Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kedokteran Syiah Kuala ISSN: 1412-1026

Volume 21, Number 3, Desember 2021 E-ISSN: 25500112


Pages: 317-323 DOI: 10.24815/jks.v21i3.23754

Puasa ramadhan dan pengaruhnya terhadap progresifitas penyakit ginjal kronik

Abdullah Abdullah, Desi Salwani, Andri Baftahul Khairi, Muhsin Muhsin, Maimun Syukri
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Email: abdullah.fk@unsyiah.ac.id

Abstrak. Bulan Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam dimana pada bulan ini seluruh umat Islam diwajibkan untuk
berpuasa selama satu bulan penuh, mulai dari terbit fajar hingga tenggelam matahari. Pengaruh puasa Ramadhan terhadap
fisiologis dan biokimia tubuh telah banyak dipelajari dengan hasil yang berbeda-beda. Banyak penelitian menunjukkan puasa
Ramadhan dapat ditoleransi dengan aman pada orang sehat dan memberikan efek yang menguntungkan dalam hal regulasi
tekanan darah, kadar lipid darah, stres oksidatif, sensitivitas insulin, dan penyakit jantung kronis jika dilakukan dengan benar.
Ada banyak kontroversi mengenai puasa Ramadhan untuk penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) terutama apakah puasa
tersebut memperbaiki indikator fungsi ginjal atau malah sebaliknya. Terdapat juga banyak kekhawatiran tentang dampak
dehidrasi dan efek hipoperfusi ginjal selama puasa Ramadhan terhadap penderita PGK. Tinjauan kepustakaan ini memberikan
bukti-bukti terbaru tentang pengaruh puasa Ramadhan terhadap progresifitas PGK, baik pada penderita predialisis, yang sedang
menjalani dialisis, maupun yang telah menjalani transplantasi ginjal.

Kata kunci: Puasa Ramadhan, Penyakit Ginjal Kronik, Fungsi Ginjal, dialisis, transplantasi ginjal

Abstract. Ramadan is the holy month for Muslims that all Muslims are required to fast for one full month, starting from sunrise
to sunset every day. The effect of Ramadan fasting on the physiology and biochemistry of the body has been widely studied
with varying results. Many studies have shown that Ramadan fasting can be safely tolerated in healthy people and has beneficial
effects in terms of blood pressure regulation, blood lipid levels, oxidative stress, insulin sensitivity, and chronic heart disease if
done properly. There is a lot of controversy about fasting during Ramadan for Chronic Kidney Disease (CKD) patients,
especially whether fasting improves kidney function indicators or vice versa. There is also much concern about the impact of
dehydration and the effects of renal hypoperfusion during Ramadan fasting on CKD patinets. This literature review provides
the latest evidences on the effect of Ramadan fasting on the progression of CKD, both in pre dialysis and on dialysis patients as
well as patients who have undergone a kidney transplant.

Keywords: Ramadhan fasting, chronic kidney disease, kidney function, dialysis, kidney transplant

Pendahuluan Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu


Ginjal merupakan salah satu organ tubuh paling proses patofisiologis dengan berbagai etiologi,
penting yang berfungsi mempertahankan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal
homeostasis tubuh dengan memelihara yang progresif dan irreversibel. The National
lingkungan internal tetap stabil, yang diperlukan Kidney Foundation-Kidney Disease Outcomes
sel dalam melakukan berbagai fungsinya. Ginjal Quality Initiative (NKF-KDOQI) mendefinisikan
mempertahankan homesotasis dengan cara PGK sebagai kerusakan struktural atau
mengatur konsentrasi konstituen plasma dan fungsional ginjal yang disertai maupun tanpa
mengeliminasi zat-zat yang tidak diperlukan dari penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), atau
sisa metabolisme melalui urin. Keseimbangan penurunan LFG di bawah 60 mL/menit/1,73m2
asupan karena (konsumsi atau produksi yang disertai maupun tanpa kerusakan struktural
metabolik) dan pengeluaran (ekskresi atau ginjal yang bertahan selama 3 bulan atau
konsumsi metabolik) cairan dan hampir semua lebih..(3,4)
elektrolit dalam tubuh sebagian besar
dipertahankan oleh ginjal. Adanya penyakit ginjal Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam
yang dapat berlanjut menjadi gagal ginjal, baik kalender Hijriah dan menjadi bulan suci bagi
akut ataupun kronik, akan mengganggu fungsi umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan ini
kedua ginjal, sampai pada titik ketika keduanya seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa
tidak mampu menjalankan fungsi regulatorik dan selama satu bulan penuh, mulai dari terbit fajar
ekskretoriknya untuk mempertahankan hingga tenggelam matahari. Terdapat perbedaan
homeostasis.(1,2) hari dalam perhitungan kalender hijriah dan
masehi yang membuat adanya perbedaan
sebanyak 11 hari setiap tahunnya, sehingga bulan
317
Abdullah et al.- Puasa ramadhan dan pengaruhnya

Ramadhan dapat terjadi pada musim apa saja penderita PGK, International Diabetes
sepanjang tahun. Periode lama berpuasa Federation and Ramadan International Alliance
bervariasi pada setiap negara, antara 12-18 jam menganggap pasien PGK yang menjalani
yang bergantung pada faktor musiman dan hemodialisis berisiko sangat tinggi, dan karena
regional.(5–7) itu dapat dikecualikan dari puasa Ramadhan.
Melalui tulisan ini, kami mencoba merangkum
Pengaruh puasa Ramadhan terhadap fisiologis beberapa literatur dan hasil penelitian tentang
dan biokimia tubuh telah banyak dipelajari pengaruh puasa bulan Ramadhan terhadap
dengan hasil yang berbeda-beda. Beberapa biomarker tubuh dan fungsi ginjal pada penderita
penelitian menunjukkan puasa Ramadhan dapat PGK.(6,8)
ditoleransi dengan aman pada orang sehat dan
memberikan efek yang menguntungkan dalam Penyakit Ginjal Kronik
hal regulasi tekanan darah, kadar lipid darah, stres Berdasarkan guidelines The Nationl Kidney
oksidatif, sensitivitas insulin, dan penyakit Foundation - Kidney Disease Outcomes Quality
jantung kronis jika dilakukan sesuai dengan Initiative (NKF-KDOQI) yang dikeluarkan pada
tuntutan. Dalam keadaan sehat, puasa Ramadhan tahaun 2002 mendefinisikan PGK sebagai berikut
tidak menyebabkan kelainan dalam volume urin, :(3)
osmolalitas, pH, ekskresi zat terlarut urin, ureum, 1. Kelainan struktural ataupun fungsional ginjal
kreatinin, natrium dan kalium serum. Pada yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih,
beberapa penelitian lain menunjukkan puasa dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
Ramadhan juga aman pada pasien diabetes, tidak glomerulus (LFG). Adapun manifestasi
memberikan efek samping yang signifikan pada kerusakan ginjal tersebut berdasarkan
penerima transplantasi ginjal dan pasien dengan kelainan patologi atau tanda kelainan yang
batu saluran kemih.(6,8) lain pada pemeriksaan darah atau urin,
ataupun berdasarkan pemeriksaan radiologis.
Ada banyak kontroversi mengenai puasa 2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 mL/
Ramadhan untuk penderita PGK terutama apakah menit/ 1,73 m2 yang terjadi selama 3 bulan
puasa tersebut memperbaiki indikator fungsi atau lebih dengan atau tanpa kerusakan
ginjal atau malah sebaliknya. Terdapat ginjal.
kekhawatiran tentang dampak dehidrasi dan efek
hipoperfusi ginjal selanjutnya selama puasa Patofisiologi PGK melibatkan dua mekanisme
Ramadhan terhadap penderita PGK. Dehidrasi yaitu mekanisme yang bergantung pada etiologi
dapat menyebabkan masalah yang lebih besar, yang mendasari dan mekanisme progresifitas
terutama pada usia lanjut. Pada populasi ini, yang melibatkan hiperfiltrasi dan hipertrofi
masalah dengan pemberian makan berlebih dan nefron, yang merupakan akibat dari pengurangan
adaptasi diet PGK pada saat sahur. Sementara itu massa ginjal dalam jangka waktu yang panjang,
penelitian lain tidak menemukan variasi klinis apapun dari etiologi yang mendasarinya.
yang berarti pada biomarker medis pada penderita Mekanisme pengurangan jumlah nefron
PGK selama puasa Ramadan.(5,7) dimediasi oleh hormon vasoaktif, sitokin dan
faktor pertumbuhan. Pada akhirnya, adaptasi
Temuan penelitian tentang keamanan puasa hipertrofi dan hiperfiltrasi ini menjadi tidak
Ramadhan pada pasien dengan PGK stadium efektif karena peningkatan tekanan dalam nefron,
ringan-berat atau stadium akhir yang menjalani fungsi podosit normal gangguan inhibisi filtrasi
hemodialisis masih beragam dan kontroversial. yang menyebabkan sklerosis dan putusnya nefron
Di negara Muslim seperti Turki, dibutuhkan yang tersisa. Peningkatan aktivitas intrarenal
penilaian risiko pasien PGK yang ingin berpuasa sistem renin-angiostensin (RAS) juga ikut
di bulan Ramadhan. Komplikasi yang mungkin mempengaruhi hiperfiltrasi adaptatif awal,
terjadi tidak diketahui sesuai dengan stadium hipertrofi maladaptif dan sklerosis. Proses ini
penyakit, cara pengaturan konsumsi obat-obatan menjelaskan mengapa pengurangan massa ginjal
dan apalagi belum ada konsensus yang pasti dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang
tentang penilaian risiko dan rekomendasi dalam progresif dalam jangka waktu yang lama.(4,9)
hal ini.(6,8)
Pada stadium paling dini PGK terjadi kehilangan
Dikarenakan belum adanya bukti yang jelas daya cadang ginjal (renal reserve), meskipun
tentang keamanan puasa Ramadhan pada basal LFG masih dalam batas normal ataupun
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 21 (3): 317-323, Desember 2021

meningkat. Kemudian secara perlahan akan itu, sejumlah faktor risiko independen yang dapat
terjadi penurunan fungsi nefron secara progresif, dimodifikasi oleh farmakoterapi atau perubahan
yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan gaya hidup untuk mengurangi progresifitas PGK.
kreatinin serum. Penurunan LFG sebesar 60% Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi tersebut
belum menunjukkan keluhan (asimtomatik), berhubungan dengan fungsi ginjal dan jantung,
namun sudah terjadi peningkatan kadar urea dan yaitu diabetes, hipertensi, merokok, inflamasi dan
kreatinin serum. Pada LFG 30%, mulai terjadi anemia.(13)
keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual,
nagsu makan berkurang dan penurunan berat Penatalaksanaan PGK meliputi terapi spesifik
badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien terhadap penyakit dasar, pencegahan dan terapi
akan memperlihatkan gejala dan tanda uremia terhadap kondisi komorbid, memperlambat
seperti peningkatan tekanan darah, anemia, perburukan fungsi ginjal, pencegahan dan terapi
gangguan metabolisme fosfat dan kalsium, terhadap penyakit kardiovaskular, pencegahan
pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. dan terapi terhadap komplikasi, dan terapi
Gangguan keseimbangan air seperti hipo atau pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi
hipervolemia dan gangguan keseimbangan ginjal.(4,9)
elektrolit seperti natrium dan kalium juga dapat
terjadi. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi Puasa Ramadhan
gejala dan komplikasi yang lebih serius, yang Puasa Ramadhan, salah satu rukun dalam agama
mmembutuhkan terapi pengganti ginjal seperti Islam, adalah salah satu puasa wajib dan rutin
dialisis atau transplantasi ginjal. Pada stadium ini tahunan yang dilaksanakan setiap bulan
sudah dikatakan sebagai stadium gagal Ramadhan. Selama periode berpuasa, individu
ginjal.(4,9,10) harus menahan diri dari makan, minum, merokok,
hubungan seksual dan segala hal yang dapat
Proteinuria dianggap sebagai penanda kerusakan membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar
glomerulus, yang juga diimplikasikan sebagai sampai matahari terbenam.(5,14) `
faktor penting yang terlibat dalam progresifitas
PGK terutama yang menyebabkan fibrosis Kalender Hijriah yang digunakan dalam Islam
tubulointerstisial. Penanda lain yang digunakan memiliki perbedaan 11 hari lebih pendek
untuk mengamati progresifitas PGK adalah dibandingkan dengan kalender Masehi. Hal ini
kreatinin serum dan laju filtrasi glomerulus. membuat kondisi lingkungan juga berbeda pada
Derajat proteinuria dan komposisi protein dalam setiap tahunnya di negara yang sama, terutama
urin sangat bergantung pada mekanisme cedera pada negara yang memiliki 4 musim. Durasi
ginjal yang mengakibatkan hilangnya lamanya berpuasa juga berbeda pada setiap
protein.(11,12) negara, walaupun rata-rata durasi berpuasa
selama 12-14 jam di negara yang berada di sekitar
Beberapa biomarker lain dapat dipertimbangkan khatulistiwa, hal ini dapat berbeda di negara
dalam mengamati progresifitas PGK, meskipun dengan 4 musim dan daerah yang terletak di
hal ini belum terlalu sering dilakukan. Beberapa wilayah kutub Bumi, yang dapat mencapai 18-22
penanda cedera ginjal seperti kidney injury jam.(15,16)
molecule 1 (KIM-1), neutrophil gelatinase –
associated protein (NGAL), apolipoprotein A-IV Selama bulan Ramadhan, tidak hanya pola makan
(apoA-IV), soluble urokinase receptor (suPAR), yang sangat berubah, namun jenis makanan yang
insulin growth factor 1 (IGF-1) dan beta-N- dikonsumsi pada malam hari juga sangat berbeda
acetyl-D-glucosaminidase (NAG) dapat menjadi dengan kebiasaan diluar bulan Ramadhan.
kandidat yang baik.(11) Makanan yang dikonsumsi biasanya
mengandung lebih banyak lemak, karbohidrat,
Progresifitas penyakit ginal kronik dapat gula, dan protein, dengan konsumsi sayur dan
dipengaruhi oleh faktor resiko yang tidak dapat buah yang biasanya berkurang. Hal ini akan
dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat berdampak pada metabolisme tubuh individu
dimodifikasi. Faktor-faktor resiko yang tidak sehat ataupun yang sakit, begitu juga pada
dapat dimodifikasi terdiri dari usia, etnis, jenis penderita peyakit ginjal kronis.(16)
kelamin dan riwayat penyakit keluarga. Selain
319
Abdullah et al.- Puasa ramadhan dan pengaruhnya

Puasa Ramadhan dan Penyakit Ginjal minggu setelah puasa. Pada sembilan pasien, juga
Kronik terjadi akumulasi cairan progresif, penambahan
Kekhawatiran tentang keamanan menjalani puasa berat badan, edema ekstremitas inferior, dan
ramadhan pada siang hari selama sebulan tidak kontrol tekanan darah yang buruk, yang sering
makan dan minum bagi penderita PGK telah membutuhkan penyesuaian kembali manajemen
meningkat. Beberapa faktor telah difikirkan yang diberikan. Temuan ini menunjukkan bahwa,
berdampak negatif terhadap kesehatan dan pada pasien dengan gangguan ginjal sedang
kesejahteraan kelompok pasien rentan ini. Faktor- hingga berat, Puasa Ramadhan dapat dikaitkan
faktor yang dimaksud mencakup penurunan dengan kerusakan lebih lanjut pada fungsi ginjal
pengobatan atau kepatuhan regimen obat, yang dapat menjadi ireversibel dan menyebabkan
pembatasan cairan selama siang hari, dan manifestasi kesehatan serius yang merugikan.
kemungkinan keadaan hipohidrasi kronis.(16) Sebaliknya, puasa Ramadhan tidak berdampak
buruk pada fungsi ginjal sampel sehat sebagai
Puasa Ramadhan dan Penderita PGK kontrol.(15)
Predialisis
Penelitian klinis yang mengevaluasi keamanan Pada penelitian yang dilakukan oleh Dogan dkk
puasa Ramadhan puasa pasien PGK predialisis pada tahun 2019 di Turki terhadap penderita PGK
masih terbatas. Dalam satu studi prospektif, stadium 3 dan 4, 24 sampel berpuasa dan 55
pengaruh puasa Ramadhan terhadap indeks orang yang tidak berpuasa, menunjukkan hasil
fungsional ginjal dievaluasi pada 12 pasien PGK tidak ada perbedaan kadar kreatinin yang
predialisis dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) signifikan secara statistik pada minggu pertama
di bawah 60 ml/menit dan enam orang sampel setelah Ramadhan pada kedua kelompok tersebut
sehat sebagai kontrol. Laju filtrasi glomerulus dibandingkan dengan kadar sebelum Ramadhan.
(LFG) diukur dengan renografi Technetium-99m Kriteria perburukan fungsi ginjal (penurunan
dietylenetriaminepentaacetic acid (DTPA) dan GFR 25% dan peningkatan 30% kadar kreatinin
fungsi tubular dengan ekskresi beta-N-acetyl-D- serum) dibandingkan antar dua kelompok,
glucosaminidase (NAG) urin sebagai penanda menunjukkan tidak ada perbedaan yang
kerusakan tubular. Dibandingkan periode signifikan secara statistik pada kedua kelompok
sebelum Ramadhan, selama puasa Ramadhan, tersebut. Secara univariat dan analisis regresi
pada pasien CKD predialisis, terjadi peningkatan logistik multivariat, adanya diabetes mellitus dan
yang signifikan kadar kalium serum, peningkatan proteinuria menjadi penentu risiko independen
signifikan persentase NAG, tetapi tidak terjadi dari disfungsi ginjal.(6)
perubahan signifikan pada kreatinin serum.
Perubahan tubulus ginjal lebih signifikan pada Pada penelitian yang dilakukan oleh Bakhit, dkk
pasien PGK dengan diabetes. Temuan ini pada tahun 2017 di Saudi Arabia, terhadap 65
menunjukkan bahwa, pada pasien dengan pasien dengan PGK stadium 3 atau lebih tinggi
gangguan ginjal, puasa Ramadhan mungkin menunjukkan hasil adanya perburukan fungsi
memiliki efek samping pada fungsi ginjal, ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar
khususnya pada pasien dengan diabetes melitus rata-rata kreatinin, 206 µmol/l sebelum bulan
yang tidak terkontrol dengan baik. Kenaikan Ramadhan, 214 µmol/l selama bulan Ramadhan
kadar kalium serum telah dikaitkan dengan dan 209 µmol/l pada waktu 3 bulan setelah
makanan Ramadhan yang tradisional, yang Ramadhan. Total sebanyak 22 pasien atau 33,8%
mengandung banyak kalium, terdiri dari kurma yang mengalami perburukan fungsi ginjal,
dalam jumlah besar, jus aprikot, dan kopi.(17) dengan pembagian, 15 pasien mengalami
perburukan saat bulan Ramadhan dan 7 pasien
Pada penelitian lain, sebuah studi observasional setelah 3 bulan Ramadhan. Pada penelitian ini
prospektif mengevaluasi efek puasa Ramadhan juga didapatkan hasil berpuasa Ramadhan tidak
pada 36 pasien dengan insufisiensi ginjal sedang mempengaruhi kadar kalium, natrium, klorida,
sampai berat selama dan 2 minggu setelah puasa fosfat, kolesterol dan asam urat. Sementara itu
Ramadhan. Ada perubahan yang signifikan pada tekanan darah rata-rata pada sampel mengalami
profil biokimia dan fungsi ginjal yang bertahan penurunan setelah puasa Ramadhan.(18)
selama 2 minggu setelah akhir Ramadhan. Laju
filtrasi glomerulus (LFG) turun dari tingkat Pada tahun 2010, Bernieh, dkk melakukan
prefasting 17,2 ± 3,5 menjadi 13,2 ± 2,2 dan 13,7 penelitian pada 45 penderita PGK stadium 2-5
± 3,2 mL/menit hingga akhir Ramadhan dan 2 untuk melihat efek puasa Ramadhan terhadap
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 21 (3): 317-323, Desember 2021

klinis dan biokimia tubuh penderita PGK. IDWG dan tekanan darah dibandingkan sebelum
Penelitian ini menunjukkan adanya pengurangan dan akhir Ramadhan. Pada parameter biokimia
berat badan dan penurunan tekanan darah sistolik tubuh, terjadi peningkatan kadar albumin,
dan diastolik. Penurunan berat badan rata-rata kalsium serum, penurunan kadar fosfat serum,
terjadi paling banyak saat pertengahan dan akhir hemoglobin dan kolesterol HDL pada
ramadhan, hal ini dikaitkan dengan pengurangan subkelompok non diabetes.(22)
intake energi dan pengurangan massa serta lemak
tubuh. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang Khazneh, dkk pada tahun 2018 melakukan
sedikit berbeda dengan penelitian lain, penelitian terhadap 296 pasien PGK yang
didapatkan peningkatan signifikan pada nilai menjalai dialisis, dengan membandingkan
LFG, yang diperkirakan disebabkan oleh kelompok yang menjalani puasa secara penuh,
beberapa mekanisme : Pertama, penurunan kelompok yang berpuasa tidak penuh dan tidak
tekanan darah selama bulan puasa dengan efek menjalani puasa selama bulan Ramadhan.
positif pada fungsi ginjal pasien PGK. Kedua, Peningkatan IDWG lebih tinggi pada kelompok
penurunan berat badan yang menjalani puasa penuh dibandingkan dua
mengindikasikan berkurangnya overhidrasi kelompok lainnya. Kadar kreatinin serum lebih
relatif, yang akan memperbaiki fungsi jantung tinggi pada kelompok yang berpuasa penuh dan
dan perfusi ginjal yang lebih baik. Ketiga, berpuasa parsial, walaupun tidak terlalu tinggi.
pengurangan intake asupan protein dan kreatinin Kadar kalium serum sedikit lebih tinggi pada
eksogen. Akhirnya, perubahan pada kreatinin kelompok yang berpuasa. Sementara itu tidak
serum dan berat badan menyebabkan peningkatan perbedaan signifikan kadar albumin, kalsium,
LFG.(19) fosfat, natrium, hemoglobin serta hitung eritrosit
pada tiga kelompok tersebut. Secara keseluruhan
Puasa Ramadhan dan Penderita PGK dengan peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat
Hemodialisis perubahan yang signifikan parameter klinis dan
Pasien PGK yang menjalani hemodialisis, biokimia penderita PGK yang menjalani dialisis
disarankan untuk tidak berpuasa selama bulan selama bulan Ramadhan.(8)
Ramadhan karena tingginya resiko dehidrasi saat
berpuasa yang terlalu lama dan sebaliknya Puasa Ramadhan dan Penderita dengan
beresiko terjadi kelebihan volume karena Transplantasi Ginjal
kelebihan asupan cairan saat berbuka puasa. Kekhawatiran tentang keamanan puasa
Sekresi insulin menurun dapat menyebabkan Ramadhan pada penerima transplantasi ginjal
kecenderungan hiperkalemia pada pasien juga meningkat. Pasien ini dianggap berisiko
hemodialisis. Namun puasa Ramadhan bisa tinggi mengalami reaksi yang merugikan.
berdampak positif dalam hal keseimbangan Dehidrasi, akumulasi metabolit, dan penurunan
elektrolit dan perubahan tekanan darah.(6,20) kepatuhan dalam konsumsi obat imunosupresan
dapat menyebabkan efek negatif pada fungsi
Satu studi tunggal terhadap 40 pasien yang ginjal dan mengganggu sistem imunitas.(16)
menerima terapi hemodialisis lebih dari 6 bulan
yang meneliti efek puasa selama Ramadhan. Beberapa studi mengevaluasi pengaruh
Pasien berpuasa pada hari non-dialisis. kekurangan makanan dan minuman pada siang
Peningkatan berat badan interdialitik dan hari selama sebulan terhadap fungsi ginjal
peningkatan kalium serum yang signifikan penerima transplantasi ginjal dengan fungsi
tingkat terjadi, tetapi tanpa perubahan tekanan alograft ginjal dalam keadaan normal atau
darah. Namun, tidak ada rawat inap yang adanya gangguan yang stabil. Penelitian oleh
dilakukan karena adanya edema paru atau karena Einollahi, dkk tahun 2005, sebanyak 19 pasien
efek samping hiperkalemia.(21) transplantasi ginjal dengan fungsi ginjal yang
stabil menunjukkan kapasitas konsentrasi urin
Pada penelitian yang dilakukan oleh Adnan, dkk yang sangat baik setelah puasa seharian.
pada tahun 2011 di Malaysia terhadap penderita Demikian pula dalam penelitian besar yang
PGK yang menjalani dialisis dan berpuasa dilakukan oleh Said, ddk pada tahun 2005, yang
Ramadhan, menunjukkan hasil tidak ada menyertakan 145 penerima transplantasi ginjal,
perubahan yang signifikan pada berat badan, 71 di antaranya berpuasa selama sebulan penuh,
321
Abdullah et al.- Puasa ramadhan dan pengaruhnya

