bahwa prinsip-prinsip tersebut memiliki setidaknya
dua kekurangan: (1) terlalu luas dan amorf; dan (2) mereka tidak memiliki
sanksi. Prinsip pertama, misalnya, berbunyi, “Dalam menjalankan
tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota [AICPA] harus
menerapkan penilaian profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktivitas mereka. Pernyataan itu juga luas, kritik berpendapat, karena
tidak ada yang bertindak sebagai CPA dalam semua kegiatan, dan terlalu
amorf karena tidak secara spesifik mendefinisikan profesional yang
"sensitif" terkait penilain.
THE RULES OF THE CODE OF CONDUCT

Section 100 – Independence, Integrity, and Section 400 – Responsibilities to Colleagues


Objectivity

Section 200 – General Standards Section 500 – Other Responsibilities and


Accounting Principles Practices

Section 300 – Responsibilities to Clients


SECTION 1

Rules 101 Rules 102


Independence Intergrity and objectivity
Seorang anggota dalam praktik public harus independent Dalam kinerja setiap layanan professional, anggota harus
dalam kinerja layanan professional seperti yang menjaga objektivitas dan integritas, haruslah bebas dari
dipersyaratkan dengan standar yang diumumkan oleh badan konflik kepentingan, dan tidak akan secara sengaja
yang ditunjuk oleh dewan. Di bawah penafsiran Aturan 101, menyesatkan fakta atau mensubordinasikan penilaiannya
kode menentukan anggota badan apa yang harus dilakukan. kepada orang lain.
SECTION 2O0
GENERAL STANDARTS ACCOUNTING
REPORTS

Rule 203
Rules 202
Rules 201

Accounting principle
Kepatuhan terhadap standar
General Standart
LATAR BELAKANG
Berisi tentang aturan yang bertanggung jawab akuntan kepada client. Section 300 berfokus pada area spesifik
kerahasiaan dan biaya yang tidak terduga.

·Rule 301 – Informasi Rahasia Client


Aturan ini sudah sangat jelas, walaupun bahkan bukan sebagai akuntan kita tidak boleh mengungkapkan informasi
pribadi/ rahasia client ke public

·Rule 302 – Biaya Tak terduga


Peraturan melarang anggota menerima biaya yang bergantung pada audit atau peninjauan laporan keuangan, atau
komplikasi laporan yang akan digunakan oleh pihak ketiga yang tidak mengungkapkan independensi.
SECTION 4
RESPONSIBILITIES TO CLIENT

Rule 400 – Responbilities to Colleagues

Sesama professional harus saling mendorong, membantu, dan


membimbing satu sama lain, dan menggambarkan tanggungjawab
untuk mengatur diri sendiri.

Rule 400 – Responbilities to Clients

Akuntan harus mengevaluasi tanggungjawab mereka kepada


colega mereka contohnya bagaimana menangani situasi dimana
akuntan lain melakukan tindakan illegal atau tidak etis dalam
pekerjaan. Selain itu akuntan juga perlu untuk
mempertanggungjawabkan kepada professional lain dalam
kelompok perencanaan keuangan multidisiplin dimana mereka
berpartisipasi.
SECTION 500
OTHER RESPONBILITIES 7 PRACTICES
• Rule 501 – Act Discreditable
Item 5 Item 1
“Seseorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan ke
20% 20%
profesi.”

• Rule 501 – Act Discreditable


“Seseorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan ke
profesi.”

