Anda di halaman 1dari 51

DISTALISASI MOLAR

Pendahuluan

• Mendapatkan ruang : ekstraksi,


ekspansi, slicing proksimal

• Distalisasi molar : memperpanjang


lengkung gigi dengan pergerakan
posterior dari segmen bukal gigi
Pendahuluan

• Sisi interseptif :
• Pergerakan distal molar maksila
 Memberi ruangan erupsi spontan C
:
ektopik
 Mengembalikan ruangan hilang
 Memperbaiki hub molar klas II
karena migrasi mesial molar pada
 Mengurangi overjet ringan –
kasus crowding gigi P
sedang
 Menegakkan M1 permanen maksila
 Memperbaiki deviasi midline
karena impaksi terhadap gigi M2
desidui maksila
Indikasi distalisasi molar :

• Relasi molar klas II karena protrusi maksila


• Penjangkaran yang hilang saat perawatan
• Relasi molar klas II karena kuspid yang impaksi / ortodonti
terlalu tinggi ke labial
• Pasien dalam masa tumbuh kembang untuk
• Subdivisi klas II memerlukan distalisasi unilateral memperbaiki crowding ringan (2 mm)

• Relasi klas II molar karena erupsi ektopik dari ½ • Pada masa akhir gigi bercampur menggunakan
bikuspid Leeway Space dari nance untuk memperbaiki
crowding
• Kasus diskrepansi midline
• Inklinasi aksial pada angulasi molar atas yang ke
• Mengembalikan ruangan yang hilang karena mesial
pergeseran mesial dari molar pertama karena
premature loss gigi desidui • M3 tidak ada

• Kasus dengan sudut dataran mandibula tinggi


karena efek wedging
Kontraindikasi distalisasi molar :

• Pada akhir atau relasi molar klas II


full karena retrognasi mandibula

• Profil retrognasi

• Openbite skeletal

• Tinggi wajah anterior bawah


berlebih

• Maksila konstriksi

• Adanya crossbite transversal


Pertimbangan distalisasi molar :

• Pola pertumbuhan : kasus


kecenderungan pertumbuhan
wajah vertikal : kontraindikasi • M2 yang tidak erupsi jarang
pada pergerakan distal dari memberikan resistensi pada
segmen bukal atas karena ia pergerakan distal gigi M1 maksila
adalah wedge antara mx & md
• Worms et al : erupsi m2 yang
berkontak dengan M1
• Derajat overbite : keuntungan memberikan resistensi
kasus overbite = kerugian pergerakan distal
kasus klas III & open bite
Pertimbangan distalisasi molar :

• Usia pasien • Adanya sistem gaya


Dewel (1967) dan Haas (1970) : Gaya yang diapikasikan untuk
distalisasi molar lebih cepat pada distalisasi M1 dapat ditambah
pasien masa gigi bercampur dengan elastik
Kriteria Diagnosa (seleksi kasus)

• Gangguan meniskus pada pasien


sering tidak terdiagnosa pada kasus
penggunaan gaya EO (end on click)
• Memastikan posisi M1 selama relasi
• Gaya ini mendorong molar maksila,
sentrik dengan sefalometri
kontak gigi posterior ke belakang (klik
sebenarnya), mandibula anggap itulah
posisi normal (padahal meniskus
terlalu kedepan)
Kriteria Diagnosa (seleksi kasus)

• Ricketts : posisi M maksila normal


dilihat dari bagian distal M1 ke PTV
• Memeriksa hub sagital dari dataran
pterygoid vertikal (PTV)/ hub molar
• Pada skeletal normal & klas I : aksis
maksila & prognosa konveksitasnya (8
wajah pada puncak mesial M1, jika
mm pada usia 8 tahun & bisa berbeda
jarak ptv-m1 lebih pendek maka
saat dewasa)
distalisasi jadi rendah dan dianjurkan
ekstraksi
Waktu Perawatan