fungsi allograft ginjal tetap tidak berubah baik with chronic kidney disease. Turkish J
pada subjek puasa maupun yang tidak Biochem [Internet]. 2019 Apr 24;44(2):189–
berpuasa.(23,24) 96.
7. Hassan S, Hassan F, Abbas N, Hassan K,
Ghalib, dkk (2008) melakukan sebuah studi di Khatib N, Edgim R, et al. Does Ramadan
Arab Saudi yang melibatkan pasien transplantasi Fasting Affect Hydration Status and Kidney
ginjal, 17 pasien dengan normal fungsi alograft Function in CKD Patients? Ann Nutr Metab
ginjal dan enam pasien dengan fungsi alograft [Internet]. 2018;72(3):241–7.
ginjal yang terganggu tapi stabil, masing-masing 8. Khazneh E, Qaddumi J, Hamdan Z, Qudaimat
diperiksa 1 minggu sebelumnya puasa, mingguan F, Sbitany A, Jebrin K, et al. The effects of
selama puasa Ramadhan, dan 1 minggu setelah Ramadan fasting on clinical and biochemical
Ramadhan. Profil biokimia dan indek serum dan markers among hemodialysis patients: A
urin ginjal tidak menunjukkan perubahan yang prospective cohort study. PLoS One.
signifikan.(25) 2019;14(6):1–11.
9. Bargman JM, Skorecki KL. Chronic Kidney
Puasa Ramadhan juga dievaluasi pada kelompok Disease. In: Kasper M, Fauci AS, Hauser SL,
yang terdiri dari 68 penerima transplantasi ginjal Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J, editors.
(35 di antaranya berpuasa dan 33 kontrol tidak Harrison’s Principles of Internal Medicine.
berpuasa) selama 3 tahun. Para penulis dari 20th ed. New York, NY: McGraw-Hill
berbagai penelitian ini menunjukkan bahwa Education; 2018. p. 2111–21.
puasa Ramadhan tampaknya aman dan tidak 10. Mitra PK, Tasker PRW, Ell MS. Chronic
terkait dengan efek yang merugikan pada kidney disease. Vol. 97, Praxis. 2008. 947–
penerima transplantasi ginjal dengan fungsi 948 p.
alograft ginjal stabil atau yang dengan gangguan 11. Zhong J, Yang XH, Fogo AB. Mechanism
tapi stabil. Namun, karena kemungkinan efek and Treatment of Renal Fibrosis A
negatif hipohidrasi kronis pada fungsi ginjal pada perspective on chronic kidney disease
hewan dengan gangguan fungsi ginjal, mungkin progression. 2021;37232.
disarankan penerima transplantasi ginjal dengan 12. Balasubramanian S. Progression of chronic
gangguan fungsi allograft untuk menghindari kidney disease : Mechanisms and
puasa di bulan Ramadhan.(26) interventions in retardation. Apollo Med.
2013;10(1):19–28.
Daftar pustaka 13. Düsing R. Risk Factors in the Progression of
Chronic Kidney Disease. 2006;
1. Hall JE, Guyton AC. The Urinary System: 14. N.L. B. Ramadan fasting and chronic kidney
Functional Anatomy and Urine Formation by disease: A systematic review. J Res Med Sci.
the Kidneys. In: Gauyton and Hall Text Book 2014;19(7):665–76.
of Medical Physiology. Thirteen. Mississippi: 15. Ahmad S, Chowdhury TA. Fasting during
Elsivier; 2016. p. 323–34. Ramadan in people with chronic kidney
2. Sherwood L. Fisiologi ginjal. In: Fisiologi disease: a review of the literature. Ther Adv
Manusia dari Sel ke Sel. Edisi 8. Jakarta: EGC; Endocrinol Metab [Internet]. 2019 Jan
2013. 14;10:204201881988901.
3. Foundation NK. K/DOQI Clinical Practice 16. Berbari AE, Daouk NA, Mallat SG, Jurjus
Guidelines for Chronic Kidney Disease: AR. Ramadan Fasting in Health and Disease.
Evaluation, Classification and Stratification. In: Special Issues in Hypertension. Milan:
Am J Kidney Dis. 2002;39(1):1–266. Springer Verlag Italia; 2012. p. 331–46.
4. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Buku 17. El-Wakil HS, Desoky I, Notfy N, Adam AG.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. VI. Fasting the month of Ramadan by Muslims:
Jakarta: Interna Publishing; 2015. p. 2159–65. Could it be injurious to their kidneys? Saudi
5. Emami-Naini A, Roomizadeh P, Baradaran A, J Kidney Dis Transpl. 2007;18(3):349–54.
Abedini A, Abtahi M. Ramadan fasting and 18. Bakhit A, Kurdi A, Wadera J, Alsuwaida A.
patients with renal diseases: A mini review of Effects of Ramadan fasting on moderate to
the literature. J Res Med Sci. 2013;18(8):711– severe chronic kidney disease. A prospective
6. observational study. Saudi Med J [Internet].
6. Dogan I, Eser B, Kayadibi H. The effect of 2017 Jan 1;38(1):48–52. \
Ramadan fasting on renal functions in patients 19. Bernieh B, Al Hakim M, Boobes Y, Abu
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 21 (3): 317-323, Desember 2021