• Rule 503 – Commisions and Referral fees


Item 4 Item 2
20% 20%
Komisi adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan atau
mereferensikan produk atau jasa pihak ketiga kepad client atau merekomendasikan
atau mereferensikan produk atau jasa klien kepada pihak ketiga

• Rule 505 – Form of Organization


Item 3
20% Mengizinkan praktisi untuk membuat organisasi sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
PRINSIP DASAR ETIKA
Berdasarkan Kode Etik Akuntan Indonesia
PRINSIP DASAR ETIKA

INTEGRITAS OBJEKTIVITAS KOMPETENSI DAN KERAHASIAAN PERILAKU


KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
PROFESIONAL
INTEGRITAS
• lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
• berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
• Akuntan tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau informasi lain
ketika Akuntan percaya bahwa informasi tersebut:
a) Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;
b) Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau
c) Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan, sehingga
akan menyesatkan.
• Akuntan yang melanggar, maka ia harus mengambil langkah-langkah untuk tidak dikaitkan
dengan informasi tersebut.
OBJEKTIVITAS
• Tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
• Tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atau hubungan terlalu
memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitas tersebut.
KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
• Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional:
a) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian professional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa
profesional yang kompeten berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini dan sesuai
dengan perundangundangan yang berlaku; dan
b) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang
berlaku.
• Menggunakan pertimbangan yang baik dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional
ketika melakukan aktivitas profesional.
• Sadar yang berkelanjutan dan pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, serta bisnis yang
relevan.
• Tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan persyaratan penugasan, secara hati-hati, cermat, dan
tepat waktu.
• Harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa mereka yang bekerja
profesional di bawah pengawasannya telah memperoleh pelatihan dan supervisi yang tepat.
• Jika diperlukan, Akuntan harus membuat klien, organisasi tempatnya bekerja, atau pengguna lain atas
jasa atau aktivitas profesional Akuntan, untuk menyadari keterbatasan yang melekat pada jasa atau
aktivitas tersebut.
KERAHASIAAN
• Prinsip kerahasiaan:
a) Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, termasuk dalam
lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis dekat, anggota keluarga inti, atau keluarga
dekat;
b) Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja;
c) Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau organisasi tempatnya
bekerja;
d) Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan bisnis di
luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja tanpa kewenangan yang memadai dan spesifik,
kecuali jika terdapat hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;
e) Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan
bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga;
f) Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun, baik yang diperoleh atau
diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau bisnis maupun setelah hubungan tersebut
berakhir; dan
g) Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa personel yang berada di
bawah pengawasannya, serta individu yang memberi advis dan bantuan profesional, untuk
menghormati kewajiban Akuntan guna menjaga kerahasiaan informasi.
KERAHASIAAN (CONT.)
• Keadaan ketika Akuntan harus mengungkapkan informasi rahasia:
a) Pengungkapan disyaratkan oleh hukum, misalnya:
i. Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti dalam proses hukum; atau
ii. Pengungkapan kepada otoritas publik yang berwenang atas terjadinya indikasi pelanggaran
hukum;
b) Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh klien atauorganisasi tempatnya
bekerja;
c) Terdapat kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan, jika tidak dilarang oleh hukum:
i. Untuk mematuhi penelaahan mutu oleh asosiasi profesi;
ii. Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh asosiasi profesi atau badan regulator;
iii. Untuk melindungi kepentingan profesional Akuntan dalam proseshukum; atau
iv. Untuk mematuhi standar profesional dan standar teknis, termasuk persyaratan etika.
• Kerahasiaan harus dipatuhi bahkan setelah berakhirnya hubungan antara Akuntan dan klien atau
organisasi tempatnya bekerja. Ketika berganti pekerjaan atau memperoleh klien baru, Akuntan berhak
menggunakan pengalaman sebelumnya, tetapi tidak diperkenankan menggunakan atau
mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan
profesional atau bisnis.
PERILAKU PROFESIONAL
• Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau seharusnya diketahui yang dapat
mendiskreditkan profesi. Maksudnya adalah, perilaku yang mengakibatkan pengaruh negatif
terhadap reputasi baik profesi
• Tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa pun yang diketahui merusak atau
mungkin merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan hasilnya tidak
sesuai dengan prinsip dasar etika.
• Harus bersikap jujur dan mengatakan yang sebenarnya, serta tidak:
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan pihak lain.
• Jika Akuntan memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu bentuk iklan atau pemasaran lainnya,
maka Akuntan didorong untuk berkonsultasi dengan asosiasi profesi yang relevan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai