2023
Sumber:
• Sylvia Escott-Stump. 2012. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 7th Edition.
• Suryani et al. 2018. Bahan Ajar Gizi: Dietetik Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
• Raymond JL, Morrow K. 2021. Krause and Mahan’s Food & The Nutrition Care Process. 15 th Edition.
SUB-CPMK
❑ Faktor risiko PGK menurut NKF K/DOQI (2000), terbagi dalam 4 tipe,
yaitu pertama faktor susceptibility, kedua faktor inisiasi, ketiga faktor
progresi dan keempat faktor End Stage Renal Disease (ESRD).
FAKTOR RISIKO
Faktor susceptibility terjadi pada kelompok rentan seperti lansia, riwayat keluarga
dengan PGK, penurunan massa ginjal, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), ras dan sosio
ekonomi rendah.
Faktor inisiasi yaitu faktor yang mempercepat kerusakan ginjal seperti pada
diabetes, hipertensi, autoimun, infeksi sistemik, infeksi saluran kencing, batu ginjal,
toksisitas obat dan penyakit genetik.
Faktor progresi adalah faktor yang mempercepat kerusakan fungsi ginjal setelah
inisiasi : peningkatan proteinuria, peningkatan level hipertensi, glukosa yang tidak
terkontrol pada diabetes, dislipidemia dan merokok.
Faktor keempat ESRD yaitu peningkatan morbiditas dan mortalitas seperti dosis
dialysis rendah, anemia, penurunan albumin serum, dan peningkatan fosfor serum.
ETIOLOGI
Antropometri : Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh
(IMT), Lingkar Lengan Atas (LLA), Tebal Lipatan Kulit (TLK).
Biokimia : Albumin serum, Kolesterol total, Kreatinin serum, Transferin
serum, Prealbumin serum, Bikarbonat serum, status inflamasi : seperti
CReactive Protein (CRP).
Klinik fisik : Interdyalitic Weight Gain (IDWG), Bioelektrical Impedance
Analysis (BIA), Subjective Global Assesment (SGA).
Riwayat makan : Food recall and food record.
Malnutrition Inflammation Score (MIS).
ASESMEN GIZI
ASESMEN GIZI
Tujuan Penilaian Status Gizi adalah menentukan status gizi, menentukan
Derajat malnutrisi, memperkirakan risiko komplikasi, merekomendasikan
dan memonitor kecukupan nutrisi.
Indikator Malnutrisi:
SGA (B) : Gizi kurang dan SGA (C) : gizi buruk
Albumin serum < 3 – 8 g/dl
Kreatinin serum < 10 mg/dl
IMT < 20 kg/m²
Kolesterol < 147 mg/dl
Prealbumin serum < 30mg/dl
DIAGNOSIS GIZI
Asupan energi inadekuat (NI-1.2)
Asupan oral inadekuat (NI-2.1)
Asupan cairan berlebihan (NI-3.2)
Penurunan kebutuhan zat gizi (NI-5.4)
Asupan protein berlebihan (NI-5.7.2)
Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal (spesifik) (NI-5.7.3)
Pemanfaatan zat gizi terganggu (NC-2.1)
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik) (NC-2.2)
Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi (NB-1.6)
Pilihan makanan yang tidak diinginkan (NB-1.7).
INTERVENSI GIZI
Tujuan Khusus:
Transplantasi ginjal:
1) Jangka pendek ( < 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan untuk
membantu penyembuhan luka meningkatkan anabolisme, mencegah infeksi,
mengantisipasi dan mengatasi efek metabolisme obat imunosupresan.
2) Jangka panjang (> 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan untuk mencapai
atau mempertahankan berat badan ideal, mempertahankan kadar gula,
mempertahankan kadar kolesterol
Keterangan:
Tidak ada = tidak ditemukan adanya
rekomendasi untuk nutrient tersebut.
† Setelah 6 minggu pasca transplantasi
ginjal diberikan sesuai dengan
kebutuhan orang normal.
Asupan cairan pada pasien PGK
disesuaikan dengan produksi urin dan
status hidrasi
MONITORING DAN EVALUASI GIZI
Monitoring Status Gizi dengan Teknik:
1. Anamnesis diet
2. Berat badan
3. Subjective Global Assessment (SGA)
4. Penanda biokimia : albumin serum, kolesterol serum, kreatinin serum, saturasi transferin.
Anamnesis diet dan konseling:
1. Anamnesis diet pada pasien PGK-HD yang stabil sebaiknya dilakukan setiap 3 – 6 bulan oleh
dietisien (ahli gizi) atau setiap 3 bulan jika usia > 50 tahun atau telah menjalani HD > 5
tahun.
2. Pasien yang mengalami malnutrisi sejak awal HD sebaiknya dilakukan food recall setiap bulan.
Berat Badan:
1. Dilakukan penghitungan rerata berat badan pasca dialysis selama satu bulan dan di nilai
persentase perubahannya setiap bulan.
2. Penghitungan IDWG didasarkan atas berat badan kering.