• Waktu yang ideal : pada masa gigi bercampur akhir


dimana tuberositas maksila lanjut bertumbuh

• usia 14 – 15 tahun pada wanita

• 16 -17 tahun pada laki-laki


Rencana perawatan

• Tujuan dari fase 1 (fase


• Tujuan perawatan fase 2 (fase
penambahan ruang) : distalisasi
konsolidasi) : tetap
dari molar untuk dapat oklusi
berpedoman pada 6 oklusi
pada klas I (overkoreksi) &
normal Andrew untuk
mendapatkan ruangan dari
mendapatkan overjet dan over
pelebaran dan pertumbuhan
bite ideal & maloklusi yang
dentoalveolar & untuk
terperbaiki
memperbaiki inklinasi dan rotasi.
Jenis appliance

Acrylic –cervical – occipital (ACCO)


& headgear
• kombinasi antara modifikasi alat
Hawley dengan headgear straight
pull.
• komponen yang dimiliki ACCO :
 Bagian retainer : plat akrilik, bite
plane anterior, labialbow, finger
spring dan clasp
 Bagian headgear : headgear
servikal – osipital Kekurangan : tipping molar, loss of
anchorage saat overjet bertambah
Jenis appliance

Lengkung dimensi bimetrik 3-D (3D-


BMDA)
Dikenalkan untuk koreksi maloklusi
klas II oleh Wilson (1978). Dengan
sistem ini, molar maksila
didistalisasi menggunakan open coil
spring dan elastik klas II

Kekurangan : tipping 1.8 – 7.4


derajat
Jenis appliance

Pendulum
• komponen palatal Nance
dicekatkan pada permukaan
oklusal dari gigi premolar.
• Mekanisme : spring helikal
bilateral yang dibuat dari TMA
berdiameter 0.032” untuk
memberikan gaya kontinu
terhadap M1 maksila.
• gaya 200 -250 g dengan
pergerakan busur berayun Kekurangan : tipping molar,
• Distalisasi molar 5 mm dalam 3 -4 kesulitan molar berada pada posisi
bulan.
karena pergerakan distal, proklinasi
insisivus maksila
Jenis appliance

Jones jig
• Button palatal (0.5”) :
penjangkaran untuk P2maksila +
kawat 0.036”.
• setelah sementasi dari modifikasi
Nance, lengan dari Jones jig
dipasangkan ke tube headgear
dan lengan lainnya ke slot dari
molar band pertama. Alat ini
diaktifkan dengan loop aktivasi
dengan kawat 0.010” dari
penjangkaran braket. Kekurangan : pergerakan labial gigi
• Coil dapat direaktivasi :4-5
anterior, ketidaknyamanan pasien
minggu
karena ukuran
Jenis appliance

Distal jet
• 2 piston & 1 tube yang tertanam
pada button Nance di palatum
• Didukung salah satu dari kedua P
• Open coil spring dan collar
diaktivasi setiap tube
• Kompresi coil spring : gaya ke
distal
• Collar diretraksi dan screw mesial
pada setiap collar terkunci pada
tube untuk menjaga force Lebih estetis, simpel, tipping
ditolerir
Jenis appliance

Keles Slider
• Sliding jig ini terdiri dari batang
distalisasi, tip ball 0.040” SS,
sebuah kunci dan coil spring NiTi
panjang 10 mm dan tube dengan
perpanjangan kawat yang
dicekatkan pada band molar
pertama.

Pergerakan bodili
Jenis appliance

Implan

• Penjangkaran max dengan min


Resiko : screw fraktur dan infeksi
efek tipping, loss of anchorage sekitar screw
dan rotasi
• Dapat digabungkan dengan
beberapa metode
Jenis appliance

KIDS (karad’s integrated distalizing


system)
• Komponen aktif : spring triple
helikal dibuat dari TMA 0.017 x A. Pegas distalisasi tripel helikal terbuat dari TMA 0.017
0.025 inch. x 0.025, 1. kaki mesial; 2. loop helikal mesial; 3. Loop
helikal oklusal; 4. Loop distal helikal; 5. Kaki distal. B.
• Terdiri dari 2 helikel yang
Dimensi dari ukuran normal pegas distalisasi dalam
diposisikan pada gingiva dan 1 mm. C. pegas yang diaktivasi
heliks pada posisi oklusal.
• Lebar loop helikal : 2.5 mm dan
tinggi 6.5 mm
Prinsip desain alat KIDS

• Gaya ringan dan kontinu untuk


mencapai pergerakan molar yang
efisien dan dapat diprediksi
• Rasio gaya-momentum untuk
pergerakan bodili dari molar
pertama
• Kontrol molar 3D selama terapi
distalisasi
• Preservasi penjangkaran
maksimum selama perawatan
• Eliminasi kebutuhan button palatal
Nance untuk menjaga molar tetap
pada posisinya setelah distalisasi
• Ekonomis
Komponen sistem KIDS
• Spring distalisasi
• Akrilik button palatal Nance yang
besar
• Rest oklusal pada gigi penjangkaran
• Guiding tube dengan diameter 1.62
mm (diameter internal 1.2 mm)
• Sliding 1.05 mm untuk tube molar
insersi

A. modifikasi button palatal Nance. 1. Bagian akrilik; 2.


Rest oklusal; 3. Guiding Tube. B. Lokasi guiding tube
pada kurvatur lateral palatum. C. guiding tube
ditempatkan paralel pada dataran oklusal.
Komponen sistem KIDS

A. penempatan tube molar sliding. 1. Segmen doubleback; 2. Segmen


vertikal; 3. Lengan sliding horizontal; b. tube sliding ditempatkan paralel
pada dataran oklusal. C. posisi sliding tube pada guiding tube (button
palatal). D. sliding tube dapat dibuat rata dan disolder pada molar band
Mekanisme aksi KIDS:
• Setelah bonding & sementasi : spring
preaktivasi diikatkan pada aspek
bukal maksila dan sliding segmen
insersi molar diposisikan ke guiding
tube pada button palatal akrilik
paralel ke dataran oklusal
• Spring distalisasi diaktivasi 2 mm
untuk gaya yang kontinu dan ringan
pada molar pertama.
• Karena poin dari aplikasi gaya
terlalu jauh dari pusat resistensi :
dapat menyebabkan tipping molar.
Bend 15 derajat pada kaki spring
menghasilkan momentum yang
menghasilkan tipping dari gaya
spring.
Mekanisme aksi KIDS:
• Guiding tube pada palatal membantu
kontrol tipping dan posisi molar yang
transversal dan vertikal saat
distalisasi.
• Setelah pergerakan distal molar yang
diinginkan tercapai, guiding tube di
cirimp dengan tang utiliti dan rest
oklusal premolar pertama digunting
pada button palatal.
• Crimping guiding tube mendistorsi
kedua komponen guiding dan
sliding, sehingga mencegah sliding
anterior ketika spring distalisasi
dilepaskan.
Laporan Kasus 1

• Maloklusi klas II yang memerlukan


distalisasi molar maksila
• Crowding anterior maksila
• Hubungan vertikal low angle
• Tidak ada karies & peny. Perio
• M2 belum / baru erupsi

Alat : mini implan + DFD dibuat dari


button akrilik dengan dengan kawat
0.028, satuke arah bukal dari mesial
P dan palatal
Laporan Kasus 1

• kedua lengan ditempatkan


pada tube 0.045 dan disolder
pada band ke M1 maksila
• Setiap lengan ada 2 stop ;
mesial dari tube untuk
• Miniscrew (mondeal dukung coil spring NiTi dan
medical systems) piston gaya distalisasi (250-
• Button akrilik menjadi 300 g) ke molar
penjangkaran pada • Stop lain nya lebih ke distal
palatum anterior
• 2 Mini implan panjang 11
mm dan diameter 2 mm
Laporan Kasus 1

A. sebelum DFD, dengan impaksi kaninus; B. Setelah distalisasi dengan DFD; C.


Setelah DFD dilepas; D. Lengkung maksila yang sudah dirawat.

• Pencetakan band yang • Alat tsb disemen ke M1 dan button


disesuaikan dengan M1 akrilik & button akrilik ditahan pada
maksila palatum untuk perforasi melalui
• Band dipindahkan ke cetakan lubang mini implan sebelumnya &
dengan menuang plaster setting akhir DFD ke palatum
untuk membuat alat • Distalisasi berlanjut hingga
• 2 perforasi pada button Nance, hubungan molar jadi klas I
• Lengan vestibular dilepas, alat
satu di belakang, satu di regio
dipakai hingga C klas I (6-8 bulan)
anterior palatum
Model studi dan sefalogram lateral diambil setelah DFD
dipasangkan (T1) dan saat selesai distalisasi (T2)

Pengukuran sefalometri, dataran dan sagital, vertikal dan angular. Pengukuran sefalometri dan dataran. 1.
Midpoin oklusal dari molar pertama maksila (U6mp); 2. Tip cusp vestibular dari premolar kedua maksila (U5); 3.
Tip insisal insisivus sentralis maksila (U1); 4. Cusp molar pertama maksila (U6mc); 5. Poin furkasi molar
pertama maksila (U6f); 6. Midpoin dari bearing metal (Mb); 7. Frankfurt horizontal (FH); 8. Dataran mandibula
(MP); 9. Sella tegak lurus FH (y-axis). Pengukuran sagital: U6mp ke y-axis, U5 ke y-axis, U1 ke y-axis.
Pengukuran vertikal : U6mp-FH, U6mc-FH, U5-FH, U1-FH. Pengukuran angular : 10, U6mp-FH; 11. U5-FH; 12.
U1-FH; 13. MP-FH.
Efek dentoalveolar dan skeletal pada alat DFD
Laporan Kasus 2

• Rerata usia laki-laki 13.1 tahun, wanita


13.7 tahun

• Maloklusi klas II unilateral

• Lengkung RB aligned

• Gigi M2 maksila sudah erupsi sempurna

• Pasien high angle, sudut dataran


mandibula-SN > 40 dieksklusikan

• Perawatan dengan keles slider


Laporan Kasus 2

• M klas 1 & P maksila di banding


dan tube diameter 1.1 mm
disolder pada palatal band M1
• Band M & P dicekatkan dengan
kawat SS ke button Nance
• Button akrilik = bite plane anterior
untuk meningkatkan distalisasi
molar & perbaiki deepbite anterior
(gambar a)
Laporan Kasus 2

• Kawat SS diameter 0.9 mm


ditanam pada akrilik 5 mm apikal
ke margin gingiva dari M1
melewati tube dan paralel ke
dataran oklusal (gambar b)
Laporan Kasus 2

• Untuk distalisasi molar : coilspring NiTi


panjang 2 cm diameter 0.9 mm
dipasangkan antara screw dari kawat &
tube
• Gaya opencoil = 200 g
• Screw lainnya dipasangkan pada sisi
distal dari tube
Laporan Kasus 2

• Setelah sementasi, screw pada bagian


distal tube dihilangkan.

• Sistem ini agar gaya distal konsisten


pada level dari pusat resistensi molar
pertama
Laporan Kasus 2

Gaya distal diaplikasikan pada level psat


resistensi dari molar pertama maksila. A.
Biteplane anterior akrilik, B. kawat untuk
premolar pertama maksila, C. Kawat diameter
0.036 untuk sliding distal dari molar pertama
maksila, D. Screw untuk sktivasi coil spring, E.
Open coil spring NiTi 0.036, F. Tube yang
disolder pada band moalr pertama

• Pasien datang tiap bulan, screw


direaktivasi dengan obeng
• Setelah distalisasi, alat dilepas dan M
distabilkan dengan alat Nance selama 2
bulan sebelum fase ke 2 perawatan orto
Laporan Kasus 2

• Wire marker 0.8 mm diinsersikan secara


vertikal dan dilekatkan pada cap akrilik.

• Keles dan Sayinsu : sulit untuk menentukan inklinasi


dari premolar dan molar kiri dan kanan maksila pada
radiografi sefalometri karena superimposisi dari sisi
kana dan kiri.
Laporan Kasus 2
• Radiografi sefalometri lateral
menunjukkan wire marker

• Marker disementasi sementara dan


radiografi sefalometri lateral diambil dan
dianalisai sebelum dan 2 bulan setelah
pelepasan alat
Laporan Kasus 2

A. pengukuran angulasi yang digunakan pada analisa sefalometri. 1. Sudut anterior antara wire marker dari
molar 1 klas II dan trus horizontal (RP1); 2. Sudut anterior antara wire marker dari premolar pertama klas II dan
true horizontal (RP1); 3. Sudut anterior antara wiremarker insisivus maksila dari sisi klas II dan true horizontal
(RP1); 4. True horizontal (RP1) digambar 7 derajat dari dataran SN; 5. Garis tegak lurus (RP2) digambar ke RP
1: b. Pengukuran linear yang digunakan pada analisa sefalometri. 1,4 : jarak tegak lurus antara wire marker dari
molar 1 klas II dan RP2 dan RP1; 2-5 : jarak tegak lurus antara wiremarker premolar 1 klas II dan RP2 dan
RP1. 3,6 : jarak tegak lurus antara wiremarker dari insisivus maksila dan RP2 dan RP1
Laporan Kasus 2

Rerata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum pada pengukuran sefalometri
Laporan Kasus 2

• Kasus klas II sebelum distalisasi


Laporan Kasus 2

• Kasus klas II setelah distalisasi


Laporan Kasus 2

• Akhir perawatan
Laporan Kasus 2

• Pada mada stabilisasi


button nance, relaps
terjadi pada premolar dan
kaninus
Laporan Kasus 2

• Radiografi panoramik untuk kasus (a) sebelum dan


(b) sesudah distalisasi dari molar 1 klas II
Pembahasan

• 2 mini impln efektif karena button


akrilik menjaga keseimbangan
• Rata-rata waktu : 5 bulan, palatum dan gaya distalisasi bukal
pergerakan 1.2 mm/ bulan dan palatal gigi M1 dengan coil
spring NiTi bilateral
• Tidak ada penyimpangan
vertikal/ horizontal • Pergerakan : bodili

• Intrusi molar tidak signifikan • DFD : alat dengan gaya konstan &
magnitude seimbang pada sisi
(1mm)
bukal & palatal M maksila,
pergerakan ke distal terkontrol
Pembahasan

• Menurut penelitian : efek alat


distalisasi seperti pendulum • Escobar et al : pergerakan
dan mini implan menghasilkan yang ada 6 mm dalam 7.8
distalisasi molar maksila dari bulan.
5.1 mm ke 6.4 mm • Onca et al membandingkan
pergerakan dengan alat
• Kircelii : nilai rerata distalisasi pendulum yaitu 3.4 mm – 4.5
molar 6.4 mm dalam 7 bulan mm dalam 6 bulan.
Pembahasan

• Kircelli et al : 10.9° dengan


distalisasi 6.4 mm
• Escobar et al : 11.3° pada 6
mm distalisasi • Distal jet setelah jumlah
• Oncag 10° pada distalisasi 3.4 tertentu dari distalisasi :
mm pada molar kanan dan 14° adanya resiko pelepasan
pada distalisasi 4.5 mm pada kawat bayonet dari tube
molar kiri dengan penggunaan
pendulum
Pembahasan

• Setelah distalisasi, molar


• Secara klinis : rotasi ringan distabilkan dengan alat Nance
distobukal M1 maksila yang selama 2 bulan sebelum perawatan
telah didistalisasi ortodonti fase kedua. Pergeseran
• Saat stabilisasi button Nance, distal dari premolar pertama dan
kedua dengan bantuan serat
rotasi distobukal diperbaiki transpetal saat masa stabilisasi
dengan pasangkan bend degan button Nance terlihat.
antirotasi • Setelah distalisasi molar, Gianelly
• M1 maksila didistalisasi bodili (1998) menyarankan agar masa
4.9 mm dalam 6.1 bulan stabilisasi 4-5 bulan sebelum
pemasangan braket
Kesimpulan

• Alat DFD + mini implan : maloklusi klas II + distalisasi M


maksila karena pergerakan bodili.

• Gigi P dan anterior mengikuti pergerakan distal molar tanpa


loss of anchorage
Kesimpulan

• Penggunaan SS 0.9 mm pada Keles Slider efektif,


menyebabkan molar bergerak ke distal tanpa tipping dengan
metode terkontrol, friksi minimal.

• Plat akrilik yang lebar pada keles slider efektif untuk


meminimalkan hilangnya penjangkaran dan plat gigitan
anterior menyebabkan pembukaan gigitan dan menaikkan
pergerseran distal dari molar dengan membebaskan gigi
posterior.

Anda mungkin juga menyukai