Zidan F. Fasting Ramadan in chronic kidney


disease patients: Clinical and biochemical
effects. Saudi J Kidney Dis Transplant
[Internet]. 2010 Sep 1;21(5):898–902. \
20. Wakeel JS. Kidney function and metabolic
profile of chronic kidney disease and
hemodialysis patients during Ramadan
fasting. Iran J Kidney Dis. 2014;8(1):321–8.
21. Rafiu MO, Ahmed SD, Aigbiremolen AO,
Alili IB, Akhideno PE, Erameh CO, et al.
Intradialytic complications : a poor
prognostic factor among patients with lassa
fever with acute kidney injury undergoing
hemodialysis. J Egypt Soc Nephrol
Transplant. 2019;19(4):118–23.
22. Wan Md Adnan WAH, Zaharan NL, Wong
MH, Lim SK. The effects of intermittent
fasting during the month of Ramadan in
chronic haemodialysis patients in a tropical
climate country. PLoS One. 2014;9(12):1–
12.
23. Einollahi B, Lessan-Pezeshki M, Simforoosh
N, Nafar M, Pour-Reza-Gholi F, Firouzan A,
et al. Impact of ramadan fasting on renal
allograft function. Transplant Proc.
2005;37(7):3004–5.
24. Said T, Nampoory MRN, Haleem MA, Nair
MP, Johny K V., Samhan M, et al. Ramadan
fast in kidney transplant recipients: A
prospective comparative study. Transplant
Proc. 2003;35(7):2614–6.
25. Ghalib M, Qureshi J, Tamim H, Ghamdi G,
Flaiw A, Hejaili F, et al. Does repeated
Ramadan fasting adversely affect kidney
function in renal transplant patients?
Transplantation. 2008;85(1):141–4.
26. Einollahi B, Lessan-Pezeshki M,
Pourfarziani V, Aghdam B, Rouzbeh J,
Ghadiani MH, et al. Ramadan fasting in
kidney transplant recipients with normal
renal function and with mild-to-moderate
renal dysfunction. Int Urol Nephrol.
2009;41(2):417–22.

323

Anda mungkin juga menyukai